Anda di halaman 1dari 12

Terakreditasi Dirjen Dikti SK No.

56/DIKTI/Kep/2005

Konsep Waktu:
Perspektif Komunikasi, Islam, dan Anak TK

Rini Rinawati

ABSTRACT

As pointed out by Dedy Mulyana, a scholar of communication science in Indonesia, communica-


tion act is definitely time-bounded. It was expressed in terms su:ch as “wasting time”, “saving
time”, or verbatim such as “time is money”, “al-Waktu ka al-syaif”, etc. To explain more about
time, Edward T. Hall uses Mandala model which describe time in terms of : biological time,
personal time, physical time, metaphysical time, micro time, sync time, sacred time, profane time,
and meta-time. There are two concepts of time, e.g. monochromic time and polychromic time. As
consequences, communication message must be time-sensitive and designed specifically for
communication receiver. This article explores time concept of children, and Islamic concept for
Islam, which is uniquely defined and different with other time-concept.

Kata kunci: waktu, komunikasi, konsep waktu anak-anak, konsep waktu Islam

1. Pendahuluan tempo khusus dari kelompok-kelompok budaya


Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan merupakan dimensi komunikasi antarbudaya.
waktu. Demikian salah satu prinsip komunikasi Walaupun dimensi waktu telah diakui dalam
(Mulyana, 2001). Menarik untuk mengungkap komunikasi antarbudaya, baru sedikit sarjana
waktu. Beberapa contoh ungkapan sederhana komunikasi yang telah berusaha menelaah masalah
yang sering terdengar dalam keseharian, misalnya, kompleks berupa pemberian perilaku temporal atau
adalah “menghemat waktu”, “memboros waktu”, penelaahan hal mengenai waktu. Akibatnya, sedikit
“membuang-buang waktu”, “menyia-nyiakan sekali yang diketahui tentang waktu sebagai
waktu”, dan lain-lain. Atau juga pepatah, variabel penting yang mendasari semua situasi
seperti “ time is money”, “al-Waktu ka al-syaif”, komunikasi interkultural.
dan lainnya. Apa sebenarnya waktu, serta Waktu memang merupakan komponen penting
bagaimana manusia memaknainya? dalam komunikasi. Waktu (pagi, siang, sore, dan
Iwan Fals menjawab pertanyaan mengenai malam) akan memberikan makna yang berbeda
waktu tersebut dalam bait lagunya yang terhadap suatu pesan, yang pada gilirannya tentu
mengatakan “tergilas oleh waktu yang sombong”, akan memberikan reaksi yang berbeda pula pada
sementara Einstein (Mulyana,2004a) mengatakan perilaku yang ditampilkan dalam proses komunikasi
bahwa “waktu tidak mempunyai eksistensi yang tersebut. Ketika mendengar telepon berdering
independen dari tata kejadian yang memungkinkan pada tengah malam, maka akan dimaknai sebagai
kita mengukurnya.” pesan penting (darurat), apakah ada berita
Perbedaan konsepsi waktu, perwaktuan, dan kecelakaan atau kematian. Begitu pun ketika

Rini Rinawati. Manusia dan Konsep Waktu 313


melihat seorang wanita yang masih berjalan-jalan 2004), seorang antropolog dan ahli komunikasi
di malam hari, akan dimaknai sebagai perempuan yang begitu intent mempelajari waktu yang dianut
nakal. oleh berbagai budaya, menjelaskan konsep waktu
Manusia sebagai animal symbolicum melalui model Mandala. Model ini merupakan
meminjam, istilah Ernst Cassier (Mulyana, 2001), suatu model tua mengenai jenis waktu yang
tentunya akan selalu memersepsi sesuatu sebagai berbentuk segi empat dan bertujuan untuk
sebuah pesan (symbol) terhadap segala perilaku menguraikan hubungan antara berbagai gagasan
yang ditampilkan oleh manusia yang lainnya. Pada dengan cara yang komprehensif dan nonlinier.
gilirannya, perilaku yang ditampilkan oleh manusia Hall menjelaskan bahwa waktu itu terdapat
juga akan dipengaruhi konsepsi manusia tersebut dalam delapan konsep yang berlainan, yang bisa
terhadap waktu. diklasifikasikan lagi dalam empat pasang waktu.
Berdasarkan penjelasan di atas, menarik untuk Terdapat satu kosep waktu di tengah-tengah yang
mengkaji konsep waktu dalam kehidupan manusia menjadi pusatnya. Kemudian, menurut Hall, adalah
sehari-hari. Oleh karena itu dalam makalah keliru untuk memahami konsep waktu yang
sederhana ini, akan dikaji “Bagaimana manusia diterapka pada konsep waktu yang lain. Untuk lebih
memahami mengenai konsep waktu dalam jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.
kehidupan sehari-hari?”

G am b ar 1
W a k t u d a n k o m u n ik a s i

S u m b e r : M u ly a n a , D e d d y . 2 0 0 4 . K o m u n ik a s i E fe k tif;
S u a t u P e n d e k a t a n L in ta s b u d a y a B a n d u n g , R e m a d j a R o s d a k a r y a .

2. Tinjauan Pustaka Mulyana (2004; 256-260) menjelaskan


pengertian konsep waktu yang dimaksud oleh Ed-
2.1 Berbagai Jenis Konsep Waktu ward T. Hall dalam model Mandala sebagai berikut:
Apa dan bagaimana waktu, sebenarnya belum (1) Waktu biologis (biological time), adalah
ada sistem yang dapat menjelaskan secara waktu alami yang pada saat ini ditunjukkan
komprehensif. Edward T. Hall (dalam Mulyana, oleh weker atau jam, yang secara alami identik

314 M EDIATOR, Vol. 8 No.2 Desember 2007


Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005

dengan irama alam seperti usia alam semesta, sakral akan saling melengkapi. Orang Islam
peredaran planet, usia manusia, pergantian akan segera menguburkan jenazah, dan tidak
musim, dll. Dengan demikian, waktu biologis mungkin menunda sampai berhari-hari seperti
merupakan waktu yang sejalan dengan siklus halnya orang Kristen.
kehidupan. (9) Waktu meta (meta time), adalah definisi,
(2) Waktu pribadi (personal time), adalah waktu konsep, model, atau teori tentang waktu dan
yang mengisyaratkan pengalaman setiap or- sifat-sifatnya seperti yang dikemukakan dan
ang yang bergantung pada situasi, konteks, ditulis oleh filosof, agamawan, ahli komunikasi,
aktivitas, serta keadaan fisiologis dan emosi dll. Oleh karena itu, waktu meta bukan waktu
orang tersebut. yang sebenarnya, melainan waktu yang
(3) Waktu fisik (physical time), adalah konsep diabstrasikan dari berbagai peristiwa waktu.
waktu alami yang diramalkan atau diukur untuk Selanjutnya Edward T. Hall (dalam Mulyana,
tujuan-tujuan pragmatis dan ilmiah, seperti 2004; 264-274), membedakan konsep waktu menjadi
meramalkan waktu jatuhnya 1 Ramadhan dua, yaitu: pertama, waktu monokronik (M) yaitu
sebagai awal puasa atau juga 1 Syawal yang mempersepsi waktu sebagai berjalan lurus dari
menjadi hari Raya Iedul Fitri. Waktu kapan masa silam ke masa depan dan memperlakukannya
terjadinya musim hujan atau musim kemarau, sebagai entitas yang nyata dan bisa dipilah-pilah,
dll. dihabiskan, dibuang, dihemat, dipinjam, dibagi,
(4) Waktu metafisik (metaphisical time), adalah hilang atau bahkan dibunuh, sehingga waktu tidak
sejenis waktu pribadi, akan tetapi lebih pernah kembali. Konsep waktu M ini dianut oleh
subjektif lagi dan sulit dijelaskan secara budaya-budaya barat (Eropa Barat, Skandinavia,
konsep, karena lebih menuju pada hal-hal yang dan Amerika Utara.
ghaib seperti ketika seseorang yang katanya Para penganut konsep waktu ini menekankan
bertemu dengan jin, berkomunikasi dengan pada penjadwalan dan kesegeraan waktu.
orang yang sudah meninggal, dsb. Penganut waktu M cenderung lebih menghargai
(5) Waktu mikro (micro time), adalah waktu yang waktu, tepat waktu, serta menepati jadwal waktu
dipengaruhi atau terikat oleh budaya primer, secara ketat. Lihatlah bagaimana orang Jepang
yang aturan-aturannya hampir seluruhnya di yang selalu berjalan dengan cepat. Kita dapat
luar kesadaran. Konsep waktu monokronik (M) melihat bagaimana supir bus di Australia yang akan
dan konsep waktu polikronik (P) merupakan tetap berangkat sesuai dengan jadwal
dua pola waktu yang ada pada waktu mikro keberangkatan sekalipun penumpangnya hanya
ini. dua orang, satu orang, bahkan tidak ada
(6) Waktu sinkron (sync time), adalah waktu penumpang sekalipun.
mensinkronisasikan dengan berbagai situasi Konsep “efisiensi waktu” menjadi ciri khas
dan kondisi, emosi, dan sebagainya. dari penganut konsep waktu M ini. Bagi mereka,
Contohnya adalah bagaimana waktu atau waktu adalah uang (time is money). Oleh karena
jadwal kegiatan dan waktu tidur ibu yang baru itu, penganut konsep waktu M ini akan berusaha
melahirkan dengan bayi yang dilahirkannya. untuk memperoleh penghasilan yang sebanyak-
(7) Waktu sakral (sacred time), adalah waktu atau banyaknya dengan menghabiskan waktu yang
saat yang bersifat imajiner dan sakral, seperti sesingkat-singkatnya.
malam lailatul qadar, Iedul Adha, dsb. Kedua, waktu polikronik (P) yaitu
(8) Waktu profan (profan time), adalah waktu memandang waktu sebagai suatu putaran yang
yang secara ekplisit dibicarakan dan kembali dan kembali lagi. Menurut penganut waktu
dirumuskan. Waktu profan ditandai dengan P, waktu dapat didaur ulang. Konsep waktu P ini
jam, hari, minggu, bulan, tahun, dekade, abad, dianut oleh budaya-budaya Timur, budaya Arab,
dan milenimum. Pada sistem waktu profan dan dan budaya-budaya yang tradisional lainnya

Rini Rinawati. Manusia dan Konsep Waktu 315


seperti Indian Amerika, dan budaya Afrika. Bagi meliputi kegiatan bioritmis, keteratunan hormonal
penganut waktu-P, waktu tidak menjadi kaku seperti dan metabolis, impuls energis (Cattell 1957, 1965);
yang dipersepsi oleh budaya waktu monokronik meliputi pengurangan tegangan kebutuhan
yang harus dipenggal-penggal. fisiologis, pola tegangan kebutuhan; dan
Sebagai waktu yang dapat didaur ulang dan sebagainya. Petunjuk waktu (temporal signals)
merupakan putaran, maka penganut polikronik berkenaan dengan penginderaan awal dan
akan menganggap bahwa waktu itu akan kembali. mendeteksi dorongan waktu sendiri dan dorongan
Inilah yang menjadikan penganut waktu polikronik waktu orang lain. Sinyal waktu (temporal signals)
tidak menghargai waktu. Bagi mereka, ketika meliputi penentuan keberlangsungan perseptual
sesuatu kesempatan terlewatkan, maka mereka dan interval yang menimbulkan indera waktu indi-
tenang-tenang saja “toh kesempatan itu akan vidual; kontinuitas dan diskontinuitas yang
datang lagi di kemudian hari,” demikian falsafatnya menimbulkan pengenalan urutan dan
orang polikronik. keberlangsungan—yang menjadi kebiasaan atau
Di samping melalaikan waktu, maka salah satu berubah-ubah; fenomena keberlangsungan dan
ciri lainnya dari penganut waktu polikronik adalah proses yang membentuk informasi perseptual
tidak adanya rencana kegiatan yang terjadwal berkenaan dengan pengaturan tempo,
secara ketat. Penganut polikronik seringkali punya pengendalian, pengaturan, atau fasilitasi perilaku
anggapan “bagaimana nanti” dan bukannya “nanti manusia; bekenaan dengan pengenalan
bagaimana?” Ini memperlihatkan bahwa kegiatan karakteristik waktu dan perilaku nonverbal.
yang dilakukan itu bak air mengalir yang mengikuti Perkiraan waktu (temporal estimates):
aliran sungai, dan tidak memerlukan batasan yang berkenaan dengan indera waktu dan perwaktuan;
ketat, toh masih ada hari esok. penggunaan sinyal waktu untuk membuat,
Berdasarkan penjelasan di atas, maka ciri dari mempertahankan, atau mengubah pengenalan
konsep waktu monokronik dan konsep waktu sejauh mana kecepatan atau kelambatan waktu
polikronik dapat dilihat pada Bagan 1. mengalir dalam hubungan dengan dasar waktu

Bagan 1
Perbedaan waktu monokronik dengan polikronik

KONSEP WAKTU MONOKRONIK KONSEP WAKTU POLIKRONIK


1. Menganggap waktu berjalan lurus (linier) 1. Mengangap waktu berjalan berputar
2. Waktu menjadi tidak bisa kembali 2. Masih ada hari esok (waktu dapat kembali)
3. Menghargai waktu,dan menepati waktu 3. Tidak menghargai waktu, dan longgar dengan waktu.
4. Lebih mementingkan pekerjaan/tugas 4. Lebih mementingkan hubungan.
(berorientasi tindakan). 5. Pengambilan keputusan sangat lama (hrs melewati
5. Pengambilan keputusan yang cepat proses yang panjang).

2.2 Taksonomi Lingkungan Waktu yang personal dan habitual atau standar waktu
yang objektif; perkiraan mengenai tingkat tempo
Taksonomi dapat digunakan untuk yang personal dan atau tingkat peristiwa perilaku.
menganalisis dan menelaah perilaku waktu dan Lambang waktu (temporal symbols):
lingkungan waktu dari berbagai bentuk interaksi berkenaan dengan gambaran simbolik urutan dan
manusia. Dorongan waktu (temporal drives) keberlangsungan, perubahan dan kepermanenan,

316 M EDIATOR, Vol. 8 No.2 Desember 2007


Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005

atau perspektif dan orientasi waktu; konsep tempo gilirannya, dalam setiap kelompok besar budaya
subjektif dan objektif; berkenaan dengan waktu, tersebut, terdapat aspek-aspek yang berbeda
perwaktuan dan waktu-waktu objektif; berkenaan antara satu negara dengan negara yang lain, seperti
dengan fungsionalisasi dan gambaran linguistik dalam kelompok budaya timur antara Indonesia
yang berkaitan dengan tingkat pengalaman waktu dengan Jepang, atau dalam kelompok budaya barat
dan seluruh perilaku (termasuk mental). antara Amerika dengan Meksiko, dsb.
Kepercayaan waktu (temporal beliefs): Pandangan bahwa temporalitas (ihwal waktu)
berkenaan dengan asumsi-asumsi yang diterima satu budaya lebih baik dari temporalitas budaya
orang sehubungan dengan sifat waktu dan ruang; yang lain tampak sebagai dasar utama persepsi
berkenaan dengan tingkat kekakuan dalam antarbudaya terhadap inferioritas dan superioritas.
mempersepsi dan mengonseptualisasi perilaku Jarang sekali orang mengakui bahwa persepsinya
ruang-waktu; mengenai validitas petunjuk dan tentang orang dan budaya yang lain ada
perkiraan waktu; mengenai validitas informasi hubungannya dengan elitisme atau kekakuan akan
waktu yang timbul dan dorongan waktu, sinyal orientasi waktu kultural mereka sendiri. Orang
waktu, dan simbolisme waktu; berkenaan dengan sering membandingkan orientasi waktu mereka
validitas dan sifat penilaian waktu dan seterusnya. dengan orientasi waktu kelompok budaya yang
Motif waktu (temporal motives): berkenaan lain.
dengan maksud psikologis untuk mempengaruhi Pada beberapa kebudayaan, berkomunikasi
perilaku waktu; mengenai proses mengubah tempo sangat ketat dalam penggunaan waktu. Orang
objektif dan personal; mengenai upaya Amerika mempunyai konsep waktu adalah uang
mempengaruhi dorongan, keperluan, dan motivasi; (time is money). Bagi orang Amerika, waktu
maksud yang berkaitan dengan tujuan dan perilaku dianggap sebagai komoditas yang berharga untuk
tujuan. menghasilkan uang, sehingga mereka tidak dapat
Penilaian waktu (temporal judgments): berleha-leha. Orang-orang Amerika sangat
berkenaan dengan validitas kepercayaan waktu, menghargai waktu, sehingga menjadi orang yang
motif waktu dan nilai waktu (lihat di bawah) seperti tepat waktu. Sebaliknya, bahasa Indonesia tidak
yang dijalankan individu atau kelompok individu mempelihatkan keketatan dalam penggunaan
dalam konteks sosiokultural. waktu. Sering terdengar, orang Indonesia berkata
Nilai waktu (temporal values): mengenai mengenai kebiasaan terlambatnya; “maaf saya
pemberian nilai pada waktu, waktu-waktu datang agak terlambat” (padahal keterlambatan
(peristiwa), dan perwaktuan ketika dikaitkan sudah lebih dari 30 menit). Budaya “jam karet” yang
dengan perilaku personal, sosial, dan kultural. dianut Indonesia menyebabkan undangan,
misalnya, menjadi dibuat 30 menit lebih awal,
3. Pembahasan sebagai antisipasi keterlambatan yang sudah
Edward T. Hall (dalam Mulyana, 2004a; 251) membudaya. Maka, bangsa Indonesia sering
menyatakan bahwa waktu menjadi penting dalam kehilangan kesempatan memenangkan sebuah
proses komunikasi khususnya komunikasi pekerjaan, hanya karena datang terlambat.
antarbudaya. Setiap budaya mempunyai konsep Contoh ini menunjukkan bahwa persepsi
waktu yang berbeda. Bahkan Oswald Spengler tentang waktu akan mengakar pada kebudayaan
(dalam Mulyana, 1998;122) menyatakan bahwa di mana individu berada. Konsep waktu menjadi
“makna yang secara intuitif diterapkan pada penanda bagi suatu budaya. Dengan beragamnya
waktulah yang menyebabkan satu budaya kebudayaan yang ada, maka beragam pula persepsi
dibedakan dari budaya yang lain.” Oleh karenanya, mengenai konsep waktu. Pada gilirannya persepsi
seringkali konsep terhadap waktu sebagai penanda tentang waktu merupakan persepsi psikologis
budaya dibedakan antara konsep waktu budaya yang bergantung pada peristiwa, latar, situasi dan
barat dengan konsep waktu budaya timur. Pada kondisi dari pesan yang disampaikan. Yang paling

