Anda di halaman 1dari 10

PANCASILA SEBAGAI DASAR DAN FILSAFAT NEGARA

MAKALAH

DISKUSI KELOMPOK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Diskusi Kelompok

Mata Kuliah : PPKN

Pembimbing : Drs.H.Mahpuddin Noor,M.Si.

Disusun oleh : Kelompok 1

1. Febri Nugraha (1195010044)


2. Firda Zahratusipa (1195010047)
3. Irfan Izzatur Rahman (1195010064)
4. Isfa Siti Rohimah (1195010066)
5. Jatmika Aji Santika (1195010070)
6. Melan Herlina (1195010082)

PROGRAM STUDI SEJARAHPERADABAN ISLAM (SPI)

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
tepat pada waktunya.Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan
rapi.Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.Namun
terlepas dari itu,kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Bandung,16 September 2019

Kelompok 1
Daftar Isi
BAB 1
1.1. Pendahuluan.…………………………………………………………………………………………
1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………..
1.3. Tujuan…………………………………………………………………………………………………….
BAB II
2.1. Filsafat Pancasila…………………………………………………………………………………….
2.2. Pancasila Sebagai Dasar Filsafat Negara………………………………………………..
2.3. Pokok-Pokok Pikiran Pancasila………………………………………………………………
2.4. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat……………………………………………………………
2.5 Pandangan Integralistik Dalam Filsafat Pancasila……………………………………
BAB III
3.1. Kesimpulan……………………………………………………………………………………………
3.2. Daftar Pustaka………………………………………………………………………………………
BAB I
1.Pendahuluan
Mencuatnya ke permukaan masalah kebangsaan pada waktu ini, membuat bangsa Indonesia
sebenarnya lebih tertuju ke permasalahan relevansi Negara kebangsaan. Dan lebih jauh orang
dapat mempersoalkan keabsahan eksistensi bangsa itu sendiri bagi kehidupan umat manusia.
Rumusan pengakuan atas satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa yang terwujud dalam
bentuk sumpah pemuda tahun 1928. Rumusan ini merupakan resultante dari proses sejarah
perjuangan kemerdekaan bangsa yang melahirkan keyakinan bahwa perjuangan kemerdekaan
yang di dasari kesukuan tidak mungkin dicapai. Sebab kejayaan bangsa Indonesia yang
berbentuk kerajaan sebelum berkuasanya kolonialisme di nusantara ini, di lumpuhkan melalui
politik divide et impera. Politik yang sama juga digunakan untuk melestarikan kekuasaan
kolonialisme di Indonesia dan untuk menumpas gerakan kemerdekaan dengan demikian proses
empiris perjuangan para perintis kemerdekaan yang menetapkan prasarat bahwa untuk dapat
merdeka dan berdaulat secara terhormat bangsa Indonesia harus mengikat diri menjadi satu
kesatuan yang utuh. Tetapi realita geografik, kultural dan etnikal, nusantara ini dihuni oleh
ratusan suku dengan budaya yang beragam serta kepercayaan dan agama yang berbeda-beda.
Fakta ini yang mendorong para perintis kemerdekaan dalam era idealisasi pejuangan menganut
paham bahwa bangsa adalah kelompok masyarakat yang memiliki latar belakang sejarah, nasib,
tujuan dan cita-cita yang sama. Rumusan inilah yang menyatukan seluruh suku bangsa di
Indonesia ini menjadi satu bangsa. Dan rumusan ini pulalah yang secara empiris berhasil
mengantar bangsa Indonesia ke gerbang kemerdekaan. Dengan demikian kebangsaan yang di
dalamnya terkandung unsur kesatuan dan persatuan, keikaan dalam kebhinekaan, bagi bangsa
Indonesia bukanlah masalah teoritikal atau masalah akademik. Ia menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari kelahiran bangsa Indonesia dan kemerdekaan hasil perjuangannya. Para
perintis kemerdekaan memperjuangkannya dalam waktu yang cukup lama. Revolusi Indonesia
juga dicetuskan berdasarkan landasan kekuatan tersebut. Bangsa Indonesia tidak sudi
meminta-minta dan menerima kemerdekaan dari pemerintah kolonial untuk menjadi bangsa
yang merdeka, tetapi merebutnya dengan darah dan pengorbanan rakyat tanpa memandang
suku, kepercayaan atau agama. Selama masa era politik dibawah kepemimpinan bung karno
seluruh rakyat Indonesia tanpa memandang suku, kebudayaan dan kepercayaan serta agama
padu mempertahankan eksistensi dan kedaulatan bangsa dan Negara republik Indonesia.
2.Rumusan masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang( maka penulis merumuskan masalah-masalah yang
akan di bahas diantaranya?
1.Bagaimana hakikat Pancasila sebagai Filsafat hidup bangsa dan apanilai – nilai yang
terkandung di dalamnya?
2.Apa Fungsi utama filsafat pancasila bagi bangsa dan Negara?
3.Mengetahui makna dari Nilai yang terkadung dalam masing-masing sila pancasila

3.Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dari pembuatan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuankita
terhadap pancasila sebagai filsafat negara kita. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah
1.Mahasiswa memahami konsep filsafat
2.Mahasiswa memahami pancasila sebagai sistem filsafat
3.Mahasiswa memahami makna nilai-nilai pancasila.
BAB II
Pembahasan dan Analisa

A.   Filsafat Pancasila
Istilah Filsafat berasal dari kata Yunani “philosophia” (philein = mencintai, philia =
cinta, dan sophia = kebijaksanaan) yang melahirkan kata Inggris “philosophy” atau kata
Arab “falsafah” yang artinya “cinta kebijaksanaan”. Kebijaksanaan yang dimaksud ini adalah
melakukan perbuatan atas dorongan kehendak yang baik berdasarkan putusan akal yang benar
sesuai dengan rasa kemanusiaan. Jadi filsafat adalah mencintai perbuatan yang baik berdasarkan
putusan akal yang sesuai dengan rasa kemanusiaan.
Pancasila berasal dari kata Sanskerta “pancasyila” (panca = lima, syila = dasar atau azas)
yang artinya “lima dasar”. Kedua istilah itu digabungkan menjadi “filsafat Pancasila” yang
secara etimologik berarti:
“Cinta kebijaksanaan yang berlandaskan lima asas” atau “cinta kebijaksanaan dengan
berpedoman pada lima prinsip”.
Secara terminologis atau berdasarkan apa yang terkandung dalam istilahnya, yaitu:
“Filsafat adalah pemikiran secara kritik dan sistematik untuk mencari hakikat atau
kebenaran sesuatu”.
Filsafat Pancasila adalah pemikiran secara kritik dan sistematik untuk mencari hakikat atau
kebenaran lima prinsip kehidupan manusia.
            Tujuan filsafat Pancasila secara umum yaitu untuk menandingi filsafat komunis dan
filsafat liberalis. Berhasil atau tidaknya tujuan ini tergantung dari ketangguhan Pancasila yang
didukung oleh penalaran kefilsafatan.

B.     Pancasila Sebagai Dasar Filsafat Negara


            Pancasila sebagai dasar filsafat negara materinya sudah ada sejak bangsa Indonesia ada,
hanya rumusannya yang baru kemudian sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia sehingga
dapat dinyatakan Pancasila lahir sejak adanya bangsa Indonesia dan itu bukan hal baru. Jika ada
yang menyatakan hari lahirnya Pancasila adalah tanggal 1 Juni 1945 itu hanya sekedar
pemberian nama saja bukan materi Pancasila.Pancasila adalah falsafah bangsa Indonesia yang
tumbuh dan berkembang bersama dengan tumbuh kembangnya bangsa. Prinsip-prinsip yang
terdapat dalam pancasila bersumber pada budaya dan pengalaman bangsa Indonesia.1
            Rumusan Pancasila memang baru direnungkan pada pertengahan tahun 1945
dibandingkan dengan materinya yang lebih dulu dan sudah ada dalam kehidupan bangsa
Indonesia, yaitu berketuhanan atau cinta Tuhan dalam bentuk kehidupan beragama,
berkemanusiaan dalam arti mencintai sesama manusia dengan segala hak asasinya, berpersatuan
1
Dr. Budiono Kusumo Hamidjojo, pendidikan wawasan kebangsaan, hlm 117-118
dengan semangat persatuan dan kesatuan dalam arti rasa nasionalisme atau jiwa kebangsaan,
berkerakyatan atau dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat berarti cinta sesama warga negara
cinta warga keluarga atau berkekeluargaan, berkeadilan terhadap sesama manusia yaitu
memberikan dan melakukan sesuatu yang telah menjadi haknya.
            Materinya sudah ada sebagai objek material dan baru dirumuskan kemudian sebagai
objek formal. Pancasila adalah hasil perenungan yang mendalam oleh tokoh-tokoh kenegaraan
Indonesia sehingga tepat jika dinyatakan dasar Filsafat Pancasila. Pancasila dirumuskan dari
kehidupan bangsa Indonesia merupakan jiwa bangsa yang menjadi kepribadian bangsa,
kemudian terwujud pandangan hidup bangsa dan sekaligus sebagai pedoman hidup bangsa
Indonesia dalam bermasyarakat dan berbangsa.
            Tokoh-tokoh kenegaraan Indonesia merumuskan Pancasila tidak mengada-ada tetapi
memang seperti itu kenyataannya yang direnungkan dari kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia
yang kemudian dikehendaki oleh bangsa Indonesia dalam bernegara sebagai dasar filsafat negara
Indonesia. Hal ini terbukti dalam sejarah perubahan ketatanegaraan Indonesia sejak Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945 sampai dikeluarkannya Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 dan
Instruksi Presiden No. 12 tanggal 13 April 1968, Pancasila tetap dinyatakan sebagai dasar filsafat
negara, baik dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, dalam Mukadimah Konstitusi
Republik Indonesia Serikat 1959, maupun dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar Sementara
Republik indonesia 1950.

C.     Pokok-pokok Pikiran Pancasila


Sesuai dengan Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, bahwa Pembukaan UUD 1945
mengandung pokok-pokok pikiran Pancasila yang menyebutkan ada empat pokok pikiran yang
terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu :

1.         “Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia”
Pokok pikiran pertama ini menyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara persatuan, negara
yang melindungi dan meliputi segenap bangsa Indonesia. Jadi negara mengatasi segala paham
golongan, mengatasi segala paham perorangan. Hal ini merupakan sila ketiga yang menunjukkan
bahwa penyelenggara negara dan setiap warga negara wajib mengutamakan kepentingan negara
di atas kepentingan golongan atau perorangan.

2.         “Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat”


Pokok pikiran kedua ini menempatkan suatu tujuan atau suatu cita-cita negara untuk
berkewajiban mewujudkan kesejahteraan umum bagi seluruh warga negara. Hal ini merupakan
sila kelima yang menunjukkan bahwa rakyat Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang
sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat.

3.         “Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan


perwakilan”
Pokok pikiran ketiga ini menunjukkan bahwa negara Indonesia adalah negara demokrasi yaitu
kedaulatan di tangan rakyat. Hal ini merupakan sila keempat yang menyatakan bahwa kedaulatan
adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.

4.         “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar Kemanusiaan yang
adil dan beradab”
Pokok pikiran keempat ini mengandung arti bahwa negara Indonesia menjunjung tinggi
keberadaban semua agama dalam pergaulan hidup negara. Hal ini merupakan sila pertama dan
kedua yang mengandung pengertian menjunjung tinggi hak asasi manusia yang luhur.

Empat pokok pikiran tersebut dalam Pembukaan menurut Penjelasan UUD 1945 itu tidak lain
adalah pancaran dari dasar filsafat negara Pancasila.

D. PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Dalam sistem itu masing-masing silanya saling kait
mengkait merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Di dalam Pancasila tercakup filsafat hidup
dan cita-cita luhur bangsa Indonesia tentang hubunagan manusia dengan Tuhan, hubungan
manusia dengan sesame manusia, hubungan manusia dengan lingkungannya. Menurut
Driyakarya, Pancasila memperoleh dasarnya pada eksistensi manusia sebagai manusia, lepas dari
keadaan hidupnya yang tertentu. Pancasila merupakan filsafat tentang kodrat manusia. Dalam
pancasila tersimpul hal-hal yang asasi tentang manusia. Oleh karena itu pokok-pokok Pancasila
bersifat universal.

