Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEBUDAYAAN ISLAM

OLEH :
KELOMPOK 5

ANDI ARUM ALFIKA ( 33120007)


AISYAH ( 33120015 )
NURUL RESKI ( 33120016)

PROGRAM STUDI D3_TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... 1


KATA PENGANTAR......................................................................................................................... 2
BAB 1 ................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ........................................................................................................................ 3
B. RUMUSAN MASALAH ......................................................................................................... 4
C. TUJUAN .................................................................................................................................. 4
BAB 2 ................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .................................................................................................................................. 5
A. Pengertian Kebudayaan Islam ............................................................................................... 5
B. Konsep Kebudayaan Umat Islam .......................................................................................... 6
C. Sejarah Intelektual Islam ....................................................................................................... 7
D. Prinsip – Prinsip Kebudayaan Islam ..................................................................................... 9
E. Masjid Sebagai Pusat Peradaban Islam .............................................................................. 10
BAB 3 ................................................................................................................................................. 12
PENUTUP ......................................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ............................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 12

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya sehingga kamidapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Kebudayaan Islam.

Terima kasih saya ucapkan kepada Dosen yang telah membantu kami baik ksecara
moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman yang telah
berpartisipasi sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jah dari kata sempurna bak
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan di dunia sebagai khalifah. Manusia
lahir hidup dan berkembang di dunia, sehingga disebut juga makhluk duniawi. Sebagai
makhluk duniawi sudah barang tentu bergulat dan bergumul dengan dunia, terhadap segala
segi, masalah dan tantangannya, dengan menggunakan budi dan dayanya serta
menggunakan segala kemampuannya baik yang bersifat cipta,rasa maupun karsa. Hal ini
menunjukkan bahwa hubungan manusia dengan dunia tidaklah selalu diwujudkan dala
sikap pasif, pasrah dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya. Tetapi justru
harus diwujudkan dalam sikap aktif, memanfaatkan lingkngannya untuk kepentingan hidup
dan kehidupannnya. Dari hubungan yang bersifat aktif itu tumbulah kebudayaan.
Ajaran-ajaran Islam yang diyakini oleh umat Islam mengandung nila-nilai Islam
yang memiliki peran yang sangat penting di dalam mengembangkan kebudayaan Islam.
Disamping itu, ajaran-ajaran Islam juga dapat membumikan ajaran utama (yang sanagt
syariah) sesuai dengan kondisi dan kebutuhan hidup umat manusia. Manusia sering
dikatakan sebagai makhluk yang paling tinggi dibandingkan dengan makhluk mempunyai
akal budi. Dengan adanya akal budilah, manusia menjadi lebih baik dan lebih maju. Dengan
kebudayaan tersebut manusia memperoleh banyak kebutuhan dan kesenangan hidup. Akal
budi pun mampu menciptakan dan melahirkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan
keseluruhan yang dihasilkan akal budi tersebut dapat dikelola untuk menghasilkan produk-
produk yang dapat dimanfaatkan oleh manusia guna menuju peradaban yang modern.
Seiring dengan berkembangnya wawasan manusia akan lebih dapat memilah-milah
bagian-bagian yang positif dan negatif untuk diri pribadi dan orang lain. Dengan peradaban
manusia yang semakin modernmaka pola pikir manusia akan lebih berkembang. Apabila
di kaitkan dengan kebudayaan Islam maka manusia merupakan suatu fungsi yang
digunakan untuk meneruskan kebudayaan Islam dimasa lalu untuk menjalankan perubahan
modern. Kebudayaan Islam digunaka sebagai pedoman agar manusia tidak terjerumus
dalam hal-hal yang negatif dan manusia dapat memahami betapa pentingnya mempelajari
tentang kebudayaan Islamagar kita sebagai umat Islam dapat tahu betul bagaimana
sebenarnya kebudayaan Islam yang sesungguhnya. Dan pada makalah ini kami akam
membahas tentang konsep kebudayaan Islam.

3
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut.
1. Apa yang di maksud kebudayaan Islam?
2. Bagaimana konsep kebudayaan umat Islam?
3. Bagaimana sejarah intelektual agama Islam?
4. Apa saja prinsip-prinsip yang ada dalam kebudayaan Islam?
5. Bagaimana masjid bisa menjadi pusat peradaban Islam?

C. TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu untuk :
1. Mengetahui apa itu kebudayaan Islam.
2. Mengetahui konsep kebudayaan Islam.
3. Mengetahui sejarah intelektual umat Islam.
4. Mengetahui prinsip-prinsip kebudayaan Islam.
5. Mengetahui masjid sebagai pusat peradaban Islam.

4
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebudayaan Islam
Kebudayaan merupakan perwujuan segala aktivitas manusia sebagai upaya
memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebudayaa akan terus berkembang, tidak akan berhenti
selama masih ada kehidupan manusia. Hasil perkembangan kebudayaan yang di landasi
oleh nilai-nilai ketuhanan disebut kebudayaan Islam.
Sebagian ahli kebudayaan memandang bahwa kecenderungan untuk berbudaya
merupakan dinamik ilahi. Bahkan menurut Hegel, keseluruhan karya sadar insani yang
berupa ilmu, tata hukum, tatanegara, kesenian, dan filsafat tak lain daripada proses
realisasidiri dari roh ilahi. Sebaliknya sebagian ahli, seperti Pater Jan Bakker, dalam
bukunya “Filsafat Kebudayaan” menyatakan bahwa tidak ada hubungannya antara agama
dan budaya,karena menurutnya, bahwa agama merupakan keyakinan hidup rohaninya
pemeluknya,sebagai jawaban atas panggilan ilahi. Keyakinan ini disebut Iman, dan Iman
merupakan pemberian dari Tuhan, sedang kebudayaan merupakan karya manusia.
Sehingga keduanyatidak bisa ditemukan. Adapun menurut para ahli Antropologi, sebagai
mana yang diungkapkan oleh Drs. Heddy S. A. Putra, MA bahwa agama merupakan salah
satu unsur kebudayaan.
Untuk melihat manusia dan kebudayaannya, Islam tidaklah memandangnya dari
satu sisi saja. Islam memandang bahwa manusia mempunyai dua unsur penting, yaitu unsur
tanah dan unsur ruh yang ditiupkan Allah kedalam tubuhnya. Ini sangat terlihat jelas di
dalam firman Allah Qs As Sajdah 7- 9 : “ ( Allah)-lah Yang memulai penciptaan manusia
dari tanah, kemudian Dia menciptakan keturunannya dari saripati air yan hina (air mani).
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam ( tubuh )-nya roh ( ciptaan)-
Nya”.
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu beramal dan berkarya, untuk
selalumenggunakan pikiran yang diberikan Allah untuk mengolah alam dunia ini menjadi
sesuatuyang bermanfaat bagi kepentingan manusia. Dengan demikian, Islam telah berperan
sebagai pendorong manusia untuk “berbudaya “. Dan dalam satu waktu Islamlah yang
meletakkan kaidah, norma dan pedoman. Sampai disini, mungkin bisa dikatakan bahwa
kebudayaan itu sendiri.
Kebudayaan muslim yang islami adalah kebudayaan atau karya budaya muslim
yang komitmen pada islam. Bukan yang malah keluar dari sumber nilai islam itu sendiri.

5
Sebagai contoh konkrit dalam kehidupan sehari- hari adalah fashion dimana model busana
dan pakaian lebih cenderung menampilkan gaya dan model dari pada nilai ibadah, padahal
di desaign oleh desaigner muslim tapi tidak bereferensi pada nilai-nilai Islam sehingga
budaya yang dihasilkan secara prinsipil bertentangan dengan Al- Qur’an.

B. Konsep Kebudayaan Umat Islam


Kebudayaan berasal dari bahasa Sansakerta yaitu buddhayah yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal). Budi mempunyai arti akal, kelakuan, dan norma.
Sedangkan “daya” berarti hasil karya cipta manusia. Dengan demikian, kebudayaan adalah
semua hasil karya, karsa dan cipta manusia di masyarakat. Istilah "kebudayaan"
seringdikaitkan dengan istilah "peradaban". Perbedaannya : kebudayaan lebih banyak
diwujudkan dalam bidang seni, sastra, religi dan moral, sedangkan peradaban diwujudkan
dalam bidang politik, ekonomi, dan teknologi.
Sedangkan pengertian Islam berasal dari bahasa arab yaitu “Aslama -Yuslimu-
Islaman” yang artinya selamat. Menurut istilah, Islam adalah agama samawi yang
diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi manusia
agarkehidupannya membawa rahmat bagi seluruh alam.

ٰۤ
َ‫ّللاه اَنَّهَ َ َٓل ا ِٰلهََ ا َََِّل ه ََهو َوا ْل َم ٰل ِٕىكَةهَ َواهولهوا ا ْل ِع ْل َِم قَ ٰۤا ِٕى ًماَ ِبا ْل ِقسْطَِ َ َٓل ا ِٰلهََ ا َََِّل ه ََهو ا ْل َع ِز ْي هَز ا ْل َح ِك ْي هم‬
َٰ ‫ش ِه ََد‬
َ
Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain Dia; (demikian pula) para malaikat
dan orang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada tuhan selain Dia, Yang
Mahaperkasa, Maha-bijaksana. ( Q.S Ali Imran : 18).
ََ‫س ْل ٰنكََ ا َََِّل َر ْح َم َةً ِل ْل ٰعلََ ِميْن‬
َ ‫َو َمَا ٓ ا َ ْر‬
Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat
bagi seluruh alam. ( Q.S Al Anbiya :107 ).
Sehingga disimpulkan bahwa Kebudayaan Islam adalah kejadian atau peristiwa
masalampau yang berbentuk hasil karya, karsa dan cipta umat Islam yang didasarkan
kepada sumber nilai-nilai Islam.

Allah mengangkat Nabi Muhammad sebagai Rosul yaitu memberikan bimbingan


kepada umat. Manusia agar dalam mengembangkan kebudayaan tidak lepas dari nilai-nilai
ketuhanan. Sebagaimana sabdanya yang berarti, “Sesungguhnya aku diutus Allah untuk
menyempurnakan akhlak.”

6
Dalam perkembangannya kebudayaan Islam perlu dibimbing oleh wahyu dan
aturan-aturan yang mengikat agar tidak terperangkap pada ambisi yang bersumber dari
nafsu hewani sehingga akan merugikan dirinya sendiri.
Disini agama Islam berfungsi untuk membimbing manusia dalam mengembangkan
akal budinya sehingga menghasilkan kebudayaan yang beradab atau berperadaban
Islam.Sehubungan dengan hasil perkembangan kebudayaan yang dilandasi nilai-nilai
ketuhanan atau disebut sebagai peradaban Islam, maka fungsi agama disini semakin jelas
ketika perkembangan dan dinamika kehidupan umat manusia itu sendiri mengalami
kebekuan karena keterbatasan dalam memecahkan persoalannya sendiri, disini sangat
terasa akan perlunya suatu bimbingan wahyu. Allah mengangkat seorang Rasul dari jenis
manusia karenayang akan menjadi sasaran bimbingannya adalah umat manusia.
Oleh sebab itu misi utama Muhammad diangkat sebagai Rasul adalah menjadi
rahmat bagi seluruh umat manusia dan alam.
Mengawali tugas utamanaya, Nabi meletakkan dasar-dasar perkembangan
Islamyang kemudian berkembang menjadi peradaban Islam. Ketika dakwah Islam keluar
dari\ jazirah Arab, kemudian tersebar ke seluruh dunia, maka terjadilah suatu proses
panjang danrumit, yaitu asimilasi budaya-budaya setempat dengan nilai-nilai Islam yang
kemudianmelahirkan budaya Islam. Kebudayaan ini berkembang menjadi suatu peradaban
yang diakuikebenarannya secara universal.

C. Sejarah Intelektual Islam


Dengan menggunakan teori yang dikembangkan oleh Harun Nasution, dilihat dari
segi perkembangannya, sejarah intelektual Islam dapat dikelompokkan menjadi tiga
masa,yaitu masa klasik, antara tahun 650-1250 M, masa pertengahan, antara tahun 1250-
1800 M,dan masa modern atau kebangkitan intelektual Islam kembali, antara tahun 1800
M hingga sekarang dan seterusnya.
Pada masa klasik lahir ulama-ulama besar seperti Imam Hanafi, Imam Hambali,
Imam Syafi’i, dan Imam Maliki dibidang Hukum Islam. Di bidang filsafat Islam seperti Al
Kindi tahun 801 M, yang berpendapat bahwa kaum Muslimin hendaknya menerima filsafat
sebagai bagian dari kebudayaan Islam. Kemudian Al-Razi lahir tahun 865 M, Al-Farabi
lahir tahun 870 M, sebagai pembangun agung filsafat Islam. Pada abad berikutnya lahir
pula filosof besar Ibnu maskawaih pada tahun 930 M, yang terkenal memiliki pemikiran

7
tentang pendidikan akhlak. Selanjutnya Ibnu Sina tahun 1037 M, Ibnu Bajjah tahun 1138M,
IbnuTufail tahun 1147 M, dan Ibnu Rusyd tahun 1126 M. Pada masa pertengahan, yaitu
antara tahun 1250 M - 1800 M, dalam catatan sejarah pemikiran Islam pada masa ini
merupakan fase kemunduran karena filsafat mulai dijauhkan dari umat Islam sehingga ada
kecenderungan akal dipertentangkan dengan Wahyu, iman depertentangkan dengan ilmu,
dan dunia dipertentangkan dengan akhirat. Jika diperhatikan secara seksama pengaruhnya
masih terasa hingga sekarang. Sebagian ulama kontemporer sering melontarkan tuduhan
kepada Al-Ghazali sebagai yang pertama menjauhkan filsafat dengan agama sebagaimana
dalam tulisannya “Tahafutul Falasifah” (kerancuan filsafat). Tulisan Al-Ghazali itu
dijawab Ibnu Rusyd dengan tulisan “TahafutuTahafut” (kerancuan diatas kerancuan). Pada
saat ini ada pertanyaan mendasar yang sering dilontarkan oleh paraintelektual muda
muslim. Mengapa umat Islam tidak bisa mengusai ilmu danteknologi modern ?.
Jawabannya sangat sederhana,yaitu karena umat Islam tidak mau melanjutkan tradisi
keilmuan yang diwariskan oleh paraulama besar padamasa klasik. Pada masa kejayaannya
umat Islam terbuai dengan kemegahanyang bersifat material. Sebagai contoh kasus pada
zaman modern ini tidak lahir parailmuwan dan tokoh-tokoh caliber dunia dikalangan umat
Islam dari Negara-negara kaya di Timur Tengah. Pada sisi yang lain umat Islam yang
tinggal di Negara bekas jajahan sangatsulit membangun semangat kebangkitan intelektual
Islam karena keterbatasannya.
Diskusi sains dan Islam ada baiknya dimulai dari satu peristiwa monumental yang
menandai lahirnya sains modern, yakni Revolusi Ilmiah pada abad ke 17 di Eropa Barat
yang menjadi “cikal bakal” munculnya sains moderns sebagai sistem pengetahuan
“universal.” Dalam historiografi sains, salah satu pertanyaan besar yang selalu menjadi
daya tarik adalah : Mengapa Revolusi Ilmiah tersebut tidak terjadi di peradaban Islam yang
mengalami masakejayaan berabad-abad sebelum bangsa Eropa membangun sistem
pengetahuan mereka?
Sekarang mari kita menengok ke sejarah yang lebih awal tentang peradaban Islam
dan sistem pengetahuan yang dibangunnya. Catatan A.I. Sabra dapat kita jadikan salah satu
pegangan untuk melihat kontribusi peradaban Islam dalam sains. Dalam pengamatannya,
peradaban Islam memang mengimpor tradisi intelektual dari peradaban Yunani
Klasik.Tetapi proses ini tidak dilakukan begitu saja secara pasif, melainkan dilakukan
melalui proses appropriation atau penyesuaian dengan nilai-nilai Islam. Dengan demikian
peradaban Islam mampu mengambil, mengolah, dan memproduksi suatu sistem
pengetahuan yang baru, unik,dan terpadu yang tidak tidak pernah ada sebelumnya. Ada dua
8
hal yang dicatat Sabra sebagai kontribusi signifikan peradaban Islam dalam sains. Pertama
adalah dalam tingkat pemikiran ilmiah yang diilhami oleh kebutuhan dalam sistem
kepercayaan Islam. Penentuan arah kiblat secara akurat adalah salah satu hasil dari
konjungsi ini. Kedua dalam tingkat institusionalisasi sains. Sabra merujuk pada empat
institusi penting bagi perkembangan sains yang pertama kali muncul dalam peradaban
Islam, yaitu rumah sakit, perpustakaan umum, sekolah tinggi,dan observatorium astronomi.
Semua kemajuan yang dicapai ini dimungkinkan oleh dukungan dari penguasa pada waktu
itu dalam bentuk pendanaan dan penghargaan terhadap tradisi ilmiah.
Lalu mengapa sains dalam peradaban Islam tidak berhasil mempertahankan
kontinyuitasnya, gagal mencapai titik Revolusi Ilmiah, dan justru mengalami penurunan?
Salah satu tesis yang menarik datang dari Aydin Sadili. Seperti dijelaskan di atas bahwa
keunikan sains dalam Islam adalah masuknya unsur agama dalam sistem pengetahuan.
Tetapi, menurut Sadili, disini jugalah penyebab kegagalan peradaban Islam mencapai
revolusi Ilmiah. Dalam asumsi Sadili, tradisi intelektual Yunani Klasik yang diwarisi oleh
peradaban Islam baru dapat menghasilkan kemajuan ilmiah jika terjadi proses rekonsiliasi
dengan kekuatan agama. Rekonsiliasi antara sains dan agama tersebut terjadi di peradaban
Eropa, tetapi tidak terjadi di peradaban Islam.

D. Prinsip – Prinsip Kebudayaan Islam


Salah satu prinsip pokok kebudayaan Islam adalah bahwa produk budaya tersebut
tidak bertentangan dengan nilai-nilai tauhid dan syariah Islam al-Adatu muhakkamah
“yang artinya segala sesuatu yang berkembang dalam masyarakat. Dan tidak bertentang
dengan nilai-nilai tauhid dan syariah Islam, maka di kategorikan sebagai sesuatu yang
Islam. Dengan kata lain, jika kita berbicara kebudayaan, maka segala sesuatu yang
berkembang dalam masyarakat mana kala tidak bertentangan dengan ajaran Islam, maka
dapat kita klasifikasikan sebagai kebudayaan Islam.
Islam datang untuk mengatur dan membimbing massyarakat menuju kepada
kehidupan yang baik dan seimbang. Dengan demikian Islam tidaklah datang untuk mengha
ncurkan budaya yang telah dianut suatu masyarakat, akan tetapi dalam waktu tang
bersamaan Islam menginginkan agar umat manusia ini jauh dan terhindar dari hal-hal yang
tidak bermanfaat dan membawa madiarat di dalam kehidupannya, sehingga Islam perlu
meluruskan dan membimbing kebudayaan yang berkembang di masyarakat menuju
kebudayaan yang beradab dan berkemajuan serta mempertinggi derajat kemanusiaan.

9
Prinsip semacam ini, sebenarnya telah menjiwai isi Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia pasal 32, walaupun secara praktik dan perinciannya terdapat perbedaan-
perbedaan yang sangat menyolok. Dalam penjelasan UUD pasal 32, disebutkan : ‘Usaha
kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab, budaya dan persatuan, dengan tidak
menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yng dapat memperkembangkan atau
memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa
Indonesia.”
Dari situ, Islam membagi budaya menjadi tiga macam yaitu pertama kebudayaan
yang tidak bertentangaan dengan Islam. Seperti kadar besar kecil mahar dalam pernikahan,
di dalam masyarakat Aceh, umpamanya keluarga wanita biasanya menentukan jumlah
sekitar 50- 100 gram emas. Kedua kebudayaan yang sebagaian unsurnya bertentangan
dengan Islam, contoh yang paling jelas, adalah tradisi jahiliyah yang melakukan ibadah haji
dengan cara-cara yang bertentangan dengan ajaran Islam, seperti lafadh “talbiyah”yang
sarat dengan kesyirikan, thowaf di Ka’bah dengan telanjang. Ketiga kebudayaan yang
bertentangan dengan Islam. Seperti budaya “ngaben” yang dilakukan oleh masyarakat Bali.

E. Masjid Sebagai Pusat Peradaban Islam


Dalam bahasa Arab, masjid berarti tempat sujud atau tempat ibadah.Dalam
perjalanansejarah Islam, masjid bukan sekadar tempat untuk menunaikan ibadah shalat
(terutama shalat berjamaah), namun juga berperan lebih fenomenal dan krusial dalam
menunjang kehidupanmasyarakat. Islam mengajarkan pendirian masjid harus memberikan
manfaat luas, terdalamdan lengkap mengingat seluruh permukaan bumi adalah masjid
namun Masjid padaumumnya hanya dipahami oleh masyarakat sebagai tempat ibadah
khusus seperti shalat, padahal masjid mestinya berfungsi lebih luas dari pada sekedar
sebagai tempat shalat. Sejakawal berdirinya masjid belum bergeser dari fungsi utamanya,
yaitu sebagai peribadatan.
Masjid pada umumnya hanya dipahami oleh masyarakat sebagai tempat ibadah
khusus seperti shalat, padahal masjid berfungsi lebih uas dari pada sekedar sebagai tempat
shalat. Sejak awal berdirinya masjid belum bergeser dqari fungsi utamanya, yaitu sebagai
pusat penyelnggaraan peribadatan pada umumnya, disamping tempat shalat. Masjid pada
zaman Nabi dijadikan sebagai pusat membangun peradaban Islam. Nabi Muhammad SAW
mensucikan jiwa kaum muslimin, mengajarkan Al-Qur’an dan Al-Hikmah,
bermusyawarah untuk menyelesaikan berbagai persoalan kaum muslimin, membina sikap

10
kaum muslimin terhadap orang yang berbeda agama atau ras, hingga upaya-upaya
meningkatkan kesejahteraan umat justru melalui masjid. Masjid dijadikan simbol kesatuan
dan persatuan umat Islam. Selama sekitar 700 tahun sejak Nabi mendirikan masjid pertama,
fungsi masjid masih kokoh orisinil sebagai pusat peribadatan dan peradaban. Sekolah dan
universitas-universitas pun kemudian bermunculan, justru dari masjid. Masjid Al-Azhar
di Mesir merupakan salah satu contoh yang dikenal luas kaum muslimin Indonesia. Melalui
Masjid ini tercetak intelektual Islam dari berbagai belahan dunia, juga mampu memberikan
beasiswa bagi para pelajar dan mahasiswa, bahkan pengentasan kemiskinan merupakan
program utama masjid.
Pada umumnya,disamping tempat shalat. Masjid pada zaman Nabi dijadikan
sebagai pusat peradaban Islam. Nabi Muhammad SAW mensucikan jiwa kaum muslimin,
membina sikap dasar kaum muslimin terhadap orang yang berbeda agama atau ras, hingga
upaya-upaya meningkatkan kesejahteraan umat justru melaui Masjid. Masjid dijadikan
simbol kesatuan dan persatuan umat Islam. Selama sekitar 700 tahun sejak Nabi
Muhammad mendirikan masjid pertama,,fungsi masjid masih sebagai pusat peribadatan
umat islam.
Belajar dari sejarah Islam, seharusnya eksistensi masjid pada masa kini harus lebih
mampu memberi makna terdalam, terluas dan terlengkap bagi kehidupan masyarakat
Muslim.Karena itu, pengembangan dan pengayaan ulang atau revitalisasi fungsi masjid
sebagai pusat berbagai kegiatan sosial-keagamaan, pendidikan, politik, kesehatan dan
sebagainya kini menjadi lebih diperlukan. Tujuannya untuk menciptakan manfaat dan
dampak masjid yangmaksimal serta berkesinambungan dalam mengembangkan peradaban
dunia Islam yang maju,ramah, mandiri, damai dan modern.

11
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebudayaan akan berkembang bilamana adanya kemampuan yang dimikili
manusia yang diberikan Allah kepada makhluk ciptaan-Nya. Disini peran agama Islam
yaitu untuk membimbing manusia dalam mengembangkan akal budinya sehingga
menghasilkan kebudayaan yang beradab atau berperadaban Islam. Cara apapun dilakukan
supaya bisa terwujudnya tujuan yang nantinya akan membawa kemajuan bagi umat
manusia serta mempertinggi derajat manusia dan mampu membedakan antara ajaran Islam
dan mana budaya arab.
Kebudayaan Islam adalah hasil akal, budi, cipta rasa, karsa dan karya manusia yang
berlandaskan pada nilai-nilai Islam. Islam sangat menghargai akal manusia untuk berkiprah
dan berkembang. Hasil akal, budi rasa dan karsa yang telah terseleksi oleh- nilai-nilai
kemanusiaan yang bersifat universal berkembang menjadi sebuah peradaban.

DAFTAR PUSTAKA

http://materikuliahqu.blogspot.com/2010/01/Kebudayaan-islam.html
http://asepmahfudzl.blogspot.co.id/2012/10/makalah-kebudayaan-islam.html
http://mbahduan.blogspot.com/2012/03/makalah-kebudayaan-islam.html
http://imza17.blogspot.com/2012/02/makalah-sejarah-kebudayaan-islam.html

12

Anda mungkin juga menyukai