Rini Rinawati. Manusia dan Konsep Waktu 317


menarik adalah bahwa fakta konsep waktu ini telah individu adalah unik (berbeda satu sama lain).
diungkapkan kepada umat manusia dalam al- Beberapa contoh konsep waktu yang dipahami
Qur’an sejak empat belas abad yang lalu. Ada oleh manusia, yang mana menjadi faktor penentu
berbagai referensi dalam al-Qur’an mengenai dalam kegiatan keseharian dapat kita lihat pada
relativitas waktu ini. Sebagai contoh, seluruh beberapa contoh berikut ini.
kehidupan seseorang sangat singkat seperti yang
dikabarkan dalam al-Qur’an: 3.1 Konsep Waktu dalam Agama Islam
“Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Al-
Konsepsi waktu bagi umat Islam, sebetulnya,
lah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di
hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah
sudah secara digambarkan dan dijelaskan dalam
berdiam (di dunia) kecuali hanya sesaat saja di Al-Quran dan Hadits. Al-Quran dalam menjelaskan
siang hari (di waktu itu) mereka saling berkenalan. dan menunjuk suatu masa tertentu yang lazim
Sesungguhnya rugilah orang-orang yang disebut “waktu” dilakukan dengan dua cara
mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan penyebutan yaitu waktu yang bersifat umum
mereka tidak mendapat petunjuk” (QS. Yunus [10]: dan waktu yang dibatasi. Istilah tentang waktu
45). dalam al-Quran adalah:
Suatu kajian tentang konsep waktu pun (1) Ad-Dahr: digunakan untuk menjelaskan masa
menjadi studi khusus yang dinamakan kronemika yang panjang dan lama yang dilalui oleh alam
(chronemic), yaitu suatu studi atau interpretasi raya dalam kehidupan, yakni sejak diciptakan
atas waktu sebagai pesan. Dengan demikian, sampai punah.Istilah ini memberikan
bagaimana seseorang memperlakukan atau pemahaman bahwa segala sesuatu itu pernah
menganggap waktu dalam kehidupan ini akan tiada dan akan tiada kembali. Artinya,
menjadi pesan siapa diri orang tersebut. Sebagai keberadaannya menjadi terikat oleh waktu.
contoh, bila kita melihat seseorang datang Contohnya, keberadaan manusia dan semesta
terlambat dalam sebuah pertemuan, kita menjadi alam raya ini. Istilah ini ada dalam QS Al-Jasiah
tahu bahwa orang tersebut dari Indonesia. Hal ini ayat 24, dan QS Al-Insan ayat 1.
dikarenakan budaya jam karet yang sudah (2) Ajal: yaitu nama yang digunakan untuk
membudaya di masyarakat Indonesia. Kebiasaan menjelaskan masa tertentu yang ditetapkan
jam karet masyarakat Indonesia bahkan menjadi bagi sesuatu. Kata ini bisa digunakan untuk
sebuah lelucon (Mulyana. 2001;370) sebagai menunjuk waktu berakhirnya sesuatu, seperti
berikut: berakhirnya usia manusia dan masyarakat.
Sebuah seminar yang diselenggarakan di Cambera, Dengan demikian kata ‘ajal’ menjelaskan
Australia diikuti banyak negara, termasuk Indone- bahwa segala sesuatu ada batas waktu
sia dan Thailand. Wakil dari Thailand terlihat berlari- berakhirnya sehingga tidak ada yang
lari menuju tempat pendaftaran ulang anggota semi- langgeng, kecuali Dzat Allah SWT. Kata ini
nar karena sudah terlambat. Sambil terengah-engah, terdapat dalam:
ia menandatangani daftar hadir, tetapi kemudian ia (a) Quran Surat Al-Munafikun ayat 9 – 10
tersenyum sendiri dengan penuh rasa bangga melihat
(b) Quran Surat Yunus ayat 49
keanehan yang terjadi, seorang petugas berkata,
“Ada apa sampai anda tersenyum sendiri?” Ia (c) Quran Surat Al-Imran ayat 145
menjawab, “Ternyata Thailand selangkah lebih (d) Quran Surat Al-ar’af ayat 34
maju dari Indonesia”. (e) Quran Surat Al-Hijr ayat 5.
(3) Al-Waktu: kata ini biasa digunakan untuk
Perbedaan konsepsi terhadap waktu pada
memberi arti batas akhir kesempatan atau
gilirannya tidak hanya terjadi pada budaya-budaya,
peluang untuk menyelesaikan suatu kegiatan,
tetapi juga akan terjadi pada diri individu masing-
karena itu Al-Quran seringkali menggunakan
masing, sekalipun dalam kebudayaan yang sama.
kata Al-Waktu ini untuk menjelaskan kontek
Hal ini dikarenakan pada dasarnya manusia sebagai

318 M EDIATOR, Vol. 8 No.2 Desember 2007


Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005

kadar tertentu dari suatu massa. Kata ini Rasulullah SAW bersabda: “Kedua kaki hamba
menghendaki adanya keharusan untuk pada hari kiamat tidak akan bergeser dari
pembagian teknis mengenai massa yang tempatnya, sebelum kepadanya diajukan empat
dialami seperti detik, menit, jam, hari, pertanyaan:
minggu, bulan, dan tahunan. Kata ini terdapat (a) Tentang umurnya dihabiskan untuk apa.
dalam: (b) Tentang fisiknya (masa mudanya) digunakan
(a) Quran Surat Al-Hajr ayat 38 untuk apa
(b) Quran Surat Al-A ‘raf ayat 187 (c) Tentang hartanya darimana diperolehnya dan
(c) Quran Surat An-Nisa ayat 103 untuk apa dipergunakannya
(d) Quran Surat Al-Baqarah ayat 189 (d) Tentang ilmunya dimanfaatkan untuk apa.”
(4) Al-Ashr: kata ini digunakan untuk (H.R. Bazar dan Tabrany)
menjelaskan waktu menjelang terbenamnya Hadits di atas memperlihatkan bahwa bagi or-
matahari. Namun, kata ini juga digunakan ang Islam, waktu hidup akan diperhitungkan nanti
untuk menjelaskan masa secara mutlak. Kata di alam akhirat, sehingga penggunaan waktu
ini terdapat dalam Q.S. Al-Ashr ayat 1. dengan perencanaan yang matang dan jelas menjadi
satu keharusan. Dalam hadits lain, Rasulullah
Melihat pada penggunaan beberapa istilah
SAW bersabda: “Jagalah lima perkara sebelum
atau kata untuk menjelaskan konsep waktu yang
datangnya lima perkara yang lain. Yaitu:
ada dalam Al-Quran, maka sebetulnya Islam adalah
(a) Masa mudamu sebelum datangnya masa
agama yang begitu mementingkan waktu. Dengan
tuamu,
demikian, sebetulnya Islam menganut konsep
(b) Masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu,
monokronik, yang menganggap waktu terus
(c) Masa kayamu sebelum datang masa
berjalan secara linier dan tidak biasa berputar
miskinmu,
ulang. Islam memiliki lima waktu dalam
(d) Masa hidupmu sebelum datang masa matimu,
keseharian untuk menjalankan kegiatan shalat yang
(e) Masa luangmu sebelum datangnya masa
jelas batasan awal dan berakhirnya waktu shalat.
sibukmu. (H.R. Hakim dari Ibnu Abbas)
Bagi umat Islam, segala kegiatan (khususnya
Umat Islam dalam berperilaku, seyogyanya
ibadah) terikat waktu, artinya ada batasan
mengikuti apa yang telah diatur dalam pedoman
pelaksanaannya. Di luar waktu itu, kegiatan tidak
hidupnya, yaitu Al-Quran dan Hadits tersebut.
bisa dilaksanakan. Contoh: zakat, puasa, ibadah
Melihat pada konsepsi yang dipunyai oleh agama
haji, akikah, dll.
Islam, maka agama Islam memberikan pedoman
Untuk menunjukkan pentingnya waktu, Allah
hidup yang sesuai dengan waktu monokronik, yang
SWT bersumpah dalam beberapa surat Al-Quran
menganggap waktu sebagai berjalan lurus dari
dengan menggunakan waktu, seperti:
masa silam ke masa depan dan memperlakukannya
(a) Surat Al-Lail ayat 1-2 (wallaili, yaitu demi
sebagai entitas yang nyata dan bisa dipilah-pilah,
waktu malam),
dihabiskan, dibuang, dihemat, dipinjam, dibagi,
(b) Surat Al-fajr ayat 1-2 (walfajri, yaitu demi
hilang, atau bahkan dibunuh, sehingga waktu tidak
waktu fajar),
pernah kembali.
(c) Surat Adh-Duha ayat 1-2 (wadhuha, yaitu
Bagaimana perjalanan hidup manusia menurut
demi waktu duha atau pagi),
Islam. Dimulai dari tidak ada, kemudian
(d) Surat Al-Ashr ayat 1-2 (walashri, yaitu demi
ditempatkanlah oleh Allah seseorang pada perut
waktu ash).
seorang ibu yang dikenal dengan alam rahim.
Di samping Al-Quran yang menjelaskan
Setelah itu, manusia akan memasuki alam dunia
pentingnya waktu, Sunnah Rasulullah telah
yang harus diisi dengan segala perbuatan amal
memperkuat adanya nilai pentingnya waktu dan
shaleh, karena bagi Islam, kematian bukan akhir
menetapkan pertanggungjawaban manusia tentang
dari kehidupan. Perjalanan orang Islam akan
penggunaan waktu dihadapan Allah SWT.

Rini Rinawati. Manusia dan Konsep Waktu 319


diteruskan sekalipun kematian sudah dilalui. Bagi Perbedaan budaya yang terjadi pada gilirannya
orang Islam, ada alam kubur yang menjadi tempat akan menyebabkan perbedaan persepsi terhadap
peristirahatan sebelum masuk pada alam mahsyar, konsep waktu, karena seperti kita ketahui bahwa
yang diteruskan pada alam akhirat (penghisaban) persepsi seseorang terhadap sesuatu (konsep
yang merupakan alam yang kekal. waktu) dipengaruhi oleh budayanya. Persepsi kita
Dengan demikian, perjalanan yang lurus dan tentang waktu merupakan persepsi psikologis yang
linier ini seharusnya menjadikan umat Islam bergantung pada peristiwa, latar, situasi, dan
sebagai orang yang menghargai waktu dan kondisi dari pesan yang disampaikan. Namun
berdisiplin dengan waktu sebagaimana konsepsi demikian, persepsi terhadap waktu pun ditentukan
monokronik, dan menjadikan kosepsi waktu ini usia seorang manusia.
sebagai kebiasaan (budaya) dalam berperilaku Satu contoh menarik dari konsep waktu
kesehariannya. Berbagai pelaksanaan ibadah, yang berdasarkan usia ini adalah ketika anak usia TK
merupakan kewajiban bagi umat Islam, sebetulnya begitu bingung dengan waktu-waktu berikut:
menjadi salah satu ciri kedisiplinan tentang waktu ‘Kemarin’, ‘kemarin dulu’, ‘tadi’, ‘besok lusa’,
dan harus menjadikan kebiasaan. Tidak mungkin ‘sebentar lagi’, ‘sejam yang lalu’, ‘tiga hari lagi’,
kita shalat subuh diwaktu ashar; sama tidak ‘minggu depan’, ‘bulan lalu’, dan ‘tahun depan’.
mungkinnya kita melaksananakan perjalanan haji Umumnya, anak seusia TK ini mengalami kesulitan
di luar bulan Dzulhijjah, atau membayar zakat untuk memahami waktu-waktu tersebut.
fitrah setelah Iedul Fitri. Sebagai ilustrasi tambahan, berikut disajikan
Namun, kenyataannya, kebiasaan disiplin dan hasil penelitian “kedil-kecilan.”
menghargai waktu ini tidak tercermin pada pribadi Penelitian singkat ini dilakukan pada sebuah
orang Islam di Indonesia. Masih banyak orang Is- Taman Kanak-Kanak Islam yang bernama TK Is-
lam yang tidak menghargai waktu, bahkan tidak lam Al-Bayan beralamat di Margahayuraya Kota
disiplin dengan waktu. Saat perjumpaan dengan Bandung. Data primer kami dapatkan dengan cara
Allah SWT saja (shalat) seringkali kita menunda- wawancara terhadap beberapa orang tua murid
nundanya atau lebih mementingkan urusan yang kebetulan mengantar dan menunggui
duniawi, sehingga shalat dilakukan selalu di akhir anaknya. Di samping itu, dilakukan observasi
waktu. singkat terhadap anak-anak yang sedang bermain
Agama Islam memang tidak hanya urusan untuk melihat bagaimana komunikasi yang
hablunminnallah (beribadah kepada Allah SWT), dilakukan khususnya mengenai pemahaman
tetapi juga harus diimbangi dengan tentang waktu.
habluminnannas (hubungan baik dengan Penelitian dilakukan selama kurang lebih 3
manusia). Inilah, mungkin, salah satu yang hari, hal ini dikerarenakan keterbatasan waktu yang
memengaruhi pada pergeseran konsep waktu pada dipunyai untuk mengumpulkan dan mengolah data.
orang Islam, karena ternyata orang Islam juga Di samping itu, kami juga melakukan wawancara
memegang kebudayaan timur dalam rangka ber- singkat dengan ibu gurunya untuk mengetahui
habluminnannas-nya. Jadilah orang Islam itu bagaimana pemahaman konsep waktu dijelaskan
banyak yang menganut konsepsi polikronik dalam pada anak didiknya.
perilaku kesehariannya. Hasil penelitian yang dilakukan
memperlihatkan beberapa contoh kasus berikut
3.2 Konsep Waktu pada Anak Kecil (Usia TK)
sebagai hasil wawancara kami dengan beberapa
Anak seusia TK memunyai cara-cara (budaya) orangtua murid TK Islam Al-Bayan, yaitu:
bergaul yang berbeda dengan anak yang lebih (a) Ada seorang anak yang meminta untuk
besar lagi, bahkan berbeda budayanya dengan dibelikan mainan oleh ibunya, terus meminta
ABG/remaja, dan orangtua. dan merengek-rengek setiap hari, padahal
ibunya sudah menjanjikan akan mengabulkan

320 M EDIATOR, Vol. 8 No.2 Desember 2007


Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005

permintaannya dengan sedikit pengunduran Persoalannya bagaimana mengajarkan


waktu melalui kalimat: “nanti ya nak, kalau konsep waktu pada anak? Dalam hal proses
ibu sudah dapat gaji.” pembelajaran atau pengenalan konsep waktu pada
(b) Ada seorang anak TK yang kebingungan anak TK khususnya TK Besar (kelas B), berbagai
tentang PR yang diperuntukan dua hari cara dilakukan oleh para guru di TK Islam Al-
berikutnya, ia meminta ibunya untuk Bayan yaitu sebagai berikut:
dikerjakan karena mengira PR tersebut harus (a) Guru TK Islam Al-Bayan mengajak anak
dibawa besok hari. didiknya untuk berkebun di halaman yang
(c) Ada juga contoh kasus, seorang anak yang telah disediakan. Dari jumlah anak yang ada
kesulitan untuk menjelaskan waktu kegiatan (25 orang), dibuat 5 kelompok yang memunyai
yang dilakukan, seperti ‘’Tadi Jabar dibeliin tugas untuk membawa tanaman dan
ibu mobil-mobilan,’’ ujar Jabar, dan ibunya menanamnya sendiri serta merawatnya. Dalam
berkata ‘’Lho, itu kan kemarin. berkebun, tentunya, secara tidak langsung
Dari beberapa contoh kasus tersebut, maka ditanamkan konsep waktu. Anak-anak menjadi
kiranya anak yang masih kecil (usia TK) belum tahu berapa hari tanamannya itu berbunga,
jelas dalam memahami konsep waktu. Bagi karena si anak mempunyai kewajiban untuk
mereka waktu seolah tidak ada bedanya; tadi, memeliharanya setiap pagi dibantu dengan ibu
sekarang, nanti, besok, kemarin adalah sama saja. guru.
seorang psikolog anak, menjelaskan bahwa (b) Konsep waktu juga diajarkan lewat cerita-
kondisi seperti itu merupakan hal yang wajar pada cerita yang ditayangkan melalui film anak-
anak usia TK. Pasalnya, cara berpikir anak usia 4 anak. Ibu guru akan menjelaskan mengenai
sampai 6 tahun masih dalam tahap awal atau waktu-waktu yang ada dalam cerita tersebut.
prakonkret. Bagi anak usia TK, konsep waktu Dari kegiatan ini, tentunya, kami melihat
merupakan hal yang sangat abstrak. ‘’Kata-kata bahwa ibu gurunya mencoba untuk
seperti, kemarin, besok, lusa sangat abstrak bagi mengajarkan anak mengenai konsep waktu dan
anak.’’ perbedaannya, misalnya, waktu siang itu
Seorang anak, menurut Evita, harus bisa terang, waktu malam itu gelap, waktu pagi,
memahami konsep waktu pada usia tujuh tahun. dsb.
Oleh karena itu, konsep waktu seperti itu (c) Pembelajaran mengenai konsep waktu juga
sebaiknya diajarkan sejak dini kepada anak. dilakukan dengan cara terjun lapangan, yaitu
Dengan mengenalkan anak konsep waktu, maka melalui metode berbelanja di supermarket
anak akan mampu mengatur waktu (time manage- terdekat, si anak biasanya disuruh belanja
ment) dan lebih berdisiplin dalam menjalani waktu selama 30 menit untuk membeli barang
dalam kehidupannnya. kesayanganya. Dari kegiatan ini, dikenalkan
Anak usia dini 1-2 tahun konsep pengaturan konsep waktu yang sudah spesifik yaitu
waktu berkaitan dengan pembiasaan-pembiasaan. berdasarkan waktu karena si anak diharuskan
Artinya, anak belum mampu mencapai target melihat jam. Pelaksanaannya biasanya dibantu
tertentu layaknya orang dewasa. Tapi, anak sudah oleh orangtua siswa.
dapat dibiasakan melakukan kegiatan sesuai (d) Membuat jadwal piket, anak-anak untuk
dengan waktunya, seperti waktu tidur siang, makan, membantu ibu guru dalam membereskan
jam tidur malam, dan seterusnya. Bagi anak usia ruang belajar. Dari kegiatan ini, si anak
sekolah, barulah anak mengenal konsep waktu dikenalkan dengan konsep hari-hari. Bahkan,
dengan belajar menyusun jadwal sehari-hari. pengenalan hari itu dilakukan melalui lagu.
“Karena di masa sekolah, anak sudah mulai Dengan adanya berbagai cara yang dilakukan
menjalani kegiatan formal dengan waktu yang lebih tersebut, para guru berharap anak-anak TK Islam
teratur.” Al-Bayan dapat mengenal konsep waktu dan dapat

Rini Rinawati. Manusia dan Konsep Waktu 321


mengatur waktu (time management) dan mengenal angka. Membaca jam, biasanya
membentuk disiplin diri dan rasa tanggung jawab mulai dikenalkan pada anak yang berusia tujuh
anak. Konsep waktu tentu saja penting diajarkan. tahun ke atas. Dengan begitu, anak bisa
Bahkan, dalam Islam, waktu pun mendapat memahami konsep waktu lebih cepat. Dalam
prioritas dan perhatian utama setelah membaca. mengajarkan konsep waktu, orang tua dituntut
Dengan mengenalkan anak konsep waktu, maka untuk sabar dalam memberi penjelasan.
anak akan mampu mengatur waktu dan lebih
berdisiplin dalam menjalani waktu dalam Sebenarnya, seorang anak akan dengan
kehidupannnya. sendirinya mengenal konsep waktu dari hasil
Apa yang telah dilakukan oleh guru-guru TK pergaulan dengan teman atau lingkungan
Islam Al-Bayan tersebut, sesuai dengan apa yang sekitarnya. Tahap awal pengenalan konsep waktu
dikemukakan Evita tentang beberapa cara proses tentunya akan diperoleh anak dari orang-orang
pengajaran konsep waktu pada seorang anak, yaitu: terdekat (significant other). Oleh karena itu,
(a) Anak masih berpikir prakonkret, maka konsep sebaiknya orangtua atau saudara-saudaranya
waktu harus diajarkan dengan cara-cara yang dapat membantu proses pembelajaran anaknya
konkret, lewat media gambar ataupun yang usia TK mengenai konsep waktu. Baru
mengajak langsung ke lapangan. setelah itu adalah teman dilingkungan sekitar
(b) Pada anak TK, yang paling awal harus maupun yang lebih jauh, misalnya yang satu
dikenalkan kepada mereka adalah soal pagi, sekolah. Kemudian juga yang memberikan
siang dan malam. Lewat gambar, anak bisa sumbangan dalam pengenalan waktu pada diri anak
diperlihatkan bahwa malam itu biasanya gelap, adalah guru di sekolah.
siang itu terang. Dari penelitian yang dilakukan tentang konsep
(c) Konsep waktu bisa juga diajarkan dengan waktu pada anak di TK Islam Al-Bayan, maka kami
bercerita. Orang tua dan guru bisa memeroleh kesimpulan sebagai berikut:
menceritakan pengalaman nyata dalam (a) Anak usia TK masih kesulitan dalam
mengajarkan anak tentang konsep waktu. Itu memahami konsep waktu. Dengan adanya
perlu dilakukan agar anak tidak bingung. “Tadi kesulitan ini, kontribusi orangtua dan guru
malam hujan lebat sekali, kalian pasti tertidur menjadi sangat penting dalam proses belajar
pulas.’’ anak mengenal waktu. Oleh karena itu, konsep
(d) Setelah anak mengenal konsep waktu yang waktu anak TK akan banyak dipengaruhi
sederhana, seperti pagi, siang, dan malam, pada bagaimana konsep waktu yang diajarkan oleh
tahap berikutnya bisa diajarkan tentang orangtua atau guru-gurunya di sekolah. Pada
konsep lama. Misalnya, ‘’Waktu istirahat giliranannya, dari konsep waktu yang
hanya 10 menit, kalian bisa main.’’ Setelah itu, terbentuk sejak dini inilah akan memengaruhi
‘’Waktu istirahat sudah habis.’’ konsep waktu di kemudian hari (setelah anak
(e) Untuk mengenalkan konsep waktu, maka dalam berangkat remaja, dan menjadi dewasa). Untuk
proses pembelajaran orang tua dan guru harus itu, kami menamakan konsep waktu yang
mengulang ucapannya berkali-kali. Sehingga, dipunyai anak-anak khususnya usia TK
anak bisa lebih paham. dengan Kiddy Time (looking for Identity
(f) Selanjutnya, mengajarkan anak soal konsep kronik), yaitu konsep waktu atau khasanah
waktu bisa disesuaikan dengan aktivitas si waktu yang khas pada diri anak. Waktu, dalam
anak. Misalnya saja, “Besok kalian tidak konsep ini, dipersepsi sebagai proses
sekolah, karena libur.’’ Itu mengajarkan kepada pencarian konsep waktu pada diri anak. Proses
anak bahwa besok adalah hari libur. pembentukan ini akan menuju pada konsep
(g) Pada tahap berikutnya, anak bisa diajarkan waktu monokronik atau polikronik tergantung
membaca jam. Ini perlu dilakukan seiring anak proses pembelajaran yang dilakukan oleh anak

322 M EDIATOR, Vol. 8 No.2 Desember 2007


Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005

tersebut terhadap lingkungannya yang Gudykunst, William & Young Yun Kim. 1992.
disesuaikan dengan budaya. Communicating With Strangers; An Ap-
(b) Diperlukan metode pembelajaran yang proach to Intercultural Communication
khusus (seperti berkebun, bercerita, film, (second edition). New York: McGraw-Hill.
terjun ke lapangan) untuk mengenalkan
Liliweri, Alo. 2004.Dasar-Dasar Komunikasi
konsep waktu pada anak TK.
Antarbudaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Lewis, Richard D. 1996. Menjadi Manajer Era
4. Kesimpulan Global; Kiat Komunikasi Bisnis Lintas-
Budaya. Bandung: Remadja Rosdakarya.
Dari penjelasan yang telah dikemukakan
mengenai pemahaman konsep waktu yang Mulyana, Deddy, & Jalaluddin Rakhmat. 1996.
dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari Komunikasi Antarbudaya. Bandung:
hari ternyata terjadi perbedaan baik secara budaya Remadja Rosdakarya.
maupun usia. Perbedaan pemahaman mengenai Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi: Suatu
konsep waktu pada gilirannya akan mempengaruhi Pengantar. Bandung: Remadja
perilaku yang ditampilkan dalam keseharian Rosdakarya.
manusia tersebut.
————— . 2004a. Komunikasi Efektif; Suatu
Pendekatan Lintasbudaya. Bandung:
Daftar Pustaka Remadja Rosdakarya.
Devito, A. Joseph. 1997. Komunikasi Antar ————— . 2004b. Komunikasi Populer: Kajian
Manusia; Kuliah Dasar. Terj. Agus Komunikasi dan Budaya Kontemporer.
Maulana. Jakarta: Professional Books. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Rini Rinawati. Manusia dan Konsep Waktu 323


324 M EDIATOR, Vol. 8 No.2 Desember 2007

Anda mungkin juga menyukai