Anda di halaman 1dari 28

USULAN PENELITIAN

TRADISI NGEREBEG MASYARAKAT DESA ADAT


TEGAL DARMASABA DALAM SISTEM RELIGI

Usulan penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk Menyusun
Skripsi S1 Antropologi

Diajukan Oleh:
Silpana Riati
2001571005

PROGRAM STUDI ANTROPOLOGI


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2023

Persetujuan Pembimbing

i
Usulan Penelitian Skripsi ini telah disetujui pada tanggal ………………………,
selanjutnya segera dapat diuji/diseminarkan.

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Nama ……………………… Nama ………………………


NIP ………………………… NIP …………………………

Mengetahui

Koordinator Program Studi Antropologi


Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana

Nama ………………………
NIP …………………………

ii
DAFTAR ISI

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Desa Tegal Darmasaba merupakan desa Adat atau dengan kata lain desa

pakraman, yang memiliki tradisi yang berbeda dengan daerah Bali pada

umumnya. Hal ini, terlihat dalam tradisi mereka yang secara turun-temurun tetap

dilaksanakan sampai sekarang. Tradisi yang diwariskan ini memiliki keunikan

tersendiri yang tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat desa adat

tegal darmasaba, yang mana sebagai salah satu daya tarik bagi para wisatawan,

dan salah satu faktor utamanya adalah masyarakatnya yang masih menjaga dan

mempertahankan tradisi. Tradisi meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang

kompleks, termasuk pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, dan adat-

istiadat.

Tradisi ini mencakup segala aspek kehidupan sehari-hari, seperti upacara

keagamaan, tarian, musik dan masih banyak lagi. Kehadiran tradisi-tradisi

memberikan nilai tambah bagi pariwisata Bali, karena menjaga kelestarian budaya

lokal dan memperkaya pengalaman wisatawan. Selain itu tradisi juga menjadi

bagian penting dari identitas dan jati diri masyarakat Bali, sehingga tetap

memegang peranan yang kuat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bali.

Adapun tradisi yang masih dilestarikan sampai sekarang dan masih dipercaya

dapat memberikan perlindungan yaitu, tradisi Ngerebeg yang bertempatkan di

Desa Adat Tegal Darmasaba. Desa Adat Tegal Darmasaba merupakan salah satu

Desa Adat yang terletak di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Provinsi

1
Bali. Desa ini memiliki tradisi budaya yang kaya dan unik, salah satunya adalah

tradisi Ngerebeg. Tradisi Ngerebeg ini dilakukan oleh masyarakat Desa Adat

Tegal Darmasaba setiap tahunnya pada hari galungan dan kuningan. Perayaan ini

biasanya dilaksanakan pada hari kamis kliwon langkir dan lebih berfokus pada

tradisi ruwutan dan tolak bala.

Tolak bala merupakan ritual yang dilakukan untuk menangkal atau

menjauhkan berbagai musibah yang dapat menimpa suatu komunitas masyarakat

(Noviana, dkk. 2022; 19). Dengan kata lain, tolak bala adalah suatu keyakinan

atau praktik yang ditujukan untuk menjaga dan melindungi alam agar terhindar

dari segala malapetaka. Adapun kelompok masyarakat tertentu percaya bahwa

melalui tindakan atau sebuah ritual, mereka dapat melindungi diri dan lingkungan

atau wilayah yang mereka tempati supaya terhindar dari segala bencana, kesialan

atau penyakit. Adapun proses secara massal sering kali kita jumpai sebagai bagian

dari tradisi tolak bala seperti pada tradisi Ngerebeg.

Tradisi Ngerebeg adalah upacara tolak bala yang sangat unik, karena biasanya

sering kita temui tradisi ataupun ritual yang begitu berfokus kepada kesakralan.

Berbeda dengan tradisi Ngerebeg di Desa Adat Tegal Darmasaba yang ramai

dengan iring-iringan barong serta berbagai jenis barong seperti barong babi hutan

dari pura puseh, barong macan dari pura kaja, serta beberapa rangda yang

menyeramkan, yang ikut serta dalam arak-arakan, dengan penuh warna-warni.

Arak-arakan ini diiringi dengan musik berupa gambelan beleganjur yang

merupakan jenis alat musik tradisional Bali. Yang mana Seluruh warga

masyarakat ikut terlibat dalam mengarak puluhan barong dengan mengelilingi

2
Desa Adat Tegal Darmasaba selain membawa barong untuk diarakkan, mereka

juga membawa peralatan seperti tombak, tedung dan sebagainya, walaupun

suasana Ngerebeg atau tolak bala ini meriah dan spektakuler akan tetapi tetap

bernuansa Religius.

Tradisi Ngerebeg di Desa Adat Tegal Darmasaba menjadi topik yang menarik

untuk diteliti. Tradisi Ngerebeg merupakan salah satu tradisi yang masih

dijalankan secara turun-temurun oleh masyarakat Desa Adat Tegal Darmasaba

sebagai kekuatan dan perlindungan dari dewa-dewa penjaga desa. Dalam tradisi

ini terdapat berbagai aspek-aspek penting dalam sistem religi, yang

memperlihatkan kepercayaan masyarakat Desa Adat Tegal Darmasaba.

Selain sebagai perayaan budaya, tradisi Ngerebeg ini juga memiliki makna

spiritual, masyarakat Desa Adat Tegal Darmasaba meyakini bahwa barong-barong

tersebut merupakan dewa-dewa penjaga desa, dalam keyakinan hindu, ada banyak

manifestasi tuhan yang lebih tinggi dari pada manusia dan dewa-dewa tersebut

yang berperan dalam menjaga keselamatan, kemakmuran, dan kesejahteraan

manusia. Oleh karena itu, para dewa dianggap sebagai roh-roh suci yang harus

dilindungi.

Sistem religi merupakan salah satu unsur universal (cultural universal) yang

terdapat dari semua kebudayaan di dunia, selain unsur-unsur lainya, seperti sistem

pengetahuan, bahasa, organisasi sosial, sistem peralatan dan teknologi, sistem

mata pencaharian hidup, dan kesenian. Sistem religi sendiri memiliki lima

komponen yang memiliki peranya tersendiri, akan tetapi sebagai bagian dari suatu

3
sistem berkaitan erat satu dengan yang lainnya. Kelima komponen itu ialah emosi

keagamaan, sistem kepercayaan, sistem ritus dan upacara, peralatan ritus dan

upacara, serta umat agama (Koentjaraningrat, 1981: 81).

Oleh karena itu, dalam penulisan proposal ini akan dilakukan kajian tentang

tradisi Ngerebeg masyarakat Desa Adat Tegal Darmasaba dalam sistem religi.

Dengan demikian, diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas

tentang bagaimana masyarakat Desa Adat Tegal Darmasaba memaknai tradisi

Ngerebeg dan bagaimana peran sistem religi dalam menjaga dan melestarikan

tradisi ini. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi

pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang Antropologi. Selain

itu, penelitian ini juga dapat menjadi acuan bagi masyarakat Desa Adat Tegal

Darmasaba dalam memahami dan memperkuat nilai-nilai budaya dan kepercayaan

yang ada di dalamnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut diatas, maka penelitian ini

mengkaji tentang Tradisi Ngerebeg Masyarakat Desa Adat Tegal Dasramsaba

Dalam Sistem Religi. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana tradisi Ngerebeg dilakukan oleh masyarakat Desa Adat Tegal

Dasrmasaba?

4
2. Bagaimana aspek-aspek tradisi Ngerebeg masyarakat Desa Adat Tegal

Darmasaba dalam Sistem Religi?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Uraian tentang latar belakang masalah yang kemudian dirumuskan dalam dua

permasalahan mendasar pada kajian ini, berimplikasi pada tujuan dan manfaat

yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Adapun tujuan dan manfaat yang di

maksud sebagai berikut:

1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran

dan informasi kepada masyarakat mengenai tradisi Ngerebeg

masyarakat Desa Adat Tegal Darmasaba dalam sistem religi.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana masyarakat melaksanakan tradisi

Ngerebeg di Desa Adat Tegal Darmasaba.

2. Untuk meneliti aspek-aspek tradisi Ngerebeg Desa Adat Tegal

Darmasaba dalam sistem religi.

5
1.3.2 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang diuraikan di atas, penelitian ini

diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoretis ataupun secara praktis

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk

informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, serta memberi wawasan yang

cukup luas dan lebih bermanfaat untuk sumber informasi dalam penelitian

selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan dan menjaga tradisi budaya

dan kepercayaan, sehingga dapat diharapkan terjadinya pergerakan yang lebih

aktif dalam melestarikan dan mengembangkan tradisi lokal.

1.4. Tinjauan Pustaka, Konsep, dan Kerangka Teori

1.4.1 Tinjauan Pustaka

Penelitian serupa yang dilakukan oleh Ida Ayu Putu Ratna Dewi, Prof. Dr.

