FAKULTAS SYARIAH
2023
KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Atas
limpahan rahmat, hidayah dan pertolongannya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan
makalah dengan judul “Konsep dan Sejarah Kalender di Dunia” ini sesuai waktu yang telah
ditentukan. Tanpa ridha dan petunjuk dari-Nya tidak mungkin makalah ini dapat diselesaikan.
Penulisan makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas yang berkaitan dengan
materi pembelajaran Ilmu Falak. Kami juga berterima kasih kepada Bapak Muhammad
Himmatur Riza, M.H. selaku dosen pengampu mata kuliah yang telah membimbing kami.
Kami berharap semoga makalah ini dapat sesuai dengan tugas yang diberikan dan bermanfaat
bagi semua yang membacanya.
Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini dari segi kata,
kalimat, dan tata letak tentunya masih belum sempurna dan banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kami memerlukan kritik beserta saran dari Bapak Dosen khususnya agar lebih baik dalam
penyusunan makalah kedepannya.
Penulis
II
DAFTAR ISI
JUDUL .................................................................................................................................................... I
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... II
DAFTAR ISI......................................................................................................................................... III
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 1
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 2
A. Definisi Sistem Penanggalan atau Kalender ........................................................................... 2
B. Dalil Sistem Penanggalan ......................................................................................................... 3
C. Sejarah Sistem Penanggalan atau Kalender di Dunia ........................................................... 4
D. Relevansi Kalender dalam Keseharian ................................................................................... 7
PENUTUP .............................................................................................................................................. 9
Kesimpulan ........................................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 10
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kalender atau penanggalan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
perjalanan sejarah manusia. Adanya penanggalan, manusia dapat mengingat segala
sesuatu yang pernah terjadi dalam hidupnya. Sejarah peradaban manusia dapat
diketahui dengan adanya sistem penanggalan. Penanggalan merupakan manifestasi dari
satuan waktu, di mana satuan-satuan waktu tersebut dinotasikan dalam sebuah ukuran,
mulai dari yang jangka cepat waktunya maupun yang lama, seperti hari, bulan, tahun
dan seterusnya. Satuan-satuan ini lah yang memberikan peran urgen bagi kepentingan
dalam kehidupan sosial dan kultur manusia. Maka dari itu tidak bisa dipungkiri bahwa
urgensi penanggalan merupakan keniscayaan yang tidak dapat dipisahkan dalam
kehidupan manusia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan sistem penanggalan atau kalender?
2. Bagaimana dalil yang menjelaskan tentang sistem penanggalan atau kalender?
3. Bagaimana sejarah sistem penanggalan atau kalender di dunia?
4. Bagaimana relevansi kalender terhadap kehidupan sehari-hari?
1
Moh. Rasywan Syarif, "Kolerasi Fungsional Kalender Islam dan Pembayaran Zakat" Pusaka: Jurnal
Khazanah Keagamaan, 7 (November, 2020), hal 180.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Sistem Penanggalan atau Kalender
Kalender merupakan hal penting untuk kehidupan manusia yang berfungsi
sebagai alat penujuk waktu (hari tanggal bulan tahun). Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kalender diartikan sebagai daftar hari dan bulan dalam setahun atau bisa
dipersamakan dengan penanggalan, almanak, dan takwim.2 Kalender dalam bahasa
Arab disebut dengan taqwim yang bermakna menyeimbangkan, memperbaiki, dan
membatasi. Sedangkan secara terminologi, kalender adalah akumulasi dan distribusi
waktu dengan unit-unit waktu tertentu berdasarkan peristiwa tertentu yang digunakan
sebagai patokan dan pedoman masyarakat dalam perjalanan hidupnya.3 Adapun
beberapa definisi lain kalender menurut para ahli, di antaranya:
a. Susiknan Azhari
Kalender didefinisikan sebagai sistem perorganisasian satuan-satuan waktu untuk
tujuan penandaan serta penghitungan waktu dalam jangka panjang. Kalender juga
berkaitan erat dengan peradaban manusia karena berperan penting dalam
penentuan waktu berburu, bertanai, berimigraasi, peribadatan, dan perayaan-
perayaan.4
b. Slamet Hambali
Almanak merupakan sebuah sistem perhitungan yang bertujuan untuk
pengorganisasian waktu dalam periode tertentu. Bulan adalah bagian atau unit
almanak dan hari adalah unit almanak terkecil. Sedangkan sistem waktu adalah
jam, menit, detik.5
c. Ahmad Izzuddin
Menurut Izzuddin, sistem waktu adalah untuk mengidentifikasi atau sebagai
penanda peristiwa historis pada peradaban manusia.6
2
KBBI V
3
Arwin Juli Rakhmadi Burat-Butar. Kalender dan Sistem Waktu dalam Islam, Medan: Umsu Press, 2021, hal 2.
4
Susiknan Azhari. Ensiklopedia Hisab Rukyat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005, hal 87.
5
Slamet Hambali, Almanak Sepanjang Masa, Semarang: Program Pascasarjana IAIN Walisongo Semarang, 2011,
hal 3.
6
Ahmad Izzuddin. Sistem Penanggalan, Semarang: Kerya Abadi Jaya, 2015, hal ii.
2
d. Moedji Raharto
Raharto menerangkan bahwa sistem penanggalan merupakan sistem yang
bertujuan untuk memunculkan sentuhan nolstagia yang berkaitan dengan
perekaman peristiwa kultural dan sejarah manusia.7
ٌض ِمْن َهآ أ َْربَ َعة ِ َّ ٱَّللِ ي وم خلَق ِ َٱَّللِ ٱثْنَا َع َشر َش ْهرا ِِف كَِٰت َ ُِّهوِر ع ِ
َ ٱلس ََٰم ََٰوت َو ْٱْل َْر َ َ َ ْ َ َّ ب ً َ َّ ند ُ إِ َّن ع َّدةَ ٱلش
۟ ۟ ِ ِ۟ ِ ِ ِحرم ۚ َٰذَل
ْ ني َكآفَّةً َك َما يُ ََٰقتِلُونَ ُك ْم َكآفَّةً ۚ َو
ٱعلَ ُمٓوا ِ
َ ين ٱلْ َقيِ ُم ۚ فَ ََل تَظْل ُموا في ِه َّن أَن ُف َس ُك ْم ۚ َوَٰقَتلُوا ٱلْ ُم ْش ِرك
ُ ك ٱلد
َ ٌُ ُ
ني ِ َّ أ
َ ٱَّللَ َم َع ٱلْ ُمتَّق
َّ َن
Artinya: “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan,
(sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi,
di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka
janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah
kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya.
Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa.”
Berdasarkan QS. At-Taubah ayat 36 disebutkan bahwa jumlah bulan dalam satu
tahun adalah 12 bulan yang mana di antara itu terdapat empat bulan haram, yaitu bulan
Zulkaidah, Zulhijah, Muharam, dan Rajab. Bulan haram diartikan sebagai bulan yang
agung sehingga pada bulan tersebut terdapat kemuliaan dan anugerah dari Allah SWT.
Pentingnya bulan haram ini juga diakui oleh masyarakat pra-Islam sehingga masyarakat
ketika itu tidak akan menciderai musuhnya kecuali bulan haram telah berlalu. Pada
7
Moedji Raharto. Sistem Penanggalan Syamsiyah/Masehi, Bandung: Penerbit ITB, 2001, hal 4.
3
bulan ini pula kaum muslimin tidak diperbolehkan memerangi kelompok-kelompok
lain kecuali jika mereka yang terlebih dahulu memerangi kaum muslimin.8
Pentingnya bulan haram ini diterangkan pula dalam ayat 37 yang mana
menjelaskan bahwa tidak boleh mengundur-undur atau membolak-balikan bulan haram
karena hal itu menambah kekafiran. Adapun bunyi QS. At-Taubah ayat 37:
8
Dr. Jayusman, M.Ag. Ilmu Falak: Fiqh Hisab Rukyah Penentuan Awal Bulan Kamariah, Banten: Media Edu
Pustaka, 2021, hal 4.
9
Ridho Kimura Soderi, Penanggalan Mesir Kuno, Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu
Berkaitan. Desember 2008, hal 245.
4
mesir lebih dahulu mengenal konsep penggalan sebelum masyarakat romawi lebih
dari 4000 tahun.10
Bangsa ini menetapkan masa satu tahun 365 hari dengan jumlah bulan sebanyak
12 bulan dengan panjang hari seluruhnya sama yaitu 30 hari (30x12=360).
Sementara sisa 5 hari ditambahkan dipenghujung tahun, yang disebut yaumu
lawahiq yang sekaligus dijadikan hari libur tahunan. Satu tahun dibagi menjadi 3
bagian yang stiap bagian mencakup 4 bulan, yaitu:
a. Ekht ( )أختatau musim hujan, permulaan hari dalam tiap tahu.
b. Pret ( )برتatau musim tumbuhnya tanaman setelah musim hujan.
c. Shimw ( )شموatau musim langka air atau kemarau kering.
Mesir kuno memiliki kepercayaan yang mengakar dalam hal penanggalan, yaitu
melalui rutinitas banjir sungai nil setiap tahun yang selalau bertepatan dengan
munculnya bintang sirirus dibagian timur pada malam bulan musim panas sekitar
tenggal 19 tamuz (juli) dan mulai bersinar di akhir bulan Ab (agustus). Bangsa
mesir kuno menjadikan fenomena alam ini sebagai acuan penanggalan yang terus
digunakan hingga saat ini.11
10
Ibid, hal 248
11
Ahmad Musonnif, Ulmu Falak (Yogyakarta : TERAS, 2011 ), hal. 6-7
12
Abd. Salam Nawawi, Ilmu Falak Praktis: Hisab Waktu Sholat, Arah Kiblat dan Kalender Hijriah (Surabaya:
IMTIYAZ, 2016), cet. 1, hal 130
13
Ahmad Izzuddin, Sistem Penanggalan (Semarang: CV. Karya Abadi Jaya, 2015) hal76-83
5
tahun yang tidak habis dibagi empat disebut tahun pendek (basithah) yang berumur
365 hari sedangkan tahun panjangnya disebut tahun kabisat dan umurnya 366 hari.
Selisih satu hari di antara keduanya dimasukkan ke dalam bulan Februari. Kalender
inilah yang dikenal sebagai kalender Julian. Bulan pertama dalam kalender Julian
ditetapkan tanggal 1 Ianuarius (Januari) yang dimaksud untuk memperingati sidang
pertama dewan gereja Kerajaan Romawi kuno yang dilaksanakan bulan tersebut.
Sejak saat itulah Januari ditetapkan sebagai bulan pertama dan Desember sebagai
bulan terakhir.14 Nama nama bulan kalender Julian masih mengikuti ketentuan
kalender Romawi yaitu Ianuarius, Februarius, Mercedonius/Intercalaris, Martius,
Aprilis, Maius, Iunius, Quintilis (Iulius), Sextilis (Augustus), September, October,
November, December.
3. Penanggalan atau Kalender Gregorian
Penanggalan Masehi yang saat ini digunakan secara umum oleh umat manusia
sebenarnya merupakan Kalender Gregorius. Kalender Gregorius atau Gregorian
adalah penanggalan yang paling banyak digunakan oleh orang Barat, yaitu sistem
penanggalan yang dibangun oleh Paus Gregorius XIII dan dikenalkan kepada dunia
di antara tanggal 4 dan 15 Oktober 1582. Penanggalan ini merupakan modifikasi
Kalender Julius yang pertama kali diusulkan oleh Aloysius Lilius dari Napoli-Italia
dan disetujui oleh Paus Gregorius XIII. Sistem penanggalan tahun kalender ini
berlandaskan tahun Masehi yang perhitungan tahunnya dimulai dari lahirnya Isa al-
Masih.
Pada tahun 1582, Paus Gregorius XIII mengkoreksi perhitungan dalam kalender
Julian. Dengan dibantu ahli perbintangan Christopher Clavius bersama ahli
matematika Luigi Giglio atau yang dikenal dengan Aloysius Lilius. Ia membuat
keputusan untuk memotong 10 hari dari kalender yang saat itu sedang berlangsung.
Dan juga menetapkan aturan tentang tahun kabisat, yakni tahun yang tidak habis
dibagi 400 dan tahun yang habis dibagi 4. Aturan baru ini mengubah tahun-tahun
ratusan yang semestinya menurut aturan Julian adalah tahun kabisat menjadi tahun
basitah Seperti tahun 1700 yang menurut aturan Julian termasuk tahun kabisat
14
Muhammad Wildanun Najiib, Studi Komparatif Pemikiran Rinto Nugraha dan Slamet Hambali tentang
Tahwil al-Sanah, hal 48
6
karena habis dibagi 4, sementara menurut Gregorian tahun tersebut bukanlah tahun
kabisat karena 1700 tidak habis dibagi 400.15
Kalender hasil koreksi dari Paus Gregorius XIII ini kemudian dikenal dengan
Kalender Gregorius atau Kalender Masehi. Proses penerimaan kalender Gregorian
berlangsung kurang lebih hingga 3 abad, butuh proses dan waktu yang panjang
untuk mencapai kemapanan seperti saat ini. Kalender Gregorius ini baru dipakai
secara resmi di Indonesia pada tahun 1910 dengan adanya undang-undang Wet op
het Nederlandsch Onderdaanschap. Sebelumnya masyarakat Indonesia
menggunakan kalender Hijriyah hingga awal abad ke-20, raja-raja di kerajaan
Nusantara masih menggunakannya sebagai penanda waktu dalam kehidupan sehari-
hari.16
15
Slamet Hambali, Almanak Sepanjang Masa: Sejarah Sistem Penanggalan Masehi, Hijriyah Dan Jawa
(Semarang: Program Pascasarjana IAIN Walisongo, 2011), 42 Dikutip dalam Muhammad Himmatur Riza dan
Ahmad Izzuddin,…, 171
16
Muhammad Himmatur Riza dan Ahmad Izzuddin. Pembaruan Kalender Masehi Delambre dan Implikasinya
terhadap Jadwal Waktu Sholat, Jurnal Ulul Albab, Volume 3, Nomor 2, April 2020, hal 171
17
Ibid, hal 181.
18
Muhammad Awaludin. Kalender Rowot Sasak (Kalender Tradisi Masyarakat Sasak), Jurnal Al-Afaq, Volume
1, Nomor 1, 2019, hal 95.
7
dan hari buruk. Kalender Maluku yang dipakai masyarakatnya untuk pennada waktu
pembuatan perahu.19
Jenis kalender yang dipakai secara umum oleh seluruh warga dunia adalah
kalender masehi. Kalender menjadi penting dalam sistem perbankan dunia karena
digunakan untuk pencatatan keuangan. Selain itu, kalender dapat digunakan untuk
menandai perkiraan pergantian musim serta memperkirakan jadwal panen yang mana
sangat penting untuk sektor pertanian.
19
Hikmatul Adhiyah Syam. The Essentiality of The Nusantara Traditional Calendar, Jurnal Al-Hilal, Volume 3,
Nomor 1, 2021, hal 1-2.
8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kalender atau sistem penanggalan
merupakan sistem atau alat perhitungan dan pengoordinasian waktu yang berisi unit-unit
tertentu (hari, tanggal, bulan, tahun, jam, menit, detik) serta bertujuan sebagai penandaan dan
penentuan peristiwa penting seperti berburu, pergantian musim, perayaan, dan sebagainya.
Sistem penanggalan ini terdapat dalam al-Qur’an surat at-Taubah ayat 36-37 penanggalan
bulan hijriah. Sistem penanggalan pertama kali ada di muka bumi ini adalah sistem
penanggalan mesir kuno. Penanggalan ini merupakan dasar bagi penanggalan julian dan
penanggalan gregorius yang sampai dewasa ini masih dipakai banyak negara. Penanggalan
tersebut sudah mengalami koreksi berkali-kali oleh tokoh yang berbeda. Sistem penanggalan
Julian atau kalender Julian dalam satu tahunnya ada 365,25 hari dengan pemberlakukan aturan
siklus 4 tahun yang terdiri dari 3 tahun basithah (365 hari) dan 1 tahun kabisat (366 hari) yang
jatuh pada tahun keempat. Namun setelah 12,5 abad, kalender Julian mulai menunjukkan
kejanggalan. Paus Gregorius XIII kamudian melakukan perbaikan terhadap sistem kalender
Julian pada tahun 1582 dengan menyetujui hitungan tahun tropik = 365,2425 hari (0,0075 hari
lebih pendek dibanding Julian). Kalender hasil koreksi dari Paus Gregorius XIII ini kemudian
dikenal dengan Kalender Gregorius atau Kalender Masehi. Dengan demikian kalender
memiliki relevansi dengan keseharian manusia yaitu Sebagai penentuan awal waktu (tahun,
bulan, hari), sebagai penentu dan penanda pergantian musim, sebagai penentu pergantian
periode dalam catatan pada sektor perbankan dan bisnis, sebagai alat penentu jadwal sholat
bagi umat Islam.
9
DAFTAR PUSTAKA
Abd. Salam Nawawi, Ilmu Falak Praktis: Hisab Waktu Sholat, Arah Kiblat dan Kalender
Hijriah (Surabaya: IMTIYAZ, 2016), cet. 1.
Arwin Juli Rakhmadi Burat-Butar. Kalender dan Sistem Waktu dalam Islam, Medan: Umsu
Press, 2021.
Dr. Jayusman, M.Ag. Ilmu Falak: Fiqh Hisab Rukyah Penentuan Awal Bulan Kamariah,
Banten: Media Edu Pustaka, 2021.
Hikmatul Adhiyah Syam. The Essentiality of The Nusantara Traditional Calendar, Jurnal Al-
Hilal, Volume 3, Nomor 1, 2021.
Moh. Rasywan Syarif, Kolerasi Fungsional Kalender Islam dan Pembayaran Zakat, Pusaka:
Jurnal Khazanah Keagamaan, 7 (November, 2020),
Muhammad Awaludin. Kalender Rowot Sasak (Kalender Tradisi Masyarakat Sasak), Jurnal
Al-Afaq, Volume 1, Nomor 1, 2019.
Muhammad Himmatur Riza dan Ahmad Izzuddin. Pembaruan Kalender Masehi Delambre
dan Implikasinya terhadap Jadwal Waktu Sholat, Jurnal Ulul Albab, Volume 3, Nomor
2, April 2020.
Muhammad Wildanun Najiib, Studi Komparatif Pemikiran Rinto Nugraha dan Slamet Hambali
tentang Tahwil al-Sanah.
Ridho Kimura Soderi, Penanggalan Mesir Kuno, Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan
Ilmu-Ilmu Berkaitan. Desember 2008.
10