Anda di halaman 1dari 20

ASPEK SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM

DOSEN PENGAMPU : Dr. Rahmatullah, M.Ag

Disusun Oleh Kelompok 8

Kamaluddin Alfatih Sarif (11230110000096)


Muhamad Fadhil Erroyani (11230110000097)
Irniina Aqna Kusuma Ningtyas (11230110000095)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TAHUN 2023 M / 1445 H

[i]
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT. yang telah
memberikan limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan pembuatan makalah ini. Sholawat serta salam tidak lupa kita curahkan
kepada baginda Nabi Muhammad Shollallahu ‘Alaihi Wasallam yang telah
menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan di akhirat kepada umat
manusia.

Kami mengucapkan banyak sekali terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini. Tidak lupa kami juga
mengucapkan terima kasih banyak kepada Bapak Dr. Rahmatullah M.Ag. sebagai
dosen penanggung jawab mata kuliah Studi Islam yang telah memberikan kesempatan
kepada kami semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai “Aspek
Sejarah dan Kebudayaan Islam”
Kami Menyusun makalah ini dengan segala pengetahuan dan kemampuan
yang kami miliki dan semaksimal mungkin. Namun, kami juga menyadari bahwa
materi dan penggunaan serta peletakkan sumber-sumber materi yang kami susun di
dalam makalah ini tentu tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta
kekurangan

Dengan demikian, kami segenap kelompok 8 akan menerima saran dan


kritikan yang sifatnya membangun agar kami bisa menyempurnakan penyusunan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memperluas pengetahuan untuk pembaca dan
penulis sendiri dan dapat menjadi sumber ilmu yang mudah dipahami.

Jakarta, 5 September 2023

Penyusun

[ii]
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................................ iii
BAB I: Pendahuluan............................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 2
C. Tujuan Pembahasan .................................................................................... 2
BAB II: Pembahasan .............................................................................................. 3
1. Pengertian Sejarah, Peradaban dan Kebudayaan.......................................... 3
2. Periodesasi Sejarah dan Kebudayaan Islam ................................................. 5
1) Arab Sebelum Islam ........................................................................ 5
2) Sebelum Masa Kerasulan ................................................................ 6
3) Masa Kerasulan ............................................................................... 8
4) Periode Klasik ................................................................................. 8
a. Masa Kemajuan Islam ......................................................... 9
b. Masa Disintegrasi ................................................................ 10
5) Periode Pertengahan ........................................................................ 10
a. Masa Kemunduran............................................................... 10
b. Masa Tiga Kerajaan ............................................................. 11
6) Periode Modern............................................................................... 12
7) Masuknya Islam Ke Indonesia ......................................................... 13
BAB II: Penutup..................................................................................................... 15
A. Kesimpulan ................................................................................................ 15
B. Saran .......................................................................................................... 15
Daftar Pustaka ........................................................................................................ 17

[iii]
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam merupakan agama yang dibawakan oleh Nabi Muhammad Shollallahu


‘Alaihi Wasallam, yang merupakan kunci atas kehidupan manusia yang Sejahtera lahir
maupun batin. Didalam ajarannya itu terdapat berbagai macam petunjuk tentang
“Bagaimana caranya kita bisa menjadi manusia yang mampu memimpin dan menjaga
segala ciptaan-Nya”.

Kita sebagai makhluk-Nya yang paling sempurna diantara makhluk-makhluk


lainnya seharusnya mampu menjadi pemimpin-pemimpin yang hebat dan berdedikasi
tinggi dalam bertindak baik sekedar dalam kerja kelompok, maupun memimpin
negara. Pada dasarnya manusia diciptakan oleh-Nya bukanlah hanya untuk beribadah
kepada-Nya saja, melainkan juga dituntut untuk menjadi pemimpin di bumi yang fana
ini.

Namun siapa sangka, hari-hari berlalu, para pemimpin yang seharusnya


mampu memimpin dan merangkul masyarakat di negeri itu kini menjadi berubah ke
arah yang buruk, sehingga kualitas kepemimpinannya diragukan dan membuat
masyarakat menjadi tidak percaya akan Tindakan dan kebijakan yang ditetapkan
pemimpin di masa itu, sehingga memicu pengkhianatan, perlawanan, dan
pertumpahan darah yang akhirnya menyebabkan negeri itu hancur sehancur-
hancurnya karena kerusakan moral dan keadilan yang dimiliki pemimpin itu.

