Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PERIODESASI PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM

OLEH :

KELOMPOK : 2
NAMA : ASNITA
: AMINAH

DOSEN PEMBIMBING :
ABDUL GHANI, LC.,M.A.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)
AL-MUSLIM ACEH
BIREUEN
2022

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah dengan judul
Periodesasi Perkembangan Peradaban Islam

Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Abdul Ghani, LC.,M.A, yang
telah membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga kami
ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga
kami bisa menyelesaikan makalah ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca
guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Bireuen, 11 Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1


1.2. Rumusan Masalah………………………………………………… .. 2
1.3. Tujuan……………………………………………………………..... 2

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1. Pengertian Sejarah Peradaban Islam ................................................. 3


2.2. Dasar-Dasar Peradaban Islam ........................................................... 4
2.3. Periodesasi Peradaban Islam ............................................................ 6

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejarah adalah peristiwa yang terjadi di masa lampau yang disusun
berdasarkan peninggalan-peninggalan berbagai macam peristiwa. Dan
peninggalan tersebut dapat disebut sebagai sejarah. Dalam bahasa arab sejarah
dapat disebut sajaratun (Sajaroh), artinya pohon dan keturunan. Dalam
perjalanan, sejarah mengalami pasang naik dan pasang surut dalam interval
yang berbeda-beda. Sejarah dalam bahasa arab juga dapat disebut tarikh, yang
menurut etimologi artinya ketentuan masa. Sedang secara terminologi ialah
“keterangan yang telah terjadi di kalangannya pada masa yang telah lampau
atau pada masa yang masih ada.
Disamping itu, mempelajari sejarah yang sudah berjalan cukup lama
akan mengalami kesuliatan apabila tidak dibagi dalam beberapa tahapan
dimana disetiap tahapan merupakan suatu komponen yang mempunyai ciri-
ciri khusus dan merupakan suatu kebulatan untuk satu jangka waktu.
Rangkaian dari tahapan sejarah yang termuat dalam satu kerangka inilah yang
disebut periodesasi sejarah (Nourouzzman Zhiddiqie, 1983).
Periodesasi peradaban Islam merupakan ciri bagi ilmu sejarah yang
mengkaji peristiwa dalam konteks waktu dan tempat dengan tolak ukur yang
bermacam-macam. Menurut Prof. Dr. H.N. Shiddiqi, ada beberapa pendapat
lain yang tolak ukrunya adalah sistem politik, hal ini biasanya digunakan pada
sejarah konvensional. Tolak ukrunya pada persoalan ekonomi (maju
mundurnya ekonomu) dalam sebuah negara. Peradaban dan kebudayaan suatu
bangsa adalah pada masuk dan berkembangnya suatu agama. Jadi, periodesasi
peradaban Islam adalah ilmu sejarah atau tahapan sejarah yang mengkaji
perkembangan peradan Islam dalam konteks dan tempat dengan tolak ukur
tertentu (Nourouzzman Zhiddiqie, 1983).
Dalam sejarah, proses tukar menukar dan interaksi dengan
kebudayaan lain memang kerap terjadi dan tidak bisa dihindari. Seperti yang
terjadi antara peradanan Islam dengan Kebudayaan barat. Namun dalam

1
kondisi dimana suatu kebudayaan itu lebih kuat dibandingkan yang lain
terhadap dominasi yang kuat terhadap yang lemah. Istilah Ibnu Khaldun,
“masyarakat yang ditaklukan, cenderung meniru penakluknya”.
Hal demikan terjadi pada peradaban Islam ketika Islam menjadi kuat
dan dominan pada abad pertengahan, masyarakat Eropa cenderung meniru
“berkiblat ke dunia Islam”. Tetapi ketika kebudayaan Barat yang kuat dan
dominan maka proses peniruan itu juga terjadi. Terbukti ketika kebangkitan
Barat dan melemahnya politik Islam, para ilmuwan Muslim belajar berbagai
disiplin ilmu ke Barat (SPI, 2005).
Banyak diantara kita yang mengaku agama Islam tapi tidak pernah
tahu akan Islam,tidak pernah tahu bagaimana Islam , bahkan seperti apa Islam
itu berkembang. Bahkan Dikalangan sejarawan terdapat perbedaan tentang
saat di mulai nya sejarah Islam. Oleh karena itu penting bagi kita sebagai umat
islam mengenal perkembangan islam dari periode ke periode islam sebagai
upaya kecintaan dan eksistensi diri kita sebagai seorang muslim.Dan hal inilah
yang menjadi latar belakang masalah pembuatan makalah ini yang secara
detail akan dibahas pada bab selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Jelaskan Apa Pengertian Sejarah Peradaban Islam
2. Jelaskan Apa Saja Dasar-dasar peradaban islam
3. Jelaskan Tentang Periodesasi Peradaban Islam

