Anda di halaman 1dari 9

HAK,KEWAJIBAN,DAN KEADILAN

MAKALAH

DISKUSI KELOMPOK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Diskusi Kelompok

Mata Kuliah : Ilmu Akhlak

Pembimbing : Drs.Tarpin,M.Ag

Disusun oleh : Kelompok 9

1. Fitriani Nur Hidayah (1195010050)


2. Jatmika Aji Santika (1195010070)
3. Lukman (1195010078)

PROGRAM STUDI SEJARAHPERADABAN ISLAM (SPI)


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG

1
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa,karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya.Terima kasih juga kami
ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-
idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.Kami berharap
semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.Namun terlepas
dari itu,kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna,sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Bandung, September 2019

Tim Kelompok 9

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 4
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
C. Tujuan ........................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 5
A. Hak
1. Pengertian Hak ..................................................................................... 5
2. Macam-Macam Hak ............................................................................. 5
3. Pelaksanaan Hak .................................................................................. 5
B. Kewajiban
1. Pengertian Kewajiban .......................................................................... 6
2. Macam-Macam Kewajiban .................................................................. 6
C. Keadilan
1. Pengertian Keadilan ............................................................................. 7
2. Macam-Macam Wujud Keadilan ......................................................... 7
D. Hubungan Antara Hak,
Kewajiban, Dan Keadilan ....................................................................... 8

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 9


A. Kesimpulan ................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 10

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Hak adalah semacam milik, kepunyaan, yang tidak hanya merupakan benda
saja, melainkan pula tindakan, pikiran dan hasil pikiran itu. Di dalam al-Qur’an
kita jumpai juga kata al-haqq,namun pengertiannya agak berbeda dengan
pengertian hak yang dikemukakan di atas. Jika pengertian hak diatas lebih
mengacu kepada semacam hak memiliki, tetapi al-haqq dalam al-Qur’an bukan itu
artinya. Kata memiliki yang merupakan terjemah dari kata hak tersebut di atas
dalam bahasa al-Qur’an disebut milik dan orang yang menguasainya disebut
malik.
Kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang bersifat kontraktual.
Dengan kata lain kewajiban adalah sesuatu yang sepatutnya diberikan. Sejalan
dengan adanya hak dan kewajiban tersebut, maka timbul pula keadilan, yaitu
pengakuan dan perlakuan terhadap hak (yang sah). Sedangkan dalam literarur
islam, keadilan dapat diartikan istilah yang digunakan untuk menunjukan pada
persamaan atau bersikap tengah-tengah atas dua perkara. Mengingat hubungan
hak, kewajiban dan keadilan demikian erat, maka dimana ada hak, maka ada
kewajiban dan dimana ada kewajiban maka ada keadilan, yaitu menerapkan dan
melaksanakan hak sesuai dengan tempat, waktu dan kadarnya yang seimbang.
Dengan terlaksananya hak, kewajban dan keadilan, maka sendirinya akan
mendukung terciptanya perbuatan yang akhlaqi. Disinilah letak hubungan
fungsional antara hak, kewajiban dan keadilan dengan akhlaq.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud hak dan kedudukannya dalam islam


2. Apa yang dimaksud kewajiban dalam islam dan kedudukannya dalam
islam
3. Apa yang dimaksud keadilan dan kedudukannya dalam islam
4. Apa hubungan hak, kewajiban, dan keadilan dalam islam

C. TUJUAN

1. Untuk memahami pengertian hak, kewajiban, dan keadilan dalam islam


2. Untuk mengetahui hubungan antara hak. Kewajiban, dan keadilan dalam
islam

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. HAK

1. Pengertian Hak

Hak adalah sesuatu yang dimiliki oleh manusia sejak lahir dan sesuatu
yang dimiliki atau diterima oleh manusia karena sebab-sebab tertentu. Sesuatu
dapat dikatakan hak apabila sesuatu tersebut telah disepakati oleh pihak-pihak
yang terkait dalam masalah tersebut, bahwa sesuatu tersebut adalah sebagai suatu
hak. Proses penetapan suatu tuntunan menjadi suatu hak merupakan proses
interaksi dalam kehidupan masyarakat yang berlangsung lama, dan akan
berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat itu sendiri.

2. Macam-Macam Hak

Secara umum para ahli etika mengelompokkan menjadi 3 kelompok,


antara lain:
1. Hak Asasi Manusia (hak hidup, kebebasan, kehormatan diri)
2. Hak Legal
3. Hak Moral

3. Pelaksanaan Hak

Hak sebagai sesuatu yang menjadi milik seseorang harus dijalankan dengan
baik dan tidak boleh ada diskriminasi antara individu satu dengan yang lain.
Memang manusia adalah makhluk yang berbeda-beda, akan tetapi perbedaan ini
tidak terletak pada esensi manusianya, tetapi terletak pada kemampuan,
kecakapan, pekerjaan, dan tanggungjawab. Oleh karena itu, perbedaan tersebut
tidak boleh dijadikan dasar pertimbangan dalam memberlakukan suatu hak.
Dalam masyarakat sekuler konsep hak manusia pada dasarnya tidak memiliki
landasan metafisik, dan dengan jelas dalam pandangan filsafat, adalah sulit
memahami kepentingannya. Satu-satunya jalan untuk menerangkan gagasan hak-
hak asasi manusia adalah melihat mereka sebagai bagian penting dari suatu sistem
politik pemerintahan. Contohnya, dalam teori yang sempurna, semua tanah adalah
milik raja, iya dapat menggunakan tenaga warga negaranya, dan kalau mau tanpa
memberi imbalan gaji. Dan pada dasarnya raja sendiri lebih tinggi dari hukum-
kehendaknya adalah sumber hukum dan tidak seorangpun dapat menentangnya.1

1
Harun nasution, Hak Azasi Manusia Dalam Islam, hlm 53.

5
Dalam konsep islam tentang makhluk disebutkan dengan tegas tidak ada
hak manusia yang ada hanya kewajiban manusia, manusia berhutang kepada
Allah, karena ia telah mengakui keberadaannya dalam penghambaan terhadap
hukum-Nya dan ia telah menyelamatkan dirinya dengan menjalankan
kewajibannya untuk mencegah terjadinya salah pengertian, orang harus meyakini
bahwa makhluk Tuhan atau bangsa manusia, pada tingkatan tertentu memiliki hak
terhadap orang beriman. Tetapi hak-hak itu boleh jadi dilukiskan sebagai “ hak-
hak palsu”, karena berasal dari kewajiban utama orang-orang beriman terhadap
Tuhan. Tampaknya dari pandangan dunia Barat yang dapat digambarkan sebagai
suatu aspek yang berpandangan antroposentris, manusia berada dipusat dan ia
harus dianggap sebagai tolak ukur segala sesuatu. Disini ia memiliki hak-hak
asasi, dengan alas an dan kenyataan bahwa ia merupakan bagian dari pusat alam.
Tetapi, dari pandangan teologi Islam, karena Allah merupakan pusat, manusia
hanya mempunyai kewajiban terhadap Tuhan, dan manusia sendiri pada
gilirannya memperoleh hak mereka dari kewajiban orang-orang yang beriman
terhadap Tuhan.

B. KEWAJIBAN

1. Pengertian Kewajiban

Dilihat dari segi ilmu fikih, wajib mempunyai arti pengertian sesuatu yang
harus dikerjakan, apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan
mendapat dosa. Menurut ilmu tauhid, wajib sesuatu yang pasti benar adanya.
Sedangkan menurut ilmu akhlak, wajib adalah sesuatu perbuatan yang harus
dikerjakan, karena perbuatan itu dianggap baik dan benar.
Telah menjadi pengetahuan umum bahwa dalam Islam, manusia memiliki
apa yang disebut suatu kewajiban ganda yang harus ditunaikan: pertama, yang
berhubungan dengan dirinya, yang disebut huquq Allah atau hak-hak Tuhan, dan
kedua, yang berkaitan dengan dunia eksternal dari penciptaan. 2

2. Macam-Macam Kewajiban

1. Kewajiban Terhadap Diri Sendiri

Dalam rangka menjaga eksistensi dirinya sebagai makhluk hidup, maka


setiap manusia memiliki kewajiban terhadap dirinya sendiri, antara lain: makan
dan minum, membersihkan badan dan pikiran, dan kesehatan.3

2. Kewajiban Kepada Sesama Makhluk


2
Harun Nasution, HakAzasi Manusia .hlm 49
3
Harun Nasution, Hak Azasi Manusia. Hlm 49

6
Manusia sebagai makhluk Allah yang sempurna dan sebagai kholifah
mempunyai tugas utama menjaga kehidupan dunia dengan baik dan
kemakmurannya. Dalam rangka melaksanakan tugas itu maka manusia memiliki
kewajiban yang harus dipenuhi. Diantaranya kewajiban terhadap alam, terhadap
sesama manusia dan terhadap Negara.4

