Disusun oleh :
Mursidah Qanita (2381080046)
Kelas : 2B
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang senantiasa memberikan nikmat iman, sehat
yang tak pernah terhitung oleh hamba-hamba-Nya, dan sholawat serta salam kami curahkan
terhadap junjungan kita baginda Rasul Muhammad SAW yang telah memberikan jalan agama
Allah dan membawa kita baginda Rasul Muhammad SAW yang telah memberikan jalan agama
Allah dan membawa kita dari zaman jahiliyyah hingga zaman islamiyyah. Dengan menyusun
makalah dengan “ISLAM SEBAGAI PRODUK BUDAYA”
Penulisan menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih banyak
kekurangan yang disebabkan karena keterbatasan kemampuan dari diri penulis sendiri. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun, demi
penyempurnaan dan perbaikan Makalah ini. Semoga Makalah ini bisa memanfaat serta dapat
menambah wawasan bagi para pembaca.
Dan yang terakhir kami ucapkan banyak terima kasih kepada H. JAJANG AISYUL
MUZAKKI, M.Pd.I yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk menyusun serta
membagi sedikit ilmu yang telah kami pelajari kepada kawan – kawan . Semoga menjadi
awalan bagi kami untuk terus memperbaiki dan melengkapi kekurangan- kekurangan yang ada
untuk makalah kedepannya.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A. Latar Belakang ........................................................................................................
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................
C. Tujuan Masalah .......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................
A. Pengertian Islam Sebagai Produk Budaya ............................................................
B. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN .......................................................................
C. Fungsi ......................................................................................................................
D. Kelahiran Islam Dan Sentuhan Budaya Arab-Pra Islam.........................................
E. ISLAM ANTARA GEJALA SOSIAL DAN BUDAYA .......................................
F. Pendekatan pokok Dalam Study Budaya ................................................................
BAB III PENUTUP ...........................................................................................................
KESIMPULAN .................................................................................................................
SARAN ...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman dan derasnya arus globalisasi
menyebabkan banyaknya budaya-budaya luar yang masuk dan mempengaruhi. Dan
budaya baratlah yang merajalela diera globalisasi ini. Meskipun indonesia terletak di
Asia tenggara agaknya kini lebih akrab dengan dunia barat ketimbang dengan sesama
muslim Asia Tenggara. Karena kualitas pemahaman ke-Islaman seseorang akan
mempengaruhi pola pikir, sikap, dan tindakan. Dan untuk bagian ini kita akan
membicarakan islam sebagai produk budaya hal ini perlu diketahui agar kita dapat
menjawab pertanyaan atau persoalan Islam dan kebudayaan
Kebudyaaan merupakan keseluruhan yang kompleks , yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan orang lain yang didaulatkan seseorang sebagai anggota
masyarakat..
B. Rumusan Masalah
1. Apa sebenarnya pengertian Islam sebagai produk budaya?
2. Apa saja Unsur-unsur kebudayaan itu?
3. Apa fungsi Kebudayaan dalam islam?
4. Bagaimana Kelahiran Islam dan sentuhan Budaya Arab Pra-Islam?
C. Tujuan Masalah
1. Pengertian kebudayaan dalam islam
2. Unsur dan fungsi kebudyaan dalam islam
3. Kelahiran Islam Dan sentuhan Budaya Arab Pra-Islam
4. Gejala sosial Dan Budaya dalam Islam
5. Pendekatan pokok dalam studi Islam.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Sedangakan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh
manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang
bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditynjukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
B. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Menurut Drs. Atang Abd. Hakim, MA. dan DR. Jaih Mubarok (2012:31):
Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri atas unsur-unsur besar dan usnsur-
unsur kecil yang merupakan bagian dari satu keutuhan yang tidak dapat dipisahkan,
unsur-unsurkebudayaan dalam pandangan Malinowski adalah sebagai berikut:
1. Sistem norma yang memungkinkan terjadinya kerja sama antara para anggota
masyarakat dalam upaya menguasai alam sekelilingnya.
2. Organisasi ekonomi
3. Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan (keluarga merupakan lembaga
pendidikan yang utama).
a) Kesenian
b) Sistem teknologi dan peralatan
c) Sistem organisasi masyarakat
d) Bahasa
e) Sistem organisasi pencaharian hidup dan sistem ekonomi
f) Sistem pengetahuan
g) Sistem religi
Pada jaman modern seperti ini budaya asli negara kita memang sudah mulai
memudar, faktor dari budaya luar memang sangat mempengaruhi pertumbuhan
kehidupan di negara kita ini.Contohnya saja anak muda jaman sekarang, mereka
3
sangat antusias dan up to date untuk mengetahui juga mengikuti perkembangan
kehidupan budaya luar negri. Sebenarnya bukan hanya orang-orang tua saja
yang harus mengenalkan dan melestarikan kebudayaan asli negara kita tetapi
juga para anak muda harus senang dan mencintai kebudayaan asli negara
sendiri. Banyak faktor juga yang menjelaskan soal 7 unsur budaya universal
yaitu:
a) Kesenian
4
g) Sistem religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul
karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.
C. Fungsi
Didalam kebudayaan terdapat pola-pola perilaku yang merupakan cara-cara
manusia untuk bertindak sama dan harus diikuti oleh semua anggota masyarakat,
artinya kebudayaan merupakan suatu garis pokok tentang perilaku yang menetapkan
peraturan-peraturan mengenai bagaimana masyarakat harus bertindak, bagaimana
masyarakat melakukan hubungan dengan orang lain atau bersosialisasi, apa yang harus
dilakukan, apa yang dilarang dan sebagainya.
Hasil karya manusia akan melahirkan suatu kebudayaan atau teknologi yang nantinya
akan berguna untuk melindungi ataupun membantu masyarakat untuk mengolah alam
yang bisa bermanfaat bagi masyarakat itu sendiri.
Mengkaji tentang Islam akan lebih sempurna bila kita mengkaji Arab pra-
Islam terlebih dahulu, karena Islam lahir di tengah-tengah masyrakat Arab yang sudah
mempunyai adat istiadat yang diwariskan dari generasi ke generasi. Apalagi ia muncul
di kota terpenting bagi mereka yang menjadi jalur penting bagi lalu lintas perdagangan
mereka kala itu, dan dibawa oleh Muhammad (570-632 M) yang merupakan salah satu
keturunan suku terhormat dan memilki kedudukan terpandang di antara mereka secara
turun-temurun dalam beberapa generasi, Quraysh. Qurasyh adalah suku penguasa di
atas suku-suku lainnya di Mekah, sebuah kota yang di dalamnya terdapat bangunan suci
tua yang memiliki daya tarik yang melebihi tempat pemujaan lainnya di daerah Arab.
6
Sebagaian penulis sejarah Islam biasanya membahas Arab pra-Islam sebelum menulis
sejarah Islam pada masa Muhammad (570-632 M) dan sesudahnya. Mereka
menggambarkan runtutan sejarah yang saling terkait satu sama lain yang dapat
memberikan informasi lebih komprehensif tentang Arab dan Islam tentang geografi,
sosial, budaya, agama, ekonomi, dan politik Arab pra-Islam dan relasi serta
pengaruhnya terhadap watak orang Arab dan doktrin Islam.
7
baik pada masa kehadiran permukiman Yahudi maupun upaya-upaya kristenisasi yang muncul
di Syiria dan Mesir.
Yahudi dianut oleh para imigran yang bermukiman di Yathrib dan Yaman. Tidak
banyak data sejarah tentang pemeluk dan kejadian penting agama ini di jazirah Arab,
kecuali di Yaman Dzu Nuwas adalah seorang penguasa yaman yang condong ke
Yahudi, Dia tidak menyukai penyembahan berhala yang telah menimpa bangsanya. Dia
meminta penduduk Najran agar masuk agama Yahudi , kalau tidak akan dibunuh.
Karena mereka menolak, maka digalilah sebuah parit dipasang apidi dalamnya. Mereka
dimasukkan ke dalam parit itu dan yang tidak mati karena api, dibunuh dengan pedang
atau dibuat cacat. Korban pembunuhan itu mencapai dua puluh ribu orang. Tragedi
berdarah dengan motif fanatisme agama ini diabadikan dalam al-Quran dalam kisah
“orang-orang yang membuat parit”.
Ekonomi dan politik Arab Pra-Islam
Sebagaimana telah disunggung di atas bawah sebagian besar daerah Arab
adalah daerah gersang dan tandus, kecuali daeraj Yaman yang terkenal subur dan ia
terletak di daerah strategis sebagai lalu lintas perdagangan. Ia terletak di tengah-tengah
dunia dan jalur-jalur perdagangan dunia,terutama jalur-jalur yang menghubungkan
Timur jauh dan India dengan Timur Tengah melalui jalur darat yaitu dengan jalur
melalui Asia Tengah ke Iran, Irak lalu ke laut tengah, sedangkan melalui jalur laut yaitu
dengan jalur Melayu dan sekitar India ke teluk Arab atau sekitar jazirah ke laut merah
atau Yaman yang berakhir di Syam atau Mesir. Oleh karena itu, perdagangan
merupakan andalan bagi kehidupan perekonomian bagi mayoritas negara-negera di
daerah – derah ini
.
E. ISLAM ANTARA GEJALA SOSIAL DAN BUDAYA
Pada awalnya ilmu hanya ada dua , yaitu : ilmu kealaman dan ilmu budaya. Ilmu
kealaman, seperti fisika, kimia, biologi dan lain-lain mempunyai tujuan utama
mencari hukum-hukum alam, mencari keteraturan-keteraturan yang terjadi pada
alam. Oleh karena itu suatu penemuan yang dihasilkan pada suatu waktu mengenai
suatu gejala atau sifat alam dapat dites kembali oleh penelitian lain, pada waktu
lain, dengan memperhatikan gejala eksak. Contoh, kalau sekarang air mengalir dari
8
atas kebawah, besok apabila dites lagi juga hasilnya begitu. Itulah inti dari
penelitian dalam ilmu-ilmu eksak, yakni mencari keterulangan dari gejala-gejala
yang kemudian diangkat menjadi teori dan menjadi hukum . Sebaliknya ilmu
budaya mempunyai sifat tidak berulang tetapi unik [M.Atho Mudzhar, 1998:12].
Sebagai contoh , budaya satu kelompok masyarakat unik buat kelompok
masyarakat tersebut, sebuah situs sejarah unik untuk situs tersebut dan sebagainya
dan disini tidak ada terulangan .
Menurut M.Atho Mudzhar [1998: 12-13], di antara penelitian kealaman dan
budaya, terdapat penelitian –penelitian ilmu-ilmu sosial. Sebab penelitian ilmu
sosial berada di antara ilmu budaya dan ilmu kealaman, yang mencoba untuk
memahami gejala-gejala yang tidak berulang tetapi dengan cara memahami
keterulangannya. Karena itu, penelitian ilmu sosial mengalami problem dari segi
objektivitasnya. Apakah penelitian sosial itu objektif dan dapat dites kembali
keterulangnnya ? Untuk menjawab pertanyaan ini, ada dua aliran yang dapat
digunakan, yaitu: Pertama, aliran yang menyatakan bahwa penelitian sosial lebih
dekat kepada penelitian budaya, ini berarti sifatnya unik. Misalnya saja, penelitian
antropologi sosial, lebih dekat pada ilmu budaya. Kedua, aliran yang menyatakan
bahwa ilmu sosial lebih dekat kepada ilmu kealaman, karena fenomena sosial dapat
berulang terjadinya dan dapat dites kembali. Untuk mendukung pendapat mengenai
keteraturan itu, maka dalam ilmu sosial digunakan ilmu-ilmu statistik yang juga
digunakan dalam ilmu-ilmu kealaman. Perkembangan selanjutnya , sekarang ini
ada ilmu statistik khusus untuk ilmu-ilmu sosial yang digunakan untuk mengukur
gejala-gejal sosial secara lebih cermat dan lebih signifikant. Dapat dikatakan bahwa
inti ilmu kealaman adalah “positivisme”. Suatu penemuan , baru dikatakan atau
dianggap sebagai ilmu apabila memenuhi syarat, yaitu:
1). Dapat diamati [observabel]
2). Dapat diukur [measurable]
3). Dapat dibuktikan [verifiable]
Ilmu budaya hanya dapat diamati dan kadang-kadang tidak dapat diukur apalagi
diverifikasi. Sedangkan ilmu sosial lebih dekat kepada ilmu alam mengatakan bahwa ilmu
sosial dapat diamati, diukur dan diverifikasi . Menurut beberapa para ahli , ada lima bentuk
gejala agama yang diperhatikan, apabila kita hendak mempelajari atau meneliti suatu
agama , yaitu :
9
1) Seripture , naskah-naskah atau sumber ajaran dan simbol-simbol agama.
2) Para penganut , pemimpin ,pemuka agama, menyangkut dengan sikap , perilaku dan
penghayatan para penganutnya
3) Ritus-ritus, lembaga-lembaga , ibadah-ibadah , seperti shalat , haji , puasa, perkawinan
dan waris.
4) Alat-alat , seperti masjid , gereja , lonceng, peci dan semacamnya.
5) Organisasi-organisasi keagamaan, tempat para penganut agama berkumpul dan
berperan, seperti Nahdatul Ulama, Muhammadiyah , Gereja katholik, protestan, Syi`ah,
Sunni dan sebagainya [M.Atho Mudzhar , 1998:13-14]
Mengenai agama sebagai gejala sosial, pada dasarnya bertumpu pada sosiologi agama
. pada zaman dahulu , sosiologi agama mempelajari hubungan timbal balik antar agama dan
masyarakat. Artinya, masyarakat mempengaruhi agama dan agama mempengaruhi
masyarakat. Para ahli sosiologi agama, mulai mempelajari bukan hanya pada soal hubungan
timbal-balik saja, melainkan lebih kepada pengaruh agama terhadap perilaku atau tingkah laku
masyarakat , artinya bagaimana agama sebagainsistem nilai dapat mempengaruhi tingkah laku
masyarakat dan bagaimana pengaruh masyarakat terhadap pemikiran-pemikiran keagamaan.
Lahirnya teologi Khawarij, Syiah dan Ahli Sunnah wal Jamaah sebagai produk atau hasil
pertikaian politik dan bukan produk teologi. Tauhidnya sama, satu dan asli, tetapi anggapan
bahwa Ali sebagai imam adalah produk perbedaan pandangan politik. Maka dapat dikatakan ,
bahwa pergeseran perkembangan pemikiran masyarakat dapat mempengaruhi pemikiran
teologi atau keagamaan
Saat ini, mungkin kita dapat meneliti bagaimana perkembangan pemikiran keagamaan
masyrakat indonesia terhadap krisis sosial yang meluas yang dapat disaksikan dalam berbagai
bentuk, misalnya : budaya korupsi dan nepotisme sebagai budaya, lenyapnya kesabaran sosial
[social ntemper] dalam menghadapi realitas kehidupan yang semakin sulit sehingga mudah
mengamuk dan melakukan berbagai tindakan kekerasan dan anark,; merosotnya penghargaan
dan kepatuhan terhadap hukum , etika , moral, dan kesantunan sosial; semakin meluasnya
penyebaran narkotika dan penyakit-penyakit sosial lainnya.
10
Berlanjutnya konflik dan kekerasan yang bersumber atau sedikitnya bernuansa politis,
etnis dan agama seperti terjadi di berbagai wilayah Aceh, Kalimantan Barat dan Tengah,
Maluku Sulawesi Tengah , dan lain-lain.
Contoh lain, dan ini sekaligus menjadi tantangan bagi para pemeluk agama adalah
munculnya program tayangan stasiun televisi yang mengusung unsur-unsur mistik yang
dikemas sebagai suatu tontonan yang menarik, penggunaan ayat-ayat Qur`an untuk mengusir
setan yang ditayangkan melalui program siaran televisi, pemeran busana mewah dengan
memperlihatkan bagian tubuh [aurat] yang seharusnya ditutp rapat dan tidak ditontonkan,
munculnya kiai yang salat dengan menggunakan bahasa indonesia, kiai yang menganggap sah
menggauli para santrinya, para intelektual Islam para era eformasi, globalisasi dan internet
mulai berbicara “tauhid sosial” dan ”kesalehan sosial” , bagaimana bentuk dan karakteristik
tauhid sosial dan kesalehan sosial, muncul “tokoh muslimah Amerika” yang memimpin salat
jum`at, itu semua dapat menjadi fenomena atau gejala sosial keagamaan dan menjadi sasaran
penelitian agama.
Persoalan lain adalaha interaksi antar pemeluk suatu agama dan antar pemeluk suatu
agama dengan pemeluk agama lainnya, kurukunan antar umat beragama, “interaksi antara
orang-orang Islam ada yang menggunakan norma-norma Islam, tetapi ada juga yang tidak
menggunakannya. Maka, pengamatan terhadapa apakah mereka menggunakan norma-norma
Islam atau tidak, termasuk penelitian ke-Islaman. Demikian juga pengamatan terhadap para
pemeluk Islam dalam interaksinya dengan pemeluk agama lain. Bagaimana karakteristik
interaksi itu, bagaimana mereka memahami dan mengeskpresikan nilai-nilai Islam dalam
interaksi antara pemeluk agama-agama yang berbeda, itu semua dapat menjadi sasaran
penelitian agama “. [M.Atho Mudzhar,1998:18].
Perubahan – perubahan dramastis yang menempa hubungan antara “Barat” dan dunia
Islam sebagai akibat dari peristiwa terorisme internasional, perang iraq-Amerika, tuduhan
Barat terhadap tokoh-tokoh muslim radikal sebagai pemimpin terorisme, secara alami juga
membawa dampak pada pengajaran dan riset yang terkait dengan studi Islam.
Dari pandangan tentang agama sebagai gejala budaya dan sebagai gejala sosial, elemen-
elemen yang harus diketahui dalam Islam adalah persoalan teologi, komsmologi, dan
antropologi yang tentu menyangkut dengan persoalan sosial kemanusiaan dan budaya. Agama
Islam merupakan suatu agama yang membentuk suatu masyarakat dan berperadaban. Maka
pendekatan yang digunakan dalam memahami Islam. Menurut Mukti Ali adalah metode
filosofis, karena mengkaji hubungan manusia dan Tuhan yang dibahas dalam filsafat. Dalam
arti pemikiran “metafisik” yang umum dan bebas. Selain itu metode-metode ilmu manusia juga
11
perlu digunakan, karena dalam agama Islam masalah kehidupan manusia di bumi ini dibahas.
Metode lain, yaitu metode sejarah dan sosiologi yang Islam juga merupakan agama yang
membentuk suatu masyarakat dan peradaban serta mengatur hubungan manusia dengan
manusia.
F. PENDEKATAN POKOK DALAM STUDI BUDAYA
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kebudayaan diartikan sebagai hasil
kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, adat
istiadat, dan kegiatan (usaha) batin untuk menciptakan sesuatu yang termasuk hasil
kebudayaan. Sedangkan Edward Taylor berpendapat bahwa budaya adalah kompleks,
yang mencakup pengetahuan, seni, kepercayaan, adat istiadat, hukum, moral, dan
kebiasaan lain dan kemampuan yang diperoleh manusia sebagai anggota suatu
masyarakat tertentu.
Studi budaya memilki beberapa karakter, diantaranya:
1. Budaya itu dipelajari dan diperoleh
2. Budaya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi
3. Budaya berkembang melalui interaksi individu
4. Budaya merupakan pemikiran yang mendalam untuk dijadikan simbol yang
memberikan makna terhadap lingkungan melalui pengalaman
Budaya dapat dipelajari melalui enkulturasi yang merupakan proses dimana
seorang individu memahami persyaratan studi budaya masyarakat sekitarnya.
Dalam studi budaya di kategorikan menjadi dua bagian;
1. Budaya Implisit
Merupakan hubungan antara kelompok dan satu kelompok individu dimana
mengatur dan diharapkan untuk berperilaku sesuai dengan budaya
kelompoknya.
2. Budaya Eksplis it
Adalah kebalikan dari budaya implisit dimana sekelompok individu
mengadopsi budaya dari satu kelompok individu dengan budaya yang berbeda.
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Kebudyaan adalah suatu keseluruhan yang kompleks yang terjadi dari unsur-unsur yang
berbeda-beda seperti pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat dan
segala kecakapan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan
adalah warisan sosial atau tradisi. Kebudayaan adalah cara, aturan dan jalan hidup
manusia.
Unsur-unsur kebudayaan
a) Kesenian
b) Sistem teknologi dan peralatan
c) Sistem organisasi masyarakat
d) Bahasa
e) Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
f) Sistem pengetahuan
g) Sistem religi
Fungsi-fungsi Budaya berperan sebagai penentu batas-batas; artinya, budaya
menciptakan Batad perbedaan atau yang membuat unik suatu organisasi dan
membedakannya dengan organisasi lainnya. Identitas Budaya memuat rasa
identitas suatu organisasi. Budaya memfasilitasi lahirnya komitmen terhadap
sesuatu yang lebih besar, komitmen daripada kepentingan individu. Budaya
meningkatkan stabilitas sistem sosial karena budaya adalah. Stabilitas perekat sosial
yang membantu menyatukan organisasi dengan cara menyediakan standar
mengenai apa yang sebaiknya dikatakan dan dilakukan. Budaya bertindak sebagai
mekanisme. Pembentukan sikap dan prilaku alasan yang masuk akal (sensemaking)
serta kendali yang menuntun dan membentuk sikap dan perilaku.
Bangsa arab pra-islam dikenal sebagai bangsa yang sudah memilki kemajuan
ekonomi. Letak geografisnya yang strategis membuat islam yang diturunkan di
Arab mudah tersebar keberbagai wilayah, di samping di dorong cepatnya laju
perluasan wilayah yang dilkukan oleh umat muslim.
14
B . SARAN
Adapun saran yang penyusun sampaikan adalah, bacalah pembahasan yang penyusun sajikan
diatas walaupun tidak sempurna , tapi sedikitnya bisa menolong pembaca menemukan yang
mungkin dibutuhkan. Karena ilmu didapat bisa bersumber darimana saja termasuk dari
penyusun sajikan.
DAFTAR PUSTAKA
15
16
17