Beberapa pendapat juga mengatakan, selain karena faktor-faktor tersebut,


faktor lainnya juga dipengaruhi oleh mental pemimpin kita yang tidak berani
mengambil resiko demi kebaikan negeri/bangsanya, sehingga mereka mengalami
kemunduran dan kehancuran secara perlahan-lahan. Oleh karenanya, kami
merangkum materi didalam makalah yang semudah mungkin untuk dimengerti oleh
pemateri dan pembaca bagaimana caranya agar kita bisa menjaga negeri-negeri kita.

[1]
B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan rumusan masalah:

1. Apa pengertian pengertian sejarah, peradaban dan kebudayaan?


2. Bagaimana periodesasi Sejarah dan kebudayaan islam?
3. Pada kapan kejadian-kejadian tersebut berlangsung?
4. Bagaimana sistem pemilihan seorang pemimpin pada masa itu?
5. Apa yang menyebabkan bangsa itu maju dan mundur?
6. Peninggalan apa saja yang dibawakan oleh bangsa itu?

C. Tujuan Pembahasan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang sudah kami uraikan di
atas, maka penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai:

1. Pengertian Sejarah, Peradaban dan Kebudayaan


2. Periodesasi Sejarah dan Kebudayaan Islam

[2]
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sejarah, Peradaban dan Kebudayaan

Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab al-Hadha-rah al-


Islamiyyah. Kata Arab ini sering diartikan ke dalam Bahasa Indonesia dengan
Kebudayaan Islam. Dalam Bahasa arabnya adalah al-Tsaqafah. Di Indonesia,
sebagaimana juga di Arab dan Barat, masih banyak orang yang menyamakan kata
“Kebudayaan” dan “Peradaban”. Dalam perkembangan ilmu antropologi sekarang,
keduanya dibedakan. Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat
mendalam suatu masyarakat. Sedangkan, peradaban adalah manifestasi-manifestasi
kemajuan mekanis dan teknologi. Kebudayaan lebih banyak didalam seni, sastra,
religi, dan moral. Sedangkan peradaban lebih banyak didalam politik, ekonomi, dan
teknologi.

Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan paling tidak mempunyai tiga wujud:

1. Wujud ideal, wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide,


gagasan, nilai-nilai, normal-norma, peraturan, dan sebagainya.
2. Wujud kelakuan, wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas
kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3. Wujud benda, wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya.

Dalam pengertian itulah, peradaban yang dimaksud dalam buku ini.

Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Shollallahu ‘Alaihi


Wasallam telah membawa bangsa Arab yang semula terbelakang, bodoh, tidak
terkenal, dan diabaikan oleh bangsa-bangsa lain, menjadi bangsa yang maju. Ia dengan
cepat bergerak mengembangkan dunia, membina satu kebudayaan, dan peradaban
yang sangat penting artinya dalam Sejarah manusia hingga sekarang. Bahkan,

[3]
kemajuan Barat pada mulanya bersumber dari peradaban Islam yang masuk ke Eropa
melalui Spanyol.

Islam memang berbeda dari agama-agama lain. Sir Hamilton Alexander


Rosskeen Gibb di dalam bukunta Whither Islam menyatakan, “Islam is indeed much
more than a system of theology, it is a complete civilization” (Islam sesungguhnya
lebih dari sekedar sebuah agama, ia adalah suatu peradaban yang sempurna).

[4]
B. Periodesasi Sejarah dan Kebudayaan Islam

Di dalam buku “Sejarah Peradaban Islam – Dirasah Islamiyah II” karya “Dr.
Badri Yatim, M.A.”, sebelum periode klasik dimulai, Nabi merupakan pemimpin yang
paling dicintai di Arab, yang dimana beliau menjadi contoh bagi pemimpin-pemimpin
selanjutnya yang menggantikan Nabi setelah sepeninggalan beliau.

1. Arab Sebelum Islam

Ketika Nabi Muhammad Shollallahu ‘Alaihi Wasallam lahir (570M), Makkah


adalah kota yang sangat penting dan terkenal di antara kota-kota di negeri Arab, baik
karena tradisinya maupun karena letaknya. Kota ini dilalui jalur perdagangan yang
ramai, menghubungkan Yaman dan Syria. Dengan adanya Ka’bah di Tengah kota,
Makkah menjadi pusat keagamaan Arab. 1

Dalam membicarakan geografis yang ditempati bangsa Arab sebelum


datangnya agama Islam, orang-orang membatasi pembicaraan hanya pada Jazirah
Arab, padahal bangsa Arab juga mendiami daerah di sekitar Jazirah. Jazirah Arab
dibagi menjadi dua bagian besar, yakni bagian tengah dan bagian pesisir. Di sana tidak
ada sungai yang mengalir secara tetap, yang ada hanyalah lembah-lembah berair di
musim hujan. Sebagian besar daerah Jazirah adalah padang pasir Sahara yang terletak
di tengah dan memiliki keadaan dan sifat yang berbeda-beda, karena itu ini bisa dibagi
menjadi tiga bagian: 2

- Sahara Langit. Memanjang 140 mil dari Utara ke Selatan dan 180 mil dari
Timur ke Barat yang disebut juga Sahara Nufud (Sedikit Oase dan mata air).
- Sahara Selatan yang membenteng menyambung Sajara Langit ke arah Timur
sampai Selatan Persia (Dataran keras, tandus, dan pasir bergelombang).
- Sahara Harrat. Terdiri dari tanah liat yang berbatu hitam gosong. Gugusan
batu-batu hitam itu menyebar di keluasan Sahara ini (Mencapai 29 Buah).

1
Dr. Badri Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014), Hal. 9
2
Ibid., Hal. 1

[5]
Berhala-berhala juga ada di masa itu, dimana berhala-berhala itu dipusatnya di
Ka’bah, meskipun di tempat-tempat lain juga ada. Berhala-berhala yaitu:

- Hubal (Terbesar). Terletak di Ka’bah


- Lata (Tertua). Terletak di Tha’if
- Uzza. Terletak di Hijaz

Berhala-berhala itu dijadikan tempat untuk menanyakan dan mengetahui Nasib baik
dan buruk. Demikianlah keadaan bangsa Arab sebelum kebangkitan Islam.

2. Sebelum Masa Kerasulan

Nabi Muhammad Shollallahu ‘Alaihi Wasalaam adalah anggota Bani Hasyim,


suatu kabilah yang kurang berkuasa dalam suku Quraisy. Kabilah ini memegang
jabatan siyaqah. Nabi lahir dari keluarga terhormat yang relatif miskin. Ayahnya
bernama Abdullah bin Abdul Muthalib, seorang kepala suku Quraisy yang besar
pengaruhnya. Ibunya adalah Aminah binti Wahab dari Bani Zuhrah. Tahun kelahiran
nabi dikenal dengan nama Tahun Gajah (570M). 3

Nabi lahir dalam keadaan yatim karena ayahnya meninggal dunia 3 bulan
setelah menikah dengan Aminah, yaitu ibunya Nabi. Nabi kemudian diserahkan
kepada ibu pengasuhnya, Halimah Sa’diyyah. Dalam asuhannyalah Nabi dibesarkan
sampai usia empat tahun. Setelah itu, kurang lebih dua tahun dia diasuh ibu
kandungnya. Ketika berusia enam tahun, dia menjadi yatim piatu. Seakan-akan Allah
ingin melaksanakan sendiri Pendidikan Nabi, yaitu manusia yang dipersiapkan untuk
membawa risalah-Nya yang terakhir.4

Setelah Aminah meninggal, Abdul Muthalib mengambil alih tanggung jawab


merawat Nabi. Tetapi dua tahun kemudian, Abdul Muthalib wafat karena renta. Maka
beralihlah tanggung jawabnya kepada Abu Thalib. Sama dengan Abdul Muthalib, dia

3
Ibid., Hal. 16
4
Ibid., Hal. 16

[6]
sangat disegani dan dihormati orang Quraisy dan penduduk Makkah secara
keseluruhan, tetapi dia miskin.

