Anda di halaman 1dari 12

LOKABASA

Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Budaya Daerah serta Pengajarannya


Volume 11, No. 2, Oktober - 2020, Hal. 115-126
p-2338-6193 (print) | e-2528-5904 (online)
Article URL: http://ejournal.upi.edu/index.php/lokabasa
doi: https://doi.org/10.17509/jlb.v11i2

Tradisi Hajat Sasih Mulud di Kampung Naga


Untuk Bahan Pembalajaran Membaca Artikel: Kajian Semiotik
Aisah Astuti, Ruhaliah, Dede Kosasih
Universitas Pendidikan Indonesia
aisahastuti8@student.upi.edu

Sejarah Artikel: Diterima (29 Juni 2020); Diperbaiki (20 Juli 2020); Disetujui (1 September 2020);
Published (30 Oktober 2020)
Bagaimana mengutip artikel ini (dalam gaya APA): Astuti, A., Ruhaliah, & Kosasih, D. (2020).
Tradisi Hajat Sasih Mulud di Kampung Naga Untuk Bahan Pembalajaran Membaca Artikel: Kajian
Semiotik. Lokabasa, 11(2), 115-126. doi: https://doi.org/10.17509/jlb.v11i2.29143
Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya mengetahui tradisi yang ada di lingkungan
wilayah Sunda, khususnya tradisi di Kampung Naga, serta adanya tujuan yang tersembunyi dalam
tradisi ini (unsur semiotik). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tradisi Hajat Sasih
Mulud, maksud dan tujuan tradisi, unsur semiotik dalam tradisi, serta penerapan hasil penelitian tradisi
Hajat Sasih Mulud dalam pembelajaran membaca artikel di SMA kelas XII. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitis. Teknik
yang digunakan dalam mengumpulkan data yaitu teknik observasi partisipatif, wawancara dan
dokumentasi. Hasil dari penelitian ini pertama, adanya deskripsi atau gambaran umum tradisi Hajat
Sasih Mulud di Kampung Naga. Kedua tradisi ini dilaksanakan sebagai ucapan rasa syukur kepada Allah
Swt., yang sudah memberikan nikmat dalam kehidupan masyarakatnya, dan untuk memperingati hari
kelahiran Nabi Muhammad saw. Ketiga, unsur semiotik dalam tradisi ini ada 42 tanda, terbagi ke dalam
tiga bagian yaitu ada tiga belas ikon, sepuluh indeks, dan sembilan belas simbol. Keempat, hasil dari
penelitian ini dapat dijadikan bahan pembelajaran membaca artikel di SMA kelas XII. Penelitian ini
diharapkan bisa memberikan informasi mengenai tradisi khususnya kepada siswa sebagai generasi
muda, serta umumnya kepada masyarakat.
Kata Kunci: bahan pembelajaran; semiotik; tradisi hajat sasih mulud.

The Tradition of Hajat Sasih Mulud in Kampung Naga


for Materials Learning to Read Articles: Semiotic Study

Abstract: This research is based by the importance of knowing the tradition that exist in the Sunda area,
especially the tradition in Kampung Naga, as well as the existence of hidden objectives in this tradition
(semiotic elements). The purpose of this study is to describe the tradition of Hajat Sasih Mulud, the aims
and objectives of tradition, the semiotic elements in tradition, and the application of the result of the
research Hajat Sasih Mulud tradition in leraning to read articles in class XII high school. The research
method used in this study is qualitative method with a descriptive analytical approach.the teqniques
used in collecting data are participatory observation techniques, interviews, and documentation. The
results of this study firt, there is a descriptiob or general description of the tradition of Hajat Sasih
Mulud in Kampung Naga. Both of these traditions are carried out as a thanksgiving to Allah wich has
provides favors in the lives of the people and to commemorate the birth of Prophet Muhammad. Third,
there are 42 semiotic elements in this tradition, divided into three parts, there are thirteen icons, ten
inedexes, and nineteen symbols. Fourth, the result of this study can be used as learning materials to
read articles in class XII high school. This research is expected to provide information about tradition,
especially to students as young generations, and generally to the community.
Keywords: learning materials; semiotic; tradition of hajat sasih mulud.

PENDAHULUAN warisan budaya yang harus diapresiasi.


Setiap masyarakat di wilayah Seperti yang diungkapkan oleh Sari-
Nusantara atau Indonesia mempunyai ngendyanti (2008, hlm. 4) bahwa
Copyright ©2020 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved.
115
116 | LOKABASA Vol. 11, No. 2, Oktober 2020

warisan budaya bangsa Indonesia bisa dari samarnya identitas bangsa


terukur dari bentuk artefak atau tradisi dikarenakan oleh adanya budaya asing
yang ada di lingkungan masyarakat adat yang masuk dan tidak didampingi oleh
yang harus diapresiasi oleh peneliti lokal filter yang ketat untuk menyaring
untuk memahami dan menghayati kebudayaan tersebut. Akhirnya di masa
makna warisan budaya tersebut. Tradisi yang akan datang, hal ini akan menjadi
tersebut bisa menjadi ciri khas dari setiap masalah bagi masyarakat.
daerahnya. Jenis-jenis tradisi tentu memiliki
Istilah kebudayaan berasal dari ciri yang unik atau khas. Salah satunya
bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, adalah kebudayaan masyarakat Sunda di
yang merupakan bentuk jamak dari kata Kampung Naga yang ada di Kabupaten
buddhi yang memiliki arti budi atau akal Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat.
(Koentjaraningrat, 2014, hlm. 73). Oleh Qodariah dan Laely (2013, hlm. 19)
karena itu, kebudayaan merupakan hal- mengungkapkan bahwa masyarakat
hal yang berkaitan dengan akal atau Kampung Naga yang ada di Kabupaten
pemikiran manusia. Menurut Koen- Tasikmalaya, termasuk ke dalam ma-
tjaraningrat (2014, hlm. 73) kebudayaan syarakat yang memiliki kearifan lokal
bisa diartikan segala sistem gagasan dan jika dilihat dari aktivitas dan tradisinya.
rasa, perilaku, serta karya yang Tradisi yang ada di Kampung
dihasilkan oleh manusia dalam hidup di Naga merupakan tradisi yang dihasilkan
lingkungan masyarakat, yang dijadikan dari pola pikir dan pola perilaku
milik masyarakat itu sendiri dengan cara masyarakat yang ada di sekitarya.
belajar. Ningrum (2012, hlm. 49) mengung-
Istilah tradisi menurut kapkan bahwa masyarakat Kampung
Danadibrata (2015, hlm. 710) memiliki Naga memiliki pola pikir dan perilaku
arti kebiasaan, adat-istiadat. Artinya sebagai hasil penyesuaian (conformity)
bahwa tradisi merupakan sebutan lain dan ketaatan terhadap tradisi yang
untuk menyebutkan adat-istiadat. Adat diwariskan dari generasi ke generasi
memiliki arti kebiasaan, taliparanti, melalui perintah dan larangan. Sebagai
kesopanan yang merupakan hasil wari- tradisi yang diwariskan dari leluhur,
san turun-temurun (Danadibrata, 2015, generasi muda harus bisa menjaga,
hlm. 710). Sedangkan yang disebut memelihara, melestarikan, dan lebih
istiadat yaitu berkaitan dengan adat. memahami tradisi adat tersebut. Dalam
Istilah adat asalnya dari bahasa Arab kehidupan masyarakat Kampung Naga
yang artinya hampir sama dengan kata ada beberapa tradisi yang biasa
tabiat. Di lingkungan masyarakat Sunda dilaksanakan, salah satunya adalah
adat memiliki pengertian biasa, lumrah, tradisi Hajat Sasih Mulud.
dan umum. Adat artinya segala hal yang Salah satu cara untuk
selalu digunakan oleh manusia untuk memperkenalkan tradisi Hajat Sasih
memberi kata yang halus dari kata Mulud di Kampung Naga ke generasi
perilaku manusia (Mustapa, 1985, hlm. muda, khususnya anak sekolah yaitu
1). melalui pembelajaran yang ada di
Tradisi tidak lepas dari Sekolah. Pembelajaran yang bisa
masyarakat yang ada di lingkungan dilakukan salah satunya adalah pembe-
sekitarnya. Jaman sekarang generasi lajaran membaca artikel budaya untuk
muda kurang memahami tradisi yang ada siswa SMA kelas XII. Dalam KIKD
di lingkungannya karena adanya budaya (Kompetensi Inti dan Kompetensi
asing yang masuk ke dalam kehidupan- Dasar) tahun 2017 mata pelajaran
nya. Qodariah dan Laely (2013, hlm. 11) Bahasa dan Sastra Sunda Berbasis
mengungkapkan bahwa salah satu dasar Kurikulum 2013 Revisi 2017 Jenjang

Copyright ©2020 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved.


Aisah Astuti, dkk.: Tradisi Hajat Sasih Mulud di… | 117

SMA/SMK/MA/MAK dikemukakan Menurut Hoed (2011, hlm. 3)


bahwa Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) semiotik merupakan ilmu yang meng-
3.5. yaitu menganalisis isi, struktur dan kaji mengenai tanda dalam kehidupan
aspek kebahasaan teks artikel berbahasa manusia. Artinya semua yang ada dalam
Sunda. Selain itu, Kompetensi Inti 4 kehidupan manusia bisa dilihat sebagai
(Keterampilan) 4.5 yaitu menulis artikel tanda, yaitu salah satu hal yang harus
sederhana berbahasa Sunda dengan diberi makna. Semiotik mengkaji
memperhatikan struktur dan peng- kejadian atau gejala yang ada di dalam
gunaan kaidah kebahasaan (Dinas kebudayaan selaku tanda diberikan
Pendidikan Provinsi Jawa Barat, 2017, makna oleh masyarakat (Hoed, 2011,
hlm. 40). hlm. 44).
Tradisi Hajat Sasih Mulud me- Selain itu, Eugene Gorny (dalam
miliki tujuan yang tersembunyi atau Sukyadi, 2011, hlm. 3) mengungkapkan
memiliki unsur tanda (semiotik). Untuk bahwa ada tiga pengertian semiotik,
mengetahui lebih dalam mengenai pertama semiotik merupakan ilmu
tradisi Hajat Sasih Mulud yang ada di mengenai tanda dan sistem tanda
Kampung Naga, perlu adanya penelitian (semiotics is a science of sign and or sign
yang membahas mengenai tradisi systems). Artinya semiotik dijadikan
tersebut. Dalam isinya mencakup des- ilmu pengetahuan yang meng-kaji
kripsi tentang maksud dan tujuan, serta mengenai tanda dan sistem tanda
proses berlangsungnya kegiatan tradisi meskipun memiliki kekurangan dalam
Hajat Sasih Mulud di Kampung Naga. hal siapa yang menciptakan beda antara
Kajian penelitian yang digunakan ada- tanda dan non-tanda.
lah kajian semiotik. Pengertian kedua menurut
Kata semiotik berasal dari bahasa Eugene Gorny (dalam Sukyadi, 2011,
Yunani, semion yang memiliki arti hlm. 3) berdasarkan metodenya semi-
tanda. Menurut Sobur (2013, hlm. 15) otik merupakan aplikasi metode
semiotika merupakan satu ilmu atau linguistik ke dalam objek selain dari
metode analisis untuk mengkaji tanda- bahasa yang alami (semiotics is an
tanda dan juga sistem tandanya. Tanda- application of linguistic methods to
tanda merupakan hal yang digunakan objects other than natural language).
oleh manusia dalam beraktivitas di Artinya semiotik merupakan cara utuk
lingkungan kehidupannya. Semiotika melihat satu hal seperti bahasa yang
digunakan dalam rangka mencari tersusun secara baik dan memiliki
pengertian tehadap suatu hal. fungsinya. Persamaaan fungsi tersebut
Memberikan makna artinya memberikan merupakan esensi dari metodenya. Se-
informasi dan bisa sebagai media miotika merupakan transformasi meta-
komunikasi. fora bahasa ke dalam fenomena non-
Menurut Segers (Sobur, 2013, bahasa. Salah satu prinsip yang menja-
hlm. 16) semiotika merupakan satu di dasar pendekatan semiotik adalah
disiplin ilmu pengetahuan yang meneliti proses memperluas istilah linguistik.
tentang segala bentuk komunikasi yang Jadi linguistik merupakan satu pertim-
terjadi, dan ada kaitannya dengan sarana bangan yang merupakan metafora
“signs” atau tanda-tanda, berdasar- bahasa atau deskripsi metaforikal segala
kan“sign system” atau sistem tanda hal selaku bahasa.
(kode). Hal ini sesuai dengan yang Yang ketiga pengertian semiotik
dikemukakan oleh Letche (Sobur, 2013, menurut Eugene Gorny (dalam Sukyadi,
hlm. 16) bahwa semiotik merupakan 2011, hlm. 3) yaitu dilihat dari subjek-
teori mengenai tanda dan cara nya bahwa semiotik merupakan segala
memberikan tanda. hal yang oleh para ahli semiotika disebut

Copyright ©2020 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved.


118 | LOKABASA Vol. 11, No. 2, Oktober 2020

semiotik (semiotic is that which is called sebagai Alternatif Sum-ber Belajar”


semiotics by the people who call membahas mengenai kearifan lokal yang
themselves semioticians). Artinya ada dalam tradisi dan kegiatan
semiotik merupakan disiplin ilmu yang masyarakat di Kampung Naga. Kearifan
dibuat oleh para ahli semiotiknya lokal tersebut berkaitan dengan tata
sendiri. kepengurusan, sistem adat, tata cara, dan
Selain itu, John Fiske (dalam ketentuan khusus yang ada di lingkungan
Vera, 2014, hlm. 2) mengungkapkan masyarakat dalam menjaga
bahwa semiotika merupakan studi lingkungannya. Ada juga nilai-nilai
mengenai tanda, dan makna dari sistem moral yang terdapat di lingkungan
tanda; ilmu mengenai cara bagaimana masyarakatnya seperti menjaga lingku-
makna tersebut terbentuk dalam satu teks ngan di sekitarnya, gotong royong, sifat
atau media; ilmu mengenai tanda dari kesederhanaan, kamandirian, kreatif,
jenis karya-karya yang ada di tanggung jawab dan memiliki prinsip
masyarakat yang memiliki makna yang kuat.
Dari beberapa pengertian semi- Tujuan umum penelitian ini adalah
otik yang sudah dijelaskan di atas, bisa untuk mengetahui unsur semiotik yang
disimpulkan bahwa semiotik merupakan ada dalam tradisi Hajat Sasih Mulud di
satu disiplin ilmu yang mengkaji Kampung Naga Desa Neglasari
mengenai tanda-tanda serta sistem Kecamatan Salawu Kabupa-ten
tandanya. Semiotika merupakan satu Tasikmalaya, yang hasil peneli-tiannya
disiplin ilmu pengetahuan yang meneliti akan diterapkan menjadi bahan
segala bentuk komunikasi yang terjadi, pembelajaran membaca artikel siswa
serta ada kaitannya dengan tanda-tanda SMA Kelas XII. Sedangkan tujuan
berdasarkan sistem kode yang ada dalam khususnya adalah untuk mendeskrip-
suatu keadaan. Teori semiotik ini sikan tradisinya, maksud dan tujuan,
digunakan untuk menganalisis data hasil unsur semiotiknya, serta penerapan hasil
penelitian mengenai tradisi Hajat Sasih penelitiannya ke dalam pembelajaran
Mulud yang ada di Kampung Naga. membaca artikel di SMA Kelas XII.
Penelitian lain yang mendukung
terhadap penelitian ini adalah penelitian METODE
yang dilaksanakan oleh Epon Ningrum Metode yang digunakan dalam
(2012) yang berjudul “Kampung Naga, penelitian ini adalah metode deskriptif
Tasikmalaya dalam Mitologi: Upaya analitis dengan pendekatan kualitatif.
Memaknai Warisan Budaya Sunda” Menurut Setyosari (2012, hlm. 39)
yang membahas mengenai upaya untuk metode deskriptif analitis adalah
memahami warisan budaya Sunda yaitu penelitian yang bertujuan untuk
Kampung Naga. Hasil dari penelitian ini menjelaskan suatu keadaan, kejadian,
adalah mengenai adat istiadat yang objek serta hal-hal yang lainnya yang
membangun sifat tradisional dalam saling berkaitan variabel-variabel yang
kehidupan masyarakat yang harus bisa dijelaskan baik dalam bentuk angka
dilestarikan dalam pola pemikiran, pola maupun kalimat. Metode penelitian
perilaku, dan pola kebudayaannya. kualitatif adalah metode penelitian yang
Budaya, wasiat, amanat, larangan dan dilakukan secara alamiah atau disebut
akibat merupakan tradisi leluhur yang juga metode etnographi (Sugiyono,
ada dalam tradisinya. Selain itu juga, ada 2016, hlm. 8).
penelitian yang dilaksanakan oleh Lelly Sumber data penelitian dalam
Qodariah dan Laely Armiyati (2013) penelitian ini adalah hasil wawancara
yang berjudul “Nilai-Nilai Kearifan dari beberapa narasumber, khususnya
Lokal Masyarakat Adat Kampung Naga Kuncén adat Kampung Naga. Selain itu,

Copyright ©2020 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved.


Aisah Astuti, dkk.: Tradisi Hajat Sasih Mulud di… | 119

yang menjadi narasumber dalam di lingkungan masyarakat Kampung


penelitian ini adalah kokolot atau Naga, karena dilaksanakan dalam sasih
sesepuh yang ada di Kampung Naga atau bulan-bulan yang sudah ditentukan
yang memahami tradisi adat di Kampung di Kampung Naga. Berdasarkan
Naga. Begitu juga warga masyarakat wawancara dengan Pa Ma’un (wawan-
Kampung Naga yang paham terhadap cara 10 November 2019) Hajat Sasih
tradisi adat Numpeng di Kampung Naga. yang dilaksanakan di Kampung Naga
Teknik mengumpulkan data terbagi ke dalam enam waktu, yaitu
dalam penelitian ini terbagi ke dalam bulan Muharam, Mulud, Jumadil Ahir,
tiga teknik yaitu observasi partisipatif, Rewah, Syawal, dan Rayagung.
wawancara, dan dokumentasi. Data-data Enam bulan ini dijadikan waktu
penelitian yang sudah terkumpul melalui untuk melaksanakan Hajat Sasih
beberapa teknik pengumpulan data di dikarenakan dalam bulan-bulan ini
atas, berikutnya diolah dan dianalisis terjadi beberapa hal, diantaranya bulan
menggunakan teori-teori yang sudah Muharam yang merupakan tahun baru
ditentukan. Teknik mengolah data dalam Islam; bulan Mulud merupakan
dalam penelitian ini terbagi ke dalam bulan dilahirkannya Nabi Muhammad
tiga bagian yaitu: (1) teknik analisis saw; bulan Jumadil Ahir merupakan
deskripsi tradisi Hajat Sasih Mulud di bulan meninggalnya Abu Bakar As-
Kampung Naga, (2) teknik analisis unsur Shiddiq; bulan Rewah merupakan bulan
semiotik, dan (3) teknik menyusun yang terkenal dengan malam nisfu
bahan pembelajaran. syaban; bulan Syawal merupakan bulan
Instrumen yang digunakan dilaksanakannya Idul Fitri; dan bulan
adalah instrumen observasi dan Rayagung yang merupakan bulan
pedoman wawancara. Pedoman Wa- dilaksanakannya Idul Adha. Oleh karena
wancara digunakan dalam penelitian ini itu, tradisi hajat sasih dilak-sanakan
untuk mendapatkan data secara lisan. dalam rangka memperingati Hari-hari
Pedoman wawancara digunakan sebagai Besar Islam. Begitupun tradisi Hajat
petunjuk dalam melaksanakan wawan- Sasih Mulud yang dilaksanakan di bulan
cara kepada narasumber yang sudah Mulud ada kaitannya dengan Hari Besar
ditentukan. Islam yaitu hari dilahirkannya Nabi
Muhammad saw.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Secara umum tradisi Hajat Sasih Proses Berlangsungnya Tradisi Hajat
Mulud berkaitan dengan keagamaan. Sasih Mulud
Agama dan keyakinan yang dimiliki oleh Setiap tradisi memiliki
masyarakat tidak lepas dari kehidupan rangkaiannya masing-masing, begitu-
yang dilakukan oleh setiap pun tradisi Hajat Sasih Mulud. Dalam
masyarakatnya. Upacara atau tradisi kegiatan tradisi Hajat Sasih Mulud
yang berkaitan dengan keagamaan terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu pra
wujudnya merupakan aktivitas perilaku tradisi, proses berlangsungnya tradisi,
manusia sebagai media komunikasi dan pasca tradisi. Pra tradisi Hajat Sasih
dengan Sang Pencipta (Koen- Mulud mencakup kegiatan berdiskusi
tjaraningrat, 1985, hlm. 44). Upacara ini dan mempersiapkan sasajén serta
dilaksanakan secara terus-menerus peralatan yang akan digunakan dalam
dengan waktu yang sudah ditentukan. proses berlangsungnya tradisi tersebut.
Tradisi Hajat Sasih Mulud Tradisi Hajat Sasih Mulud diawali
merupakan bagian dari tradisi Hajat dengan adanya kegiatan berdiskusi.
Sasih. Tradisi Hajat Sasih secara umum Kegiatan berdiskusi ini dilaksanakan di
merupakan tradisi yang terbilang besar rumah Kuncén Kampung Naga. Dalam
kegiatan berdiskusi ini membahas
Copyright ©2020 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved.
120 | LOKABASA Vol. 11, No. 2, Oktober 2020

