Topik 2
Oleh:
BUNGADIYATI TODING
G2P120002
PROGRAM PASCASARJANA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Salah satu etnik di Sulawesi tenggara yaitu etnik muna. Mayoritas agama yang
dianutnya adalah agama Islam. Pada etnik muna di jumpai sejumlah tradisi salah
satunya yaitu Tradisi Karia. Karia adalah sebuah ritual yang dimaksudkan untuk
mengajajarkan kepada seorang anak gadis tentang persiapan berumah tangga, dengan
memingit si anak gadis selama 3-7 malam yang diakhiri dengan melemparkan bansa
untuk mengetahui jauh dekatnya jodoh si anak gadis. Pertumbuhan tersebut dimulai dari
bayi sampai dewasa. Dalam rangka menyambut setiap jenjang pertumbuhan ini maka
sebagai wujud penyampaian rasa syukur kepada Tuhan. Hasil representasi masyarakat
tersebut akan berbeda-beda dalam hal bentuk dan hasilnya karena hal ini dikembalikan
Salah satu ajaran dalam berumah tangga yang diajarkan pada masa pingitan
adalah pengenalan sistem reproduksi pada manusia dengan penyampaian yang santun dan
khidmat sehingga si anak gadis tidak perlu merasa risih tentang materi tersebut. Dengan
adanya ritual ini, maka masyarakat dapat menjadikannya sebagai salah satu alternatif
Berdasarkan filosofi adat Muna bahwa ritual karia sebagai proses pembersihan
diri dengan harapan bahwa anak perempuan yang menjelang dewasa telah disiapkan dari
sejak dini sebagai tempat persemaian rahasia (benih-benih keturunan) dari laki-laki untuk
mendapatkan keturunan yang saleh dan salehah. Konsep ini terkait dengan pendidikan
seumur hidup (long life education). Ternyata di Muna telah diaplikasikan dalam
kehidupan keluarga melalui ritual karia. Hal ini dapat teramati dalam proses upacara
karia bahwa pelaksanaannya bukan hanya sekedar upacara ritual, tetapi merupakan
proses pembinaan mental, moral agama, dan perilaku agar kelak memperoleh benih-benih
keturunan yang berakhlak mulia. Hal ini sesuai dengan pemahaman orang tua di Muna
bahwa, mendidik anak harus dilakukan sebelum anak itu lahir bahkan sebelum roh kedua
Perubahan tradisi Karia juga terlihat pada masyarakat Muna, khususnya kaum
perempuan yang menjadi pelaku utama dalam tradisi ini, mulai terpengaruh dengan
kemajuan teknologi dan tingkat pendidikan yang tinggi. Kaum perempuan cenderung
menghilangkan nilai dan makna dalam tradisi ini, yang dijadikan sebagai pedoman atau
landasan bagi masyarakat pendukungnya. Generasi muda khususnya tidak lagi ingin tahu
dan mengerti mengenai tradisi Karia. Upacara ini dilakukan hanya karena keharusan dari
orang tua. Pemahaman nilai dan makna yang dapat dijadikan sebagai pegangan dalam
hidup akhirnya terlupakan begitu saja. Tradisi Karia memuat nilai dan makna yang
1). Judul ini dipilih karena masih sangat kurang penelitian mengenai tradisi karia di
Kecamatan Watopute!
2). Judul ini dipilih karena untuk melestarikan budaya yang sudah ada sehingga tidak
punah.
c. Rumusan Masalah
d. Tujuan Penelitian
watopute!
e. Manfaat Penelitian
sebagai sumber informasi dan referensi bagi penyelesaian karya tulis ilmiah.
a. Pemerintah
Menjadi acuan terhadap pemerintah untuk tetap melestarikan tradisi-tradisi yang ada di
Indonesia.
b. Instansi
Penelitian ini dapat menjadi dokumentasi dan referensi bagi pihak intansi yang
bersangkutan.
c. Masyarakat
muna.
Referensi Yang Pertama Yaitu Dari Lestariwati , et al (2020) Dengan Judul Penelitian
reproduksi yang terdapat pada tradisi karia. Metodologi penelitian bersifat deskriptif
kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat 2 (dua) nilai
dalam tradisi karia yang berhubungan dengan pendidikan kesehatan reproduksi yaitu
nilai filosofis dan nilai pendidikan. Tetapi pada masa sekarang dalam tradisi karia
Referensi Yang kedua Yaitu Ardin, et al (2017) dengan judul penelitian “Makna
Simbolik Pertunjukan Linda dalam Upacara Ritual Karia di Kabupaten Muna Barat
pertunjukan Linda dalam upacara ritual karia di Kabupaten Muna Barat Sulawesi
Sosiologi Seni dan Pendidikan Seni. Teknik pengumpulan data meliputi observasi,
wawancara dan studi dokumen. Teknik keabsahan data menggunakan teknik
triangulasi dan teknik analisis data yang digunakan adalah melakukan interpretasi
berdasarkan konsep pertunjukan, gaya, isi tarian, dan konsep interpretasi spesifik.
proses pendewasaan, pembersihan seorang gadis remaja dan sebagai simbol moral atau
etika.
Referensi yang ketiga yaitu Suriata (2015) dengan judul penelitian “Analisis Nilai-
Nilai Budaya Karia Dan Implementasinya Dalam Layanan Bimbingan Dan Konseling”
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) gambaran nilai-nilai budaya karia.
(2) Implikasi budaya karia dalam layanan bimbingan dan konseling. Teknik analisis
data dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif, dan analisis observasi. Subjek
penelitian ini yaitu tokoh adat, remaja yang akan melaksanakan budaya karia, remaja
yang telah melaksanakan karia, dan ahli Bimbingan dan Konseling. Hasil penelitian ini
mengemukakan (1) lima nilai utama budaya karia yang diuraikan ke dalam prosesi
budaya karia antara lain: kafoluku (pemahaman diri dan tingkah laku), kabhansule
(rendah hati dan amanah), dan linda (aktualisasi diri). (2) Implikasi nilai-nilai budaya
karia dalam layanan bimbingan dan konseling dalam penelitian ini teridentifikasi
Referensi Yang pertama Yaitu Hermin (2015) dengan judul penelitian “Nilai-nilai
Pendidikan dalam Tuturan Tradisi Katoba pada Masyarakat Etnik Muna” penelitian ini
Warambe Kecamatan Parigi Kabupaten Muna dan strategi dakwah dalam adat katoba
Muna.
Referensi Yang kedua yaitu Pratiwi & Hak (2017) dengan judul penelitian “Tradisi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Proses pelaksanaan tradisi Karia melalui
3 tahap yakni (a) pada tahap persiapan, pertama melakukan musyawarah dengan
anggota keluarga, kerabat, tokoh agama, tokoh masyarakat, kepala desa. (b) tahap
g) kahapui, dan (c) tahap akhir dalam upacara Karia adalah kaghorono
faktor yakni: (a) tempat pertunjukan, (b) waktu pertunjukan, (c) perlengkapan tradisi
Karia, (d) tahapan pelaksanaan. (3) Nilai-nilai tersebut antara lain: nilai kedisiplinan
upacara Karia.
g. Metode Penelitian
Tenggara.
Data ini diperoleh dengan cara wawancara kepada para tokoh masyarakat,
tokoh adat, pemuka agama dan pejabat daerah dan observasi kepada masyarakat
Muna. Sumber data penelitian ini terdiri atas sumber tertulis, sumber lisan dan sumber
visual.
3).Melakukan wawancara
dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Analisis data kualitatif adalah