Anda di halaman 1dari 20

Islam sebagai produk budaya

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur


Mata Kuliah : Metodologi Studi Islam
Dosen Pengampu : H.Jajang Aisyul Muzzaki, M.Pd

Disusun oleh :
Mursidah Qanita (2381080046)
Kelas : 2B

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON
TAHUN 2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang senantiasa memberikan nikmat iman, sehat
yang tak pernah terhitung oleh hamba-hamba-Nya, dan sholawat serta salam kami curahkan
terhadap junjungan kita baginda Rasul Muhammad SAW yang telah memberikan jalan agama
Allah dan membawa kita baginda Rasul Muhammad SAW yang telah memberikan jalan agama
Allah dan membawa kita dari zaman jahiliyyah hingga zaman islamiyyah. Dengan menyusun
makalah dengan “ISLAM SEBAGAI PRODUK BUDAYA”

Penulisan menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih banyak
kekurangan yang disebabkan karena keterbatasan kemampuan dari diri penulis sendiri. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun, demi
penyempurnaan dan perbaikan Makalah ini. Semoga Makalah ini bisa memanfaat serta dapat
menambah wawasan bagi para pembaca.

Dan yang terakhir kami ucapkan banyak terima kasih kepada H. JAJANG AISYUL
MUZAKKI, M.Pd.I yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk menyusun serta
membagi sedikit ilmu yang telah kami pelajari kepada kawan – kawan . Semoga menjadi
awalan bagi kami untuk terus memperbaiki dan melengkapi kekurangan- kekurangan yang ada
untuk makalah kedepannya.

Cirebon, 1 Maret 2024

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A. Latar Belakang ........................................................................................................
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................
C. Tujuan Masalah .......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................
A. Pengertian Islam Sebagai Produk Budaya ............................................................
B. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN .......................................................................
C. Fungsi ......................................................................................................................
D. Kelahiran Islam Dan Sentuhan Budaya Arab-Pra Islam.........................................
E. ISLAM ANTARA GEJALA SOSIAL DAN BUDAYA .......................................
F. Pendekatan pokok Dalam Study Budaya ................................................................
BAB III PENUTUP ...........................................................................................................
KESIMPULAN .................................................................................................................
SARAN ...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman dan derasnya arus globalisasi
menyebabkan banyaknya budaya-budaya luar yang masuk dan mempengaruhi. Dan
budaya baratlah yang merajalela diera globalisasi ini. Meskipun indonesia terletak di
Asia tenggara agaknya kini lebih akrab dengan dunia barat ketimbang dengan sesama
muslim Asia Tenggara. Karena kualitas pemahaman ke-Islaman seseorang akan
mempengaruhi pola pikir, sikap, dan tindakan. Dan untuk bagian ini kita akan
membicarakan islam sebagai produk budaya hal ini perlu diketahui agar kita dapat
menjawab pertanyaan atau persoalan Islam dan kebudayaan
Kebudyaaan merupakan keseluruhan yang kompleks , yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan orang lain yang didaulatkan seseorang sebagai anggota
masyarakat..
B. Rumusan Masalah
1. Apa sebenarnya pengertian Islam sebagai produk budaya?
2. Apa saja Unsur-unsur kebudayaan itu?
3. Apa fungsi Kebudayaan dalam islam?
4. Bagaimana Kelahiran Islam dan sentuhan Budaya Arab Pra-Islam?
C. Tujuan Masalah
1. Pengertian kebudayaan dalam islam
2. Unsur dan fungsi kebudyaan dalam islam
3. Kelahiran Islam Dan sentuhan Budaya Arab Pra-Islam
4. Gejala sosial Dan Budaya dalam Islam
5. Pendekatan pokok dalam studi Islam.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Islam Sebagai Produk Budaya


Kebudayaan adalah suatu keseluruhan yang kompleks yang terjadi dari unsur-
unsur yang berbeda-beda seperti pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat
bistiadat dan segala kecakapan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Kebudayaan adalah warisan sosial atau tradisi.Kebudayaan adalah cara, aturan dan
jalan hidup manusia. Kebudyaan adalah penyesuaian manusia terhadap alam sekitarnya
dan cara-cara menyelesaikan persoalan. Kebudayaan adalah hasil perbuatan atau
kecerdasan manusia. Kebudyaan adalah hasil pergaulan atau perkumpulan manusia.
Parsudi Suparlan (A.W Widjaya (ed) 1986 : 65-6 menjelaskan bahwa
kebudayaan adalah serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, resep-resep,
rencana-rencana, dan strategi-strategi yang terdiri atas serangkaian model-model
kognitif yang dimilki manusia, dan yang digunakannya secara selektif dalam
menghadapi lingkungannya sebagaimana terwujud dalam tingkah laku dan tindakan-
tindakannya.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan di wariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk
dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana budaya, merupakan
bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung
menganggapnya diwariskan secara genetis.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, Kebudayaan adalah sarana
hasil karya, rasa,dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi
sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.

2
Sedangakan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh
manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang
bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditynjukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

B. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Menurut Drs. Atang Abd. Hakim, MA. dan DR. Jaih Mubarok (2012:31):
Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri atas unsur-unsur besar dan usnsur-
unsur kecil yang merupakan bagian dari satu keutuhan yang tidak dapat dipisahkan,
unsur-unsurkebudayaan dalam pandangan Malinowski adalah sebagai berikut:
1. Sistem norma yang memungkinkan terjadinya kerja sama antara para anggota
masyarakat dalam upaya menguasai alam sekelilingnya.
2. Organisasi ekonomi
3. Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan (keluarga merupakan lembaga
pendidikan yang utama).

Organisasi kekuatan (Soerjono Soekanto,1993: 192)

Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia


menyebutnya sebagai isi pokok kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan universal
tersebut adalah :

a) Kesenian
b) Sistem teknologi dan peralatan
c) Sistem organisasi masyarakat
d) Bahasa
e) Sistem organisasi pencaharian hidup dan sistem ekonomi
f) Sistem pengetahuan
g) Sistem religi
Pada jaman modern seperti ini budaya asli negara kita memang sudah mulai
memudar, faktor dari budaya luar memang sangat mempengaruhi pertumbuhan
kehidupan di negara kita ini.Contohnya saja anak muda jaman sekarang, mereka

3
sangat antusias dan up to date untuk mengetahui juga mengikuti perkembangan
kehidupan budaya luar negri. Sebenarnya bukan hanya orang-orang tua saja
yang harus mengenalkan dan melestarikan kebudayaan asli negara kita tetapi
juga para anak muda harus senang dan mencintai kebudayaan asli negara
sendiri. Banyak faktor juga yang menjelaskan soal 7 unsur budaya universal
yaitu:

a) Kesenian

Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang


dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang
dapat memuaskan.

b) Sistem teknologi dan peralatan


Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang-barang dan
sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan
manusia dengan makhluk hidup yang lain.
c) Sistem organisasi masyarakat
Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan
sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap memilki kelemahan
dan kelebihan masing-masing antar individu sehingga timbul rasa untuk
berorganisasi dan bersatu.
d) Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah
sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusia.
Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti bahasa
inggris.
e) Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang-barang dan
sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan
manusia dengan makhluk hidup yang lain.
f) Sistem pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang
berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti.

4
g) Sistem religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul
karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.
C. Fungsi
Didalam kebudayaan terdapat pola-pola perilaku yang merupakan cara-cara
manusia untuk bertindak sama dan harus diikuti oleh semua anggota masyarakat,
artinya kebudayaan merupakan suatu garis pokok tentang perilaku yang menetapkan
peraturan-peraturan mengenai bagaimana masyarakat harus bertindak, bagaimana
masyarakat melakukan hubungan dengan orang lain atau bersosialisasi, apa yang harus
dilakukan, apa yang dilarang dan sebagainya.
Hasil karya manusia akan melahirkan suatu kebudayaan atau teknologi yang nantinya
akan berguna untuk melindungi ataupun membantu masyarakat untuk mengolah alam
yang bisa bermanfaat bagi masyarakat itu sendiri.

Batas : Budaya berperan sebagai penentu batas-batas; artinya, budaya


menciptakan,Batas perbedaan atau yang membuat unik suatu organisasi dan
membedakannya dengan organisasi lainnya.
Komitmen : Budaya memfasilitasi lahirnya komitmen terhadap sesuatu yang lebih
besar daripada kepentingan individu.
Stabilitas : Budaya meningkatkan stabilitas sistem sosial karena budaya adalah perekat
sosial yang membantu menyatukan organisasi dengan cara menyediakan standar
mengenai apa yang sebaiknya dikatakan dan dilakukan.
Pembantu sikap dan prilaku : Budaya bertindak sebagai mekanisme, alasan yang
masuk akal (sense-making ) seta kendali yang menuntun dan membentuk sikap dan
perilaku.

D. Kelahiran Islam Dan Sentuhan Budaya Arab-Pra Islam


Bangsa arab-pra islam dikenal sebagai bangsa yang sudah memilki kemajuan
ekonomi. Letak geografisnya yang strategis membuat islam yang diturunkan di Arab
mudah tersebar keberbagai wilayah, di samping didorong cepatnya laju perluasan
wilayah yang dilakukan oleh umat muslim.pada masa pra Islam di Makah sudah
terdapat jabatan-jabatan penting yang dipegang oleh Qushayy bin Qilab pada
5
pertengahan abad V M. Dalam rangka memelihara kabah. Dari segi akidah bangsa Arab
pra islam percaya pada Allah sebagai pencipta. Sumber kepercayaan tersebut adalah
risalah samawiyah yang dikembangkan dan disebarkan dijazirah Arab, terutama risalah
Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Kemudian bangsa Arab Pra Islam melakukan
transformasi dari sudut islam yang dibawa Muhammad disebut penyimpangan agama
sehinggga mereka menjadikan berhala, pepohonan, binatang, dan in sebagai penyerta
Allah sebagai firman Allah dalam Q.S Al –An`am: 100:
Demi kepentingan ibadah, bangsa Arab Pra Islam membuat 360 buah berhala
disekitar kabah karena setiap kabilah memilki berhala (Mushthafa Said al-
Khinn,1984:15-6). Mereka pada umumnya tidak percaya pada hari kiamat dan tidak
pula percaya pada kebangkitan setelah kematian.
Di lihat dari sumber hukum yang digunakan bangsa Arab Pra Islam bersumber
pada adat istiadat. Dalam bidang muamallah diantara kebiasaan mereka adalah
dibolehkannya transaksi mubadallah (barter), jual beli, kerja sama pertanian dan riba
disamping itu dikalangan mereka juga terdapat jual beli yang bersifat spekulatif seperti
bai`al-munabadzah. Di antara ketentuan hukum keluarga Arab Pra Islam adalah
dibolehkannya poligami dengan perempuan dengan jumlah tidak terbatas serta anak
kecil dan perempuan tidak dapat menerima harta pusaka atau harta peninggalan.
Ciri-ciri utama tatanan Arab pra-Islam adalah sebagai berikut:
1.aku Menganut paham kesatuan
2.aku Memilki tata sosial politik yang tertutup dengan partisipasi warga yang
terbatas
3.aku Mengenal hierarki sosial yang kuat

Mengkaji tentang Islam akan lebih sempurna bila kita mengkaji Arab pra-
Islam terlebih dahulu, karena Islam lahir di tengah-tengah masyrakat Arab yang sudah
mempunyai adat istiadat yang diwariskan dari generasi ke generasi. Apalagi ia muncul
di kota terpenting bagi mereka yang menjadi jalur penting bagi lalu lintas perdagangan
mereka kala itu, dan dibawa oleh Muhammad (570-632 M) yang merupakan salah satu
keturunan suku terhormat dan memilki kedudukan terpandang di antara mereka secara
turun-temurun dalam beberapa generasi, Quraysh. Qurasyh adalah suku penguasa di
atas suku-suku lainnya di Mekah, sebuah kota yang di dalamnya terdapat bangunan suci
tua yang memiliki daya tarik yang melebihi tempat pemujaan lainnya di daerah Arab.

6
Sebagaian penulis sejarah Islam biasanya membahas Arab pra-Islam sebelum menulis
sejarah Islam pada masa Muhammad (570-632 M) dan sesudahnya. Mereka
menggambarkan runtutan sejarah yang saling terkait satu sama lain yang dapat
memberikan informasi lebih komprehensif tentang Arab dan Islam tentang geografi,
sosial, budaya, agama, ekonomi, dan politik Arab pra-Islam dan relasi serta
pengaruhnya terhadap watak orang Arab dan doktrin Islam.

Aspek Sosial-Budaya Arab pra-Islam


Sebagian besar daerah Arab adalah daerah gersang dan tandus, kecuali daerah
yaman yang terkenal subur. Wajar saja bila dunia tidak tertarik, negara yang akan
bersahabat pun tidak merasa akan mendapat keuntungan dan pihak penjajah juga tidak
punya kepentingan. Seabagai imbasnya, mereka yang hidup didaerah itu menjalani
hidup dengan cara pindah dari suatu tempat ke tempat lain. Mereka tidak betah tinggal
menetap di suatu tempat. Yang mereka kenal hanyalah hidup mengembara selalu,
berpindah-pindah mencari padang rumput dan menuruti keinginan hatinya. Mereka
tidak mengenal hiduo cara lain selain pengembaraan itu. Seperti juga di tempat-tempat
lain, di sini pun [Tihama, Hijaz, Najd, dan sepanjang dataran luas yang meliputi negeri-
negeri Arab] dasar hidup pengembaraan itu ialah kabilah. Kabilah-kabilah yang selalu
pindah dan pengembara itu tidak mengenal suatu peraturan atau tata-cara seperti yang
kita kenal. Mereka hanya mengenal kebebasan pribadi, kebebasan keluarga, dan
kebebasan kabilah yang penuh.
Agama Arab Pra-Islam
Paganisme, yahudi, dan kristen adalah agama orang Arab Pra-Islam. Paganisme adalah
agama mayoritas mereka. Ratusan berhala dengan bermacam-macam bentuk ada di sekitar
ka`bah. Mereka bahwa berhala-berhala itu dapat mendekatkan mereka pada Tuhan
sebagaimana yang tertera dalam al-Qur`an. Agama pangan sudah ada sejak ,asa sebelum
Ibrahim. Setidaknya ada empat sebutan bagi berhala-hala itu: Sanam, Wathan, Nusub, dan
Hubal. Sanam berbentuk manusia dibuat dari logam atau kayu. Wathan juga dibuat dari batu.
Nusub adalah batu karang tanpa suatu bentuk tertentu. Hubal berbentuk manusia yang dibuat
dari batu akik. Dialah dewa orang Arab yang paling besar dan diletakan dalam Ka`bah Mekah.
Orang-orang dari semua penuju jazirah datang berziarah ke tempat itu. Beberapa kabilah
melakukan cara-cara ibadahnya sendiri-sendiri. Ini membuktikan bahwa paganisme sudah
berumur ribuan tahun. Sejak berabad-abad penyembahan patung berhala tetap tidak terusik,

7
baik pada masa kehadiran permukiman Yahudi maupun upaya-upaya kristenisasi yang muncul
di Syiria dan Mesir.

Yahudi dianut oleh para imigran yang bermukiman di Yathrib dan Yaman. Tidak
banyak data sejarah tentang pemeluk dan kejadian penting agama ini di jazirah Arab,
kecuali di Yaman Dzu Nuwas adalah seorang penguasa yaman yang condong ke
Yahudi, Dia tidak menyukai penyembahan berhala yang telah menimpa bangsanya. Dia
meminta penduduk Najran agar masuk agama Yahudi , kalau tidak akan dibunuh.
Karena mereka menolak, maka digalilah sebuah parit dipasang apidi dalamnya. Mereka
dimasukkan ke dalam parit itu dan yang tidak mati karena api, dibunuh dengan pedang
atau dibuat cacat. Korban pembunuhan itu mencapai dua puluh ribu orang. Tragedi
berdarah dengan motif fanatisme agama ini diabadikan dalam al-Quran dalam kisah
“orang-orang yang membuat parit”.
Ekonomi dan politik Arab Pra-Islam
Sebagaimana telah disunggung di atas bawah sebagian besar daerah Arab
adalah daerah gersang dan tandus, kecuali daeraj Yaman yang terkenal subur dan ia
terletak di daerah strategis sebagai lalu lintas perdagangan. Ia terletak di tengah-tengah
dunia dan jalur-jalur perdagangan dunia,terutama jalur-jalur yang menghubungkan
Timur jauh dan India dengan Timur Tengah melalui jalur darat yaitu dengan jalur
melalui Asia Tengah ke Iran, Irak lalu ke laut tengah, sedangkan melalui jalur laut yaitu
dengan jalur Melayu dan sekitar India ke teluk Arab atau sekitar jazirah ke laut merah
atau Yaman yang berakhir di Syam atau Mesir. Oleh karena itu, perdagangan
merupakan andalan bagi kehidupan perekonomian bagi mayoritas negara-negera di
daerah – derah ini
.
E. ISLAM ANTARA GEJALA SOSIAL DAN BUDAYA

a.AGAMA SEBAGAI GEJALA BUDAYA

Pada awalnya ilmu hanya ada dua , yaitu : ilmu kealaman dan ilmu budaya. Ilmu
kealaman, seperti fisika, kimia, biologi dan lain-lain mempunyai tujuan utama
mencari hukum-hukum alam, mencari keteraturan-keteraturan yang terjadi pada
alam. Oleh karena itu suatu penemuan yang dihasilkan pada suatu waktu mengenai
suatu gejala atau sifat alam dapat dites kembali oleh penelitian lain, pada waktu
lain, dengan memperhatikan gejala eksak. Contoh, kalau sekarang air mengalir dari

8
atas kebawah, besok apabila dites lagi juga hasilnya begitu. Itulah inti dari
penelitian dalam ilmu-ilmu eksak, yakni mencari keterulangan dari gejala-gejala
yang kemudian diangkat menjadi teori dan menjadi hukum . Sebaliknya ilmu
budaya mempunyai sifat tidak berulang tetapi unik [M.Atho Mudzhar, 1998:12].
Sebagai contoh , budaya satu kelompok masyarakat unik buat kelompok
masyarakat tersebut, sebuah situs sejarah unik untuk situs tersebut dan sebagainya
dan disini tidak ada terulangan .
Menurut M.Atho Mudzhar [1998: 12-13], di antara penelitian kealaman dan
budaya, terdapat penelitian –penelitian ilmu-ilmu sosial. Sebab penelitian ilmu
sosial berada di antara ilmu budaya dan ilmu kealaman, yang mencoba untuk
memahami gejala-gejala yang tidak berulang tetapi dengan cara memahami
keterulangannya. Karena itu, penelitian ilmu sosial mengalami problem dari segi
objektivitasnya. Apakah penelitian sosial itu objektif dan dapat dites kembali
keterulangnnya ? Untuk menjawab pertanyaan ini, ada dua aliran yang dapat
digunakan, yaitu: Pertama, aliran yang menyatakan bahwa penelitian sosial lebih
dekat kepada penelitian budaya, ini berarti sifatnya unik. Misalnya saja, penelitian
antropologi sosial, lebih dekat pada ilmu budaya. Kedua, aliran yang menyatakan
bahwa ilmu sosial lebih dekat kepada ilmu kealaman, karena fenomena sosial dapat
berulang terjadinya dan dapat dites kembali. Untuk mendukung pendapat mengenai
keteraturan itu, maka dalam ilmu sosial digunakan ilmu-ilmu statistik yang juga
digunakan dalam ilmu-ilmu kealaman. Perkembangan selanjutnya , sekarang ini
ada ilmu statistik khusus untuk ilmu-ilmu sosial yang digunakan untuk mengukur
gejala-gejal sosial secara lebih cermat dan lebih signifikant. Dapat dikatakan bahwa
inti ilmu kealaman adalah “positivisme”. Suatu penemuan , baru dikatakan atau
dianggap sebagai ilmu apabila memenuhi syarat, yaitu:
1). Dapat diamati [observabel]
2). Dapat diukur [measurable]
3). Dapat dibuktikan [verifiable]

Ilmu budaya hanya dapat diamati dan kadang-kadang tidak dapat diukur apalagi
diverifikasi. Sedangkan ilmu sosial lebih dekat kepada ilmu alam mengatakan bahwa ilmu
sosial dapat diamati, diukur dan diverifikasi . Menurut beberapa para ahli , ada lima bentuk
gejala agama yang diperhatikan, apabila kita hendak mempelajari atau meneliti suatu
agama , yaitu :

9
1) Seripture , naskah-naskah atau sumber ajaran dan simbol-simbol agama.
2) Para penganut , pemimpin ,pemuka agama, menyangkut dengan sikap , perilaku dan
penghayatan para penganutnya
3) Ritus-ritus, lembaga-lembaga , ibadah-ibadah , seperti shalat , haji , puasa, perkawinan
dan waris.
4) Alat-alat , seperti masjid , gereja , lonceng, peci dan semacamnya.
5) Organisasi-organisasi keagamaan, tempat para penganut agama berkumpul dan
berperan, seperti Nahdatul Ulama, Muhammadiyah , Gereja katholik, protestan, Syi`ah,
Sunni dan sebagainya [M.Atho Mudzhar , 1998:13-14]

