Anda di halaman 1dari 17

MODUL BI KLS X

BAB III
MATERI BAHASA INDONESIA KELAS X
Kompetensi Dasar
3.4. Menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot.
3.5. Mengevaluasi teks anekdot dari aspek makna tersirat.
4.5. Mengonstruksi makna tersirat dalam sebuah teks anekdot baik
lisan maupun tulis
4.6. Menciptakan kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur,
dan kebahasaan baik lisan maupun tulis

ANEKDOT

Pengertian Teks Anekdot

Teks anekdot adalah suatu cerita singkat yang memiliki unsur lucu, akan
tetapi memiliki kandungan dengan maksud untuk melakukan kritikan.
Biasanya kritikan dalam teks anekdot semisal pada layanan publik di bidang
hukum, politik, lingkungan dan sosial.

Ciri-Ciri Teks Anekdot:

1. mesti dekat dengan perumpamaan seperti sebuah dongeng


2. menampikan suatu karakter hewan dan figur seorang manusia pada
umumnya dan seringkali berkaitan dengan kenyataan, walaupun
perumpamaan dan anekdot tentunya mesti berbeda dalam
kekhususan dari sejarah mereka.
3. memiliki sifat lelucon atau humor
4. memiliki sifat dapat menggelitikCiri-ciri teks anekdot bersifat
menyindir.
5. berkaitan dengan orang penting
6. bertujuan pada hal tertentu semisal untuk mengkritik.
MODUL BI KLS X

Struktur Teks Anekdot


1. Abstraksi adalah suatu bagian awal dari paragraf yang memiliki fungsi
untuk dapat memberikan suatu gambaran yang sangat jelas mengenai
isi teks anekdot tersebut.
2. Orientasi adalah suatu kondisi dimana kejadian berawal.
3. Event adalah untuk menceritakan suatu rangkaian peristiwa atau
kejadian
4. krisis. Permasalahan yang utama terdapat dalam teks anekdot atau
memunculkan masalah.
5. reaksi. Memunculkan reaksi untuk dapat menyelesaikan masalah yang
timbul dalam krisis.
6. Re-Orientasi. Terdapat pada bagian akhir dari teks anekdot.

Kaidah Teks Anekdot

 Teks anekdot menggunakan waktu lampau, adapun contohnya yaitu


saya tidak bisa tidur sampai semalaman
 Teks anekdot menggunakan pernyataan rotoris, adapun contohnya
yaitu apakah dia tahu?
 Teks anekdot menggunakan kata penghubung atau konjungsi, adapun
contohnya yaitu: lalu, setelah itu, kemudian dan lain-lain
 Teks anekdot menggunakan kata kerja, adapun contohnya: pergi,
duduk, dan berdiri.
 Teks anekdot menggunakan kalimat perintah, adapun contohnya yaitu
buanglah, ambillah dan lain-lainTeks anekdot menggunakan kalimat
seru.

Tujuan teks anekdot”

 Untuk dapat membangkitkan tawa


 Untuk dapat membuat orang terhibur
 Untuk dapat menggambarkan suatu karakter atau sikap dengan ringan
dan singkat sehingga ia dapat terhentak dalam sebuah kilasan
permohonon yang mengarah langsung pada intinya.

Contoh Teks Anekdot beserta Strukturnya

1. Presiden dan Burung Beo

Ada dua orang presiden yang terlibat dalam sesi tanya jawab dan
suasananya cukup mengherankan.
Presiden 1: “Ada burung Beo yang sudah diajarkan dua bahasa sekaligus,
MODUL BI KLS X

dan burung Beo tadi bisa menirukan dengan bagus, satu bahasa Inggris dan
yang ke dua bahasa Rusia. Jadi kalau ditarik kakinya yang kanan, burung
Beo akan biacara bahasa Inggris dan kalau ditarik kakinya yang kiri burung
Beo akan bicara bahasa Rusia, hebatkan!”
Presiden 2: “Hebat-hebat!”
“Bagaimana kalau kedua kakinya ditarik?” tanya presiden 1.
“Wah pasti burung Beo tadi bisa dua bahasa sekaligus!” jawab presiden 2.
“Salah”.
“Oh mungkin dua bahasa tadi menjadi campur aduk!”.
“Salah”.
“Atau mungkin salah satu katanya akan ketukar, satu bahasa Inggris dan
kata kedua bahasa Rusia”.
“Salah”.
“Loh … jadi gimana donk?”.
“Yang jelas kalau kedua kakinya ditarik, burung Beonya akan jatuh dari
sarangnya, bego!”.
“Eh jangan main-main ya, gini-gini gua presiden, walau hanya di rumah
tangga, masa lu bilang bego!”.
Dan tak lama kemudian pun burung Beo itu menirukan kata-kata tersebut.
“Presiden bego … presiden bego … presiden bego!” suara burung Beo
terdengar berulang-ulang.

Struktur
Abstraksi: Ada dua orang presiden yang terlibat dalam sesi tanya jawab.
Orientasi: Suasananya cukup mengherankan.
Krisis: “Yang jelas kalau kedua kakinya ditarik, burung Beonya akan jatuh
dari sarangnya, bego!”.
Reaksi: “Eh jangan main-main ya, gini-gini gua presiden, walau hanya di
rumah tangga, masa lu bilang bego!”.
Koda: “Presiden bego … presiden bego … presiden bego!” suara burung Beo
terdengar berulang-ulang.

2. Bodrex

Suatu hari dibulan puasa , ada seoarang kakek sedang puasa tiba tiba
kepalanya sakit, dengan panik sikakek langsung meminum obat bodrex yang
tersedia dirumahnya, cucunya melihat kejadian itu langsung bertanya,
“Kakek kan lagi puasa, kenapa minum obat ?” tanpa tampang berdosa, si
MODUL BI KLS X

kakek pun langsung menjawab, “ itulah okenya bodrex, bisa diminum kapan
saja !!"

Bagian bagian struktur dari cerita anekdot ( bodrex ) diatas:

Abstrak : suatu hari dibulan puasa


Orientasi : seoarang kakek sedang puasa tiba tiba kepalanya sakit
Krisis : dengan panik sikakek langsung meminum obat bodrex yang
tersedia dirumahnya
Reaksi : Kakek kan lagi puasa, kenapa minum obat
Koda : si kakek pun langsung menjawab, “ itulah okenya bodrex, bisa
diminum kapan saja !!

3. Kesetrika

Disiang hari yang panas, ada seorang pria datang kerumah sakit dengan
kedua telinganya yang terkena luka bakar, Dokter : “Kenapa telinga anda”
Pasien : “Begini dok, tadi saya sedang menyetrika pakaian saya, nah waktu
saya sedang menyetrika, tiba-tiba telepon bordering, karena reflek, seketika
itu seketrika yang saya pegang saya tempelkan ditelinga kanan saya dok.”
Dokter: “ Ooo.. saya paham keluhan anda, terus telinga yang satunya lagi
kenapa ? Pasien : “ Lah itu dok si bego itu nelpon lagi“

Bagian bagian struktur dari cerita anekdot ( Kesetrika ) diatas:

Abstrak : Disiang hari yang panas


Orientasi : seorang pria datang kerumah sakit dengan kedua telinganya
yang terkena luka bakar
Krisis : Pasien : “Begini dok, tadi saya sedang menyetrika pakaian saya, nah
waktu saya sedang menyetrika, tiba-tiba telepon bordering, karena reflek,
seketika itu seketrika yang saya pegang saya tempelkan ditelinga kanan
saya dok.
Reaksi : “ Ooo.. saya paham keluhan anda, terus telinga yang satunya lagi
kenapa ?
Koda : Lah itu dok si bego itu nelpon lagi.
MODUL BI KLS X

Kereta dan Tukang Kupat Tahu

Pada suatu hari, seperti biasa, dari pagi sampai siang


tukang kupat tahu berdagang di SMP 4 Tasikmalaya; jam
12 siang, dia biasanya menyusuri rel kereta untuk
mengambil jalan pintas menuju ke lokasi dagang
selanjutnya, yakni Pasar Pancasila.

Tetapi kebetulan hari itu, dagangannya sudah habis.


Pembeli terakhirnya membeli kupat tahu di sisi rel kereta.
Sesuah pembeli terakhir itu selesai, tukang kupat tahu itu
membersihkan piringnya yang berwarna merah lalu
mengeringkannya dengan cara dikibas-kibaskan.

Kebetulan lagi, saat itu ada kereta yang melintas. Melihat


ada tanda merah dikibas-kibaskan dari jauh, masinis kereta
itu kaget lalu menginjak rem keras-keras. Sangkanya ada
hal darurat yang membahayakan. Lalu kereta berhenti tepat
di samping tukang kupat tahu tadi.

Masinis: “Ada apa, pak?”


Tukang Kupat Tahu: “Gak ada apa-apa, pak, tinggal
bumbunya saja.”
MODUL BI KLS X

Seketika itu Masinis turun lalu memukuli tukang kupat tahu.

Struktur

Abstraksi: Pada suatu hari, seperti biasa, dari pagi sampai


siang tukang kupat tahu berdagang di SMP 4 Tasikmalaya;
jam 12 siang, dia biasanya menyusuri rel kereta untuk
mengambil jalan pintas menuju ke lokasi dagang
selanjutnya, yakni Pasar Pancasila.
Orientasi: Pembeli terakhirnya membeli kupat tahu di sisi
rel kereta.
Krisis: Melihat ada tanda merah dikibas-kibaskan dari jauh,
masinis kereta itu kaget lalu menginjak rem keras-keras.
Reaksi: Pertanyaan Masinis, “Ada apa, pak?”
Koda: Seketika itu Masinis turun dari kereta dan memukuli
tukang kupat tahu.
MODUL BI KLS X

Gara-gara Takut Istri

Di suatu hari yang sedikit mendung, tibalah seorang laki-laki


kekar di sebuah rumah sakit. Tetapi ada yang aneh, kedua
telinganya melepuh seperti bekas terbakar.

Lalu lelaki kekar itu masuk ke ruang dokter.

Dokter: “Apa yang bisa saya bantu, pak?”


Kekar: “Ini telinga saya, dok.”
Dokter: “Kenapa telinganya, pak? Bisa dijelaskan?”
Kekar: “Jadi begini, pak dokter. Kekar-kekar begini saya itu
takut istri. Jadi kemarin itu istri saya sedang ke luar rumah
dan nyuruh saya nyetrika baju. Nah, ada telpon masuk.
Lantaran takut itu dari istri saya … saya spontan
menempelkan setrika ke telinga kanan saya, dok.”
MODUL BI KLS X

Dokter: “Waah, saya paham rasanya takut istri. Terus


telinga kiri bapak kenapa?”
Kekar: “Itu dia, dok. Telpon yang pertama gak jadi keangkat
karena saya jejeritan. Eh, ada yang nelpon lagi. Jadi dua-
duanya kena.”
Seketika itu dokter mengambil setrika lalu menempelkannya
di muka lelaki kekar itu.

Struktur
Abstraksi: Di suatu hari yang sedikit mendung
Orientasi: Tibalah seorang laki-laki kekar di sebuah rumah
sakit. Tetapi ada yang aneh, kedua telinganya melepuh
seperti bekas terbakar
Krisis: Keluhan laki-laki kekar, “Jadi begini, pak dokter.
Kekar-kekar begini saya itu takut istri. Jadi kemarin itu istri
saya sedang ke luar rumah dan nyuruh saya nyetrika baju.
Nah, ada telpon masuk. Lantaran takut itu dari istri saya …
saya spontan menempelkan setrika ke telinga kanan saya,
dok.”
MODUL BI KLS X

Reaksi: “Waah, saya paham rasanya takut istri. Terus


telinga kiri bapak kenapa?”
Koda: Seketika itu dokter mengambil setrika lalu
menempelkannya di muka lelaki kekar itu.
MODUL BI KLS X

Anak Saya Kerja Bersama Negara!

Pada suatu hari, Seorang Presiden Negara I tertarik dengan


dagangan kue dipinggir jalan. Lalu kemudian dia
membelinya.

Semacam ada rasa ketertarikan yang besar pada penjual


kue tersebut. Hal itu membuat Sang Presiden bertanya.

Presiden: “Sudah berapa lamakan ibu menjual kue unik


ini?”
Penjual kue: “Alhamdulillah, pak, sekitar 30 tahun lebih
saya berjualan kue ini.”
Presiden: “Sendirian?”
Penjual kue: “Iya, pak.”
Presiden: “Lho, anak ibu tidak ikut membantu?”
Penjual kue: “Tidak, pak, mereka sibuk semua. Saya
punya anak 4; yang pertama bekerja di KPK, kedua di
POLDA, ketiga di Kejaksaan Negeri, dan yang terakhir di
DPR, pak.”
MODUL BI KLS X

Sang Presiden menggelengkan kepala tidak percaya.


Mungkin dia berpikir kok bisa anak-anaknya sukses tapi
ibunya sendiri jualan kue di pinggir jalan.
Pengawal presiden dari belakang nyeletuk, “Hebat,
meskipun hanya berjualan kue, ibu bisa menjadikan anak-
anaknya sukses dan tetap rendah hati.”
Mendengar itu Sang Presiden melanjutkan pertanyaannya.

Presiden: “Hebat ibu! Kalau boleh saya tahu, apa jabatan


anak ibu di KPK, POLDA, Kejaksaan Negeri, dan DPR?”
Penjual kue: “Ya … sama, pak, jualan kue.”
Sang Presiden kemudian tercengang mendengar jawaban
penjual kue tadi. Sambil sedikit menahan tawa, presiden
membeli kue dan melanjutkan perjalanannya.
MODUL BI KLS X

Struktur

Abstraksi: Pada suatu hari, Seorang Presiden Negara I


tertarik dengan dagangan kue dipinggir jalan. Lalu
kemudian dia membelinya.
Orientasi: Jawaban penjual kue, “Alhamdulillah, pak,
sekitar 30 tahun lebih saya berjualan kue ini.”
Krisis: Penjelasan penjual kue mengenai keempat
anaknya, ““Tidak, pak, mereka sibuk semua. Saya punya
anak 4; yang pertama bekerja di KPK, kedua di POLDA,
ketiga di Kejaksaan Negeri, dan yang terakhir di DPR, pak.”
Reaksi: Sang Presiden menggelengkan kepala tidak
percaya. Mungkin dia berpikir kok bisa anak-anaknya
sukses tapi ibunya sendiri jualan kue di pinggir jalan.
Koda: Sang Presiden kemudian tercengang mendengar
jawaban penjual kue tadi. Sambil sedikit menahan tawa,
presiden membeli kue dan melanjutkan perjalanannya.
MODUL BI KLS X

Sekolah Bertaraf Internasional

Hari yang cerah di salah satu Rintisan Sekolah Bertaraf


Internasional.

Ada seorang guru muda yang memberikan pengumuman


kepada semua siswa.

Guru: “Anak-anak, Alhamdulillah, kita dapat kabar gembira.


Sebentar lagi sekolah kita resmi menjadi Sekolah Bertaraf
Internasional (SBI). Nah, untuk menyambut hari bahagia itu,
apa yang akan kalian siapkan? Coba Satriabajahitam, apa
yang akan kamu persiapkan?”
Satriabajahitam: “Bahasa Inggris, bu! Ya, belajar bahasa
Inggris.”
MODUL BI KLS X

Guru: “Tepat sekali Satriabajahitam. Kamu, oncoman, apa


yang akan kamu persiapkan?”
Oncoman: “Uang, bu!”
Mendengar jawaban tersebut, guru muda tadi penasaran.
Kemudian dia melanjutkan pertanyaan pada Oncoman.

Guru: “Lho, kok uang?”


Oncoman: “Ya jelas, bu. Soalnya kalau sekolah kita jadi
SBI, pasti bayarnya lebih mahal, kan? Gak mungkin bakal
sama aja.”
Guru: “Loh, loh, kamu kok begitu? Begini, oncoman,
Sekolah Bertaraf Internasional itu berarti sekolah kita sama
bagusnya dengan sekolah-sekolah di luar negeri sana.”
Oncoman: “Tapi menurut saya, SBI ini bukan Sekolah
Bertaraf Internasional, tapi Sekolah Bertarif Internasional!”
Mendengar jawaban Oncoman yang kritis, guru muda tadi
hanya bisa terdiam. Mungkin hatinya mengiyakan. Untuk
menormalkan situasi, dialihkanlah pembicaraan menjadi
tentang materi pelajaran agar kondusif kembali.
MODUL BI KLS X

Struktur

Abstraksi: Hari yang cerah di salah satu Rintisan Sekolah


Bertaraf Internasional.
Orientasi: Ada seorang guru muda yang memberikan
pengumuman kepada semua siswa.
Krisis: Jawaban Oncoman kepada guru muda, “Ya jelas,
bu. Soalnya kalau sekolah kita jadi SBI, pasti bayarnya lebih
mahal, kan? Gak mungkin bakal sama aja.”
Reaksi: Mendengar jawaban Oncoman yang kritis, guru
muda tadi hanya bisa terdiam. Mungkin hatinya
mengiyakan.
Koda: Untuk menormalkan situasi, dialihkanlah
pembicaraan menjadi tentang materi pelajaran agar
kondusif kembali.
MODUL BI KLS X

Itulah beberapa contoh teks anekdot, in syaa Allah artikel ini


akan diupdate dengan pembahasan yang lebih banyak.

sosial, hukum, panjang, beserta strukturnya tentang


lingkungan, menyindir teman, tentang politik, dalam
kehidupan sehari-hari, dialog, hukum peradilan, bahasa
jawa, politisi blusukan banjir
 Teks anekdot sosial
 Teks anekdot panjang
 Teks anekdot tentang lingkungan
 Teks anekdot menyindir teman
 Teks anekdot tentang politik
 Teks anekdot dalam kehidupan sehari-hari
 Teks anekdot dialog
 Teks anekdot hukum peradilan
 Teks anekdot bahasa jawa
MODUL BI KLS X

 Teks anekdot politisi blusukan banjir


 dll.

Anda mungkin juga menyukai