Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ASPEK SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah


Mata Kuliah: Religion

Dosen Pengampu:

Any Sani’atin, S.HI., M.H.

Disusun Oleh:

Kelompok 8
Nora Fina Feby Amalia (23 02 3 1 0026)
Moh. Rizky Nur Rachman (23 02 3 1 0010)
Fikri Maulana rahman (23 02 3 1 0032)

Kelas: Informatika A 23

PROGRAM STUDI INFORMATIKA


FAKUITAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS BAHAUDIN MUDHARY MADURA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, shalawat serta salam tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw. beserta keluarga, sahabat, dan seluruh
pengikutnya hingga akhir zaman. Atas berkat karunia-Nya, kami telah selesai
menyusun makalah yang BERJUDUL “Aspek Sejarah dan Kebudayaan Islam”.

Makalah kami susun guna menyelesaikan tugas kuliah dari mata kuliah
Religion dengan dosen pengampu Ibu Any Sani’atin, S.HI., M.H. Adapun ruang
lingkup pembahasan dalam makalah ini meliputi aspek sejarah dan kebudayaan
Islam.

Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya
dukungan, bantuan, bimbingan, dan nasehat dari berbagai pihak dalam
penyusunannya. Pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan terima kasih
setulusnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Rachmad Hidayat, M.T., IPU., ASEAN.ENG.


selaku Rektor Universitas Bahaudin Mudhary Madura.

2. Ibu Any Sani’atin, S.HI., M.H. selaku dosen pengampu mata kuliah
Religion.
3. Teman-teman yang telah mendukung selesainya makalah ini tepat
waktu.

Tak lupa kami mengucapkan permohonan maaf atas kekurangan dan


ketidaksempurnaan dalam penyusunan makalah ini, serta kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan
makalah ini.

Sumenep, 15 September 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 1

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 3

1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 3

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3

1.3. Batasan Masalah ........................................................................................... 4

1.4. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 4

1.5. Manfaat Penulisan ........................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 5

2.1. Pengertian Sejarah dan Kebudayaan Islam .................................................. 5

2.2 Manfaat Mempelajari Sejarah dan Kebudayaan Islam .................................. 9

2.3. Periodisasi Sejarah Islam ............................................................................ 11

2.4. Sejarah Kebudayaan Islam di Indonesia..................................................... 12

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 16

3.1. Kesimpulan ................................................................................................. 16

3.2. Saran ........................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sejarah dan kebudayaan merupakan dua hal yang seharusnya tidak dilupakan.
Sejarah, bukan hanya tentang deretan peristiwa masa lalu, tetapi juga menjadi
sumber pembelajaran bagi manusia, baik di masa sekarang maupun yang akan
datang. Begitu pula dengan kebudayaan yang akan terus melekat dalam kehidupan
kita sehari-hari. Mulai dari cara bertutur kata, bersikap, maupun bertindak tidak
akan pernah luput dari yang namanya budaya. Agama Islam sendiri berkembang
secara pesat ke seluruh dunia dari waktu ke waktu, sehingga dalam penyebarannya
secara otomatis meletakkan nilai-nilai budaya.

Dalam Islam kita juga mempelajari tentang sejarah dan kebudayaan Islam,
bagaimana peradaban Islam pada masa lalu dan kebudayaan yang berkembang saat
itu. Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam memerintahkan umatnya untuk
memperhatikan sejarah. Seperti halnya yang dijelaskan dalam QS. Ar-Rum [30]: 9,
“Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi ini sehingga mereka dapat melihat
bagaimana kesudahan (sejarah) orang-orang sebelum mereka.” Dan Qs. Yusuf
[12]: 111, “Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang
yang mempunyai akal. (Al-Qur’an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi
membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan
(sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.”

Pada makalah ini penulis akan membahas mengenai pengertian dan manfaat
mempelajari sejarah dan kebudayaan Islam, maka dari itu penulis mengangkat judul
“Aspek Sejarah dan Kebudayaan Islam”.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang terdapat
pada penulisan ini diantaranya:

3
1. Apa pengertian sejarah dan kebudayaan Islam ?

2. Apa Manfaat dari mempelajari sejarah dan kebudayaan Islam ?

3. Bagaimana proses periodisasi sejarah Islam ?

4. Bagaimana Sejarah kebudayaan Islam di Indonesia ?

1.3. Batasan Masalah


Pada makalah ini, penulis akan membatasi masalah yang akan dikaji.
Tujuannya agar lebih efektif dalam menganalisis permasalahan yang akan dibahas.
Pembahasan dalam makalah ini terbatas hanya pada pengertian sejarah dan
kebudayaan Islam, manfaat mempelajari sejarah dan kebudayaan Islam, serta
periodisasi sejarah Islam dan kebudayaan Islam.

1.4. Tujuan Penulisan


Melihat pada rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan ini adalah
untuk mengetahui pengertian sejarah dan kebudayaan Islam, manfaat mempelajari
sejarah dan kebudayaan Islam, serta periodisasi sejarah Islam dan kebudayaan
Islam.

1.5. Manfaat Penulisan


Pada penulisan makalah ini terdapat banyak manfaat di dalamnya diantaranya
adalah:

1. Bagi Dosen

Manfaat bagi dosen adalah dapat memberikan arahan dan bimbingan pada
mahasiswa dengan topik judul makalah sesuai dengan keahlian dosen, serta dapat
membantu mahasiswa agar penulisan makalah dapat lebih baik.

2. Bagi Mahasiswa

Manfaat bagi mahasiswa yaitu mendapatkan arahan yang tepat serta


menambah wawasan sesuai topik yang dibahas.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sejarah dan Kebudayaan Islam


Pengertian sejarah secara etimologi berasal dari bahasa arab syajaratun yang
artinya “pohon”. Dalam bahasa Inggris peristilahan sejarah disebut history yang
berarti pengetahuan tentang gejala-gejala alam, khususnya manusia yang bersifat
kronologis. Sementara itu, pengetahuan serupa yang tidak kronologis diistilahkan
dengan science (Alfian, 1984).

Oleh karena itu dapat dipahami bahwa sejarah itu adalah aktivitas manusia
yang berhubungan dengan kejadian-kejadian tertentu yang tersusun secara
kronologis. Pengertian sejarah juga berarti ilmu pengetahuan yang berikhtiar untuk
melukiskan atau menjelaskan fenomena kehidupan sepanjang terjadinya perubahan
karena adanya hubungan antara manusia terhadap masyarakatnya (Shiddiqi, 1981).

Pengertian sejarah lainnya adalah yang tersusun dari serangkaian peristiwa


masa lampau keseluruhan pengalaman manusia (Siti Maryam, 2009). Dari beberapa
pengertian sejarah di atas dapat diketahui bahwa sejarah itu adalah ilmu
pengetahuan yang berusaha melukiskan tentang peristiwa masa lampau umat
manusia yang disusun secara kronologis untuk menjadi pelajaran bagi manusia
yang hidup sekarang maupun yang akan datang. Itulah sebabnya, orang
mengatakan bahwa sejarah adalah guru yang paling bijaksana.

Dalam kamus bahasa Indonesia, pengertian sejarah mencakup 3 hal :

1. Silsilah, asal usul keturunan.

2. Kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau, riwayat,
tambo.

3. Ilmu pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar
terjadi di masa lampau.

5
Pengertian sejarah menurut para ahli:

Pengertian yang lebih rinci mengenai istilah sejarah, historia, atau history
sebenarnya telah dirumuskan olah banyak filsufi sejak zaman Yunani Kuno (sejak
abad ke-8 SM), meskipun seringkali dikaitkan dengan cabang ilmu lainnya.

Dari waktu ke waktu, pengertian sejarah terus bertambah sesuai dengan


perkembangan yang terjaadi. Sejarah yang merupakan akar dari segala ilmu,
membuatnya dapat diartikan dari berbagai pandangan.

Berikut ini merupakan beberapa pengertian sejarah menurut para ahli, baik
dari luar negeri maupun dalam negeri:

1. Herodatus

Herodatus lahir di Halikarnasoss (sekarang wilayah Turki) dan hidup pada


tahun 484-425 SM. Beliau merupakan salah satu pemikir pada masa Yunani Kuno
yang dikenal sebagai bapak sejarah.

Beliau merupakan sejarawan pertama yang diketahui mengumpulkan data-


data secara sistematis, kemudian mengujinya sampai tingkat akurasi tertentu, dan
menyusunnya dalam bentuk narasi yang terstruktur, dalam melakukan
penelitiannya pada suatu peristiwa yang disebut sejarah.

Menurut Herodatus, Sejarah tidak berkembang ke arah depan dengan tujuan


yang pasti, tetapi bergerak seperti garis lingkaran yang tinggi rendahnya disebabkan
oleh keadaan manusia. Beliau memaknai sejarah dari perputaran jatuh bangunnya
tokoh maupun peradaban.

Hasil penelitian Herodatus akhirnya mampu merumuskan penyebab


kekalahan Persia dari Athena dan Sparta. Menurutnya, kekalahan tersebut
disebabkan oleh Raja Persia yang menganggap dirinya mampu melakukan segala
sesuatu.

Karya terbesar Herodatus adalah sebuah hasil penelitian sejarah yang diberi
judul Historia. Karya tersebut mngkaji tantang perang Yunani melawan Persia,

6
yang dibagi menjadi 9 buku. Salah satu diantaranya yaitu buku yang berjudul
Polymnia.

2. Ibnu Khaldun

Tokoh yang bernama Abu Zayd ‘Abd al-Rahman ibn Muhammad ibn
Khaldun al-Hadrami ini lahir pada 27 Mei 1332 di Tunisia. Beliau dikenal sebagai
sejarawan muslim dan sering disebut sebagai Bapak Ilmu Histiografi, Sosiologi,
dan Ekonomi. Karyanya yang paling terkenal yaitu Muqaddimah atau Pendahuluan.

Menurut Ibnu Khaldun, Sejarah adalah suatu catatan tentang masyarakat,


umat manusia, atau peradaban dunia, serta tentang perubahan yang terjadi pada
watak masyarakat tersebut. Pengertian ini dikemukakan dalam kitab yang berjudul
Al-‘Ibar yang artinya “Sejarah Ilmu”.

Kitab tersebut diterbitkan di Kairo, Mesir, pada tahun 1284. Muqaddimah


karyanya yang terkenal itu merupakan bagian pertama dari kitab Al-‘Ibar yang
totalnya 7 jilid. Dalam Muqaddimah, beliau menjelaskan bahwa sejarah memiliki
dua sisi yaitu sisi luar dan sisi dalam.

Pengertian sejarah dari sisi luar adalah rekaman perputaran masa dan
pergantian kekuasaan yang terjadi pada masa lampau. Sedangkan dari sisi dalam,
sejarah adalah suatu studi dan penalaran kritis serta usaha cermat untuk mencari
kebenaran.

Secara khusus, Ibnu Khaldun mendefinisikan sejarah sebagai suatu


penjelasan yang cerdas tentang sebab dan asal uusl segala sesuatu atau pengetahuan
mendasar tentang mengapa dan bagaimana peristiwa itu terjadi.

3. William Henry walsh

Filsuf yang juga guru besar ilmu logika dan metafisika di universitas
Edinburgh, Skotlandia, William Henry Walsh, meyakini bahwa sejarah
menitikberatkan pada pencatatan yang memiliki arti dan penting bagi umat manusia
di dunia.

7
Walsh juga mengatakan bahwa, sejarah adalah sebuah colligation atau ikatan
bersama dari sebuah urutan (sequence). Menurutnya, fakta sejarah tidak semata-
mata terbangun dari peninggalan masa lalu, melainkan telah melalui uji kebenaran,
yaitu dengan mengoptimalkan fungsi berpikir.

Maka, Walsh menawarkan teori koherensi untuk memformulasikan suatu


fakta sejarah. Teori ini melandaskan kebenaran saintifik sebagai pembentuk faakta
sejarah. Menurut Walsh, berpikir saintifik nerupakan perwujudan dari persetujuan
ilmiah yang hasilnya tidak dapat diragukan lagi. Dari proses tersebut, akhirnya
menghasilkan suatu kebenaran sejarah berupa fakta sejarah yang kedudukannya
dapat dipercaya.

4. Aristoteles

Aristoteles, lahir di Stagira, sebuah kota di wilayah Chalcidice, Thrachia,


yunani, pada tahun 384 SM. Ketika usianya 17 tahun, Aristoteles menjadi murid
Plato, Salah satu pemikir terkenal Yunani kala itu. Nantinya Aristoteles menjadi
guru di akademi yang didirikan oleh Plato di Athena.

Mengenai pengertian sejarah, Aristoteles membandingkannya dengan puisi


dan filsafat. Menurutnya, sejarah bergelut dengan yang partikular atau simpul
(saling terkait) dari masa ke masa. Sedangkan puisi dan filsafat cenderung
berhubungan dengan aktualitas atau yang telah terjadi.

Lebih tegasnya, Aristoteles mendefinisikan sejarah sebagai suatu sistem yang


meneliti suatu kejadian sejak awal dan tersusun dalam bentuk kronologi pada masa
yang sama.

Secara lebih ringkas, pengertian sejarah setidaknya dapat mencakup hal-hal


sebagai berikut:

1. Masa lalu yang dilukiskan berdasarkan dengan urutan waktu (kronologis).

2. Ada hubungannya dengan sebab akibat suatu peristiwa.

3. Kebenarannya memiliki sifat subjektif sebab masih perlu adanya penelitian lebih
lanjut guna mencari kebenaran yang bersifat hakiki.
8
4. peristiwa sejarah ada tiga aspek, yaitu masa lampau, masa sekarang, serta masa
yang akan datang.

Kata “Kebudayaan” dalam bahasa Arab adalah al-Tsaqafah. Tetapi, di


Indonesia masih banyak orang yang menyinonimkan dua kata “Kebudayaan”
(Arab, al-Tsaqafah ; Inggris, Culture) dan “Peradaban” (Arab, al-Hadharah ;
Inggris, Civilization). Dalam ilmu Antropologi sekarang, kedua Istilah itu
dibedakan.

Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan paling tidak mempunyai tiga wujud, yaitu


sebagai berikut:

(1) Wujud ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks, ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.

(2) Wujud kelakuan, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks Aktivitas
kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.

(3) Wujud benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya.

Islam merupakan agama yang diwahyukan oleh Allah Swt kepada Nabi
Muhammad Saw, baik melalui perantara malaikat Jibril maupun secara langsung.
Menurut H.A.R. Gibb, Islam sesungguhnya bukan hanya sekedar agama, melainkan
adalah peradaban yang sempurna. Karena yang menjadi pokok kekuatan dan sebab
timbulnya kebudayaan adalah agama Islam. Jadi berdasarkan ketiga pengertian di
atas dapat disimpulkan bahwa sejarah kebudayaan Islam adalah kejadian atau
peristiwa masa lampau yang diabadikan di mana pada saat itu Islam merupakan
sumber timbulnya suatu kebudayaan seperti, seni rupa, seni bangunan, sistem
kenegaraan dan ilmu pengetahuan yang lebih maju.

2.2 Manfaat Mempelajari Sejarah dan Kebudayaan Islam


Orang tidak akan belajar sejarah apabila tidak ada gunanya. Kenyataan bahwa
sejarah terus dicatat, di setiap peradaban dan sepanjang waktu, sudah sangat cukup
untuk membuktikan bahwa mempelajari sejarah itu sangat perlu. Sejarah berguna
secara intrinsik dan ekstrinsik.

9
Manfaat intrinsik :

1. sejarah sebagai ilmu, sejarawan dapat datang dari mana sajakarena sejarah
adalah ilmu yang terbuka. Keterbukaan itulah yang membuat siapapun
dapat mengaku sebagai sejarawan, asal hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan.

2. Sejarah sebagai cara mengetahui masa lampau, bangsa yang belum


mengenal tulisan mengandalkan mitos, sedangkan bangsa yang sudah
mengenal tulisan mengandalkan sejarah. Sudah jelas bahwa bersama
dengan mitos kita dapat mengetahui masa lampau.

3. sejarah sebagai pernyataan pendapat, banyak penulis sejarah yang


menggunakan ilmunya untuk menyatakan pendapat.

4. Sejarah sebagai profesi, tidak semua lulusan sejarah dapat berprofesi


sebagai sejarawan. Pada kenyataannya semua tempat membutuhkan orang
yang dapat menulis sejarah.

Manfaat Ekstrinsik:

1. Sejarah sebagai pendidikan moral, sejarah yang diajarkan dalam pelajaran


kewarganegaraan mempunyai maksud agar pancasila menjadi tolak ukur
benar dan salah, berani dan takut dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Akan tetapi, sejarah harus berbicara tentang fakta.

2. Sejarah sebagai pendidikan penalaran, seorang yang belajar sejarah tidak


akan berpikir monokausal, yaitu pikiran yang menyatakan bahwa sebab
terjadinya peristiwa itu hanya satu.

3. Sejarah sebagai bukti, sejarah selalu digunakan untuk membenarkan


perbuatan.

Sejarah mencatat kondisi kebesaran Islam terjadi akibat kemajuan ilmu


pengetahuan dan teknologi. Sejarah memiliki nilai dan arti penting bagi kehidupan
umat manusia. Hal ini dikarenakan sejarah menyimpaan kekuatan yang dapat
melahirkan nilai-nilai baru bagi perkembangan kehidupan manusia. Pentingnya
10
mempelajari sejarah dan kebudayaan Islam tidak semata-mata untuk mengetahui
peristiwa sejarah Islam yang terjadi pada masa lampau. Dengan mengkaji sejarah,
dapat memperoleh informasi tentang sejarah dan kebudayaan Islam dari zaman
Rasulullah sampai sekarang. Dengan demikian, mempelajari sejarah kebudayaan
Islam dapat mengetahui dan memahami bagaimana kebudayaan Islam dan
perkembangannya pada saat itu, serta dapat pula menyelesaikan problematika
kebudayaan Islam masa kini.

2.3. Periodisasi Sejarah Islam


A. Periode Klasik (650 – 1250 M)

Pada periode ini, disebut juga sebagai masa keemasan di dalam sejarah islam.
Sebagai masa keemasan, masa ini sering dijadikan tolak ukur dan rujukan
keteladanan. Masa Nabi SAW yang hanya berlangsung kurang lebih 23 tahun. Pada
periode klasik, arab sangat menonjol karena memang Islam hadir di sana.

Pada masa klasik telah terwujud kesatuan budaya islam di bawah naungan
Islam dengan bahasa arab. Pada masa ini Islam meliputi dua masa kemajuan yaitu
masa Rasululah SAW, khulafaurrasyidin, bani umaiyah dan masa-masa permulaan
daulah Abbasiyah. Masa itu merupakan masa perluasan wilayah yang dimulai oleh
khulafaurrasyidin dilanjutkan Bani Umaiyah dan mencapai keemasan pada masa
bani Abbasiyah yang membuat islam menjadi negara besar.

Di masa ini peradaban Islam tumbuh menjadi peradaban baru. Dari sisi
perkembangan ilmu telah berkembang kajian-kajian teologi pada masa kini. Pada
awal islam pengaruh helenisme dan juga filsafat Yunani terhadap tradisi keilmuan
Islam sudah sangat kental, sehingga pada saat selanjutnya pengaruh itupun terus
mewarnai perkembangan ilmu pada masa-masa berikutnya.

B. Periode Pertengahan (1250 – 1800 M)

Pada periode pertengahan muncul tiga kerajaan besar Islam yang mewakili
tiga kawasan budaya, yaitu kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Safawi di Persia,
dan kerajaan Mughal di India. Kerajaan-kerajaan islam yang lain, meski juga ada

11
yang cukup besar, tetapi jauh lebih lemah dibandingkan dengan tiga kerajaan ini,
bahkan berada dalam pengaruh salah satu diantaranya.

Kerajaan Mughal adalah kerajaan yang berdiri seperempat abad setelah


berdirinya Kerajaan Safawi, jadi diantar ketiga kerajaan besar tersebut Kerajaan
Mughal inilah yang termuda, walaupun kerajaan ini bukanlah kerajaan Islam yang
pertama di anak benua India.

Pada periode pertengahan, pembahasan yang paling banyak mendapat tempat


adalah percaturan politik di pusat Islam dan peradaban yang dibina oleh dinasti-
dinasti yang kebetulan berhasil memegang hegemoni politik, serta tiga kerajaan
besar Islam (Usmani, Safawi, dan Mughal) dan peradaban yang dibinanya. Pada
periode ini terjadi dua masa pada tiga kerajaan besar (Turki Utsmani, daulah
Shafawiyah, dan Daulah Mongoliyah) di India yakni mengalami kemajuan pada
tahun 1500 – 1700 M, dan mengalami kemunduran pada tahun 1700 – 1800 M.

C. Periode Modern (1800 – sampai sekarang)

Pada masa ini telah terbentuk sistem masyarakat muslim yang bersifat global.
Masing-masing dibangun berdasarkan interaksi antara institusi Negara Islam.

Keagamaan dan institusi Komunal Timur Tengah dengan institusi sosial dan
cultural setempat, dan setiap interaksi melahirkan tipe kemasyarakatn Islam yang
berbeda-beda. Meskipun setiap masyarakat bersifat khas (unique), namun diantara
mereka terdapat kemiripan bentuk dan antar mereka dipertalikan oleh beberapa
hubungan politik dan keagamaan dan oleh persamaan nilai-nilai cultural. Dengan
demikian mereka membentuk Islam yang bersifat global (mendunia).

2.4. Sejarah Kebudayaan Islam di Indonesia


1. Teori India atau Teori Gujarat
Teori India mengungkapkan bahwa agama Islam di Indonesia datang dari
wilayah India yaitu Gujarat. Buktinya adalah ditemukan sebuah peninggalan berupa
batu nisan yang ditinggalkan oleh Sultan Malik Al-Saleh pada tahun 1297. Batu
tersebut memiliki karakteristik yang sama seperti dengan batu nisan yang ada di
12
daerah Gujarat. Selain itu, makam dari milik salah satu Wali Songo bernama
Maulana Malik Ibrahim juga memiliki karakteristik batu nisan yang sama dengan
makam Sultan Malik Al-Saleh.