b.AGAMA SEBAGAI GEJALA SOSIAL

Mengenai agama sebagai gejala sosial, pada dasarnya bertumpu pada sosiologi agama
. pada zaman dahulu , sosiologi agama mempelajari hubungan timbal balik antar agama dan
masyarakat. Artinya, masyarakat mempengaruhi agama dan agama mempengaruhi
masyarakat. Para ahli sosiologi agama, mulai mempelajari bukan hanya pada soal hubungan
timbal-balik saja, melainkan lebih kepada pengaruh agama terhadap perilaku atau tingkah laku
masyarakat , artinya bagaimana agama sebagainsistem nilai dapat mempengaruhi tingkah laku
masyarakat dan bagaimana pengaruh masyarakat terhadap pemikiran-pemikiran keagamaan.
Lahirnya teologi Khawarij, Syiah dan Ahli Sunnah wal Jamaah sebagai produk atau hasil
pertikaian politik dan bukan produk teologi. Tauhidnya sama, satu dan asli, tetapi anggapan
bahwa Ali sebagai imam adalah produk perbedaan pandangan politik. Maka dapat dikatakan ,
bahwa pergeseran perkembangan pemikiran masyarakat dapat mempengaruhi pemikiran
teologi atau keagamaan
Saat ini, mungkin kita dapat meneliti bagaimana perkembangan pemikiran keagamaan
masyrakat indonesia terhadap krisis sosial yang meluas yang dapat disaksikan dalam berbagai
bentuk, misalnya : budaya korupsi dan nepotisme sebagai budaya, lenyapnya kesabaran sosial
[social ntemper] dalam menghadapi realitas kehidupan yang semakin sulit sehingga mudah
mengamuk dan melakukan berbagai tindakan kekerasan dan anark,; merosotnya penghargaan
dan kepatuhan terhadap hukum , etika , moral, dan kesantunan sosial; semakin meluasnya
penyebaran narkotika dan penyakit-penyakit sosial lainnya.

10
Berlanjutnya konflik dan kekerasan yang bersumber atau sedikitnya bernuansa politis,
etnis dan agama seperti terjadi di berbagai wilayah Aceh, Kalimantan Barat dan Tengah,
Maluku Sulawesi Tengah , dan lain-lain.
Contoh lain, dan ini sekaligus menjadi tantangan bagi para pemeluk agama adalah
munculnya program tayangan stasiun televisi yang mengusung unsur-unsur mistik yang
dikemas sebagai suatu tontonan yang menarik, penggunaan ayat-ayat Qur`an untuk mengusir
setan yang ditayangkan melalui program siaran televisi, pemeran busana mewah dengan
memperlihatkan bagian tubuh [aurat] yang seharusnya ditutp rapat dan tidak ditontonkan,
munculnya kiai yang salat dengan menggunakan bahasa indonesia, kiai yang menganggap sah
menggauli para santrinya, para intelektual Islam para era eformasi, globalisasi dan internet
mulai berbicara “tauhid sosial” dan ”kesalehan sosial” , bagaimana bentuk dan karakteristik
tauhid sosial dan kesalehan sosial, muncul “tokoh muslimah Amerika” yang memimpin salat
jum`at, itu semua dapat menjadi fenomena atau gejala sosial keagamaan dan menjadi sasaran
penelitian agama.
Persoalan lain adalaha interaksi antar pemeluk suatu agama dan antar pemeluk suatu
agama dengan pemeluk agama lainnya, kurukunan antar umat beragama, “interaksi antara
orang-orang Islam ada yang menggunakan norma-norma Islam, tetapi ada juga yang tidak
menggunakannya. Maka, pengamatan terhadapa apakah mereka menggunakan norma-norma
Islam atau tidak, termasuk penelitian ke-Islaman. Demikian juga pengamatan terhadap para
pemeluk Islam dalam interaksinya dengan pemeluk agama lain. Bagaimana karakteristik
interaksi itu, bagaimana mereka memahami dan mengeskpresikan nilai-nilai Islam dalam
interaksi antara pemeluk agama-agama yang berbeda, itu semua dapat menjadi sasaran
penelitian agama “. [M.Atho Mudzhar,1998:18].
Perubahan – perubahan dramastis yang menempa hubungan antara “Barat” dan dunia
Islam sebagai akibat dari peristiwa terorisme internasional, perang iraq-Amerika, tuduhan
Barat terhadap tokoh-tokoh muslim radikal sebagai pemimpin terorisme, secara alami juga
membawa dampak pada pengajaran dan riset yang terkait dengan studi Islam.
Dari pandangan tentang agama sebagai gejala budaya dan sebagai gejala sosial, elemen-
elemen yang harus diketahui dalam Islam adalah persoalan teologi, komsmologi, dan
antropologi yang tentu menyangkut dengan persoalan sosial kemanusiaan dan budaya. Agama
Islam merupakan suatu agama yang membentuk suatu masyarakat dan berperadaban. Maka
pendekatan yang digunakan dalam memahami Islam. Menurut Mukti Ali adalah metode
filosofis, karena mengkaji hubungan manusia dan Tuhan yang dibahas dalam filsafat. Dalam
arti pemikiran “metafisik” yang umum dan bebas. Selain itu metode-metode ilmu manusia juga
11
perlu digunakan, karena dalam agama Islam masalah kehidupan manusia di bumi ini dibahas.
Metode lain, yaitu metode sejarah dan sosiologi yang Islam juga merupakan agama yang
membentuk suatu masyarakat dan peradaban serta mengatur hubungan manusia dengan
manusia.
F. PENDEKATAN POKOK DALAM STUDI BUDAYA
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kebudayaan diartikan sebagai hasil
kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, adat
istiadat, dan kegiatan (usaha) batin untuk menciptakan sesuatu yang termasuk hasil
kebudayaan. Sedangkan Edward Taylor berpendapat bahwa budaya adalah kompleks,
yang mencakup pengetahuan, seni, kepercayaan, adat istiadat, hukum, moral, dan
kebiasaan lain dan kemampuan yang diperoleh manusia sebagai anggota suatu
masyarakat tertentu.
Studi budaya memilki beberapa karakter, diantaranya:
1. Budaya itu dipelajari dan diperoleh
2. Budaya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi
3. Budaya berkembang melalui interaksi individu
4. Budaya merupakan pemikiran yang mendalam untuk dijadikan simbol yang
memberikan makna terhadap lingkungan melalui pengalaman
Budaya dapat dipelajari melalui enkulturasi yang merupakan proses dimana
seorang individu memahami persyaratan studi budaya masyarakat sekitarnya.
Dalam studi budaya di kategorikan menjadi dua bagian;
1. Budaya Implisit
Merupakan hubungan antara kelompok dan satu kelompok individu dimana
mengatur dan diharapkan untuk berperilaku sesuai dengan budaya
kelompoknya.
2. Budaya Eksplis it
Adalah kebalikan dari budaya implisit dimana sekelompok individu
mengadopsi budaya dari satu kelompok individu dengan budaya yang berbeda.

Pada dasarnya budaya bersifat dinamis, karena sering dipengaruhi oleh


perubahan dalam kehidupan modern.
Dengan demikian kebudayaan merupakan hasil daya cipta manusia yang
menggunakan dan mengerahkan segenap potensi yang dimilkinya, selanjutnya
digunakan sebagai kerangka acuan oleh seseorang dalam menjawab masalah
12
yang dihadapinya, sehingga kebudayaan tampil sebagai pranata yang terus
menerus dipelihara para pembentuknya dan generasi selanjutnya yang diwarisi
kebudayaan tersebut.
Selanjutnya, pendekatan kebudayaan tersebut digunakan untuk memahami
agama. Ketika kita melihat dan memperlakukan agama sebagai kebudayaan
maka yang kita lihat adalah agama sebagai sebuah keyakinan yang hidup dalam
masyarakat, maka agama menjadi corak lokal yang sesuai dengan kebudayaan
dari masyarakat tersebut. Untuk dapat menjadi pengetahuan dan keyakinan dari
masyarakat yang bersangkutan maka agama harus melakukan berbagai proses
perjuangan dalam meniadakan nilai-nilai bidaya yang bertentangan dengan
keyakinan hakiki dari agama tersebut dan untuk itu juga harus dapat
mensesuaikan nilai-nilai hakikinya dengan nilai-nilai bidaya serta unsur-unsur
kebudayaan yang ada. Dengan demikian maka agama akan dapat menjadi nilai-
nilai kebudayaan tersebut.
Apa manfaat melakukan pendekatan kebudayaan terhadap agama?
1. Sebagai alat untuk memahami corak keagamaan yang dipunyai oleh sebuah
masyarakat
2. Untuk dapat mengarahkan dan menambah keyakinan agama yang dipunyai
oleh para warga masyarakat tersebut sesuai dengan ajaran yang benar
menurut agama tersebut. Tanpa harus menimbulkan pertentangan.
Pengalaman agama yang terdapat dalam suatu masyarakat, diproses oleh
penganutnya dari sumber agama yaitu wahyu melalui penalaran. Contohnya
teks Al qur`an dan hadits sudah melibatkan unsur penalaran dan
kemampuan manusia. Dengan demikian, Islam menjadi membudaya/
membumi ditengah-tengah masyarakat. Melalui pemahaman terhadap
kebudyaan tersebut. Seseorang akan dapat mengamalkan ajaran agama.
Islam sering disebut produk budaya , khususnya budaya Arab. Hal
tersebut dilatarbelakangi oleh banyaknya fenomena budaya arab yang
kemudiaan dijadikan rujukan keagamaan misalnya sakralisasi bulan
Ramadhan, mengagungkan bulan-bulan haram (Muharram, Rajab,
Dzulqa`dah, dan Dzulhijjah). Pengginaan jilbab yang saat itu merupakan
alat kultural untuk pengamanan sosial bagi perempuan dan nilai-nilai, selain
dikarenakan lahirnya Islam di tanah Arab dan bahasa yang digunakan dalam
kitab suci agama Islam adalah bahasa Arab. Keterkaitan antara budaya Arab
13
dan Islam seringkali membuat kesulitan membedakan mana yang
merupakan budaya Islam sendiri dan mana yang bukan
BAB III

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN
Kebudyaan adalah suatu keseluruhan yang kompleks yang terjadi dari unsur-unsur yang
berbeda-beda seperti pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat dan
segala kecakapan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan
adalah warisan sosial atau tradisi. Kebudayaan adalah cara, aturan dan jalan hidup
manusia.
Unsur-unsur kebudayaan
a) Kesenian
b) Sistem teknologi dan peralatan
c) Sistem organisasi masyarakat
d) Bahasa
e) Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
f) Sistem pengetahuan
g) Sistem religi
Fungsi-fungsi Budaya berperan sebagai penentu batas-batas; artinya, budaya
menciptakan Batad perbedaan atau yang membuat unik suatu organisasi dan
membedakannya dengan organisasi lainnya. Identitas Budaya memuat rasa
identitas suatu organisasi. Budaya memfasilitasi lahirnya komitmen terhadap
sesuatu yang lebih besar, komitmen daripada kepentingan individu. Budaya
meningkatkan stabilitas sistem sosial karena budaya adalah. Stabilitas perekat sosial
yang membantu menyatukan organisasi dengan cara menyediakan standar
mengenai apa yang sebaiknya dikatakan dan dilakukan. Budaya bertindak sebagai
mekanisme. Pembentukan sikap dan prilaku alasan yang masuk akal (sensemaking)
serta kendali yang menuntun dan membentuk sikap dan perilaku.
Bangsa arab pra-islam dikenal sebagai bangsa yang sudah memilki kemajuan
ekonomi. Letak geografisnya yang strategis membuat islam yang diturunkan di
Arab mudah tersebar keberbagai wilayah, di samping di dorong cepatnya laju
perluasan wilayah yang dilkukan oleh umat muslim.

14
B . SARAN

Adapun saran yang penyusun sampaikan adalah, bacalah pembahasan yang penyusun sajikan
diatas walaupun tidak sempurna , tapi sedikitnya bisa menolong pembaca menemukan yang
mungkin dibutuhkan. Karena ilmu didapat bisa bersumber darimana saja termasuk dari
penyusun sajikan.

DAFTAR PUSTAKA

Mudzar, M, Atho, pendekatan studi dalam teori dan praktek , Yogyakarta :


Pustaka pelajar, 2001
Suprayogo, Imam dan tobroni, metodologi penelitian sosial agama, Bandung :
Rosda karya, 2001
Yustion.1993. islam dan kebudayaan indonesia : Dulu, kini, dan Esok .jakarta: Yayasan
Festival Istiqlal
http://islam coneprophecy . blogspot.co.id /2014/06/islam-sebagai-produk budaya.

15
16
17

Anda mungkin juga menyukai