Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pranata sosial islam
Disusun Oleh:
Nama : Dilla Salsabila
NPM : 10070215017
Kelas : A
Hak Qadlai adalah seluruh hak yang tunduk dibawah aturan kekuasaan
kehakiman sepanjang pemilik hat tersebut mampu menuntu dan
membuktikan haknya didepan pengadilan. Hak qadlai semata dibangun
berdasarkan kenyataan lahiriya dengan mengabaikan unsur niat da hakikat
suatu perbuatan. Contoh dalam kasus seorang suami yang menjatuhkan
talak terhadap isterinya secara cerobh dan tidak dimaksudkan daengan
secara sungguh-sungguh untuk menceraikannya, seorang hakim wjib
menvonis hokum talak berdasarkan ungkapan lahiriyah. Sedang hokum
diyani bisa jadi tidak jatuh talaknya, karena tidak diperkenankan bermain-
main dengan kedua hak ini.
8. Apa yang anda ketahui tentang Milk Mutamayyaz dan Milk Masya’
dan berikan contoh masing-masingnya
Kepemilikan dilihat dari segi bentuknya . Hal ini ada dua yaitu :
1. Milk Mutamayyaz ( Milik Jelas ) adalah pemilikan sesuatu benda
yang mempunyai batas-batas yang jelas dan tertentu yang dapat
dipisahkan dari yang lainnya. Seperti, pemilikan terhadap seekor
binatang, sebuah kitab, sebuah rumah , dan lain-lain.
2. Milk Masya ( Milik Campuran ) ialah pemilikan atas sebagian, baik
sedikit atau banyak yang tidak tertentu dari sebuah harta benda,
seperti pemilikan atas separuh rumah, atau seperempat kebun, dan
lain sebagainya . Pemilikan campuran tidak hanya berlaku
pemilikan atas benda, tetapi bisa juga terjadi pemilikan atas hutang
( milk al Dain ). Hutang demikian dinamakan al duyun al
musytarikah ( Hutang Bersama ) , yaitu hutang atau tanggungan
yang di bebankan kepada sejumlah orang tertentu karena sebab
tertentu. Seperti ketika dua orang atau lebih membeli secara tangguh
atas suatu harta bersama, atau jika seseorang menghilangkan suatu
harta bersama. Maka harga barang yang dibeli atau nilai barang yang
dihilangkan tersebut merupakan al duyun al musytarikah ( piutang
bersama ) .
‘Ariyah adalah nama untuk barang yang dipinjam oleh umat manusia secara
bergiliran antara mereka. Perkataan itu diambil dari masdar at ta’wur dengan
memakai artinya perkataan at tadaawul. ‘Ariyah adalah nama barang yang
dituju oleh orang yang meminjam. Jadi perkataan itu diambil dari akar kata
‘arahu-ya’ruuhu-‘urwan.
‘Ariyah adalah nama barang yang pergi dan datang secara cepat. Diambil
dari akar kata ‘aara yang artinya pergi dan datang dengan secara cepat. Secara
terminologi Al Ariyah ialah adalah kebolehan memanfaatkan barang yang
masih utuh yang masih di gunakan, untuk kemudian dikembalikan pada
pemiliknya. Peminjaman barang sah dengan ungkapan atau perbuatan apapun
yang menunjukkan kepadanya peminjaman dilakukan berdasarkan alquran,
sunnah, dan ijma ulama.
Contohnya : Seorang meminjam motor kepada orang lain untuk pergi ke
suatu tempat lalu ia mengembalikannya.
2. Syarat-syarat ‘Ariyah
Orang yang meminjamkan (Mu’ir) dan peminjam (Musta’ir) adalah
orang yang sah melakukan tindakan hokum.
Barang yang dipinjamka (Mu’ar) itu milik pemberi pinjaman, barang
itu bermanfaat da nada hak meminjamkan dari pemilikya.
Manfaat yang diambil oleh peminjam dibolehkan hukum (Al Fiqh Al-
Muyassar, 6: 191). Misal, tidak sah meminjamkan bejana dari emas
atau perak untuk dipakai minum.
Kedua belah pihak melakukan serah terima baik secara lisan maupun
secara tertulis.
Barang yang dipinjamkan harus tetap setelah dimanfaatkan , jika
berupa barang yang akan binasa seperti makanan, maka tidak sah
meminjamkannya.
3. Pengertian Rahn
Secara bahasa, rahn atau gadai berasal dari kata ats-tsubutu yang berarti tetap
dan ad-dawamu yang berarti terus menerus. Sehingga air yang diam tidak
mengalir dikatakan sebagai maun rahin. Dan Rahn dalam istilah positif Indonesia
disebut dengan barang jaminan, dan dalam islam rahn merupakan sarana saling
tolong menolong bagi ummat islam Pengertian secara bahasa tentang rahnini
juga terdapat dalam firman Allah SWT :
ْ َك ًّل نَ ْف ٍس ِب َما َك َس َب.4
ت َر ِه ْينَة
Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.(QS. Al-
Muddatstsr : 38)
‘Ariyah adalah nama untuk barang yang dipinjam oleh umat manusia secara
bergiliran antara mereka. Perkataan itu diambil dari masdar at ta’wur dengan
memakai artinya perkataan at tadaawul. ‘Ariyah adalah nama barang yang
dituju oleh orang yang meminjam. Jadi perkataan itu diambil dari akar kata
‘arahu-ya’ruuhu-‘urwan.
‘Ariyah adalah nama barang yang pergi dan datang secara cepat. Diambil
dari akar kata ‘aara yang artinya pergi dan datang dengan secara cepat. Secara
terminologi Al Ariyah ialah adalah kebolehan memanfaatkan barang yang
masih utuh yang masih di gunakan, untuk kemudian dikembalikan pada
pemiliknya. Peminjaman barang sah dengan ungkapan atau perbuatan apapun
yang menunjukkan kepadanya peminjaman dilakukan berdasarkan alquran,
sunnah, dan ijma ulama.
Contohnya : Seorang meminjam motor kepada orang lain untuk pergi ke
suatu tempat lalu ia mengembalikannya.
20.Rukun Rahn
Mayoritas ulama memandang rukun Ar-Rahn (gadai) ada empat, yaitu :
Ar-Rahn atau Al Marhuun (barang yang digadaikan)
Al Marhun bihi (hutang)
Shighah
Dua pihak yang bertransaksi yaitu Rahin (orang yang menggadaikan)
dan Murtahin (pemberi hutang)
Sedangkan madzhab Hanafiyah memandang Ar-Rahn (gadai) hanya memiliki satu
rukun yaitu shighah, karena ia pada hakekatnya adalah transaksi.
Sedangkan syarat dalam Ar-Rahn adalah sebagai berikut:
Syarat yang berhubungan dengan yang melakukan transaksi, yaitu orang
yang menggadaikan barangnya adalah baligh, berakal dan rusyd (kemampuan
mengatur).[17]
Syarat yang berhubungan dengan Al Marhun (barang gadai) ada dua,yaitu:
a. Barang gadai tersebut adalah milik orang yang manggadaikannya atau yang
dizinkan baginya untuk menjadikannya sebagai jaminan gadai
b. Barang gadai tersebut harus diketahui ukuran, jenis dan sifatnya, karena Ar-
Rahn adalah transaksi atau harta sehingga disyaratkan hal ini.
Syarat berhubungan dengan Al-Marhun bihi (hutang) adalah hutang yang
wajib atau yang akhirnya menjadi wajib.
22. Ijarah diambil dari kata Ajr artinya upah atau balasan. Secara syara` ijarah
adalah akad terhadap manfaat dengan adanya upah.
26. rukun Wakalah itu hanya ijab qabul. Ijab merupakan pernyataan
mewakilkan sesuatu dari pihak yang memberi kuasa dan qabul adalah
penerimaan pendelegasian itu dari pihak yang diberi kuasa tanpa harus
terkait dengan menggunakan sesuatu lafaz tertentu.
