Anda di halaman 1dari 50

MAKALAH

PERIODISASI SEJARAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Diskusi Kelompok
Mata Kuliah: Pengantar Ilmu Sejarah
Pembimbing : Agus Permana,M.Ag

Disusun oleh : Kelompok 5


1.Ismi Jamilah 1195010068
2.Jafar Tahmid Aqimuddin 1195010069
3.Jatmika Aji Santika 1195010070
4. Kamilia Fatimah Zahra 1195010072
5. Karina 1195010073
6. Kautsar 1195010074

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM (SPI)


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG

i
ii
KATA PENGANTAR

Asalamualaikum Wr.Wb,Alhamdulilah,puji syukur kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya.Sholawat dan salam kepada
Rasulullah Muhammad SAW.Tauladan sejati sampai akhir zaman sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan Makalah yang berjudul “PERIODISASI
SEJARAH”.Dengan baik tanpa halangan yang berarti.Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Sejarah .
Kami menyadari bahwa tulisan ini masih banyak memiliki
kekurangan.Oleh karena itu,penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan tulisan.Semoga tulisan ini dapat memberikan
manfaat bagi peerkembangan ilmu pengetahuan dan sumbangan ilmiah yang
sebesar-besarnya bagi penulis dan pembaca.

Bandung,16 November 2019

Kelompok

i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
Daftar
Isi……………………………………………………………………………………………
………………………… ii
BAB 1................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................1
1.3 Topik Pembahasan.................................................................................................1
1.4 Tujuan Penulisan Makalah...................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN...................................................................................................2
2.1Menurut R.Moh.Ali.................................................................................................2
Contoh Periodisasi Sejarah Berpusatkan Dinasti..................................................4
Contoh Periodisasi Sejarah didasarkan atas perkembangan agama...................4
2.2Periodisasi menurut Dr. Kuntowijoyo...................................................................9
Sartono kartodirdjo, pengantar sejarah Indonesia: dari emporium sampai
imperium. Jilid I. (Kuntowijoyo, 2008, p. 26)..........................................................12
Kuntowijoyo,Periodisasi Sejarah kesadaran keagamaan Umat Islam
Indonesia : (Kuntowijoyo, 2008, p. 34)................................................................13
2.3 Ilmu Sejarah Sebuah Pengatar M.Dien Madjid dan Johan Wahyudhi............16
2.4.Pengertian Babakan Sejarah menurut Drs.Hoegiono.......................................20
2.5.Menurut Dr Sartono,...........................................................................................29
2.6.Periodisasi Sejarah menurut Prof.Drs.H.Rustam E.Tamburaka,M.A.............37
BAB 3..................................................................................................................................
PENUTUP...........................................................................................................................
3.1 KESIMPULAN........................................................................................................
3.2 SARAN.....................................................................................................................
DAFTAR RUJUKAN.........................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Waktu merupakan salah satu konsep dasar sejarah selain ruang dan kegiatan
manusia, perubahan dan kesinambungan ini merupakan unsur penting dari
sejarah yaitu masa lalu. Suatu momentum yang dapat memberikan petunjuk
adanya karakteristik dari suatu kurun waktu yang satu berbeda dari kurun waktu
lain nya. jadi sejarah adalah suatu peristiwa dalam suatu rentang waktu yang
berlangsung terus menerus yang melibatkan perubahan dalam kehidupan
manusia. Periodesasi atau pembabakan adalah salah satu produk penukisan
sejarah dalam rangka memahami rangkaian tersebut yang di dasarkan pada
momentum perubahan sebagai tanda pemisahan waktu.
1.2 Rumusan Masalah
Pada makalah ini akan merumuskan rumusan masalah yakni,
1. Apakah pengertian Periodisasi sejarah?
2. Bagaimanakah ciri-ciri dan tujuan Periodisasi dalam sejarah ?
3. Apakah contoh-contoh dari Periodisasi Sejarah?

1.3 Topik Pembahasan


Topik pembahasan makalah ini adalah membahas tentang Periodesasi sejarah
1.4 Tujuan Penulisan Makalah
1.Untuk mengetahui pengertian Periodisasi sejarah
2.Untuk mengetahui ciri-ciri dan tujuan Periodisasi dalam sejarah
3.Untuk mengetahui contoh-contoh dari Periodisasi

1
BAB 2

PEMBAHASAN

Pengertian

2.1 Menurut R.Moh.Ali


[CITATION RMo12 \p 201 \l 14345 ] Teori tentang periodisasi sejarah atau
babakan waktu sukar dan tak mudah dibentangkan.Babakan waktu itu
berdasarkan pendirian penulis cerita sejarah.Maka babakan waktu erat sekali
hubungannya dengan agama,filsafat,kepecayaan,keyakinan dan pandangan
hidup.Oleh sebab itu dapatlah dirasakan betapa sukarnya teori babakan waktu
itu.
[CITATION RMo12 \p 201 \l 14345 ] Babakan waktu adalah kerangka dari cerita
sejarah,yaitu kerangka sebagai perwujudan suatu keyakinan tertentu dan sekali-
kali bukan kerangka dalam arti bagan biasa.
Maksud atau Tujuan babakan waktu atau periodisasi sejarah ialah untuk
mendapatkan suatu pandangan tentang kejadian-peristiwa seluruhnya.Jumlah
tahun kejadian peristiwa sedemikian banyaknya sehingga rangkaian-rangkaian
tahun dan sebagainya itu merupakan deretan yang tak berujung dan tak
berpangkal.Agar terdapatlah suatu gambaran atau pandangan maka dibagi-
bagikan deretan itu.Babakan waktu itu laksana penempatan tonggak-tonggak
kilometer sepanjang sebuah jalan.1
Tanpa tonggak-tonggak itu jalan tidak dapat dicakup
panjangnya,sifatnya.Dengan tonggak-tonggak itu dapat ditegaskanlah y km,x
km,naik turun pada km berapa dan sebagainya.Babakan waktu dapat pula
dibandingkan dengan pembagian ruangan.Seandainya seorang pegawai
mendapat gudang besar untuk didiami dengan keluarganya,gudang besar itu
harus dibagi-bagi dalam beberapa ruangan tertentu.Setelah ruangan itu sudah
dibagi-bagi dan tersusun rapi,maka gudang itu menjadi rumah.
Babakan waktu memberi bentuk dan corak bangunan kepada bahan
sejarah yang tak ada batas-batasnya itu.Suatu babakan waktu yang paling mudah
dilaksanakan ialah pembagian menurut abad.Semua kejadian peristiwa yang
terjadi dalam masa seratus tahun dikumpulkan menjadi satu himpunan.
1
R. Moh.Ali,Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia,Jakarta :LKiS Pelangi Aksara 2012,hlm 50.

2
Cerita sejarah tampak disusun menurut deretan abad.Inti daripada seretan itu
ialah tahun nol yang membagi dua deretan itu.
Masa sebelum Masehi Masa Masehi ( AD :Anno Domini )
|7||6||5||4||3||2||1||0||1||2||3||4||5||6||7||8||9||10|

Maka cerita sejarah a.D dapat dibagi dalam dua puluh bab,yaitu dari abad
ke-1 sampai dengan abad ke -20 Masehi.Cerita sebelum Masehi (s.M.) terdiri
atas abad-abad yang sudah diketahui riwayatnya.Oleh sebab itu,jumlah abad
yang dapat diceritakan sebelum Masehi selalu bertambah menurut hasil
penyelidikan prasejarah.Mungkin cerita itu berbentuk demikian.
Bab I. Sejarah Prancis dalam abad ke - 6 s.M.
Bab II.Sejarah Prancis dalam abad ke - 3 s.M
Bab III Sejarah Prancis dalam abad ke -1 A.D.dsb.2
Sukar untuk ditegaskan kapan suatu abad berakhir dan kapan suatu abad
dimulai.Menurut kalender abad ke – 19 berakhir pada tanggal 31 Desember 1899
jam 24.00.Abad ke -20 dimulai pada pukul 00.00 tanggal 1 Januari 1900.Dapatkah
orang membagi-bagi kejadian-kejadian tepat pada perbatasan pukul 24.00 dan
pukul 00.00 ?
Babakan waktu dengan pembagian ke dalam abad tidak mempunyai
corak tertentu ; tidak berdasarkan filsafat atau pendirian tertentu.Babakan
waktu semacam itu laksana menegakkan tonggak-tonggak kilometre pada suatu
jalan biasa.
Suatu babakan waktu yang lazim dipergunakan untuk melukiskan sejarah
suatu negeri ialah pembagian waktu berdasarkan dinasti,yaitu keluarga
keturunan raja.Sering pula istilah wamca (wangsa) dari bahasa Sansekerta
menggantikan istilah dinasti.Terkenallah Dinasti Sanjaya atau Wangsa
Sanjaya.Sejarah bangsa-bangsa Asia pada umumnya dilukiskan dengan babakan
waktu dinasti,tak lain sebabnya karena raja mahapenting kedudukannya dalam
masyarakat. [CITATION RMo12 \p 51 \l 14345 ]
Babakan waktu dinasti terutama mementingkan riwayat hidup raja-raja ;
seolah-olah semua peristiwa sejarah disusun menjadi cerita dengan dinasti
sebagai sumbu.Di Eropa pun terkenallah sejarah yang berkisar pada dinasti,yakni
Bourbon(Prancis),Habsburg (Austria),Hohenzollern(Jerman),dan Romanov
(Russia).Cerita sejarah yang berpusatkan dinasti pernah dipandang sebagai
2
R.Moh.Ali,Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia,Jakarta : LkIS Pelangi Aksara 2012,hlm 51.

3
bentuk sejarah yang terbaik.Sebelum itu “mungkin” babakan waktu didasarkan
atas perkembangan agama.[CITATION RMo12 \p 52 \l 14345 ]

Contoh Periodisasi Sejarah Berpusatkan Dinasti


1.Sanjaya-Wangsa (732-850)
2.Syailendra-wangsa (750-900)
3.Isyana-wangsa(900-1200)
4.Rajasa-wangsa(Ken Arok)(1222-1478)
5.Dinasti Demak (1521-1568)
6.Dinasti Pajang ( 1568 -1600 )
7.Dinasti Mataram ( 1600-1755 )
8.a.Paku Buwana 1704
b.Hamengkubuwono 1755
c.Mangkunegara 1757
d.Pakualam 18133

Contoh Periodisasi Sejarah didasarkan atas


perkembangan agama
1.Zaman Kuna 476 Sebelum Masehi
2.Abad Pertengahan 476 Sebelum Masehi-1453 Masehi
3.Zaman Baru 1453 Masehi-1789 Masehi
4.Zaman Terbaru 1789 Masehi -…..

Zaman Kuna dipandang sebagai zaman persiapan kedatangan Isa.Zaman


pertengahan adalah zaman antara wafat Isa dengan kedatangan Isa al-Masih
untuk mendirikan kerajaan Allah.Mudah dipahamkan arti Abad
Pertengahan(Middle Ages,Middeleeuwon)karena berada di tengah-tengah dua
zaman,yaitu Zaman Jahiliyah ( sebelum Isa ) dan zaman Kerajaan Allah.Setelah

3
Ibid hlm 53.

4
ternyata bahwa harapan-harapan tentang kedatangan Kerajaan Allah tidak
terkabul dan setelah penyelidikan ilmiah menyingkap rahasia zaman
purbakala,maka babakan waktu ini sukar dipertahankan.Akhirnya terdapatlah
babakan waktu yang sudah diperbaiki(menurut An Encyclopedia of World-
History,disusun dan disunting oleh William L.Langer,Edisi ke-3). 4
(1) Prehistory (Prasejarah)
(2) Protohistory (Mula-sejarah)
(3) Ancient History (Sejarah Kuno)
(4) Middle Ages(Zaman Pertengahan)
(5) The Early Modern Period ( Permulaan Zaman Modern)
(6) The Nineteenth Century ( Abad ke-19)
(7) Two World Wars and the Inter-war Period (Dua Perang Dunia & Masa
antara Dua Perang Dunia)
(8) The Post War Period ( Masa Sesudah Perang)

Maka babakan waktu yang pada asal mulanya bersifat keagamaan lalu
mempunyai corak lain,yaitu melukiskan perubahan-perubahan penting
yang menuju kea rah kemajuan.Tiap-tiap babak melukiskan suatu zaman
tertentu :

(1) Prehistory (Zaman sebelum ada tulisan)


(2) Protohistory (Permulaan Sejarah)
(3) Ancient History (Sejarah kuna sebelum agama Nasrani)
(4) Middle Ages(Zaman Agama Nasrani Berkembang)
(5) The Early Modern Period ( Permulaan Zaman Pertumbuhan agama
Protestan dan Kapitalisme)
(6) The Nineteenth Century ( Zaman Revolusi Industri,ekspansi kolonial dan
imperialisme)
Babakan waktu yang melukiskan perkembangan perjuangan manusia
untuk mencapai kebahagiaan ialah sebagai berikut.
(1) Prasejarah
(2) Kebudayaan Kuno (India,Tiongkok dsb.)
(3) Bangsa-bangsa Steppe(nomade),umpama Mongol,Huna.
(4) Eropa Kuno (mengenai bahasa-bahasa)

4
Ibid,hlm 53.

5
(5) Yunani Roma Kuno
(6) Ruangan Hidup Agama Budha
(7) Zaman Almasih
(8) Agama Nasrani di Timur Tengah
(9) Agama Islam
(10) Kerajaan Allah (Middle Ages)
(11) Kerajaan Manusia (1400-1800),pertumbuhan dan perkembangan
negara-negara nasional.
(12) Zaman Mesin Berkuasa ( Abad ke-19),Revolusi Industri
(13) Zaman Massa Berkuasa ( abad ke -20 ). Zaman
demokrasi,agitasi,gerakan massa,fasis,komunis dan sebagainya.
Pada babakan waktu ini tampaklah dengan jelas hajat penyusunnya
melukiskan perjuangan manusia.Bandingkanlah dengan babakan waktu
lainnya,maka akan tampaklah persamaan dalam mempertahankan
Prasejarah,Sejarah Kuno,Zaman Pertengahan ; zaman baru
dipecah,ditambah.Yang penting ialah bahwa tambahan dan perubahan itu
menunjukan perubahan pendirian.[CITATION RMo12 \p 54 \l 14345 ]
Pendirian beralih dari keagamaan menuju kedinastian, kemudian kearah
kemanusiaan.Perubahan pendirian ini penting sekali sebab derajat
penghargaan manusia menjadi inti alam pikiran sekarang.Perubahan ini
justru timbul sesudah Revolusi Prancis,yaitu setelah kaum ningrat-feodal
kehilangan kekuasaannya.Babakan waktu yang berdasarkan keagamaan
(Ancient History-Middle Ages-Modern History ) tidak ada artinya lagi bagi
generasi sesudah 1789.Maka dalam abad ke-19 yang penuh dengan
semangat revolusi timbullah dua orang pendekar kemajuan yang dahsyat :
August Comte (1789-1857) dan Karl Marx (1818-1885).
Comte mengobark-ngobarkan semangat evolusi(kemajuan) ; umat
manusia bergerak maju menuju kesempurnaan,terus maju.Keyakinan itu
tidak mementingkan Tuhan maupun agama.Comte percaya bahwa semakin
maju,manusia semakin menjauhi alam keagamaan.Kepastiannya ternyata
dalam periodisasinya.5
(1) A military-theological stage : tingkat manusia menggantungkan nasib
pada kemiliteran dan pada keagamaan.
(2) A cricital-metaphysical stage : tingkat manusia berpikir secara kritis tetapi
tidak mementingkan alam kenyataan sekitarnya.

