Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERAN BUDAYA LOKAL


DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Oleh :
Yuliza Andari

Nim:

P07124120034

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH

JURUSAN KEBIDANAN BANDA ACEH


PRODI DIII KEBIDANAN
TAHUN 2020/2021

1
ABSTRAK
Pendidikan agama di Indonesia hanya menekankan aspek pengajaran. Tentu dalam
hal ini,pengajaran ritual keagamaan yang kering pemaknaannya secara spritual. Model
pengajarannya lebih pada transfer ilmu-ilmu agama, bukan penanaman nilai-nilai suci
keagamaan yang mampu dijadikan fondasi dalam kehidupan di masyarakat. Kurangnya
pengayaan terhadap pentingnya berakhlak mulia bagi peserta didik, menambah daftar
panjang problem pendidikan agama dewasa ini. Selalu ditemukan pada lembaga
pendidikan adalah “pengajar agama” bukan “guru agama”. apa yang telah disampaikan
oleh “pengajar agama’ hanya bisa dipikirkan dan dipahami. Sedangkan, “guru agama”
harus dihayati, didenga dan dan diamalkan.
Pendidikan agama seharusnya mampu mentransformasikan nilai-nilai agama dan
nilai- nilai kearifan lokal ke dalam diri peserta didik. Sehingga apa yang diterimanya dari
belajar agama tersebut dapat diaktualkan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidik harus
mampu menjadi penggerak dan sumber inspirasi bagi peserta didik dan masyarakat. Meski
sebagian besar masyarakat modern menganggap implementasi budaya tersebut merupakan
suatu hal yang ketinggalan zaman, namun bagi masyarakat yang melestarikan budaya
tersebut menganggapnya sebagai salah satu aturan yang paling efektif dalam mencegah
peserta didik untuk berbuat penyimpangan dan membentuk karakter kejujuran.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. .........................1


ABSTRAK ............................................................................................. .........................2
DAFTAR ISI ......................................................................................... .........................3
KATA PENGANTAR .......................................................................... .........................4
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... .........................5
B. Rumusan Masalah ............................................................................. .........................6
C. Tujuan Penulisan................................................................................ .........................6
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebudayaan ..................................................................... .........................7
B. Unsur-Unsur Dalam Kebudayaan ...................................................... .........................8
C. Islam dan Budaya Lokal ................................................................... .........................9
D. Peranan budaya lokal dalam pendidikan islam berbasis kearifan/kebudayaan lokal
................................................................................................................ .........................10
E. Manfaat mempelajari budaya lokal dalam kebudayaan islam ........... .........................14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... ........................16

B. Saran ................................................................................................. ........................16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... .........................17

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Dalam menulis makalah ini, tidak sedikit
masalah dan rintangan yang saya hadapi , namun berkat bantuan dari berbagai pihak yang
telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini walaupun dengan banyak kekurangan. Terima kasih yang sebesar- besarnya
kami ucapkan kepada Bapak Syahrul Riza, M.Ag selaku dosen pembimbing mata kuliah
Pendidikan agama yang telah banyak membimbing kami dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai bahan
perbaikan dalam menyusun makalah kedepannya, dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Aceh Singkil, 17 November 2020

Yuliza Andari

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai suatu kenyatan sejarah, agama dan kebudayaan dapat saling
mempengaruhi1 karena keduanya terdapat nilai dan simbol. Agama adalah simbol yang
melambangkan nilai ketaatan kepada Tuhan. Kebudayaan juga mengandung nilai dan
simbol supaya manusia bisa hidup di dalamnya. Agama memerlukan sistem simbol,
dengan kata lain agama memerlukan kebudayaan agama. Tetapi keduanya perlu dibedakan.
Agama adalah sesuatu yang final, universal, abadi (parennial) dan tidak mengenal
perubahan. Sedangkan kebudayaan bersifat partikular, relatif dan temporer. Agama tanpa
kebudayaan memang dapat bekembang sebagai agama pribadi, tetapi tanpa kebudayaan
agama sebagai kolektivitas tidak akan mendapat tempat.
Berbicara mengenai agama dan budaya maka dalam agama Islam sesungguhnya
tidak menolak perkembangan kebudayaan dan adat istiadat dalam kehidupan masyarakat,
sepanjang kebudayaan dan adat istiadat tersebut tidak bertentangan dengan jiwa dan
norma-norma agama. Islam hanya menolak adat istiadat dan kebudayaan masyarakat yang
mengandung unsur-unsur kepercayaan atau paham yang tidak sesuai dengan ajaran
prinsipil Islam.
Islam adalah agama yang diturunkan kepada manusia sebagai rahmat bagi alam
semesta. Ajaran-ajarannya selalu membawa kemaslahatan bagi kehidupan manusia di
dunia ini. Allah swt sendiri telah menyatakan hal ini, sebagaimana yang tersebut dalam (
Q.S. Toha : 2 ) : “ Kami tidak menurunkan Al Qur’an ini kepadamu


1 Zain An Najah, “Islam dan budaya”, Http://kacahati.blogspot.com/2009/04/ Islam dan budaya. htm (8

april 2009)Blog Zain An Najah


5
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kebudayaan?
2. Unsur-unsur apa saja yang ada pada kebudayaan ?
3. Apa pengertian islam dan budaya lokal ?
4. Apa saja peranan budaya lokal dalam pendidikan islam berbasis kearifan/kebudayaan
islam?
5.Apa tujuan dan manfaat mempelajari budaya likal dalam kebudayaan islam?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kebudayaan
2. Untuk mengetahui unsur-unsur kebudayaan
3. Untuk mengetahui pengertian islam dan budaya lokal
4. Untuk mengetahui peranan budaya lokal dalam pendidikan islam berbasis
kearifan/kebudayaan islam
5. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat mempelajari budaya likal dalam kebudayaan
islam

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebudayaan

Konsep awal tentang kebudayaan berasal dari E.B. Tylor yang mengemukakan2
bahwa culture atau civilization itu adalah complex whole includes knowledge, belief, art,
morals, law, custom, and any other capabilities and habits acquired by man as a member of
society. Batasan tentang kebudayaan ini mengemukakan aspek kebendaan dan bukan
kebendaan itu sendiri atau materi dan nonmateri, sebagaimana Tylor kemukakan bahwa
kebudayaan ialah keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum dan kemampuan-kemampuan lainnya serta kebiasaan yang
diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat (Garna, 2001: 157).
Kebudayaan adalah alat konseptual untuk melakukan penafsiran dan analisis (Garna,
2001: 157). Jadi keberadaan kebudayaan sangatlah penting, karena akan menunjang
terhadap pembahasan mengenai eksistensi suatu masyarakat. Kebudayaan sebagai suatu
system budaya, aktivitas dan hasil karya fisik manusia yang berada dalam suatu
masyarakat dimana kemunculannya itu diperoleh melalui proses belajar, baik itu formal
maupun informal. Hal ini menunjukan bahwa kebudayaan tidak akan hadir dengan
sendirinya, melainkan ada karena adanya manusia dalam komunitas sosial, sehingga antara
manusia, masyarakat dan kebudayaan akan saling mendukung. Manusia menciptakan
kebudayaan sebagai usaha untuk mempertahankan hidupnya di muka bumi ini, karena
dengan kebudayaan manusia akan mampu melaksanakan tugasnya di muka bumi ini
sebagai khalifah. Dengan kebudayaan pula kehidupan keagamaan manusia akan nampak,
dan ini menjadikan pembeda terhadap jenis makhluk lainnya yang ada di muka bumi ini.
Selanjutnya, Ralph Linton, mengajukan batasan kebudayaan yang lebih spesifik,
menurutnya bahwa kebudayaan adalah “a culture is the configurationas of learned
behavior and results of behavior whose components elements are shared and trasmistted
by the members of a particular society” Pernyataannya ini mengandung makna


2 https://media.neliti.com/media/publications/63623-ID-islam-dan-budaya-lokal-kajian-terhadap-i.pdf

7
bahwasannya kebudayaan atau budaya dianggap sebagai milik khas dari manusia,
walaupun berbagai studi yang dilakukan kemudian tentang non human primate.
Sedangkan Kroeber mengganggap bahwa kebudayaan itu memiliki sifat yang
superorganik yaitu keberadaannya telah mengatasi keberadaan dari setiap individu atau
organic yang artinya walaupun kebudayaan itu dilakukan oleh semua orang, tetapi wujud3
atau keberadaannya bebas dari individu tertentu.

B. Unsur-Unsur Kebudayaan

Kebudayaan setiap masyarakat atau suku bangsa terdiri atas unsur-unsur besar
maupun unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat
sebagai kesatuan. Ada beberapa unsur yang terdapat dalam kebudayaan, dimana kita sebut
sebagai cultural universals, yang meliputi:
1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia.
2. Mata pencaharian hidup dan system-sistem ekonomi
3. Sistem kemasyarakatan
4. Bahasa (lisan dan tulisan)
5. Kesenian
6. Sistem pengetahuan
7. Religi (system kepercayaan) (Soekanto, 1990: 193).

Selanjutnya, ketika memahami unsur-unsur kebudayaan tersebut, maka kita bisa


mengetahui tentang terdapatnya unsur-unsur kebudayaan yang mudah berubah dan ada
pula unsur-unsur kebudayaan yang susah berubah. Adapun unsur-unsur budaya yang
mudah berubah meliputi; seni, bahasa, teknologi. Sedangkan unsur- unsur budaya yang
sulit berubah meliputi: agama (system kepercayaan), system social, dan system
pengetahuan (Kahmad, 2002).
Budaya juga dibedakan menjadi dua, yaitu budaya kecil/budaya lokal (little culture), dan
budaya besar (great culture). Budaya kecil/lokal adalah budaya yang berada pada
suatu masyarakat yang lingkupnya kecil (dianut oleh beberapa orang saja) atau juga
disebut local culture. Sedangkan budaya besar adalah budaya yang dianut oleh banyak

3 https://media.neliti.com/media/publications/63623-ID-islam-dan-budaya-lokal-kajian-terhadap-i.pdf

8
orang dengan skala kepenganutannya luas. Ketika budaya kecil dan budaya besar saling
berhubungan melalui proses asimilasi, maka kemungkinannya budaya kecil tersebut akan
tersisihkan atau terkalahkan oleh budaya besar. Hal ini menunjuikan bahwa eksistensi dari
budaya besar tersebut begitu kuat dan luas sehingga dengan mudah dan cepat bisa masuk4
kepada budaya kecil yang dianut oleh hanya bebera orang saja, misalkan.
Budaya kecil (budaya local) yang ada pada suatu masyarakat merupakan budaya yang
sudah dibangun sejak adanya umat manusia di muka bumi ini atau dengan kata lain,
keberadaan budaya kecil sebagai bentuk dari keberhasilan umat manusia didalam
mempertahankan hidupnya, karena bagaimanapun juga budaya kecil itu ada secara turun
temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Kehadiran budaya besar, tentunya akan
membawa suatu perubahan yang akan terjadi pada suatu komunitas yang yang memiliki
budaya kecil, sehingga keberadaan budaya besar akan tetap eksis dan dan bisa jadi
keberadaan budaya kecil akan mengalami penyusuitan atau bahkan hilang dari
eksistensinya pada suatu masyarakat.

C. Islam dan Budaya Lokal

Islam sejak kehadiranya dimuka bumi ini, telah memainkan peranannya sebagai salah
satu agama yang menjadi rahmat bagi semesta alam. Ini, tentunya membawa Islam sbagai
bentuk ajaran agama yang mampu mengayomi keberagaman umat manusia dimuka bumi
ini. Islam sebagai agama universal sangat menghargai akan ada budaya yang ada pada
suatu masyarakat, sehingga kehadiran islam diyengah-tengah masyarakat tidak
bertentangan, melainkan Islam dekat dengan kehidupan masyarakat, disinilah sebenarnya,
bagaimana Islam mampu membuktikan dirinya sebagai ajaran yang flexsibel di dalam
memahami kondisi kehidupan suatu masyarakat.
Hal ini pun terjadi di Indonesia, dimana Islam yang ada di Indonesia merupakan hasil
dari proses dakwah yang dilaksanakan secara cultural, sehingga Islam di Indonesia,
mampu berkembang dan menyebar serta banyak dianut oleh mayoritas masyarakat
Indonesia dalam waktu yang cukup singkat. Karena kehadiran Islam di Indonesia yang
pada saat itu budaya local sudah dianut masyarakat Indonesia mampu masuk secara halus
tanpa kekerasan, hal ini berkat dari ajaran Islam yang sangat menghargai akan pluralitas
suatu masyarakat.Banyak kajian sejarah dan kajian kebudayaan yang mengungkap betapa

4 https://media.neliti.com/media/publications/63623-ID-islam-dan-budaya-lokal-kajian-terhadap-i.pdf

9
besar peran Islam dalam perkembangan kebudayaan bangsa Indonesia. Hal ini dapat di
pahami, karena Islam merupakan agama bagi mayoritas penduduk Indonesia. Bahkan
dalam perkembangan budaya.
D. Pendidikan islam berbasis kearifan/kebudayaan lokal5
Secara umum dan luas Amir Daien Indrakusuma mengemukakan pendidikan ialah suatu
usaha yang sadar yang teratur dan sistematis, yang dilakukan oleh orang-orang yang
diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai
dengan cita-cita pendidikan. Secara khusus (Pendidikan Islam) kata pendidikan berasal
dari berbagai istilah, antara lain:
a. Tarbiyah
AL-Abrasyi memberikan pengertian tarbiyah adalah mempersiapkan manusia supaya
hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna
budi pekertinya (akhlaknya), teratur pikirannya, halus perasaannya, mahir dalam
pekerjaanya, manis tutur katanya baik dengan lisan atau tulisan.
2. Ta’lim
Menurut Rasyid Ridha ta’lim adalah proses trasmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa
individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu. Pemaknaan ini didasarkan atas QS.
Al-Baqarah ayat 31 tentang allama tuhan kepada Adam as.
3. Ta’dib
Menurut Al-Naquib al-Attas, al-ta’dib adalah pengenalan dan pengakuan tempat-tempat
yang tepar dari segala sesuatu yang dalam tatanan penciptaan sedemikian rupa, sehingga
membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan kekuasaan dan keagungan Tuhan didalam
tatanan wujud dan keberadaanya.
4. Al-Riyadhah
Al-Ghazali menawarkan istilah al-riyadhah yaitu proses pelatihan individu pada masa
kanak-kanak.

a. Identifikasi Kearifan Lokal


Karifan dapat didenfikasi wilayah administratif, area kawasan ataupun golongan-golongan
sosial. Ketika dikatakan lokal, maka hal ini merujuk pada spesifikasi tertentu yang berbeda
dengan komunitas yang lain. Kearifal lokal lahir sebagai buah kreativitas suatu komunitas


5 Pranoto, “Kaum Muda, Pendidikan Agama dan Globalisasi

https://core.ac.uk/download/pdf/287211895.pdf

10
dalam memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhannya dengan memanfaatkan potensi
manusia dan sumber daya alam yang terdapat pada tempat tinggal hidupnya sehari-hari.
Adanya perbedaan potensi anatr komunitas telah menghasilkan bermacam-macam kearifan
yang berbeda satu sama lain sebagai sebuah kekayaan cara pandang, nilai-nilai, konsep,
teori-teori, metode, teknik, maupun berbagai pilihan media atau alat/bahan yang dipakai6
dalam penguasaan, pengelolaan maupun pemanfatan sumberdaya yang dimiliki komunitas
tersebut.
Kearifan itu sendiri merujuk pada sebuah nilai universal tentang keadilan sosial,
kesejahteraan masyarakat dan kelestarian sumber daya penghidupan masyarakat yang
melandasi pola hubungan antar warga maupun dengan komunitas yang lain. Tiada disebut
kearifan bila mana yang terjadi adalah sebuah ketidakadilan, kemiskinan, kelaparan,
kerusakan ekosistem dan penindasan. Dengan demikian menjadi sangat penting untuk
meninjau kembali keberadaan sistem lokal serta dinamika perubahan-perubahannya untuk
dapat dikatakan sebagai sebuah kearifan atau sekedar kebiasaan saja.