HALAMAN 68-69
2. Diantara rukun wakalah adalah ijab dan qabul, terangkan ijab dan
qabul berkenaan akad wakalah?
Infaq adalah mengeluarkan harta yang mencakup zakat dan bukan zakat.
Infaq ada yang wajib dan ada yang sunnah. Infaq wajib diantaranya zakat,
kafarat, nadzar, dll. Infak sunnah diantara nya, infak kepada fakir miskin
sesama muslim, infak bencana alam, infak kemanusiaan, dll. Terkait dengan
infak ini Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari
dan Muslim ada malaikat yang senantiasa berdo’a setiap pagi dan sore : “Ya
Allah SWT berilah orang yang berinfak, gantinya. Dan berkata yang lain :
“Ya Allah jadikanlah orang yang menahan infak, kehancuran”.Infaq adalah
mengeluarkan harta yang mencakup zakat dan non zakat. Infaq ada yang
wajib dan ada yang sunnah. Infaq wajib diantaranya zakat, kafarat, nadzar,
dll.
b. Zakat
c. shadaqah
shadaqah adalah pemberian harta kepada orang-orang fakir, orang yang
membutuhkan, ataupun pihak-pihak lain yang berhak menerima shadaqah,
tanpa disertai imbalan
d. hadiah
Hadiah atau hibah atau kado adalah pemberian uang, barang, jasa dll yang
dilakukan tanpa ada kompensasi balik seperti yang terjadi dalam
perdagangan, walaupun dimungkinkan pemberi hadiah mengharapkan
adanya imbal balik, ataupun dalam bentuk nama baik (prestise) atau
kekuasaan. Dalam hubungan manusia, tindakan pertukaran hadiah berperan
dalam meningkatkan kedekatan sosial.
a. Al-Qur’an:
1. Firman Allah: “Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-
orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari
sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi yang berperang di
jalan Allah..”. (QS. al-Muzzammil: 20)
b. Al-Hadits:
c. Ijma:
10. Kaidah fiqih: “Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan
kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”
Akad Istishna’ ialah akad yang terjalin Antara pemesan sebagai pihak 1
dengan seorang prdusen suatau barang atau yang serupa sebagai pihak ke-
2, agar pihak ke-2 membuatkan suatu barang sesuai yang diinginkan
14. Jelaskan perbedaan Antara akad salam dan akad istishna?
SUBYEK SALAM ISTISHNA’ ATURAN & KET
Pokok Muslam Fiih Masnu’ Barang ditangguhkan
Kontrak dengan spesifikasi
Harga Dibayar saat Pembayaran Cara penyelesaian
kontrak diangsur pembayaran
merupakan perbedaan
utama antara salam
dan istishna’
Sifat kontrak Mengikat secara Mengikat secara Salam mengikat
asli ikutan semua pihak sejak
semula, sedangkan
istishna’ menjadi
pengikat untuk
melindungi produsen
agar tidak
ditinggalkan begitu
saja oleh konsumen
secara tidak
bertanggung jawab.
Kontrak Salam paralel Istishna’ paralel Baik salam paralel
paralel maupun istishna’
parallel sah asalkan
kedua kontrak secara
hokum adalah
terpisah.
a. Menurut istilah fiqh, Al-Sharf adalah jual beli antara barang sejenis atau
antara barang tidak sejenis secara tunai.
Seperti memperjualbelikan emas dengan emas atau emas dengan perak baik
berupa perhiasan maupun mata uang. Praktek jual beli antar valuta asing
(valas), atau penukaran antara mata uang sejenis.
b. Menurut Heri Sudarsono, Sharf adalah perjanjian jual beli suatu valuta
dengan valuta lainnya. Transaksi jual beli mata uang asing (valuta asing)
dapat dilakukan baik dengan sesama mata uang yang sejenis, misalnya
rupiah dengan rupiah maupun yang tidak sejenis, misalnya rupiah
dengan dolar atau sebaliknya.