Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PEMBANGUNAN PERTANIAN
Tentang
“KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT PETANI DI PANGKEP”

Disusun Oleh:

Muhammad azrul 21012014012

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
2023
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Manajemen Sumberdaya Pertanian tepat pada
waktunya. Kami juga berterima kasih kepada Dosen dan yang telah membimbing kami sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna baik
dari segi materi maupun cara penulisannya. Namun, setidaknya kami telah berusaha membuat
laporan ini dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki sehingga laporan ini
selesai tepat pada waktunya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima
demi kesempurnaan laporan ini. Kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.

Makassar, 31 Maret 2023


Tim Penulis

Muhammad azrul
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii
BAB 1 ............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................................. 1
1.3 TUJUAN .......................................................................................................................... 1
BAB 2 ............................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 2
2.1 PENGERTIAN MAPPALILI ............................................................................................... 2
2.2 Mappalili Persepsi Petani Terhadap Kearifan Lokal Tradisi ................................................ 2
2.3 Pelaksanaan mappalili ........................................................................................................... 3
BAB 3 ............................................................................................................................................. 4
PENUTUP....................................................................................................................................... 4
A.Kesimpulan.............................................................................................................................. 4
B.Saran ........................................................................................................................................ 4
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 5
1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kearifan lokal ialah tata nilai kehidupan yang terwarisi dari satu generasi ke generasi
selanjutnya yang berupa religi, budaya maupun adat istiadat yang biasanya dalam wujud
lisandari sesuatu wujud sistem sosial suatu warga. Keberadaan kearifan lokal dalam warga
ialah hasil dari proses menyesuaikan diri turun temurun dalam periode waktu yang sangat lama
terhadap sesuatu area yang umumnya didiami maupun area dimana kerap terjalin interaksi
didalamnya (Rosada, dkk, 2020).
Tradisi kebudayaan yang sampai saat ini masih lestari serta diwariskan secara turun temurun
yaitu tradisi Mappalili di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. Tradisi Mappalili di
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan merupakan upacara ritual tanam padi yang pula
diketahui dengan komando turun sawah dilaksanakan pada saat memasuki musim tanam padi
karena merupakan adat istiadat yang dipercaya petani untuk meningkatkan produksi padi
dengan kualitas yang baik (Adhani, 2020)

1.2 RUMUSAN MASALAH

. Bagaimana bentuk-bentuk kearifan local masyarakat Pertanian di


Desa manakku kecematan labakkang kabupaten pangkep?
2. Bagaimana nilai-nilai kearifan local masyarakat di Desa manakku kec.labakkang kabupaten
Pangkep?

1.3 TUJUAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis persepsi petani terhadap tradisi Mappalili di Desa
Manakku,menganalisis motivasi petani dalam melaksanakan kegiatan tradisi Mappalili di Desa
Manakku, menganalisis jumlah produksi petani di dataran rendah usahatani padi sawah di Desa
Manakku,dan menganalisis pengaruh usahatani padi sawah di Desa Manakku.
2

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN MAPPALILI

Tradisi kebudayaan yang sampai saat ini masih lestari serta diwariskan secara turun temurun
yaitu tradisi Mappalili di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. Tradisi Mappalili di
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan merupakan upacara ritual tanam padi yang pula
diketahui dengan komando turun sawah dilaksanakan pada saat memasuki musim tanam padi
karena merupakan adat istiadat yang dipercaya petani untuk meningkatkan produksi padi
dengan kualitas yang baik (Adhani, 2020).
adi (Oryza sativa) merupakan komoditas tanaman pangan yang paling banyak dikonsumsi
masyarakat Indonesia. Padi dikenal sebagai bahan makanan yang kaya dengan karbohidrat.
Komoditas padi ini berperan sebagai sumber bahan makanan pokok selain tanaman lain yang
diolah menjadi nasi dan tidak dapat digantikan dengan bahan makanan lain. Oleh karena itu,
peningkatan produksi tanaman pangan lebih diarahkan pada tanaman padi sehingga
ketersediaan padi harus selalu terjaga (Hamdana, A, dkk, 2020).Peningkatan produksi tanaman
lebih diarahkan pada tanaman padi berhubungan dengan dilakukannya tradisi Mappalili yang
dipercaya dapat meningkatkan produksi padi dengan kualitas yang baik menimbulkan persepsi
petani mengenai tradisi Mappalili dan motivasi petani baik dari dalam diri maupun luar untuk
melaksanakan tradisi ini.

2.2 Mappalili Persepsi Petani Terhadap Kearifan Lokal Tradisi

Persepsi adalah pandangan petani terhadap kearifan lokal mappalili yang dilaksanakan di
Desa Manakku, Kecamatan Labakkang. Kearifan lokal Mappaliliadalah ritual turun-temurun
yang dipegang oleh masyarakat Bugis khususnya di Kecamatan Labakkang
Motivasi petani terhadap tradisi mapalili Motivasi adalah dorongan dalam bertindak yang
timbul baik dalam diri manusia sendiri (internal) maupun dari luar (eksternal) untuk mencapai
tujuan dan memenuhi kebutuhan tertentu. Motivasi juga dapat diartikan sebagai penyebab atau
alasanyangmembuatseseorangmelakukanapayangkitalakukan. Berdasarkan pengertian
tersebut, motivasi petani Desa Manakku melaksanakan tradisi Mappalili ditimbulkan dari diri
3

mereka sendiri maupun dari luar untuk mencapai kepercayaan yang mereka pegang bahwa
dengan melakukan tradisi Mappalili akan berpengaruh terhadap usahatani padi mereka.

2.3 Pelaksanaan mappalili

Mappalili, didahului dengan A’tudang sipulung. A’tudang sipulung membahas terkait teknis,
baik jadwal turun sawah, hambur, dan tanam. Termasuk musyawarah memadukan teknis pertanian
dan sistem budaya yang ada di Pinati. Pagi harinya, mulai dari rumah adat sampai tanah adat
serangkaian kegiatan digelar sebagai penanda komando turun sawah. Ritual ini dipimpin langsung
oleh Puang Matoa dengan berkumpul di rumah Arajang, tempat menyimpan pusaka. Puang Matoa
di mulai dengan menggunakan Katto-katto, sejenis kentongan untuk memanggil anak laki-laki dan
Kalung-kalung untuk memanggil anak perempuan.

Kemudian, Puang Matoa akan menyanyikan nyanyian adat mereka untuk membangunkan Arajang
(pusaka). Diakhiri dengan mengarak arajang keliling kampung yang menjadi aba-aba untuk
waktunya membajak sawah.

Arajang atau pusaka di setiap daerah berbeda. Di Pangkep, Arajang berupa bajak sawah yang
terbuat dari kayu dan sudah ada sejak tahun 1330. Di Soppeng berupa ponto atau gelang berkepala
naga yang terbuat dari emas murni, sedangkan di Bone dan Wajo berupa keris.

Dilansir dari Cybex Pertanian, jika melihat dari proses dan aturan-aturan yang terdapat dalam
pelaksanaan tradisi Mappalili ini, banyak sekali nilai filosofi yang dapat dipetik. Mulai dari tujuan
Mappalil hingga proses pelaksanaan upacara yang melarang untuk mendahului menanam padi
sebelum acara adat dimulai karena akan mendapatkan bala. Hal ini memiliki arti bahwa dalam
hidup tidak boleh berlaku curang karena suatu saat akan mendapatkan musibah.
4

BAB 3

PENUTUP

A.Kesimpulan

tingkat persepsi petani Desa Manakku terhadap kearifan lokal tradisi Mappalili sangat baik,
motivasi petani dalam melaksanakan tradisi Mappaliliberdasarkan hasil perhitungan
diperoleh skor sebesar 81,77% artinya tingkat motivasi petani Desa Manakku melakukan
atau melaksanakan kearifan lokal tradisi Mappalili sangat tinggi, jumlah produksi
usahatani responden per usahatani rata-rata 5.770 kg. Sedangkan jumlah produksi
usahatani responden per ha rata-rata sebesar 5.767,70 kg, Pengaruh persepsi dan motivasi
petani padi dalam tradisi Mappalili berpengaruh simultan dan signifikan terhadap produksi
usahatani padi di Desa Manakku, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkajene dan
Kepulauan
B.Saran

kearifan lokal tradisi Mappalili yang ada pada masyarakat Labakkang dalam memasuki
musim tanam padi sawah di desa Manakku, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkajene
dan Kepulauan harus dilestarikan karena dalam pelaksanaanya terdapat nilai-nilai dan
pengetahuan dalam menjaga keberlanjutan sumber daya alam dan lingkungan dalam
memanfaatkannya khususnya berusahatani padi, pemerintah dan masyarakat setempat
harus ikut serta dalam menjaga kearifan lokal tradisi Mappalili agar mampu bertahan di era
modernisasi saat ini.
5

DAFTAR PUSTAKA

Adhani, A. F. 2020. Makna Pesan Simbolik Tradisi Mappalili di Kecamatan Labakkang


Kabupaten Pangkep. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Makassar
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai