Disusun oleh:
KELOMPOK 10
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
DIPONEGORO 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah kelompok kami dengan
tepat waktu. Makalah kami yang berjudul “System Justification Theory”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan pihak lain yang dengan tulus memberikan saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini kami buat sebaik mungkin sesuai
dengan kaidah dan ketentuan penulisan dengan tujuan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Psikologi Sosial.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhir kata kami berharap makalah ini dapat
berguna bagi perkembangan dunia pendidikan.
Semarang, Maret
2021
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan....................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................2
D. Manfaat ........................................................................................................................
Bab II Isi.....................................................................................................................................3
1. Pembahasan.....................................................................................................................3
2. Narasi Pribadi Perkembangan Teori...............................................................................4
3. Asal Usul Sejarah dan Prekursor Intelektual dari Teori Justifikasi Sistem....................7
4. Pendekatan Ideologi Dominan dan Kesadaran Palsu......................................................7
5. Stereotiping, Prasangka, dan Internalisasi Inferioritas..................................................11
6. Toleransi Ketidakadilan Sosial.....................................................................................13
7. Legitimasi Kelembagaan Tatanan Sosial......................................................................14
8. Konservatisme, Otoriterisme, dan Dominasi Sosial.....................................................16
9. Postulat Utama Teori Pembenaran Sistem dan Bukti Ilustratif....................................18
10. Implikasi Praktis dari Teori Pembenaran Sistem..........................................................20
Daftar Pustaka.........................................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dalam teori pembenaran sistem, orang
termotivasi untuk mempertahankan,
memperkuat, dan membenarkan pengaturan
sosial, ekonomi, dan politik yang berlaku.
Dalam makalah ini, kami akan membahas
tentang asal-usul sejarah dan intelektual
relasional yang mendasari teori pembenaran
sistem ini.
Teori pembenaran sistem, sejak awal,
mewakili upaya sadar diri untuk menjelaskan
mengapa orang begitu sering menyesuaikan
diri dengan status quo masyarakat, daripada
mendorong perubahan dan sosial untuk
perbaikan, seperti yang ditunjukkan oleh
banyak teori lain dalam ilmu sosial. Oleh
karena itu, kami disini berusaha menjelaskan
teori pembenaran sistem ini dari berbagai
macam pendekatan dan juga pandangan.
Yaitu dari pendekatan ideologi dominan dan
kesadaran palsu, stereotip prasangka dan
internalisasi inferioritas, postulat utama teori
pembenaran sistem dan bukti ilustratif, dan
yang terakhir yaitu implikasi praktis dari
teori pembenaran sistem.
Diharapkan dengan adanya makalah ini,
mempermudah penjelasan sekiranya soal
teori pembenaran sistem yang ada di
masyarakat dan pengimplikasiannya dalam
kehidupan sehari-hari.
1
B. Rumusan kelanjutan, dan adil ?
Masalah
B
C. Tujuan
aga
- Mengetahui Narasi Pribadi Perkembangan Teori
ima
- Mengetahui Asal Usul Sejarah dan Prekursor
na
Intelektual dari Teori Justifikasi Sistem
car
- Mengetahui Pendekatan Ideologi Dominan dan Kesadaran
a Palsu
me - Mengetahui Stereotip Prasangka, dan Internalisasi
Inferioritas
mb
ent
uk
org
anis
asi
sosi
al
yan
g
lebi
h
bai
k,
lebi
h
ben
ar,
lebi
h
beb
as,
lebi
h
ber
2
- Mengetahui Postulat Utama Teori Pembenaran Sistem dan Bukti Ilustratif
- Mengetahui Implikasi Praktis dari Teori Pembenaran Sistem
- Mengetahui Konservatisme, Otoriterisme, dan Dominasi Sosial
- Mengetahui Legitimasi Kelembagaan Tatanan Sosial
- Mengetahui Toleransi Ketidakadilan Sosial
D. Manfaat
Memberikan pemahaman bagaimana cara membentuk organisasi sosial
yang lebih baik, lebih benar, lebih bebas, lebih berkelanjutan, dan adil.
