MAKALAH
DISKUSI KELOMPOK
BANDUNG 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
tepat pada waktunya.Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan
rapi.Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.Namun
terlepas dari itu,kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Kelompok 1
Daftar Isi
BAB 1
1.1. Pendahuluan.…………………………………………………………………………………………
1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………..
1.3. Tujuan…………………………………………………………………………………………………….
BAB II
2.1. Filsafat Pancasila…………………………………………………………………………………….
2.2. Pancasila Sebagai Dasar Filsafat Negara………………………………………………..
2.3. Pokok-Pokok Pikiran Pancasila………………………………………………………………
2.4. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat……………………………………………………………
2.5 Pandangan Integralistik Dalam Filsafat Pancasila……………………………………
BAB III
3.1. Kesimpulan……………………………………………………………………………………………
3.2. Daftar Pustaka………………………………………………………………………………………
BAB I
1.Pendahuluan
Mencuatnya ke permukaan masalah kebangsaan pada waktu ini, membuat bangsa Indonesia
sebenarnya lebih tertuju ke permasalahan relevansi Negara kebangsaan. Dan lebih jauh orang
dapat mempersoalkan keabsahan eksistensi bangsa itu sendiri bagi kehidupan umat manusia.
Rumusan pengakuan atas satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa yang terwujud dalam
bentuk sumpah pemuda tahun 1928. Rumusan ini merupakan resultante dari proses sejarah
perjuangan kemerdekaan bangsa yang melahirkan keyakinan bahwa perjuangan kemerdekaan
yang di dasari kesukuan tidak mungkin dicapai. Sebab kejayaan bangsa Indonesia yang
berbentuk kerajaan sebelum berkuasanya kolonialisme di nusantara ini, di lumpuhkan melalui
politik divide et impera. Politik yang sama juga digunakan untuk melestarikan kekuasaan
kolonialisme di Indonesia dan untuk menumpas gerakan kemerdekaan dengan demikian proses
empiris perjuangan para perintis kemerdekaan yang menetapkan prasarat bahwa untuk dapat
merdeka dan berdaulat secara terhormat bangsa Indonesia harus mengikat diri menjadi satu
kesatuan yang utuh. Tetapi realita geografik, kultural dan etnikal, nusantara ini dihuni oleh
ratusan suku dengan budaya yang beragam serta kepercayaan dan agama yang berbeda-beda.
Fakta ini yang mendorong para perintis kemerdekaan dalam era idealisasi pejuangan menganut
paham bahwa bangsa adalah kelompok masyarakat yang memiliki latar belakang sejarah, nasib,
tujuan dan cita-cita yang sama. Rumusan inilah yang menyatukan seluruh suku bangsa di
Indonesia ini menjadi satu bangsa. Dan rumusan ini pulalah yang secara empiris berhasil
mengantar bangsa Indonesia ke gerbang kemerdekaan. Dengan demikian kebangsaan yang di
dalamnya terkandung unsur kesatuan dan persatuan, keikaan dalam kebhinekaan, bagi bangsa
Indonesia bukanlah masalah teoritikal atau masalah akademik. Ia menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari kelahiran bangsa Indonesia dan kemerdekaan hasil perjuangannya. Para
perintis kemerdekaan memperjuangkannya dalam waktu yang cukup lama. Revolusi Indonesia
juga dicetuskan berdasarkan landasan kekuatan tersebut. Bangsa Indonesia tidak sudi
meminta-minta dan menerima kemerdekaan dari pemerintah kolonial untuk menjadi bangsa
yang merdeka, tetapi merebutnya dengan darah dan pengorbanan rakyat tanpa memandang
suku, kepercayaan atau agama. Selama masa era politik dibawah kepemimpinan bung karno
seluruh rakyat Indonesia tanpa memandang suku, kebudayaan dan kepercayaan serta agama
padu mempertahankan eksistensi dan kedaulatan bangsa dan Negara republik Indonesia.
2.Rumusan masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang( maka penulis merumuskan masalah-masalah yang
akan di bahas diantaranya?
1.Bagaimana hakikat Pancasila sebagai Filsafat hidup bangsa dan apanilai – nilai yang
terkandung di dalamnya?
2.Apa Fungsi utama filsafat pancasila bagi bangsa dan Negara?
3.Mengetahui makna dari Nilai yang terkadung dalam masing-masing sila pancasila
A. Filsafat Pancasila
Istilah Filsafat berasal dari kata Yunani “philosophia” (philein = mencintai, philia =
cinta, dan sophia = kebijaksanaan) yang melahirkan kata Inggris “philosophy” atau kata
Arab “falsafah” yang artinya “cinta kebijaksanaan”. Kebijaksanaan yang dimaksud ini adalah
melakukan perbuatan atas dorongan kehendak yang baik berdasarkan putusan akal yang benar
sesuai dengan rasa kemanusiaan. Jadi filsafat adalah mencintai perbuatan yang baik berdasarkan
putusan akal yang sesuai dengan rasa kemanusiaan.
Pancasila berasal dari kata Sanskerta “pancasyila” (panca = lima, syila = dasar atau azas)
yang artinya “lima dasar”. Kedua istilah itu digabungkan menjadi “filsafat Pancasila” yang
secara etimologik berarti:
“Cinta kebijaksanaan yang berlandaskan lima asas” atau “cinta kebijaksanaan dengan
berpedoman pada lima prinsip”.