b. Menemukan Bentuk Kearifan Lokal


Kadang-kadang kita sulit untuk mengidentifikasii bentuk kearifan lokal yang terdapat pada
sebuah komunitas, apalagi setelah perangkat komunikasii interlokal tempat berkembang
sedemikian rupa sehingga hubungan antar komunitas lokal pada berbagai wilayah bumi
menjadi sangat mudah. interaksi anatr komunitas ini telah melahirkan berbagai bentuk
lokalitas sistem maupun perangkat penyusunan yang baru. Bertemunya ide-ide teori – teori
maupun metode-metode antar komunitas ini telah melahirkan suatu bentuk baru yang dapat
berupa kearifan. Apalagi kondisi alam maupun lingkungan sosial telah berubah sedemikian
rupa dengan pola yang relatif sama pada berbagai belahan bumi, yang tentu saja akan
mendorong munculnya kearifan baru yang relatif sama antar komunitas meskipun masih
menampakan ke khasnya masing-masing. Sistem sosial terbangun dari hubungan antar
manusia dan dengan lingkungan tempat tinggal hidupnya. Penguasaan, pengelolaan, dan
pemanfaatan sumber daya lingkangan oleh manusia adalah sebuah bentuk interaksi dan
adaptasi manusia dengan lingkungannya. Akan merubah akibat prilaku manusia seperti
lingkungan juga akan mempengaruhi perilaku manusia. Alam dapat hidup tanpa manusia,
manusia tidak dapat hidup tanpa alam. Dengan demikian maka kealifan adalah identik


6 Pranoto, “Kaum Muda, Pendidikan Agama dan Globalisasi

https://core.ac.uk/download/pdf/287211895.pdf

11
dengan penghargaan manusia atas sumber daya alam yang mendukung kehidupannya yang
tercermin pada pengetahuan dan prilaku sehari- hari. Hal itu dapat bertahan atau di
perbarui melalui perkembangan pengetahuan komunittas dari waktu kewaktu serta7
perubahan dalam itu sendiri. Bentuk kearifan lokal akan lebih mudah diidentifikasi melalui
proses pendidikan tentang kehidupan sehari yang dikembangkan oleh komunitas baik
proses, cara/ metode maupun isinya. Adat istiadat tembang dongeng, permainan-
permainan, teknik- teknik bercocok tanam, teknik mengelola hasil bumi, berbagai
peraturan dan kesepakatan-kesepakatan lokal dll. Merupakan salah satu wujud sistem
pendidkan islam, dengan menyusuri kencendrungan dan perubahan pemahaman serta
prilaku masyarakat serta akiba-akibatnya pada masyarakat dan lingkungan, maka kearifan
tersebut akal dikenali bentuknya.
Pada umumnya, pemahaman dan prilaku dapat dibaca melalui norma- norma lokal yang
dikembangkan, seperti " suku jawa” pantangan dan kewajiban.

Contoh-contoh kearifan lokal:


a. Orang jawa melakukan upacara wiwitan.
Wiwitan memiliki arti “mulai” jadi memulai terlebih dahulu memotong padi sebelum
dipanen sehingga ada pelajaran untuk membiasakan memilih benih unggul buatannya
sendiri sebelum dilakukan pemanenan padi yang akan diperjual belikan atau untuk
konsumsi. Menyiapkan benih-benih unggul aadalah sangat penting bagi berkelanjutan
usaha tani.
b. Didesa-desa masa lalu jawa selalu ada tempat yang disebut punden.
Punden memiliki artii tempat yang dikramatkan. Dimana di areal tersebut berupa hutan
labat dan disampingnya adalah makam. Segala jenis tanaman yang tumbuh di “punden”
tidak boleh diganggu keberadaannya kecuali untuk dilestarikandan dikembangkan. Punden
biasanya diberikan manfaat pada kelestarian sumber air dan kesediaan
plasma nutfah lokal.
c. Petani "mataram" tempo dulu wajib membudidayakan tanaman
Tanaman itu adalah tanaman yang terpadu berupa " oyod-oyodan ( akar-akaran)", kekayon
( kayu), gegodongan ( dedaunan ), kekembangan ( bunga ), woh-wohan ( makanan ),
gegedangan ( buah-buahan), yang bila mana hal tersebut dilakukan maka kebutuhan


7 Pranoto, “Kaum Muda, Pendidikan Agama dan Globalisasi

https://core.ac.uk/download/pdf/287211895.pdf

12
pangan, bahan bakar, perumahan, obat- obatan, dan haru- haruman akan dapat dipenuhi
dari lingkungannya sendiri.
d. Penyuburan tanah dan tanaman serta pengendalian hama- penyakit dilakukan8
dengan berdoa
Kesuburan Tanaman bisa dilakukan dengan memanfaatkan doa, lelaku (tingkah laku) dan
menggunakan alat bahan lokal seperti : pupuk kandang.

Pengembangan pendidikan Islam berbasis kearifan lokal di era Global


a. Mengedepankan model perencanaan pendidikan (partisifasif) yang berdasarkan need
assement dan karakteresik masyarakat. partisipasi asyarakat dalam perencanaan pendidikan
tinggi islam merupakan tuntunan yang harus dipenuhi.
b. Pemerintah bukan sebagai penegak, penentu dan lenguasa alam pendidikan, namun,
pemerintah hendaknya eroeran sebagai katalisor,fasilitator, dan pembedaya masyarakat.
c. Penguatan khusus pendidikan, yaitu fokus, pendidkan diarahkan pada pemenuhan
kebutuhan masyarakat, kebutuhan stakeholders,kebutuhan pasar, dan tuntutan daya saing.
d. Pemanfaatan sumber luar (out sourcing), memanfaatkan berbagai
sumber daya (belajar) yang ada, lembaga-lembaga pendidikan yang ada, pranata-pranata
pemasyarakatan, perusahaan/ industri dan lembaga lain yang sangat peduli pada
Pendidikan
e. Memperkuat kolaborasi dan kemitraan dengan berbagai pihak baik dari industri
pemerintah, bahkan baik lembaga didalam egeri maupun dari luar negeri.
f. Mencipatakan soft image pada masyarakat sebagai masyarakat yang gemar belajar,
sebagai asyarakat belajar seumur hidup.
g. Pemanfaatan teknologiinformasi, yaitu: lembaga-lembaga pendidikan baik jalur
pendidikan formal, informal maupun jalur non formal, apat memanfaatkan teknolog
Mengembangakan kearifan lokal melalui lembaga-lembaga pendidikan Islam (termasuk
pendidikan tinggi Islam) merupakan alat yang efektif untuk mempertahankan dan
mengembangkan kearifan lokal. setiap kearifan memiliki dimensi atau-muatan pendidikan.
Yang bersifat spesifik ketika dikategorikan berdasarkan ruangan materi ajaran tertentu.
Ketika kearifan lokal diajarkan sebagai bentuk pengembangan. Media diri, maka setiap
orang atau pendidik akan lebih leluasa didalam mengembangkan metode pengajaranya dan


8 Pranoto, “Kaum Muda, Pendidikan Agama dan Globalisasi

https://core.ac.uk/download/pdf/287211895.pdf

13
menentukan target target kemampuan yang harus dicapai olehpeserta didik. Hal ini akan9
sangat berbeda bilamana diintergrasikan dalam setiap materi ajar yang sudah ada karena
perlu dilakukan penyesuaian penyusaian isi/ materi ajar dan proses mengajarnya.
Ketrampilan mengolah panganan lokal sebagian yang tak terpisahkan dari pendidikan
berbasis kearifan lokal merupakan langkah maju untuk membangun nasionalisme peserta
didik, yaitu mencintai produklokal dan mampu mengembangkan nilai tambah dari produk
tersebut.
Pembelajaran diperguruan tinggi islam terdiri atas berbagai materi ajar ( subjeck
matter) dimana setiap materi tersebut sudah ditentukan target target pembelajaran.
Tanpa mengganggu sama sekali setiap materi ajar tersebut. Bahkan memperkuatnya,
kearifan lokal perludinasikan. Apapapun yang diterima peserta didik merupakan
sebuah materi ajar, baik berupa teori, prakri, contoh contoh soal maupun sikap
pendidik itu sendiri.

E. Tujuan dan manfaat mempelajari budaya lokal dalam kebudayaan islam


Tujuan
1. Untuk mendapatkan informasi mengenai asal-usul khazanah serta kebudayaan dan
kekayaan serta keahlian di bidang-bidang tertentu lainya yang pernah diraih oleh umat
islam pada masa terdahulu , serta dapat mengambil ibrah atau pelajaran dari kejadian-
kejadian dan perjuangannya.

2. Untuk membentuk watak dan kepribadian umat. Karena dengan memepelajari Sejarah
Kebudayaan Islam dan Budaya Lokal, generasi muda sekaran akan mendapatkan pelajaran
yang sangat berharga dari perjalanan serta perjuangan-perjuangan umat terdahulu.

