Anda di halaman 1dari 19

EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

“PENGOLAHAN KARDUS BEKAS MENJADI LACI MINI”

DOSEN PEMBIMBING :
Ermi Tety, SP., M.Si

OLEH :

HERMANSYAH (1706110891)
SHARIN IKKA NURMAIDA (1706111143)
ANASTASIA SINAGA (1706111301)
JOKO APRILIANTO (1706122875)

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pengolahan Kardus Bekas Menjadi
Laci Mini”. Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan
makalah ini, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Ermi Tety, SP., M.Si., selaku dosen mata kuliah Ekonomi Sumber Daya
Alam dan Lingkungan, yang telah memberikan bimbingan kepada kami.
2. Rekan-rekan kelompok, yang turut aktif menyelesaikan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

PENULIS
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Permasalahan sampah di Indonesia bukan lagi rahasia umum. Belakangan ini
permasalahan sampah yang semakin hari semakin menggunung sudah menjadi topik
perbincangan yang cukup menyedot perhatian setiap kalangan. Permasalahan sampah
sudah menjadi santapan sehari-hari bagi masyarakat Indonesia. Berbagai jenis sampah
telah mewarnai setiap sudut pandang kita. Sampah merupakan hal yang serius yang
harus ditangani segera. Bisa dibayangkan sekian kubik sampah dibuang oleh rumah
tangga dan industri. Dan mau tidak mau kita harus mengakui bahwa bangsa Indonesia
ini masih kurang memahami tentang sampah.
Berbagai cara telah ditempuh oleh Pemerintah dan sebagian masyarakat untuk
mengurangi volume sampah di Indonesia. Namun tetap saja sampah masih menumpuk
dan menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat sekitar. Oleh karena itu, sebagai
jalan alternatif saya mencoba untuk memanfaatkan kardus kemasan minuman dan
kardus bekas lainnya yang tidak terpakai menjadi sebuah laci mini yang unik serta
bernilai jual tinggi.
Pembangunan sumber daya alam (SDA) dan lingkungan hidup (LH) diarahkan
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan tetap mempertimbangkan prinsip-
prinsip keberlanjutan pembangunan nasional di masa mendatang. Terciptanya
keseimbangan antara pemanfaatan dan kelestarian SDA dan LH merupakan prasyarat
penting bagi terlaksananya keberlanjutan pembangunan SDA dan LH tersebut.
Pemanfaatan SDA yang terkendali dan pengelolaan LH yang ramah lingkungan akan
menjadi salah satu modal dasar yang sangat penting bagi pembangunan nasional secara
keseluruhan. Selain itu, ketersediaan SDA juga mampu memberikan sumbangan yang
cukup berarti terhadap pembangunan ekonomi. Pada tahun 2001, sumbangan sektor
sumber daya alam terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional adalah sekitar 30
persen dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 57 persen dari total penyerapan
lapangan kerja nasional. Namun akibat dari pemanfaatan SDA dan LH yang bersifat
eksploitatif, keseimbangan dan kelestariannya mulai terganggu. Oleh karena itu, dalam
rangka menjaga keseimbangan dan kelestariannya telah dilakukan berbagai langkah
dan tindakan strategis menurut bidang pembangunan yang tercakup dalam
pembangunan SDA dan LH.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang diperoleh yaitu :
1. Bahan baku apa saja yang digunakan untuk membuat laci mini?
2. Bagaimana tahap pembuatan laci mini?
3. Apa saja keunggulan dan kelemahan dari laci mini tersebut?
4. Berapa biaya produksi yang dikeluarkan untuk membuat laci mini?
5. Apakah laci mini layak untuk dijual?

1.3. Tujuan dan Manfaat


Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari makalah ini adalah :
1. Mengetahui bahan baku yang digunakan dalam pembuatan laci mini.
2. Mengetahui tahap pembuatan laci mini.
3. Mengetahui keunggulan dan kelemahan dari laci mini.
4. Mengetahui biaya produksi yang dikeluarkan untuk membuat laci mini.
5. Mengetahui kelayakan laci mini untuk dijual melalui analisa RCR dan BEP.
Sedangkan manfaat dari makalah adalah untuk mengolah bahan baku yang
merupakan kardus bekas agar bisa dimanfaatkan dan didaur ulang menjadi barang yang
bernilai ekonomis tinggi seperti membuat kerajinan-kerajinan dari kardus, dan pernak
pernik lainnya yang bisa dimanfaatkan oleh manusia sebagai hiasan yang ramah
lingkungan dan bernilai estetis
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Bahan Baku


Bahan baku adalah bahan yang digunakan dalam membuat produk di mana
bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya (atau merupakan bagian
terbesar dari bentuk barang). Bahan baku utama dalam pembuatan laci ini adalah
kardus bekas. Kardus (corrugated paper) merupakan bahan kemasan yang digunakan
untuk melindungi suatu produk selama distribusi dari produsen ke konsumen. Dalam
hal ini alat dan bahan yang digunakan adalah sebagi berikut:
1. Kardus Bekas (disarankan untuk menggunakan kardus yang memiliki ketebalan
sekitar 1cm, jika kardus yang digunakan tipis akan mudah patah dan bentuknya
kurang bagus)
2. Cutter / Pen Cutter dan Gunting ( ukuran pen cutter yang kecil akan memudahkan
anda untuk memotong lubang-lubang di bagian tengah yang kecil dan Gunting
berfungsi untuk memotong bagian bagian yang diperlukan)
3. Kertas Kado dan Kertas Plastik (untuk memberikan tampilan yang lebih menarik)
4. Lem Tembak / Lem Kayu, Lem Double Tips dan Lem Selotip (lem ini berfungsi
untuk menyatukan bagian-bagian dari kerangkan agar lebih kokoh, dan tidak
mudah terlepas)
5. Alat Tulis (untuk mengukur dan memberi tanda pada kardus yang ingin diukur dan
dipotong).

2.2. Tahapan Pembuatan


Dari alat dan bahan yang telah disediakan, langkah selanjutnya adalah tahapan
dalam pembuatan laci mini dari kardus bekas :
1. Potong-potong kardus bekas dengan cutter dan pen cutter menjadi beberapa bagian
seperti, bagian belakang, samping kanan dan kiri, atas dan bawah, juga bagian
tengah untuk tempat laci-laci kecil. Sesuaikan ukuran rak yang ingin dibuat dengan
ukuran kardus bekas yang anda miliki. Untuk bagian luar dari laci mini tersebut
ukuran yang diperlukan adalah :
 16,5 cm x 17 cm sebanyak 6 buah
 16,5 cm x 6 cm sebanyak 6 buah
 17 cm x 6 cm sebanyak 6 buah
 17 cm x 18 cm sebanyak 3 buah
Untuk bagian dalam dari dalam laci mini tersebut ukuran yang diperlukan adalah
:
 14 cm x 15 cm sebanyak 3 buah
 15,5 cm x 5 cm sebanyak 3 buah
 14 cm x 5 cm sebanyak 3 buah
Clip Bulat (digunakan untuk aksesoris mempercantik pegangan pada laci) dengan
diameter 3-4 cm dengan ketebalan 10 kali, sebanyak 3 buah
2. Susun semua bagian dari potongan kardus menjadi satu. Mulai dari bagian
belakang dari rak sampai bagian lagi kecil ditengah.
3. Setelah semua bagian terlihat rapi dan pas presisi, langkah selanjutkan adalah
memberi warna pada rak agar tampilannya lebih menarik. Ada beberapa cara yang
bisa anda lakukan seperti membungkus dengan kertas kado dan dilanjutkan dengan
kertas plastik. Lepas Semua bagian, kemudian lapisi dengan kertas polos, anda
juga bisa menggunakan kertas bermotif dan warna sesuai keinginan.
4. Jika Semua sudah dilapisi kertas, pasang kembali seperti cara tadi memasangnya,
tapi kali ini gunakan lem tembak untuk merekatkan setiap bagian agar hasilnya
kuat dan tidak mudah rusak. Kemudian rapikan setiap bagian yang masih terlihat
berantakan.

2.3. Keunggulan dan Kelemahan Produk serta Cara Mengatasi Kelemahan


Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk
digunakan secara biasa atau khusus dalam produksi atau pemakaian; barang rusak atau
cacat selama manufaktur; atau materi berlebihan atau buangan. (Kamus Istilah
Lingkungan, 1994). Secara sederhana sampah dalam rumah dapat kita bagi menjadi 3
kategori, yakni sampah beracun,seperti batere bekas, bola lampu bekas dan barang-
barang yang mengandung zat kimia. Kemudian sampah padat yang tidak dapat diurai,
seperti plastik, botol, kaleng, dsb. Dan terakhir barang-barang yang masih dapat diurai
oleh tanah seperti sisa sayuran, daun-daun, dsb. Artinya mengurangi tingkat kebutuhan
akan sampah, menggunakan kembali sampah-sampah yang telah ada dan mendaur
ulang sampah-sampah yang telah terpakai.
Salah satu sampah yang dapat didaur ulang adalah kardus. Kardus ini memiliki
tekstur yang indah. Dari kardus kita dapat membuat beraneka ragam kerajinan tangan.
Kardus (corrugated paper) merupakan bahan kemasan yang digunakan untuk
melindungi suatu produk selama distribusi dari produsen ke konsumen. Kardus terbuat
dari bahan dasar berupa kertas yang diketahui mudah sekali mengalami kerusakan.
Walaupun begitu, sampah kardus tetap saja dapat menimbulkan masalah yang dapat
menganggu kebersihan dan keindahan lingkungan.
Di Indonesia pemanfaatan sampah kardus masih belum dilakukan dengan
optimal. Padahal sampah kardus yang sudah tidak terpakai tersebut dapat dimanfaatkan
kembali melalui proses daur ulang. Pada prinsipnya seluruh kardus dapat didaur ulang,
kecuali kardus bekas tersebut sebagai pembungkus bahan berbahaya dan berracun
(B3). Limbah kardus seperti ini sebaiknya ditinggalkan dan jangan digunakan karena
akan membahayakan si pembuat kertas itu sendiri dan lingkungan sekitarnya. Tujuan
dari pembuatan kerajinan barang bekas atau yang tidak terpakai ini adalah
memanfaatkan barang bekas menjadi barang yang terpakai dan tidak terbuang
percuma. Dalam hal ini setiap barang bekas pasti memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Dan ini adalah keunggulan dan kelemahan dari kardus bekas
diantaranya adalah :
Keunggulan :
1. Lebih menghemat biaya karena terbuat dari kardus bekas, belum tentu dibeli.
2. Menghemat waktu produksi barang (membuat).
3. Kreatif serta inovatif
4. Menghasilkan uang apabila dijual.
Kelemahan :
1. Kualitas barang yang kurang baik dan bagus mudah basah bila terkena air.
2. Tenaga akan terkuras cukup banyak.
3. Memakan waktu yang cukup lama dan rumit.
Dalam hal ini hal yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang paling penting
pada bahan berdasarkan kardus adalah mudah basah bila terkena air, maka hal yang
dapat dilakukan untuk mengatasi kelemahan ini adalah dengan menggunakan kertas
plastik, yang dimana plastik dapat mencegah terjadinya basah pada produk berbahan
baku kardus.

2.4. Biaya Produksi


Menurut Sutrisno (2012), biaya produksi adalah biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk selesai. Biaya ini
dikeluarkan oleh departemen produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Menurut Ismaya (2010) dalam
kamus akuntansi, biaya produksi adalah biaya untuk memproduksi yang terdiri
dari bahan langsung, upah langsung, dan biaya tidak langsung. Mulyadi
(2012), mengemukakan bahwa biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi
untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Menurut
Ardiyos (2010) dalam Kamus Besar Akuntansi, production cost (biaya produksi)
adalah biaya yang terjadi untuk menghasilkan suatu produk atas jasa, biaya-biaya
ini dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis: bahan langsung (direct material), tenaga
kerja langsung (direct labour), dan overhead pabrik (factory overhead).
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa biaya produksi
merupakan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi yang digunakan
untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi yang terdiri dari biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Menurut Hansen Mowen
(2004) Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan
penyediaan jasa.
Dari definisi diatas, dapat diambil pengertian bahwa biaya produksi
merupakan semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi untuk
menghasilkan barang jadi. Fungsi produksi itu sendiri merupakan suatu fungsi
yang terdapat di dalam perusahaan yang kegiatannya berhubungan dengan
pengolahan bahan baku menjadi barang jadi yang siap untuk dijual. Dengan
adanya perencanaan biaya produksi, diharapkan dapat membantu pimpinan dalam
memperkirakan jumlah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead
pabrik.
Dalam pembuatan produk laci mini, biaya produksi yang dikeluarkan adalah
biaya bahan baku. Berikut rincian biaya produksi dalam pembuatan laci mini :
Tabel 1. Biaya Alat yang Dikeluarkan
No Alat Jumlah Harga/unit Umur Ekonomis Penyusutan
1 Gunting 2 3000 3 1800
2 Cutter 1 5000 3 1500
3 Penggaris 1 3000 3 900
4 Lem Tembak 1 20000 3 6000
TOTAL 10200

Tabel 2. Biaya Bahan yang Dikeluarkan


No Bahan Jumlah Harga/unit Harga
1 Kardus 0 0 0
2 Kertas Kado 4 2000 8000
3 Kertas HVS 20 100 2000
4 Isi lem tembak 2 2500 5000
5 Selotip 1 1000 1000
6 Doubletip 1 5000 5000
7 Kertas bening 1 1000 1000
TOTAL 22000
2.5. Analisa RCR dan BEP
2.5.1. Analisa RCR (Revenue Cost Ratio)
Revenue Cost Ratio(RCR) adalah perbandingan revenue pendapatan kotor atau
dengan total pendapatan dengan variable cost atau biaya produksi secara
keseluruhan (Imelda 2011). Jika nilai RCR lebih besar dari satu berarti usaha
tersebut sudah mengalami keuntungan dan jika lebih kecil dari satu maka
perusahaan belum mengalami keuntungan sehingga masih diperlukan
pembenahan, untuk RCR sama dengan satu maka cash inflow aliran masuk sama
dengan cash outflow aliran kas keluar (Sudrajat 2008 dalam Imelda 2011). Semakin
besar nilai RCR semakin besar pula tingkat keuntungan yang akan diperoleh dari
usaha tersebut. Adapun rumus RCR adalah sebagai berikut :
TR
RCR =
TC
Keterangan :
RCR : Kelayakan
TR : Total Penerimaan
TC : Total Biaya
Untuk mengetahui nilai RCR pada produk laci mini, dapat diketahui dengan
mengoperasikan rumus RCR.
Diketahui :
Price : Rp40.000
Jumlah :1
TR : Q x P = 1 x 40.000 = Rp40.000
TC : TFC + TVC = Rp10.200 + Rp22.000 = Rp32.200
TR 40.000
RCR : = = 1,24
TC 32.200

Analisis RCR digunakan untuk mengetahui kelayakan suatu produk dengan


memperbandingkan antara total penerimaan dengan total biaya dengan kriteria jika
RCR >1 = “Untung” berarti bahwa produk layak untuk diusahakan, jika RCR = 1 =
“Impas” yang berarti tidak rugi dan tidak untung atau bahwa produk tidak mengalami
kerugian, dan RCR < 1 = “Rugi” artinya adalah bahwa produk tidak layak diusahakan.
Sesuai dengan analisis efisiensi tersebut, maka didapat bahwa laci mini layak untuk
diusahakan dikarenakan laci mini memiliki RCR >1 =”Untung” dengan penerimaan
(TR) sebesar Rp40.000 dibagi dengan biaya total (TC) sebesar Rp32200 sehingga
didapat hasil R/C ratio adalah sebesar 1,24.

2.5.2 Analisis BEP


Menurut Prasetya dan Lukiastuti (2009) analisis Break Even Point adalah
suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan satu titik, dalam unit atau rupiah,
yang menunjukkan biaya sama dengan pendapatan. Titik tersebut dinamakan
titik BEP. Dengan mengetahui titik BEP, analis dapat mengetahui pada volume
penjualan, berapa perusahaan mencapai titik impasnya, yaitu tidak rugi, tetapi
juga tidak untung sehingga apabila penjualan melebihi titik itu, maka
perusahaan mulai mendapatkan untung.Menurut Yamit (1998) BEP dapat
diartikan suatu keadaan dimana total pendapatan besarnya sama dengan total
biaya (TR=TC).
Menurut Prawirosentono (2001) Break Even Point (BEP) dapat dihitung
secara matematis dan grafik. Secara matematis dijelaskan melalui formula sebagai
berikut:
TFC
BEP (Rp) = TVC
1- s

Keterangan :
TFC : Jumlah biaya tetap
TVC : Jumlah biaya variable
S : Volume penjualan
Untuk mengetahui nilai BEP pada produk laci mini, dapat diketahui dengan
mengoperasikan rumus BEP.
Diketahui :
TFC : Rp10.200
TVC : Rp22.000
S : Rp40.000
10200
BEP (Rp) = 22000 = 22666,67
1- 40000

Jadi, berdasarkan uraian di atas, didapatkan nilai BEP dalam rupiah sebesar
22.666,67 artinya dalam penjualan laci mini harus didapatkan Rp22.666,67 agar
mencapai titik impas atau balik modal.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan isi makalah, kesimpulan yang dapat diambil adalah :
1. Dalam hal ini alat dan bahan yang digunakan adalah sebagi berikut:
 Kardus Bekas (disarankan untuk menggunakan kardus yang memiliki
ketebalan sekitar 1cm, jika kardus yang digunakan tipis akan mudah patah
dan bentuknya kurang bagus)
 Cutter / Pen Cutter dan Gunting ( ukuran pen cutter yang kecil akan
memudahkan anda untuk memotong lubang-lubang di bagian tengah yang
kecil dan Gunting berfungsi untuk memotong bagian bagian yang
diperlukan)
 Kertas Kado dan Kertas Plastik (untuk memberikan tampilan yang lebih
menarik)
 Lem Tembak / Lem Kayu, Lem Double Tips dan Lem Selotip (lem ini
berfungsi untuk menyatukan bagian-bagian dari kerangkan agar lebih
kokoh, dan tidak mudah terlepas)
 Alat Tulis (untuk mengukur dan memberi tanda pada kardus yang ingin
diukur dan dipotong).
2. Tahapan pembuatan laci mini :
 Potong-potong kardus bekas dengan cutter dan pen cutter menjadi beberapa
bagian seperti, bagian belakang, samping kanan dan kiri, atas dan bawah,
juga bagian tengah untuk tempat laci-laci kecil.
 Susun semua bagian dari potongan kardus menjadi satu. Mulai dari bagian
belakang dari rak sampai bagian lagi kecil ditengah.
 Setelah semua bagian terlihat rapi dan pas presisi, langkah selanjutkan
adalah memberi warna pada rak agar tampilannya lebih menarik. Ada
beberapa cara yang bisa anda lakukan seperti membungkus dengan kertas
kado dan dilanjutkan dengan kertas plastik. Lepas Semua bagian, kemudian
lapisi dengan kertas polos, anda juga bisa menggunakan kertas bermotif
dan warna sesuai keinginan.
 Jika Semua sudah dilapisi kertas, pasang kembali seperti cara tadi
memasangnya, tapi kali ini gunakan lem tembak untuk merekatkan setiap
bagian agar hasilnya kuat dan tidak mudah rusak. Kemudian rapikan setiap
bagian yang masih terlihat berantakan.
3. Keunggulan :
 Lebih menghemat biaya karena terbuat dari kardus bekas, belum tentu
dibeli.
 Menghemat waktu produksi barang (membuat).
 Kreatif serta inovatif
 Menghasilkan uang apabila dijual.
Kelemahan :
 Kualitas barang yang kurang baik dan bagus mudah basah bila terkena air.
 Tenaga akan terkuras cukup banyak.
 Memakan waktu yang cukup lama dan rumit.
Hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelemahan ini adalah dengan
menggunakan kertas plastik, yang dimana plastik dapat mencegah terjadinya
basah pada produk berbahan baku kardus.
4. Biaya produksi yang dikeluarkan untuk membuat laci mini adalah biaya alat
dan bahan. Total dari biaya produksi sebesar Rp32.200.
5. Laci mini layak untuk diusahakan dikarenakan laci mini memiliki RCR >1
=”Untung” dengan penerimaan (TR) sebesar Rp40.000 dibagi dengan biaya
total (TC) sebesar Rp32200 sehingga didapat hasil R/C ratio adalah sebesar
1,24. Nilai BEP dalam rupiah sebesar 22.666,67 artinya dalam penjualan laci
mini harus didapatkan Rp22.666,67 agar mencapai titik impas atau balik modal.

3.2. Saran
Sebaiknya sisa bahan yang tersisa dari pembuatan ini dapat dimanfaatkan
menjadi karya-karya yang lain lagi. Jangan langsung di buang saja Mengingat juga
karya ini kita buat dengan menggunakan bahan yang sederhana yang sudah tidak
terpakai lagi sehingga semua digunakan dalam membat karya ini dapat seekonomis
mungkin. Juga disarankan berhati-hati dalam mengerjakan prakarya ini sebab
memerlukan ketelitian dan kehati-hatian yang tinggi. Membuat parakarya
menggunakan hati dan imajinasi sehingga tercipta suatu karya yang indah dan
bermanfaat sehingga para penilai atau yang meliatnya tertarik pada karya yang dibuat.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai