MAKALAH
DISKUSI KELOMPOK
Pembimbing : Drs.Tarpin,M.Ag
1
2019
KATA PENGANTAR
Tim Kelompok 9
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. HAK
1. Pengertian Hak
Hak adalah sesuatu yang dimiliki oleh manusia sejak lahir dan sesuatu
yang dimiliki atau diterima oleh manusia karena sebab-sebab tertentu. Sesuatu
dapat dikatakan hak apabila sesuatu tersebut telah disepakati oleh pihak-pihak
yang terkait dalam masalah tersebut, bahwa sesuatu tersebut adalah sebagai suatu
hak. Proses penetapan suatu tuntunan menjadi suatu hak merupakan proses
interaksi dalam kehidupan masyarakat yang berlangsung lama, dan akan
berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat itu sendiri.
2. Macam-Macam Hak
3. Pelaksanaan Hak
Hak sebagai sesuatu yang menjadi milik seseorang harus dijalankan dengan
baik dan tidak boleh ada diskriminasi antara individu satu dengan yang lain.
Memang manusia adalah makhluk yang berbeda-beda, akan tetapi perbedaan ini
tidak terletak pada esensi manusianya, tetapi terletak pada kemampuan,
kecakapan, pekerjaan, dan tanggungjawab. Oleh karena itu, perbedaan tersebut
tidak boleh dijadikan dasar pertimbangan dalam memberlakukan suatu hak.
Dalam masyarakat sekuler konsep hak manusia pada dasarnya tidak memiliki
landasan metafisik, dan dengan jelas dalam pandangan filsafat, adalah sulit
memahami kepentingannya. Satu-satunya jalan untuk menerangkan gagasan hak-
hak asasi manusia adalah melihat mereka sebagai bagian penting dari suatu sistem
politik pemerintahan. Contohnya, dalam teori yang sempurna, semua tanah adalah
milik raja, iya dapat menggunakan tenaga warga negaranya, dan kalau mau tanpa
memberi imbalan gaji. Dan pada dasarnya raja sendiri lebih tinggi dari hukum-
kehendaknya adalah sumber hukum dan tidak seorangpun dapat menentangnya.1
1
Harun nasution, Hak Azasi Manusia Dalam Islam, hlm 53.
5
Dalam konsep islam tentang makhluk disebutkan dengan tegas tidak ada
hak manusia yang ada hanya kewajiban manusia, manusia berhutang kepada
Allah, karena ia telah mengakui keberadaannya dalam penghambaan terhadap
hukum-Nya dan ia telah menyelamatkan dirinya dengan menjalankan
kewajibannya untuk mencegah terjadinya salah pengertian, orang harus meyakini
bahwa makhluk Tuhan atau bangsa manusia, pada tingkatan tertentu memiliki hak
terhadap orang beriman. Tetapi hak-hak itu boleh jadi dilukiskan sebagai “ hak-
hak palsu”, karena berasal dari kewajiban utama orang-orang beriman terhadap
Tuhan. Tampaknya dari pandangan dunia Barat yang dapat digambarkan sebagai
suatu aspek yang berpandangan antroposentris, manusia berada dipusat dan ia
harus dianggap sebagai tolak ukur segala sesuatu. Disini ia memiliki hak-hak
asasi, dengan alas an dan kenyataan bahwa ia merupakan bagian dari pusat alam.
Tetapi, dari pandangan teologi Islam, karena Allah merupakan pusat, manusia
hanya mempunyai kewajiban terhadap Tuhan, dan manusia sendiri pada
gilirannya memperoleh hak mereka dari kewajiban orang-orang yang beriman
terhadap Tuhan.
B. KEWAJIBAN
1. Pengertian Kewajiban
Dilihat dari segi ilmu fikih, wajib mempunyai arti pengertian sesuatu yang
harus dikerjakan, apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan
mendapat dosa. Menurut ilmu tauhid, wajib sesuatu yang pasti benar adanya.
Sedangkan menurut ilmu akhlak, wajib adalah sesuatu perbuatan yang harus
dikerjakan, karena perbuatan itu dianggap baik dan benar.
Telah menjadi pengetahuan umum bahwa dalam Islam, manusia memiliki
apa yang disebut suatu kewajiban ganda yang harus ditunaikan: pertama, yang
berhubungan dengan dirinya, yang disebut huquq Allah atau hak-hak Tuhan, dan
kedua, yang berkaitan dengan dunia eksternal dari penciptaan. 2
2. Macam-Macam Kewajiban
6
Manusia sebagai makhluk Allah yang sempurna dan sebagai kholifah
mempunyai tugas utama menjaga kehidupan dunia dengan baik dan
kemakmurannya. Dalam rangka melaksanakan tugas itu maka manusia memiliki
kewajiban yang harus dipenuhi. Diantaranya kewajiban terhadap alam, terhadap
sesama manusia dan terhadap Negara.4
Kewajiban terhadap Allah sangat penting agar setiap orang dapat mengetahui
setiap kewajiban yang harus dilakukan dalam upaya untuk meraih
kebahagiaannya. Kewajiban kepada Tuhan seperti: sholat, berbuat baik terhadap
sesama, dan membersihkan badan dan pikiran.5
C. KEADILAN
1. Pengertian Keadilan
7
merata sifat menurut keselarasan dan tingkat perbedaan jasmani
dan rohani. Keadilan dalam membagi ini terdapat dalam
hubungannya antara masyarakat dengan warganya
3. Keadilan social, yaitu suatu kebajikan tingkah laku manusia
didalam hubungan dengan masyarskat, untuk senantiasa
memberikan dan melaksanakan segala sesuatu yang
menunjukkan kemakmuran dan kesejahteraan bersama sebagai
tujuan akhir masyarakat atau Negara.
4. Keadilan Negara, yaitu mengatur hubungan antar anggota dan
kesatuannya untuk bersama-sama selaras dengan kedudukan
dan fungsinya untuk mencapai kesejahteraan umum.
BAB III
PENUTUP
8
A. KESIMPULAN
Hak dapat diartikan wewenang atau kekuasaan yang secara etis seseorang
dapat mengerjakan, memiliki, meninggalkan, mempergunakan atau menuntut
sesuatu. Poendja wijata mengatakan yang dimaksud hak adalah semacam milik
kepunyaan yang tidak hanya berupa benda saja, melainkan pula tindakan pikiran
dan hasil pemikiran itu. Sedangkan kewajiban adalah suatu tindakan yang harus
dilakukan manusia dalam memenuhi hubungan sebagi makhluk individu, sosial,
dan Tuhan. Dan keadilan merupakan tingkat tertinggi dalam menentukan segala
bentuk permasalahan yang ada hubungannya dengan kepentingan orang banyak.
Perintah berlaku adil pun mesti ditegakkan dalam keluarga dan masyarakat
muslim itu sendiri, bahkan kepada non muslim harus berlaku adil.
DAFTAR PUSTAKA