Selain bukti berupa peninggalan makam, ada pula bukti lainnya dari teori
India. Bukti lain berupa catatan perjalanan yang ditulis oleh Marco Polo yaitu
seorang pedagang yang berasal dari Venesia yang berkunjung ke daerah Perlak,
Aceh di tahun 1292. Dalam laporan Marco Polo tersebut, disebutkan bahwa ada
suatu komunitas Muslim yang baru saja didirikan di Perlak oleh para pedagang
Moor. Apabila diperhatikan lebih jauh, ada banyak peristiwa besar yang terjadi
pada abad ke-12 di berbagai belahan dunia lain. Seperti contohnya, dengan asusmi
bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13, maka pada abad yang
sama pula, di bawah kepemimpinan seorang Genghis Khan, Bangsa Mongol telah
berhasil dan menguasai sebagian besar dari wilayah di Asia. Kerajaannya kemudian
membentang dari Samudra Pasifik hingga ke wilayah Eropa atau tepatnya saat ini
bernama Hongaria.

2. Teori Arab atau Teori Mekkah


Teori Arab menjelaskan bahwa agama Islam masuk ke Nusantara sudah dari
abad ke-7. Jauh lebih awal dibandingkan teori India. Menyebarkan ajaran agama
Islam di Nusantara, disebabkan oleh kedatangan para pedagang Arab yang memiliki
tujuan menyebarkan ajaran Islam di Indonesia. Salah satu tokoh yang
mengemukakan tokoh Arab ini adalah Buya Hamka. Dalam bukunya berjudul
Sejarah Umat Islam yang terbit pada tahun 1997, Buya Hamka mengemukakan
bahwa masuknya Islam di Indonesia memiliki bukti yang sumbernya adalah naskah
kuno China dan isinya menyebutkan bahwa ada sekelompok bangsa Arab yang
bermukim di pesisir barat Sumatera pada tahun 624.

Tidak hanya itu saja, di sebuah daerah bernama Barus yang saat itu berada
dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya, ditemukan sebuah batu nisan dengan
nama Syekh Rukunuddin yang wafat pada tahun 672 M. Pada era yang sama pula,

13
munculnya agama Islam pertama kali di Arab memang memiliki periode yang sama
dengan teori Mekkah ini.

3. Teori Persia
Teori ketiga masuknya agama Islam ke Indonesia adalah teori Persia. Teori
satu ini didukung oleh beberapa tokoh salah satunya adalah Hoesein Djajadiningrat.
Menurut teori Persia, asal-usul hadirnya agama Islam di Nusantara bersumber dari
wilayah Persia pada abad ke-13. Menurut teori Persia, kebudayaan agama Islam di
Indonesia dan kebudayaan Islam yang ada di Persia memiliki banyak kesamaan.
Bukti yang terlihat ialah keberadaan dari acara Tabot yang ada di daerah Bengkulu
dan Tabuik yang ada di Sumatera Barat yang biasa diadakan pada tanggal 10
Muharram dan memiliki kemiripan dengan salah satu ritual yang ada di Persia.
Selain itu, kaligrafi yang ada pada makam batu nisan di Indonesia juga disebut
memiliki kemiripan dengan batu nisan yang ada di Persia.

4. Teori China

Teori terakhir tentang masuknya agama Islam ke Indonesia adalah teori


China. Menurut teori China, ajaran agama Islam berkembang di China pada masa
Dinasti Tang yaitu pada sekitar tahun 618 M hingga 905 M dan ajaran agama Islam
dibawa oleh seorang panglima Muslim bernama Saad bin Waqash yang berasal dari
Madinah dan berada pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan.

Teori China ini dicetuskan oleh Slamet Mulyana dan Sumanto Al Qurtuby
yang menganggap bahwa agama Islam di Nusantara datang dari salah satu wilayah
yang menjadi pusat dari dakwah agama Islam di China yaitu di daerah Kanton. Dari
daerah tersebutlah, para pendakwah yang telah lama ada, menyebarkan ajaran
agama Islam ke Nusantara terutama di daerah Palembang. Banyaknya para petinggi
dari Kesultanan Demak hingga Wali Songo yang berasal dari keturunanan etnis
China, menjadi salah satu bukti dari teori China ini. Salah satunya adalah Raden
Patah yang memiliki nama Tionghoa yaitu Jin Bun.

14
Peninggalan Kebudayaan islam di Indonesia
1. Masjid
Pada masa tersebut, masjid tidak hanya digunakan sebagai tempat ibadah
umat Islam saja, tetapi juga digunakan untuk menyebarkan ajaran agama Islam. Jika
diperhatikan, masjid tersebut memiliki karakteristik yang cukup unik, yaitu
memiliki serambi, menara, kolam dengan atap bertingkat serta memiliki bentuk
seperti bujur sangkar dan berada di kota dan menghadap ke alun-alun.

Salah satu contoh dari masjid yang hingga saat ini masih bisa dikunjungi
adalah Masjid Agung Demak. Masjid tersebut merupakan peninggalan dari
Kesultanan Demak dan menjadi masjid paling tua di Pulau Jawa. Masjid tersebut
dibandung oleh Raden Patah pada tahun 1477.

2. Keraton
Keraton merupakan simbol dan pusat kekuasaan. Keraton memiliki
karakteristik berupa bangunan yang dikelilingi pagar, sungai dan parit. Salah satu
contohnya adalah Keraton Kasepuhan yang berada di Cirebon.

3. Makam
Jirat atau kijing atau makam atau batu nisan adalah karakteristik dari kerajaan
Islam saat itu. Oleh sebab itulah, makam menjadi salah satu peninggalan sejarah
kebudayaan Islam oleh kerajaan Islam di Nusantara. Salah satu contoh makam
adalah makam Maulana Malik Ibrahim di Desa Gapura, Gresik.

15
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
diantaranya:

Sejarah kebudayaan Islam adalah kejadian atau peristiwa masa lampau yang
diabadikan di mana pada saat itu Islam merupakan sumber timbulnya suatu
kebudayaan seperti, seni rupa, seni bangunan, sistem kenegaraan dan ilmu
pengetahuan yang lebih maju.

Pentingnya mempelajari sejarah dan kebudayaan Islam tidak semata-mata


untuk mengetahui peristiwa sejarah Islam yang terjadi pada masa lampau. Dengan
mengkaji sejarah, dapat memperoleh informasi tentang sejarah dan kebudayaan
Islam dari zaman Rasulullah sampai sekarang. Dengan demikian, mempelajari
sejarah kebudayaan Islam dapat mengetahui dan memahami bagaimana
kebudayaan Islam dan perkembangannya pada saat itu, serta dapat pula
menyelesaikan problematika kebudayaan Islam masa kini.

3.2. Saran
Sejarah dan kebudayaan sangat penting bagi kehidupan umat manusia. Bagi
penulis maupun pembaca makalah ini, diharapkan dapat dikembangkan menjadi
lebih baik lagi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Alfian, T. I. (1984). Bunga Rampai Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta:


Lembaga Riset IAIN Sunan Kalijaga.

Andi Hermawan, M. (2018). Sejarah Peradaban Islam; Prakenabian hingga Islam


di Indonesia. Malang: CV. Intrans Publishing.

Dr. Siti Zubaidah, M. (2016). Sejarah Peradaban Islam. Medan: Perdana


Publishing.

Koentjaraningrat. (1985). Kebudayaaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta:


Gramedia.

Kuntowijoyo, P. D. (2005). Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: PT. Bentang


Pustaka.

Laksono, A. D. (2018). Apa Itu Sejarah; Pengertian, Ruang Lingkup, Metode dan
Penelitian. Pontianak: Derwati Press.

M.Ag., D. H. (2007). Sejarah Peradaban Islam. Riau: Yayasan Pustaka Riau.

Shiddiqi, N. (1981). Pengantar Sejarah Muslim. Yogyakarta: Cakra Donya.

Siti Maryam, d. (2009). Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta: LESFI.

https://an-nur.ac.id/periodisasi-sejarah-peradaban-islam/

https://www.gramedia.com/literasi/sejarah-kebudayaan-islam/

17

Anda mungkin juga menyukai