Anda di halaman 1dari 6

JALADRI (Vol. 7.

1) (2021)
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah
http://jurnal.upmk.ac.id/index.php/jaladri/

KAJIAN ETNOPEDAGOGIK ADAT PERPANDAYAN DI DESA TARAJU


KECAMATAN SINDANGAGUNG KABUPATÉN KUNINGAN SEBAGAI BAHAN
PEMBELAJARAN MEMBACA BERBASIS KEARIFAN LOKAL

Heti Triwahyuni, Leni Nuraeni, Mimin Suminar


triwahyuniheti@upmk.ac.id, lenylenz@upmk.ac.id, 165223012@mahasiswa.upmk.ac.id

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah


STKIP Muhammadiyah Kuningan
Gedung A. Lt. 3 Kuningan Jawa Barat

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Penelitian ini mempunyai latar belakang yang begitu luas, salah
Diterima 10 Januari 2021 satunya yaitu kurangnya pengetahuan masyarakat Desa Taraju
Disetujui 10 April 2021 tentang kebudayaan Adat rewahan perpandayan. Tujuan dari
Dipublikasikan 25 April 2021 penelitian ini yaitu : (1) mendeskripsikan kajian etnopegagogik yang
ada di adat Rewahan Perpandaian Di Desa Taraju Kecamatan
Sindangagung Kabupaten Kuningan (2) mendeskripsikanUnsur
Budaya Adat Rewahan Perpandaian Di Desa Taraju Kecamatan
Sindangagung Kabupaten Kuningan (3)mendeskripsikan bagaimana
Alternatif Pangajaran Maca berbasis Kearifan lokal. Metode yang
Kata Kunci:
digunakan dalam penelitian ini adalah Metode kualitatif dengan cara
mengorganisasikan data, mendeskripsikan data,menyusun pola,
Kajian
memilih hal yang penting, serta membuat kesimpulan dalam urutan
etnopedagogik, adat rewahan perpandayan di desa Taraju Kecamatan Sindangagung
pembelajaran Kabupaten Kuningan. Dengan tehnik mengumpulkan data melalui
membaca,perpanda observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini
yan desa Taraju yaitu kajian etnopedagogik yang ada pada adat rewahan perpandayan
di desa Taraju terdiri dari 4 kajian etnopedagogik diantaranya 4 catur
jati diri insan, 6 moral manusia, 5 gapura pancawaluya dan 3 prilaku
nyunda Tri-silas. Unsur budaya dalam adat rewahan perpandayan di
desa Taraju terdiri dari 7 unsur budaya. Alternatif pembelajaran basa
Sunda berupa Artikel.

1
Abstrak
key world: This research has a very broad background, one of which is the
lack of knowledge of the people of Taraju Village about Indigenous
Ethnopedagogic
culture of rejuvenation. The purpose of this study are: (1)
studies, learning to describing ethnopegagogic studies in the custom of Reward
read, the village of Ceremony in Taraju Village Sindangagung Subdistrict Kuningan
Taraju Regency (2) describing the Customary Cultural Elements of the
Rewahan Reward in Taraju Village Sindangagung Subdistrict
Kuningan Regency (3) describing ho Alternative Pangaca
Alternative is based on Kuningan Local culture. The method used
in this study is a qualitative method by organizing data, describing
data, arranging patterns, choosing important things, and making
conclusions in the order of customary rewards in the village of
Taraju, Sindangagung District, Kuningan Regency. With the
technique of collecting data through observation, interviews and
documentation. The results of this study are the ethnopedagogic
studies in the traditional rewards of bathing in the village of
Taraju consisting of 4 ethnopedagogic studies including 4 human
identity chess, 6 human morals, 5 pancawaluya gates and 3 Tri-
silas delay behavior. Cultural elements in the traditional rewards
of culture in the village of Taraju consist of 7 cultural elements.
Alternative learning of Sundanese bases in the form of Arti