mengenai hal-hal yang harus diper- pakaian khusus yang disebut baju Jubah.
siapkan ketika proses berlangsungnya Sesepuh dan warga masyarakat laki-
tradisi Hajat Sasih Mulud. Dari mulai lakinya menggunakan baju Jubah warna
peralatan yang digunakan dalam proses putih tulang, sarung, serta iket di
berlangsungnya tradisi, serta makanan kepalanya. Jubah putih ini merupakan
yang harus disiapkan. simbol karena menjadi ciri khas pakaian
Setelah berdiskusi, dilanjutkan sesepuh dan masyarakat Kampung Naga
dengan mempersiapkan sasajén dan khususnya laki-lakinya, yang
peralatan. Masyarakat Kampung Naga melambangkan bahwa ketika berdoa
mempercayakan ketua adat (Kuncén) kepada Allah harus dalam keadaan
untuk mempersiapkan sasajén dalam bersih baik itu hati maupun pikirannya.
proses berlangsungnya tradisi Hajat Setelah itu, sesepuh dan warga
Sasih Mulud. Selain itu juga ada masyarakat laki-laki berangkat ke mesjid
peralatan yang digunakan seperti sapu untuk berdoa sebelum bersih-bersih di
lidi yang dipersiapkan oleh masyarakat makam leluhur.
Kampung Naga masing-masing untuk Setelah itu, semuanya berangkat
membersihkan makam leluhur. Para untuk membersihkan makam leluhur
wanitanya (ibu-ibu) mempersiapkan yang ada di leuweung larangan. Tidak
segala kebutuhan dan peralatan yang sembarangan orang yang memasuki
dibutuhkan untuk membuat nasi hutan ini karena ada aturannya.
tumpeng. Tumpeng dibuat berdasarkan Membersihkannya menggunakan sapu
keinginan masyarakatnya masing- lidi yang dibawa oleh masyarakatnya.
masing. Yang paling utama bentuk Setelah itu, dilanjutkan dengan meng-
tumpengnya harus berbentuk kerucut. ganti pagar yang ada di lingkungan
Warna tumpeng bagian luar berwana Bumi Ageung. Kemudian dilanjutkan
putih, sedangkan bagian dalam berwarna dengan mencuci sapu lidi yang
kuning. Pada umumnya isi tumpeng digunakan untuk membersihkan makam
biasanya menggunakan ikan teri, parutan di sungai Ciwulan. Setelah itu
kelapa, bumbu, serta ada juga yang dilanjutkan dengan berdoa kembali di
menggunakan daging. Hal tersebut dalam mesjid.
tergantung kepada masyarakat yang Setelah berdoa dilanjutkan ke
membuatnya. Setelah tumpeng selesai pasca kegiatan tradisi. Dalam kegiatan
dibuat, ditambahkan garam yang ini para wanita memasukkan tumpeng ke
disimpan disisi tumpeng. dalam mesjid melalui jendela mesjid
Proses berlangsungnya kegiatan atau pintu mesjid. Setelah semua
tradisi Hajat Sasih Mulud dimulai pada tumpeng ada di dalam masjid, kuncén
pukul 10.00 WIB sampai waktu dzuhur. memimpin doa. Sebelum doa selesai
Pertama-tama, khususnya masyarakat dilaksanakan, tidak ada yang berani
Kampung Naga laki-laki berkumpul di untuk mengkonsumsi tumpeng lebih
rumah Kuncén untuk mempersiapkan dahulu. Baru setelah doa selesai
segala hal serta melaksanakan doa dilaksanakan, tumpeng bisa dimakan.
bersama. Setelah itu, dilanjutkan de- Tentunya tumpeng tidak bisa dimakan
ngan beberesih yaitu mandi bersama sekaligus dan langsung habis, tapi
yang dilaksanakan di sungai Ciwulan. dibawa pulang ke rumah warganya
Maksud dari beberesih yaitu untuk masing-masing. Proses pelaksanaan
membersihkan jasmani dan rohani kegiatan tradisi Hajat Sasih Mulud
warganya agar ada di dalam keadaan selesai dilaksanakan.
yang suci ketika melaksanakan kegiatan
tradisi tersebut. Setelah beberesih
dilanjutkan dengan menggunakan

Copyright ©2020 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved.


Aisah Astuti, dkk.: Tradisi Hajat Sasih Mulud di… | 121

Maksud dan Tujuan Tradisi Hajat Tabel 1 Hasil Persentase Unsur


Sasih Mulud Semiotik dalam Tradisi Hajat Sasih
Tradisi Hajat Sasih Mulud Mulud di Kampung Naga
memiliki beberapa maksud dan tujuan,
yaitu (1) merupakan kegiatan tradisi Ikon Indeks Simbol
untuk memperingati hari dilahirkannya
30,952% 23,809% 45,238%
Nabi Muhammad saw.; (2) sebagai
ucapan rasa syukur masyarakat Kam-
pung Naga kepada Allah Swt. yang telah Berdasarkan tabel di atas, terlihat
memberikan nikmat kepada masyarakat bahwa tradisi Hajat Sasih Mulud di
dalam melaksanakan kegiatan sehari- Kampung Naga memiliki unsur semiotik
harinya; (3) untuk melestarikan tradisi ikon, indeks, simbol yang termasuk ke
yang telah diwariskan oleh leluhur dalam pengelompokan menurut Peirce.
masyarakat Kampung Naga di masa
sebelumnya; (4) sebagai ucapan rasa Ikon dalam Tradisi Hajat Sasih
hormat masyarakat Kampung Naga Mulud
kepada para leluhur yang sudah Ikon merupakan tanda yang
meninggal, agar dijauhkan dari segala hubungan antara penanda dan
hal yang akan menyebabkan mamala pertandanya memiliki sifat yang sama
(celaka) dalam kehidupan secara alamiah. Tanda dan penanda
masyarakatnya; dan (5) bisa menjadi (signifier) yang memiliki persamaan
salah satu media untuk mempererat tali dengan barang yang jadi acuannya
silaturahmi antar warga masyarakatnya. (signified). Artinya ikon merupakan
hubungan antara tanda dan objek atau
Unsur-unsur Semiotik dalam Tradisi acuan yang memiliki sifat yang sama.
Hajat Sasih Mulud Ikon yang terdapat dalam tradisi
Tradisi Hajat Sasih Mulud Hajat Sasih Mulud ada tiga belas. Tiga
memiliki tanda-tanda yang memiliki belas ikon tersebut yaitu: berdiskusi,
makna di dalamnya. Tanda ini bisa dilhat Kuncén, Punduh Adat, Lebé, Patunggon,
dari kajian ilmu semiotik. Semiotik masyarakat Kampung Naga, warga
sebagai ilmu mengenai tanda yang Sanaga, masyarakat yang membuat
mengkaji unsur-unsur sebagai tanda tumpeng, beras, peralatan membuat
dalam suatu hal. Tanda-tanda yang ada tumpeng, bakul, daun pisang sebagai
dalam tradisi Hajat Sasih Mulud bisa penutup tumpeng, dan sapu lidi. Kuncén
terlihat dari segala hal yang mendukung merupakan tokoh adat yang ada di
proses berlangsungnya tradisi ini, dari Kampung Naga serta memiliki tugas
mulai pra tradisi, proses berlangsungnya sebagai pemangku adat atau sebagai
tradisi, dan pasca tradisi. Dari tiga pemimpin adat di Kampung Naga dalam
kegiatan ini bisa terlihat tanda yang melaksanakan tradisi-tradisi yang ada di
memiliki makna baik yang tersurat kampung Naga dari awal dilaksanakan
ataupun tersirat. Tanda ini mencakup sampai selesai dilak-sanakan termasuk
ikon, indeks, dan simbol. tradisi Hajat Sasih Mulud. Kuncén
Hasil analisis mengenai unsur disebut ikon karena menunjukkan tanda
semiotik dalam tradisi Hajat Sasih dari orang yang memimpin segala
Mulud di Kampung Naga bisa kegiatan tradisi yang ada di Kampung
dipersentasikan melalui rumus di bawah Naga. Selain kuncén, ada juga
ini. masyarakat Kampung Naga, yaitu
masyarakat keturunan Kampung Naga
𝑛 (𝐼𝑘𝑜𝑛/ 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠,/𝑆𝑖𝑚𝑏𝑜𝑙)
Persentase= % yang berpartisipasi dalam kegi-atan
𝛴 𝑢𝑛𝑠𝑢𝑟 𝑠𝑒𝑚𝑖𝑜𝑡𝑖𝑘
tradisi yang ada di Kampung Naga.

Copyright ©2020 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved.


122 | LOKABASA Vol. 11, No. 2, Oktober 2020

Masyarakat Kampung Naga disebut ikon tidak akan ada proses berdiskusi dalam
karena menunjukkan tanda dari orang mempersiapkan tradisi Hajat Sasih
yang berpartisipasi dalam acara atau Mulud.
kegiatan adat yang ada di Kampung Indeks dalam tradisi Hajat Sasih
Naga. Mulud di Kampung Naga berkaitan
Ikon dalam tradisi Hajat Sasih dengan hubugan sebab akibat yang
Mulud di Kampung Naga berkaitan terjadi dalam pra kegiatan tradisi, proses
dengan tanda yang dikaitkan dengan berlangsungnya tradisi, serta pasca
objek yaitu pelaku tradisi Hajat Sasih kegiatan tradisi. Sebab akibat ini
Mulud. Pelakunya yaitu masyarakat berkaitan dengan kenyataan yang ada
warga Kampung Naga, warga Sanaga dalam kegiatan tradisi Hajat Sasih
dan termasuk tokoh adat dan sesepuh Mulud.
adatnya. Ikon berkaitan dengan pangkat
atau status pelaku dalam tradisi Hajat Simbol dalam Tradisi Hajat Sasih
Sasih Mulud seperti kuncén yang Mulud
menunjukkan orang yang memimpin Simbol merupakan tanda yang
tradisi dari awal sampai selesai. menunjukkan adanya hubungan alamiah
antara penanda dan penandanya.
Indeks dalam Tradisi Hajat Sasih Hubungan ini memiliki sifat arbitrer,
Mulud yaitu hubungan berdasarkan kesepa-
Indeks merupakan tanda yang katan yang ada di lingkungan masya-
menunjukkan hubungan sebab akibat rakat. Simbol yang terdapat dalam tradisi
antara tanda dan penanda yang sifatnya Hajat Sasih Mulud di Kampung Naga
kausal atau sebab akibat. Selain itu, dominan berkaitan dengan tujuan serta
indeks juga merupakan tanda yang makna yang ada dalam tradisi ini.
langsung berkaitan dengan kenyataan. Simbol yang terdapat dalam
Indeks yang terdapat dalam tradisi Hajat tradisi Hajat Sasih Mulud ada Sembilan
Sasih Mulud ada sepuluh. Sepuluh belas. Sembilan belas simbol tersebut
indeks tersebut yaitu: rumah kuncén, yaitu: sasajén, pakaian sesepuh serta
sungai Ciwulan, mesjid, Bumi Ageung, masyarakat laki-laki (Jubah putih), motif
Leuweung Larangan (tempat makam), sarung, jenis iket, rasa garam, warna
rumah masyarakat Kampung Naga, kunyit, isi tumpeng, peralatan yang
memukul bedug, membaca doa, suara dicuci, kayu bakar yang dicuci, motif
yang berdoa, dan proses makan bersama. samping kebat, bentuk congcot tumpeng,
Indeks yang terdapat dalam warna tumpeng, bentuk tumpeng,
tradisi tersebut contohnya yaitu mesjid, parukuyan dan lemareun, beberesih di
mesjid merupakan indeks dikarenakan sungai, leuleueur, mem-basuh kaki dan
adanya proses berdoa dan tempat untuk berdoa sebelum masuk ke mesjid,
berdoa. Selain itu, ada juga sungai membersihkan makam leluhur, serta
Ciwulan. Sungai Ciwulan disebut in- mengganti pagar Bumi Ageung.
deks karena adanya kegiatan beberesih Simbol yang ada dalam tradisi
di sungai dikarenakan adanya tempat Hajat Sasih Mulud berkaitan dengan pra
untuk beberesih. Jika tidak ada tempat tradisi, proses berlangsungnya tradisi,
untuk beberesih tentunya tidak akan ada serta pasca tradisi yang memiliki
kegiatan beberesih sebelum kegiatan hubungan berdasarkan kesepakatan yang
tradisi Hajat Sasih Mulud. Contoh yang ada di masyarakat. Contoh simbol yang
lainnya yaitu rumah kuncén, rumah ada dalam tradisi ini yaitu sasajén.
kuncén merupakan indeks karena adanya Sasajén merupakan simbol karena
kegiatan berdiskusi dikarenakan adanya sasajén merupakan cara untuk
tempat untuk berdiskusinya. Kalau saja menghormati para leluhur. Selain itu,
tidak ada tempat untuk berdiskusi, maka sasajén juga merupakan cara untuk
Copyright ©2020 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved.
Aisah Astuti, dkk.: Tradisi Hajat Sasih Mulud di… | 123

meminta ijin ketika ada kegiatan tradisi pembelajaran adalah seperti di bawah
yang akan dilaksanakan agar berlang- ini.
sung dengan lancar serta merupakan a. Tujuan yang ingin dicapai dalam
ucapan rasa syukur kepada Allah atas proses pembelajaran.
segala nikmat yang telah diperoleh oleh Ketika memilih bahan ajar tentu
masyarakat. Selain itu, contoh yang harus ada tujuan yang ingin dicapai.
lainnya adalah pakaian sesepuh, Tujuan ini merupakan bagian yang
masyarakat laki-laki (Jubah putih). penting dalam proses berlangsungnya
Pakaian sesepuh, sesepuh, masyarakat pembelajaran. Tujuan yang ingin dicapai
laki-laki (Jubah putih) disebut simbol adalah tujuan instruksional yang ada di
karena menjadi ciri khas pakaian dalam Kurikulum 2013, yaitu untuk
sesepuh dan masyarakat Kampung Naga mencapai tujuan psikomotorik siswa,
khususnya laki-lakinya, yang yang dilihat dari unsur-unsur tradisi
melambangkan bahwa ketika berdoa Hajat Sasih Mulud. Tradisi Hajat Sasih
kepada Allah harus dalam keadaan yang Mulud ini bisa menambah pengetahuan
bersih (suci) baik itu hati maupun dan siswa mengenai kebu-dayaan yang ada
pikirannya. Hal ini juga memiliki tujuan di daerahnya untuk mempertahankan
agar dalam kehidupan masyarakatnya kekayaan budaya.
selalu mendapatkan keridhoan dari Allah b. Dianggap memiliki nilai bagi
Swt. kehidupan.
Penelitian ini memiliki nilai bagi
Penerapan Tradisi Hajat Sasih Mulud kehidupan manusia khususnya berkaitan
sebagai Bahan Ajar dengan tradisi yang merupakan bagian
Hasil penelitian tradisi Hajat dari kekayaan kebudayaan Sunda.
Sasih Mulud di Kampung Naga bisa Tradisi Hajat Sasih Mulud memberikan
dijadikan alternatif untuk bahan gambaran mengenai nilai-nilai yang
pembelajaran membaca artikel, bagi berkaitan dengan kehidupan masyarakat
siswa SMA Kelas XII. Pembelajaran Sunda yang bisa memberikan
membaca artikel terdapat di dalam pengetahuan kepada siswa. Salah satu
kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar contoh kecilnya yaitu nilai hidup
(KIKD) Kurikulum 2013 Revisi 2017 di bersama dalam lingkungan masyarakat
SMA kelas XII. Kompetensi dasar yang yang segala halnya dilakukan secara
isinya mengenai pembelajaran mem- bersama-sama yang menandakan bahwa
baca artikel yang meminta tindakan guru tali silaturahminya masih terjaga sangat
agar siswa bisa menganalisis isi, baik.
struktur, serta aspek kebahasaan yang c. Dianggap memiliki nilai sebagai
ada dalam artikel bahasa Sunda. Oleh warisan dari generasi sebelumnya.
karena itu, tradisi Hajat Sasih Mulud bisa Tradisi Hajat Sasih Mulud
dijadikan bahan pembelajaran membaca merupakan warisan dari leluhur. Nilai-
bagi siswa, dengan cara nilai yang ada dalam tradisi Hajat Sasih
ditransformasikan ke dalam bentuk Mulud memiliki tanda yang berkaitan
tulisan yaitu artikel. dengan tradisi (adat-istiadat) atau
kebiasaan masarakat Sunda dari jaman
1. Kriteria Memilih Bahan Ajar
dahulu (jaman leluhur). Warisan ini
Kriteria memilih bahan
sudah seharusnya dijaga dan dirawat
pembelajaran dalam penelitian ini
oleh generasi muda agar tidak
menggunakan teori Nasution (dalam
tergantikan oleh kebudayaan asing yang
Haerudin & Kosim, 2013, hlm. 77) yang
datang dari luar.
mengungkapkan bahwa kriteria yang
d. Ada manfaatnya untuk menguasai
harus dipenuhi dalam memilih bahan
satu ilmu

Copyright ©2020 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved.


124 | LOKABASA Vol. 11, No. 2, Oktober 2020

Tradisi Hajat Sasih Mulud bisa harinya; (3) untuk melestarikan tradisi
menjadi satu hal yang mampu membuat yang telah diwariskan oleh leluhur
siswa menguasai satu ilmu baik dalam masyarakat Kampung Naga di masa
bidang bahasa, sastra, atau budaya. sebelumnya; (4) sebagai rasa hormat
Dalam bidang bahasa khususnya bahasa masyarakat Kampung Naga kepada para
Sunda, siswa diharapkan bisa lebih leluhur yang sudah meninggal, agar
mengetahui dan memahami bahasanya dijauhkan dari segala hal yang akan
sendiri. Dalam bidang sastra siswa menyebabkan mamala (celaka) dalam
diharapkan bisa mengetahui sastra yang kehidupan masyarakatnya; dan (5) bisa
lainnya salah satunya dalam bentuk menjadi satu media untuk mempererat
tulisan artikel. Dan dalam bidang tali silaturahmi antar warga masya-
kebudayaan diharapkan tradisi ini bisa rakatnya.
menambah pengetahuan siswa mengenai Tradisi Hajat Sasih Mulud
salah satu tradisi yang ada di wilayah mencakup tiga bagian yaitu pra tradisi,
Sunda yang menjadi ciri khas dari proses berlangsungnya tradisi, serta
kebudayaan Sunda. pasca tradisi. Kegiatan pra tradisi
e. Sesuai dengan kebutuhan dan minat mencakup dua bagian, yaitu (1) kegiatan
siswa. berdiskusi; dan (2) mempersiapkan
Kebutuhan siswa akan pengetahuan sasajén dan peralatan. Proses
mengenai budaya bisa dijadikan dasar berlangsungnya tradisi menca-kup lima
dari artikel ini. Artikel ini diharapkan bagian, yaitu (1) waktu berlangsungnya
bisa memenuhi kebutuhan siswa sebagai tradisi; (2) tempat berlangsungnya
bahan pembelajaran membaca di tradisi (rumah kuncén, rumah
sekolah, agar bisa lebih mengenal masyarakat Kampung Naga, mesjid,
budaya Sunda. Tradisi Hajat Sasih sungai, dan leuweung larangan); (3)
Mulud bisa dijadikan bahan pelaku tradisi Hajat Sasih Mulud yang
pembelajaran yang sesuai dengan mencakup kuncén, punduh adat, lebé,
kurikulum 2013 Revisi 2017, yaitu patunggon, masyarakat Kampung Naga,
membaca artikel di SMA kelas XII. dan warga Sanaga; (4) pakaian tradisi
Tradisi Hajat Sasih Mulud dianggap Hajat Sasih Mulud; dan (5) kegiatan
sesuai dengan kebutuhan siswa dalam dalam tradisi Hajat Sasih Mulud yang
rangka mengenal tradisi yang ada di mencakup proses membuat tumpeng,
wilayah Sunda. beberesih, menggunakan pakaian tradisi
Hajat Sasih Mulud, membersihkan
SIMPULAN makam leluhur, mengganti pagar Bumi
Dari penelitian ini bisa Ageung, dan berdoa di mesjid. Serta
disimpulkan bahwa tradisi Hajat Sasih pasca tradisi Hajat Sasih Mulud yang
merupakan tradisi yang dilaksanakan merupakan kegiatan panutupnya.
dalam rangka memperingati Hari-hari Di samping itu, tradisi Hajat
Besar Islam yaitu dilahirkannya Nabi Sasih Mulud memiliki unsur semiotik
Muhammad saw. yang berkaitan dengan makna yang
Tradisi Hajat Sasih Mulud terdapat dalam tradisi tersebut. Unsur
memiliki beberapa maksud dan tujuan, semiotik ini terbagi ke dalam tiga bagian
yaitu (1) merupakan kegiatan untuk yaitu ikon, indeks, dan simbol, yang
memperingati hari dilahirkannya Nabi termasuk ke dalam pengelom-pokan
Muhammad saw.; (2) sebagai ucapan menurut Peirce. Tradisi Hajat Sasih
rasa syukur masyarakat Kampung Naga Mulud di Kampung Naga unsur ikon
kepada Allah Swt. yang telah jumlahnya ada tiga belas, indeks
memberikan nikmat kepada masyarakat jumlahnya ada sepuluh, dan simbol
dalam melaksanakan kegiatan sehari- jumlahnya ada sembilan belas.

Copyright ©2020 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved.


Aisah Astuti, dkk.: Tradisi Hajat Sasih Mulud di… | 125

Tradisi ini merupakan kekayaan Koentjaraningrat. (2014). Pengantar


budaya masyarakat Sunda yang sudah Antropologi I. Jakarta: Rineka
seharusnya dijaga, dilestarikan oleh Cipta.
masyarakatnya dan oleh generasi muda
sebagai penerusnya. Kekayaan budaya Mustapa, Hasan. (1985). Adat Istiadat
yang ada di daerah mampu menambah Orang Sunda. Bandung: Penerbit
kekayaan yang ada di wilayah tatar Alumni
Sunda. Kekayaan budaya ini menjadi ciri
Ningrum, Epon. (2012). “Dinamika
khas dari tradisi-tradisi yang harus
Masyarakat Tradisional
diketahui oleh masyarakat agar tidak
Kampung Naga di Kabupaten
tertindih oleh budaya asing yang masuk
Tasikmalaya”. Jurnal
ke dalam lingkungan kehidupannya.
Pendidikan Geografi FPIPS.
Volume XXVIII, No. 1,
UCAPAN TERIMAKASIH
https://media.neliti.com/media/p
Terimakasih penulis sampaikan
ublications/7432-ID-dinamika-
kepada semua pihak yang telah
masyarakat-tradisional-
membantu hingga terselesaikannya
kampung-Naga-di-kabupaten-
penelitian ini. Mudah-mudahan peneli-
tasikmalaya. pdf
tian ini bermanfaat untuk semua
kalangan, khususnya kalangan Qodariah, L., & Laely Armiyati. (2013).
akademik. “Nilai-Nilai Kearifan Lokal
Masyarakat Adat Kampung
CATATAN PENULIS Naga sebagai Alternatif Sumber
Penulis menyatakan bahwa tidak Belajar”. Jurnal Ilmu-Ilmu
ada konflik kepentingan terkait publikasi Sosial. Volume 10, No. 1,
artikel ini. Penulis mengkonfirmasi http://repository.uhamka.ac.id/
bahwa data dan artikel ini bebas 436/1/5338-13712-1-PB.pdf
plagiarisme.
Saringendyanti, Etty. (2008). “Kampung
PUSTAKA RUJUKAN Naga, Tasikmalaya dalam
Danadibrata, R.A. (2015). Kamus Basa Mitologi: Upaya Memaknai
Sunda. Bandung: PT Kiblat Warisan Budaya Sunda”.
Buku Utama. http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2009/10/kampu
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. ng_Naga_tasikmalaya_dalam_m
(2017). Kurikulum Tingkat itologi.pdf,
Daerah Muatan Lokal. Bandung:
Pemerintah Daerah Provinsi Setyosari, Punaji. (2012). Metode
Jawa Barat. Penelitian Pendekatan dan
Pengembangan. Jakarta:
Haerudin, Dingding & Kosim Kardana. Kencana.
(2013). Panganteur Talaah Buku
Ajar. Bandung: JPBD FPBS UPI. Sobur, Alex. (2013). Semiotika
Komunikasi. Bandung: PT.
Hoed, Benny H. (2011). Semiotika dan Remaja Rosdakarya.
Dinamika Sosial Budaya.
Jakarta: Komunitas Bambu. Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Koentjaraningrat. (1985). Ritus Bandung: Alfabeta.
Peralihan di Indonesia. Jakarta:
PN Balai Pustaka.

Copyright ©2020 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved.


126 | LOKABASA Vol. 11, No. 2, Oktober 2020

Sukyadi, Didi. (2011). Teori dan Vera, Nawiroh. (2014). Semiotika dalam
Analisis Semiotika. Bandung: Riset Komunikasi. Bogor: Ghalia
Rizqy Press. Indonesia.

Copyright ©2020 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved.

Anda mungkin juga menyukai