Disusun Oleh :
Nama: Sri Ainun
Prodi : Ahwal Asyakhshiyah
Semester: III (tiga)
Puji Dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas Berkah dan Rahmat-Nya
saya bisa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Bapak Dosen, Yang Berjudul :
“ HAK MILIK DAN AKAD “. Semoga dengan di buatnya tugas ini kita bisa
mengembangkan pengetahuan kita terhadap Agama.
04 Agustus 2022
Sri Ainun
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
Latar belakang
Pengertian Hak Milik dan Akad
Rukun Akad
Syarat Akad
Kesimpulan
Penutup
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Dari berbagai pengertian yang ada diatas maka dapat disimpulkan bahwa
akad adalah suatu kesepakatan atau perjanjian yang dilakukan oleh dua orang
dengan kemauan sendiri yang ditandai adanya ijab dan qabul, sehingga
mengikat kepada keduanya.
A. Rukun Akad
Rukun-rukun akad adalah sebagai berikut:
Aqad ialah orang yang berakad, terkadang terdiri dari satu orang atau
beberapa orang, misalnya penjual dan pembeli beras di pasar biasanya
masing-masing pihak satu orang. Seseorang yang berakad terkadang
orang yang memiliki hak (‘Aqid Ashli) dan terkadang merupakan
wakil dari yang memiliki hak.
Ma’qud ‘Alaih ialah benda-benda yang diakadkan, seperti benda-
benda yang dijual dalam akad jual beli, dalam akad hibah
(pemberian), dalam akad gadai.
Maudhu’ al’ aqd ialah tujuan atau maksud pokok mengadakan akad.
Berbeda akad, maka berbedalah tujuan pokok akad. Dalam akad jual
beli tujuan pokoknya adalah memindahkan barang dari penjual
kepada pembeli dengan diberi ganti.
Sighot al’aqd ialah ijab dan qabul, ijab ialah permulaan penjelasan
yang keluar dari salah seorang yang berakad sebagai gambaran
kehendaknya dalam mengatakan akad, sedangakan qabul ialah
perkataan yang keluar dari pihak berakad pula yang diucapkan setelah
adanya ijab.
Ada juga yang menyatakan bahwa rukun akad yaitu cukup dengan ‘aqid,
ma’qud alaih, dan shighat saja.
B. Syarat Akad
Setiap pembentuk akad mempunyai syarat yang ditentukan syara’ yang wajib
disempurnakan, syarat-syarat terjadinya akad ada dua macam.
4) Hak ‘aini, yaitu hak orang dewasa dengan bendanya tanpa dibutuhkan
orang kedua, seperti hak memiliki.
5) Hak mujarrod, yaitu hak murni yang tidak meninggalkan bekas apabila
digugurkan melalui perdamaian atau pemaafan. Misal dalam persoalan
hutang.
6) Hak ghoiru mujarrod, yaitu hak yang apabila digugurkan atau dimaafkan
meninggalakn bekas terhadap orang yang dimaafkan. Misal dalam hal
qishas.
2). Hak qadha’i, yaitu seluruh hak yang tunduk dibawah kekuasaan
pengadilan, dan pemilik hak itu mampu untuk menuntut dan membuktikan
haknya itu didepan hakim. Misal hutang yang ada buktinya.
IV. KESIMPULAN
Hak milk adalah hak yang memberikan kepada pemiliknya hak wilayah.
Artinya dia boleh memiliki, boleh memakai, boleh mengambil manfaat, boleh
menghabiskan, boleh membinasakan asal tidak menimbulkan bahaya bagi
orang lain.
Akad adalah suatu kesepakatan atau perjanjian yang dilakukan oleh dua
orang dengan kemauan sendiri yang ditandai adanya ijab dan qabul, sehingga
mengikat kepada keduanya.
Rukun akad yaitu ‘aqid, ma’qud ‘alaih, maqsudul ‘aqd,dan sighot ‘aqd.
Macam-macam akad yaitu ‘aqad Munjiz, ‘aqad Muallaq, dan ‘aqad Mudhof.
V. PENUTUP
[1] Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008),
hlm. 34
[2] Ridwan, Pemilikan Rakyat dan Negara Atas Tanah, (Jakarta: Sekretaris
Badan Litbang dan Diklat, 2010), hlm. 109
[3] Rachmat Syafe’i, Fiqh Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), hlm.
44
[4] M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2003), cet. 1, hlm. 103