3. Agar dapat memilah dan memilih , mana aspek pelajaran yang dapat dan perlu
dikembangkan dan mana yang tidak perlu, memgambil mana pelajaran yang baik dan
mengambil mana pelajaran yang tidak baik.

4. Mampu berfikir secara kronologis dan memiliki pengetahuan mengenai masa lalu yang
dapat digunakan nantinya untuk memeahami dan menjelaskan perkembangan serta
perubahan masyarakat serta keragaman sosial budaya islam dimasa yang akan datang.

9 https://brainly.co.id/tugas/15017199

14
Manfaat
1. Umat islam merasa bangga dan mencintai kebudayaan islam yang berupakan buah
dari10 karya umat islam masa lalu.

2. Umat islam mampu berpartisipasi memelihara peninggalan-peninggalan sejarah umat


terdahulu, dengan cara mempelajari dan mengambil manfaat dari peninggalan-
peninggalan sejarah-sejarah umat terdahulu, baik dari segi peninggalan benda-benda
maupun berupa ilmu pengetahuan.

3. Meneladani perilaku dan hasil karya dari umat-umat terdahulu.

4. Mengambil pelajaran dari berbagai keberhasilan dan kegagalan pada masa lalu.

5. Memupuk semangat dan motivasi untuk meningkatkan prestasi yang telah diraih umat
terdahulu serta mengembangkanya di kehidupan sekarang dan masa depan.


10 https://brainly.co.id/tugas/15017199

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diatas dapat kita tarik 4 kesimpulan yaitu bahwasannya
Yang pertama, Manusia menciptakan kebudayaan sebagai usaha untuk mempertahankan
hidupnya di muka bumi ini, karena dengan kebudayaan manusia akan mampu
melaksanakan tugasnya di muka bumi ini sebagai khalifah. Dengan kebudayaan pula
kehidupan keagamaan manusia akan nampak, dan ini menjadikan pembeda terhadap jenis
makhluk lainnya yang ada di muka bumi ini.
Yang kedua, Karena kehadiran Islam di Indonesia yang pada saat itu budaya local sudah
dianut masyarakat Indonesia mampu masuk secara halus tanpa kekerasan, hal ini berkat
dari ajaran Islam yang sangat menghargai akan pluralitas suatu masyarakat. Budaya lokal
ada pada suatu masyarakat merupakan budaya yang sudah dibangun sejak adanya umat
manusia di muka bumi ini atau dengan kata lain, keberadaan budaya kecil sebagai bentuk
dari keberhasilan umat manusia didalam mempertahankan hidupnya, karena bagaimanapun
juga budaya kecil itu ada secara turun temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Yang ketiga, penerapan bidaya lokal pada pendidikan islam memberikan dampak yang
baik pada anak didik dimana budaya lokal yang baik tersebut dapat membentuk watak
yang baik pula kepada pendidik. Contohnya saja budaya lokal saat ada guru hendaklah
menyalim guru dan memberikan salam dan saat berjalan diantara/didepan orang tua
hendaklah membungkukkan badan sebagai tanda menghormati orang yang lebih tua.
Masih banyak budaya-budaya lokal yang berperan dalam pendidikan agama islan lainnya.

B. Saran

Saran saya sebagai penulis hendaklah kita sebagai umat manusia untuk tetap selalu
mempertahankan dan menerapkan budaya lokal yang baik dalan kehidupan sehati-hari baik
dalam lingkungan pendidikan,lingkungan tempat kerja,lingkungan masyarakat dan lainnya.
Demikian makalah ini saya susun untuk melengkapi tugas perkuliahan Pendidikan Agama
Islam semoga bermanfaat untuk kita semua.

16
DAFTAR PUSTAKA

1 Zain An Najah, “Islam dan budaya”, Http://kacahati.blogspot.com/2009/04/ Islam dan budaya. htm (8

april 2009)Blog Zain An Najah


1 https://media.neliti.com/media/publications/63623-ID-islam-dan-budaya-lokal-kajian-terhadap-i.pdf
1 Pranoto, “Kaum Muda, Pendidikan Agama dan Globalisasi

https://core.ac.uk/download/pdf/287211895.pdf
1 https://brainly.co.id/tugas/15017199

17

Anda mungkin juga menyukai