PENGERTIAN WAKTU
1
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai
Pustaka, 1996), hlm. 1125
2
Atabik Ali, Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab- Indonesia (Yogyakarta: Ali
Maksum, 1996), hlm. 2030
3
Alan Isaacs, Kamus Lengkap Fisika (Jakarta: Erlangga, 1995), hlm. 446-447
4
Term kata „ajal yang mana terdapat dalam surah Thaha ayat 84, surah al-„Araf ayat 15, surah
Maryam ayat 84, surah Thaha ayat 114, surah al-Qiyamah ayat 16, surah al-Kahfi ayat 58, surah al-Fath ayat
20, surah al-Isra ayat 18, surah Yunus ayat 11, surah Shad ayat 16, surah Thaha ayat 83, surah al-Baqarah
ayat 203, surah al-„Ankabut ayat 54, surah Yunus ayat 11, surah al-Isra ayat 18, surah al-Qiyamah ayat 20,
surah al-Insan ayat 27, surah al-Anbiya ayat 37, surah al-Isra ayat 11, surah al-Baqarah ayat 51, 54, 92, 93,
surah an-Nisa ayat 152, surah al-„Araf ayat 152, surah Hud ayat 69, surah aż-Żariyat ayat 26, surah al-„Araf
ayat 148 dan surah Thaha ayat 88. Lihat Muhammad Fuad „Abdul Baqy, al-Mu’jam al-Mufahras li al-Fāż
al-Qur’an (Mesir: Dar Al-Hadiṡ, 2007), hlm. 548-549
5
Terdapat dalam surah al-Jasyiyah ayat 24, dan surah al-Insan ayat 1. Lihat Muhammad Fuad
„Abdul Baqy, Ibid, hlm 264
12
13
sesuatu terikat oleh waktu (dahr). Kata waqt6 memiliki makna sebagai batas akhir
suatu kesempatan untuk menyelesaikan pekerjaan. Pengertian ini tergambar dari
waktu-waktu shalat yang memberi gambaran tentang adanya pembagian waktu yang
dialami (seperti detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, dan seterusnya), dan
sekaligus kewajiban untuk menyelesaikan melakukan pekerjaan dalam waktu-waktu
tersebut, dan tidak membiarkannya berlalu begitu saja. Kata 'ashr7, mempunyai
makna memberi kesan bahwa waktu yang dialami oleh manusia harus dimanfaatkan
dengan sebaik mungkin. 8Dapat juga dikatakan kurun waktu atau dahr berasal dari
kata bahasa Arab yang artinya menimpa, ada beberapa pendapat mengenai arti kata
ini yaitu mengartikan ad-dahr adalah masa sejak sebelum penciptaan. Menurut al-
Ashfahani9 ialah masa yang dilalui oleh alam, mulai masa penciptaannya sampai
masa kehancurannya, menurut at-Thabarī ialah waktu berlangsungnya malam dan
siang.10
Pandangan waktu dilihat dari ilmu sosial ialah semua fenomena sosial terjadi
saat tertentu dalam waktu, semua proses sosial terjadi terus menerus sepanjang
waktu, singkatnya kehidupan sosial berlangsung dalam ruang waktu, waktu seperti
ruang yang melekat dalam tubuh intraksi sosial. Waktu adalah dimensi yang sangat
diperlukan dan terlibat dalam setiap aspek kehidupan. Jadi waktu lebih erat lagi
kaitannya dengan perubahan sosial. Setiap kejadian, perubahan, proses gerakan,
keadaan dinamis, secara tersirat menyatakan waktu.11
Ciri umum waktu sebagai dimensi setiap fenomena sosial dan aspek perubahan
sosial. Salah satu bentuk kaitannya yang terjadi adalah rentetan kejadian yang lebih
dahulu dan yang kemudian menghubungkan peristiwa dalam satu mata rantai atau
proses terjadi pada waktu tertentu inilah yang disebut kelekatan waktu. Bila dilihat
lebih dekat maka setiap fenomena atau peristiwa sosial akan terlihat bahwa
fenomena sosial tak hanya terkait secara eksternal dengan fenomena lain, tetapi
6
Term yang semakna yaitu ada dalam surah al-Hijr ayat 38, surah Shad ayat 80, surah al-„Araf ayat
187, 142, 143, 155, surah asy-Syu‟ara ayat 38, surah al-Waqi‟ah ayat 50, surah an-Naba ayat 17, surah ad-
Dukhan ayat 40, surah al-Baqarah ayat 189 dan surah An-Nisa ayat 103. Lihat Hamid Hasan Qolay SM.HK,
indek terjemah Al-Qur’anul-Karim (Jakarta: Yayasan Halimatus-Sa‟diyyah, 1997), hlm. 773-783
7
Terdapat dalam surah al-„Ashr ayat 1
8
M. Quraish Shihab, Op.Cit, hlm. 553
9
Yang dikutip oleh M. Quraish Shihab dalam bukunya Ensiklopedia Al-Qur’an yang diterbitkan oleh
Lentera Hati, tahun 2007
10
M. Quraish Shihab, dkk, Ensiklopedia Al-Qur’an ( Jakarta: Lentera Hati, 2007), hlm. 157
11
Piotr Sztompka, The Sociology Of Social Change, diterjemahkan oleh Alimandan, Sosiologi
Perubahan Sosial ( Jakarta: Prenada, 2007), hlm. 45
14
12
Piotr Sztompka, Ibid, hlm 47
13
Ibid, hlm 48
14
Interval adalah masa antara dua kejadian yang saling berkaitan atau jangka waktu (Tim Redaksi
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Op.Cit, hlm. 567
15
Astronomi adalah bidang ilmu yang mempelajari secara ilmiah tentang angkasa dengan segala
isinya dalam artian benda-benda angkasa. Lihat Robin Kerrod, Bengkel Ilmu Astronomi ( Jakarta: Erlangga,
1999), hlm. 7
16
Piotr Sztompka, Loc.Cit, hlm. 51
15
lima hari di bagian tertentu di Afrika dan Amerika Tengah. Dasar penentuan satu
minggu ditemukan dalam berulangnya hari pasar dan pekan raya. Pendapat yang
lain penentuan satu minggu berdasarkan kebutuhan biologis, satu hari untuk
beristirahat, dan menyediakan satu hari untuk kegiatan keagamaan, misalkan hari
Jum‟at untuk orang Islam, sabtu dalam Yudaisme, Minggu dalam Kristen. 17
Peralatan teknis pertama untuk menyatakan atau menandai mengukur waktu
berasal dari Babilonia dan Mesir pada ribuan tahun sebelum masehi. Sejarah
menyatakan adanya temuan jam di Eropa pada tahun pertengahan abad ke-14 M.
Penggunaan jam atau arloji pada saat itu terbatas hanya untuk kalangan orang kaya,
namun pada abad ke-19 produksi arloji diproduksi secara massal oleh pabrik di
Swiss dan AS. Jam dan arloji memungkinkan memisahkan waktu dari kejadian
alamiah atau kejadian sosial dan untuk memperkenalkan satuan waktu konvensional
yang sama dan mudah dihitung. Pembagian hari menjadi 12 jam, pembagian 1 jam
menjadi 60 menit dan 1 menit menjadi 60 detik berdasarkan sistem zodiak 18 pada
zaman Yunani kuno dari pertengahan abad ke-14. Pandangan mengenai waktu dapat
dibedakan berdasarkan aspek-aspek berikut:19
Pertama. Tingkat kesadaran akan adanya waktu, ini adalah tanda paling umum,
yang mana di satu sisi ditunjukan oleh obsesi mengenai waktu, aliran waktu,
berlalunya waktu, keterbatasan waktu dengan pepatah “waktu adalah uang. Di sisi
lain sikap acuh tak acuh, mengabaikan waktu.
Kedua. Kedalaman kesadaran tentang waktu, adakalanya hanya waktu terdekat
saja yang disadari. sedangkan waktu jangka panjang kadang tidak disadari20.
Ketiga. Bentuk aliran waktu, melingkar atau lurus. Pandangan linier lahir dari
ajaran kristen tentang penebusan dosa dan keselamatan di masa datang, sedangkan
pandangan melingkar cocok dengan fakta kehidupan sehari-hari yang lebih banyak
perhatian pada roda kehidupan yang terus berputar.
Keempat. Penekanan pada masa lalu atau masa mendatang adalah cara
memikirkan bagaimana masa depan.
17
Ibid, hlm. 51
18
Zodiak adalah pita khayal diangkasa yang dilintasi oleh matahari dan planet-planet lain, yang
disebut lingkaran hewan karena sebagian besar rasi bintang yang dilalui matahari memiliki nama-nama
hewan. Lihat Robin Kerrod, Op.Cit, hlm. 66
19
Piotr Sztompka, Op.Cit, hlm. 52- 53
20
Sebagaimana dalam Al-Qur‟an surah al-„Ashr dijelaskan demi waktu, sesungguhyna manusia
dalam kerugian” di sini disiratkan bahwasannya manusia harus dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik
mungkin.
16
21
Piotr Sztompka, Op.Cit, hlm. 53-60
22
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, Op.Cit, hlm. 20-21
23
Sebagaimana hadis Nabi Saw dalam kitab al-Muwatha, juz 1, hlm. 8
أًه سأل أبا هريرة عي وقت الصالة: وحدثٌي عي هالل عي يسيد بي زياد عي عبد هللا بي رافع هىلى أم سلوت زوج الٌبي صلى هللا عليه و سلن
فقال أبى هريرة أًا أخبرك صل الظهر إذا ماى ظلل هثلل والعصر إذا ماى ظلل هثليل والوغرب إذا غربت الشوس والعشاء ها بيٌل وبيي ثلث
الليل وصل الصبح بغبش يعٌي الغلس
24
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, Loc.Cit, hlm. 25
17
25
Ayat itu berbunyi:
26
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, Op.Cit, hlm. 28
27
Ayat itu berbunyi:
18
28
Ian Graham, Intisari Ilmu Ruang Angkasa (Jakarta: Erlangga, 2005), hlm. 17
29
Rotasi Bumi adalah perputaran Bumi pada porosnya atau sumbu rotasi Bumi. Lihat Janice
Vancleave, Proyek-Proyek Ilmu Bumi, diterjemahkan oleh Sherly Suminto (Bandung: Intan Sejati, 2004) hlm.
25
30
Revolusi Bumi adalah pergerakan Bumi mengelilingi matahari. Lihat A. Gunawan Admiranto,
Menjelajahi Bintang Galaxi dan Alam Semesta (Yogyakarta: Kanisius, 2009), hlm. 166
31
Ian Graham, Loc.Cit, hlm. 9
32
Orbit adalah lintasan suatu benda langit mengelilingi benda langit lain di dalam ruang angkasa.
Sebagian besar orbit berbentuk hampir bulat elips. Jadi orbit Bumi ialah lintasan Bumi mengelilingi Matahari.
Lihat Alaan Isaacs, Kamus Lengkap Fisika, diterjemahkan oleh J. Danusantoso (Jakarta: Erlangga, 1994),
hlm. 306
33
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an , Op.Cit, hlm. 29-30
19
Thursday (Jupiter), Friday (venus) dan Saturday (saturnus) diambil dari nama-
nama planet yang tua, pada waktu itu Matahari dan bulan dianggap planet.34
3. Waktu dalam Bilangan Bulan
Setiap waktu dalam hitungan bulan tak terlepas dari keberadaan dan adanya
bulan. Fenomena ini tentu saja berkaitan dengan Matahari yang menjadi sumber
cahaya bagi bulan. Adapun jumlah bulan dalam setahun ada dua belas bulan
sebagaimana dalam al-Qur‟an dijelaskan35: Sesungguhnya bilangan bulan
dalam ketetapan Allah adalah dua belas bulan, ketika Allah menciptakan langit
dan Bumi, dimana terdapat empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang
benar, Maka janganlah kamu Menganaia diri kamu dalam bulan yang empat
itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun
memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-
orang yang bertakwa.
Salah satu alat penanda waktu baik hari bulan maupun tahun yaitu kalender
yang mana merupakan sebagai penjejak waktu dalam jangka panjang. Sistem
penanggalan diibaratkan sebuah penggaris yang mengukur sebuah panjang
benda. Persamaan sebuah penggaris adalah sebuah jam atau stop watch dengan
jarum jam bergerak secara teratur menggambarkan rotasi dan revolusi Bumi.
Pada dasarnya kalender mengacu pada periode berulangnya fenomena rotasi
Bumi sebagai unit harian, fenomena fase Bulan sebagai unit bulanan, atau
revolusi Bumi mengelilingi Matahari sebagai unit satu tahun, selang waktu
setahun, sepuluh tahun, seabad, satu millennia, dan seterusnya dapat dicatat
dalam kalender, namun sistem kalender memerlukan manusia untuk
menjaganya.
Periode sinodis bulan dipergunakan sebagai acuan dalam kalender bulan,
bila diasumsikan bahwa orbit Bumi mengelilingi Matahari dengan periode 365,
2564 (tiga ratus enam puluh lima koma dua lima enam empat) hari. Dan orbit
34
Ibid, hlm. 62
35
Surah at-Taubah (QS: 9) ayat 36, yang berbunyi:
36
Periode sideris adalah ukuran konjungsi bulan dengan bintang tertentu atau yang disebut syahr
nujum
37
Periode sinodis adalah ukuran waktu satu bulan berdasarkan gerakan bulan dari saat konjungsi
dengan Matahari sampai saat konjungsi Matahari lagi
38
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, Op.Cit, hlm. 47- 48
39
Ibid, hlm. 56
21
40
Surah Yunus (QS: 10) ayat 5, yang berbunyi:
tiap bulannya diatur bergantian 30 hari atau 31 hari. Akan tetapi berbeda dalam
bulan Februari jika satu tahunnya 366 hari jumlah harinya 29 hari.45 Namun bila
jumlah satu tahun 365 hari maka bulan Februari jumlahnya 2846 hari.
Cikal bakal kalender masehi yang digunakan sekarang ialah kalender
Romawi. Awalnya Julia Caesar mengusulkan bulan Maret merupakan bulan awal
kalender masehi, namun para senator mempertahankan tradisi yang sudah ada yaitu
Januari sebagai awal bulan kalender masehi. Struktur masehi sebelum 4 masehi
tidak diketahui dengan pasti karena pada masa Agustus Caesar menangguhkan
penggunaan tahun kabisat hingga tahun 4 M , kelahiran Nabi Isa juga diketahui
pada tahun 8 SM hingga 4 SM bukan pada tahun 1 M. Namun tahun masehi tetap
berjalan walaupun tidak sempurna dan mengalami masa-masa gelap dalam sejarah
pembentukannya. Sejak tahun 45 SM Julius Caesar menetapkan satu tahun adalah
365,25 (tiga ratus enam puluh lima koma dua lima) hari. Lebih seperempat (0,25)
hari, kemudian dibulatkan setiap empat tahun menjadi tambahan satu hari pada
bulan Februari ada 29 hari. 47
Satu hari Matahari rata-rata merupakan hasil perpaduan antara rotasi dan
revolusi Bumi. Secara teoritis pergantian hari di suatu tempat terjadi pada saat
Matahari rata-rata berkulminasi bawah atau jam 00:00 tengah malam waktu
setempat. Sekitar tahun 1925 kebanyakan almanak Nautika mempergunakan
pergantian hari mulai tengah malam, kini sistem itu dianut oleh semua negara
berkaitan erat dengan pergantian hari dalam sistem kalender masehi (merupakan
sistem kalender Matahari).48 Astronomi memiliki sebuah ukuran waktu yang
dikenal dengan adanya jam Matahari, jam bintang dan jam sederis49, jam bintang
bergerak berjalan sekitar 3 menit 56 detik lebih cepat dari jam Matahari. Jam
bintang lebih bermanfaat untuk mengetahui benda langit atau bintang yang berada
di atas tempat pengamat. Manusia lebih akrab menggunakan jam Matahari untuk
keperluan hidup sehari-hari yaitu berupa alat jam tangan atau jam dinding.50
45
Disebut tahun kabisat atau tahun panjang yang terjadi empat tahun sekali. Tahun kabisat adalah
tahun yang dapat dibagi empat, pengecualian tahun-tahun abad yang tidak dapat dibagi 400. Oleh karena itu
tahun milenium 2000 adalah tahun kabisat, tetapi 2100 bukan tahun kabisat. Lihat Robin Krrod, Op.Cit, hlm.
131
46
Disebut tahun basitah atau tahun pendek
47
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an,Op.Cit, hlm. 57
48
Ibid, hlm. 30-32
49
Robin Kerrod, Loc.Cit, hlm. 63
50
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, Loc.Cit, hlm. 32
23
12. Żulhijjah dinamakan demikian karena pada bulan ini dilaksanakannya ibadah
haji (orang Arab Jahiliyah melakukan haji dengan cara mereka sendiri).
Adapun dari dua belas bulan Hijriyah ada empat bulan yang dinamakan bulan
haram yaitu Żulka‟dah, Żulhijjah, Muharram dan Rajab. Tiga bulan pertama
beriringan sedangkan satu bulan terpisah, karena dengan tujuan mengamankan
pelaksanaan haji, sehingga bila ada yang ingin berhaji jauh dari kota Mekah dapat
memulai perjalanan pada bulan Żulka‟dah tanpa adanya gangguan peperangan, dan
akan aman bila kembali karena bulan haram akan berakhir pada bulan Muharam.
Sedangkan bulan Rajab dinamakan bulan haram karena pada bulan ini banyak yang
akan melakukan umrah. 55
Sejarah tahun Qamariyah atau Hijriyah mempunyai sejarah yang jelas,
pengamatan hilal dilakukan pada zaman Nabi Saw dan regulasinya ditetapkan oleh
kepemimpinan khalifah „Umar bin al-Khattab (637 M) setelah 17 tahun kaum
muslimin hijrah ke Madinah. Awal penanggalan Hijriyah bertepatan dengan 16 Juli
622 M. Kondisi fase bulan pada waktu itu ijtimak penentu awal bulan Muharam 1
Hijriyah berlangsung pada jam 08:26 waktu Mekah dan pada saat itu terjadi gerhana
Matahari sebagian. Pergantian hari pada kalender Hijriah adalah terjadi pada waktu
maghrib56, berbeda dengan kalender masehi pergantian hari berlangsung pada
tengah malam. Waktu satu bulan itu tepatnya 29,530589 (dua puluh sembilan koma
lima tiga nol lima delapan Sembilan) hampir 29,5 hari, oleh karena itu jangka waktu
antara bulan baru sampai bulan baru berikutnya kadang-kadang 29 hari atau 30 hari.
Oleh karena itu jumlah hari dalam kalender Qamariyah berganti-ganti ada yang 29
atau 30 hari. Akibatnya tidak mungkin lebih dari 30 hari atau kurang dari 29 hari. 57
Peredaran Bulan mengelilingi Bumi menjadikan waktu terbaik dalam artian
menjadi tolak ukur yang akurat, oleh karena itu dijadikan sebagai landasan waktu
hari besar agama dalam Islam seperti tanggal 1 Muharam, Maulid Nabi Saw dan
lainnya. Begitu juga dalam agama-agama lain, penentuan hari raya Nyepi, hari raya
55
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, Op.Cit, hlm. 44
56
Sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur‟an surah al-Isra (QS: 17) ayat 12 yang berbunyi:
Waisak, Wafat Isa al-Masih, hari raya Imlek, juga memanfaatkan siklus peredaran
bulan mengelilingi Bumi.58
Persoalan penentuan awal bulan pada kalender Qamariyah atau kalender
Hijri menggunakan tata cara hisab dan rukyah. Masalah hisab dan rukyah
khususnya di negara Indonesia dalam hal penentuan awal bulan khususnya bulan
Ramaḍan, Syawal dan Żulhijjah seringkali memunculkan perbedaan, bahkan
kadang menyulut adanya permusuhan yang mengusik adanya jalinan ukhuwah
Islamiyah. Persoalan ini terjadi karena dalam hal fiqih hisab rukyah di Indonesia
secara institusi disimbolkan pada dua organisasi kemasyarakatan Islam di
Indonesia. Nahdlatul Ulama disimbolkan sebagai mażhab rukyah sedangkan
Muḥamadiyyah disimbolkan sebagai mażhab hisab.59
Penentuan awal bulan Qamariyah pada dasarnya bersumber pada hadiṡ-
hadiṡ hisab rukyah. Para ulama berbeda pendapat dalam memahaminya sehingga
melahirkan perbedaan perhitungan awal bulan. Pendapat pertama bahwa penentuan
awal Ramaḍan, Syawal dan Żulhijjah harus didasarkan pada rukyah atau melihat
hilal yang dilakukan pada tanggal 29-nya. Apabila rukyah tidak berhasil dilihat,
disebabkan belum dapat dilihat atau karena adanya gangguan cuaca (mendung),
maka penentuan awal bulan tersebut harus berdasarkan istikmal (disempurnakan 30
hari)60. Menurut mażhab ini dalam kaitan rukyah bersifat ta’abudi – ghair al-
ma’qul ma’na artinya tidak dapat dirasionalkan, dalam artian tidak dapat diperluas
dan dikembangkan. Sehingga hanya terbatas pada melihat dengan mata telanjang,
dengan demikian secara mutlak perhitungan hisab falaki tidak dapat digunakan,
inilah yang disebut dengan mażhab rukyah.61
Pendapat lain mengenai rukyah dalam hadiṡ-hadiṡ hisab rukyah tersebut
termasuk ta’aquli-ma’qul ma’na artinya dapat dirasionalkan diperluas dan
dikembangkan. Sehingga dapat diartikan antara lain dengan mengetahui sekalipun
bersifat żanni (dugaan kuat) tentang adanya hilal, walaupun tidak dapat dilihat.