2
PENDAHULUAN dengan cara berdoa melalui nenek moyang yang
sudah meninggal salah satunya Rama Éyang
Adat rewahan merupakan salasatu
Radén Sunan Manyak yang dimana selama
kebiasaan masarakat yang harus dilakukan
beliau ada di alam dunia aktif di pekerjaan
sacara turun temurun. Adat yaitu wujud
panday besi. Tujuan dalam meminta doa ini tidak
hubungan antara manusia dengan pribadinya,
adanya maksud menduakan kesempurnaan Allah
masyarakatnya, alamnya, ogé pangérannya.
SWT tapi dengan cara minta doa melalui Rama
Hubungan itu untuk meminta keselamatan
Éyang Radén Sunan Manyak selaku perantara
kesempurnaan hidup melalui kesadaran dirinya
untuk menyempurnakan doa pada Allah STW.
sendiri, lingkungan, alam dan semua kehidupan
Rama Éyang Radén Sunan Manyak selama
manusia.
masih di alam dunia dianggap masarakat
Adat Rewahan perpandaian ini rutin
satempat selaku manusia yang mempunyai sikap,
dilakukan setiap setahun sakali pada bulan
tatakrama yang bagus serta beliau rajin ibadah.
Rewah yang tempatnya di makam nenek
(wawancara pa Waslani (kepala Désa Taraju)
moyang. Kegiatan ini tidak semua masyarakat
kemis 11 juni 2020).
tau kegiatannya, banyak juga masarakat yang
Waktu berjalannya kagiatan adat rewahan
tidak datang ikut kegiatan adat Rewahan..
dilakukan pada tanggal 15 rewah pada tiap
salahsatu cara untuk menyampaikan adat
tahunnya, sabab mendekati bulan puasa yang
rewahan yang ada di Desa Taraju yaitu dengan
salasatunya kegiatan adat rewahan ini melatih
melalui pembelajaran disekolah. Pembelajaran
diri pribadi menyambut bulan puasa yang
ini menyampaikan mengenai kearifan lokal
merupakan bentuk iman kesolehan individu dan
yang ada pada struktur adat Rewahan
koléktif. Pihak yang ikut pada kagiatan rewahan
diantaranya nilai sosial (kamasarakatan) serta
ini yaitu masyarakat desa Taraju dan masyarakat
interaksi masarakat pada lingkungannya. Salian
diluar désa selaku pelaksana inti pada kagiatan
itu kearifan lokal yang ada pada adat rewahan
ini. Pamaréntahan desa Taraju yang mendukung
bisa di ketahui masarakat.
kegiatan ini. (wawancara bapa Kasma (salaku
Oleh sebab itu, peneliti mempunyai
kuncén dina Adat Rewahan) Sabtu 13 juni 2020)
tujuan menyampaikan pengetahuan ini pada
Sebab masyarakat dijaman sekarang jarang
masyarakat yang belum tau adat rewahan.
ikut kagiatan adat rewahan dan masarakat di
Penelitian ini yang berjudul “Ulikan
jaman sekarang sudah terbawa budaya budaya
Etnopedagogi Adat Rewahan Perpandaian Di
`yang modérn sahingga budaya yang ada di
Desa Taraju Kecamatan Sindangagung Kab.
lingkungana tidak diketahui oleh masyarakat,
Kuningan pikeun Pangajaran Maca Berbasis
dengan cara mengenalkan atau memberikan
Kearifan Lokal” perlu dilakukan.
pengetahuan kepada masyarakat salasatunya
METODE PENELITIAN untuk siswa disekolah yang tidak tau adat
rewahan.
Penelitian ini menggunakan metode salahsatu kegiatan pada Adat rewahan yaitu
penelitian kuantitatif deskriptif. Adat Rewahan Ngeséh, ngeséh yaitu kegiatan yang mempunyai
perpandaian ngan di laksanakeun di Désa Taraju tujuan untuk mewujudkan raa syukur kepada
Kecamatan Sindangagung Kabupaten Kuningan. Allah sebab dirinya mau melakukan acara hajat