Dari pembahasan ini dapat diperoleh unsur inti yang tetap dari Pancasila, yang tidak mengalami
perubahan dalam dunia yang selalu berubah ini. Sifatnya yang abstrak, umum dan universal ini
mengemukakan Pancasila dalam isi dan artinya sama dan mutlak bagi seluruh bangsa, diseluruh
tumpah darah dan sepanjang waktu sebagai cita-cita bangsa dalam Negara Republik Indonesia
yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945.

E. PANDANGAN INTEGRALISTIK DALAM FILSAFAT PANCASILA


Paham integralisik yang dianut oleh bangsa Indonesia bersumber dari pemikiran Mr. Soepomo
yang disampaikannya di depan sidang BPUPKI pada tahun 1945. Berikut disampaikan beberapa
uraian Mr.Soepomo tentang paham integralistik sebagai salah satu aliran atau teori tentang
Negara sebagai tersebut :
Menurut aliran pikiran integralistik ini Negara ialah tidak untuk menjamin kepentingan
seseorang atau golongan, akan tetapi menjamin kepentingan masyarakat seluruhnya sebagai
persatuan.
Negara ialah suatu masyarakat yang integral, segala golongan, segala bagian, segala anggotanya
berhubungan erat satu sama lain dan merupakan persatuan masyarakat yang organis. Yang
terpenting dalam Negara yang berdasar aliran pikiran integral ialah penghidupan bangsa
seluruhnya. Negara tidak memihak kepada sesuatu golongan yang paling kuat, atau yang paling
besar, tidak menganggap kepentingan seseorang sebagai pusat, akan tetapi Negara menjamin
keselamatan hidup bangsa seluruhnya sebgai persatuan yang tak dapat dipisah-pisahkan.2

Bab III
Kesimpulan

Kelangsungan dan keberhasilan suatu bangsa dalam mencapai cita-citanya sangat dipengaruhi
oleh filsafat negara dari bangsa tersebut. Bagai bangsa Indonesia, Pancasila adalah pedoman dan
arah yang akan dituju dalam mencapai cita-cita bangsa. Tanpa dilandasi oleh suatu filsafat maka
arah yang akan dituju oleh bangsa akan kabur dan mungkin akan dapat melemahkan bangsa dan
negara, kalau filsafat itu tidak dihayati oleh bangsa tersebut. Untuk itulah kita bangsa Indonesia
perlu untuk mengerti dan menghayati filsafat Pancasila sebagai pedoman dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.

Pancasila sebagai sistem dalam filsafat kita sudah tentu harus memenuhi syarat-syarat dari
filsafat itu sendiri. Sistem filsafat Pancasila kita temukan dalam berbagai nilai-nilai kehidupan di
masyarakat, antara lain dari nilai-nilai agama, kebiasaan dari orang-orang Indonesia yang telah
menjadi budaya dalam pergaulan sehari-hari. Seperti halnya kebudayaan di berbagai daerah di
Indonesia adalah sumber dari nilai-nilai Pancasila itu.

Pancasila sebagai filsafat telah berhasil eksistensinya dalam kehidupan bernegara, karena
Pancasila dapat dan mampu berperan sebagi sumber nilai dalam kehidupan politik, dalam system
perekonomian, sebagai sumber dari sistem sosial dan budaya masyarakat. Oleh karena itu
Pancasila perlu kita sebar luaskan dankita gali terus menerus, demi kuat dan kokohnya bangsa
dan negara Indonesia. Pancasila adalah sumber kekuatan bangsa untuk tetap tegaknya negara dan
keteraturan kehidupan bermasyarakat.

2
Dr. Budiono Kusumo Hamidjojo, pendidikan wawasan kebangsaan, hlm 121
DAFTAR PUSTAKA

Kansil, C.S.T. 1999. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Jakarta: PT. Pradnya Paramita

Laboratorium Pancasila IKIP Malang. 1988. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi. Malang:
IKIP Malang

Moedjanto, G,dkk. 1989. Pancasila Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: PT. Gramedia

Sunoto. 1985. Mengenal Pancasila Pendekatan Melalui Metafisika Logika Etika. Yogyakarta:
PT. Hanindita

Anda mungkin juga menyukai