Bawa Atmadja. M.A, Dr. dan Tuty Maryati, M.Pd. (2018) dalam penelitiannya

yang berjudul “Tradisi Ngerebeg di Desa Pakraman Tegal Darmasaba Bali dan

Potensinya Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah di SMA ke Dalam Kurikulum

2013”, memaparkan tentang tradisi Ngerebeg di Desa Adat Tegal Darmasaba,

6
Bali. Memiliki potensi sebagai sumber pembelajaran sejarah dan pendidikan

karakter dalam kurikulum 2013 untuk siswa SMA. Yang mana studi ini

menjelaskan latar belakang, prosedur, dan nlai-nilai dari tradisi tersebut, hasil

penelitiannya menunjukan bahwa tradisi Ngerebeg dipertahankan karena

keyakinan agama, pelestarian budaya, manfaat ekonomi, dan penguatan agama

Hindu. Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam penelitian ini ialah, nilai agama,

ekonomi, estetika, sosial, dan politik.

Adapun perbedaan penelitian Ida Ayu Putu Ratna Dewi, Prof. Dr. Bawa

Atmadja. M.A, Dr, dan Tuty Maryati, M.Pd. (2018) dengan penelitian penulis

yaitu perbedaanya pada kajian permasalahan yang di angkat, dimana penelitian

Ida Ayu Putu Ratna Dewi, Prof. Dr. Bawa Atmadja. M.A, Dr. dan Tuty Maryati,

M.Pd. (2018) lebih menjelaskan tentang tradisi Ngerebeg di Desa Adat Tegal

Darmasaba, Bali, dan potensinya sebagai sumber pembelajaran sejarah dan

pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 untuk siswa SMA.

Sementara dalam penelitian penulis lebih menjelaskan tentang bagaimana

masyarkat Desa Adat Tegal Darmasaba melaksanakan Tradisi Ngerebeg serta

aspek-aspek apa yang terdapat dalam tradisi Ngerebeg dalam sistem religi

Kemudian persamaan penelitian penulis dengan Ida Ayu Putu Ratna Dewi, Prof.

Dr. Bawa Atmadja. M.A, Dr. dan Tuty Maryati, M.Pd. (2018) yaitu, lokasi

penelitian yang sama dan tradisi yang dijadikan tema penulisan, sehingga dapat

dijadikan sebagai bahan acuan dalam penelitian yang penulis lakukan.

7
Penelitian oleh I Ketut Gunarta (2017), dalam penelitiannya yang berjudul

“The Hindu Theology Of Ngerebeg At Desa Tegal Darmasaba, Badung, Bali”

memaparkan bahwa ritual Ngerebeg yang dilakukan oleh umat hindu di Desa

Adat Tegal Darmasaba di Bali memiliki makna teologis yang berkaitan dengan

penghormatan terhadap Saguna Brahman dan Nirguna Brahman, serta membawa

harmoni bagi masyarakat desa dan mengajarkan nilai-nilai estetika.

Adapun perbedaan penelitian I Ketut Gunarta dengan penelitian penulis yaitu

pada kajian permasalahan yang di angkat, dimana penelitian I Ketut Gunarta lebih

menjelaskan tentang teologi Hindu dalam ritual ngerebeg yang dilakukan oleh

umat Hindu di Desa Adat Tegal Darmasaba di Bali. Serta penghormatan terhadap

Saguna Brahman dan Nirguna Brahman dan membawa harmoni bagi masyarakat

desa dan mengajarkan nilai-nilai estetika.

Sementara dalam penelitian penulis lebih menjelaskan tentang bagaimana

masyarakat Desa Adat Tegal Darmasaba melaksanakan tradisi Ngerebeg serta

aspek-aspek yang terdapat dalam tradisi Ngerebeg dalam sistem religi. Kemudian

persamaan penelitian penulis dengan I Ketut Gunarta yaitu penelitian yang sama

dan tradisi yang menjadikan tema penulisan sehingga dapat menjadikan acuan

dalam penelitian yang penulis lakukan.

Penelitian berikutnya, I Wayan Adi Gunarta, dan Ida Ayu Wayan Arya

Satyani (2020), dalam penelitiannya yang berjudul “Tari Ghora Manggala:

Transformasi Makna Ngerebeg Dalam Bentuk Karya Tari”. Memaparkan tentang

sebuah tari kontemporer yang terinspirasi dari ritual Ngerebeg di Desa Tegal

8
Darmasaba, Bali. Serta membahas tentang tahapan-tahapan dalam proses

penciptaan tari, mulai dari merencanakan, melakukan riset, memilih sumber

pijakan gerak, hingga melakukan latihan gabungan antara gerak dan musik.

Sementara dalam penelitian penulis lebih menjelaskan tentang bagaimana

masyarkat Desa Adat Tegal Darmasaba melaksanakan Tradisi Ngerebeg serta

aspek-aspek yang terdapat dalam tradisi Ngerebeg dalam sistem religi Kemudian

persamaan penelitian penulis dengan I Wayan Adi Gunarta dan Ida Arya Satyani

(2020), yaitu tempat dan tradisi Ngerebeg, sehingga dapat menjadikan bahan

acuan dalam penelitian yang penulis lakukan.

Skripsi terkait tradisi Ngerebeg juga pernah ditulis oleh Ni Made Wigrayeni

Tresnayati (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “Tradisi Ngerebeg Dalam

Kehidupan Masyarakat Bali Aga: Studi Kasus di Desa Pedawa, Buleleng, Bali”

memaparkan tentang peran dari krama ngarep dan fungsi tradisi Ngerebeg bagi

masyarakat di desa pedawa.

Adapun perbedaan penelitian Ni Made Wigrayeni Tresnayati (2018) dengan

penelitian penulis yaitu perbedaanya pada kajian permasalahan yang diangkat,

dimana penelitian Ni Made Wigrayeni Tresnayati (2018) lebih menjelaskan

tentang peran dari krama ngarep dan fungsi dari tradisi Ngerebeg bagi masyarakat

di desa pedawa.

Sementara dalam penelitian penulis lebih menjelaskan tentang bagaimana

masyarkat Desa Adat Tegal Darmasaba melaksanakan Tradisi Ngerebeg dan

aspek-aspek yang terdapat dalam tradisi Ngerebeg dalam sistem religi Kemudian

9
persamaan penelitian penulis dengan Ni Made Wigrayeni Tresnayati (2018) yaitu

tradisi yang dijadikan tema penulisan, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan

acuan dalam penelitian yang penulis lakukan.

1.4.2 Konsep

Beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai

berikut: Tradisi, Ngerebeg, Masyarakat, Sistem, dan Religi,

1.4.2.1 Tradisi

Menurut (Tomi, 2022), Tradisi bahasa latin adalah tradition bermakna

diteruskan atau kebiasaan. Pengertian sederhananya adalah sesuatu yang

dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok,

masyarakat, biasanya dari suatu Negara, kebudayaan, waktu atau agama yang

sama.

Tradisi mengacu pada kebiasaan, atau kepercayaan yang diturunkan dari

nenek moyang terdahulu dan diturunkan ke generasi ke generasi oleh sebuah

kelompok atau komunitas tertentu. Tradisi merupakan bagian penting dari

kehidupan manusia dan berfungsi sebagai mentrasmisikan nilai, norma,

pengetahuan dan budaya, tradisi dapat berbeda-beda dalam bentuk latar

belakangnya.

Beberapa tradisi termasuk ritual dan perayaan yang terjadi pada waktu

tertentu, seperti merayakan hari besar keagamaan, pernikahan, kelahiran, dan

kematian. Tradisi juga berhubungan dengan aktivitas sehari-hari, tradisi juga

dapat membantu membangun ikatan sosial, memperkuat ikatan antara anggota

10
masyarakat. Tradisi berfungsi untuk menjaga nilai-nilai moral, etika, dan

intelektual yang dianggap penting oleh masyarakat.

1.4.2.2 Ngerebeg

Menurut (Gunarta, 2020), ngerebeg berasal dari kata gerebeg/grebeg yang

artinya berjejal (orang banyak), riuh, bergemuruh. Istilah ngerebeg memiliki arti

yang sama dengan kata ngerebek atau ngerejek yang berarti ‘besar-besaran’.

Berdasarkan arti tersebut dilihat dari prosesi pelaksanaanya, maka ngerebeg dapat

dimaknai sebagai suatu upacara yang dilakukan secara besar-besaran, serta

melibatkan seluruh krama desa dari delapan banjar yang ada di desa itu.

1.4.2.3 Masyarakat

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling “bergaul” atau

dengan istilah ilmiah, saling “berinteraksi”. Suatu kesatuan manusia dapat

mempunyai prasarana agar warganya dapat saling berinteraksi (Koentjaraningrat,

2015:116). Dengan kata lain, masyarakat adalah sebuah kelompok individu yang

tinggal atau hidup bersama dalam suau wilayah tertentu dan saling berinteraksi

satu sama lain. Masyrakat itu sendiri terbentuk oleh individu yang memiliki

norma, nilai, kepercayaan, tradisi, dan budaya yang sama atau serupa. Masyarakat

dapat berupa kelompok kecil seperti keluarga atau kelompok besar seperti suatu

negara.

Masyarakat juga merupakan struktur sosial, dimana individu yang saling

bergantung satu sama lain. Dalam mencapai suatu tujuan serta dapat memenuhi

11
kebutuhan mereka, maysarakat juga memiliki identitas kolektif yang mencakup

kesadaran diri sebagai anggota masyarakat tertentu, solidaritas, dan rasa memiliki

terhadap nilai-nilai dan simbol-simbol yang dianggap penting oleh masyarakat

tersebut.

1.4.2.4 Sistem

Sistem adalah suatu keseluruhan atau kesatuan dari bagian-bagian yang

saling berhubungan satu sama lain. Sistem dapat dikatakan sebagai sebuah

rangkaian jaringan kerja dari berbagai elemen-elemen yang saling berhubungan

guna untuk mencapai tujuan tertentu (Tukino, 2018). Dengan kata lain sistem

adalah suatu gabungan dari kumpulan elemen, komponen atau variabel yang

saling berhubungan satu sama lainnya guna untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

1.4.2.3 Religi

Religi adalah keyakinan terhadap adanya kekuatan yang diadikodrati di

luar manusia atau dengan kata lain suatu sistem kepercayaan, praktik, dan simbol

yang berkaitan dengan pengalaman manusia yang sakral atausuci atas realitas.

Religi sebagai fenomena manusia yang melibatkan upaya untuk memahami dan

berhubungan dengan kekuatan yang lebih besar di luar manusia, religi mencakup

banyak aspek seperti kepercayaan, makna hidup, sistem moral, ritual, praktik

ibadah, dan hubungan antara manusia dan dunia spiritual. Religi juga memberikan

perhatian tidak hanya pada sistem praktik dan simbolis tetapi kepada sistem

kepercayaan pada dewa-dewa dan kekuatan supranatural yang mempengaruhi

masyarakat.

12
Semua tindakan manusia yang terkait dengan religi didasarkan pada suatu

getaran jiwa yang disebut sebagai emosi keagamaan. Emosi keagamaan umumnya

dialami oleh setiap individu, meskipun mungkin hanya berlangsung beberapa

detik dan kemudian menghilang kembali. Emosi keagamaan itulah yang

mendorong orang untuk melakukan tindakan-tindakan yang bersifat religius

(Koentjaraningrat, 2015:294).

1.4.3 Kerangka Teori

1.1.1.1 Teori Sistem Religi N. Söderblom

Menurut N. Söderblom (dalam Koentjaraningrat 1981: 78-83), Religi juga

menyangkut konsepsi perasaan serta emosi-emosi yang jauh lebih mendalam dari

itu. Berbagai konsep dan hipotesa yang memandang religi hanya dari sudut

keyakinan serta pelajaran doktrin saja, walaupun ada benarnya tetapi tidak cukup

untuk menerangkan azas dari gejala religi dan agama sebagai keseluruhan,

ternyata konsep dan hipotesa yang mencoba menganalisa gejala religi dari sudut

sikap manusia terhadap dunia yang gaib juga mengandung kebenaran, sedangkan

analisa mengenai azas dan asal mula religi yang berpangkal pada upacara ternyata

juga penting.

13
Bunyi hipotesa dari Söderblom adalah bahwa keyakinan yang paling awal

yang menyebabkan terjadinya religi dalam masyarakat manusia adalah keyakinan

akan adanya kekuatan sakti (mana) dalam hal luar biasa dan gaib. Akhirnya

perkembangan yang paling jauh ialah keyakinan akan adanya dewa-dewa, yaitu

keyakinan kepada mahluk-mahluk halus, yang seperti halnya roh, mempunyai

kepribadian dan identitas sendiri tetapi yang mempunyai wujud yang lebih nyata

dan mantap dalam pikiran manusia.

Menurut N. Söderblom (dalam Koentjaraningrat 1981:79), waktu

keyakinan akan berbagai macam dewa itu sudah mantap terbentuk melalui

mitologi, maka timbul kesadaran akan tokoh dewa yang menjadi penyebab dari

segala adat-istiadat dan kepandaian manusia. Söderblom menyebut tokoh dewa

seperti itu Urheber (yang dalam bahasa Indonesia berarti “penyebab yang paling

awal”), dan menerangkan bahwa dalam banyak religi didunia, tokoh dewa

demikian mempunyai watak dualistis, artinya ia dapat membawa kebaikan dan

kebahagiaan, tetapi juga kejahatan dan bencana.

Selanjutnya, N. Söderblom berusaha menggabungkan semua pendekatan

tadi, yang mana telah memberi pelajaran kepada kita bahwa gejala religi itu

merupakan gejala yang begitu kompleks sehingga tidak dapat diterangkan dengan

satu hipotesa atau teori saja, maka dari itu konsep religi dipecah kedalam lima

komponen yang mempunyai perannya sendiri-sendiri, tetapi sebagai bagian dari

suatu sistem berkaitan erat satu dengan lain. Kelima komponen itu adalah sebagai

14
berikut: (1) emosi keagamaan; (2) sistem keyakinan; (3) sistem ritus dan upacara;

(4) Peralatan ritus dan upacara; (5) umat agama.

Demikian tradisi Ngerebeg dilaksanakan oleh masyarakat Desa Adat Tegal

Darmasaba, yang dipercayakan dapat melindungi dari sakit penyakit dan bencana

yang akan menimpa desa tersebut jikalau tidak melaksanakan tradisi yang telah

menjadi tradisi turun-temurun. Oleh karena itu kepercayaan yang mereka yakini

mempengaruhi emosi keagamaan masyarakat Desa Adat Tegal Darmasaba untuk

melaksanakan tradisi tersebut kedalam sebuah ritual serta mendorong untuk

bersikap dan berperilaku sehingga menjadikannya kedalam sebuah bentuk

kebudayaan.

1.5 Model Penelitian

Masyarakat Desa Adat


Tegal Darmasaba

Sistem Religi

Tradisi Ngerebeg

Emosi Sistem Peralatan Umat


Sistem ritus
keagamaan keyakinan ritus agama

15
Keterangan Model:

: Hubungan timbal balik (Saling Mempengaruhi)

: Hubungan saling Mempengaruhi

Penjelasan Model :

Manusia berinteraksi satu dengan yang lainnya untuk memenuhi kelangsungan

hidupnya sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh yang disebut masyarakat.

Masyarakat baik yang kompleks maupun masyarakat yang sederhana dan

mengarahkan hidupnya serta memiliki pedoman berupa nilai, norma, hukum, dan

aturan yang disebut dengan sistem budaya, sehingga dianggap berharga dalam

suatu masyarakat serta menjadi sebuah pedoman dalam kehidupan bermasyarakat.

Aktivitas adalah suatu wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari

manusia dalam sebuah masyarakat itu sendiri. Setiap manusia atau masyarakat

yang mendiami suatu tempat atau lingkungan dan memiliki kebiasaan untuk

membersihkan tempat tersebut baik dengan cara menyapu, memotong rumput dan

sebagainya dengan tujuan tempat atau lingkungan yang mereka diami atau mereka

tempati bersih dan terhindar dari sakit penyakit.

Mereka percaya bahwa selain membersihkan tempat atau lingkungan yang

mereka tempati dengan cara menyapu dan memotong rumput, mereka juga

percaya bahwa tempat atau desa yang mereka tempati harus dibersihkan secara

ritual karena mereka percaya kepada dewa yang melindungi desa tersebut dapat

16
melindungi masyarakat dan menghindari dari segala bencana. Masyarakat Desa

Adat Tegal Darmasaba memiliki aktivitas dalam wujud kebudayaan, adapun

aktivitas tersebut yang dimaksud adalah tradisi ngerebeg. Masyarakat Desa Adat

Tegal memiliki tradisi yang mana tidak lepas dari aspek-aspek sistem religi

sebagai bentuk syarat terlaksananya tradisi Ngerebeg di Desa Adat Tegal

Darmasaba, dan tidak lepas dari itu semua peran masyarakat yang ikut

berpartisipasi dalam terlaksananya tradisi ini.

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di Desa Adat Tegal Darmasaba, kecamatan

Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali. Adapun alasan dipilihnya Desa Adat Tegal

Darmasaba sebagai lokasi penelitian ini didasarkan pada pertimbangan, yang

mana desa ini yang memiliki identitas dan tradisi serta kebudayaan yang berbeda,

serta unik, salah satu tradisi dari Desa Adat Tegal Darmasaba yang menarik untuk

diteliti, yaitu tradisi ngerebeg. Tradisi ini memiliki keunikannya sendiri, salah

satunya dalam rangkaian upacaranya yaitu mengelilingi Desa dengan arak-arakan

barong, walaupun tradisi ini dipenuhi dengan keramaian dan kemeriahan arakan

barong. Tradisi ini tetap akan bernuansa religius yang berfokuskan pada makna

tulak bala yang mana tradisi ngerebeg ini dilaksanakan setiap enam bulan sekali

17
serta masih dalam serangkaian perayaan galungan dan kuningan, tepatnya pada

hari kamis, dan dilaksanakan lima hari setelah hari raya kuningan.

1.6.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif,

dengan menggunakan sumber data primer dan data sekunder yang diperoleh

melalui informan. Untuk mendapatkan sejumlah data yang diperlukan dalam

pembahasan, topik ini secara garis besar penulis menggunakan dua sumber data

yaitu sebagai berikut:

1. Sumber data primer, Sumber data melalui lapangan yang mana data

diperoleh langsung dari informan di lokasi (lapangan) penelitian atau

objek penelitian.

2. Sumber data sekunder, Sumber data yang didapatkan dari perpustakaan.

yaitu data-data yang diperoleh dari buku-buku kepustakaan yang berkaitan

dengan permasalahan yang di angkat serta jurnal dan profil Desa Adat

Tegal Darmasaba sebagai penunjang data primer.

1.6.3 Penentuan Informan

Pemahaman serta pengetahuan seorang informan sangat penting terutama

dalam penelitian tentang budaya. Informan itu sendiri adalah seorang yang

memiliki informasi lengkap terhadap budaya yang diteliti. Dalam penelitian ini

pemilihan informan dilakukan secara purposive, dan dalam hal ini penulis

18
memilih informan yang dianggap mengetahui permasalahan serta dapat dipercaya

untuk mengkaji sumber data, informan yang memiliki pengetahuan serta

kebenaran yang mendalam, namun demikian, informan yang dipilih dapat

menunjuk informan lain yang dipandang lebih tahu.

Dalam penelitian ini penulis mengangkat dari permasalahan yaitu

informan kunci, informan pangkal, dan informan biasa, yaitu beberapa informan

yang sanggup menjawab permasalahan dalam penelitian ini ialah informan tokoh

agama, kepala desa, tokoh adat, tokoh seni, dan penduduk desa, sebagai informan

kunci dan pangkal. Selain informan kunci dan informan pangkal dipilih juga

informan biasa yang mana pernah terlibat ataupun yang masih berperan aktif

dalam pelaksanaan tradisi ngerebeg, di Desa Adat Tegal Darmasaba. Adapun

tujuan dipilihnya informan ini, ialah untuk mengkaji data yang ingin diperoleh

dari informan kunci sehingga mendapat data yang valid.

1.6.4 Teknik Pengumpulan Data

1.6.4.1 Wawancara

Berdasarkan uraian diatas, jenis wawancara yang akan digunakan adalah

wawancara mendalam. Yang diarahakn kepada informan yang dianggap

mempunyai pengetahuan yang cukup mendalam mengenai pokok permasalahan

yang penulis ingin teliti, serta membantu peneliti memperoleh infromasi yang

mendalam tentang peran sistem religi dalam tradisi ngerebeg di Desa Adat Tegal

Daramasaba, serta makna ritual, ritus, dan persembahan yang terkait dengan

tradisi ngerebeg, selain itu saat melakukan wawancara peneliti akan mencatat

19
informasi dalam bentuk fieldnote dan merekam informasi dengan alat rekam

supaya lebih jelas.

1.6.4.2 Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengamati langsung objek atau subjek penelitian dalam situasi tertentu. Observasi

dapat dilakukan dengan cara partisipan atau non-partisipan. Teknik observasi

sangat berguna dalam penelitian ini karena dapat membantu penulis dalam

meneliti serta memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang pelaksanaan tradisi

Ngrebeg di Desa Adat Tegal Darmasaba, serta bagaimana sistem religi

mempengaruhi pelaksanaan tradisi tersebut.

Dalam hal ini peneliti lebih ditekankan untuk aktif berpartisipasi dalam

mengamati upacara ngerebeg di masyarakat, oleh karena itu peneliti juga dapat

mencatat aspek-aspek kehidupan sehari-hari serta memperoleh pemahaman secara

langsung tentang berbagai aktivitas dalam upacara ngerebeg dan membantu

peneliti mengidentifikasi unsur-unsur yang terkait dengan makna ritual, ritus, dan

persembahan dalam tradisi. Observasi dapat dilakukan selama pelaksanaan tradisi

Ngrebeg dan melibatkan informan seperti penduduk desa yang terlibat dalam

pelaksanaan tradisi atau tokoh seni yang terkait, dengan cara menetap selama satu

bulan atau kurang di lokasi penelitian, yaitu lokasi penelitian yang terletak di Desa

Adat Tegal Darmasaba.

20
1.6.4.3 Studi Kepustakaan

Metode ini digunakan untuk mengetahui atau memperoleh data yang

berkaitan dengan teori yang mendukung penelitian ini, oleh karena itu. Studi

pustaka ini bersumber dari berbagai tulisan yang ada di instansi-instansi, buku-

buku, arsip-arsip, dan jurnal serta produk media massa seperti surat kabar yang

terkait dengan data yang ingin dicari. Selanjutnya data yang diperoleh dari

narasumber diseleksi dan di olah sesuai dengan kepentingan penelitian, dengan

cara ini diharapkan memberi informasi yang bervariasi dalam membandingkan

informasi tentang hal yang sama dari sumber yang berbeda, sehingga keakuratan

informasi lebih terjamin untuk menghindari kecenderungan subjektifitas

dilakukan dalam penelitian ini.

1.6.5 Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif.

analisis data dapat dilakukan dengan menggabungkan hasil dari wawancara dan

observasi yang telah dilakukan oleh peneliti. Data yang terkumpul terdiri dari

catatan lapangan, gambar atau foto, dokumen berupa laporan hasil penelitian,

artikel dan sebagainya. Setelah data terkumpul dengan menggunakan metode

pengumpulan data, maka penulis akan mengolah dan menganalisa data dalam

beberapa proses yaitu penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

21
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. (2002). Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

AL, A., S. (2008). “Islam: Tradisi, Ritual dan Masyarakat”. Vol. 2 No.2, p 223-

233.

Dewi, I.A.P.R., Atmadja, B., dan Maryati, T. (2018). “TRADISI NGEREBEG DI

DESA ADAT PAKRAMAN TEGAL DARMASABA, BALI DAN

POTENSINYA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH DI

SMA KE DALAM KURIKULUM 2013”. E-Journal pendidikan sejarah

Vol. 6 No. 2, p 1-10.

Firmansyah, E., K. (2018). “Sistem Religi dan Kepercayaan Masyarakat

Kasepuhan-Kasepuhan Banten Kidul Cisolok”. E-Journal Pengabdian

Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 11, p 968-971.

Gunarta, I.W.A., dan Satyani, I.A.W.A. (2020). “Tari Ghora Manggala:

Transformasi Makna Ngerebeg Dalam Bentuk Karya Tari”. E-Journal

Seni Pertunjukan Vol. 6 No. 2, p 116-126.

22
Gunadi Prabuki. (2020, 28 September). “Persembahan Untuk Leluhur Dalam

Tradisi Khonghucu”. Kemenag.go.id

https://Kemenag.go.id/nasional/persembahan-untuk-leluhur-dalam-tradisi

khonghucu-jws6r5

Gegana, T., A., dan Zaelani, A., Q. (2022). “Pandangan Urf Terhadap Tradisi

Mitu Dalam Pesta Pernikahan Adat Batak”. E-Journal Of Civil and

Islamic Family Law Vol. 3 No. 1, p 18-32.

I Wayan, A, G. (2020, 10 Maret). “Ngerebeg, Tradisi Khas di Desa Adat Tegal:

Proteksi Wabah Penyakit dan Pengaruh Negatif”. Balihbalihan.com

https://balihbalihan.com/2020/03/10/ngerebeg-tradisi-khas-di-desa-adat-

tegal-proteksi-wabah-penyakit-dan-pengaruh-negatif/?

utm_campaign=shareaholic&utm_medium=copy_link&utm_source=book

mark

Koentjaraningrat. (1981. Sejarah Teori Antropologi I. Jawa Barat: UI-Press.

Maydianto, dan Muhammat, R., R. (2021). “Rancang Bangun Sistem Informasi

Point Of Sale Dengan Framework Codeigniter Pada CV Powershop”. E-

Journal Comasie Vol. 4 No. 2, p 50-59.

Pratiwi, N.W.K. “UPACARA NGEREBEG DI DESA PAKRAMAN

MANDUANG KECAMATAN KLUNGKUNG KABUPATEN

KLUNGKUNG”. E-Journal Penelitian Agama Hindu Vol. 1 No. 2, p 82-

86.

23
Rumahuru, Y.Y. (2020). “Ritual Sebagai Media Kontruksi Identitas: Suatu

Perspektif Teoretis”. E-Journal Pemikiran Islam dan Ilmu Sosial Vol. 11

No. 1, p 22-30.

Sari, I.A.P., Surawati, N.M., Raka, A.A.K., dan Sidemen, I.B.P. (2022). “Tradisi

Ngerebeg Dalam Upacara Agama Hindu Di Desa Tegalalang Kabupaten

Gianyar”. E-Journal Pendidikan Agama dan Seni Vol. 4 No. 1, p 1-11.

Soekanto, S. (2004). “Sosiologi Keluarga. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Tresnayati, N.M.W. (2018). “Tradisi Ngerebeg Dalam Kehidupan Masyarakat

Bali Aga: Studi Kasus di Desa Pedawa, Buleleng, Bali”. Skripsi Program

Studi (S1) Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana.

Tukino, T. (2018). “Perancangan Sistem Informasi Pelaporan Gangguan dan

Restitusi Pelanggan Internet Corporate Berbasis Web (Studi Kasus di PT.

Indosat Mega Media West Regional)”. E-Journal Ilmiah Informatika Vol.

6 No. 1, p 1-10.

Yare, M. (2021). “Peran Ganda Perempuan Pedagang Dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Keluarga di Kelurahan Karang Mulia Distrik Samofa

Kabupaten Biak Numfor”. E-Journal Komunikasi, politik & Sosiologi, Vol

3 No. 2, p 17-28.

24
25

Anda mungkin juga menyukai