BAB II
ISI
1. Pembahasan
Kebanyakan individu berelasi sosial, namun apa jadinya jika dalam relasi
tersebut terdapat ketidaksetaraan, ketidakadilan, dan eksploitasi? pasti akan
melawan, memberontak, atau keluar dari relasi tersebut, tetapi kejadian tersebut
lebih jarang dari yang diperkirakan kebanyakan orang. Dalam chapter ini, penulis
akan memberi contoh yang beragam dari teoritikal tradisi yang menyimpulkan
orang, termasuk anggota dari kelompok yang tidak menguntungkan, sering
menyetujui dalam tatanan sosial, dan dengan begitu melanggar kepentingan sosial
mereka sendiri yang didefinisikan secara obyektif.
Bagaimana tidak, persetujuan dari mereka yang dirugikan oleh status quo
tidak dijelaskan secara memadai atau terhubung ke analisis komprehensif tentang
pemikiran dan (dalam) tindakan di bidang sosial dan politik secara lebih umum,
lebih seringnya hal itu hanya dikaitkan dengan penerimaan pasif dari "ideologi
dominan" (e.g., Abercrombie et al., 1990). Hampir tanpa kecuali, para sarjana
gagal mempertimbangkan kemungkinan bahwa sebagian besar individu - dan
bukan hanya mereka yang berada di "puncak" - memiliki minat psikologis (atau
motivasi) untuk menegakkan legitimasi sistem sosial. Inilah tepatnya yang
diajukan oleh teori pembenaran sistem. Dengan derajat yang berbeda-beda
(berdasarkan faktor disposisional dan situasional), orang termotivasi (disadari atau
tidak) untuk mempertahankan, mendukung, dan membenarkan aspek tatanan
sosial, ekonomi, dan politik yang ada (Jost and Banaji, 1994; Jost and Hunyady,
2002, 2005; Jost et al., 2004a).
Teori pembenaran sistem, sejak awal, mewakili upaya sadar diri untuk
menjelaskan mengapa orang begitu sering menyesuaikan diri dengan status quo
masyarakat, daripada mendorong perubahan dan sosial untuk perbaikan, seperti
yang ditunjukkan oleh banyak teori lain dalam ilmu sosial. Teori pembenaran
sistem berusaha untuk mengintegrasikan wawasan yang dikumpulkan dari
perspektif filosofis dan ilmiah yang berbeda tentang "kesadaran palsu" dan
persetujuan politik dan oleh karena itu berfungsi sebagai semacam "teori payung"
(Jost and Banaji, 1994; Jost and Hunyady, 2002, 2005; Jost et al., 2001). Pada bab
ini, kita memulai dengan naratif personal, tentang bagaimana teori pembenaran
sistem muncul. Kedua, kami meninjau asal-usul historis dan intelektual dari teori
tersebut, dengan fokus pada pengaruh utama dan prekursor teoretis. Ketiga, kami
meringkas prinsip dasar (atau postulat) teori pembenaran sistem dalam
perkembangannya saat ini. Keempat atau terakhir, kami mempertimbangkan
beberapa implikasi praktis dari teori tersebut, memberikan semacam pesan yang
dibawa pulang.
Ada banyak implikasi praktis lain dari teori pembenaran sistem, beberapa
di antaranya telah kita bahas di sepanjang bab ini. Ini termasuk konsekuensi untuk
hubungan antarkelompok yang melibatkan status atau perbedaan kekuasaan; efek
merusak dari bentuk seksisme dan stereotip yang relatif halus dan masih adanya
prasangka implisit maupun eksplisit. Ada juga implikasi dari teori pembenaran
sistem untuk perilaku politik yang lebih terbuka, termasuk preferensi pemungutan
suara, evaluasi pemimpin dan perwakilan sistem, dan keuntungan psikologis yang
diberikan oleh status petahana dan ideologi konservatif. Teori pembenaran sistem
telah digunakan untuk menjelaskan efek dari kebijakan publik seperti imigrasi
terbatas (Laurin et al., 2010) dan untuk menjelaskan berbagai hasil konsekuensial,
termasuk komitmen agama (Kay et al., 2008), preferensi romantis (Eastwick et al.,
2009; Lau et al., 2008), prestasi akademik (Chatard et al., 2008), dan kemauan
untuk membantu mereka yang kurang beruntung (Wakslak et al., 2007).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan