Anda di halaman 1dari 5

RESUME

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok


Mata Kuliah: Ulumul Qur’an
Pembimbing : Prof. Dr. H. Nurwadjah Ahmad EQ, MA. & Suparman, M.Ag.

DISUSUN OLEH :

1.Ismi Jamilah 1195010068


2.Jafar Tahmid Aqimuddin 1195010069
3.Jatmika Aji Santika 1195010070
4. Kamilia Fatimah Zahra 1195010072
5. Karina 1195010073
6. Kautsar 1195010074

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM (SPI)


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2019
Asmaul Quran Wa Sifatuhu
(nama-nama yang melekat pada Alquran serta sifat-sifatnya)

Pada saat Alquran diturunkan kepada Nabi muhammad SAW, Nabi Muhammad SAW
tidak langsung memerintahkan kepada para sahabat untuk menghafalkannya, namun Nabi
SAW memerintahkan terlebih dahulu agar ayat itu dapat dijadikan sebagai pedoman dalam
kehidupan.
Maka setelah itu, para sahabat mulai mengumpulkan ayat-ayat Alquran mengenai
topik-topik tertentu , dan dilanjutkan oleh para ulama setelahnya dan mereka juga
meriwayatkan hadisnya, maka munculah para ulama ahli hadis yang menuliskan kitab-kitab
hadis, yang dikenal dengan Kitab Hadis.
Kebanyakan orang saat ini mengira bahwa Kitab hadis itu hanya rujukan untuk belajar
hadis, tidak banyak orang tahu bahwa kitab hadis itu adalah sebuah penjelasan dari isi
Alquran yang diklasifikasikan berdasarkan proyeksi kehidupan saat kita di Dunia. Contohnya
adalah Kitab Hadis yang Masyhur adalah Kitab Shahih Bukhari, nama lengkap kitab shahih
Bukhari ini adalah ”Al-Jami’ Ash-Shahih Al-Musnad Al-Mukhtashar Min Umuri
Rasulillahi Sallallahu Alaihi Wasallama Wa Sunanihi Wa Ayyamihi “ . Karena nama kitab
ini terlampau panjang, maka disingkat atau biasa disebut sebagai Shahih Bukhari.
Dan Kitab hadis itu beragam, yaitu Jami’, Sunan, Musnad, dan juga Mu’jam. Kitab
Jami’ itu adalah kitab yang disusun berdasarkan kebutuhan Umum atau Komprehensif,
misalnya Kitabul Iman dan Kitabus Shaleh. Lalu kitab Sunan itu adalah kitab hadis yang
disusun berdasarkan urutan fiqih, misalnya adalah Sunan Abu Daud, Sunan An-Nasa’iy,
Sunan Ibn Majah, dll. Lalu Musnad adalah Kitab Hadis yang disusun berdasarkan
Periwayatannya.
Alquran juga disebut sebagai Al-Kitab, Alquran itu adalah bacaanya dan Alkitab
merupakan pembahasannya. Ketika Allah menurunkan Alquran, maka akan disertai dengan
perintah untuk menjelaskannya. Dan ketika menjelaskan, kalimatnya itu berubah menjadi
Alkitab, namun pada saat ayat turun kalimatnya itu adalah Ayat. Alquran itu ayat, dan semua
isi Alquran itu adalah ayat, dan susunanya disebut sebagai kitab. Begitu kata Ayat turun,
minta dibacakan, tapi ketika diajarkan, maka menggunakan kata alKitab. contoh dalam QS.
Al-Baqarah : 129
‫َاب َو ْال ِح ْك َمةَ َويُزَ ِّكي ِه ْم ۚ إِنَّكَ أَ ْنتَ ْال َع ِزي ُز ْال َح ِكي ُم‬
َ ‫ث فِي ِه ْم َر ُسواًل ِم ْنهُ ْم يَ ْتلُو َعلَ ْي ِه ْم آيَاتِكَ َويُ َعلِّ ُمهُ ُم ْال ِكت‬
ْ ‫َربَّنَا َوا ْب َع‬