Lokasi tempat penelitian yaitu di daérah makam besar. (wawancara pak Ewo (salaku Panday besi)
Sunan Manyak di Désa Taraju. Teknik yang senin 15 juni 2020).
dipakai dalam penelitian ini adalah teknik
observasi, teknik wawancara dan teknik
dokumentasi. Variabel yang dicapai dalam
penelitian ini adalah Étnopédagogik adat
perpandaian, unsur budaya dalam adat rewahan
an alternatif bahan ajar. Melalui kegiatan dan
hasil wawancara kepada tokoh yang terlibat
dalam adat rewahan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Salasatu adat yang ada di Désa Taraju yaitu
Rewahan Perpandayan, rewahan perpandayan ini
punya tujuan minta doa atau bantuan Allah SWT
(Foto Pasrén kadaharan ngeséh) 7) Moral Manusia dalam Mengejar
Kepuasan Lahiriah dan Batiniah
PEMBAHASAN Yaitu dalam pekerjaan panday
besi
1. Kajian Étnopédagogik yang ada pada
adat rewahan perpandayan C. Gapura Pancawaluya
Cangeur,Bageur,Bener,Pinter,Si
A. Catur Diri insan
nger yaitu dalam kegiatan
1) Pengkuh agamana rewahan cageur hate jeung bisa
Pada acara rewahan ini saling bantu sesama ,bener
masyarakat melaksanakan dalam melakukan hal baik
yasinan dan pengajian
D. Perilaku nyunda Tri-Silas
2) Luhur elmuna 1) Silih Asih
Memberikan pengetahuan untuk Yaitu bekerja bersama-sama atau
yang tidak tahu adat rewahan ke gotong royong
para siswa/pelajar yang tentunya 2) Silih Asah
jadi penurus kedepannya dalam Yaitu ketika kita mendapatkan
menjaga adat rewahan ini. ilmu pengetahuan atau yang
3) Jembar Budayana lainnya kita bisa memberikannya
Memberikan wawasan luas kepada yang belum tau , saling
kepada masyarakat mengenai mengingatkan.
rasa kemanusiaan masyarakat 3) Silih Asuh
satu dengan yang lainnya. Yaitu masarakat saling
4) Rancage gawena merangkul masarakat lain tidak
Pada adat rewahan yang memilah milih.
termasuk rancagé gawena yaitu 2. Unsur Budaya pada Adat Rewahan
masyarakat yang masing masing Perpandayan
membantu pekerjaan dalam A. Bahasa
acara. Dalam basa adat rewahan
perpandayan yang dipakai adalah
B. Moral Kemanusiaan bahasa Sunda.
1) Moral Manusia Terhadap Tuhan B. Sistem pengetahuan
Yaitu yasinan dan pengajian Banyak ilmu pengetahuan dalam
bersama adat rewahan jadi kegiatan ini perlu
2) Moral Manusia Terhadap Pribadi di berikan kepada masyarakat yang
Yaitu mengikuti kegiatan belum tau akan hal ini utamanya
rewahan dan menyumbangkan kepada siswa yang akan menjadi
makanan atau tenaganya untuk generasi penerus.
acara tersebut C. Sistem kemasyarakatan
3) Moral manusia terhadap manusia Pada sistem kemasyarakatan adat
lain rewahan susuan panitianya yaitu:
Yaitu gotong royong antar Pelindung : PaMaska
masyarakat untuk mensukseskan Ketua umum : PaMaskim
acara rewahan. Bendahara : Pa Kasma
5) Moral Manusia Terhadap Alam Sekertaris : Pa Suarda
Yaitu menjaga dan merawat D. Sistem Peralatan Hidup jeung
serta melindungi alam sekitar teknologi
pada kegiatan rewahan. PEkakas Tani diantaranya cangkul,
6) Moral Manusia Terhadap Waktu Arit , Koréd dll yang dipakai pada
Yaitu saling mengingatkan acara rewahan.
sesama masyarakat untuk E. Sistem Mata Pencaharian Hidup
mengikuti kegiatan ini karna Pada sistem mata pencaharian hidup
pada dasarnya kegiatan ini ada yaitu selaku panday besi.
pada lingkungan sekitar kita. F. Sistem Religi

