Anda di halaman 1dari 10

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH FILSAFAT ILMU

Dosen : Prof. Dr. H. Dwidja Priyatno, SH., MH.

The Structure of
Scientific Revolutions
KELOMPOK I :
1.GALIH AFIF
2.JENNI MARIANI, SH.
3.SYAIFUL YUNIAR SUDRAJAT
4.HERO
PENDAHULUAN
Thomas Samuel Kuhn (18 Juli 1922 – 17 Juni 1996) adalah seorang
filsuf, fisikawan, dan sejarawan Amerika Serikat. Thomas Kuhn
adalah penulis buku yang berjudul " The Structure of Scientific
Revolutions " pada tahun 1962 yang sangat berpengaruh dalam
dunia akademik, terbukti sampai saat ini buku ini masih
dipergunakan oleh kalangan mahasiswa fakultas hukum dan fakultas
lainya. Buku dengan judul tersebut diatas akan kami coba untuk
sajikan dalam bahasa dan pemahaman kami sendiri isi dari Bab
I dan bab II, dalam rangka memenuhi tugas mata Kuliah Filsafat
Ilmu, dengan Dosen Pengajar Prof. Dr. H. Dwidja Priyatno, SH.,
MH.
A. Abtraksi :
Thomas Kuhn dengan konsep revolusi ilmiahnya memiliki
karakteristik pemikiran dan model filsafat baru dalam hal sejarah
lahirnya ilmu pengetahuan dan filsafat sains serta peranan sejarah
ilmu pengetahuan dalam mengkonstruksi ataupun merekonstruksi
munculnya ilmu pengetahuan baru. Bagi Thomas Kuhn sejarah ilmu
pengetahuan merupakan starting point dalam mengkaji
permasalahan fundamental dalam epistemologi keilmuan karena sains
pada dasarnya selalu ditandai dengan kuatnya paradigma serta
revolusi ilmiah setelahnya. Fase inilah yang diistilahkan Thomas
Kuhn sebagai fase sejarah lahirnya ilmu pengetahuan baru, dimulai
dengan normal science, kemudian terjadi anomaly dan crisis,
setelah itu barulah muncul revolusi ilmiah sebagai bentuk lahirnya
ilmu pengetahuan baru. Pemikiran Thomas Kuhn tersebut dapat
dikembangkan dengan tujuan membangun keterbukaan pemikiran
terhadap anomali dan crisis serta munculnya revolusi dalam ilmu
sehingga memotivasi munculnya paradigma baru di ranah keilmuan.
B. Metode penulisan “The Structure of Scientific Revolution” T.Kuhn (1962)
  Metode penulisan menggunakan pendekatan normatif, historis, sosiologis, antropologis.

C. Sebuah Peran Bagi Sejarah Bab I Buku “The Structure of Scientific Revolutions” T. Kuhn
(1962 )
Intisari gagasan Pemikiran ia mengemukakan gagasan-gagasan pokok dan juga beberapa teori
yang menjadi tolak ukur dalam mengembangkan penyusunan antara lain :
• komunitas Ilmuwan memiliki perangkat yang disebut sebagai kepercayaan (kepada ilmu)
diterima dan berfungsi sebagai landasan para Ilmuwan untuk melakukan semua kegiatan
yang bersifat ilmiah.
• kepercayaan (kepada Ilmu ) akan mempu untuk diguankan sesuai dengan fungsinya, maka
seseorang yang percaya kepada ilmu dapat digolongkan sebagai salah satu komunitas
ilmuwan.
• Ilmu sains merupakan kumpulan pengetahuan tentang dunia alam, dan ilmuwan adalah
sebagai profesional yang menjelaskan alam berupa sains melalui pendekatan perspektif
sejarah dan analitis.
• Mempelajari sejarah sains (ilmu pengetahuan) secara analitis untuk mengungkapkan
beberapa ide yang revolusioner tentang sains dan pengembangan ilmiah yang merupakan
hasil dari kemajuan yang mantap karena penggambarannya dalam buku pelajaran membuat
kita percaya begitu saja (Tex Book); sebaliknya, sains itu adalah merupakan produk revolusi.
Thomas Kuhn menyatakan bahwa ilmuwan bukanlah para penjelajah
berwatak pemberani yang menemukan kebenaran-kebenaran baru.
Mereka lebih mirip para pemecah teka-teki yang bekerja di dalam
pandangan dunia yang sudah mapan. Kuhn memakai istilah ‘paradigma’
untuk menggambarkan sistem keyakinan yang mendasari upaya
pemecahan teka-teki di dalam ilmu, dengan memakai istilah ‘paradigma’.

contoh-contoh praktik ilmiah yang sekaligus meliputi hukum, teori,


aplikasi, dan instrumentasi-yang menyediakan model-model yang
menjadi sumber tradisi riset ilmiah tertentu Inilah tradisi-tradisi yang oleh
sejarah ditempatkan di dalam rubrik-rubrik seperti ”Ptolemaic
Astronomy” (atau “Copernican”), “Aristotelian dynamics” (atau
“Newtonian”), “cospuscular optics” (atau “wave optics”) dan sebagainya.
D. Jalan Menuju Sains Yang Normal Bab II Buku “The Structure of Scientific
Revolutions” T. Kuhn (1962 )

• Pemikiran Kuhn tentang sains yaitu mengenai apa yang bisa di kategorikan sebagai jalan
menuju ilmu pengetahuan normal.
• Ilmu pengetahuan/sains normal adalah penelitian yang berdasarkan satu atau lebih
penemuan/pencapaian ilmiah pada masa sebelumnya, penemuan/pencapaian yang diakui
oleh beberapa komunitas ilmiah sementara dianggap sebagai dasar untuk praktik di masa
yang akan datang.
• Ilmu pengetahuan yang telah di paparkan oleh buku teks sains, dalam tahap dasar maupun
lanjutan. Buku-buku teks ini menggambarkan beberapa penerapan ilmu yang berhasil,
kemudian penerapan tersebut dibandingkan dengan pengamatan dan eksperimen yang baik.
- contoh ilmu klasik yang terkenal yang memberikan fungsi yang sama : Physica milik
Aristoteles, Almagest milik Ptolemy, Principia dan Opticks Newton, Listrik Franklin, Kimia
Lavoisier, dan Geologi Lyell .
• Ilmu pengetahuan yang telah di paparkan oleh buku teks sains yang cukup terbuka
meninggalkan segala macam masalah bagi kelompok praktisi yang didefinisikan ulang untuk
menyelesaikan muncul tentang gagasan yang disebut “Paradigma” .
• Menurut T.Kuhn paradigma menunjukkan, bagaimanapun, tidak
menjamin menjelaskan semua fakta yang relevan, oleh karenanya muncul
pertentangan dari para pesaingnya sebagian karena dipandang sebagai
penjelasan terbaik untuk fenomena yang dipelajari, Sebab masih ada
bidang penelitian yang harus dilakukan. Selain itu, ketika paradigma
memperoleh kekuatan dari jumlah penganutnya, teori saingan memudar.
• Dengan cara ini paradigma menjadi suatu disiplin, atau, mungkin suatu
profesi. Selanjutnya, badan profesional, jurnal ilmiah, dan organisasi terkait
lainnya dibentuk, yang semuanya didedikasikan untuk pekerjaan
paradigmatik. Hasilnya adalah komunitas spesialis yang pekerjaannya
diselesaikan dengan spesialis lain di komunitas itu.
• Paradigma adalah bagian dari teori lama yang pernah digunakan oleh
ilmuan sebagai inspirasi dalam praktik ilmiah sebagai acuan riset terdahulu
dan dipaparkan berdasarkan dari pengujian-pengujian dan interpretasi dari
kaum ilmuan berdasarkan metode ilmiah yang digunakan, sehingga
pradigma dipakai sebagai kesuluruhan manifestasi keyakinan, hukum, teori,
nilai, teknik, dan lain-lain yang telah diakui bersama anggota masyarakat.
Paradigma dalam penelitian ilmiah terdapat dua karakteristik yang menjadi
substansinya, yaitu:
1. menawarkan unsur baru tertentu yang menarik pengikut keluar dari
persaingan metode kerja dalam kegiatan ilmiah sebelumnya.
2. menawarkan pula persoalan-persoalan baru yang masih terbuka dan

belum terselesaikan.
Tanggapan tentang buku “The Structure of Scientific Revolution” (T.Kuhn 1962)
Menurut kami  Thomas Kuhn memberikan penjabaran yang mendalam, radikal, dan
memiliki filosofi yang tinggi mengenai struktur revolusi ilmiah antara lain:
Memuat peristiwa penting dalam sejarah , filsafat , dan sosiologi pengetahuan ilmiah
.
Kuhn menantang pandangan kemajuan tentang " sains normal " yang berlaku saat
itu. Kemajuan ilmiah normal dipandang sebagai "perkembangan demi akumulasi" dari
fakta dan teori yang diterima.
 Kuhn berpendapat untuk model episodik di mana periode kontinuitas konseptual
seperti itu dalam ilmu normal terganggu oleh periode ilmu revolusioner.
Penemuan "anomali" selama revolusi dalam sains mengarah pada paradigma baru.
 Paradigma baru kemudian mengajukan pertanyaan baru dari data lama, bergerak
lebih dari sekadar "pemecahan teka-teki" dari paradigma sebelumnya, mengubah
aturan permainan dan "peta" yang mengarahkan penelitian baru
F. Kesan terhadap Buku The Structure of Scientific Revolution T. Kuhn
(1962)

Kuhn telah berjasa besar, terutama dalam mendobrak citra filsafat ilmu sebagai logika
ilmu, dan mengangkat citra bahwa ilmu adalah suatu kenyataan yang memiliki
kebenaran seakan-akan obyektif, selain itu teori yang dibangun Kuhn memiliki implikasi
yang luas dalam bidang-bidang keilmuan yang beraneka ragam yang selama lebih dari
dua dekade, gagasan Kuhn tentang paradigma menjadi bahan diskusi dalam wacana
intelektual, sejumlah kajian kritis, baik yang mendukung maupun yang menentang,
berkembang dalam berbagai kancah disiplin keilmuan, hampir semua cabang keilmuan
menyampaikan respon lewat berbagai versi yang dianggap cukup mewakili nuansa
pemikiran yang selama ini berkembang dalam disiplin ilmu masing-masing. Paradigma
sebagai kosa kata, menjadi wacana tersendiri, baik pada level teori maupun praksis.
Kata tersebut seolah menjadi sesuatu yang hidup, tumbuh dan berkembang
sedemikian rupa, sehingga penggagasnya sendiri seperti kebingungan untuk
menjinakkannya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai