Anda di halaman 1dari 16

E-MODUL PEMBELAJARAN APRESIASI BATIK

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Pekalongan


Kelas/Semester : X/1
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Mata Pelajaran : SENI BUDAYA
Kompetensi Keahlian : Seluruh Kompetensi Keahlian
Jumlah Pertemuan : 4 x Pertemuan (4x45 menit)

A. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.2.1 Menjelaskan konsep batik
3.2.2 Menjelaskan unsur batik
3.2.3 Menjelaskan jenis motif batik
3.2.4 Menjelaskan kritik apresiasi karya batik
4.2.1 Membuat apresiasi karya batik

B. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah menyimak penjelasan guru, siswa mampu menjelaskan konsep batik dengan baik
2. Setelah menyimak penjelasan guru, siswa mampu menjelaskan unsur batik dengan baik
3. Setelah melaksanakan diskusi kelompok, siswa dapat mejelaskan jenis motif batik dengan baik
4. Setelah menyimak penjelasan guru, siswa dapat menjelaskan kritik apresiasi karya batik
5. Setelah menyimak penjelasan guru, siswa mampu membuat apresiasi karya batik secara tertulis

C. Materi Pembelajaran
1. Konsep Batik
2. Unsur Batik
3. Jenis Motif Batik
4. Kritik Apresiasi Batik

D. Media Pembelajaran
1. LCD Projector
2. Powerpoint
3. Gambar-gambar batik
4. Kartu apresiasi
5. Gadget
6. Akses internet

E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama – Pretest Materi dan Pembahasan Materi Konsep, Unsur Batik dan Komparasi Jenis
Motif Batik
2. Pertemuan Kedua – Pembahasan Materi Jenis Motif Batik (Klasifikasi)
3. Pertemua Ketiga – Pembuatan tulisan kritik apresiasi karya batik menggunakan media isntagram
4. Pertemuan Keempat – Kuis Interaktif Sistem Online (Quizziz/Kahoot)

F. Rancangan Penilaian Pembelajaran


1. Penilaian pengetahuan : Tes tertulis uraian
2. Penilaian keterampilan : Membuat kritik apresiasi batik

PENILAIAN PENGETAHUAN - Tes Tertulis : Pilihan Ganda


Indikator Soal No Soal Jenis Soal
- Konsep batik 1–5 Pilihan Ganda
- Unsur batik 6 – 10
- Jenis motif batik 11 – 15
- Kritik apresiasi karya batik 16 - 20

PENILAIAN KETERAMPILAN - Membuat kritik apresiasi gambar batik


Aspek penilaian keterampilan:
 Deskrispsi karya
 Analisis karya
 Interpretasi karya
 Evaluasi Karya
MATERI APRESIASI BATIK

A. KONSEP BATIK
Seni kerajinan batik merupakan salah satu seni kerajinan khas Indonesia yang
keberadaannya sudah berabad-abad lamanya. Kerajinan ini merupakan salah satu warisan
seni budaya bangsa yang bernilai tinggi.
Kata batik merupakan gabungan dua kata bahasa Jawa amba yang berarti kain yang
lebar dan titik yang bermakna titik (Musman, 2011:1). Artinya batik merupakan titik-titik
yang digambar pada media kain yang lebar sedemikian sehingga menghasilkan pola-pola
yang indah. Batik dapat pula diambil dari kata kata mbat dan tik. Mbat dalam bahasa Jawa
dapat diartikan sebagai ngembat atau melempar berkali-kali, sedangkan tik berasal dari kata
titik. Jadi, membatik artinya melempar titik berkali-kali pada kain.
Selanjutnya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, batik memiliki arti kain
bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam
pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa batik adalah kerajinan yang
dibuat di atas kain yang menghasilkan motif yang beragam menggunakan media malam/lilin,
alat canting, dan teknik pewarnaan tutup-celup.

B. UNSUR BATIK
Ada 3 macam unsur-unsur dalam motif batik yaitu komponen utama, komponen
pengisi, dan komponen isen-isen. Di bawah ini akan dijelaskan tiap-tiap unsurnya.
1. Komponen Utama
Komponen utama, berupa ornamen-ornamen gambar bentuk tertentu yang merupakan
unsur pokok. Ornamen ini sering kali dijadikan nama motif batik (Kusrianto, 2013:5).
Sedangkan menurut Wulandari (2011: 105) motif utama adalah suatu corak yang menentukan
makna motif tersebut.

Gambar 1. Batik Salem Brebesan


(Diambil dari Skripsi berjudul ” Pembelajaran Apresiasi Batik Salem Brebesan
melalui Pendekatan Saintifik pada Kelas VIII H SMP Negeri 1 Larangan Brebes”)
Pemberian nama motif batik tersebut didasarkan pada perlambangan yang ada pada
motif utama ini. Jika corak utamanya adalah parang, maka biasanya batik tersebut diberi
nama parang, selain parang juga ada seperti meru (gunung), api, naga, burung, garuda, pohon
hayat (kehidupan), tumbuhan, dan bangunan. Motif pokok terdiri atas motif-motif inti hiasan
batik.
2. Komponen Pengisi
Komponen pengisi merupakan gambar-gambar yang dibuat untuk mengisi bidang di
antara motif utama (Kusrianto, 2013:5). Bentuknya lebih kecil dan tidak turut membentuk arti
atau jiwa dari pola batik itu. Motif pengisi ini juga disebut ornamen selingan.

Gambar 2. Batik Salem Brebesan


(Diambil dari Skripsi berjudul ” Pembelajaran Apresiasi Batik Salem Brebesan
melalui Pendekatan Saintifik pada Kelas VIII H SMP Negeri 1 Larangan Brebes”)

3. Isen-isen
Isen-isen, gunanya untuk memperindah pola batik secara keseluruhan. Kusrianto
(2013:5) mengungkapkan bahwa komponen ini bisa diletakkan untuk menghiasi motif utama
maupun pengisi, dan juga untuk mengisi dan menghiasi bidang kosong antara motif-motif
besar. Isen-isen umumnya merupakan titik, garis lurus, garis lengkung, lingkaran-lingkaran
kecil, dan sebagainya.

Gambar 3. Batik Salem Brebesan


(Diambil dari Skripsi berjudul ” Pembelajaran Apresiasi Batik Salem Brebesan
melalui Pendekatan Saintifik pada Kelas VIII H SMP Negeri 1 Larangan Brebes”)
Isen ini memiliki nama-nama tertentu sesuai bentuknya, dan tidak jarang nama isen
ini disertakan pada nama motif batik. Bentuk isen-isen diantaranya, yaitu:
Gambar 4. Bentuk Isen-isen
Sumber: (Rasjoyo, 2008: 17)

C. JENIS MOTIF BATIK


Motif batik di Indonesia sangat beragam. Apalagi di masa modern sekarang ini, batik
banyak dikreasikan sesuai perkembangan zaman. Semuanya semakin memperkaya motif
batik nusantara. Motif menurut Sunaryo (2011) motif merupakan unsur pokok suatu hiasan
(ornamen). Melalui motif, tema atau ide dasar sebuah hiasan dapat dikenali sebab perwujudan
motif umumnya merupakan gubahan atas bentuk-bentuk di alam atau sebagai reprsentasi
alam yang kasatmata. Selanjutnya, motif batik adalah susunan terkecil dari gambar atau
kerangka gambar pada benda. Motif batik disebut juga sebagai corak batik. Penamaan batik
kadang disesuaikan dengan corak batik atau pola batik itu sendiri.
Sejalan dengan hal di atas, Sunaryo (2009:14) berpendapat bahwa motif merupakan
unsur pokok sebuah ornamen. Ornamen merupakan penerapan hiasan pada suatu produk.
Melalui motif, tema atau ide dasar sebuah ornamen dapat dikenali sebab perwujudan motif
umumnya merupakan gubahan atas bentuk-bentuk di alam atau sebagai representasi alam
yang kasatmata. Selanjutnya Sunaryo (2009:15) berpendapat bahwa ragam ornamen
Nusantara dapat dikelompokkan berdasarkan motif hias atau pola bentuknya menjadi 4 jenis,
yakni (1) motif geometris, (2) motif flora, (3) motif fauna, (4) motif benda alam, dan (5)
motif abstrak. Berdasarkan penjelasan di atas, maka di bawah ini akan diuraikan jenis-jenis
motif batik.
1. Motif Geometris
Motif Geometris adalah motif-motif yang ornamen-ornamennya merupakan susunan
geometris. Motif geometris menggunakan unsur-unsur rupa seperti garis dan bidang yang
pada umumnya bersifat abstrak artinya bentuknya tak dapat dikenali sebagai bentuk objek-
objek alam (Sunaryo, 2009:19).
Sejalan dengan pendapat di atas, Rasjoyo (2008:2) mengungkapkan bahwa motif
geometris adalah ragam hias (motif hias) yang menggunakan unsur geometris sebagai bentuk
dasarnya. Ragam hias geometris mempunyai bentuk dasar bidang-bidang seperti, segi tiga,
segi empat, lingkaran, layang-layang, dan bangun lainnya. Dengan demikian motif geometris
memiliki struktur yang terdiri atas garis-garis lurus atau lengkung dan raut bersegi-segi atau
lingkaran. garis, misalnya, terdapat garis-garis lurus, zigzag, atau lengkung mekanis.
Sejumlah motif batik geometris nusantara antara lain adalah meander, pilin, lereng, banji,
kawung, jlamprang, dan tumpal.
a. Swastika
Motif hias yang berbentuk dasar seperti huruf Z yang aling berlawanan. Di dalam
Motif Batik Swastika biasanya digunakan sebagai hiasan di pinggir.

Gambar 5. Motif Swastika


(Sumber: https://infobatik.id/motif-batik-geometris/)
b. Pilin
Ragam hias yang memiliki bentuk dasar huruf S. Dalam variasinya juga berbentuk SS
(pilin ganda). Bentuk dasarnmya merupakan garis lengkung spiral atau lengkung kait.
Beberapa motifnya dapat dibedakan menjadi motif tunggal yang berbentuk ikal, pilin
gandayang berbentuk huruf S, dan pilin tegar yaitu pola ikal bersambung dan bergantian
arah yang kemudan berkembang menjadi motif sulur.

Gambar 6. Motif Pilin


(Sumber: https://infobatik.id/motif-batik-geometris/)

c. Meander
Meander adalah ragam hias yang memiliki bentuk dasar huruf T. Dalam
perkembangannya, ragam hias ini memunculkan ragam hias swastika. Meander artinya
adalah aliran sungai. Merupakan hiasan pinggir yang bentuk dasarnya berupa garis berliku
atau berkelok-kelok. Pada zaman prasejarah motif ini digunakan untuk menghias tembikar
dan bejana perunggu.
Gambar 7. Motif Meander
(Sumber: https://infobatik.id/motif-batik-geometris/)
d. Kawung
Kawung di dalam bahasa Sunda berarti aren tau kolang-kaling. Karena itu ragam hias
kawung memiliki bentuk menyerupai buah aren yang dipotong melintang sehingga
kelihatan empat biji aren. Terjadi dari bentuk-bentuk lingkaran yang saling berpotongan
berjajar ke kiri atau kanan dan ke bawah atau atas. Istilah kawung dalam bahasa Sunda
berarti buah aren. Motif kawung banyak dijumpai di Jawa, dan sudah digemari sejak
jaman klasik. Motif lain yang hampir sama dengan motif kawung adalah motif jlamprang,
yang juga banyak dijumpai pada batik.

Gambar 8. Motif Kawung


(Sumber: https://infobatik.id/motif-batik-geometris/)
e. Tumpal
Memiliki bentuk dasar bidang segitiga, yang biasanya membentuk pola berderet, dan
sering digunakan sebagai hiasan tepi. Banyak dijumpai pada batik, terutama batik pesisir
yang banyak mendapat pengaruh dari China. Dalam segitiga banyak diisi dengan motif
timbuh-tumbuhan, bahkan ada yang berisi motif pergayaan dari lidah api. Motif tumpal
disebut juga Motif Pucuk Rebung.

Gambar 9. Motif Tumpal


(Sumber: https://infobatik.id/motif-batik-geometris/)
f. Banji
Motif Swastika yang berkaitan atau saling berhubungan. Motif ini digunakan sebagai
penghias bidang. Motif Banji lengkap dengan motif isen-isen dan motif pengisi lainnya.

Gambar 10. Motif Banji


(Sumber: https://infobatik.id/motif-batik-geometris/)

2. Motif Flora
Flora merupakan istilah untuk menyebut tumbuh-tumbuhan. Jadi, motif flora merupakan
ragam hias atau motif yang memiliki bentuk atau objek tumbuh-tumbuhan. Pembuatan
motif flora biasanya melalui penggayaan bentuk atau biasa disebut stilasi.

Gambar 11. Motif Banji


(Sumber: https://motifbatik.id/idecantikmotifbunga/)
3. Motif Fauna
Fauna merupakan istilah untuk menyebut binatang. Jadi, motif fauna merupakan motif
yang memiliki bentuk atau objek binatang. Proses stilasi atau penggayaan bentuk juga
dilakukan dalam pembuatan motif ini.

Gambar 12. Motif Fauna


(Sumber: https://motifbatik.id/motiffauna/)
4. Motif Figuratif
Dalam pembuatan motif, bentuk-bentuk manusia sering kali diangkat menjadi komponen
hiasan. Motif tersebut disebut dengan motif figurative.

Gambar 13. Motf Figuratif


(Sumber: Infoana.com/ragamhias)
5. Motif Benda Alam
Motif benda alam adalah motif-motif yang hiasannya merupakan susunan dari benda-
benda alam seperti api, matahari, awan, gunung, bintang, dan lain-lain.

Gambar 14. Motif Benda Alam


(Sumber: http://senirupaterapanbatikindonesia.blogspot.com/2013)

6. Motif Benda Teknologis


Motif benda teknologis adalah motif-motif yang ornamennya diambil dari bentuk benda-
benda teknologis seperti bangunan, rumah, dan lain-lain.

Gambar 15. Motf Benda Teknologis


(Sumber: Infoana.com/ragamhias)
D. KRITIK APRESIASI SENI
Setiap orang memiliki kemampuan dalam mengapresiasi (menilai) karya seni dengan
beragam wujudnya. Hal itu bergantung pada latar belakang dan pengetahuan kesenirupaan
yang dimiliki oleh seseorang (apresiator). Mengapresiasi sebuah karya seni, seorang
apresiator tidak hanya sekedar melontarkan ungkapan rasa senang atau tidak, kagum atau
tidaknya terhadap karya seni yang diapresiasi. Melainkan harus memperhatikan beberapa
tahapan proses berapresiasi dalam seni rupa yang merupakan kegiatan pengenalan nilai-nilai
seni untuk menghargai.
Selanjutnya Fieldman 1967: 469 (dalam Sobandi, 2008:96) mengungkapkan bahwa
penyajian kritik dalam teori kritik seni menurut para ahli dikenal beberapa tahap kegiatan
kritik terdiri dari: Description (Deskripsi), Formal Analysis (Analisis Formal), Interpretation
(Interpretasi), dan Evaluation or Judgement (Evaluasi atau Penilaian). Akronim proses
tersebut adalah DANIE (Deskripsi, Analisi Formal, Interpretasi, dan Evaluasi). Berikut
penjelasan lebih lanjut.
1) Deskripsi
Tahap ini dilakukan dengan menemukan dan mencatat apa saja yang terlihat secara
fisik pada suatu karya (Sobandi, 2008: 97).
Kegiatan yang dilakukan siswa pada tahap ini dalam pembelajaran apresiasi batik,
siswa mendeskripsikan karya batik berdasarkan hasil pengamatan dan mencatatnya pada
laporan hasil apresiasi antara lain nama motif, unsur-unsur yang terdapat dalam motif
batik dari mulai komponen utama, komponen isi, dan isen-isen yang terdapat dalam
motif batik yang diapresiasi.
Komponen Utama:
Burung Merak

Isen-isen:
Sirapan

Komponen Pengisi:
Bawang merah, telur asin,
cabai, dan bunga mawar

Gambar 16. Apresiasi Batik


(Diambil dari Skripsi berjudul ” Pembelajaran Apresiasi Batik Salem Brebesan
melalui Pendekatan Saintifik pada Kelas VIII H SMP Negeri 1 Larangan Brebes”)

2) Analisis Formal
Tahap analisis formal, kritikus mencoba menelusuri bagaimana yang ditemukan
terorganisir menjadi tahapan bentuk, warna, kontur, tekstur, dan lokasi dalam ruang (Sobandi,
2008: 98).
Tahap analisis formal yang dilakukan siswa yaitu dengan cara mengamati dan
mencatat warna-warna dan penataan motif yang tampil dalam karya batik.
3) Interpretasi/Pemaknaan
Kritikus mulai menafsir, merenungkan, dan mengungkap makna karya yang sedang
ditelaah. Interprestasi merupakan suatu proses penilaian (Bastomi, 2003: 15).
Menginterprestasi suatu karya akan melibatkan penemuan arti, juga relevansinya terhadap
kehidupan serta keadaan manusia pada umumnya.
Penerapan dalam pembelajaran apresiasi, siswa mengungkapkan pendapat atau
pandangan dan kesan yang muncul setelah mengamati karya batik.
4) Evaluasi atau Penilaian
Evaluation or Judgement merupakan proses menetapkan derajat karya seni dengan
karya seni lainnya yang sejenis (Sobandi, 2008: 100).
Penerapan dalam pembelajaran apresiasi batik yaitu setelah melalui semua tahapan,
selanjutnya siswa menilai secara keseluruhan motif batik yang diapresiasi, apakah siswa
menyukai atau tidak motif batik tersebut dan apa yang menjadi alasan siswa
menyukainya.

DAFTAR PUSTAKA

Bastmo, Suwaji. 2012. ” Estetika Kriya Kontempoper dan Kritiknya”. Handout MK. Ilmu
Budaya Dasar.
Kusrianto, Adi. 2013. Batik Filosofi, Motif & Kegunaan. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Sari, Yofita. 2016. ”Pembelajaran Apresiasi Batik Salem Brebesan melalui Pendekatan
Saintifik pada Kelas VIII H SMP Negeri 1 Larangan Brebes”. Skripsi Seni Rupa Unnes.
Soebandi Bandi. 2008. Model Pembelajaran Kritik dan Apresiasi Seni Rupa , Yokyakarta:
Dikjen PT.
Sunaryo, Aryo. 2011. Ornamen Nusantara. Semarang: Dahara Prize
Wulandari, Ari. 2011. Batik Nusantara-Makna Filosofis, Cara Pembuatan, Dan Industri
Batik. Yogyakarta: Andi Publisher

http://senirupaterapanbatikindonesia.blogspot.com/2013) diunduh pada tanggal 21 Juli 2019


23.21
https://infobatik.id/motif-batik-geometris/ diunduh pada tanggal 21 Juli 2019 22.40
https://motifbatik.id/motiffauna/) diunduh pada tanggal 21 Juli 2019 22.32
Infoana.com/ragamhias diunduh pada tanggal 21 Juli 2019 23.02
motifbatik.id/idecantikmotifbunga diunduh pada tanggal 21 Juli 2019 22.41
Soal Penilaian Pengetahuan

Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih jawaban yang paling tepat!

1. Batik merupakan salah satu warisan budaya yang dibuat menggunakan bahan dasar …
a. Kain c. Logam e. Kaca
b. Kayu d. Plastik
2. Menurut Musman (2011), istilah batik diambil dari dua kata yaitu amba dan titik.
Amba yang dimaksud memiliki arti …
a. Melempar c. Kain e. Warna
b. Berkali-kali d. Kain lebar
3. Dalam proses pembuatan batik tulis, penggambaran motif dilakukan dengan
menorehkan … di atas permukaan kain.
a. Warna c. Cat e. Malam/lilin
b. Kuas d. Cap
4. Sedangkan alat yang digunakan untuk menorehkan malam/lilin di atas permukaan
kain disebut …
a. Kompor c. Kuas e. Kain
b. Canting d. Sendok
5. Proses pewarnaan batik tulis menggunakan teknik …
a. Blok c. Tutup-celup e. Sablon
b. Sapuan d. Pahat
6. Suatu corak yang menentukan makna motif batik disebut …
a. Isen-isen c. Ornamen e. Komponen Utama
b. Pengisi d. Sisik
7. Perhatikan gambar di bawah ini! Lalu tentukan, bagian yang disebut komponen
pengisi adalah gambar …
a. Matahari
b. Bebek
c. Titik
d. Cecek Pitu
e. Warna hijau

8. Komponen batik yang umumnya berupa titik, garis lurus, garis lengkung adalah …
a. Komponen utama c. Isen-isen e. Komponen Pengganti
b. Komponen pengisi d. Ornamen
9. Perhatikan gambar di bawah ini! Lalu tentukan, bagian yang disebut komponen utama
adalah gambar …
a. Burung
b. Bunga
c. Daun
d. Sulur
e. Buah
10. Gambar isen-isen di bawah ini disebut …
a. Cecek
b. Sisik
c. Galaran
d. Rambutan
e. Cacah Gori

11. Motif batik dapat diambil dari bentuk-bentuk seperti segi tiga, segi empat, lingkaran,
dan layang-layang. Motif tersebut dikenal dengan istilah ...
a. Motif Flora c. Motif Figuratif e. Motif Benda Teknologi
b. Motif Geometris d. Motif Benda Alam
12. Gambar di bawah ini merupakan bentuk dasar motif …
a. Meander c. Banji e. Swastika
b. Pilin d. Tumpal

13. Pembuatan bentuk motif biasanya dilakukan dengan proses penggayaan bentuk. Hal
tersebut dikenal dengan istilah..
a. Stilasi c. Ornamen e. Hiasan
b. Isen-isen d. Nyanting
14. Motif mega mendung termasuk dalam jenis motif …
a. Motif Flora c. Motif Figuratif e. Motif Benda Teknologi
b. Motif Geometris d. Motif Benda Alam
15. Perhatikan motif di bawah ini !
Motif tersebut termasuk dalam jenis motif …
a. Motif Flora
b. Motif Geometris
c. Motif Figuratif
d. Motif Benda Alam
e. Motif Benda Teknologi

16. Istilah menilai karya seni dapat disebut …


a. Apresiasi c. Deskripsi e. Analisis
b. Evaluasi d. Judgement
17. Tahap paling awal dalam apresiasi adalah …
a. Mencerna c. Mengamati e. Menilai
b. Mendeskripsikan d. Memaknai
18. Tahap ….. merupakan tahap menjabarkan nama motif dan unsur-unsur yang terdapat
dalam motif batik
a. Analisis c. Evaluasi e. Judgement
b. Deskripsi d. Penilaian
19. ‘‘Karya batik tersebut memiliki pesan agar manusia dapat sabar, mampu meredam
emosi, dan bisa mendinginkan suasana’’. Makna tersebut merupakan interpretasi/
pemaknaan terhdapat motif …
a. Banji c. Mega Mendung e. Fauna
b. Meander d. Jlamprang
20. Tahap akhir proses apresiasi adalah …
a. Deskripsi c. Kritik e. Pemaknaan
b. Analisis d. Evaluasi
PENILAIAN KETERAMPILAN

Soal Keterampilan :
Buatlah tulisan kritik apresiasi dari salah satu gambar karya batik menggunakan media sosial
instagram dengan ketentuan berikut :
a. Follow akun khusus untuk menentukan contoh batik yang akan diapresiasi, berdasarkan nomor
urut absen
b. Simpan gambar tersebut dan posting di akun instagram
c. Tambahkan tulisan kritik apresiasi gambar batik tersebut secara runtut
- Deskripsi
- Analisis
- Interpretasi/Pemaknaan
- Evaluasi/Penilaian
d. Lengkapi identitas nama, kelas, dan nomer absen
e. Lengkapi dengan hashtag khusus misalnya tugas batik TB (#tugasbatikTB)

Teknik Penilaian

Kelas/Semester : X/1
Kompetensi Keahlian : Seluruh Kompetensi Keahlian
Aspek Penilaian
Skor
No. Nama Deskripsi Analisis Interpretasi Evaluasi
Total
(0-25) (0-25) (0-25) (0-25)
1.
2.
3.
4. Dst…

Rubrik Penilaian Kritik Apresiasi


1. Deskripsi
- Sangat Lengkap ( 21 – 25 )
- Lengkap ( 16 – 20 )
- Cukup Lengkap ( 11 – 15 )
- Kurang Lengkap ( 6 – 10 )
- Tidak Lengkap (0 – 5)

2. Analisis
- Sangat Lengkap ( 21 – 25 )
- Lengkap ( 16 – 20 )
- Cukup Lengkap ( 11 – 15 )
- Kurang Lengkap ( 6 – 10 )
- Tidak Lengkap (0 – 5)

3. Interpretasi/Pemaknaan
- Sangat Lengkap ( 21 – 25 )
- Lengkap ( 16 – 20 )
- Cukup Lengkap ( 11 – 15 )
- Kurang Lengkap ( 6 – 10 )
- Tidak Lengkap (0 – 5)

4. Evaluasi/Penilaian
- Sangat Lengkap ( 21 – 25 )
- Lengkap ( 16 – 20 )
- Cukup Lengkap ( 11 – 15 )
- Kurang Lengkap ( 6 – 10 )
- Tidak Lengkap (0 – 5)

Nilai Akhir = Ʃ Aspek Penilaian

Anda mungkin juga menyukai