4
Pada sistem religi yaitu meminta masarakat satempat salaku manusa anu
keselamatan kepada allah SWT. miboga sikep jeung tatakrama anu hadé
jeung ogé rajin kana ibadah. Dina ménta
pidoa ieu henteu aya pamaksadan
3. Alternatif Pangajaran Maca berbasis ngaduakeun Allah SWT tapi ku cara
Kearifan lokal ménta pidoa ngaliwatan ka Radén Éyang
Sunan Manyak Tujuan lain tina adat
Adat Rewahan Perpandayan Di Désa rewahan nyaéta hiji kagiatan anu
Taraju Kecamatan Sindangagung ngaraketkeun tali duduluran unggal
Kabupatén Kuningan masarakat anu karumpul dina ieu acara
Ku Mimin Suminar rewahan. Dina ngalaksanakeun kagiatan
ieu nyaéta panginget yen kagiatan ieuteh
Dijaman baheula kacaritakeun ayana di Désa Taraju anu tempatna
aya saurang patapa dilingkungan dilingkungan pasaréan Rama Éyang
masarakat Désa Taraju nyaéta Buyut Sunan Manyak. Salasahiji kagiatan dina
Jamini, kadieukeun ngaran Buyut Jamini Adat rewahan nyaeta Ngeséh, ngeséh
diganti ku ngaran Radén Éyang Sunan nyaéta kagiatan nu miboga pamaksadan
Manyak sabab ngaran éta teu sajalan pikeun ngawujudkeun rasa syukur ka
jeung sajarah anu ayeuna, kukituna Gusti Allah lantaran dirina rek
ngaranna dipopulerkeun jeung ngaran ngayakeun hajat gede.
anu sabenerna nyaéta Radén Éyang
Sunan Manyak, anjeuna jalma kahiji di
Désa Taraju nu miboga pakasaban dina
pandai besi, tuluy ngabogaan putra
angkat nyaéta Bapak Béwu (Jaya
Wiguna) nalika anjeuna masih dialam
dunya aktif dina pakasaban pandai besi
di Désa Taraju. Radén Éyang Sunan
Manyak wafat tanggal 15 Rewah,
hususna di Désa Taraju sok diayakeun
acara adat rewahan dina tanggal 15
rewah. Dina ieu acara anu ngabogaan
kawajiban anu hususna masarakat Désa
KESIMPULAN
Taraju nyaéta para pandai besi.
1. Kajian Étnopédagogik yang ada pada
Ti taun 1965 kadieukeun adat rewahan perpandayan yaitu Catur
hususna nu boga pakasaban pandai besi Jati Diri Insan,pada catur diri insan
nalika rék ngayakeun kagiatan rewahan kajian Étnopédagogik ada 4. Moral
kudu ririungan heula. Kagiatan dina kamanusiaan, pada Moral Kemanusiaan
acara rewahan ngawengku:1) bebesik kajian Étnopédagogik ada 6 .Gapura
makam 2) Yasinan 3) Prosési meuncit Pancawaluya, Gapura Pancawaluya
domba 4) Dahar babarengan. mengandung arti Gerbang
Diayakeuna adat rewahan ieu lian ti Kasempurnaan diantaranya ada 5.
mieling wafatna Radén Éyang téh nyaéta Perilaku Nyunda Tri-silas, Prilaku
salasahiji cara pikeun generasi ayeuna nyunda Tri-silas yang mengandung arti
jeung saterusna bakal kalaksana sabab interaksi dilingkungan masarakat dengan
diajaman ayeuna loba nu teu wawuh cara kebersamaan dan mewujudkan
kana adat rewahan. Adat rewahan karakter yang baik ada 3.
miboga pamaksadan keur ménta tawasul 2. Unsur Budaya yang ada pada adat
ka Allah SWT ku cara ngadoa rewahan perpandayan ada 6 saperti,
ngaliwatan karuhun anu geus wafat Bahasa,sistem pengetahuan, sistem
salasahijina Radén Éyang Sunan Manyak kemasyarakatan,sistem peralatan hidup
anu dimana salila anjeuna aya dialam jeung teknologi, sistem mata pencaharian
dunya aktif dina pakasaban pandai besi, hidup dan sistem religi.
anjeuna salila dialam dunya dianggap ku
3. Alternatif Bahan Ajar Berbasis Kearifan Waryandani, Wuri. 2011. Pembelajaran Berbasis
Lokal Multikultural di Sekolah Dasar untuk
pembelajaran disekolah selama ini Mengembangkan Karakter Bangsa.
kurang memperhatikan kearifan lokal Yogyakarta: UNY.
yang ada di daérahnya sampai generasi
muda meninggalkan nilai nila luhur
daérahnya. Disisi lain generasi muda di
berikan kemampuan menggali poténsi
lokal tentu bakal mendapatkan wawasan
dan pengetahuan pangawéruh mengenai
kearifan lokal adat rewahan perpandaian.
Alternatif bahan ajar yang digunakan
yaitu berupa Artikel Adat Rewahan
perpandayan di Désa Taraju Kecamatan
Sindangagung Kabupaten Kuningan.
REFERENSI
Al-baiti,2015. Kajian Kearifan Lokal Kelompok
Budaya dari lembah baliem Wamena
Papua.

Alwasilah, A.Ch dkk, (2009). Etnopedagpgi


(Landasan Praktek Pendidikan Dan
Pendidikan Guru). Kiblat. Bandung.

Aminuddin. 1990. Pengembangan Penelitian


Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan
Sastra. Malang: Yayasan Asah Asih
Aspuh.

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu


Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka
Cipta.

B.Rahmanto. 20015. Metode Pengajaran Sastra.


Yogyakarta: Kanisius

Danadibrata, R.A. 2019. Kamus Basa Sunda.


Bandung: PT. Kiblat Buku Utama.

Koentjaraingrat. (1992). Kebudayaan Mentalitas


dan Pembangunan. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Umum.

Ruhimat, Toto. 2013. Kurikulum dan


pembelajaran. Bandung: PT. Raja
Grafindo Pusaka

Sudaryat, Y. (2015). Wawasan Kesundaan.


Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah UPI
Bandung. Bandung.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Penelitian


Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif,dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sutopo. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif.


Surakarta: UNS.

Anda mungkin juga menyukai