Di usia mudanya, Nabi hidup sebagai penggembala kambing keluarganya dan


kambing penduduk Makkah. Melalui kegiatan pengembalaan ini Nabi menemukan
tempat untuk berpikir dan merenung. Dalam suasana itu, Nabi ingin melihat sesuatu
di balik semuanya. Pemikiran dan perenungannya ini membuatnya jauh dari segala
pemikiran nafsu dunia, sehingga Nabi terhindar dari berbagai macam noda yang dapat
merusak Namanya, karena itu sejak muda ia sudah dijuluki sebagai al-amin, orang
yang terpercaya.

Nabi ikut untuk pertama kali dalam kafilah dagang Syam pada usia 12 tahun.
Kafilah ini dipimpin oleh Abu Thalib. Di Bushra, bertemulah dengan pendeta Kristen
bernama Buhairah.5 Pendeta ini melihat tanda-tanda kenabian pada Nabi sesuai
dengan petunjuk cerita-cerita Kristen. Pendeta itu menasehati Abu Thalib agar jangan
memasuki daerah Syria terlalu dalam, khawatir mereka menyadari kenabiannya
Muhammad dan berbuat jahat terhadapnya.

Pada usia ke-25, Nabi berangkat ke Syria membawa barang dagangan


Khadijah. Dalam perjalanan ini, Nabi mendapatkan keuntungan yang besar. Kemudian
Khadijah melamarnya. Lamaranpun diterima dan pernikahan diantara keduanya
segera dilaksanakan. Perbedaan usia yang cukup jomplang bukanlah halangan. Dalam
perkembangan selanjutnya, Khadijah adalah Wanita pertama yang masuk Islam dan
banyak membantu Nabi dalam perjuangan menyebarkan Islam. Pernikahan itu
dikaruniai 6 orang anak, dua putra dan empat putri, Yaitu:

- Abdullah dan Qasim (Putra)


- Zainab, Ruqayah, Ummu Kulsum dan Fatimah (Putri)

Kedua putranya wafat waktu kecil. Nabi tidak kawin lagi sampai Khadijah wafat
Ketika Nabi berusia 50 tahun.

5
Ibid., Hal. 17

[7]
3. Masa Kerasulan

Menjelang usianya yang ke-40, Nabi sudah biasa memisahkan diri dan
berkontemplasi ke gua Hira. Di sana Nabi mula-mula berjam-jam kemudian berhari-
hari bertafakkur. Pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611M, Malaikat Jibril muncul di
hadapannya, menyampaikan wahyu Allah yang pertama (QS. Al-Alaq: 1-5). Dalam
wahyu pertama ini, Nabi belum diperintahkan untuk menyebarkan agama Islam
kepada khalayak. Setelah wahyu pertama datang, Jibril tidak lagi muncul dalam waktu
yang lama, Nabi menunggunya dengan terus datang ke gua Hira, dan akhirnya Jibril
muncul Kembali untuk menurunkan wahyu kedua (QS. Al-Muddatsir: 1-7).6

Dengan turunnya ayat itu, maka dimulailah dakwah Nabi kepada para
penduduk. Pertama-tama, beliau melakukannya secara diam-diam di lingkungannya
sendiri dan rekan-rekannya. Karena itulah Khadijah menjadi yang pertama memeluk
agama Islam sekaligus wanita pertama yang memeluk agama Islam, lalu disusul oleh
saudara sepupunya, yaitu Ali Bin Abi Thalib yang baru menginjak usia 10 tahun.
Disusul Abu Bakar, Zaid, dan Ummu Aiman.

Abu Bakar juga berhasil mengislamkan beberapa teman dekatnya, ada Usman
bin ‘Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin ‘Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan
Thalhah bin Ubaidillah. Mereka dibawa langsung menghadap Nabi dan masuk Islam
di hadapan Nabi sendiri.

Menurut Harun Nasution, periode Sejarah Islam dapat dibagi ke dalam


beberapa periode, yaitu periode klasik, pertengahan dan modern. 7 Masing-masing
periode berikut memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

4. Periode Klasik (650M-1250M)


Periode klasik dibagi menjadi 2, yaitu:

6
Ibid., Hal. 19
7
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A., Studi Islam Komprehensif, (Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP,
2014), Hal. 339

[8]
A. Masa kemajuan Islam. Pada masa ini, yang memerintah Daulat Islam
adalah khulafaur-rasyidin. Bani umayyah dan Bani Abbas.

Khulafaur-rasyidin berkuasa mulai tahun 632-661M atau kurang lebih 29


tahun, para khalifah khulafaur-rasyidin adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq selama 2
tahun, Umar Bin Khattab selama 10 tahun, Usman Bin ‘Affan selama 12 tahun dan Ali
Bin Abi Thalib selama 6 tahun. 8 Dengan demikian, masa khulafaur-rasyidin
berlangsung selama 30 tahun. Adapun kemajuan yang dicapai pada zaman itu,
beberapa di antaranya adalah:

- Pengumpulan dan penulisan Al-Qur’an


- Penentuan kalender Islam yang didasarkan pada peredaran bulan
- Meredam berbagai pemberontakan dari orang-orang yang murtad

Selanjutnya Bani Umayyah yang berkuasa mulai dari tahun 661-750M. Para
khalifah besar dari Dinasti Bani Umayyah adalah Mu’awiyyah bin Abu Sufyan selama
20 tahun, Abdul Malik bin Marwan selama 21 tahun, Al-Walid bin Abdul Malik 21
tahun, Umar bin Abdul ‘Aziz selama 4 tahun dan Hisyam bin Abdul Malik selama 20
tahun. Kemajuan yang dicapai pada zaman ini di antaranya adalah:

- Perluasan wilayah
- Kemajuan dalam bidang administrasi dan Bahasa
- Kemajugan dalam bidang ilmu agama Islam
- Kemajuan dalam bidang administrasi keuangan

Selanjutnya Bani Abbas berkuasa dari tahun 750-1250M. Pemimpin yang


terkenal antara lain Abu Al-‘Abbas selama 5 tahun, Al-Mansur selama 2 Tahun, Al-
Mahdi selama 11 tahun, Harum Ar-Rasyid selama 15 tahun, Al-Ma’mun selama 30
tahun, Al-Mu’tashim selama 10 tahun, Al-Wathiq selama 6 tahun dan Al-Mutawakkil
selama 15 tahun. Sejarah mencatat bahwa di zaman khalifah Abbasiyah ini pernah
mecapai puncak kejayaan, diantara kemajuannya adalah:

8
Ibid., Hal. 339

[9]
- Kemajuan dalam bidang administrasi
- Kemajuan dalam bidang ekonomi
- Kemajuan dalam bidang Kesehatan
B. Masa Disintegrasi (1000-1250M)
Disintegrasi dalam arti perpecahan politik dan sulitnya mempersatukan
dunia islam yang demikian luas dalam sebuah pemerintahan yang
berpusat di Baghdad. Sebenarnya hal ini sudah mulai terjadi pada akhir
dari kekuasaan Bani Umayyah, namun baru memuncak di zamannya
Bani Abbas terutama setelah pemimpin-pemimpinnya menjadi boneka
dalam tangan tantara pengawal.

5. Periode Pertengahan (1250-1800M)


Periode ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu masa kemunduran dan masa tiga
Kerajaan besar.
A. Masa Kemunduran (1250M-1500M). Pada masa ini, Jenghis Khan
(Biasa disapa Khan Mongol) dan keturunannya datang membawa
kehancuran dalam dunia Islam.

Jenghis Khan yang berasal dari Mongolia melancarkan serangannya kearah


barat. Satu demi satu Kerajaan Islam jatuh kedalam gengamannya, pada masa
kemunduran ini juga berhubungan dengan kehancuran khalifah secara formal. Islam
tidak lagi mempunyai khilafah yang diakui oleh semua umat sebagai lambing
persatuan, dan ini berlaku hingga Kerajaan utsmani mengangkat khalifah yang baru di
Istanbul diabad ke-16. Sementara itu perbedaan antara kaum sunni dan syi’ah menjadi
tambahan nyata, demikian pula antara arab dengan Persia.9

Umat islam bukan hanya mengalami kehancuran dalam bidang politik dan
Daulat Islamiyah, melainkan juga kehancuran dalam bidang kebudayaan peradaban
dan ilmu pengetahuan islam yang ada pada zaman kemunduran ini adalah islam yang

9
Ibid., Hal. 349

[10]
diampit antara urusan dunia dan akhirat, ilmu agama dan umum, ulama dan ilmuwan,
islam telah kehilangan spiritualitas dan energisitasnya. Islam pada masa itu bagaikan
tersisa abunya saja.

Jika di berbagai wilayah islam dapat meluaskan pengaruhnya, maka islam yang
meluas ini adalah islam yang bersifat dogmatis, ritual dan formalitas.

B. Masa Tiga Kerajaan Besar (1500-1800M). Masa ini terbagi ke dalam 2


fase, yaitu fase kemajuan dan fase kemunduran.
I. Fase Kemajuan
Fase kemajuan ini dapat dikatakan sebagai fase kemajuan
islam, yang pada masa ini terdapat 3 kerajaan besar Islam, yaitu
Kerajaan Utsmani di Turki, kerajaan Safawi di Persia, dan
kerajaan Mughal di India. Kemajuan yang terjadi pada zaman
tiga kerajaan besar ini lebih banyak kemajuan dalam politik,
Adapun dalam bidang ilmu pengetahuan sangat kurang dan
ilmu pengetahuan di seluruh dunia islam pada umumnya
Tengah merosot.10
II. Fase Kemunduran (1700-1800M)
Pada masa ini kekuatan militer dan politik Islam mulai
menurun. Kegiatan perdagangan dan ekonomi umat islam
semakin merosot, sebagai akibat dari hilangnya monopoli
dagang antara timur dan barat. Umat islam pada umumnya juga
dipengaruhi oleh sikap fatalistic. Dunia islam pada masa ini
berada dalam keadaan mundur dan statis (tidak ada
perubahan).11

10
Ibid., Hal. 352
11
Ibid., Hal. 355

[11]
6. Periode Modern (1800 Hingga Sekarang)

Biasa disebut zaman kebangkitan islam. Adanya pendudukan Napoleon di


Mesir yang berakhir pada 1801M membukan mata dunia islam terutama Turki dan
Mesir terhadap kemunduran dan kelemahan islam. Disamping kemajuan dan kekuatan
barat, raja dan pemuka islam mulai berpikir dan mencari jalan untuk mengembalikan
keseimbangan kekuatan yang telah pincang dan membahayakan islam. 12

Hubungan islam dengan barat pada masa ini berbeda dengan saat di periode
klasik, yang dimana pada masa itu keadaan islam sedang meningkat pesat dan
mengalami kemajuan sedangkan barat dalam keadaan gelap (kemunduran), namun
pada periode ini justru keadaan terbalik, islam sedang dalam kegelapan dan
kemunduran tetapi barat menjadi maju dan semakin hebat.

Dalam keadaan demikian, maka pada periode modern ini timbullah pemikiran-
pemikiran untuk memajukan islam, para pemikir islam mengeluarkan pemikiran yang
mengandung gagasan tentang metode dan strategi untuk membangkitkan Kembali
kejayaan islam.

Gagasan, usaha dan Upaya kearah kemajuan. Namun berbagai Upaya ke arah
kemajuan umat islam ini tampak jauh tertinggal dan tidak dapat mengimbangi
kemajuan yang dicapai barat, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi,
manajemen, keterampilan, etos kerja, ketekunan, dan kedisiplinan dalam membangun
negerinya.

12
Ibid., Hal. 357

[12]
7. Masuknya Islam Ke Indonesia

Kedatangan Islam dan penyebarannya kepada golongan bangsawan dan rakyat


pada umumnya dilakukan secara damai. Apabila situasi politik disuatu kerajaan
mengalami kekacauan dan kelemahan disebabkan perebutan kekuasaan di kalangan
keluarga, istana, maka Islam dijadikan alat politik bagi golongan bangsawanatau
pihak-pihak yang menghendaki kekuasaan itu.13

Mereka berhubungan dengan pedagang-pedagang Muslim yang posisi


ekonominya kuat karena menguasai pelayaran dan perdagangan. Apabila kerajaan
Islam sudah berdiri, penguasanya melancarkan perang terhadap kerajaan non-Islam.
Hal itu bukanlah disebabkan karena persoalan agama tetapi karena dorongan politis
untuk menguasai kerajaan-kerajaan di sekitarnya.

Menurut Uka Tjandrasasmita, jalur-jalur islamisasi yang berkembang di


Indonesia ada enam, yaitu: 14

- Jalur Perdagangan. Kondisi geografis negara Indonesia yang merupakan


negara kepulauan, menyebabkan mereka dilalui oleh para pedagang Arab.
Banyak Sejarah mencatat bahwa islam datang ke Indonesia melalui jalur
perdagangan.
- Jalur Perkawinan. Status sosial pedagang Arab yang dinilai bermartabat,
membuat warga pribumi menginginkan mereka untuk menikahi para
pedagang-pedagang Arab, sehingga hal ini menyebabkan perkembangan
masyarakat islam berkembang pesat.
- Jalur Tasawuf. Di antara ahli-ahli tasawuf yang memberikan ajaran yang
mengandung persamaan dengan alam pikiran Indonesia pra-Islam itu adalah
Hamzah Fansuri di Aceh.
- Jalur Pendidikan. Pesantren merupakan salah satu contoh media bagaimana
agama islam berkembang di pulau Nusantara.

13
Dr. Badri Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014), Hal.
200
14
Ibid., Hal. 201

[13]
- Jalur Kesenian. Contohnya adalah Pertunjukkan wayang
- Jalur Politik. Raja yang memeluk agama islam, secara otomatis akan
mempengaruhi bawahan dan penduduknya untuk memeluk agama islam.

Islam secara politis banyak menarik penduduk kerajaan yang belum memeluk
agama Islam itu masuk Islam.

[14]
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab al-Hadha-rah al-Islamiyyah


yang biasanya kita artikan sebagai Kebudayaan Islam yang didalam Bahasa arabnya
adalah al-Tsaqafah. Kebudayaan dan peradaban itu berbeda, yaitu:

1. Kebudayaan adalah bentuk ungkapan semangat mendalam suatu masyarakat.


2. Peradaban adalah manifestasi-manifestasi kemajuan mekanis dan teknologi.

Adapun kebudayaan memiliki 3 wujud, yaitu:

1. Wujud Ideal. Seperti gagasan dan ideologi


2. Wujud Kelakuan. Seperti tari tradisional
3. Wujud Benda. Seperti arsitektur bangunan

Adapun periodesasi Sejarah dan kebudayaan islam, yaitu:

1. Periode Klasik. Mulai dari masa khulafaur-rasyidin sampai dengan Dinasti


Abbas.
2. Periode Pertengahan. Mulai dari penyerangan Jenghis Khan sampai dengan
masa tiga kerajaan besar.
3. Periode Modern. Dimulai dari pendudukan napoleon yang berakhir sampai
dengan masa kita saat ini.

B. Saran

Sebagai penulis, kami tentu mengetahui dan menyadari apa yang kami
kerjakan didalam makalah ini tidak sepenuhnya selesai, masih banyak sekali
kekurangan baik dalam segi penulisan, maupun informasi yang dapat kami rangkum
kedalam makalah ini. Untuk itu kami meminta permohonan maaf untuk kelompok

[15]
kami apabila ada kesalahan yang telah kami perbuat dalam menulis makalah ini,
terutama kepada dosen pembimbing kami. Kami berharab juga agak pembaca juga
berkenan dalam memberikan saran dan juga tanggapan yang bisa membangun
pengetahuan para pemateri dan pembaca agar pembuatan makalah kami menjadi jauh
lebih baik dan dapat mudah dipahami pembaca.

[16]
DAFTAR PUSTAKA

Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT RagaGrafindo Persada, 2014.

Nata, Abuddin. Studi Islam Komprehensif. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP,


2014.

[17]

Anda mungkin juga menyukai