Inilah pendapat yang dipakai oleh mażhab hisab. 62
58
Ibid, hlm. 62-64. Lihat juga Sakirman, Op.Cit, hlm. 346
59
Ahmad Izzudin, Ilmu falak Praktis (Metode Hisab– Rukyah Praktis dan Solusi Permasalahannya)
(Semarang; Pustaka Rizki Putra), hlm. 91
60
Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad bin Hambal Abū „Abdillāh , Musnad Imam,
Op.Cit, juz 5, hlm. 42
61
Ahmad Izzudin, Loc.Cit, hlm. 92
62
Ibid,.
26
63
Shihabudin al-Qalyubi, Hasyiah al-Minhaj al- Thalibin, yang dikutip oleh Ahmad Izzudin, Op.Cit,
hlm. 92
64
Hadist riwayat Bukhārī, dalam bab Qaulun Nabi Saw, juz 3, hlm. 34, yaitu:
وموا ال : ال َ ول اهللِ صلى اهلل عليه وسلم ذَ َكَر َرَم
ُ ُ َ َ َ َ ضا َن فَ َق
صت َ َّ َر ِضي اللَّهُ َعْن ُه َما أ، َع ْن َعْب ِد اهللِ بْ ِن عُ َمَر، ك َع ْن نَافِ ٍع
َ َن َر ُس ٍ ِ َعن مال، حدَّثَنَا َعب ُد اهللِ بن مسلَم َة
َْ َ ْ َ ُْ ْ َ
َ
ِ ِ ِ
ُ َوالَ تُْ ُروا َح َّ تََرْوُ فَ ْن ُ َّم عَلَيْ ُ ْم فَااْ ُد ُروا لَه، َح َّ تََرُوا ا ْا َ َل
Artinya: diceritakan dari „Abdullah bin maslamah dari Malik dari Nafi‟, dari „Abdullah bin „Umar,
bahwasanya Rasulullah Saw menjelaskan bulan Ramaḍan kemudian beliau bersabda: janganlah kamu
berpuasa sampai kamu melihat hilal dan janganlah kamu berbuka sebelum melihatnya lagi, jika tertutup awan
maka perkirakanlah
65
Ahmad Izzudin, Ilmu falak Praktis, Op.Cit, hlm. 93
27
yang mana garis tanggal tersebut harus ada karena Bumi bulat sehingga perlu
adanya pembatas pergantian hari. 66
Garis tanggal Syamsiah ditentukan berdasarkan kesepakatan internasional
yang menjadikan garis bujur 0 drajat melalui Greenwich dan garis bujur 180 drajat
melalui lautan Pasifik. Di sebelah Timur garis tanggal internasional tanggalnya
lebih muda dari pada tanggal di sebelah Barat67. Garis tanggal Qamariyah pun sama
sifatnya seperti garis tanggal internasional, yang mana di sebelah Timur garis
tanggal Qamariyah tanggalnya lebih muda daripada disebelah Barat. Namun
bedanya, garis tanggal Qamariyah tidak tetap pada garis bujur tertentu. Posisinya
akan berubah setiap bulannya karena tergantung posisi Bulan dan Matahari.68
Pembuatan garis tanggal Qamariyah pada saat ini digunakan dua definisi
yaitu: Pertama, berdasarkan visibilitas hilal seperti yang dilakukan IICP
(International Islamic Calendar Programer yang berpusat di Malaysia)69. Kedua,
berdasarkan syarat minimal bulan di horizon pada saat Matahari terbenam, cara ini
yang paling sederhana namun paling baik untuk menjadi kriteria pertama dalam
mengkonfirmasikan rukyah al-hilal (Rukyah al-hilal adalah usaha melihat hilal
dengan mata telanjang). Berdasarkan perhitungan cara yang kedua, garis tanggal
pada awal bulan (Żulhijjah 1417 H/1997 M) melalui pantai barat Australia, pantai
Barat Sumatra, India, Kazakistan dan Rusia bagian Barat. Oleh karena itu garis
tanggal ini memisahkan Arab Saudi dengan Indonesia, adanya pemisahan ini maka
menyebabkan Idul Adha di Arab Saudi lebih dahulu dari pada di Indonesia. 70
Islam mengakui adanya kalender Matahari dan bulan sebagai penentu
71
waktu karena keduanya memiliki peredaran yang teratur yang mana dapat diteliti
66
T. Djamaluddin, Menggegas Fiqih Astronomi (tela’ah Hisab rukyah dan pencarian solusi
perbedaan hari raya) (Bandunga: Kaki Langit 2005), hlm. 12
67
Contohnya catatan sejarah penyerahan tentara Jepang kepada sekutu, kejadiannya sama, namun
dalam buku-buku sejarah berbeda, dalam buku sejarah Amerika kejadian itu terjadi pada tanggal 14 Agustus
1945, sedangkan buku-buku sejarah di Asia menyebutkan bahwasannya kejadian penyerahan itu
menyebutkan pada tanggal 15 Agustus 1945.
68
T. Djamaluddin, Loc. Cit, hlm. 12-13
69
Lihat Ahmad Fauzan, “Melacak Algoritma Hisab Awal Bulan Qamariyah dalam Kitab Nurul
Anwar”, dalam Studia Islamika (Semarang: Jurnal penelitian Vol. 11, No 1, Mei 2014), hlm 76
70
Ahmad Fauzan, Op. Cit, hlm. 13
71
Sebagaimana dalam al-Qur‟an dijelaskan pada surah al-An‟am (QS: 06) ayat 96, yang berbunyi:
Artinya: Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan)
matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui.
28
dan dihitung72. Matahari dapat digunakan untuk penentu pergantian tahun yang
ditandai dengan siklus musim (pertanian, pelayaran, migrasi yang tentunya
menggunakan kalender Matahari. 73 Namun kalender Matahari tidak dapat
menentukan pergantian hari dengan cermat, sedangkan untuk kegiatan keagamaan
diperlukan adanya kepastian hari. Oleh karena itu maka digunakanlah kalender
bulan, karena pergantian hari dalam kalender bulan mudah dikenali dengan melihat
bentuk-bentuk bulan. Misalkan hilal saat maghrib menunjukan awal bulan, bulan
setengah pada saat maghrib menunjukan tangal 7 atau 8, dan purnama pada saat
maghrib menunjukan tangal 14 atau 15 tergantung pengamatan hilalnya. Semua
fase-fase bulan jelas perubahannya dari bentuk sabit sampai menjadi sabit kembali74
Hilal dapat digunakan sebagai penentu waktu ibadah, perubahan yang
signifikan dari hari ke hari menyebabkan bulan dijadikan penentu waktu ibadah
yang baik. Oleh karena itu bukan hanya orang Islam saja yang menggunakan bulan
sebagai penentu waktu kegiatan keagamaan, namun umat Hindu pun menggunakan
bulan mati sebagai penentu hari Nyepi. Umat Budha menggunakan bulan purnama
sebagai waktu Waisak, sedangkan umat Kristiani menggunakan bulan purnama
pertama sebagai penentu hari Paskah. 75
72
Sebagaimana dalam al-Qur‟an dijelaskan pada surah Ar-Rahman (QS: 55) ayat 5, yang berbunyi:
Artinya: Matahari dan Bulan (beredar) menurut perhitungan.
73
T. Djamaluddin, Op.Cit, hlm. 38
74
Sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur‟an pada surah Yasin (QS: 36) ayat 39, yang berbunyi:
Artinya: Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah Dia sampai ke
manzilah yang terakhir) Kembalilah Dia sebagai bentuk tandan yang tua. (maksudnya: bulan-bulan itu pada
Awal bulan, kecil berbentuk sabit, kemudian sesudah menempati manzilah-manzilah, Dia menjadi purnama,
kemudian pada manzilah terakhir kelihatan seperti tandan kering yang melengkung).
75
T. Djamaluddin, Op.Cit, hlm. 38