3. Kewajiban Terhadap Allah SWT

Kewajiban terhadap Allah sangat penting agar setiap orang dapat mengetahui
setiap kewajiban yang harus dilakukan dalam upaya untuk meraih
kebahagiaannya. Kewajiban kepada Tuhan seperti: sholat, berbuat baik terhadap
sesama, dan membersihkan badan dan pikiran.5

C. KEADILAN

1. Pengertian Keadilan

Poedjawijatna mengatakan bahwa keadilan adalah pengakuan terhadap hak


yang sah sedangkan dalam literature Islam, keadilan dapat diartikan istilah yang
digunakan untuk menunjukkan pada persamaan atau bersikap tengah-tengah atas
dua perkara. Keadilan sebagaimana diketahui seorang mahasiswa Islam,
merupakan dasar tak tergoyahkan, dimana tidak hanya aturan buatan Tuhan tetapi
juga aturan manusia yang ditetapkan untuk merefleksikannya.6

2. Macam-macam wujud keadilan

Menurut Aristoteles ada empat macam wujud keadilan:

1. Keadilan tukar menukar, yaitu suatu kebijakan tingkah laku


manusia untuk selalu memberikan kepada sesamanya sesuat
yang menjadi pihak lain atau sesuatu yang sudah semestinya
harus diterima oleh pihak lain itu. Dengan adanya keadilan
tukar menukar, terjadilah saling memberi dan menerima.
Keadilan itu timbul di dalam hubungan antar manusia sebagai
orang-orang terhadap sesamanya dalam masyarakat
2. Keadilan distributif, yaitu suatu kebijakan tingkah laku
masyarakat dan alat penguasanya untuk selalu membagikan
segala kenikmatan dan beban bersama dengan cara rata dan
4
Harun Nasution Hak Azasi Manusia, hlm 49
5
Harun Nasution, Hak Azasi Manusia, hlm 49
6
Harun Nasution Hak Azasi Manusia, hlm 57-58

7
merata sifat menurut keselarasan dan tingkat perbedaan jasmani
dan rohani. Keadilan dalam membagi ini terdapat dalam
hubungannya antara masyarakat dengan warganya
3. Keadilan social, yaitu suatu kebajikan tingkah laku manusia
didalam hubungan dengan masyarskat, untuk senantiasa
memberikan dan melaksanakan segala sesuatu yang
menunjukkan kemakmuran dan kesejahteraan bersama sebagai
tujuan akhir masyarakat atau Negara.
4. Keadilan Negara, yaitu mengatur hubungan antar anggota dan
kesatuannya untuk bersama-sama selaras dengan kedudukan
dan fungsinya untuk mencapai kesejahteraan umum.

D. HUBUNGAN ANTARA HAK, KEWAJIBAN, DAN KEADILAN

Telah dikemukakan bahwa akhlak adalah perbuatan yang telah dilakukan


dengan sengaja mendarah daging, sebenarnya tulus ikhlas karena Allah.
Hubungan dengan hak dapat dilihat dari arti hak yaitu sebagai milik yang dapat
digunakan oleh seseorang dengan tanpa ada yang menghalanginya. Akhlak yang
mendarah daging itu kemudian menjadi bagian dari kepribadian seseorang yang
dengannya timbul kewajiban melaksanakannya tanpa merasa berat. Dengan
terlaksananya hak, kewajiban, dan keadilan, maka dengan sendirinya akan tercipta
perbuatan yang akhlaki.
Dimana ada hak disitu ada kewajiban, dan dimana ada kewajiban disitu ada
keadilan. Yaitu menetapkan danmelaksanakan hak sesuai dengan tempat, waktu
dan kadarnya yang sesuai.

BAB III
PENUTUP

8
A. KESIMPULAN

Hak dapat diartikan wewenang atau kekuasaan yang secara etis seseorang
dapat mengerjakan, memiliki, meninggalkan, mempergunakan atau menuntut
sesuatu. Poendja wijata mengatakan yang dimaksud hak adalah semacam milik
kepunyaan yang tidak hanya berupa benda saja, melainkan pula tindakan pikiran
dan hasil pemikiran itu. Sedangkan kewajiban adalah suatu tindakan yang harus
dilakukan manusia dalam memenuhi hubungan sebagi makhluk individu, sosial,
dan Tuhan. Dan keadilan merupakan tingkat tertinggi dalam menentukan segala
bentuk permasalahan yang ada hubungannya dengan kepentingan orang banyak.
Perintah berlaku adil pun mesti ditegakkan dalam keluarga dan masyarakat
muslim itu sendiri, bahkan kepada non muslim harus berlaku adil.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai