Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tata Ruang Berbasis Kearifan Lokal
Oleh :
PROGRAM STUDI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan hidayahNya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan maksimal dan tepat waktu.
Dalam makalah dengan judul “Kearifan Lokal dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Di
Kampung Kuta Kabupaten Ciamis” saya menjabarkan mengenai analisis kearifan lokal yang
ada di Kampung Kuta, Desa karangpaningal, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis, Jawa
Barat, bagi kelestarian sumber daya alam dan lingkungan dengan memperhatikan sumber daya
dan lingkungan sebagai pendukung kehidupan berdasarkan nilai dan kearifan setempat.
Makalah ini dibuat dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah Tata Ruang Berbasis
Kearifan Lokal. Selain itu juga sebagai media informasi terkait tata ruang dan kearifan lokal
yang ada di Kampung Kuta. Dengan selesainya makalah ini saya sampaikan terima kasih atas
bantuan dalam kelancaran pembuatan makalah berupa bimbingan, arahan, koreksi dan saran
kepada:
Bapak Dr. Ari Djatmiko. Ir., MT, selaku dosen pengampu yang memberikan saya
arahan serta koreksi dalam penulisan makalah ini.
Penulis sadar dan mohon maaf yang sebesar besarnya bahwa tulisan ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu berharap ada kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun,
demi kesempurnaan tulisan ini. Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 5
Kearifan lokal yang dipegang oleh masyarakat Kampung Kuta berhasil menjaga
keseimbangan alam dan terpeliharanya tatanan hidup bermasyarakat. Salah satu yang menonjol
adalah dalam hal pelestarian hutan, mata air dan pohon aren untuk sumber kehidupan mereka.
Kearifan lokal Kampung Kuta dapat terlihat dari kepatuhan dan ketaatan masyarakatnya dalam
menjalankan tradisi leluhur, yaitu: menjaga dan melestarikan hutan adat, mata air, budidaya
tanaman di kebun dan pekarangan rumah, pelarangan menggali tanah untuk pembuatan sumur
dan penguburan jenazah, aturan pembuatan rumah panggung (tidak boleh rumah batu), dan
meneruskan tradisi gotong royong. Kearifan lokal masyarakat Kuta yang didasarkan kepatuhan
pada tradisi leluhur, kepercayaan pada kekuatan gaib, dan ketakutan pada sanksi yang telah
ditetapkan menjadi aturan-aturan adat menyebabkan kelestarian (SDA) dapat dipertahankan
sampai saat ini. Hal itu menunjukkan bahwa nenek moyang di Kampung Kuta memiliki
pengetahuan dan pemahaman yang mendalam terhadap gejala alam dan kondisi
lingkungannya. Sehingga karena ketaatannya dalam menjaga kelestarian lingkungannya, pada
Tahun 2002 Kampung Kuta memperoleh penghargaan Kalpataru untuk kategori Penyelamat
Lingkungan. Kearifan lokal tersebut menunjukkan bahwa sistem pengelolaan SDA yang
mereka lakukan secara ekonomi, sosial budaya, dan ekologi telah berlangsung secara
seimbang, tanpa merugikan kepentingan generasi mendatang. Masyarakat Kuta telah
melakukan pengamanan kekayaan dan keindahan bumi, melindungi keanekaragaman hayati,
mencegah kerusakan SDA dengan tetap menjaga dan melestarikan kearifan lokal yang mereka
miliki.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu untuk menganalisis kearifan lokal yang ada di
Kampung Kuta, Desa karangpaningal, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat,
bagi kelestarian sumber daya alam dan lingkungan dengan memperhatikan sumber daya dan
lingkungan sebagai pendukung kehidupan berdasarkan nilai dan kearifan setempat. Dengan
fokus analisa pada jenis-jenis kearifan lokal yang ada di Kampung Kuta berupa tata kelola,
sistem nilai, tata cara/prosedur, dan ketentuan khusus.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kearifan Lokal
Menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009, kearifan lokal adalah nilai-
nilai luhur yang berlaku di dalam tata kehidupan masyarakat yang bertujuan untuk
melindungi sekaligus mengelola lingkungan hidup secara lestari.
Keraf (Suhartini, 2009) menegaskan bahwa kearifan lokal adalah semua bentuk
pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau wawasan serta adat kebiasaan atau etika
yang menuntun lokal ini dihayati, dipraktekkan, diajarkan dan diwariskan dari generasi
ke generasi sekaligus membentuk pola perilaku manusia terhadap sesama manusia dan
alam.
Rahyono menyatakan bahwa kearifan dapat menjadi sarana pembelajaran bagi
setiap manusia untuk menjadi orang yang cerdas, pandai, dan bijaksana. Segala hal
yang tidak membuat manusia menjadi cendikia dan bijaksana berarti bukanlah sesuatu
yang arif atau sesuatu yang mengandung kearifan. (Rahyono, 2009)
Kearifan lokal merupakan perpaduan antara nilai-nilai suci, firman Tuhan, dan berbagai
nilai yang ada. Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat
setempat maupun kondisi geografis dalam arti luas. Kearifan lokal merupakan produk
budaya masa lalu yang patut secara terus-menerus dijadikan pegangan hidup. Meskipun
berasal dari daerah lokal, tetapi nilai yang terkandung di dalamnya sangat universal.
Dengan demikian, kearifan lokal secara substansial merupakan norma yang berlaku
dalam suatu masyarakat yang diyakini kebenarannya dan menjadi acuan dalam
bertindak dan berperilaku sehari-hari. Oleh karena itu, kearifan lokal merupakan entitas
yang sangat menentukan harkat dan martabat manusia dalam komunitasnya (Geertz,
2007). Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat
dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal biasanya diwariskan
secara turun temurun dari satu generasi ke generasi melalui cerita dari mulut ke mulut.
Kearifan lokal ada di dalam cerita rakyat, peribahasa, lagu, dan permainan rakyat.
Kearifan lokal sebagai suatu pengetahuan yang ditemukan oleh masyarakat lokal
tertentu melalui kumpulan pengalaman dalam mencoba dan diintegrasikan dengan
pemahaman terhadap budaya dan keadaan alam suatu tempat.
B. Jenis – jenis Kearifan Lokal
Jenis kearifan lokal meliputi tata kelola, nilai-nilai adat, serta tata cara dan prosedur,
termasuk dalam pemanfaatan ruang (tanah ulayat).
1. Tata Kelola
Suatu sistem kemasyarakatan yang mengatur tentang struktur sosial dan keterkaitan
antara kelompok komunitas yang ada, seperti Dalian Natolu di Sumatera Utara,
Nagari di Sumatera Barat, Kesultanan dan Kasunanan di Jawa dan Banjar di Bali.
Dan terdapat pula pembagian tugas dan fungsi dalam suatu kelompok masyarakat
adat. Kewenangan dalam struktur hirarki sosial juga menjadi bagian dari tata kelola,
seperti kewenangan ketua adat dalam pengambilan keputusan, dan aturan sanksi
serta denda sosial bagi pelanggar peraturan dan hukum adat tertentu.
2. Sistem Nilai
Sistem nilai merupakan tata nilai yang dikembangkan oleh suatu komunitas
masyarakat tradisional yang mengatur tentang etika penilaian baik-buruk serta
benar atau salah. Ketentuan tersebut mengatur hal-hal adat yang harus ditaati,
mengenai mana yang baik atau buruk, mana yang boleh dilakukan dan yang tidak
boleh dilakukan, yang jika hal tersebut dilanggar, maka akan ada sanksi adat yang
mengaturnya.