Kalimat َ‫ يَ ْتلُو َعلَ ْي ِه ْم آيَاتِك‬disini Allah memerintahkan untuk membaca ayat-ayat-Nya, dan pada
َ ‫ َويُ َعلِّ ُمهُ ُم ْال ِكت‬Allah memerintahkan untuk mengajarkan ayat tersebut. Dan dijawab
kalimat ‫َاب‬
juga dalam QS. Al-Baqarah : 151
َ‫َاب َو ْال ِح ْك َمةَ َويُ َعلِّ ُم ُك ْم َما لَ ْم تَ ُكونُوا تَ ْعلَ ُمون‬
َ ‫َك َما أَرْ َس ْلنَا فِي ُك ْم َر ُسواًل ِم ْن ُك ْم يَ ْتلُو َعلَ ْي ُك ْم آيَاتِنَا َويُ َز ِّكي ُك ْم َويُ َعلِّ ُم ُك ُم ْال ِكت‬
Mengapa kata yang pertama menggunkan Ayat yang kedua menggunakan AlKitab tidak
menggunakan kata Alquran? Karena untuk memberikan Isyarat bahwa boleh jadi tidak semua
orang diantara Umat Nabi Muhammad SAW itu yang hafal Alquran. Maka bagi seseorang
yang tidak hafal Alquran dapat melihatnya langsung dalam Mushaf Alquran itu. Kita cari
permasalahannya, jawabannya terdapat dalam Alquran dan untuk penjelasannya terdapat
pada Hadis Nabi. Maka bukalah Kitab Hadis. Jadi, Alquran dan Hadis itu saling berkaitan,
karena Alquran itu sandingannya dengan Hadis.
Jadi ketika Imam Al-Bukhari menuliskan Kitabnya Al-Jami’, didalamnya terdapat 97
Bab yang salah satu bab didalamnya terdapat Kitabul Iman, yaitu Bab yang berkaitan dengan
Iman. Iman dan amal Shaleh itu saling berkaitan, dalam Alquran pula sering disebutkan
bahwa setelah kata iman selalu diikuti dengan kata amal shaleh. Misalnya Shalat, shalat itu
amal shaleh, jadi jika kita ingin menambah keimanan, maka perbanyak melakukan ibadah
shalat, cotohnya dalam QS. Al-Ashr : 3
ّ ٰ ‫اِاَّل الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا َو َع ِملُوا ال‬
ِ ‫صلِ ٰح‬
‫ت‬
Dan dalam alquran hanya terdapat ketentuan-ketentuan mengenai shalat itu, maka lihatlah
kitab hadis untuk mencari tau tata cara Sholat.
Dan setiap ada praktikal dari Alquran yang di praktekkan dalam kehidupan kita, maka
kalimatnya selalu menggunakan Alkitab, dan kita mengambil ketentuan-ketentuannya dalam
Alkitab, dan untuk mencari penjelasannya kita dapat mencarinya dalam Kitab Hadis.
Jadi, gambaran dalam kehidupan itu, apa yang kita kerjakan, itulah yang dijadikan
sebagai pedoman.

Makna Alkitab:
1. Jika yang disebutkan kata “Alkitab”, maka yang kita butuhkan adalah transformasi
perubahan pada diri dan kehidupan kita dengan mengaktualisasikan nilai-nilai
Alquran dalam kehidupan kita.
2. Makna ”Alkitab” juga dapat menunjukkan bahwa Alquran itu sebagai korektor, yaitu
yang mengoreksi dan meluruskan keterangan di Kitab-kitab sebelum datangnya
Alquran.

Alquran, kalau kemudian dibacakan ayatnya, tidak sekedar didengar bacaannya saja,
tapi kita harus pelajari ayat itu sehingga Alquran dapat menjadi pedoman dalam kehidupan
kita. Kita teliti bagaimana yang dimaksudkan dengan isi dari ayat-ayat itu.
Orang zaman dulu membaca Alquran dapat menemukan kemudian Prototipe pesawat
terbang, orang zaman dulu membaca Alquran dapat menemukan Atom yang kemudian dari
situ melahirkan besi dikemudian hari fan menginspirasi penemuan-penemuan berikutnya.
Orang zaman dulu membaca Alquran dapat menemukan kecepatan cahaya yang
dikembangkan kemudian oleh Einstein dengan Teori Relativitas nya. Dan sekarang kenapa
orang membaca Alquran jarang kita temukan dan sangat sedikit orang membaca Alquran
menemukan sesuatu yang bisa dikembangkan dalam kehidupan.
Karena itu, disebutkan Alkitab untuk memberikan isyarat bahwa Alquran jangan hanya
sekedar menjadi bacaan yang dicukupkan diucapkan di lisan, walaupun itu melahirkan
pahala yang banyak, tapi kemudian dalami isinya, sehingga kita dapat menemukan hal-hal
baru yang dapat jadi pedoman dalam kehidupan kita.
Jika kita sudah memahami isinya, maka praktikkan itu dalam kehidupan kita sebagai
pembimbing segala aktifitas kehidupan kita. Jangan kemudian kita hafal Alquran, tapi ayat-
ayat itu tidak sampai ke tubuh kita, dikalau mata memandang, Alquran akan mengarahkan
bagaimana cara memandang. Jadi, hadirkan lah selalu Alquran dlaam kehidupan kita,
biarkan ayat itu membimbing aktifitas sehari-hari kita. Contoh ayat-ayat tentang Rumah
Tangga, tentang bagaimana cara menjadi suami atau istri. Jadi setiap masalah atau kesulitan
dalam Rumah Tangga bisa diselesaikan dengan tuntas.
Banyak persoalan tidak sering tuntas di dalam kehidupan ini, dan masalah itu menjadi berat
bukan karena kita tidak bisa menyelesaikan masalah itu, tetapi karena solusinya tidak
dibaca, masalahnya tidak dipelajari. Dan Alquran atau Alkitab inilah yang mengeluarkan
masyarakat Jahiliah kepada Khairul Ummat, dan nyaris tidak ditemukan persoalan-persoalan
yang lebih pelik kecuali pada masa itu.
Jadi, hal-hal atau permasalahan yang berat bisa terselesaikan atau menjadi ringan dalam
kehidupan ini apabila Alquran dijadikan pedoman, bukan hanya sekedar bacaan yang
didengar, sekalipun itu melahirkan pahala.
Jika disebutkan nama Alkitab yang menyemat pada penamaan Alquran maka diantara
maknanya adalah sebagai korektor. Dan korektor disini dapat menjadi 2 makna:

1. Sebagai korektor bacaan atau hafalan.


Jika Alquran disebutkan dengan nama Alkitab, maka isyarat yang bisa terbaca dari
penamaan ini fungsinya diantaranya:
A. Dapat mengukur kebenaran Bacaan atau Hafalan ayat Alquran yang tengah
dilafadzkan, baik sedang dibaca atau sedang dihafalkan. Selain kemudian dari
pendengaran Syaikh yang mendengarkan, juga melalui tulisan. Karena makna Alkitab juga
bisa berarti sesuatu yang dituliskan secara sempurna dan teratur dari awal sampai akhir.
Atau bisa juga berarti:
- Peraturan yang tertib, teratur dari awal sampai akhir. Contoh dalam QS. An-Nisa : 103

َ ‫ت َعلَى ْالم ُْؤ ِمن‬


‫ِين ِك َتابًا َم ْوقُو ًتا‬ ْ ‫صاَل َة َكا َن‬
َّ ‫إِنَّ ال‬
Ketika menyebutkan waktu-waktu dalam Shalat, disana menggunakan kitab, kenapa waktu
shalat menggunakan kitab? Karena ingin memberikan penjelasan bahwa waktu shalat itu di
desain oleh Allah dengan cara teratur. Tidak boleh kemudian kita tunaikan dengan cara yang
tidak tertib. Kapan waktu fajar yang dijelaskan dalam QS. Al-Isra' : 78 , QS. Al-Baqarah : 185,
187 , dan aktivitas bergeraknya waktu shubuh dalam QS. At-Takwir : 18, kapan waktu
Dzuhur, Ashar, magrib sampai isya sudah diatur dalam Alquran. Karena itu disebut dengan
Kitab, karena untuk menunjukkan keteraturan dalam pelaksanaannya.
- Tulisan yang tertutup tanpa cacat dari awal sampai akhir. Sama persis dengan Alquran,
yang tulisannya diantara dua jilid yang disebut dengan Mushaf, dari Al-Fatihah sampai An-
Nass, kenapa disebut dengan Alkitab? Karena didalamnya tersusun rapi tanpa cacat dari
awal sampai akhir, sekalipun ada yang berniat untuk menjadi plagiat atau membuat
penyimpangan bahkan hanya satu huruf atau satu harakat pun dari Alquran pasti
penyimpangan itu akan ditemukan. Dan hal ini termasuk janji Allah SWT.

Berkomentar Syaikh Muhammad Abdullah Darraz yang dikutip oleh Syaikh Manna'
Al-Qathan dalam Kitabnya "Mabahits Fi Ulumil Quran" halaman 17 yaitu " Dan sungguh
diantara nama-nama yang banyak melekat pada penamaan Alquran adalah nama Alquran
dan Alkitab, dan oenting diperhatikan kenapa kemudian Alquran dinamakan dengan
Alquran, karena Alquran itu dibacakan oleh lisan-lisan kita. Demikian pula Alquran dinamai
dengan Alkitab karena keadaan Alquran itu dituliskan menjadi Mushaf diantara dua Jilid
yang ada ( Sempurna tanpa ada aib didalamnya)".

Keterkaitan antara dua penamaan ini:


-Baik Alquran maupun Alkitab merupakan dua penamaan yang sesuai dengan konteks
Fungsi Alquran ketika kita berinteraksi dengan Alquran. Karena Alquran itu sering dibaca
juga diamati isinya. Jika diamati isinya, maka ia adalah Alkitab, jika dibacakan dari ayat nya,
maka ia adalah Alquran.
- Alquran dijaga oleh Allah SWT di dua tempat sekaligus, bukan hanya di satu tempat saja.
Maksudnya, Alquran dijaga oleh Allah baik dari lisan atau bacaan, dan juga terjaga juga
dalam bentuk tulisan.Untuk menjadi Korektor bacaan Alquran yang boleh jadi terdapat
kekurangan didalamnya.

2. Sebagai korektor Kitab-kitab (suci) sebelum Alquran


Misalnya, Pada saat Rasulullah diutus, masih ada pada zaman itu orang yang
menggunakan kitab injil sebagai kitab nya. Dan apakah kitab injil yang ada pada saat
Rasulullah diutus itu sama dengan kitab Injil pada saat Nabi isa?. Maka disini Alquran
berfungsi sebagai Korektor, dan Alquran menjadi acuannya. Jika sesuai dengan Alquran,
berarti itu benar, dan jika tidak sesuai dengan Alquran, maka telah terjadi perubahan
didalamnya.

Anda mungkin juga menyukai