Anda di halaman 1dari 24

TENUN

Nama anggota kelompok :


1.Agustina Erviana
2.Dhela Auliana
3.Farisya Puspita P.
4.Natasya Gabriela P.S Kelas : XI ipa1
5.Oberto Sinaga
6.Rizky Nurhidayat
7.Septina Putrika U.
8.Wulan Ainun Sari
Pengertian Tenun

Tenun merupakan salah satu seni budaya kain tradisional


lndonesia yang diproduksi di berbagai wilayah di seluruh
Nusantara (Sumatera, Kalimantan, Bali, Sulawesi, lombok,
Sumbawa, dan lainya. Tenun memiliki makna, nilai sejarah, dan
teknik yang tinggi dari segi warna, motif, dan jenis bahan serta
benang yang digunakan dan tiap daerah memiliki ciri khas
masing-masing.

Tenun sebagai salah satu warisan budaya tinggi (heritage)


merupakan kebanggaan bangsa Indonesia, dan mencerminkan jati
diri bangsa. Oleh sebab itu, tenun baik dari segi teknik produksi,
desain dan produk yang dihasilkan harus dijaga dan dilestarikan
keberadaannya, serta dimasyarakatkan kembali penggunaannya .
Sejarah Tenun
Jenis-jenis tenunan
a. Tenun ikat
Tenun ikat adalah kain tenun yang pembentukan ragam hiasnya
dibuat dengan cara mengikat bagianbagian benangnya. Sejarah
pembuatan tenun Nusantara diawali dengan adanya tenun ikat lungsi
yang sudah ada sejak zaman prasejarah.

Tenun ikat lungsi adalah tenun yang teknik pembentukan ragam


hiasnya dibuat dengan cara mengikat benang lungsinya, yaitu benang
yang vertikal. Persebaran tenun ikat lungsi, antara lain di Toraja,
Sulawesi Selatan, Minahasa (Sulawesi Utara), Batak (Sumatra Utara),
Sumba (NTT), Flores, dan di pedalaman Kalimantan.

Pada perkembangan selanjutnya, dikenal pula pembuatan tenun


dengan teknik ikat pakan (jalur horizontal). Bahan-bahan yang
digunakan dalam tenun ikat adalah benang kapas, dapat juga
menggunakan benang sutra alam, seperti pada tenun ikat Nusapenida
(Bali) dan Padang. Tenun ikat ini oleh sebagian masyarakat lebih
dikenal dengan sebutan kain ulos.
b. Tenun songket
Tenun songket atau kain songket adalah jenis kain tenun yang
penciptaannya dimulai setelah adanya tenun ikat. Teknik pembuatan
tenun songket sebenarnya sudah ada sejak zaman prasejarah dengan
adanya teknik pakan tambahan dan lungsi tambahan. Namun kain
songket yang menggunakan benang emas, benang perak, atau benang
sutra mulai diterapkan semenjak adanya hubungan perdagangan
kerajaan di Sumatera dengan orang-orang asing terutama dari Cina.
Benang sutra yang didapatkan dari luar diterapkan dalam kain tenun
yang kemudian dikenal dengan sebutan kain songket.

Pembentukan corak pada tenunan sangat dipengaruhi oleh


bahan-bahan yang digunakan, yang membentuk desain itu sendiri.
Ada desain benang sutra yang ditempatkan di atas dasar benang
kapas. Ada desain yang terbentuk dari jenis benang yang sama,
misalnya dari sesama benang kapas atau sesama benang sutra, atau
dari jenis benang lainnya. Daerah-daerah tertentu di Indonesia yang
menjadi awal pembuatan songket, antara lain Palembang (Sumsel),
Donggala (Sulteng), Bugis (Sulsel), dan Bali.
Contoh kain tenun di nusantara

1. Tenun ulos

Kain ini adalah satu busana khas Indonesia, secara


turun temurun ulos dikembangkan oleh masyarakat
Batak, Sumatera utara. Warna dominan pada kain ini
adalah merah, hitam, dan putih yang dihiasi oleh ragam
tenunan dari benang emas atau perak.
2. Tenun Grising

Kain gringsing adalah satu-satunya kain tenun


tradisional Indonesia yang dibuat menggunakan teknik
teknik dobel ikat dan memerlukan waktu 2-5 tahun. Kain ini
berasal dari Desa Tenganan, Bali. Umumnya, masyarakat
tersebut memiliki kain gringsing berusia ratusan tahun yang
digunakan dalam upacara khusus. Kata gringsing berasal
dari gring yang berarti ‘sakit’ dan sing yang berarti ‘tidak’,
sehingga bila digabungkan menjadi ‘tidak sakit’. Maksud
yang terkandung di dalam kata tersebut adalah seperti
penolak bala. Di Bali, berbagai upacara, seperti upacara
potong gigi, pernikahan, dan upacara keagamaan lain,
dilakukan dengan bersandar pada kekuatan kain gringsin.
3. Tenun Sumba

Tenun sumba adalah salah satu bentuk seni kerajinan yang


dihasilkan oleh kum perempuan dari Sumba, Nusa
Tenggara Timur (NTT).

Kerajinan tenun itu berupa sehelai kain yang penuh hiasan


dekoratif yang indah, dengan disain menarik, komposisi
harmonis, dan bentuk-bentuk ragam hiasnya mempunyai
karakteristik tersendiri.
4. Tenun lurik

Kain lurik adalah salah satu kain tenun nusantara yang


tumbuh dan berkembang di Pulau Jawa. Dan ada berbagai
penemuan sejarah memperlihatkan bahwa kain tenun lurik telah
ada di Jawa sejak zaman pra sejarah. Ini dapat dilihat dari
berbagai prasasti yang masih tersisa, misalnya Prasasti
peninggalan zaman Kerajaan Mataram (851 – 882 M) menunjuk
adanya kain lurik pakan malang. Prasasti Raja Erlangga dari
Jawa Timur tahun 1033 menyebutkan kain tuluh watu, salah
satu nama kain lurik. Dan lebih memperkuat pendapat bahwa
tenun telah dikenal lama di Pulau Jawa adalah  pemakaian kain
tenun pada arca-arca dan relief candi yang tersebar di Pulau
Jawa. Tiga daerah utama penyebaran Lurik di Pulau Jawa
adalah Yogya, Solo dan Tuban.
5. Tenun Toraja

Kain Tenun Toraja merupakan Simbol yang khas keterikatan


manusia dengan alam dan lingkungannya dan salah satu warisan leluhur
yang masih di jaga kelestariannya sampai saat ini. Kain Ini memiliki
kedudukan yang sangat tinggi dalam budaya masyarakat Toraja .

Kain tenun memegang peranan penting dalam berbagai upacara


adat, juga berfungsi sebagai simbol kemakmuran dan kejayaan. Di masa
lampau hanya orang-orang tertentu saja yang mampu memiliki kain-
kain tersebut misalnya kaum bangsawan atau masyarakat ekonomi
mampu. Untuk dapat memiliki kain-kain tersebut mereka harus
menukarnya dengan hewan ternak misalnya kerbau yang secara ekonomi
memiliki nilai tinggi dan seikat kain juga digunakan untuk membayar
pajak dan sebagai tanda perdamaian antara kelompok-kelompok
aristokrat yang berperang.
6. Tenun Ikat Troso

Tenun ikat troso atau kain ikat troso adalah kriya tenun Jepara
tepatnya dari Desa Troso dan berupa kain yang ditenun dari
helaian benang pakan atau benang lungsin yang sebelumnya
diikat dan dicelupkan ke dalam zat pewarna alami.

Alat tenun yang dipakai adalah alat tenun bukan mesin. Kain
ikat dapat dijahit untuk dijadikan pakaian dan perlengkapan
busana, kain pelapis mebel, atau penghias interior rumah.
7. Tenun Buna Insana

Kain Tenun asal Nusa Tenggara Timur (NTT) ini adalah


kain tenun full handmade (sepenuhnya dikerjakan secara
manual atau menggunakan tangan manusia) yang saat ini
banyak di cari oleh para pecinta kain nusantara.

Kain buna dengan warna yang yang indah dan full colour
sangat cocok dijadikan sebagai tas tenun buna, baju tenun
atau tas dan aneka sovenir lainnya.
8. Tenun Pandai Sikek

Jenis kain tenun dari Sumatra Barat ini dapat


digolongkan sebagai songket karena menggunakan
benang emas dan perak saat pembuatannya. Tidak hanya
itu, ada pula campuran benang katun pada jenis kain ini
sehingga nyaman sangat dipakai.
9. Songket Jambi

Bisa dibilang, tenun songket merupakan salah satu hasil


budaya Jambi yang namanya sudah dapat dibanggakan ke
mana-mana.
Tidak hanya mengandalkan teknik tenun yang tidak mudah,
songket Jambi pun unggul dalam hal pemberian motif.
Tentunya pula, tiap motif yang ada dalam songket Jambi
memiliki maknanya masing-masing.
10. Songket Palembang

Dipercaya bahwa masyarakat Palembang sudah mulai


mengenal teknik menenun songket dari zaman Kerajaan
Sriwijaya. Tidak mengherankan pula jika hingga kini Palembang
terkenal sebagai daerah penghasil songket-songket berkualitas
dengan beragam motifnya yang cantik. Untuk motifnya sendiri,
songket dari daerah ini tidak memiliki perbedaan yang terlalu
jauh dari songket Jambi sebab kedua wilayahnya berdekatan.
11. Tenun Doyo

Jenis tenun dari Kalimantan ini termasuk tenun ikat yang


benangnya dibuat dari bahan dasar serat daun khas yang ada di
daerah tersebut. Tidak hanya memakai material khas di
wilayahnya, motif-motif tenun doyo pun mengambil corak dari
bentuk hewan, tumbuhan, hingga cerita mitologi yang
berkembang di suku Dayak yang ada di kawasan itu.
12. Tenun Sambas

Kamu akan sulit mengalihkan pandangan jika sudah


melihat pesona dari tenun asal Kalimantan Barat ini. Termasuk
jenis kain tenun pakan yang kerap dihiasi benang emas, tenun
sambas memberikan keunikannya dengan adanya motif pucuk
rebung yang menyerupai tunas bambu di hampir tiap kainnya.
Maknanya sendiri adalah kerendahan hati dan semangat untuk
terus maju.
13. Tenun Buton

Tenun Buton merupakan jenis kain yang memiliki


banyak pilihan warna. Kamu bisa menemukan tenun Buton
dalam warna merah, oranye, biru, hingga hijau. Semuanya
melambangkan alam yang ada di kawasan tersebut. Tidak
hanya untuk pakaian adat, tenun di Buton kerap pula
dijadikan hiasan dinding.
14. Tenun Donggala

Jenis tenun yang dulunya biasa dipakai untuk berbagai


acara besar—seperti pesta pernikahan—ini sekarang mulai
dipakai guna beragam kegiatan sehari-hari. Bahkan tenun
donggala sudah dianjurkan sebagai pakaian dinas di kawasan
Donggala, Sulawesi Tengah. Selain untuk acara gembira, seperti
pesta pernikahan dan penjamuan tamu, tenun Donggala juga
kerap dipakai sebagai lambang kedukaan, yakni kain tenun
Donggala yang berwarna hitam atau ungu.
15. Tenun Nusa Tenggara Timur

Jenis tenun ikat di NTT biasa digunakan untuk beragam


kegiatan sehari-hari. Mulai dari dijadikan selendang sampai
untuk sarung bantal, tenun di NTT rasanya sudah menjadi
bagian dari aktivitas masyarakat. Secara motif, tenun NTT lebih
memiliki corak yang mengambil pemandangan dari alam di
sekitarnya, seperti hewan-hewan. Makanya, kamu bisa
menemukan motif burung, kuda, kerbau, sapi, dan burung.
Rata-rata, motifnya sendiri bermakna keberanian dan kekuatan.
16. Tenun Tapis

Kain asal Lampung dengan berbagai motif lokal


yang khas sekali. Belum banyak yang memakai kain
jenis ini untuk dibuat dress ataupun kemeja karena
ini termasuk kain adat yang hanya dipakai pada
momen-momen tertentu. Rata-rata harga selembar
kain Tapis adalah satu juta rupiah.
Tips Untuk Memelihara Kain Tenun

1.Kain tenun sebaiknya digulung mengelilingi batang pralon atau


karton seperti menyimpan tekstil modern tetapi kain tenun
hendaknya dilapisi dahulu dengan kertas minyak, kertas roti atau
kertas kopi. Jangan sekali-kali menggunakan kertas koran.
2.Kemudian kain dibungkus plastik disimpan dalam lemari dan
diletakkan berdiri atau miring.
3.Lemari penyimpanan di beri butir-butir lada atau cengkeh yang
ditakuti rayap atau ngengat.
4.Kain tidak boleh di dry clean atau di laundry jadi hanya diangin-
anginkan.

Anda mungkin juga menyukai