Anda di halaman 1dari 11

Makalah

Hak dan Kewajinban

Diajukan kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Akhlak/Tasawuf

“Bapak Drs. H. Mahmudi, M.Pd.”

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Menyelesaikan

“Tugas Mata Kuliah Akhlak/Tasawuf”

OLEH KELOMPOK 6 :
Fadhilathul Fikriyyah
Khifdhiya’us silmi
Mar’atun Nabilah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


STIT MASKUMAMBANG GRESIK
Tahun Akademik 2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah “Hak dan Kewajinban ”

Dalam penulisan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan terima


kasih kepada semua pihak khususnya para anggota kelompok 6 yang telah
membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehingga selesai tepat waktu.
Dan tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Pak Bapak Drs. H.
Mahmudi, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah membimbing kami.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri
maupun kepada pembaca umumnya.

Gresik, 12 November2022

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

C. Tujuan Penelitian..........................................................................................1

BAB II.....................................................................................................................2

PEMBAHASAN.....................................................................................................2

1. Pengertian Hak dan Macam-macamnya.......................................................2

2. Pengertian kewajiban dan macam-macamnya..............................................3

3. Pengertian keadillan......................................................................................5

4. Hubungan hak, kewajiban, dan keadilan dengan Akhlak.............................5

BAB III....................................................................................................................7

PENUTUP...............................................................................................................7

A. Simpulan.......................................................................................................7

B. Saran..............................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Akhlak tasawuf adalah salah satu khazanah intelektual muslim
yang kehadiranya hingga saat ini semakin dirasakan. Secara historis dan
teologis akhlak tasawuf tampil mengawal dan memandu perjalanan hidup
umat agar selamat dunia akhirat.
Dalam kehidupan sehari-sehari manusia tidak bisa lepas dari
masalah yang berkaitan dengan hak, kewajiban, dan keadilan. Hal ini
menunjukkan bahwa hak dan kewajiban mempunyai kedudukan yang
sangat penting dalam kehidupan manusia. Namun dalam penerapan hak
dan kewajiban tidaklah sesuai dengan apa yang dipelajarinya. Terkadang
manusia bisa melakukan sesuatu yang sesuai dengan kebiasaanya tanpa
memperhatikan hak dan kewajiban yang ia fikirkan. Untuk itulah kita
harus memahami makna hak dan kewajiban dan keadilan sehingga dapat
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hak dan macamnya?
2. Apa pengertian kewajiban dan macamnya?
3. Apa pengertian keadilan ?
4. Bagaimana hubungan antara hak, kewajiban, dan keadilan dengan
akhlak?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian hak dan macamnya
2. Untuk mengetahui pengertian kewajiban dan macamnya
3. Untuk mengetahui pengertian keadilan
4. Untuk mengetahui hubungan antara hak, kewajiban, dan keadilan
dengan akhlak

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Hak dan Macam-macamnya


a. pengertian Hak
Hak adalah wewenang atau kekuasaan yang secara etis
seseorang dapat mengerjakan, memiliki, meninggalkan,
mempergunakan atau menuntut sesuatu. Pengertian hak secara
sempit, yaitu sesuatu yang diterima setelah selesai mengerjakan
kewajiban. Secara luas pengertian hak itu tergantung pada sudut
dari mana kita memandangnya.1
Dalam Kamus Bahasa Indonesia hak adalah suatu hal yang
benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat
sesuatu (karna telah ditentukan oleh undang-undang dan aturan),
kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu,
derajat atau martabat.
Dalam Al-qur’an kita jumpai kata al-haqq, yang berbeda
dengan pengertian diatas kata hak dalam bahasa alquran disebut
milik dan orang yang menguasainya disebut malik. Sebagaimana
dikemukakan al-Raghib al-ashfani adalah al-mutabaqah wa al-
muwafaqah artinya kecocokan, kesesuaian, dan kesepakatan,
seperti cocoknya kaki pintu sebagai penyangganya2
b. Macam-macam Hak.
Ada bermacam-macam hak, namun tidak sama luas dan
kuatnya. Ada dua factor yang menyertainya yaitu, pertama faktor
yang merupakan hal (obyek) yang hakiki (dimilki) untuk
selanjutnya disebut hak obyektif. Hak ini bersifat fisik maupun non
fisik. Kedua faktor yang (subyektif) yang berhak, berwewenang
untuk bertindak menurut sifat-sifat itu.
1
Rachmat Djatmika, Sistem Etika Islam (Akhlak Mulia), (Jakarta: Gema Nusa, 1996),
hlm. 118
2
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), cet.14, hlm. 118.

2
Dalam kajian akhlak, hak subyektiflah yang lebih
mendapatkan perhatian yaitu wewenang untuk memiliki dan
bertindak. Dilihat dari segi obyek dan hubungannya dengan akhlak,
hak dibagi menjadi tujuh bagian, yaitu hak hidup, hak
mendapatkan perlakuan hukum, hak mengembangkan keturunan
(hak kawin), hak milik, hak mendapatkan nama baik, hak
kebebasan berfikir dan hak mendapatkan kebenaran. Semua hak itu
tidak diganggu gugat, karena merupakan hak asasi yang secara
fitrah telah diberikan Tuhan kepada manusia, karena yang dapat
mecabut hak-hak tersebut hanya Tuhan.
Di Indonesia hak diatur atau bersumber dalam Undang-
undang Dasar 1945 yang memuat 16 Bab dan 37 pasal isi Undang-
undang yang berhubungan dengan hak asasi manusia, misalnya hak
bernegara, hak bersuara, berusaha, beragama, berpendidikan,
berperilaku sesuai hokum dan seterusnya. Undang-Undang 1945
ini dijiwai oleh nilai-nilai pancasila yang merupakan jiwa, falsafah,
sumber inspirasi dan seumber moral dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Dengan demikian keberadaan hak asasi manusia
yang tercermin dalam Undang-undang 1945 tersebut
menggambarkan hubungan yang erat antara hak asasi manusia
dengan ajaran moral.

2. Pengertian kewajiban dan macam-macamnya


a. Pengertian kewajiban
Kewajiban adalah suatu tindakan yang harus dilakukan bagi
seluruh manusia dalam memenuhi hubungan sebagai makhluk
individu, sosial, dan tuhan.
Di dalam ajaran islam, kewajiban ditempatkan sebagai
salah satu hokum syara’ yaitu suatu perbuatan yang apabila
dikerjakan akan mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan akan
mendapatkan siksa. Dengan kata lain bahwa kewajiban dalam
agama berkaitan dengan pelaksanaan hak yang diwajibkan oleh

3
Allah. Melakssanakan shalat lima waktu, membayar zakat, bagi
orang yang memiliki kelebihan harta dan sudah mencapai nishob,
berpuasa di bulan ramadhan itu semua merupakan contoh dari
kewajiban.3
b. Macam-macam kewajiban dibagi menjadi 3 macam:
a. Kewajiban terhadap diri sendiri (individu).
Kewajiban seseorang pada dirinya sendiri seperti menjaga
hidup, kebersihan dan melaksanakan perkawinan. Contoh,
manusia sebagai individu perlu kesehatan untuk memperoleh
kesehatan manusia harus dapat memenuhinya dengan cara
individu harus berkewajiban menjaga kesehatan badan, bahkan
kalau badan kita kurang sehat, sebagai makhluk individu
mengupayakan menyembuhkannya, dengan demikian kita
telah memenuhi kewajiban sebagai makhluk individu perlu
berusaha dengan tindakan nyata menunjukan apakah seseorang
telah memenuhi kewajibannya atau tidak.
b. Kewajiban kepada sesama makhluk (social)
Manusia disamping sebagai individu tetapi juga sekaligus
makhluk social, maka kerikatan tersebut menjadikan individu
harus sebagai anggota masyarakat. Manusia tidak bisa hidup
menyendiri dan masing-masing individu mempunyai
kewajiban terhadap sesama manusia, sebagai contoh adalah
kewajiban tolong menolong antar sesama manusia.
c. Kewajiban kepada Allah SWT
Manusia tidak hanya hidup bersama sebagai makhluk
pribadi dan makhluk social tetapi manusia tidak dapat terlepas
dari penciptanya yaitu Tuhan karena dia yang menciptakan dan
memelihara alam (termasuk menciptakan manusia) sehingga
kewajiban sebagai hamba (ciptaan) hanya ibadah. Tugas dan
kewajiban manusia sebagai makhluk Allah adalah beriman
kepada-Nya.

3
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), cet.14, hlm. 122

4
3. Pengertian keadillan
Menurut popedjawijatna mengatakan bahwa keadilan adalah
pengakuan dan pengakuan terhadap hak (yang sah)4.
Sedangkan dalam pandangan islam, keadilan dapat diartikan istilah
yang digunakan untuk menunjukkan pada persamaan atau bersikap
tengah-tengah atas dua perkara. Keadilan ini terjadi berdasarkan
keputusan akal yang dihubungkan dengan agama.5
Dalam al-qur’an terdapat contoh ayat yang berkaitan dengan
keadilan yaitu dalam qur’an surah An-nahl:90
A‫ ِء‬A‫ ا‬A‫ َش‬A‫ح‬Aْ Aَ‫ ف‬A‫ ْل‬A‫ ا‬A‫ن‬Aِ A‫ َع‬A‫ى‬Aٰ Aَ‫ ه‬A‫ ْن‬Aَ‫ ي‬A‫و‬Aَ A‫ى‬Aٰ Aَ‫ ب‬A‫ر‬Aْ Aُ‫ ق‬A‫ ْل‬A‫ ا‬A‫ ي‬A‫ ِذ‬A‫ ِء‬A‫ ا‬Aَ‫ت‬A‫ ِإ ي‬A‫ َو‬A‫ ِن‬A‫ ا‬A‫ َس‬A‫ح‬Aْ ‫ِإْل‬A‫ ا‬A‫و‬Aَ A‫ ِل‬A‫ ْد‬A‫ َع‬A‫ ْل‬A‫ ا‬Aِ‫ ب‬A‫ ُر‬A‫ ْأ ُم‬Aَ‫ ي‬Aَ ‫ن هَّللا‬ َّA ‫ ِإ‬ 
Aِ A‫ ْغ‬Aَ‫ ب‬A‫ ْل‬A‫ ا‬A‫و‬Aَ A‫ ِر‬A‫ َك‬A‫ ْن‬A‫ ُم‬A‫ ْل‬A‫ ا‬A‫و‬Aَ
A‫ َن‬A‫ و‬A‫َّ ُر‬A‫ ك‬A‫ َذ‬Aَ‫ ت‬A‫ ْم‬A‫َّ ُك‬A‫ ل‬A‫ َع‬Aَ‫ ل‬A‫ ْم‬A‫ ُك‬Aُ‫ ظ‬A‫ ِع‬Aَ‫ ي‬Aۚ A‫ي‬
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”
Ayat tersebut menempatkan keadilan sejajar dengan berbuat
kebaikan, memberi makan kepada kaum kerabat, melarang dari
berbuat yang kejiserta menjauhi permusuhan. Ini menunjukkan bahwa
masalah keadilan termasuk masalah yang berhubungan dengan
pelaksanaan hak sebagai suatu kewajiban moral.

4. Hubungan hak, kewajiban, dan keadilan dengan Akhlak


Akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sengaja,
mendarah daging, ikhlas karena Allah. Hubungan dengan hak yaitu
sesuatu yang dimiliki dan dapat digunakan oleh seseorang tanpa ada
yang menghalanginya. Akhlak yang demikian harus dilakukan oleh
seseorang sebagai haknya.
Akhlak yang sudah melekat dalam jiwa seseorang denganya timbul
kewajiban sesorang untuk melaksanakanya tanpa merasa berat.
Dengan terlaksanakanya hak, kewajiban, dan keadilan, maka dengan
sendirinya akan terciptanya perbuatan yang akhlaki.
4
Poedjawijatna, etika filsafat dan tingkah laki, (Jakarta: Bina Aksara, 1982), cet.IV, hlm.63.
5
Ar-Raghib Al-Ashfani, Mu’jam mufradat Al-fadz al- qur’an, (Beirut: Dar al-fikr,t.t.), hlm.336.

5
Hubungan hak, kewajiban dan keadilan sangat erat, maka di mana
ada hak , maka ada kewajiban, dan dimana ada kewajiban ada
keadilan, yaitu menerapkan dan melaksanakan sesuai dengan tempat,
waktu, dan pelaksanaanya dengan seimbang.

6
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Hak merupakan semacam milik, kepunyaan, yang tidak hanya


merupakan benda saja, melainkan pula tindakan, dan pikiran. dan adapun
kewajipan adalah suatu tindakan yang harus dilakukan bagi seluruh
manusia dalam memenuhi hubungan sebagai makhluk individu, sosial, dan
tuhan. Sedangkan keadilan adalah sesuatu ide atau pemikiran yang di
ambil dengan memilih kebenaran memilih jalan tengah atas pristiwah
yang terjadi.
Hubungan hak, kewajiban dan keadilan sangat erat, maka di mana ada
hak , maka ada kewajiban, dan dimana ada kewajiban ada keadilan,

B. Saran
Demikian selesainya makalah ini, tidak bisa di pungkiri bahwa di
dalamnya masih terdapat banyak kesalahan, untuk itu kami selaku
pemakalah mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan pada makalah
ini dan kami juga menyarankan agar para pembaca mencari referensi lain
untuk menambah pengetahuan yang lebih luas lagi tentang pembahasan
yang ada di dalam makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Amin

7
DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), 


Ar-Raghib Al-Ashfani, Mu’jam mufradat Al-fadz al- qur’an, (Beirut: Dar al-
fikr,t.t.),
Intan, Rizky. 2014. “Hak Kewajiban dan Keadilan”.
https://rizkyintan.wordpress.com/akhlaktasawuf/. Diakses pada tanggal 12
November 2022 pukul 10.00 WIB

Rachmat Djatmika, Sistem Etika Islam (Akhlak Mulia), (Jakarta: Gema Nusa,
1996), hlm. 118
Syahrurrohim, Romi, 2015. Akhlak tasawuf (Hak, kewajiban, dan keadilan)”
http://syahrur23.blogspot.com/2015/02/akhlaq-tasawuf-hak-kewajiban-
dan.html?m=1. Di akses pada tanggal 10 November 2022 pukul 16.00 WIB

Poedjawijatna, etika filsafat dan tingkah laki, (Jakarta: Bina Aksara, 1982), cet.IV,
hlm.63.

Anda mungkin juga menyukai