5
Ibid,hlm 55.

6
(3) A scientific-industrial stage : tingkat perkembangan alam ilmiah dan
industry.Alam kenyataan sekitarnya adalah sumber hidup manusia ;
bukan akhirat dan bukan alam pikiran khayal.

Comte memaksa orang Eropa berpikir secara konkret dan dari


babakan waktunya tampaklah arah kemajuan umat manusia :
agama,filsafat,ilmu,industry.

Marx,terkenal sebagai pencipta paham komunis modern,pada


hakekatnya sama pendiriannya.Menurut dia manusia terus
maju,bukan melalui evolusi ( secara damai) melainkan melalui
revolusi.Kemajuan umat manusia ditegaskan sebagai
penyempurnaan kehidupan masyarakatannya dan disusunlah
babakan-waktu berpusatkan cita-cita itu.6
(1) Masa perbudakan
(2) Masa feodal
(3) Masa bordjuasi modern atau masa kapitalisme modern.
(4) Masa masyarakat tanpa kelas atau masa sosialisme dan komunisme

Masyarakat maju terus,kemajuan adalah hasil pertentangan antara dua


kelas.Apabila satu kelas melenyapkan kelas lain,kelas itu berkuasa.Timbullah
kelas baru lagi yang menentang ; kelas baru itu menang dan berkuasa dan
sebagainya.Akhir dari perjuangan antara pertentangan itu ialah akan tercipta
masyarakat tanpa kelas![CITATION RMo12 \p 56 \l 14345 ]
(1) Masa perbudakan : pertentangan antara budak dengan tuan
(2) Masa feodal : tuan tanah(ningrat) berkuasa dan
bertentangan dengan kelas pedagang dan industry
(3)Masa borjuasi modern : kelas kapitalis besar (pedagang industry)
berkuasa dan bertentangan dengan kelas marhaen (proletar)
(4)Masa masyarakat tanpa kelas : kaum proletar dapat merebut
kekuasaan dan semua kelas dilenyapkan sehingga tak timbul lagi pertentangan.

Babakan waktu Comte dan Marx adalah hasil revolusi kemanusiaan


dengan cita-cita manusia bebas,bahagia dan adil.Maka dari babakan waktu

6
Ibid,hlm 55.

7
kedua orang itu dapat dirasakan bahwa zaman sudah berubah.Dengan babakan
waktu baru dapatlah disusun cerita sejarah baru yang sesuai dengan pandangan
hidup.7
Dapatlah ditentukan bahwa babakan waktu sebagai susunan cerita
sejarah penting sekali karena : (1) Dalam babakan waktu tampaklah keyakinan
penyusun. (2) Babakan waktu sebetulnya merupakan rangkaian (intisari)
menurut keyakinan seorang penulis.
(3) Dangkal-dalam,luas-sempit pengetahuan seseorang tentang sejarah tampak
dari babakan waktu yang dibuat olehnya.
(4) Babakan waktu adalah batu ujian fakta-fakta dan alat penghubung fakta-
fakta.

7
Ibid hlm 56.

8
2.2Periodisasi menurut Dr. Kuntowijoyo
[CITATION Kun08 \p 19 \l 14345 ] Seperti angin yang mengalir tanpa henti
diatas bukit,lembah,dan lautan sejarah terus-menerus bergerak di dalam waktu.
Kebudayaan-kebudayaan hidup dan mati, pemikiran-pemikiran muncul. Kota-kota
tumbuh, penduduk bertambah, kerajaan-kerajaan timbul dan tenggelam, perang-
perang terjadi, perdagangan meluas, dan seterusnya. Dan sejarawan ingin
membuat waktu yang terus-menerus bergerak tanpa henti itu dapat dipahamai
(intelligible) dengan membaginya dalam unit-unit waktu,dalam sekat-sekat,dalam
babak-babak, dalam periode-periode. Dengan kata lain, sejarawan melakukan
klasifkasi atas waktu, sejarawan membuat periodisasi.8
[CITATION Kun08 \p 20 \l 14345 ] Jelaslah sudah bahwa periodisasi adalah
konsep sejarawan semata-mata, suatu produk mental yang hanya dalam pikiran
sejarawan, suatu ideal type. Realitas sejarah itu sendiri terus-menerus mengalir
tanpa sekat-sekat, dan pembabakan waktu adalah hasil konseptualisasi sejarawan,
suatu rasionalisasi. Rasionaliasi bukan generalisasi. Rasionalisasi lahir dari
pemikiran teoretis sedangkan generalisasi adalah hasil dari gejala empiris.9
[CITATION Kun08 \p 20 \l 14345 ] Periodisasi yang meskipun hanya sebagai
produk pemikiran sejarawan, tidaklah diputuskan secara semena-mena.
Periodisasi adalah hasil pemikiran komparatif antara satu periode dengan periode
lainnya setelah sejarawan melihat ciri khas suatu kurun sejarah. Selebihnya
sejarawan juga menandai adanya perubahan penting yang terjadi dari periode
sejarah yang satu ke periode sejarah berikutnya. Demikianlah, periodisasi
umumnya akan membagi sejarah menjadi tiga periode, yaitu Ancient, Middle, dan
Modern. Untuk sejarah Eropa, Ancient adalah Yunani dan Romawi, Middle adalah
feodalisme, dan Modern dimulai dengan Renaissance.10
[CITATION Kun08 \p 20 \l 14345 ] Perlu diingat bahwa ada perbedaan bagi
setiap aspek sejarah dalam luasan wilayah, rentang waktu, dan variasi. Misalnya
aspek agama. Katolisisme pada Middle Age yang sudah menjangkau seluruh
wilayah Eropa masih harus melakukan inkuisisi karena ada wilayah. Wilayah
yang menganut agama sempalan, seperti Albigensianisme (Catharisme) di
Perancis. Sistem feodalisme yang muncul pada Middle Age mempunyai rentang
waktu yang lebih lama (sampai abad ke-18), jauh sesudah Modern Age.
Katolisisme menjadi agama universal pada Middle Age mengalami schisme,
timbul varian-variannya, Protestantisme Jerman (Lutheranisme), Perancis
(Huguencts), dan Inggris (Anglicanisme).
[CITATION Kun08 \p 21 \l 14345 ] Adanya perbedaan aspek-aspek sejarah
dalam luasan wilayah, rentang waktu, dan variasi juga terdapat dalam periodisasi
sejarah Indonesia. Seperti diketahui, sejarah Indonesia pun dapat pula dibagi
kedalam tiga bagian, tetapi biasanya disebut dengan prasejarah,Hindu-Buddha,
dan Modern. Nekara dari prasejarah penyebarannya hanya di wilayah tertentu,
8
Kuntowijoyo,Penjelasan Sejarah,Yogyakarta :Tiara Wacana,2008,hlm 19.
9
Ibid.,hlm 20.
10
Ibid.,hlm 20.

9
tidak merata. Kehidupan prasejarah masih ada di suku-suku terasing ketika
Indonesia sudah sampai periode modern. Kepercayaan yang berasal dari periode
Hindu-Buddha (Kawula-Gusti, Nyadran, pemujaan arwah) masih terdapat sampai
sekarang. Varian-varian agama juga banyak, misalnya dalam pemikiran
keagamaan. Ortodoksi dalam islam sejak awal periode modern tersaingi dengan
munculnya gerakan Pembaharuan pada awal abad ke-20. Sekarang muncul apa
yang disebut neo-ortodoksi, islam liberal, fundamentalisme, dan radikalisme. Jadi,
periodisasi bukanlah “tutup layar” dan “buka layar”, tetapi ada perbedaan-
perbedaan perkembangan aspek sejarah, dan ada discontinuity dan continuity.
[CITATION Kun08 \p 21 \l 14345 ] Periodisasi dalam historiografi Indonesia
semula bersifat konvensional-prasejarah, kuno [islamisasi], Modern [pembaratan]-
baik seluruh atau hanya satu periode. Tradisi konvensional terdapat diantaranya
dalam buku kolektif sejarah Nasional Indonesia (SNI) dan buku M.C. Ricklefs , A
History of Modern Indonesia. Sekalipun keduanya sama-sama menggunakan
periodisasi konvensiaonal, tetapi ada perbedaan pendekatan. SNI mencoba
mensintesiskan sejarah dan ilmu sosial, sedangkan buku M.C. Ricklefs sangat
diakronis, bukan kronologis. Masalah periodisasi panjang ini mendapat
pemahaman baru pada Sartono Kartodirdjo, pengantar sejarah Indonesia: Dari
Emporium sampai Imporium dan buku Denys Lombard yang istimewa, Nusa
Jawa: Silang Budaya. Keduanya dengan jelas menghadirkan mazhab Annales
dengan periodisasi Braudel (structure,conjuncture,events).11
[CITATION Kun08 \p 22 \l 14345 ] Adalagi periodisasi pendek, yang hanya
mengambil satu topik sejarah, seperti tulisan Kuntowidjojo periodisasi sejarah
Kesadaran Keagamaan Umat Islam Indonesia: mitos, ideology, dan ilmu.12
[CITATION Kun08 \p 22 \l 14345 ] Dengan demikian, periodisasi panjang
tidak harus mengenai satu unit sejarah seluruhnya secara komprehensif, tetapi bisa
salah satu aspek nya. Periodisasi juga tidak harus panjang, bisa satu sub-aspek
yang kecil dibuat periodisasinya. Ingat, periodisasi adalah penjelasan sejarah.13
[CITATION Kun08 \p 22 \l 14345 ] Sejarah Nasional Indonesia, jilid l-lV.
Buku yang dimaksudkan sebagai “babon” sejarah Indonesia ini diterbitkan sejak
1974 dan edisi ke-4 terbit tahun 1984 (jilid I sampai jilid VI). Buku itu dikenal
masyarakat sebagai “buku standar”. Ditulis secara kolektif dibawah pimpinan
Sartono Kartodirdjo dan dalam kata pengantar editor umum” (edisi ke-4)
dikatakan bahwa buku itu adalah view from within atau “Indonesia-centrisme”,
rencananya jika ada revisi lagi, buku ini akan menggunakan konsep Braudel
tentang waktu. 14
[CITATION Kun08 \p 23 \l 14345 ] Buku induk ini terdiri dari enam jilid, yaitu
jilid I (jaman prasejarah Indonesia), jilid II (jaman kuna, awal M-1500M), jilid III
(jaman pertumbuhan dan perkembangan kerajaan-kerajaan islam di Indonesia,
11
Kuntowijoyo,Penjelasan Sejarah,Yogyakarta :Tiara Wacana.,hlm 21.
12
Ibid.,hlm 22.
13
Ibid.,hlm 22.
14
Kuntowijoyo,Penjelasan Sejarah,Yogyakarta :Tiara Wacana.,hlm 22.

10
±1500-1800), jilid IV (abad ke-19, ±1800-1900), jilid V (jaman kebangkitan
Nasional dan masa akhir Hindia-Belanda, ±1900-1942) dan jilid ke VI ( jaman
jepang dan Jerman Republik Indonesia, ±1942-1984). Dalam konvensi akademis
di Indonesia, jaman prasejarah dan jaman kuna dimasukan dalam disiplin
arkeologi dan bukan sejara. Oleh karena itu disini hanya akan kita bicarakan jilid
III dan jilid VI.15
[CITATION Kun08 \p 23 \l 14345 ] Kalau dalam periodisasi SNI tunduk pada
konvensi, namun tidak demikian dalam penjelasan (explanation) tiap periodenya.
Seperti sudah disebut diatas, buku itu menunjukkan keinginan untuk memadukan
sejarah denga ilmu sosial, aspek diakronis dan sinkronis. Penjelasan mengenai
struktur yang lebih menonjol daripada proses, Nampak dalam jilid III dan jilid VI.
Kemudian, jilid V mulai mendeskripsikan perubahan-perubahan yang struktural,
dan selanjutnya dalam jilid VI, proses lebih menonjol daripada struktur.
Kolonialisme telah mentransformasikan struktur sosial tradisional. Setelah
kolonialisme merambah masyarakat bawah, yitu setelah tahun ±1800, perubahan-
perubahan structural terjadi, seperti mobiiltas social dan status social. Singkatnya,
structure (jilid III dan jilid IV), structure change (jilid V) dan events (jilid VI). 16
[CITATION Kun08 \p 24 \l 14345 ] Melalui buku ini kita melihat perbedaan
sejarah Indonesia jika dibandingkan dengan sejarah-sejarah lainnya, seperti
sejarah Eropa, sejarah Amerika, dan sejarah Rusia. Kiranya “kekhasan” itu juga
dimiliki oleh kebanyakan bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan.
Sejarah Indonesia itu disrupted hstory, sejarah yang terkoyak-koyak oleh
kolonialisme, sejarah yang evolusinya sebagian besar disebabkan oleh kekuatan
luar. Sementara itu sejarah Eropa dan yang lain itu tetap utuh, sehingga
evolusinya ditentukan oleh perkembangan internal, sebagai misal, dalam hal
mobilitas social. Di Indonesia munculnya kela “bangsawan pikiran” disebabkan
oleh pendidikan Belanda, sedangkan di Eropa munculnya kelas menengah
dikarenakan perkembangan sejarah Eropa sendiri. SNI jilid V mendeskripsikan
dengan jelas bagaimana kolonialisme telah mengubah tatanan social yang
tradisional, bahkan sampai masyarakat paling bawah, masyarakat petani. 17
[CITATION Kun08 \p 25 \l 14345 ] Dari buku SNI diatas, perlu dicatat tiga hal,
yaitu periodisasi konvensaional, view from within, serta jadi satunya penjelasan
sejarah prosesual dan structural.18

15
Ibid.,hlm 23.
16
Ibid.,hlm 23.
17
Ibid.,hlm 24.
18
Ibid.,hlm 25.

11
[CITATION Kun08 \p 25 \l 14345 ] M.C. Ricklefs, a
history of modern Indonesia. Buku ini dimaksudkan sebagai buku ajar tentang
sejarah Indonesia dari tahun ±1300 sampai masa kini, sekalipun tidak ditegaskan,
periodisasi buku ini membagi sejarah Indonesia dengan pra-modern dan modern,
atau Hindu-Buddha dengan Islam-Kolonial. Indonesia belum merupakan satu unit
historis pada masa pra-modern, sedangkan pada masa modern sejarah Indonesia
sudah menjadi satu unit historis. 19
[CITATION Kun08 \p 25 \l 14345 ] Oleh karenanya, dalam periodisasinya
karya Ricklefs tersebut menggunakan ukuran historical unity yang berupa
coherency (keterpaduan) dari unit sejarah. Sejak kedatangan islam, Indonesia
menjdi satu unit historis. Menurut buku ini ada tiga elemen dasar yang
menjadikan Indonesia sebagai satu unit historis. Ketiganya ialah adanya kesamaan
proses cultural dan agama (islamisasi), kesamaan tema sejarah ( hubungan
Indonesia dengan Barat ), dan kesamaan historiografi
(sejarah Indonesia mempunyai sumber yang sama, bahasa-bahasa Indonesia
modern).20
[CITATION Kun08 \p 25 \l 14345 ] Dengan pertimbangan kesatuan unit
historis itu, buku ini memakai periodisasi yang kronologis. Sejarah Indonesia
modern dibagi kedalam enam bab, yaitu: I, “The emergence of modern Era”, II,
“Struggle for Hegemony c. 163-1800”, III, “ The creation of colonial state c.
1800-1910”; IV, ‘The emergence of the idea of Indonesia c. 1900-42”; V, “ The
Destruction of the colonial state”, dan VI, “independence Indonesia”.21
[CITATION Kun08 \p 26 \l 14345 ] Perbedaan pendekatan buku ini dengan
pendekatan SNI terletak dalam prioritas mengenai konstruksi masa lampau. SNI
mementingkan explanation, sedangkan buku ini mementingkan description.
Keduanya sebenarnya bersifat komplementer. Kita ingin menganjurkan supaya
SNI dan buku ini menjadi satu paket dalam mata ajaran pengantar. SNI dengan
aspek sinkronis dan buku A History of modern Indonesia dengan aspek diakronis.
Dengan cara demikian, maka lengkaplah konstruksi masa lampau kolektif kita. 22
[CITATION Kun08 \p 26 \l 14345 ] Berbeda dengan periodisasi yang
dibicarakan diatas, dalam sejarah Indonesia ada inovasi mengenai periodisasi,
yaitu penggunaan konsep Braudel tentang waktu. Seperti sudah dikemukakan, ada
dua buku yang menggunakan konsep waktu dari Braudel, yaitu buku Sartono
Kartodirdjo, pengantar sejarah Indonesia: dari emporium sampai imperium, jilid I
dan tiga jilid buku Denys Lombard, Nusa Jawa: silang budaya. Pembahasan
kedua buku itu, selain soal periodisasi on sich, akan menyangkut pula masalah-
masalah historiografi lainnya yang melekat pada periodisasi tersebut.23

19
Ibid.,hlm 25.
20
Ibid.,hlm 25.
21
Ibid.,hlm 25.
22
Ibid.,hlm 26.
23
Ibid.,hlm 26.

12
[CITATION Kun08 \p 26 \l 14345 ] Sartono
kartodirdjo, pengantar sejarah Indonesia: dari emporium sampai imperium.
Jilid I. Meskipun tidak diterapkan secara eksplisit, periodisasi dalam buku ini
mengikuti konsep Braudel tentang waktu dalam sejarah selanjutnya, dalam “kata
pengantar” disebutkan pertama, buku ini adalah “sejarah total” (atau “sejarah
global”) sebuah ideal dalam penulisan sejarah yang diformulasikan oleh Braudel.
Kedua, buku ini bertema integrasi nasional. Ketiga, buku ini bermaksud
menggabungkan sejarah structural dengan sejarah prosesual, aspek sinkronis dan
aspek diakronis.24
[CITATION Kun08 \p 27 \l 14345 ] Buku ini pertama kali mengemukakan
jaringan yang membentuk kerangka, tempat “darah dan daging” sejarah melekat.
Kerangka itu ialah konsep geopolitik, “pelayaran dan perdagangan sebelum
1500”, (bab 1). Oleh karena itu, secara implisit periodisasi yang digunakan ialah
konsep Brawdel tentang waktu geografis, structure, atau longueeduri. Selanjutnya
dalam buku ini conjuncture dan events disebut sebagai struktur sistem dan proses
bahkan, sturktur disebut sebagai sejarah jangka panjang, sedangkan proses sebagai
sejarah jangka pendek. Sementara itu, utnuk ketiga waktu sejarah Brawdelian itu,
“kata pengantar” buku ini menggunakan istilah makro, mezo, dan mikro.25

[CITATION Kun08 \p 27 \l 14345 ] Bagaimana sejarah total atau sejarah global


dalam buku ini? Brawdel mengatakan bahwa sejarah global tidaklah berarti ingin
menulis sejarah dunia, tetapi sebagai suatu keinginan menulis suatu masalah
sejarah jauh diluar batas-batas permasalahannya. 26
[CITATION Kun08 \p 28 \l 14345 ] Denys Lombard, Nusa
Jawa: Silang Budaya, jilib 1, 23.
Pembicaraan ini dipermudah karena ada kata pengantar oleh Sartono
Kartodirjo dalam buku jilid 1. Demikian juga tiga tulisan dari Taufik Abdullah,
“Lombard, mazhab Annales, sejarah mentalitas nusa jawa”, Azyumardi Azra,
“Historiografi Kontemporer Indonesia”, dan Adrian B. Lapian, “Nusantara Silang
Budaya.” Dalam buku panggung sejarah: persembahan kepada Prof. Dr. Denys
Lombard. 27
[CITATION Kun08 \p 28 \l 14345 ] Para penulis diatas mencatat tiga hal yaitu,
pertama, periodisasi Braudelian dari mazhab Annales; kedua, keinginan untuk
menulis sejarah global; dan ketiga, buku ini dimaksudkan sebagai sejarah
mentalitas. 28
[CITATION Kun08 \p 29 \l 14345 ] Buku ini dimulai dengan bab “Pengantar:
Pertimbangan geohistoris”, suatu konsep sejarah dari tradisi Prancis, atau dari
mazhab Annales sebagaimana dirumuskan oleh Fernand Brawdel, sejarawan
24
Ibid.,hlm 26.
25
Ibid.,hlm 27.
26
Ibid.,hlm 27
27
Ibid.,hlm28.
28
Ibid.,hlm 28.

13
materialis non-marxis. Dikatakan bahwa nusantara terletak diperislangan jalan
antara samudera Hindia dan Samudera Pasifik, tepat nya antara teluk Benggala
dan Laut China.29
[CITATION Kun08 \p 29 \l 14345 ] Mengenai Jawa dan Madura
dideskripsikannya secara lengkap geologi, geografi, demografi, dan ekonomi dari
barat sampai keujung timur. Ia bercerita tentang gunung, lembah, pantai, hutan
lebat, binatang buas, wayang, dan mitos-mitos. Deskripsinya bergerak dari
catatan-catatan perjalanan abad ke-17 sampai hasil sastra kontemporer. Ketika
mendeskripsikan diBlora misalnya, tidak lupa disinggung bahwa orang bisa
membaca buku Pramoedya Ananta Toer, cerita dari Blora. Biasanya pembaca
buku sejarah akan disuguhi fakta-fakta kering, tetapi membaca buku ini bahkan
ketika mestinya fakta-fakta itu kering, pembacaannya terasa segar,
menyenangkan, dan memikat. Itulah panggung tempat sejarah bermain, setting
materil tempat siklus dan peristiwa berlangsung.30
[CITATION Kun08 \p 29 \l 14345 ] Ada pendekatan yang unik dalam
periodisasi yaitu, pembalikan urutan. Periodisasi yang biasa akan berjalan
berurutan (kuna, tenggah, modern; hindu-budha, islam, barat) tetapi dalam buku
itu dimulai dengan waktu yang paling dekat. Jadi, pembaratan (jilid 1) Islamisasi
(jilid 2). Dan indianisasi (jilid 3). Pembalikan semacam itu seperti teknik flash
back dalam film, penonton disuguhi cerita saat ini, kemudian diajak menoleh
kebelakang. Dari luar buku yang luar biasa itu terbit di Prancis dan diterjemahkan
kedalam bahasa-bahasa barat dan timur teknik flash back itu pasti efektif. Sebab
memang demikianlah orang-orang non Indonesia melihat jawa: sekarang lalu
dilihat masa lalunya. Tetapi, pasti tidak demikian bagi orang Indonesia sendiri.
Ketiga tradisi itu (barat, islam, hindu-budha) adalah living traditions. Jadi,
dibolak-balik sama saja keadannya. 31
[CITATION Kun08 \p 30 \l 14345 ] Sebagai sejarah total dan sekaligus sejarah
mentalitas, buku ini sangat komprehensif, sistem matikanya mengejutkan, tidak
terduga. Sejarah total Lombard tidak ideograifs, tidak juga sinkronis, bahkan tidak
memakai sistem matika yang lazim. Sejarahnya hanya setia kepada fakta dan
interpretasi. Tidak membicarkan kronologi, tidak mendeskirpsikan, tidak
menjelaskan sistem (struktur).32
[CITATION Kun08 \p 31 \l 14345 ] Selanjutnya ada periodesisasi panjang
dengan tema khusus, yang tidak bermaksud komprehensif.Periodisasi panjang
diperlukan untuk menjelaskan tema dalam buku.Buku-buku itu adalah majelis
umat islam,sejarah umat islam dan buku Parakitri T.Simbolon,menjadi
Indonesia.Buku I.Kedua buku mempunyai tema yang hamper sama dan saling
mendukung dalam “kata pengantar buku”,MUI mengatakan bahwa buku sejaraH
Umat Islam bertema integrasi umat kedalam bangsa sedangkan buku
29
Ibid.,hlm 29.
30
Ibid.,hlm 29.
31
Ibid.,hlm 29.
32
Ibid.,hlm 30.

14
Parakitri.T.Simbolon bertema integrasi bangsa.Dalam”sekapur sirih”,Jacob
Oetama mengatakan bahwa buku ini dimaksudkan sebagai usaha kearah Nation
Building.Sementara itu,”pengantar” yang ditulis P.Swantoro mengatakan bahwa
integrasi bangsa bukanlah ideology tapi proses sosial.33
[CITATION Kun08 \p 31 \l 14345 ] Kedua buku itu mempunyai persamaan dan
perbedaan.Keduanya adalah memakai istilah Michael Focault tentang”Positiv
unconscious”,struktur pikiran dalam yang muncul di
permukaan.Perbedaannya,bagi umat struktur itu berdasar nilai,sedangkan bagi
bangsa struktur itu berdasar sejarah.34
[CITATION Kun08 \p 34 \l 14345 ]
Kuntowijoyo,Periodisasi Sejarah kesadaran keagamaan Umat Islam
Indonesia : mitos,ideologi dan ilmu.Dalam periodisasi pendek mengenai sub-
aspek sejarah itu penulis ingin mengemukakan evolusi kesadaran sebut juga
positive unconscious kedalam tiga periode berturut-turut yaitu kesadaran
mitis,kesadaran ideologis,dan kesadaran ilmiah.Periodisasi dimulai pada abad ke
-19 sampai kurang lebih tahun 2000.Periode mitos terjadi ketika umat berpikir
bahwa seorang pemimpin (Imam Mahdi/Ratu Adil) akan membebaskan mereka
dari ketidakadilan.Periode ideologi terjadi ketika umat menganggap bahwa
ideologi politik akan membawa mereka kepada kemenangan.Periode ilmu dicapai
ketika umat percaya bahwa jalan ilmu(rasionalitas).objektivitas(inklusifitas),akan
mengangkat mereka dari keterpurukan dan menjadikan Islam sebagai rahmat
untuk seluruh manusia.35

[CITATION Kun08 \p 34 \l 14345 ] Jadi, kita dapat membuat periodisasi


dengan waktu pendek.Misalnya mengenai korupsi dari satu rezim politik ke rezim
yang lain sejak 1945-2003,”korupsi di Indonesia : Orde lama,orde baru dan orde
reformasi”.Oleh karena itu,jawaban kepada pertanyaan-pertanyaan diatas ialah
positif,artinya periodisasi pendek itu selalu bisa dibuat.Ingat.periodisasi ialah satu
bentuk penjelasan sejarah.36

2.3 Ilmu Sejarah Sebuah Pengatar M.Dien Madjid dan Johan Wahyudhi.
[CITATION MDi18 \p 53 \l 14345 ] Sejarah secara pasti dikatakan sebagai
masa lampau, dari waktu jauh ke belakang yang sangat panjang tak terbatas.
Mengingat panjangnya rentang waktu masa lampau, maka diperlukan
pemenggalan waktu tersebut menjadi suatu kurun waktu. Ini dilakukan bertujuan
untuk mempermudah pembahasan mengenai peristiwa sejarah terikat dengan
dimensi waktu.37
33
Ibid.,hlm 31.
34
Ibid.,hlm 31.
35
Ibid.,hlm 34
36
Ibid.,hlm 34
37
M Dien Madjid Johan Wahyudhi,Ilmu Sejarah Sebuah Pengantar,Depok : Prenada Media
Group,2018,hlm 53.

15
[CITATION MDi18 \p 53 \l 14345 ] Pembagian kurun waktu itulah yang
kemudian dikenal sebagai periodisasi. Pemenggalan atau pembagian sebuah kurun
waktu tidak didasarkan pada hitungan mayematis, misalnya setiap satu abad, lima
abad tetapi sering kali mengikuti perkembangan peradaban masyarakat manusia.
[CITATION MDi18 \p 53 \l 14345 ] ,Pembabakan waktu ini berkaitan erat
dengan perkembangan kebudayaan manusia dalam kurun masa tertentu. Kita
mengenal Renaissanse adalah zaman kelahiran kembali (Perancis). Di mana
setelah mengalami masa kebudayaan tradisional yang sepenuhnya diwarnai oleh
ajaran Kristiani, orang-orang Eropa mulai mencari orientasi dan inspirasi baru
sebagai budaya alternatif selain kebudayaan Yunani-Romawi yang pada masa itu
menjadi satu-satunya kebudayaan yang mereka kenal dengan baik. Kebudayaan
klasik ini kemudian muncul dan malah juga dipuja dan dijadikan model serta
dasar bagi seluruh peradaban manusia.38
[CITATION MDi18 \p 53 \l 14345 ] Masa sebelum ditemukannya bukti
peninggalan tertulis disebut dengan masa prasejarah. Tetapi pemberakukan masa
tersebut juga tidak mutlak. Di beberapa daerah seperti di pedalaman Papua, pada
abad 18 misalnya, belum ditemukan bukti tertulis.
[CITATION MDi18 \p 54 \l 14345 ] Satu kurun waktu ikut menentukan
perkembangan peradaban manusia.Biasanya terkait dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta perkembangan arus besar peradaban dunia.
[CITATION MDi18 \p 54 \l 14345 ]Periodisasi biasanya didasarkan pada
masalah yang menyangkut aspek kehidupan masyarakat secara luas. Suatu kurun
waktu yang memiliki karakteristik atau ciri-ciri yang berbeda dengan kurun waktu
lainnya. Secara tradisional, biasanya masyarakat mengghubungkannya dengan
tokoh besar pada masa itu. Tokoh besar itu biasanya seorang pemimpin local, raja
atau kaisar, atau tokoh besar lain. Pada intinya, periodisasi dilakukan untuk
menunjukkan perbedaan suatu kurun waktu sebelum atau sesudahnya. Kriteria
waktu yang digunakan yaitu waktu antropologis (Haryono, 1985:63).
[CITATION MDi18 \p 54 \l 14345 ] Dalam sejarah Indonesia, sebelum
dikenalnya tulisan disebut periode prasejarah. Pada masa prasejarah sendiri
dikenal terdapat zaman Batu dan Zaman Logam. Setelah masuknya pengaruh
kebudayaan India atau Hindu lalu mulai dikenal tulisan. Periode masuknya
pengaruh Islam mempunyai karakteristik tersendiri dalam rentang masa sejarah
Indonesia. Demikian pula dengan periode masuknya pengaruh Barat yang
membawa imperialisme serta kolonialisme mempunyai ciri-ciri yang sangat
berbeda begitu juga dengan momentum Proklamasi 17 Agustus 1945.

38
M Dien Madjid Johan Wahyudhi,Ilmu Sejarah Sebuah Pengantar,Depok : Prenada Media
Group,2018,hlm 53.

16
[CITATION MDi18 \p 54 \l 14345 ] Untuk menggambarkan bagaimana
melakukan proses periodisasi, penulis mencoba mengahadirkan suasana Seminar
Sejarah pada 14-18 Desember 1957 di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Dalam salah satu agendanya membahas perio-disasi sejarah Indonesia.

[CITATION MDi18 \p 55 \l 14345 ]Prof. Dr. Soekamto, S.H.


merumuskan periodisasi sejarah Indonesia, sebagai berikut:
1. Masa Pangkal Sejarah
(sampai tahun 0)
2. Masa Kutei-Taruna
(0-600)
3. Masa Sriwijaya-Medang-Singasari
(600-1300)
4. Masa Majapahit
(1300-1500)
5. Masa Keradjaan-keradjaan Islam
(1500-1600)
6. Masa Atjeh-Mataram-Makassar
(1600-1700)
7. Masa pemerintahan Asing
(1700-1945)
a. Djaman kompeni “Bataafsche Republik”
(1700-1808)
b. Djaman Daendels
(1808-1811)
c. Djaman “British Government”
(1811-1816)
d. Djaman “Nederlandsch-indie”
(1816-1942)
e. Djaman Nippon
(1942-1945)
8. Masa Republik Indonesia
(1945-......)

Adapun dalam prasarananya waktu itu, Drs. Sartono Kartodirjo


mengemukakan pokok-pokok pikirannya mengenai periodisasi sejarah
Indonesia, sebagai berikut:
1. Prasejarah
2. Djaman kuno:
a. Masa Keradjaan-keradjaan tertua
b. Masa sriwidjaya (dari abad VII sampai abad XIII atau XIV)
c. Masa Madjapahit (dari abad XIV sampai XV)
d. Masa Peralihan (abad XV)

17
3. Masa Baru:
a. Masa Atjeh, Mataram, Makassar, Ternate/Tidore (sedjak abad
XVI)
b. Masa Perlawanan terhadap Imperialisme Barat (abad XIX)
c. Masa Pergerakan Nasional (abad XX)
d. Masa Republik Indonesia (sejak 1945)

Setelah dilakukan pembahasan, seminar berkesimpulan:


I. Dalam menyusun babakan masa (periodisasi) dapat dipakai
dasar sudut pandang yang bermacam-macam, yakni:
a. Memakai dasar perkembangan peradaban (civilization)
b. Babakan masa didasarkan segi-segi kebudayaan (culture)
c. Babakan masa atas dasar agama-agama yang masuk di
Indonesia.
d. Pembabakan seluruh sejarah nasional dalam lima babakan:
1. Prasejarah
2. Proto Sejarah
3. Babakan Kenangsaan
4. Babakan pertemuan antara bangsa-bangsa di tanah
Indonesia
5. Babakan Abad Proklamasi berdasarkan adanya
pembentukan masyarakat Indonesia yang berdaulat.
II. Saran agar Sriwijaya dan Majapahit mendapat perhatian
yang lebih banyak.
III. Oleh Karena dasar untuk babakan masa (periodisasi) belum
diperoleh suatu pegangan yang pasti, maka dianjurkan
supaya dalam waktu ddekat diadakan seminar khusus yang
membahas periodisasi ini.

Dari gambaran di atas, dapat dilihat bagaimna dinamika


pembahasan mengenai periodisasi, tetapi yang paling tepat yaitu memakai
dasar perkembangan kebudayaan. Pendekatan kebudayaan dapat
mengantar kita pada pandangan multidimensi. Kebudayaan yaitu
mencakup semua sendi kehidupan yang memberikan gambaran
menyeluruh tentang masyarakat pada kurun waktu tertentu (Sidi Gazalba,
1966: 160-162).
[CITATION MDi18 \p 56 \l 14345 ] Periodisasi menjadi penting bukan
saja untuk membedakan suatu kurun waktu dari sebelum dan sesudahnya,
lebih dari itu adalah untuk mengetahui adanya kontinuitas pergerakan
sejarah dari waktu ke waktu.

18
[CITATION MDi18 \p 56 \l 14345 ] Periodisasi sejarah tentu
mengalami pelebaran bentuk. Maraknya kajian interdisipliner menjadi
penyebab kuatnya. Seorang direktur perusahaan minuman kaleng
misalnya, tentu akan membutuhkan rekam jejak kemajuan serta
kemundurn perusahaan dari awal. Ini menuntut pembabakan waktu yang
tegas guna memberikan pengetahuan kronologis agar penyelidikannya
dapat terarah. Pun dengan kesungguhan pemerintah suatu kota dalam
menelisik sejarah berdirinya kota terebut berikut dnamikanya dalam
waktu, tentu membutuhkan suatu alur masa yang sama sekali berbeda
dengan apa yang dirumusan sejarah nasional seperti di atas.
[CITATION MDi18 \p 57 \l 14345 ] Salah satu bentuk periodisasi
sejarah kota terdapat dalam karya A. Kholi Arif dan Otto Sukanto berjudul
Mata Air Peradaban: Dua Millenium Wonosobo, yang mengetengahkan
sejarah Wonososbo dari masa prasejarah hingga modern. Kedua penulis
ini membagi sejarah wonosobo dalam periodisasi, sebagai berikut:
1. Masa Arkhaik (Prasejarah)
2. Masa Migrasi orang India ke Jawa (sekitar abad ke-1 M)
3. Masa Peralihan (sekitar abad ke-10 M)
4. Masa wali Songo dan Ki Gede Wonosobo
5. Di bawah Mataram Islam.
6. Masa Kemerdekan.

[CITATION MDi18 \p 57 \l 14345 ]Walaupun pembabakan waktunya masihlah


kasar bahwa cenderung mencampurkan unsur-unsur periodisasi ini yang di
kemudian hari berkembang dalam penulisan dan penelitian sejarah daerah.
Periodissi nasional belakangan akan tidak lagi menjadi acuan utama, mengingat
masing-masing daerah memiliki peristiwa yang berbeda dalam menentukan
rentangan masa awal atau akhir yang sifatnya khas dan memiiki perbedaan
lainnya. Misalkan saja, masa colonial yang menjadi babakan tersendiri dalam
babakan sejarah nasional, dalam karya Kholiq Arif dan Otto Sukatno tidaklah
dimasukkan sebagai periode tersendiri dan lebih memasukkan masa pendudukan
colonial dalam bab berjudul “Wonosobo dibawah Panji Tunggul Wulung” atau
“Wonosobo Ketika Berada di Bawah Mataram Islam.” Konten colonial tidak lagi
dipandang sebagai suatu periodisasi yang dikhususkan. Mungkin saja penyajian
sejarah seperti ini dipilih dengan latar belakang nasionalisme.
2.4.Pengertian Babakan Sejarah menurut Drs.Hoegiono
           
Ruang lingkup sejarah sangat luas, seluas jumlah manusia yang ada.
Jangka waktunya sangat lama, selama sejarah umat manusia sendiri. Bidang dan

19
aspeknya juga sangat banyak, sebanyak seperti orang cita-cita, berhadapan,
kebudayaan, kepercayaan dan agama yang dianutnya. Untuk mengerti gambaran
manusia yang sangat luasnya, para ahli mencoba mengurai-uraikan, membagi dan
menggolong-golongkannya. [CITATION Drs921 \p 53 \l 14345 ]
            Membagi dari deretan peristiwa masa lampau yang sdemikian banyaknya
itu dibagi-bagi dan dikelompokkan sifat ataupun bentuknya, sehingga membentuk
satu-kesatuan isi, bentuk maupun waktu tertentu. Sejarawan memusatkan diri
pada masalah-masalah yang kekal dan lembaga-lembaga atau gagasan-gagasan
yang menentukan di dalam sejarah datangnya yang paling awal sampai kepada
masa kini.
            Pembabakan waktu atau periodisasi adalah salah satu proses strukturisasi
waktu dalam sejarah dengan pembagian atas beberapa babak, zaman atau periode.
Peristiwa-peristiwa masa lampau yang begitu banyak dibagi-bagi dan
dikelompokkan menurut sifat, unik, atau bentuk sehingga membentuk satu-
kesatuan waktu tertentu.
            Pembagian waktu merupakan pokok cerita sejarah. Pembabakan atau
pembagian atas dasar pengelompokan ini, babakan dan waktu tertentu di dalam
cerita sejarah disebut : babakan waktu atau pembagian waktu (waktu sejarah
dibagi-bagi, dihimpun dan disusun dalam beberapa babakan), penzaman
membagi-bagi dalam beberapa zaman, serialisasi (dari bahasa Inggris
serialization, serial=babak) atau periodisasi (dari bahasa Belanda : periodeseri
;periode=babak).39
            Penyusunan data sejarah yang paling masuk akal adalah penyusunan
secara kronologis, yakni dalam periode-periode waktu. Sebab ialah karna
kronologi kiranya merupakan satu-satunya norma objektif dan ponstan yang harus
diperhitungkan oleh sejarawan. Bahkan kronologi hanya secara relatif bersifat
objektif, karena periodesasi dapat sering kali bersifat sewenang-wenang.
Kesewenang-wenangan itu yang paling menonjol adalah periodesasi sejarah
pemikiran atau beragam.
Tujuan Babakan Sejarah
            Mengetahui babakan waktu sejarah akan sangat bermanfaat bukan hanya
bagi penulis sejarah tetapi juga bagi para penggemar/pembaca cerita sejarah
apalagi bagi para siswa atau mahasiswa yang belajar ilmu sejarah. Cerita sejarah
yang di tulis para sejarawan dengan menempatkan skenario peristiwa sejarah
bukan dalam seting babakan waktu, akan sangat mudah serta menarik para
pembaca untuk mengetahui peristiwa sejarah secara kronologis.
            Adapun tujuan pembabakan waktu sejarah, ialah :
a.  Memudahkan Pengertian
            Gambaran-gambaran peristiwa masa lampau yang sedemikian banyaknya
itu dikelompok-kelompokkan, disederhanakan dan di ikhtisarkan menjadi suatu
tatanan (orde), sehingga memudahkan pengertian.
39
Drs.Hoegiono,Pengantar Ilmu Sejarah,Jakarta : PT RINEKA CIPTA,1992,hlm 54.

20
b.  Melakukan Penyederhanaan
            Gerak pikiran dalam usaha untuk mengerti ialah melakukan
penyederhanaan. Begitu banyaknya peristiwa-peristiwa secara beraneka ragam
dan bersimpangsiur itu disukar atau ruwet disusunnya menjadi sederhana,
sehingga pikiran mendapatkan ikhtisarkan yang mudah diartikan.
c.  Mengetahui Peristiwa Sejarah secara Kronologis
            Menguraikan peristiwa sejarah secara kronologis akan memudahkan
pemecah dari masalah. Interprestasi serta analisis sejarah dan masalah pengukuran
waktu, ahli kronologis menerangkan berbagai tarikh atau sistem penanggalan
yang telah dipakai diperbagai tempat waktu dan pada berbagai waktu serta
memungkinkan kita untuk menerjemahkan penanggalan dari satu tarikh kepada
tarikh lainnya.
d.  Untuk Memenuhi Persyaratan Sistematika Ilmu Pengetahuan
            Semua peristiwa-peristiwa masa lampau itu setelah dikelompok-
kelompokkan kemudian hubungan antara motivasi dan pengaruh-pengaruh
peristiwa itu dikaitkan (interlelasi) lalu disusun antara sistematis
e.  Klasifikasi dalam Ilmu Sejarah
            klasifikasi dalam ilmu alam meletakkan dasar pembagian jenis, golongan,
suku, bangsa dan seterusnya. Klasifikasi dalam ilmu sejarah meletakkan dasar
babakan waktu. Masa lalu yang tidak terbatas peristiwa dan waktunya, dipastikan
isi bentuk dan waktunya menjadi bagian-bagian babakan waktu.
            Klasifikasi atas dasar keseragaman peristiwa , misalnya keseragaman
kebudayaan, ekonomi, politik, pandangan hidup agama dan lainnya, akan
memberikan gambaran hidup atau sejarah yang mudah diartikannya.
            Dengan tujuan pembabakan waktu ini, maka akan jelaslah kerangka cerita
dan kerangka cerita ini merupakan penjelmaan pandangan hidup, dasar filsafat
serta tafsiran sejarawan. Sebab tanpa penjelasan dan tafsiran, fakta-fakta masa lalu
akan menjadi kronik, amal atau catatan detik-detik peristiwa.

Beberapa Kriteria babakan waktu


            ada beberapa faktor yang dijadikan kriteria dalam penyusunan konsep
babakan atau periodisasi sejarah, antara lain adalah :
1.        Babakan waktu berdasarkan satuan waktu kronologis
            Kronologi artinya diambil dari bahasa Yunani Chronos yang artinya
waktu, dan logi yang artinya ilmu, jadi kronologi adalah ilmu yang mempelajari
waktu atau kejadian-kejadian dimasa lampau
            Suatu kencenderungan untuk menyusun babakan waktu atau periodisasi
sejarah berdasarkan kriteria “satu waktu secara kronologis”. Satuan waktu itu
kemudian dibulatkan yaitu urutan tahun atau abad, misalnya : abad ke-16, abad
ke-17, abad ke-18 dan seterusnya.

21
            Seringkali periodisasi sejarah disusun berdasarkan pembagian satuan
waktu yang dibulatkan dan memang ada kebenarannya.
Sebagai contoh :
a.    Di Eropa, Revolusi Prancis (1789) menimbulkan perubahan besar sehingga
sejarah awal abad ke-19 terdapat suatu tahta politik baru.
b.    Di Indonesia, VOC dibubarkan pada akhir tahun 1799 dan pemerintah Hindia
Belanda dimulai tahun 1800.
c.    Sedangkan periodisasi berdasarkan satuan waktu secara kronologis adalah
sebagai berikut :
1)      Zaman Kuno yaitu hal-hal yang membicarakan sejak kerajaan tertua abad ke-14
dimana pada zaman ini, berkembang kebudayaan Indonesia yang dipengaruhi
agama Hindu dan Budha
2)      Zaman Baru, yaitu sejak mulai abad ke-15 yang membicarakan masa
berkembanganya kebudayaan islam abad ke-18 dan masuknya kerajaan Islam di
Indonesia.
3)      Zaman Pertengahan, yaitu periode sejarah di Eropa sejak bersatunya kembali
daerah bekas kekuasaan kekaisaran romawi Barat dibawa prakarsa raja
Chrlemagne, pada abad ke-5 hingga munculnya monarki-monarki nasional,
dimulainya penjelajahan samudra, kebangkitan humanisme, serta revormasi
Protestan dengan dimulainya Rehaicsans pada tahun 1517.
4)      Zaman Modern, yaitu sejak masa pemerintahan Hindia Belanda (1800)
pergerakan kemerdekaan Indonesia sekarang ini yaitu masa kontemporer
 Babakan waktu berdasarkan pergantian generasi
            Adapula kencenderungan untuk membuat periodisasi secara berdasarkan
kriteria pergantian generasi. Pada umumnya pergantian generasi ditafsirkan
langsung selama 25 tahun atau 30 tahun.
            Menurut Sartono Kartodirdjo, generasi bukanlah semata-mata masalah
fisik (usia-baya) tetapi sering dikaitkan dengan masalah jiwa, semangat, ideologi
atau orientasi hidup, pendeknya generasi menyangkut pula masalah sosial-kultur
dan sering pula dikaitkan dengan sistem politik atau etos pada umumnya.
Babakan waktu berdasarkan Dinasti (Wangsa)
            Babakan waktu sejarah ini banyak berlaku pula sejarah Tiongkok atau
Cina, misalnya :
a.    Masa Dinasti Shang (1450-1050, B.C)
b.    Dinasti Chou (1050-247, B.C)
c.    Dinasti Chin ( 256-207, B.C)
d.   Dinasti Han (206-B.C-220 M)
e.    Dinasti Sui (580-618 M)
Atau di Indonesia kita kenal dengan :
a.    Wangsa Sanjaya
b.    Wangsa Sailendar
c.    Wangsa Isyana

22
d.   Wangsa Rajasa, dan sebagainya
4. Babakan waktu berdasarkan Perjuangan
            Sebagai sejarawan menyusun babakan waktu dengan melukiskan hasil
perjuangan manusia. Sebagai contoh :
a.       Zaman Pra. Sejarah
b.      Zaman Kebudayaan Kuno (India, Tiongkok, dan sebagainya)
c.       Zaman Bangsa-Bangsa Steppe (Nomaden)
d.      Zaman Eropa Kuno (mengenai bahasa-bahasa)
e.       Zaman Romawi Kuno
f.       Zaman Agama Budha
g.      Zaman Almasih
h.      Zaman Agama Nasrani di Timur Tengah
i.        Zaman Islam
j.        Zaman Kerajaan Allah (Midle ages)
k.      Zaman Kerajaan Manusia (pertumbuhan dan perkembangan negara-negara
nasional)
l.        Zaman Mesin Berkuasa (Abad ke-19)
m.    Zaman Masa Berkuasa (abad ke-20); zaman demokrasi dan modern.
5.  Babakan waktu berdasarkan Evolusionisme
     Auguste Comte (1789-1857) seorang ahli sejarah dan filsafat penganut aliran
positivisme mengadakan pembabakan sejarah dengan melukiskan gerak maju
manusia menuju kesempurnaan hidup, sebagai berikut :
1)      A Military – Theological stage; tingkat manusia menggantungkan nasib kepada
militer (kstaria) dan peran keagamaan.
2)      A Critical – metapysical stage; tingkat manusia berpikir secara kritis serta tidak
mementingkan kenyataan sekitarnya.
3)      A Scientific – industrial stage; tingkat perkembangan ilmu pengetahuan dan
industri.
6.  Babakan waktu berdasarkan Proses Integrasi
            Babakan waktu berdasarkan kriteria proses integrasi cocok dengan
pembabakan waktu sejarah Indonesia. Karena proses integrasi adalah sangat
esensial bagi terbentuk kesatuan geopolitik wilayah Nusantara.
            Sejarah Indonesia menunjukkan bahwa proses itu secara progresif
merealisasikan formasi kesatuan yang akhirnya menjadi wilayah Indonesia seperti
yang dihadapi sekarang.
Contoh :
a.       Kemajuan Sriwijaya dan Majapahit merupakan titik puncak integrasi fase I.
Baik kerajaan –kerajaan maupun imperium sebagai unit kecil dapat dicakup dalam
lingkungan kekuasaan atau hegemoni kedua raja itu.
b.      Setelah perang pasifik berhasil, maka terciptalah daerah Hindia Belanda yang
mewujudkan integrasi yang kemudian dialihkan sebagai daerah RI.

23
Konsep Babakan Waktu Para Sejarawan
4.1 Babakan Waktu Sejarah Dunia
            Orang pertama mencoba membuat pembabakan waktu (periodisasi
sejarah) adalah Sextus Julius Africanus, tetapi periodisasinya belum sempat
digunakan oleh sejarawan secara umum baik dalam buku atau refrensi sejarah
maupun dalam kuliah tiba-tiba menghilang.
            Percobaan kedua dilakukan oleh Eusebius dari Caesar dengan pembabakan
waktunya sebagai Ibrahim-periode waktu dari Abraham (Ibrahim) sampai Musa
Ø Periode  Hakim-Hakim Labdos dan Samson
Ø Periode Nabi-nabi Issias sampai Hoseas
Ø Periode waktu Restaurisasi sampai ke Jerusalem
Ø Periode waktu munculnya Kristus (Nabi Isa)
Ø Periode Pemerintahan yang ke- 15 dari Kaisar Tiberius
Ø Periode waktu Modern, yaitu sampai waktu Eusbius sendiri.
            Pada zaman Renaissance, kaum sarjana berusaha untuk membuat
pembabakan waktu atau periodisasi sejarah yang lebih sempurna. Profesor
Christioph Cellarius (1634-1707) berhasil membuat pembabakan sejarah yang
terkenal dengan “Babakan waktu Cellarius”, sebagai berikut :
     I.     Historia-antiqua (zaman Kuno:+  500 M).
  Berakhir zaman kuno di tahun 500 M. Pada saat akhir pemerintahan Kaisar
Konstantin Agung (bukan sampai masa pemerintahan Kaisar Augustus saja
karena menurut pendapatnya waktu masa Imperium Romanum, belum habis
dengan zaman Kisar Augustus).
  II.     Historia-Mediosevi (zaman pertengahan;  + 500 -1500 M).
     Era zaman pertengahan berakhir menurut  Cellarius ialah ditandai dengan
jatuhnya Kota Konstantinopel ke tangan Turki.
III.     Historia-Nova (zaman Modern: + 1500-sekarang )
-          Ibnu Khaldun (1332 – 1406)
Dalam bukunya yang berjudul Mukadimah Prolego-menah ia menyusun
pembabakan sejarah sebagai berikut :
ü Zaman nomade
ü Zaman di mana tempat kediaman telah menetap
ü Zaman puncak kebudayaan yang tinggi dan mulai menurun hingga sesudah
mencapai waktu 200 tahun mulai yang baru lagi.
            Menurut setiap babakan waktu bersejarah terdiri atas 3 babakan (periode)
dan        setiap periode berlangsung 40 tahun.
Ibnu Khaldun hanya memperhatikan perkembangan sejarah Arab tanpa
membandingkan dengan perkembangan sejarah Barat atau sejarah dunia.

Karl Marx (1818-1883); membagi babakan waktu sejarah sebagai berikut:


a)      Masa Perbudakan;
Yaitu masa pertentangan antara budak-budak dengan tuan-tuan.

24
b)      Masa Feodal;
Masa pertentangan antara kaum bangsawan dengan tuan tanah (land lord)
melawan kaum tani dan pedagang.
c)      Masa Kapitalisme Modern;
Masa pertentangan antara golongan majikan melawan buruh (buruh pabrik atau
petani kecil) atau pertentangan antara golongan kapitalis melawan kaum proletar.
d)     Masa masyarakat tanpa kelas (sosialisme)
Setelah era keruntuhan kapitalisme, pada saat itu golongan proletar dapat
kekuasaan dan kelas dihapuskan atau disebut masyarakat sosialisme.
4.2 Babakan Waktu Sejarah Indonesia
            Babakan waktu menurut buku Geschiedenis van de Nederlandsch Oost-
Indische Bezattingen 1927, karangan J.J Meinnisma (terjemah Moh. Ali).
a. Nederlandsch-Indie sebagai milik VOC
1. Penegakan pemerintahan Belanda di Hindia Timur (1605-1678).
2. Perluasan kekuasaan Nederlandsch di Hindia Timur (1678-1757).
3. Keruntuhan kekuasaan Nederland di Hindia Timur (1757-1800).
b. Nederlandsch-Indie sebagai milik negara Nederland
1. Jatuhnya pemerintahan Belanda dan masa peralihan (1800-1816).
2. Peralihan pemerintahan Kerjaan Belanda ke Pemerintahan Hindia Belanda
(1816-1836).
3. Perluasan kekuasaan Nederlamd di kepulauan Hindia (1832-1872).

            “Geschiedenis van Indonesia “karangan H.J. de Graaf1” 949 (terjemah).


Babakan waktu de Graaf, adalah sebagai berikut :
1)   Orang Indonesia dan Asia Tenggara (samapi 1650)
a.    Zaman Hindu
b.    Zaman penyiaran Islam dan berdirinya kerajaan Islam.
2)   Bangsa Barat di Indonesia (1511-1800), yaitu sejarah VOC.
3)   Orang Indonesia di zaman VOC (1600-1800).
4)   VOC di luar Indonesia
5)   Orang Indonesia dalam lingkungan Hindia Belanda (sesudah 1800) diakhiri
dengan pemerintahan Ratu Wilhemina.
            Buku H.J de Graaf dikarang pada tahun 1949 sesudah Indonesia mencapai
kemerdekaannya. Di samping peranan bangsa Belanda, peranan bangsa Indonesia
juga ditampilkan, walaupun pengaruh Belanda masih ada.
            Tan Malaka dalam bukunya “Masaa Actie” 1926 cetakan ke-II tahun
1947.         Babakan waktunya sebagai berikut:
i. Bangsa Indonesia asli, melarikan diri dari Indo Cina ke Indonesia.
ii.Zaman penjajahan raja-raja Hindu dan setengah Hindu.
iii. Zaman penjajahan raja-raja Islam.
iv. Zaman Belanda : imperlaisme kuno dan Imperialisme modern
v. Zaman perebutan kekuasaan antara kelas Jembel dengan kaum Imperialisme.

25
            Babakan waktu berdasarkan kebangsaan dikemukakan oleh sejarawan
nasional antara lain oleh Prof. Moh. Yamin, R. Moh. Ali dan lain-lain, terutama
sejarawan-sejarawan nasional sesudah proklamasi kemerdekaan (1945).
            Dalam “6000 Tahun Sang Merah Putih” babakan waktu sejarah Indonesia
mula-mula mendapat perwujudan sebagai berikut :
1)   Zaman prasejarah sampai perumusan Tarikh Masehi.
2)   Zaman proto histori atau media-kala atau mula sejarah Indonesia dari permulaan
Tarikh Masehi sampai ke abad VII.
3)   Zaman Sriwijaya-Syailendra dari abad VII sampai abad XVI.
4)   Zaman Singosari-Majapahit dari abad XIII sampai abad XVI
5)   Zaman penyusunan Kemerdekaan Indonesia sejak abad XVI sampai XIX.
6)   Abad Proklamasi Kemerdekaan sejak permulaan abad XX sampai pertengahan
abad itu.
            Adapun sejarah Indonesia itu melalui beberapa zaman dibagi atas tiga
babakan waktu sebagai berikut:
a.       Zaman Praehistori yang dikatakan diatas bermula sejak terbentuknya Nusa dan
tubuh Indonesia dan berakhir pada ketika sejarah tentang bangsa Indonesia, yang
dapat dibuktikan dengan bahan-bahan tulisan, yaitu pada permulaan tarikh
masehi.
b.      Zaman Protohistoria (mula sejarah) yang bermula pada permulaan abad VII.
c.       Zaman tersebut diatas tidak sama diseluruh dunia, karena berhubungan erat
dengan pemakaian huruf atau aksara yang memang tak sama pada berbagai daerah
peradaban sejagat.
            Babakan waktu yang bermula dari enam bagian mengalami perubahan
perumusan sebagai berikut;
1.    Zaman Prasejarah samapai tahun 0
2.    Zaman Proto sejarah tahun 0 –abad ke-IV
3.    Zaman Nasional: abad IV- abad XVI
4.    Zaman Internasional: abad XVI- + 1900
5.    Abad Proklamasi mulai + 1900.
Babakan waktu ini disebut “Pancaparwa Sejarah Indonesia”, Panca berarti Lima
dan Parwa artinya Bagian, ia memilih angka lima karena dianggap mengandung
arti magis seperti lima jari, rukun islam, pandawa lima dan Pancasila.
            Dalam buku “Pembahasan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia”
(1960) Prof. Moh. Yamin mengukapkan perumusan yang lebih tegas.
1.    Prasejarah, tahun 0 AD. Waktu itu bertumbuh dan berkembanglah masyarakat
Indonesia dalam satuan-satuan hukum yang nantinya bersama desa, kampung,
warga, dan negara.
2.    Proto- Sejarah (0 AD. Abad VI)
Satuan hukum dalam babakan prasejarah menjadilah negara dalam babakan proto-
sejarah.

26
3.    Pertumbuhan negara antara Nusa kesatu dan kedua, yaitu Sriwijaya dan
Majapahit dari negara senusa Indonesia lin.
4.    Zaman Restaurasi (1525-1945)
Perjuangan membentuk Negara antara nusa ketiga Republik Indonesia.
5.    Abad Proklamasi
Organisasi berdasarkan koordinasi bersemangat antara Nusa Indonesia, NKRI
sebagai retaurasi yang telah runtuh dalam abad-abad yang lampau.           
Babakan waktu yang dirumuskan Prof. Moh. Yamin pada hakikatnya sama
jiwanya, Dasar-dasarnya sebagai berikut:
1.    Keyakinan satu sejarah Indonsia dari satu bangsa Indonesia di antara tanah air
Indonesia dari permukaan zaman sampai akhir zaman; Indonesia abadi.
2.    Perpaduan antara bangsa dengan nusa adalah keastuan manusia dan tanah yang
terjadinya hampir serempak tertulis dalam sifat-sifat merah putih (tanah-getah-
putih;darah-getih-merah).
3.    Kepercayaan kesaktian yaitu magie-historia atau sejarah kesaktian.
4.    Synthese (perpaduan) dari tiga dasar pokok itu ialah adanya tiga negara
Indonesia; Sriwijaya-Syailendra, Mojopahit, Republik Indonesia.
            Zaman prasejarah-protosejarah adalah persiapan Sriwijaya, Majapahit,
zaman Internasional adalah masa persiapan Republik Indonesia. Babakan waktu
berdasarkan kebangsaan mempunyai ciri-ciri :
a.       Menonjolkan kesatuan bangsa.
b.      Melukiskan kebesaran dan kejayaan negara.
c.       Bersumber dan berpangkal kepada kesaktian kesatuan dan kebesaran.
            Yang perlu diperhatikan ialah bahwa penulisan sejarah harus bersifat
ilmish yang mengandung nilai-nilai universal dan objektif. Drs. C. S. T. Kansil.
S.H dan Julianto, M.A (1986 : 2) menyusun periodisasi sejarah Indonesia sebagai
berikut :
a.    Masa Kejayaan Nasional (tahun 400-1600)
b.    Masa perhindasan Kolonial dan penghisapan feodal (tahun 1600-1908).
c.    Masa menuju sosialisme Indonesia, masa ini dapat dibagi-bagi menjadi :
ii.Zaman Perintis (1908-1927)
ü Zaman Penegas (1927-1938)
ü Zaman Pencoba (1939-1942)
ü Zaman Pendobrak (1942-1945)
ü Zaman Pelaksana (1945-sekarang)
ü Zaman Perjuangan Orde Baru (1966-.....)
            Pembabakan waktu tersebut diatas bermaksud untuk dapat lebih
mendalami tahap-tahap perjuangan pergerakkan nasional Indonesia serta tingkat-
tingkatnya, maka perlu membagi-baginya dalam periodisasi baik bersifat umum
maupun khusus.
            Babakan waktu sejarah (dunia)  disusun atas dasar objektif dengan
memperhatikan syarat ilmiah secara universal, sedangkan babakan waktu bagi

27
sejarah Indonesia disusun atas dasar falsafah bangsa “Pancasila” dan bersifat
Indonesia sentrisme dengan memperhatikan bobot ilmiahnya.

2.5. Perioderisasi Sejarah Menurut Dr Sartono Kartodirdjo


Perioderisasi sejarah dibutuhkan dalam penulisan sejarah. Ini karena
dimensi waktu dalam studi sejarah merupahan hal yang paling esensial, maka dari
itu setiap penulisan sejarah tidak hanya mencakup penetapan waktu saja tetapi
juga memberi bentuk pada waktu.40 Kronologi atau bentuk waktu tersebut
disajikan berupa urutan peristiwa dari yang paling awal sampai yang terakhir
terjadi. Dari hal tersebut, muncul gambaran waktu yang bergerak mengikuti garis
lurus seperti dalam tradisi agama besar seperti Islam, Kristen, dan Yahudi dimana
penggambaran perjalanan waktu sebagai garis lurus menjadi linear berdasarkan
kepercayaan bahwa sejarah manusia dimulai dengan penciptaannya sampai
berakhir paad akhir zaman. Artinya teori tersebut terdapat pangkal dan ujung yang
dihubungkan oleh garis. Dalam pemikiran Sartono, dasar dari perioderisasi adalah
derajat integrasi yang dicapai pada masa lampau. contohnya dalam perioderisasi
sejarah Indonesia, Sartono berpendapat faktor ekonomi sangat mempengaruhi
kontak Indonesia dengan luar negeri yang mendatangkan pengaruh kebudayaan
luar. Maka ada kemungkinan untuk membedakan dua periode besar, yaitu
pengaruh Hindu dengan pengaruh Islam. Sebutan dari periode itu memakai nama
kerajaan sebab sifat masyarakat pada waktu itu masih homogen dan berpusat pada
raja. pemikiran tersebut, didasarkan pada metode caesuur, yang dijelaskan Dr
Sartono dalam karyanya. Dijelaskan bahwa dalam historiografi modern,

40
Dr Sartono,Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah,Jakarta :1992,hlm 74.

28
perioderisasi yang masih dipakai sampai sekarang adalah apa yang disusun
Cellarius dimana suatu perioderisasi sejarah terbagi pada zaman kuno, zaman
pertengahan dan zaman modern. Pembagian waktu per-periode 500 tahun dan
1500 tahun. Akan tetapi, metode tersebut terdapat cukup banyak kritik.
Masalahnya ialah peristiwa manakah yang paling menentukan perubahan periode
atau zaman. Ada yang berpendapat bahwa runtuhnya kerajaan Romawi adalah
akhir zaman kuno, sedangkan runtuhnya konststinopel ditangan Muhammad Al
Fatih adalah akhir abad pertengahan. Maka dari itu, salah satu alternative yang
paling menarik ialah mengambil tahun bulat menjadi tahun batas agar mudah
diingat. Perlu ditambahkan bahwa salah satu alternative yang menarik ialah
mengambil tahun bulat menjadi tahun batas, umpamanya tahun 500, tahun 1500.41

Sehubungan dengan tahun tahun batas yang bulat itu ada pula perioderuisasi yang
memakai abad sebagai bagian waktu Antara lain abad ke 16, 17, 18, 19, dan 20

Di sini alasan seperti diatas juuga dapat diberlakukan, lagi pula untuk
perioderisasi aliran aliran pikiran dibarat cukup cocok, seperti abad ke 16
reformasi protestanisme, abad ke 17 rasionalisme, abad ke 19 romantisme
nasionalisme.

Dalam sejarah politik, terdapat kebiasaan membuat perioderisasi


berdasarkan pada tahun peristiwa penting menurut metode caesuur, antara lain
perang, awal revolusi, awal suatu periode pemerintahan, dan lain sebagainya.
Perioderisasi sejarah seperti ini membuktikan bahwa peranan perang, diplomasi,
dan peristiwa politik lain sangat menonjol dan penting. Dominasi sejarah politik
dan perang sangat menentukan, umpamanya revolusi perancis dianggap sebagai
awal periode modern.[CITATION Pro92 \p 80 \l 14345 ]

Pemisahan periode periode secara tajam terlihat mudah, namun orang bertanya
tanya seberapa jauh dampaknya dalam secara mendadak terjadi. Banyak
perubahan sesungghunya terjadi secara lambat laun. Hal tersebut lebih banyak
berlaku untuk sejarah ekonomi, sosial, dan kultural. Kecuali fakta bahwa

41
Ibid hlm 80.

29
perubahan terjadi secara tidak mendadak, penetapan pemisahan secara tajam pun
sangat sukar. Contohnya adalah perubahan dari ekonomi agrais ke ekonomi
industrial, dari merkantilisme ke liberalism, dari kapitalisme perdagangan ke
kapitalisme industrial, dan seterusnya

Dalam ekonomi, orang lebih suka memakai petumbuhan menurut konjunktur


gelombang dan sangat jelas bahwa dalam hal tersebut tidak dikenal adanya
pemisahan tajam. Konjunktur menunjukkan perubahan yang lambat akan tetapi
perubbahan structural lebih lambat lagi khususnya struktur social

Braudel membagi kedua jenis perubahan tersebut dalam karyanya tentang tiga
macam sejarah yang terdiri dari sejarah kejadian yang menunjukkan gerak cukup
cepat, sejarah konjunktural, serta sejarah jangka panjang

Perubahan struktural, seperti stuktur sosial atau stuktur keuasaan tidak dapat
terjadi secara mendadak, bahkan sering memakan waktu lama. Pada umumnya,
struktur stratifikasi sosial tergantung pada munculnya golongan sosial baru dan
hubungan sosial antara golongan tersebut

Menurut P Sorokin, bergantinya zaman menimbulkan adanya puncak


gelombang serta jurangnya. Dia melihat adanya tiga gelombang dengan ciri
dominan, pertama zaman ideasional sewaktu soal religious dan supernatural
tampil ke depan. Kedua zaman ideologis, dna ketiga zaman sensate sewaktu orang
cenderung melampiaskan semua nafsunya

Kroeber, membuat semacam perioderisasi dengan melacak pertumbuahn


berbagai cabang kesenian, seni music, seni lukis, seni bangunann, dan lain
sebagainya, kapan muncul karya karya besarnya ternyata gambaran periodenya
sangat kompleks. Awal periode baru dengan akhir periode sebelumya tumpang
tindih sehinngga sukar berbicara tentang periode periode bulat atau caesuur yang
tajam dan tepat. Kroeber juga berusaha menetapkan masa puncak puncak
pertumbuhan bidang bidang kesenian tersebut. Kontinuitas dan diskontinuitas dari
berbagaia bidang tidak secara sinkronis berkembnag sehingga perioderisasi sulit
disusun berdasarkan caesuur yang tajam.

30
Hal tersebut lebih berlaku di bidang sejarah sosial yang tidak dapat
memperlihatkan perubahan atau pergantian struktur secara tegas. Yang ada ialah
pergeseran yang tidak sinkronis maak lebih tepat dalam hal ini memakai sejarah
jangka panjang

Dalam menghadapi kesulitan kesulitan itu perlu diperhatikan bahwa perioderisasi


hanya suatu modalitas untuk memberi struktur atau bentuk kedpada waktu,tidak
diperlukan kemutlakan dalam membuat pembatasan. Yang paling pokok ialah
memakai kriteria secara konsisten. Kriteria dipakai untuk menetapkan
karakteristik zaman. Perioderisasi membantu menyusun sistematik dalam
penulisan sejarah

Sehubungan dengan soal kriteria diatas, perlu disinggung bahwa sejarah


peradaban seperti yang ditulis oleh Tonybee. Peradaban sebagai suatu system
sering digambarkan pula sebagai organisme yang mempunyai masa lahir –
berkembang – menyusut – mati, maka masa itu disebut zaman klasik atau zaman
kuno.

Zaman modern sejak zaman rennaisanse lebih ditandai oleh bahasa nasional,
rasionalisme, pandangan hidup sekuler. Aabd abad Antara kedua zaman itu
disebut abad pertengahan. Tanda tandanya ialah regionalitas tinggi dan kesatuan
agama. Teologi didahulukan daripada filsafat.
Dari uraian diatas jelaslah bahwa cukup sulit menetapkan kriteria yang tajam
sehingga caesuur juga menjadi tajam. Tidak ada batas yang jelas Antara
kontinuitas dan diskontinuitas. Untuk sejarah politik merupakan yang pling
sederhana. Relative lebih mudah menetapkan caesuur masa pemerintahan
penguasa, awal akhir perang, atau gerakan sosial, periode berikutnya suatu Negara
dan sebagainya.

Kesulitan membuat perioderisasi berkaitan dengan unit sejarah yang diambil.


Semakin besar dan kompleks suatu unit, semakin sulit menetapkan kriteria yang
tajam dan berlaku untuk seluruh unit

Kasus perioderisasi dalam unit sejarah yang berupa sejarah nasional akan
menampilkan kompleksitas perioderisasi tersebut

31
Suatu perioderisasi yang telah menjadi tradisi dikalangan kesarjanaan ialah
adanya perbedaan jelas Antara zaman kuno dan zaman baru dengan caesuur, yaitu
munculnya kerajaan kerajaan Islam. Tanpa memasuki persoialannya secara
mendlama, pembenaran perioderisasi itu dapt diiktisarkan sebgfai berikut

a. Peradaba kuno berbeda dari peradban baru. Yang lama di jawa mwmakai
bahasa kuno sedangkan peradaban baru memakai bahasa jawa bfru
b. Perubahan agama dari hinduisme dan animism ke Islam
c. Jaringan sosial ekonomis menjadi luas

Pembagian atas dua zaman tersebut selalu dirasakan kurang memuaskan atau
paling sedikit memerlukan rincian lebih lanjut atau meemrluakn subperioderisasi

Seperti semua pembicaraaan mengenai permasalahan perioerisasi, pada awalnya


perlu dikemabngkan soal penentuan kriteia. Salah satu alternative penyusunan
perioderisais ialah kriteria derajat integrasi yang telah dicapai pada masa tertentu.
Dasr pemikirannya ialah bahwa sejarah Indonesia sebagi sejarah nasional
mempunyai esensinya pada kesatuan wilayah sebagi unit geopolitik sebagi produk
proses perkembangan sejarah Indonesia

Implikasi logis dari kenyataan ini ialah fase fase dimana dalam masa lampau yang
telah menunjukkan kesatuan wilayah sebagai produk proses integrasi. Proses
dimana dipandang dari prinsip kenasioanlan kita bergerak ke suatu tujuan tertentu.

Selama negara nasional mempunhyai nilai utama bagi kehidupan bangsa


Indonesia pada zaman ini, maka visi tentang kesatuan wilayah sebagai unit
nasional yang bulat dalah wajar dan dapat dipertanggung jawabkan

Dalam garis besar dapat diutarakan sebagai berikut

a. Periode Sriwijaya dan Majapahit 7-1500 M


b. Periode Aceh, Mataram, Makassar 1600-1800 M
c. Periode Hindia Belanda 1800-1942

Perioderisasi tersebut mencakup adanya proses terarah secara sentripetal


bergantian dengan sentrifugal adanya konsentrasi dan proferasi maka disamping

32
kontinuitas ada pula diskoninuitas secara silih berganti. Maka dari itu, pembagian
menurut Caesuur sangat kasar karena perkembangan unit unit kecil tidak sinkronis
dan sangat menonjol keidakrataan pertumbuhan daerah-daerah. Jika dirincikan,
tidak mungkin menyusun perioderisasi sejarah nasional. Maka prinsip integrasi
perlu dipegang teguh.42

2.6.Periodisasi Sejarah menurut Prof.Drs.H.Rustam


E.Tamburaka,M.A.
Pembabakan waktu atau periodisasi adalah salah satu proses sturkturisasi
waktu dalam sejarah dengan pembagian atas beberapa babak, zaman atau periode.
Peristiwa-peristiwa masa lampau yang begitu banyak dibagi-bagi dan
dikelompokan menurut sifat, unit, atau bentuk sehingga membentuk satu kesatuan
waktu tertentu.[CITATION Pro99 \p 21 \l 14345 ]
Pembagian waktu merupakan inti cerita sejarah. Pembabakan atau
periodisasi waktu adalah pembagian atas dasar pengelompokan, babakan zaman

42
Ibid hlm 85

33
dan waktu tertentu di dalam cerita sejarah. Jadi babakan waktu di bagi atas
beberapa babak, zaman atau beberapa periode
Tujuan Babakan Waktu
Mengetahui babakan waktu sejarah akan sangat bermanfaat bukan hanya
bagi penulis sejarah tetapi bagi para pembaca/penggemar cerita sejarah apalagi
bagi para siswa atau mahasiswa yang belajar ilmu sejarah. Cerita sejarah yang
ditulis para sejarawan dengan menempatkan skenario peristiwa sejarah bukan
dalam seting babakan waktu, akan sangat memudahkan serta menarik para
pembaca untuk mengetahui peristiwa sejarah secara kronologis.43
Adapaun tujuan pembabakan waktu, ialah :
a. Memudahkan pengertian
Gambaran peristiwa masa lampau yang sedemikian banyak itu dikelompok-
kelompokan, disederhanakan dan diikhtisarkan menjadi satu tatanan (orde),
sehingga memudahkan pengertian
b. Melakukan penyederhanaan
Gerak pikiran dalam usaha untuk mengerti ialah melakukan penyederhanaan.
Begitu banyaknya peristiwa-peristiwa sejarah yang beraneka ragam dan
bersimpang siur itu sukar atau ruwet disusunnya menjadi sederhana, sehinggga
pikiran mendapatkan ikhtisar yang mudah diartikan, ( Hugiono, et,al., 199: 94)
c. Mengetahui peristiwa sejarah secara kronologis
Menguraikan peristiwa secara kronologis akan memudahkan pemecahan
masalah. Interpretasi serta analisis sejarah dan masalah pengukuran waktu. Ahli
kronologi menerangkan berbagai tarikh, atau sistem penanggalan yang telah
dipakai di pelbagai tempat dan pada pelbagai waktu serta memungkinkan kita
untuk menterjemahkan penanggalan daru satu tarikhh kepada yang lain.
d. Untuk memenuhi persyaratan sistematika ilmu pengetahuan
Semua peristiwa-peristiwa masa lampau itu setelah dikelompokan antara motivasi
dan pengaruh peristiwa itu kemudian dikaitkan lalu disusun secara
teratur/sistematis.
e. Memudahkan klasifikasi dalam ilmu sejarah
Klasifikasi dalam ilmu alam meletakan dasar pembagian jenis, golongan,
suku, bangsa dan seterusnya. Klasifikasi dalam ilmu sejarah meletakan dasar
babakan waktu. Masa lalu yang tidak terbatas peristiwa dan waktunya dipastikan

43
Rustam, Pengantar Ilmu Sejarah Teori Filsafat Sejarah, Sejarah Filsafat & IPTEK: Jakarta, PT
RINEKA CIPTA, 1999, hlm 22.

34
isi bentuk dan waktunya menjadi bagian-bagian babakan waktu. (Hugiono, et.al.
1992: 52)
Klasifikasi atas dasar keanekaragaman peristiwa, misalnya keseragaman
kebudayaan, ekonomi, politik, pandangan hidup, agama dan lainnya, akan
memberikan gambaran sejarah yang mudah diartikan. Babakan waktu merupakan
cerminan pandangan hidup penyusun. Kepribadian penyusun tampak di dalamnya,
dangkal, dalam , luas atau sempit pengetahuan penyusun tampak dari babakan
waktu yang dibuatnya.
Dengan babakan waktu akan jelaslah kerangka cerita yang merupakan
penjelmaan pandangan hidup dasar filsafat serta tafsiran sejarawan. Sebab tanpa
penjelasan dan tafsiran, fakta-fakta masa lalu akan menjadi kronik, anal atau
catatan-catatan peristiwa.
Beberapa Kriteria Babakan Waktu
Ada beberapa faktor yang dijadikan kriteria dalam menyusun konsep
babakan atau periodisasi sejarah, antara lain adalah :
1. Babakan waktu berdasarkan satuan waktu kronologis
Suatu kecenderungan untuk menyusun babakan waktu atau periodisasi sejarah
berdasarkan keriteria “satuan waktu secara kronologis”. Satuan waktu itu
kemudian dibulatkan yaitu urutan tahun atau abad. Misalnya ; abad ke-16, abad
ke-17, dan seterusnya, (Sartono Kartodirdjo; 1993: 37)
Seringkali periodisasi sejarah disusun berdasarkan pembagian satuan waktu
dibulatkan dan memang ada pembenarannya.
2. Pembagian waktu berdasarkan pergantian generasi
Adapula kecenderungan untuk membuat periodisasi sejarah berdasarkan
Kriteria Pengertian Generasi. Pada umumnya pergantian generasi ditafsirkan
berlangsung selama 25 tahun atau 30 tahun.
Menurut Sartono Kartodirdjo, generasi bukanlah semata-mata masalah fisik
(usia-baya) tetapi sering dikatikan dengan masalah jiwa, semangat, ideologi atau
orientasi hiduo. Pendeknya masalah generasi menyangkut pula masalah sosio-
kultural dan sering pula dikaitkan dengan sistem politik atau etos pada umumnya.
3. Babakan waktu berdasarkan Dinasti (Wangsa)
Babakan waktu sejarah seperti ini banyak berlaku pada sejarah Tiongkok
atau Cina, misalnya:
a. Dinasti Shang (14500 – 1050, B.C)
b. Dinasti Chou (1050 – 247, B.C)
c. Dinasti Chin (256 – 207, B.C)

35
d. Dinasti Han (206. B.C – 220 M)
e. Dinasi Sul (580 – 618 M)
Atau di Indonesia kita kenal dengan:
a. Wangsa Sanjaya
b. Wangsa Syailendar
c. Wangsa Isyana
d. Wangsa Rajasa, dan sebagainya (Hugiono, cs. 1992:56)

4. Babakan waktu berdasarkan perjuangan


Sebagian sejarawan menyusun babakan waktu dengan melukiskan hasil
perjuangan manusia. Sebagai contoh:
a. Zaman Pra-Sejarah
b. Kebudayaan kuno
c. Zaman bangsa-bangsa Steppe (nomaden)
d. Zaman Eropa Kuno
e. Zaman Romawi Kuno
f. Zaman Agama Budha
g. Zaman Almasih
h. Zaman Agama Nasrani
i. Zaman Islami
j. Zaman Kerajaan Allah (Midie Ages)
k. Zaman Kerajaan Manusia (pertumbuhan dan perkembangan negara –
negara nasional)
l. Zaman mesin berkuasa (abad ke – 19)
m. Zaman massa berkuasa (abad ke – 20);zaman demokrasi dan modern.

5. Babakan waktu berdasarkan evousionisme


Auguste Comte (1789 – 1857) seorang ahli sejarah dan filsafat penganut aliran
positivisme mengadakan pembabakan sejarah dengan melukiskan gerak maju
manusia menuju kesempurnaan hidup, sebagai berikut:
a. A Military – Theological stage; tingkat manusia menggantungkan nasib
kepada militer (ksatria) dan peran keagamaan.
b. A Critical – methopysical stage; tingat manusia berpikir secara kritis serta
tidak mementingkan kenyataan sekitarnya.
c. A Scientific – industrial stage; tingkat perkembangan ilmu pengetahuan
dan industri.

6. Babakan waktu berdasarkan proses integrasi

36
Babakan waktu berdasarkan kriteria proses integrasi cocok dengan
pembabakan waktu sejarah Indonesia. Karena proses integrasi adalah sangat
esensial bagi terbentuknya kesatuan geopolitik Wliayah Nusantara.
Sejarah Indonesia menunjukkan bahwa proses itu secara progresif
merealisasikan formasi kesatuan yang akhirnya menjadi wilayah Indonesia seperti
yang kita hadapi sekarang.
Kalau di satu pihak ada kemajuan terus-menerus daam pembentukan
kesatuan sebagai hasil proses integrasi, dipihak lain dapat dilacak adanya
semacam pasang surut atau konjungtur dari bentuk integrasi itu.
7. Konsep babakan waktu para sejarawan
7.a Babakan waktu sejarah dunia
Orang pertama mencoba membuat pembabakan waktu adalah
Sextus Julius Africanus, tetapi periodisasinya belum sampai sampai
digunakan oleh sejarawan secara umum baik dalam buku atau referensi
sejarah maupun dalam kuliah-kuliah mereka tiba-tiba menghilang.
Percobaan kedua dilakukan oleh Eusebius dari Caesarea, dengan
pembabakan waktunya sebagai berikut –periode waktu dari Abraham
(Ibrahim) sampai Musa.
Apa yang dipandang seperti suatu hal yang penting dalam
pembabakan di atas ialah bahwa Eusedius menarik suatu garis
penghubung santara waktu sebelum dan setelah Kristus, sehingga
munculnya Nabi Isa merupakan pusat perhatian manusia. Pembabakan
diatas dipakai juga sepanjang waktu abad pertengahan, baik oleh
pemerintah atau negara maupun lembaga-lembaga keagamaan (gereja)
Pada zaman Renaissance, kaum sarjana berusaha untuk membuat
pembabakan waktu atau periodisasi sejarah yang lebih sempurna.
Profesor Christioph Celiarius (1634-1707) berhasil membuat
pembabakan sejarah yang terkenal dengan “Babakan waktu Cellarius”,
sebagai berikut:
a) Historia-antiqua (zaman Kuno: …. – 500 M)
Berakhirnya zaman kuno ditahun 500 M, pada saat akhir
pemerintahan Kaisar Konstantin Agung (bukan sampai
masa pemerintahan Kaisar Agung saja karena menurut
pendapatnya waktu masa Imperium Romanum, belum habis
dengan zaman Kaisar Agustus)

b) Historia-Mediosevi (zaman pertengahan: 500 – 1500 M)


Era zaman pertengahan berakhir menurut Cellarius ialah
ditandai dengan jatuhnya kota Konstatnopel ke tangan
Turki.

37
c) Historia-Nova (zaman Modern: 1500 – Sekarang)
Ibnu Khaldun dalam bukunya berjudul Mukadimah
prolegomenah ia menyusun pembabakan sejarah sebagai
berikut; Zaman Nomade; zaman di mana tempat kediaman
telah menetap; dan zaman puncak kebudayaan yang tinggi
dan mulai menurun hingga sesudah mencapai waktu 200
tahun mulai yang baru lagi.
Menurutnya setiap babakan waktu bersejarah terdiri atas 3
babakan dan setiap babakan berangsung 40 tahun.
Ibnu Khaldun hanya memperhatikan perkembangan sejarah Arab
tanpa mempertimbangkan dengan perkembangan sejarah Barat atau
sejarah dunia.
Karl Marx membagi waktu sejarah sebagai berikut:
I. Masa Perbudakan
Yaitu masa pertentangan antara budak-budak dengan tuan-tuan.
II. Masa Feodal:
Masa pertentangan antara kaum bangsawan dan tuan tanah (Land
lord) melawan kaum tani dan pedagang.
III. Masa Kapitalisme Modern
Masa pertentangan antara golongan majikan melwan buruh atau
pertentangan antara golongan kapitalis melawan kaum proletar.
IV. Masa masyarakat tanpa kelas (sosialisme)
Setelah era keruntuhan kapitalisme, pada saat itu golongan proletar
dapat kekuasaan dan kelas dihapuskan atau disebut masyarakat
sosialisme.

7b. Babakan waktu sejarah Indonesia


Babakan waktu menurut buku Geshiedenis van de Nederlandsch Oost-
Indische Bezattingen 1927, karangan J.J Meinnisnsma (terjemahan Moh. Ali).
a. Nederlandsch-Indic sebagai milik VOC
1. Penegakan pemerintahan Belanda di Hindia Timur (1605-1678)
2. Perluasan kekuasaan Nederland di Hindia Timur (1678-1757)
3. Keruntuhan Kekuasaan Nederland di Hindia Timur (1757-1800)
b. Nederlandsch-Indie sebagai milik negara Nederland.
1. Jatuhnya pemerintah Belanda dan masa peralihan (1800-1816)

38
2. Peralihan pemerintahan Kerajaan Belanda e Pemerintahan Hindia
Belanda (1816-1836)
3. Perluasan kekuasaan Nederland di kepulauan Hindia (1832-1872)

Isi buku ini menggam barkan peranan Belanda di Indonesia, peranan


bangsa Indonesia hampir tidak disinggung sama sekali.
J.J. Menninsma adalah seorang Belanda sudah dengan sendirinya
pengaaruh Belanda menjiwai cara penyusunannya.
“Geschiedenis van Indonesia” karangan H.J. de Graafl. Babakan waktu de
Graaf adalah sebagai berikut:
a. Orang indonesia dan Asia Tenggara (sampai 1650)
b. Bangsa barat Indonesia (1511-1800) yaitu sejarah VOC
c. Orang Indonesia di zaman VOC (1600-1800)
d. VOC di luar Indonesia
e. Orang Indonesia dalam lingkungan pemerintahan Ratu Wilhelmina

Tan Malaka dalam bukunya “Massa Actie” 1926 cetakan ke-11 tahun
1947
a. Bangsa Indonesia asli, melarkan diri dari Indo Cina ke Indoneisa
b. Zaman Penjajahan raja-raja Hindu dan setengah Hindu
c. Zaman Penjajahan raja-raja Islam
d. Zaman Belanda
e. Zaman perebutan kekuasaan antara kelas Jembel dengan kaum
Imperialisme
Tan Malaka seorang komunis, sudah tentu ia sangat dipengaruhi oleh teori
Karl Marx tentang kelas penguasa dan rakyat Jembel. Catatan jiwa seorang
revolusioner terasa dalam khayalannya.
Babakn waktu berdasarkan kebangsaan dikemukakan oleh sejarawan
nasional antara lain oleh Prof. Moh. Yamin, R. Moh Ali dan lain-lain, terutama
sejarawan-sejarawan nasional sesudah proklamasi kemerdekaan (1945)
Sangat menarik sekali babakan waktu yang dikemukakan Prof. Moh.
Yamin di dalam buku “6000 Tahun Sang Merah Putih”. Yang dikemukakan
dalam kuliahnya di FKIP Bandung (1957) dan buku “Pembahasan Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia” (1960).
1. Zaman Pra sejarah sampai perumusan Tarikh Masehi
2. Zaman Proto histori atau media-kala atau mula sejarah Indonesia
3. Zaman Sriwijaya-Syaiendera dari abad VII sampai abad XII

39
4. Zaman Singosari-Majapahit dari abad XIII sampai abad XVI
5. Zaman penyusunan Kemerdekaan Indonesia sejak abad XVI sampai
XIX
6. Abad Proklamasi Kemerdekaan sejak permulaan abad XX sampai
kepertengahan abad itu.
Pembagian masa itu didasarkan atas pendapat, bahwa:
Adapun sejarah Indonesia itu melalui beberapa zaman dibagi atas
tiga babakan waktu. Pertama zaman Praehistori yang seperti dikatakan di
atas bermula sejak terbentuknya Nusa dan tubuh Indonesia dan berakhir
pada ketika sejarah tentang bangsa Indonesia, yang dapat dibuktikan
dengan bahan-bahan tulisan, yaitu pada permulaan tarikh Masehi. Babakan
waktu yang kedua protohistoria (mula sejarah) yang bermula pada
permulaan abad VII. Semenjak itu bermulalah zaman historia sampai
kepada zaman sekarang. Ujung pangkal tarikh ketiga zaman tersebut di
atas tidak sama di seluruh dunia, karena berhubungan erat dengan
pemakaian huruf atau aksara yang memang tak sama pada berbagai daerah
peradaban sejagat, (Moh. Yamin, 1951: 97 – 161).
Pada kuliah umum di FKIP Bandung babakan waktu dijadikan
pokok pembicaraan, tetapi isi dan bentuknya diberi corak baru, lebih
disesuaikan dengan sifat-sifat kebangsaan.
Babakan waktu yang bermula dari enam bagian mengalami
perubahan perumusan sabagai sebagai berikut:
1. Zaman prasejarah sampai tahun 0
2. Zaman proto sejarah, tahun 0 sampai abad IV.
3. Zaman nasional: abad IV sampai abad XVI.
4. Zaman internasional: abad XVI – 1900.
5. Abad proklamasi muai 1900.
Babakan waktu ini disebut “Pancaprawa Sejarah Indonesia,” Panca
berarti lima dan Parwa artinya bagian. Ia memilih angka lima karena
dianggap mengandung arti bagis seperti lima jari, rukun Islam, Pendawa
lima dan Pancasila.
Dalam perumusan ini tampak tidak ada pengaruh Belanda. Sejarah
Indonesia miik bangsa Indonesia. Jadi bangsa Indonesia yang yang
berperan, Ia menyebutnya nasional. Dan istilah internasional menunjukan
bahwa bangsa Indonesia mulai memasuki masalah Internasiona, dengan
dimulainya penjajahan Belanda atas Indonesia.44

44
Ibid hlm 33.

40
Dalam buku “Pembahasan Undang- Undang Dasar Republik Indonesia”
(1960) Prof Moh. Yamin mengemukakan perumusan yang lebih tegas.
1. Prasejarah… tahun 0 AD. Waktu itu bertumbuh dan berkembanglah
masyarakat Indonesia dalam satuan-satuan hukum yang nanti bersama
desa, kampung, warga negara atau lain-lainnya.
2. Proto-sejarah (0 AD – abad VI). Satuan hukum dalam babakan
prasejarah menjadilah negara-negara dalam babakan proto-sejarah.
3. Pertumbuhan negara-negara antar nusa kesatuan dan kedua, yatu
Sriwijaya dan Majapahit dari negara senusa Indonesia lain.
4. Zaman Restaurasi (1525 – 1945)
Perjuangan membentuk negara antara nusa ketiga Republik Indonesia.
5. Abad Proklamasi.
Disusunlah oleh rakyat perjuangan organisasi bedasarkan koordinasi
bersemangat antara nusa Indonesia. Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagai restaurasi negara-negara Indonesia yang telah runtuh
dalam abad-abad yang lampau.
Ketiga babakan waktu yang dirumuskan Prof. Moh. Yamin pada
Hakikatnya sama jiwanya. Dasar-dasarnya sebagai berikut:
1. Keyakinan satu sejarah Indonesia dari satu bangsa Indonesia di antara
tanah air Indonesia dari permulaan zaman sampai akhir zaman:
Indonesia abad.
2. Perpaduan antara bangsa dengan nusa adalah kesatuan manusia dan
tanah yang terjadinya hampir serempak, tertulis dalam sifat-sifat
merah-putih (tanah-getah=putih: darah-getih=merah).
3. Kepercayaan kesaktian yaitu magie-historia atau sejarah kesaktian.
4. Synthese (perpaduan dari tiga dasar pokok itu ialah adanya tiga negara
Indonesia: Sriwijaya-Syailendera: Mojopahit; Republik Indonesia.
Zaman prasejarah-protosejarah adalah persiapan Sriwijaya, Majapahit,
zaman internasional adalah masa persiapan Republik Indonesia. (R. Moh. Ali:
1965: 151-156).
Babakan waktu berdasarkan kebangsaan mempunyai ciri-ciri:
1. Menonjolkan kesatuan bangsa
2. Melukiskan kebesaran dan kejayaan negara
3. Bersumber dan berpangkal kepada kesaktian, kesatuan dan kebesaran.
Berhubungan dengan itu sering dikuatirkan bahwa ini sejarahnya akan
kehiangan nilai-nilai ilmiahnya. Sejarah akan menjadi alat pemersatu atau
kebanggaan nasional. Yang perlu diperhatikan ialah bahwa penulisan sejarah
harus bersifat ilmiah yang mengandung nilai-nilai univesal dan objektif.

41
Drs. C.S.T. Kansil. S.H dan Julianto, M.A. dalam bukunya yang berjudul
Sejarah Perjuangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia, (1986:2) menyusun
periodisasi sejarah Indonesia sebagai berikut:
a. Masa kejayaan nasional (tahun 400-1600)
b. Masa penindasan kolonial dan penghisapan Feodal (tahun 1600-1908).
c. Masa menuju sosialisme Indonesia. Masa ini dapat dibagi-bagi lagi
menjadi:
1. Zaman Perintis (1908 – 1927)
2. Zaman Penegas (1927 – 1938
3. Zaman Pencoba (1938 – 1942)
4. Zaman Pendobrak (1942 – 1945)

Pembabakan waktu tersebut di atas bermaksud untuk dapat lebih


mendalami tahap-tahap perjuangan pergerakan nasional Indonesia serta tingkah-
tingkahnya, maka perlu membagi-baginya dalam periodisasi baik bersifat umum
maupun bersifat khusus.

Babakan waktu sejarah (dunia) disusun atas dasar objektif dengan syarat
ilmiah secara universal: sedangkan babakan waktu bagi sejarah Indonesia disusun
atas dasar falsafah bangsa “Pancasila” dan bersifat Indonesia sentrisme dengan
memperhatikan bobot ilmiahnya.45

BAB 3

PENUTUP

KESIMPULAN

Kesimpulannya periodesasi sejarah adalah dasar kerangka teori


pembabakan waktu atau periodesasi dalam sejarah menunjukan hasil pemikiran
yang berbeda beda.Namun yang terpenting penyusunan periodesasi adalah
kontinuitas. Jadi pada kesimpulanya adalah, Periodisasi merupakan proses
pembagian waktu untuk lebih memudahkan dalam penggolongan terjadinya

45
Ibid hlm 35.

42
peristiwa sejarah menjadi beberapa zaman agar lebih memudahkan untuk
dipelajari karena ruang lingkup sejarah sangatlah luas.

DAFTAR RUJUKAN

Drs.Hoegiono. (1992). Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.

Kartodirdjo, P. (1992). Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodelogi Sejarah. Jakarta:


PT.Gramedia.

Kuntowijoyo. (2008). Penjelasan Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Prof. Drs. H. Rustam E. Tamburaka, M. (1999). Pengantar Ilmu Sejarah Teori Filsafat
Sejarah, Sejarah Filsafat dan IPTEK. Jakarta: PT Rineka Cipta.

R.Moh.Ali. (2012). Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia. Jakarta: LKiS Pelangi Aksara.

Wahyudhi, M. D. (2018). Ilmu Sejarah Sebuah Pengantar. Depok: Prenada Media Group.

43
44

Anda mungkin juga menyukai