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas dapat diambil manfaat sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian pendekatan dalam Studi Islam
2. Untuk mengetahui pendekatan Interdispliner dalam studi Islam
3. Untuk mengetahui berbagai macam karakteristik pendekatan
interdispliner

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sejarah Peradaban Islam


Sejarah dalam bahasa arab dapat disebut dengan tarikh/sirah, serta
juga dapat disebut dengan istilah sajaratun (Sajaroh), artinya pohon dan
keturunan atau history dalam bahasa Inggris, adalah cabang ilmu pengetahuan
yang berkenaan dengan kronologi berbagai peristiwa. Sedangkan menurut
menurut pengertian al-tarikh berarti; “sejumlah keadaan dan peristiwa-
peristiwa yang terjadi di masa lampau, dan benar-benar terjadi pada diri
individu atau masyarakat, sebagaimana benar-benar terjadi pada kenyataan-
kenyataan alam dan manusia” (Abuddin Nata, 2006).
Sejarah peradaban Islam dapat diartikan sebagai perkembangan
atau kemajuan kebudayaan Islam dalam perspektif sejarah. Selain itu
sejarah peradaban Islam dapat diartikan sebagai kemajuan dan tingkat
kecerdasan akal yang dihasilkan dalam satu periode kekuasaan Islam mulai
dari periode nabi Muhammad saw hingga perkembangan kekuasaan Islam
sekarang. Sejarah peradaban juga dapat diartikan sebagai capaian umat Islam
dalam Kesusastraan, Ilmu pengetahuan, dan Kesenian (Abuddin Nata, 2006).
Dari pengertian yang dikemukakan diatas, peradaban Islam adalah
terjemahan dari kata Arab al-Hadharah al-Islamiyah. Istilah kata dalam
bahasa Arab ini juga sering diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yang
artinya adalah Kebudayaan Islam. “Kebudayaan” dalam bahasa Arab adalah
al-Tsaqafah (Abuddin Nata, 2006).
Dalam definisi yang dimaksud disini Peradaban atau kebudayaan
tersebut ialah Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw yang
telah membawa bangsa Arab yang sebelum datangnya Islam terbelakang,
bodoh, dan tidak dikenal oleh bangsa manapun. Tetapi semenjak hadirnya
Islam ditengah-tengah mereka maka mereka menjadi bangsa yang maju, cepat
mengembankan dunia, membina satu kebudayaan dan peradaban yang sangat
berpengaruh terhadap kemajuan dan kesejahteraan umat manusia. Baik secara
jasmani maupun secara rohani (Badri Yatim, 1997).

3
Dengan demikan jelas bahwa kedatangan Islam dalam kehidupan
manusia khusunya bangsa Arab dan umumnya seluruh umat manusia
mempunyai makna yang tinggi bagi peradaban umat manusia. Yaitu
mengangkat hak kemanusiaan yang tinggi, cita-cita yang luhur, dan
menanamkan semangat Islam yang memperteguh kesetian manusia terhadap
tugas dan kewajibanya sebagai wakil Allah di muka bumi atau Khalifatullah.
Menurut H.A.R Gibb, bahwa Islam sesungguhnya lebih dari sekedar Agama,
Ia adalah peradaban yang sempurna. Karena yang menjadi pokok kekuatan
dan sebab timbulnya kebudayaan adalah Agama Islam, kebudayaan yang
ditimbulkannya dinamakan kebudayaan atau peradaban Islam (Abuddin Nata,
2006).

2.2 Dasar-dasar Peradaban Islam


Dasar-dasar peradanam Islam pertama kali ditetapkan oleh Nabi
Muhammad saw. Tujuannya adalah untuk memperkokoh masyarakat dan
negara baru. Beliau menetapkan dasar-dasar tersebut pada saat beliau berada
di Yastrib atau yang sekarang dikenal dengan nama Madinah. Berbeda halnya
dengan di Mekah, di Madinah Allah swt banyak menurunkan wahyu yang
berhungungan dengan kehidupan masyarakat. Nabi Muhammad saw
mempunyai kedudukan, tidak hanya sebagai pemimpin Agama, tetapi juga
sebagai kepala negara. Dengan kata lain nabi Muhammad saw memilki dua
kekuasaan sekaligus, yaitu kekuasaan spiritual dan kekuasan sekuler yang
dimana kedunya dapat berjalan seimbang atas berkat bimbingan Allah swt
melalui wahyu yang diturunkan kepada beliau (Badri Yatim, 1997).
Dasar-dasar peradaban Islam tersebut diantaranya adalah:
a. Pembangunan Masjid
Masjid merupakan sesuatu yang paling fundamental yang
pertama beliau lakukan. Karena masjid menjadi pusat pemerintahan
dan pusat spiritual. Masjid juga digunakan untuk mempersatukan kaum
Muslim dan mempertalikan jiwa diantara mereka (Badri Yatim, 1997).
Masjid merupakan tempat pembinaan dan tempat
memakmurkan umat serta membimbing umat supaya taat beribadah.

4
Berbagai masalah yang dihadapi umat Islam, di diskusikan di masjid.
Baik itu persoalan Individual maupun Sosial. Masjid juga digunakan
untuk tempat menerima serta menjamu tamu negara yang berkunjung
ke kaum muslim. Bahkan juga digunakan sebagai penginapan bagi para
musyafir dan juga tempat perawatan bagi pejuang-pejuang yang luka
di medan jihad (Aditya L.P, 2012).
b. Membangun Ukhuwah Islamiyah
Istilah kata ukhuwah berakar dari kata kerja akha. Makna
ukhuwah menurut Imam Hasan Al Banna: Ukhuwah Islamiyah adalah
keterikatan hati dan jiwa satu sama lain dengan ikatan aqidah (Aang.
F, 2005).
Makna realitas dari Ukhuwah Islamiyah adalah ketika itu Nabi
Muhammad saw mempersaudarakan antara golongan Muhajirin
dengan golongan Anshar. Dengan demikian diharapkan terjalin
persaudaraan dan rasa kekeluargaan yang tinggi dikalangan kaum
muslimin. Persaudaraan tersebut terjalin berdasarkan agama atau
ideologi yang menggantikan persaudaraan sedarah atau biologis
(Abuddin Nata, 2006).
Diantara unsur-unsur pokok dari Ukhuwah adalah rasa cinta
dan kasih sayang. Dari tingkatan cinta yang terendah ditunjukan
dengan husnudzon yang menggambarkan bersihnya hati dari sifat
hasad benci, dan dengki.
c. Membangun hubungan dengan non Islam
Ketika menjadi kepala negara di Madinah. Rasulullah saw
tidak hanya memimpin kaumnya sendiri yang beragama Islam. Tetapi
disana juga terdapat kaum Yahudi dan orang arab yang masih
menganut agama nenek moyang mereka. Stabilitas negara sangat
dibutuhkan disituasi seperti itu. Beliau mengadakan ikatan perjanjian
dengan mereka. Yaitu dengan dibuatnya piagam yang menjamin
kebebasan beragama bagi orang-orang selain Islam serta dijamin
keselamatannya. Setiap masyarakat memiliki hak tertentu dalam
bidang politik dan keagamaan (Abuddin Nata, 2006).

5
Kemerdekaan setiap golonganpun terjamin dengan diadakan
perjanjian tersebut. Mereka diwajibkan bersama-sama untuk saling
menjaga negeri Madinah dari ancaman atau serangan dari luar. Ini yang
disebut dengan kemerdekaan dan keadilan dalam pemerintahan yang
sebenarnya. Ini semua dapat terwujud dikarenakan datangnya Islam
sebagai Agama yang rahmatal lil’ālamîn (Badri Yatim, 1997).
Secara doktrinal, toleransi sepenuhnya diharuskan oleh Islam.
Islam secara definisi adalah “damai”, “selamat” dan “menyerahkan
diri”. Definisi Islam yang demikian sering dirumuskan dengan istilah
“Islam agama rahmatal lil’ālamîn” (agama yang mengayomi seluruh
alam). Ini berarti bahwa Islam bukan untuk menghapus semua agama
yang sudah ada. Islam menawarkan dialog dan toleransi dalam bentuk
saling menghormati. Islam menyadari bahwa keragaman umat manusia
dalam agama dan keyakinan adalah kehendak Allah, karena itu tak
mungkin disamakan (Syamsul A.N, 2008).

2.3 Periodesasi Peradaban Islam


Perkembangan peradaban Islam sejatinya dimulai semenjak hijrahnya
Rasulullah Saw dari Mekkah ke Madinah. Di Madinah, Rasulullah Saw
mengawali pengembangannya dari sisi ekonomi (Abuddin Nata, 2006).
Hal pertama sekali yang dilakukan Beliau ialah mempersaudarakan
kaum Muhajirin dan Anshor. Setelah itu barulah mulai dibentuk baitul maal
serta pasar-pasar nan berfungsi buat menunjang kaum muslimin dalam
bermuamalah (Abuddin Nata, 2006).
Perkembangan peradaban Islam berlanjut hingga masa Al Khulafaur
Rasyidin atau 4 khalifah setelah Rasulullah, yaitu Abu Bakar, Umar Bin
Khattab, Usman Bin Affan, dan Ali Bin Abi Thalib (Abuddin Nata, 2006).
Tak berhenti sampai di situ, perkembangan peradaban Islam tetap terus
berlanjut hingga zaman khalifah-khalifah selanjutnya, seperti Umar Bin
Abdul Aziz. Perkembangan peradaban Islam saat itu mampu menguasai
sepertiga dari global terutama pada zaman Umar Bin Khattab (Abuddin Nata,
2006).

6
2.3.1 Fase Umum, Harun Nasution dalam buku Islam Ditinjau dari
Berbagai Aspeknya membagi sejarah Islam ke dalam tiga periode besar
berikut:
1. Periode Klasik (650‒1250) Periode Klasik merupakan periode
kejayaan Islam yang dibagi ke dalam dua fase, yaitu:
a. Fase ekspansi (perluasan wilayah), integrasi, (650‒1000),
b. Fase disintegrasi (perpecahan wilayah/kelompok) (1000‒1250).
2. Periode Pertengahan (1250‒1800) Periode Pertengahan merupakan
periode kemunduran Islam yang dibagi ke dalam dua fase, yaitu:
a. Fase kemunduran (1250‒1500 M), dan
b. Fase munculnya ketiga kerajaan besar (1500‒1800), yang dimulai
dengan zaman kemajuan (1500‒1700 M) dan zaman kemunduran
(1700‒1800).
3. Periode Modern (1800‒dan seterusnya) Periode Modern merupakan
periode kebangkitan umat Islam yang ditandai dengan munculnya para
pembaharu Islam (Abuddin Nata, 2006).

1) Periode Klasik
Periode Klasik merupakan masa kemajuan, keemasan dan kejayaan
Islam dan dibagi ke dalam dua fase. Pertama, adalah fase ekspansi, integrasi
dan pusat kemajuan (650 – 1000 M). Di masa inilah daerah Islam meluas
melalui Afrika utara sampai ke Spanyol di belahan Barat dan melalui Persia
sampai ke India di belahan Timur. Daerah-daerah itu tunduk kepada
kekuasaan Islam. Di masa ini pulalah berkembang dan memuncak ilmu
pengetahuan, baik dalam bidang agama maupun umum dan kebudayaan
serta peradaban Islam. Di masa inilah yang menghasilkan ulama-ulama
besar, seperti Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’i dan Imam Ibn
Hambal dalam bidang Fiqh. Imam al-Asya’ri, Imam al-Maturidi, Wasil ibn
‘Ata’ , Abu Huzail, Al-Nazzam dan Al-Jubba’i dalam bidang Teologi.
Zunnun al-Misri, Abu Yazid al-Bustami dan al-Hallaj dalam bidang
Tasawuf. AlKindi, al-Farabi, Ibn Sina dan Ibn Miskawaih dalam bidang

7
Falsafat. Ibn Hayyam, al-Khawarizmi, al-Mas’udi dan alRazi dalam bidang
Ilmu Pengetahuan, dan lain-lainnya (Syamsuddin Nasution, 2007).
Kedua, fase disintegrasi (1000 – 1250 M). Di masa ini keutuhan umat
Islam dalam bidang politik mulai pecah. Kekuasaan khalifah menurun dan
akhirnya Baghdad dapat dirampas dan dihancurkan oleh Hulagu Khan di
tahun 1258 M. Khalifah sebagai lambang kesatuan politik umat Islam
hilang.
Pada kurun waktu itu, terdapat dua kerajaan besar, yaitu Kerajaan
Umayyah atau sering disebut Daulah Umayyah dan Kerajaan Abbasiyah yang
sering disebut Daulah Abbasiyah (Armai Arief, 2002).
Pada masa Bani Umayyah, perkembangan Islam ditandai dengan
meluasnya wilayah kekuasaan Islam dan berdirinya bangunan-bangunan
sebagai pusat dakwah Islam. Kemajuan Islam pada masa ini meliputi: bidang
politik, keagamaan, ekonomi, ilmu bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang
militer (Armai Arief, 2002).
Sementara perkembangan Islam pada masa Bani Abbasiyah ditandai
dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan. Kemajuan Islam pada
masa ini meliputi bidang ilmu pengetahuan, ekonomi, ilmu bangunan
(arsitektur), sosial, dan bidang militer (Armai Arief, 2002).
Tentu saja kemajuan umat Islam baik pada masa Bani Umayyah
maupun Bani Abbasiyah terjadi tidak secara tiba-tiba. Akan tetapi, ada
penyebabnya, yaitu disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal antara lain:
1. Konsistensi dan istiqamah umat Islam kepada ajaran Islam,
2. Ajaran Islam yang mendorong umatnya untuk maju,
3. Islam sebagai rahmat seluruh alam,
4. Islam sebagai agama dakwah sekaligus keseimbangan dalam
menggapai kehidupan duniawi dan ukhrawi (Armai Arief, 2002).

Faktor eksternal antara lain seperti berikut.


1. Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain yang
lebih dahulu mengalami perkembangan dalam ilmu pengetahuan.

8
Pengaruh Persia pada saat itu sangat penting di bidang pemerintahan.
Selain itu, mereka banyak berjasa dalam perkembangan ilmu filsafat
dan sastra. Adapun pengaruh Yunani masuk melalui berbagai macam
terjemah dalam banyak bidang ilmu, terutama filsafat (Armai Arief,
2002).
2. Gerakan Terjemah
Pada masa Periode Klasik, usaha penerjemahan kitab-kitab
asing dilakukan dengan giat sekali. Pengaruh gerakan terjemahan
terlihat dalam perkembangan ilmu pengetahuan umum terutama di
bidang astronomi, kedokteran, filsafat, kimia, dan sejarah (Yatimin
Abdullah, 2006).
Selain faktor tersebut di atas, kejayaan Islam ini disebabkan
pula oleh adanya gerakan ilmiah atau etos keilmuan dari para ulama
yang ada pada Periode Klasik tersebut, antara lain seperti berikut
(Yatimin Abdullah, 2006).
Melaksanakan ajaran al-Qur’ān secara maksimal, di mana
banyak ayat dalam al-Qur’ān yang menyuruh agar kita menggunakan
akal untuk berpikir (Yatimin Abdullah, 2006).
Melaksanakan isi hadis, di mana banyak hadis yang
menyuruh kita untuk terus-menerus menuntut ilmu, meskipun harus
ke negeri Cina. Bukan hanya ilmu agama yang dicari, tetapi ilmu-
ilmu lain yang berhubungan dengan kehidupan manusia di dunia ini
(Yatimin Abdullah, 2006).
Mengembangkan ilmu agama dengan berijtihad, ilmu
pengetahuan umum dengan mempelajarai ilmu filsafat Yunani.
Maka, pada saat itu banyak bermunculan ulama fiqh, tauhid (kalam),
tafsir, hadis, ulama bidang sains (ilmu kedokteran, matematika, optik,
kimia, fisika, geografi), dan lain-lain. Ulama yang berdiri sendiri
serta menolak untuk menjadi pegawai pemerintahan (Yatimin
Abdullah, 2006).

9
Dari gerakan-gerakan tersebut di atas, muncullah tokoh-
tokoh Islam yang memiliki semangat berijtihad dan mengembangkan
berbagai ilmu pengetahuan, antara lain:

a) Ilmu Filsafat
1) Al-Kindi (809‒873 M),
2) Al Farabi (wafat tahun 916 M),
3) Ibnu Bajah (wafat tahun 523 H),
4) Ibnu Thufail (wafat tahun 581 H),
5) Ibnu Shina (980‒1037 M),
6) Al-Ghazali (1085‒1101 M),
7) Ibnu Rusd (1126‒1198 M.
a. Bidang Kedokteran
1) Jabir bin Hayyan (wafat 778 M),
2) Hurain bin Ishaq (810‒878 M),
3) Thabib bin Qurra (836‒901 M),
4) Ar-Razi atau Razes (809‒873 M).
b) Bidang Matematika
1) Umar Al-Farukhan,
2) Al-Khawarizmi.
c) Bidang Astronomi
1) Al-Farazi: pencipta Astro lobe
2) Al-Gattani/Al-Betagnius
3) Al-Farghoni atau Al-Fragenius
d) Bidang Seni Ukir Badr dan Tariff (961‒976 M) Ilmu
Tafsir
1) Ibnu Jarir ath Tabary,
2) Ibnu Athiyah al-Andalusy (wafat 147 H),
3) As Suda, Muqatil bin Sulaiman (wafat 150 H),
4) Muhammad bin Ishak dan lain-lain.
e) Ilmu Hadis
1) Imam Bukhori (194‒256 H),

10
2) Imam Muslim (wafat 231 H),
3) Ibnu Majah (wafat 273 H),
4) Abu Daud (wafat 275 H),
5) At-Tarmidzi, dan lain-lain (Yatimin Abdullah, 2006).

2) Periode Pertengahan
Periode pertengahan juga dibagi ke dalam dua fase. Pertama, fase
kemunduran (1250 – 1500 M). Di masa ini desentralisasi dan disintegrasi
bertambah meningkat. Perbedaan antara Sunni dan Syi’ah dan juga antara
Arab dan Persia bertambah nyata kelihatan. Dunia Islam terbagi dua.
Bagian Arab yang terdiri dari Arabia, Irak, Suria, Palestina, Mesir dan
Afrika utara berpusat di Mesir. Bagian Persia yang terdiri dari Balkan,
Asia kecil, Persia dan Asia tengah berpusat di Iran. Kebudayaan Persia
mendesak kebudayaan Arab. Pada fase ini, di kalangan umat Islam
semakin meluas pendapat bahwa pintu ijtihat tertutup. Demikian juga
tarekat dengan pengaruh negatifnya. Perhatian pada ilmu pengetahuan
kurang sekali. Umat Islam di Spanyol dipaksa masuk Kristen atau keluar
dari daerah itu (Syamsuddin Nasution, 2007).
Kedua, fase tiga kerajaan besar (1500 – 1700 M) dan masa
kemunduran (1700 – 1800 M). Tiga kerajaan besar tersebut adalah
kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Safawi di Persia dan kerajaan Mughal
di India. Kejayaan Islam pada tiga kerajaan besar ini terlihat dalam bentuk
arsitek sampai sekarang dapat dilihat di Istambul, Iran dan Delhi. Perhatian
pada ilmu pengetahuan kurang sekali. Masa kemunduran, Kerajaan Safawi
dihancurkan oleh serangan-serangan bangsa Afghan. Kerajaan Mughal
diperkecil oleh pukulan-pukulan raja-raja India. Kerajaan Usmani terpukul
di Eropa. Umat Islam semakin mundur dan statis. Pada masa itu, Eropa
bertambah kaya dan maju. Penjajahan Barat dengan kekuatan yang
dimilikinya meningkat ke dunia Islam. Akhirnya Napoleon menduduki
Mesir di tahun 1748 M. Saat itu Mesir adalah salah satu pusat peradaban
Islam yang terpenting (Syamsuddin Nasution, 2007).

11
3) Periode Modern
Periode modern (1800 – sekarang) merupakan zaman kebangkitan
umat Islam. Jatuhnya Mesir ke tangan Barat menginsafkan dunia Islam
akan kelemahannya dan menyadarkan umat Islam bahwa di Barat telah
timbul peradaban baru yang lebih tinggi dan merupakan ancaman bagi
umat Islam. Raja-raja dan para pemuka Islam mulai memikirkan
bagaimana meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam kembali. Dengan
demikian, keadaan menjadi berbalik seratus delapan puluh derajat. Kalau
di periode klasik, orang Barat yang kagum melihat kebudayaan dan
peradaban umat Islam, tetapi di periode modern umat Islam yang heran
melihat kebudayaan dan kemajuan Barat. Karena umat Islam heran
melihat alat-alat ilmiah seperti teleskop, mikroskop, alat-alat untuk
percobaan kimiawi, dan dua set alat percetakan dengan huruf Latin, Arab
dan Yunani yang dibawa serta oleh Napoleon. Jadi, di periode modern ini,
timbullah pemikiran-pemikiran, ide-ide mengapa umat Islam lemah,
mundur, dan bagaimana mengatasinya, dan perlu adanya pembaharuan
dalam Islam (Syamsuddin Nasution, 2007).

2.3.2 Fase lengkap Periodesasi Peradaban Islam

1) Periode Sejarah Klasik


Periode ini merupakan fase sejarah sejak Nabi Adam As dan dilanjutkan
dengan masa-masa para nabi hingga sebelum diutusnya Muhammad Saw.

2) Periode Sejarah Muhammad Saw


Periode ini dimulai sejak tahun 570 M hingga 632 M. Penjelasan di
dalamnya meliputi berdirinya negara Islam yang dipimpin langsung oleh
Muhammad Saw, yang menjadikan Madinah al-Munawwarah sebagai pusat
awal dari semua aktivitas negara hingga meliputi semua jazirah Arabia.
Sejarah pada periode ini merupakan sejarah yang seharusnya dijadikan
contoh dan suri teladan oleh kaum muslimin, baik penguasa maupun rakyat
biasa.

12
3) Periode Sejarah Kekhalifahan Rasyidin
Periode ini dimulai sejak tahun 632 M hingga 661 M. Pada masa itu terjadi
penaklukan-penaklukan Islam di Persia, Syam (Syiria), Mesir, dan lain-lain.
Pada periode sejarah Kekhalifahan Rasyidin manusia betul-betul berada
dalam manhaj (kaidah) Islam yang benar.

4) Periode Sejarah Kekhalifahan Umayyah


Periode ini dimulai sejak tahun 661 M hingga 749 M. Pada masa ini,
pemerintahan Islam mengalami perluasan yang demikian signifikan. Hanya
ada satu khalifah dalam pemerintahan Islam yang demikian luasnya itu.
Sayangnya, komitmen kepada syariat Islam mengalami sedikit kemerosotan
daripada periode sebelumnya.

5) Periode Sejarah Kekhalifahan Abbasiyah


Periode ini dimulai sejak tahun 749 M hingga 1258 M. Pada masa ini,
pendidikan Islam mengalami kejayaan, meskipun pada fase yang kedua
terdapat beberapa pemerintahan dan kerajaan yang independen, misalnya
pemerintahan Saljuk, Zanki, Ayyub, Ghazni, dan Murabithun. Pada masa
ini pula muncul gerakan perang salib yang dilakukan oleh negara-negara
Eropa, yang menaruh kebencian dan dendam kepada negara-negara Islam di
kawasan Timur. Pemerintahan Abbasiyah hancur bersamaan dengan
penyerbuan orang-orang Mongolia.

6) Periode Sejarah Mamluk


Periode ini dimulai sejak tahun 1250 M hingga 1517 M. Goresan sejarah
Islam paling penting pada masa ini adalah berhasil dibendungnya
gelombang penyerbuan pasukan Mongolia ke beberapa belahan negeri
Islam serta dihabiskannya eksistensi kaum Salibis dari negara Islam.

7) Periode Sejarah Kesultanan Utsmaniyah


Periode ini dimulai sejak tahun 1517 M hingga 1923 M. Pada awalnya,
pemerintahan ini telah berhasil melakukan ekspansi wilayah Islam, terutama

13
di kawasan Eropa Timur. Pada saat itu, Hongaria, Beograd, Albania,
Yunani, Romania, Serbia, dan Bulgaria berhasil ditaklukkan. Pemerintahan
ini juga mampu melebarkan kekuasaannya ke kawasan timur wilayah Islam.
Salah satu goresan sejarah paling agung yang berhasil dilakukan oleh
pemerintahan Utsmaniyah adalah ditaklukkannya Konstantinopel (yang
merupakan ibukota Imperium Romawi). Namun pada masa akhir
pemerintahan Turki, kaum kolonial berhasil menaburkan benih pemikiran
nasionalisme. Pemikiran ini kemudian menjadi pemicu hancurnya
pemerintahan Islam serta terkoyak-koyaknya kaum muslimin menjadi
negeri-negeri kecil yang lemah dan terbelakang.

8) Periode Dunia Islam Kontemporer


Periode ini dimulai sejak tahun 1922 M hingga 2000 M. Periode ini
merupakan masa sejarah umat Islam sejak berakhirnya pemerintahan
Utsmaniyah hingga perjalanan sejarah umat Islam pada masa sekarang.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Sejarah peradaban Islam adalah kemajuan dan tingkat intelektual serta


spiritual yang menjadikan suatu masyarakat madani. Peradaban Islam dimulai
dari periodesasi Nabi Muhammad saw. hingga perkembangan Islam sampai saat
ini.
Periodesasi peradaban Islam merupakan ciri bagi sejarah yang mengkaji
peristiwa dalam konteks waktu dan tempat dengan tolak ukur yang bermacam-
macam
Periodesasi sejarah peradaban Islam menurut Ahmad Al-Usairy terbagi
menjadi beberapa periode yaitu periode klasik, periode, sejarah rasulullah,
periode sejarah khulafaurrasyidin, periode pemerintahan Bani Umayyah,
periode pemerintahan Bani Abbasiyah, periode pemerintahan Mamluk, periode
pemerintahan Usmani, periode Dunia Islam Kontemporer.
Sedangkan menurut Prof. Dr. Harun Nasution di bagi ke dalam tiga
periode yaitu periode klasik, periode pertengahan dan periode modern.
Ciri-ciri periode Klasik : Islam mulai berkembang Karena telah
diajarkan secara terang terangan oleh Rasulullah SAW, Mulai berkembangnya
ilmu pengetahuan dan timbulya para ahli-ahli ilmu pengetahuan , dan mulai
meluasnya wilayah kekuasaan Islam.
Ciri-ciri Islam Periode Pertengahan: kekuasaan politik terpecah-pecah
dan saling bermusuhan, menyempitnya wilayah kekuasaan Islam Karena
serangan dari bangsa mongol, dan kemunduran Islam di berbagai bidang Seperti
militer, politik, dan perdagangan.
Ciri-ciri Islam Periode Modern : Islam semakin maju dan berkembang
di dunia, Wilayah kekuasaan Islam lebih meluas bahkan hamper ke seluruh
dunia, Munculnya pembaraun ide dan pemikiran dalam ajaran Islam, dan
Kebebasan memeluk agama Islam da kebebasan berijtihad.

15
Dari uraian di atas dapat dilihat perjalanan sejarah naik turunnya
peradaban Islam mulai dibentuk pada masa Nabi, mengalami pertumbuhan di
masa Daulah Umaiyah Suria, dan masa puncak di masa Dinasti Abbasiyah
Baghdad dan Dinasti Umayah Spanyol, serta memasuki masa kemundurannya
pada periode pertengahan, hal itu menimbulkan kesadaran bagi umat Islam
untuk kembali bangkit di periode modern.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Y. 2006. Studi Islam Kontemporer: Amzah. Jakarta.

Arief, A. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam : Ciputat


Press. Jakarta.

Harso Martono Anugroho bin, Studi Islam Interdispliner, [Online],


(http://msitadriskimia.blogspot.co.id/2010/09/studi-islainterdisipliner.html)
diakses Pada hari Sabtu, 08 Oktober 2022 | Pkl 10:13

Nata, A. 2006. Metodologi Studi Islam, cet. X : Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Nasution, S. 2007. Sejarah Perkembangan Peradaban Islam : Asa Riau. Riau.

Simiati257, Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) dan Tujuannya, [Online],


(http://simiati257.blogspot.co.id/2011/09/plsbt.html) diakses Pada hari
Sabtu, 08 Oktober 2022 | Pkl 10:13

Wikipedia Bahasa Indonesia, Makna Sematik, [Online],


(https://id.wikipedia.org/wiki/Semantik) Diakses Pada hari Sabtu, 08
Oktober 2022 | Pkl 10:14

17

Anda mungkin juga menyukai