Secara terminologis atau berdasarkan apa yang terkandung dalam istilahnya, yaitu:
“Filsafat adalah pemikiran secara kritik dan sistematik untuk mencari hakikat atau
kebenaran sesuatu”.
Filsafat Pancasila adalah pemikiran secara kritik dan sistematik untuk mencari hakikat atau
kebenaran lima prinsip kehidupan manusia.
Tujuan filsafat Pancasila secara umum yaitu untuk menandingi filsafat komunis dan
filsafat liberalis. Berhasil atau tidaknya tujuan ini tergantung dari ketangguhan Pancasila yang
didukung oleh penalaran kefilsafatan.
1. “Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia”
Pokok pikiran pertama ini menyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara persatuan, negara
yang melindungi dan meliputi segenap bangsa Indonesia. Jadi negara mengatasi segala paham
golongan, mengatasi segala paham perorangan. Hal ini merupakan sila ketiga yang menunjukkan
bahwa penyelenggara negara dan setiap warga negara wajib mengutamakan kepentingan negara
di atas kepentingan golongan atau perorangan.
4. “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar Kemanusiaan yang
adil dan beradab”
Pokok pikiran keempat ini mengandung arti bahwa negara Indonesia menjunjung tinggi
keberadaban semua agama dalam pergaulan hidup negara. Hal ini merupakan sila pertama dan
kedua yang mengandung pengertian menjunjung tinggi hak asasi manusia yang luhur.
Empat pokok pikiran tersebut dalam Pembukaan menurut Penjelasan UUD 1945 itu tidak lain
adalah pancaran dari dasar filsafat negara Pancasila.
Pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Dalam sistem itu masing-masing silanya saling kait
mengkait merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Di dalam Pancasila tercakup filsafat hidup
dan cita-cita luhur bangsa Indonesia tentang hubunagan manusia dengan Tuhan, hubungan
manusia dengan sesame manusia, hubungan manusia dengan lingkungannya. Menurut
Driyakarya, Pancasila memperoleh dasarnya pada eksistensi manusia sebagai manusia, lepas dari
keadaan hidupnya yang tertentu. Pancasila merupakan filsafat tentang kodrat manusia. Dalam
pancasila tersimpul hal-hal yang asasi tentang manusia. Oleh karena itu pokok-pokok Pancasila
bersifat universal.
Dari pembahasan ini dapat diperoleh unsur inti yang tetap dari Pancasila, yang tidak mengalami
perubahan dalam dunia yang selalu berubah ini. Sifatnya yang abstrak, umum dan universal ini
mengemukakan Pancasila dalam isi dan artinya sama dan mutlak bagi seluruh bangsa, diseluruh
tumpah darah dan sepanjang waktu sebagai cita-cita bangsa dalam Negara Republik Indonesia
yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945.
Bab III
Kesimpulan
Kelangsungan dan keberhasilan suatu bangsa dalam mencapai cita-citanya sangat dipengaruhi
oleh filsafat negara dari bangsa tersebut. Bagai bangsa Indonesia, Pancasila adalah pedoman dan
arah yang akan dituju dalam mencapai cita-cita bangsa. Tanpa dilandasi oleh suatu filsafat maka
arah yang akan dituju oleh bangsa akan kabur dan mungkin akan dapat melemahkan bangsa dan
negara, kalau filsafat itu tidak dihayati oleh bangsa tersebut. Untuk itulah kita bangsa Indonesia
perlu untuk mengerti dan menghayati filsafat Pancasila sebagai pedoman dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
Pancasila sebagai sistem dalam filsafat kita sudah tentu harus memenuhi syarat-syarat dari
filsafat itu sendiri. Sistem filsafat Pancasila kita temukan dalam berbagai nilai-nilai kehidupan di
masyarakat, antara lain dari nilai-nilai agama, kebiasaan dari orang-orang Indonesia yang telah
menjadi budaya dalam pergaulan sehari-hari. Seperti halnya kebudayaan di berbagai daerah di
Indonesia adalah sumber dari nilai-nilai Pancasila itu.
Pancasila sebagai filsafat telah berhasil eksistensinya dalam kehidupan bernegara, karena
Pancasila dapat dan mampu berperan sebagi sumber nilai dalam kehidupan politik, dalam system
perekonomian, sebagai sumber dari sistem sosial dan budaya masyarakat. Oleh karena itu
Pancasila perlu kita sebar luaskan dankita gali terus menerus, demi kuat dan kokohnya bangsa
dan negara Indonesia. Pancasila adalah sumber kekuatan bangsa untuk tetap tegaknya negara dan
keteraturan kehidupan bermasyarakat.
2
Dr. Budiono Kusumo Hamidjojo, pendidikan wawasan kebangsaan, hlm 121
DAFTAR PUSTAKA
Kansil, C.S.T. 1999. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Jakarta: PT. Pradnya Paramita
Laboratorium Pancasila IKIP Malang. 1988. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi. Malang:
IKIP Malang
Moedjanto, G,dkk. 1989. Pancasila Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: PT. Gramedia
Sunoto. 1985. Mengenal Pancasila Pendekatan Melalui Metafisika Logika Etika. Yogyakarta:
PT. Hanindita