Anda di halaman 1dari 22

STRATEGI PEMBANGUNAN DESA TERTINGGAL

( Pemanfaatan Sumber Daya Alam Ubi Kayu di Desa Sukamantri


Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis )

Tugas ini disusun guna memenuhi serangkaian PKKMB Galaksi


Fakultas Teknik Universitas Pasundan

Disusun Oleh :
Fresabayu Anggoro 203040137

FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS PASUNDAN
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga
penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas
memenuhi syarat tugas serangkaian PKKMB Galaksi Fakultas Teknik Unpas
dengan judul “STRATEGI PEMBANGUNAN DESA TERTINGGAL” yang
berfokus kepada “Pemanfaatan Sumber Daya Alam Ubi Kayu di Desa
Sukamantri Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
khususnya kepada guru Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam
menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima
kasih.

Bandung, 02 Pebruari 2021

Fresabayu Anggoro 203040137

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................................4
1.1 Latar belakang......................................................................................................................4
1.2 Tujuan dan Penjelasan Singkat.....................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................6
TINJAUAN TEORI................................................................................................................................6
2.1 Desa tertinggal.................................................................................................................6
2.1.1 Pengertian.....................................................................................................................6
2.2 Industri Rumahan...........................................................................................................6
2.2.1 Pengertian.....................................................................................................................6
2.3 Limbah Industri..............................................................................................................7
2.3.1 Pengertian.....................................................................................................................7
2.3.2 Klasifikasi Limbah Industri..........................................................................................7
2.4 Daur Ulang......................................................................................................................7
2.4.1 Pengertian.....................................................................................................................7
2.5 Digital marketing............................................................................................................8
2.5.1 Pengertian.....................................................................................................................8
BAB III.................................................................................................................................................9
ISI DAN PEMBAHASAN......................................................................................................................9
3.1 Perencanaan dan Proses Produksi................................................................................9
3.2 Pemasaran dan Edukasi Digital Marketing...............................................................13
3.3 Pemanfaatan Limbah dan Tata Kelola Ruang..........................................................16
3.3.1 Pemanfaatan limbah yang dihasilkan dari olahan keripik..........................................16
3.3.2 Tata Kelola Ruang....................................................................................................19
BAB IV...............................................................................................................................................21
PENUTUP..........................................................................................................................................21
4.1 Kesimpulan....................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................iv

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia.


Dengan 13 ribu pulau lebih, Indonesia menjadi negara yang memiliki potensi
sumber daya alam yang sangat melimpah. Sudah menjadi rahasia umum
bahwa Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam yang melimpah.
Dengan semua sumber daya alam yang besar itu sudah seharusnya Indonesia
menjadi negara dengan tingkat kesejahteraan yang tinggi.

Untuk menjadi negara dengan tingkat kesejahteraan yang tinggi,


tampaknya masih sangat jauh. Melihat data dari Badan Pusat Statistika masih
banyak sekali desa di Indonesia yang memiliki tingkat kesejahteraan yang
rendah. Indeks Pembangunan Desa (IPD) tahun 2018 menunjukkan
tingkat perkembangan desa dengan status tertinggal, berkembang,
dan mandiri. Hasil pengkategorian IPD menghasilkan desa
tertinggal sebanyak 14.461 desa (19,17 persen) , desa berkembang sebanyak
55.369 desa (73,40 persen), dan desa mandiri sebanyak 5.606 desa (7,43
persen). Ini menunjukan rata-rata desa di Indonesia masih dalam tahap
tertinggal dan berkembang.

Mahasiswa sebagai insan akademisi yang memiliki tugas untuk mengabdi


kepada masyarakat, sudah seharusnya ikut serta dalam membangun
kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat yang berada di daerah-daerah
tertinggal. Hal inilah yang melatarbelakngi penulis untuk membuat karya tulis
yang berjudul “STRATEGI PEMBANGUNAN DESA TERTINGGAL”
yang berfokus kepada “Pemanfaatan Sumber Daya Alam Ubi Kayu di Desa
Sukamantri Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis” untuk melengkapi
salah satu tugas pada serangkaian kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus
bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) GALAKSI Fakultas Teknik Universitas
Pasundan tahun 2020.

1.2 Tujuan dan Penjelasan Singkat

Adapun susunan strategi yang kami buat untuk menyelesaikan program


pembangunan desa tertinggal agar Desa Sukamantri dapat menumbuh
kembangakan sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang begitu
kaya menjadi bermanfaat untuk desa dan masyarakat di dalamnya yaitu;
pengadaan industri untuk meningkatkan komoditi yang ada di desa tersebut,

4
cara pengolahan SDA sebagai salah satu komoditi yang melimpah untuk
dijadikan bahan mentah sebuah industri di desa tersebut (termasuk pengolahan
limbahnya agar lebih bermanfaat), melakukan digital marketing dari hasil
komoditi yang dihasilkan untuk menjangkau segmentasi pasar yang lebih luas
dan upaya pembangunan sarana prasarana yang dibutuhkan guna menunjang
kebutuhan masyarakat desa serta akses pihak luar (eksternal desa) untuk pola
aliran barang hasil komoditi untuk di ekspor.

Dengan besar harapan semoga strategi yang kami buat untuk membantu
Desa Sukamantri mengejar ketertinggalan dapat terlaksana dengan lancar dan
sesuai ekspektasi yang kami inginkan. Sehingga masyarakat di desa tersebut
dapat memahami tentang bagaimana cara pemanfaatan sumber daya alam
yang melimpah tetapi masyarakat tidak sadar bahwa potensi alam tersebut
dapat meningkatkan komoditas di Desa Sukamantri.

5
BAB II

TINJAUAN TEORI
2.1 Desa tertinggal
2.1.1 Pengertian

Menurut Saifullah (2006), daerah tertinggal dapat didefinisikan sebagai


suatu daerah yang relative kurang berkembang dibandingkan dengan daerah
lainnya dalam skala nasional berdasarkan kondisi dan fungsi inter dan intra spasial
baik pada aspek alam, aspek manusianya maupun prasarana pendukungnnya.
Lebih lanjut Saifullah, menjelaskan bahwa daerah tertinggal dicirikan oleh:

a. Penguasaan dan penerapan teknologi relative rendah karena keterbatasan


dukungan prasarana teknologi.
b. Ketersedian atau keterbatasan prasarana dan sarana komunikasi,
transportasi air bersih, air irigasi, kesehatan, pendidikan dan pelayanan
lainnya menyebabkan komunitas di daerah tertinggal tersebut mengalami
kesulitan untuk melakukan aktivitas ekonomi dan social.
c. Rendahnya akses ke pusat-pusat pertumbuhan local sehingga biaya
transportasi menjadi lebih tinngi disbanding dengan nilai jual komoditi.
d. Kualitas dan jumlah rumah penduduk belum layak. Sebaran kampung
penduduk yang terpancar dan pada daerah dengan topografi berat
memyebabkan daerah tersebut sulit dijangkau.

2.2 Industri Rumahan


2.2.1 Pengertian

Menurut Sumoatmojo industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan


mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi (manufacturing industry).
Industri rumahan kripik termasuk industri yang mengolah bahan mentah untuk
dijadikan barang jadi / produk baru, pengerjaannya dilakukan di lingkungan
rumah yang memiliki industri rumahan ini. Sehingga dapat disebut sebagai
industri rumahan (homeindustry) dalam arti industri rumah tangga yang dimiliki
oleh keluarga yang melibatkan masyarakat sekitar dan dikerjakan di rumah
sendiri kelompok.

Adapun pengelompokan industri berdasarkan kapasitas pekerja yang


diperlukan meliputi:

a. Industri rumah tangga (home industry), menggunakan tenaga kerja1-4


orang.
b. Industri kecil, menggunakan tenaga kerja minimal 5 sampai 19 orang.

6
c. Industri sedang, menggunakan tenaga kerja 20 sampai 99 orang.
d. Industri besar, menggunakan tenaga kerja 100 orang atau lebih.

2.3 Limbah Industri


2.3.1 Pengertian

Limbah industri adalah semua jenis bahan sisa atau bahan buangan yang
berasal dari hasil samping suatu proses perindustrian. Limbah industri dapat
menjadi limbah yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan manusia (Palar,
2004).
2.3.2 Klasifikasi Limbah Industri

1. Limbah padat
Limbah padat adalah sisa hasil kegiatan industri ataupun aktivitas
domestik yang berbentuk padat. Adapun kategori untuk limbah padat
pada industri adalah :
 Limbah padat non B3 (bahan berbahaya dan beracun)
Limbah padat non B3 (bahan berbahaya dan beracun) diantaranya
lumpur, boiler ash, sampah kantor, sampah rumah tangga, dan lain
lain.
 Limbah padat B3 (bahan berbahaya dan beracun)
Limbah padat B3 diantaranya bahan radioaktif, bahan kimia, toner
catridge, minyak, dan sebagainya.

2. Limbah cair
Limbah cair Limbah cair adalah limbah yang berwujud cair. Limbah
cair terlarut dalam air, selalu berpindah, dan tidak pernah diam.
Contoh limbah cair industri adalah bahan kimia, hasil pelarut, air bekas
produksi, oli bekas, dll (Setiawan, 2015).

3. Limbah gas
Limbah gas adalah limbah zat (zat buangan) yang berwujud gas
(Setiawan, 2015).

2.4 Daur Ulang


2.4.1 Pengertian

Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi
bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat
menjadi salah satu yang berguna. Daur ulang juga merupakan salah satu strategi
pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan,

7
pemprosesan, pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai dan
komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga dalam
proses hierarki sampah 4R (Reduce, Reuse, Recycle, and Replace).1 Dan
pengertian lainnya, daur ulang (Recycling) adalah proses pengubahan sampah
menjadi bahan yang dapat digunakan kembali.

2.5 Digital marketing


2.5.1 Pengertian

Digital marketing atau pemasaran digital adalah kegiatan promosi


produk/jasa atau mencari saluran/ channel termasuk kegiatan branding
menggunakan berbagai media digital seperti website, e-mail, data base, digital TV
dan melalui berbagai inovasi terbaru lainnya termasuk di dalamnya blog, adwords,
feed, podcast dan jejaring sosial sehingga memberikan kontribusi terhadap
kegiatan pemasaran.

Menurut Ahli, Digital marketing adalah kegiatan pemasaran termasuk


branding yang menggunakan berbagai media. Sebagai contoh yaitu blog, website,
e-mail, adwords, dan berbagai macam jaringan media sosial (Ridwan sanjaya &
Josua Tarigan,2009)

8
BAB III

ISI DAN PEMBAHASAN

3.1 Perencanaan dan Proses Produksi

Komoditi ubi kayu/singkong merupakan salah satu komoditi tanaman


pangan yang penting dan sangat strategis karena dapat dimanfaatkan untuk
berbagai produk meliputi bahan pangan, pakan, energi, farmasi dan kosmetik.
Berbagai produk olahan dari ubi kayu antara lain cemilan/kripik, mocaf, gula cair,
bahan bakar Bio-ethanol, bahan dasar obat, campuran industri kosmetik, zat
perangsang tumbuh-tumbuhan, plastic stirofoarm yang ramah lingkungan, dan
aneka produk lainnya (Suherman, 2014).

Singkong memiliki nama latin Manihot utilissima, merupakan umbi atau


akar pohon yang panjang dengan fisik rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan
panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis singkong yang ditanam. Daging umbinya
berwarna putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan
meskipun ditempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan
keluarnya warna biru gelap akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat racun
bagi manusia.

Singkong merupakan makanan bersumber energi yang kaya karbohidrat,


demikian juga dengan daun singkong yang telah dimanfaatkan sebagai bahan
makanan kita karena mengandung protein dan zat besi. Hampir semua bagian dari
pohon singkong bisa dimanfaatkan mulai dari umbi hingga daunnya. Umbi
singkong biasanya hanya diambil dagingnya dan untuk digoreng atau direbus, dan
daun biasanya dijadikan lalap atau direbus sebagai sayur.

Ubi kayu merupakan komoditi pangan yang melimpah di Desa


Sukamantri. Keterbatasan pengetahuan masyarakat mengenai diversifikasi dari
ubi kayu yang bisa menjadikan ubi kayu memiliki nilai tambah menyebabkan
pemanfaatan ubi kayu di Desa Sukamatri kurang optimal. Sejak dipanen, ubi kayu
merupakan komoditi yang mudah rusak tidak dapat disimpan lama sehingga harus
dimanfaatkan secepat mungkin sebelum rusak. Teknologi sederhana diperlukan
sebagai upaya untuk melakukan diversifikasi pangan dan dapat diterapkan oleh
masyarakat yang diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomi ubi kayu
sekaligus pendapatan (ekonomi) yang bisa memajukan desa, diantaranya dengan
penerapan teknologi pasca panen untuk mengolah ubi kayu menjadi produk-
produk yang bernilai ekonomi dan mempunyai umur simpan yang lebih lama
(Downey, 1992).

9
Pada singkong juga memiliki spesifikasi kandungan gizi singkong per 100
gram meliputi :
1 Kalori 121 kal
2 Air 62,50 gram
3 Fosfor 40,00 gram
4 Karbohidrat 34,00 gram
5 Kalsium 33,00 miligram
6 Vitamin C 30,00 miligram
7 Protein 1,20 gram
8 Besi 0,70 miligram
9 Lemak 0,30 gram
10 Vitamin B1 0,01 miligram
Dalam memacu pertumbuhan ekonomi, kebijaksanaan ekonomi harus
menganut paradigma baru dimana pemberdayaan ekonomi rakyat harus menjadi
perhatian utama. Karena sebagian besar di daerah pedesaan rakyat hidup pada
sektor pertanian dan sektor ini masih memberikan kontribusi yang besar pada
perekonomian daerah, maka pemberdayaan ekonomi rakyat juga berarti
membangun ekonomi pedesaan dengan lebih baik. Pembangunan industri harus
memperhatikan keterkaitan kebelakang (backward linkage) dengan sektor
pertanian atau sektor primer sedangkan keterkaitan kedepan (forward lingkage)
harus memperhatikan pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah dan
pemasaran yang baik sehingga produk yang dihasilkan tidak sia-sia.

Salah satu potensi ekonomi daerah yang bisa menjadi garapan pemerintah
daerah adalah industri kecil dan industri rumah tangga. Industri kecil dan rumah
tangga sangat berperan dalam pengentasan kemiskinan karena sifatnya padat
karya, memerlukan modal relatif kecil dengan tingkat teknologi sederhana
sehingga memungkinkan untuk dikerjakan oleh masyarakat golongan bawah baik
di perkotaan maupun diperdesaan. usaha ini mengolah bahan-bahan yang tersedia
di daerah setempat, salah satu komoditi di desa sukamantri yaitu singkong.
Dengan demikian secara langsung dapat membuka lapangan kerja dan dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Singkong ini bisa dibuat berbagai
macam olahan sehingga menjadi sebuah produk hasil industri pangan yang
banyak digemari banyak orang. Contohnya ,singkong dapat diolah menjadi
produk keripik yang banyak digemari orang orang sebagai cemilan dan produk
tepung yang banyak digunakan sebagai bahan untuk memasak. Tetapi untuk dapat
menjadi sebuah produk industri pangan tersebut diperlukan proses pengolahan
yang menggunakan alat khusus seperti mesin PRJ-200v untuk mengiris/merajang
singkong dalam pembuatan keripik dan mesin Disk Mill untuk menggiling
singkong dalam pembuatan tepung yang dua alat tersebut membutuhkan aliran
listrik. Alternatif untuk pengadaan aliran listrik tersebut dapat digunakan

10
Generator Set (Genset) untuk meminimalisir biaya daripada harus diadakannya
aliran listrik dari pusat atau PLN yang membutuhkan biaya yang sangat mahal.

Supaya produksi berjalan secara efektif dan efisien, sebaiknya merancang


suatu tata letak mesin yang akan digunakan di sebuah industri tersebut. Kemudian
memperhatikan seberapa banyak bahan yang dibutuhkan berdasarkan seberapa
banyak produk yang akan dihasilkan agar menghasilkan keuntungan yang besar.
Lalu, diperlukan pembagian tugas setiap pekerja agar produksi berjalan dengan
cepat dan tidak memakan banyak waktu karena setiap bagian produksi ada pekerja
yang mengatasi. Dilihat dari masyarakat nya yang hanya lulusan strata pendidikan
menengah pertama, diharapkan masyarakat dapat menggunakan teknologi untuk
bekerja. Masyarakat perlu pelatihan untuk bisa mengikuti teknologi yang
berkembang.

Proses pembuatan singkong


a. Pemilihan singkong
Langkah awal pembuatan keripik singkong diawali dari memanen
singkong yang sudah berumur sekitar 3 bulan. Dipilih singkong yang tidak
terlalu tua, karena biasanya singkong yang tua cenderung lebih keras
dibandingkan singkong yang muda
b. Pengupasan dan pembersihan
Singkong yang sudah dipanen lalu dibersihkan  dari kulit
arinya,pembersihan ini dilakukan hingga tidak ada lagi kulit ari yang
tersisa kemudian dicuci hingga bersih.
c. Pemotongan
Jika sudah di cuci dengan bersih, singkong tersebut di iris - iris. Pengirisan
bisa dilakukan dengan dua cara yaitu vertikal dan horizontal, menurut
selera dan nilai jualnya. Irisan harus tipis dan rata agar tidak keras.
d. Perendaman
Bawang putih dan garam dihaluskan,kemudian dimasukkan ke dalam
air,dan ditambahkan sedikit air kapur sirih. Kemudian irisan singkong
dimasukkan ke dalam air yang sudah dibumbui lalu direndam ( sekitar
setengah jam atau semalaman agar bumbunya meresap). Setelah itu
ditiriskan, singkong yang telah direndam tersebut dikeringkan hingga
benar - benar kering tanpa terkena sinar matahari secara langsung.
e. Penggorengan
Setelah singkong selesai dibersihkan dan diiris, kemudian masuk ke tahap
penggorengan. Di saat menggoreng singkong, harus selalu dilakukan

11
pengecekan agar tidak lengket satu sama yang lain. Dan dipastikan minyak
untuk menggoreng singkong dalam keadaan cukup panas.
f. Pengemasan
Setelah keripik matang (bagian tepi irisan singkong bewarna kecoklatan),
keripik singkong ditiriskan, selanjutnya keripik siap masuk ketahap
berikutnya yaitu proses penimbangan dan pengemasan. Dalam proses ini
tidak boleh sembarangan mengemasnya, harus dilakukan dengan teliti agar
kemasan tertutup dengan benar.

Agar semua proses diatas dapat berjalan, diperlukan beberapa mesin untuk
mempermudah proses pengerjaan tersebut, diantaranya :

1. Generator / Mesin Genset


Dikarenakan desa tersebut belum ada listrik, dibutuhkan mesin untuk
menghasilkan listrik agar semua proses dapat berjalan. Genset adalah akronim
dari “Generator set”, yaitu suatu mesin atau perangkat yang terdiri dari
pembangkit listrik (generator) dengan mesin penggerak yang disusun menjadi
satu kesatuan untuk menghasilkan suatu tenaga listrik dengan besaran tertentu.

Mesin pembangkit kerja pada genset biasanya berupa motor yang


melakukan pembakaran internal, atau mesin diesel yang bekerja dengan bahan
bakar solar atau bensin. Generator adalah alat penghasil listrik. Prinsip kerja
generator, yaitu mengubah energi gerak (kinetik) menjadi energi listrik. Genset
adalah akronim dari “Generator set”, yaitu suatu mesin atau perangkat yang terdiri
dari pembangkit listrik (generator) dengan mesin penggerak yang disusun menjadi
satu kesatuan untuk menghasilkan suatu tenaga listrik dengan besaran tertentu.

Mesin pembangkit kerja pada genset biasanya berupa motor yang


melakukan pembakaran internal, atau mesin diesel yang bekerja dengan bahan
bakar solar atau bensin. Generator adalah alat penghasil listrik. Prinsip kerja
generator, yaitu mengubah energi gerak (kinetik) menjadi energi listrik.

2. Mesin Pengupas Singkong


Dengan menggunakan mesin ini kita dapat mempercepat proses pengupasan
singkong. Mesin pengupas singkong adalah mesin pengupas yang menggunakan
pisau melingkar denganpendorong yang berbentuk seperti tabung. Mesin Kupas
Kulit Singkong ini mampu menampung singkong dengan ukuran diameter tertentu
yaitu 37 mm dan panjang 15 mm.

12
Dengan menggunakan Mesin Pengupas Singkong ini kinerja Anda dalam
pengupasan singkong akan lebih efisien dengan waktu yang relative singkat.
Mesin Kupas Singkong mempunyai kapasitas besar dalam sekali proses.

Cara kerja Mesin Kupas Kulit Ubi ialah ubi yang telah diambil dari pohonnya
dan di pilah-pilah dari kecil hingga paling besar. Sehingga saat pengupasan dapat
beraturan. Mesin Pengupas Kulit Singkong dilengkapi dengan penggerakan yang
dapat di atur.

3. Mesin Perajang Singkong Otomatis


Mesin perajang singkong adalah mesin yang digerakan dengan motor untuk
memutarkan mata pisau sehingga singkong dapat dirajang tipis-tipis dengan cepat
dan memiliki ketebalan yang sama. Prinsip kerjanya yaitu singkon akan
dimasukan kejalur rajang. Maka bagian ujung singkong terpotong tipis-tipis oleh
mata pisau yang berputar. Kerja mesin ini dapat diatur sesuai dengan ketebalan
irisan singkong yang diinginkan dan kecepatan rotasi mata pisau juga dapat
disusaikan. Nantinya irisan singkong secara otomatis ditampung oleh wadah
dibawahnya, untuk diteruskan pada proses penggorengan.

4. Mesin Penghilang Minyak


Mesin penghilang minyak/meniriskan minyak pada keripik adalah mesin yang
dapat menghilangkan minyak dengan cukup banyak. Cara kerjanya seperti pada
pengering pakaian pada mesin cuci. Nantinya keripik yang sudah digoreng
dimasukan kedalam wadah dari bahan stainless steel yang sudah dilubangi setiap
dindingnya. Wadah tersebut akan diputar oleh motor sehingga minyak pada
keripik akan terpisah dari keripik dan dialirkan kewadah penampung minyak
dibawahnya. Mesin ini dapat diatur waktu kerjanya sesuai kebutuhan.

3.2 Pemasaran dan Edukasi Digital Marketing

Permasalahan yang sering muncul dialami oleh industri kecil dan


menengah adalah pada tahap pemasaran. Meraka mengalami kesulitan dalam
pemasaran yang selalu kalah dengan kondisi pasar. Maka dari itu harus ada
terobosan baru dalam tahap pemasaran , yaitu dengan memberi pemahaman
tentang teknologi informasi salah satunya adalah Digital Marketing.

Digital marketing adalah suatu kegiatan pemasaran atau promosi sebuah


brand atau produk menggunakan media digital atau internet. Tujuan digital
marketing adalah untuk menarik konsumen dan calon konsumen secara cepat.

13
Menurut Ahli, Digital marketing adalah kegiatan pemasaran termasuk
branding yang menggunakan berbagai media. Sebagai contoh yaitu blog, website,
e-mail, adwords, dan berbagai macam jaringan media sosial (Ridwan sanjaya &
Josua Tarigan,2009)

Digital marketing bisa melalui webset atau tempat jual-beli online.


Adapun Langkah-Langkah untuk Melakukan Digital Marketing dari hasil
komoditi di Desa Sukamantri yaitu Singkong yang diolah menjadi Keripik
Singkong.

Langkah ke-1 :
a. Memberikan Edukasi Tentang Teknologi kepada Penduduk Desa
Sukamantri
Karena Desa tersebut merupakan Desa Tertinggal khususnya untuk Teknologi
Informasi maka langkah pertama yaitu, memberikan
Pemahaman/Training/Pembelajaran bagaimana Cara Melakukan Digital
Marketing Kepada Penduduk di Desa Sukamantri dengan cara mengajarkan
bagai mana menggunakan Gawai atau teknologi Informasi lainnya agar
mereka tahu bagaimana cara memasarkan hasil Komoditasnya dengan
jangkauan yang lebih luas seperti di Medsos,Situs,Website atau situs Jual beli
online lainnya.

Langkah ke-2:
b. Memilih strategi untuk memasarkan produk.
1. .Menggunakan Influencers. Pada dasarnya influencer marketing
merupakan sebuah salah satu bentuk social media marketing yang
menggunakan endorsement dan product-mention dari influencer untuk
mempromosikan produk terhadap pengikutnya di sosial media.

2. Menggunakan social media. Promosi di media sosial bisa dilakukan


dengan cara menyebarkan konten informasi, promosi atau ilmu yang
bisa memberikan manfaat kepada konsumen. Kita juga bisa
memanfaatkan social media yang kita punya seperti : facebook,
Instagram, twitter, dan lain-lain untuk melakukan pemasaran digital .
Pemasaran digital di media social bisa dilakukan dengan dua cara,
yaitu:

 Beriklan di media sosial dengan iklan berbayar. Semua perusahaan


penyedia layanan media sosial menawarkan iklan berbayar kepada
para penggunanya. Anda bisa memasang iklan di media sosial

14
dengan melakukan segmentasi audiens, misalnya berdasarkan usia,
lokasi tempat tinggal, interest, dan lain sebagainya.
 Content Marketing, dinilai paling efektif dalam strategi
pemasaran, karena dengan menggunakan content marketing selain
bisa menjual produk, kita juga dapat menyampaikan beragam
informasi dari content yang kita buat. Konten-konten digital yang
digunakan bisa berupa artikel, gambar atau foto 2 dimensi, video
dan lain sebagainya. Konten-konten digital yang dibuat juga bisa
di distribusikan melalui situs web, blog, media social, dan mesin
pencarian.

3. Menggunakan Search Engine Marketing. Pasti kita sering


menggunakan mesin pencarian (search engine), seperti google
misalnya, untuk mencari berbagai macam informasi yang kita
perlukan. Pada setiap halaman hasil pencarian berdasarkan keyword
tertentu, selalu ada dua bagian, yaitu hasil pencarian yang berupa iklan
dan hasil pencarian organic(bukan iklan). Berdasarkan dua kategori
hasil pencarian ini, kita bisa membagi search emgine marketing
menjadi dua bagian, yaitu:
 Pay Per Click Ads. Mesin pencarian seperti Google atau Bing
menyediakan layanan iklan kepada para pemasang iklan. Iklan
tersebut dibayar berdasarkan jumlah orang yang melakukan klik
pada hasil pencarian. Iklan bisa dipasang berdasarkan keywords
tertentu. Misalnya, menjual Keripik Singkong Terenak di Kota
Bandung, Kita bisa memasang PPC Ads berdasarkann keywords
seperti “Keripik SIngkong”, “Keripik Singkong Terenak”,
“Keripik Singkong Bandung”, dan keywords lainnya.
 Search Engine Optimization. SEO adalah segala usaha yang
dilakukan agar supaya alamat situs web yang kita promosikan
berada di halaman satu hasil pencarian berdasarkan keywords
tertentu secara organik. Memang ketika kita berhasil
mengusahakan alamat situs web tersebut di halaman satu hasil
pencarian secara organik berdasarkan keywords tertentu, Kita
tidak perlu lagi mengeluarkan uang untuk membayar PPC Ads.
Namun proses mengusahakan hal tersebut membutuhkan biaya
yang besar.

4. Menggunakan Mobile Marketing. Mobile marketing atau pemasaran


seluler adalah strategi pemasaran digital multi-saluran yang ditujukan
untuk menjangkau target konsumen di smartphone, tablet, dan
perangkat seluler lainnya, melalui situs web, email, SMS dan MMS,
media sosial, dan aplikasi.

15
Dalam beberapa tahun terakhir, pelanggan mulai mengalihkan
perhatian mereka ke ponsel. Apalagi pada saat masa pandemic seperti
ini, masyarakat lebih menggunakan teknologi mereka. Oleh karena itu,
kita dapat memanfaatkan pemasaran melalui SMS, Website, serta
aplikasi seluler lainnya.

5. Menggunakan Visual Marketing. Strategi pemasaran sangat


diperlukan untuk pembentukan identitas sebuah brand maupun produk.
Teknik marketing dapat digunakan untuk membangun koneksi dan
pendekatan emosional dengan calon pembeli secara lebih personal,
cara interaktif dan pada akhirnya akan mengarah pada penjualan. Salah
satu teknik marketing yang memiliki kekuatan sangat besar di era
globalisasi ini adalah visual marketing. Visual marketing secara garis
besar adalah melakukan branding menggnakan konten visual yang
meliputi gambar, grafik, video, dan lain sebagainya di strategi
marketing kamu bisa membantu konsumen mengingat informasi
tentang merek atau brand lebih lama serta membuat informasi tersebut
selalu diingat bahkan setelah pembaca memalingkan muka.

6. Mencari target sasaran Konsumen. Dari pengolahan hasil komoditi


berupa Keripik maka selanjutnya mencari target sasaran kemana
Produk ini akan di pasarkan dan kalangan apa yang akan membelinya
atau menjadi konsumen.

7. Memilih kemasan yang menarik. Kemasan memiliki peranan penting


yaitu membuat daya tarik beli agar konsumen ingin membeli produk
yang kita jual/promosikan.

8. Menentukan Harga. Faktor harga dalam produk sangatlah penting


terutama dalam menarik minat konsumen,harga yang bagus adalah
harga yang tidak terlalu mahal di kantong pembeli,sehingga konsumen
mempunyai rasa ingin untuk membeli.
9. Tempat/Lokasi. Tempat yang strategis merupakan salah satu faktor
agar produk ini laku terjual dan di kenal banyak orang,tetapi di masa
pandemi seperti ini mempromosikan produk di media sosial
merupakan cara tepat agar produk kita dikenal orang banyak,jadi usaha
yang dibuat oleh Penduduk Desa Sukamantri harus memiliki akun
sosial media agar produk Keripik tersebut dikenal banyak orang.

16
3.3 Pemanfaatan Limbah dan Tata Kelola Ruang
3.3.1 Pemanfaatan limbah yang dihasilkan dari olahan keripik

1. Pemanfaatan kulit singkong


Kulit singkong merupakan limbah kupasan hasil pengolahan gaplek,
tapioka, tape, dan pangan berbahan dasar singkong lainnya. Potensi kulit
singkong di Indonesia sangat melimpah, seiring dengan eksistensi negara
ini sebagai salah satu penghasil singkong terbesar di dunia (COCK, 1985)
dan terus mengalami peningkatan produksi dalam setiap tahunnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2013 tingkat produksi
singkong mencapai 18,9 juta ton per tahun dengan limbah kulit dalam
yang berwarna putih mencapai 1,5-2,8 juta ton, sedangkan limbah kulit
luar yang berwarna coklat mencapai 0,04-0,09 juta ton.

Sampai saat ini, kulit singkong hanyalah sebagai sisa pemanfaatan dari
daging singkong yang dibuang begitu saja sehingga akan menumpuk
menjadi tumpukan sampah yang dapat mencemari lingkungan. Padahal
jika ditangani lebih lanjut, maka limbah kulit singkong dapat dimanfaatkan
kembali sehingga akan mengurangi jumlah sampah akibat hasil
pengolahan singkong tersebut.

Dalam pengolahan limbah kulit singkong ada banyak manfaat yang


didapatkan, yaitu dapat menambah nilai guna dari pengolahan limbah kulit
singkong tersebut, karena limbah kulit singkong ini dapat dimanfaatkan
sebagai olahan produk yang bernilai tinggi, selain itu juga dapat
mengurangi produksi sampah organik yang melimpah, dimana produksi
sampah yang berlebihan ini akan menimbulkan dampak yang tidak baik
terhadap lingkungan, misalnya pencemaran lingkungan yang semakin
merajalela.

Begitu banyak kandungan dan manfaat dari kulit singkong. Kita dapat
berkreasi dan menumbuhkan kreatifitas dalam sistem pengolahannya, agar
limbah singkong tersebut dapat menjadi hasil olahan yang berguna.
Limbah singkong tersebut mudah diperoleh, jadi kita dapat memanfaatkan
potensi ini sebagai olahan produk yang inovatif dan bernilai tinggi.

Contoh pemanfaatan kulit singkong, yaitu limbah kulit singkong dapat


diolah menjadi keripik kulit singkong balado, Pada pengolahan limbah
singkong ini diperlukan beberapa alat agar mudah dalam pembuatan kripik
kulit singkong rasa balado tersebut. Alat-alat yang dibutuhkan antara lain
pisau untuk memotong atau mengupas kulit singkong, telenan sebagai alas
ketika memotong kulit singkong, penggorengan untuk menggoreng kulit

17
singkong yang siap digoreng, kompor, baskom sebagai wadah untuk
merendam kulit singkong, tampah, dan saringan untuk meniriskan kulit
singkong setelah direndam. Dalam pembuatan kripik kulit singkong rasa
balado ini, diperlukan bahan-bahan yaitu kulit singkong sebagai bahan
utama pembuatan kripiknya, minyak goreng untuk menggoreng kripik
tersebut, kemudian perlu tambahan rempah-rempah (cabai, bawang merah,
bawang putih, gula) agar lebih terasa enak, cuka/garam untuk
menghilangkan getah kulit singkong, air sebagai bahan perendam, minyak
tanah, dan serbuk balado untuk penambahan rasa agar lebih menarik dan
enak. Kita dapat berkreasi dan menumbuhkan kreatifitas dalam Bersam
pengolahannya, agar limbah singkong tersebut dapat menjadi hasil olahan
kuliner yang lezat dan menyehatkan dimana dapat dinikmati bersama
keluarga bersam berkumpul bersama.

2. Pemanfaatan singkong dalam bentuk


Pemanfaatan ubi kayu yang bisa meningkatkan nilai tambah dan
menjadikan umur simpan ubi kayu lebih lama diantaranya dibuat mocaf.
Mocaf (modified cassava flour) adalah produk tepung dari ubi kayu yang
diproses menggunakan prinsip memodifikasi sel ubi kayu dengan cara
fermentasi. Mikroba yang tumbuh akan menyebabkan perubahan
karakteristik pada tepung yang dihasilkan, yaitu berupa naiknya viskositas,
kemampuan gelasi, daya rehidrasi, dan kemudahan melarut. Mikroba-
mikroba juga menghasilkan asam-asam organik, terutama asam laktat yang
akan terimbibisi dalam tepung, dan ketika tepung tersebut diolah akan
dapat menghasilkan aroma dan citra rasa khas, yang dapat menutupi aroma
dan citra rasa ubi kayu yang cenderung tidak menyenangkan konsumen
(Hartati, 2011).

Proses Pembuatan Mocaf


1. Pemilihan bahan baku. Semua varietas ubi kayu dapat digunakan
sebagai bahan baku mocaf, namun sebaiknya digunakan varietas ubi
kayu yang bisa dimakan, berumur sekitar 8-12 bulan, masih segar,
tidak busuk, dan tidak bercak-bercak hitam dan lama penyimpanan
maksimal 2 hari.
2. Pengupasan. Dalam pembuatan chip mocaf, ubi kayu dikupas sampai
pada kulit bagian dalam (hingga ubi kayu berwatna putih bersih),
namun tidak banyak daging umbi yang terbuang sehingga rendemen
dapat maksimal.
3. Pencucian. Ubi kayu yang telah melalui proses pengupasan
dimasukkan ke dalam bak pencucian agar singkong tidak rusak.
Pencucian singkong harus dilakukan hingga benar-benar bersih.

18
4. Slicing (pemotongan). Ubi kayu yang sudah bersih dipotong kecil-
kecil. Untuk jumlah yang besar, proses ini dapat dilakukan
menggunakan mesin slicer. Ketajaman pisau harus diperhatikan agar
dapat menghasilkan chip yang bagus (tipis, tetapi tidak hancur),
selanjutnya dimasukkan ke dalam sak yang bersih.
5. Fermentasi. Fermentasi dilakukan dengan merendam potongan ubi
kayu dalam bak fermentasi. Pada proses ini, seluruh bagian sak harus
terendam air. Perendaman dilakukan selama 24-72 jam. Untuk
perendaman lebih dari 24 jam, air rendaman harus diganti setiap 24
jam sekali sampai 72 jam.
6. Pengeringan. Tahapan terakhir dalam pembuatan chip mocaf adalah
pengeringan. Pengeringan terbaik adalah pengeringan alami
menggunakan sinar matahari. Untuk mempercepat proses pengeringan,
chip ditiriskan terlebih dahulu atau dipres dengan mesin pres.
Pengeringan alami dapat dilakuka dengan meletakkan chip di atas
tampah atau sejenisnya. Diusahakan pengeringan dilakukan tidak lebih
dari 4 hari. Chip yang sudah kering dapat disimpan dalam sak bersih
dan kering. Penyimpanan juga harus di tempat yang kering dan tidak
lembab.
7. Penepungan. Tahap akhir adalah tahap penepungan. Penepungan ini
dilakukan dengan mesin penepung biasa seperti mesin-mesin
penepung beras, dan sebagainya. Selanjutnya untuk mendapatkan
tepung yang seragam, tepung diayak menggunakan ukuran mesh 80
atau 100 sehingga dapat dipisahkan antara butiran yang halus dan
kasar. Untuk tepung yang masih berbutir kasar dapat digiling kembali
hingga menghasilkan tepung yang halus.
8. Pengemasan. Mocaf dikemas menggunakan kemasan plastik dan
ditutup rapat yang bisa membantu memperpanjang umur simpan
mocaf.
3.3.2 Tata Kelola Ruang

Sebelum kita memulai mengembangkan suatu desa,


kita harus terlebih dahulu menganalisa bagaimana pemukiman tersebut
dalam bentuk informasi atau langsung terjun kelapangan agar bisa
mengetahui karakteristik daerah tersebut dan apa saja yang bisa
dimaksimalkan dari desa tersebut untuk menekankan keuntungan bagi
masyarakat di desa(Menaikkan Nilai Ekonomi). Jika sudah melakukan
observasi karakterisitik kita jadi tau program-program/proyek apa saja
yang nantinya diadakan di dalam desa tersebut agar bisa menjadikannya
lebih baik lagi.
Dan untuk pasokan listrik dan jalan masuknya adalah layanan
fasilitas umum(sarana prasarana). Dukungan sarana dan prasarana juga

19
diwujudkan dalam peran SDA, listrik,komunikasi baik luar atau dalam
wilayah, Jaringan jalan,Pemukiman,Perumahan,dll.Ini adalah beberapa
dari layanan fasilitas umum yang sangat pokok bagi masyarakat yang
harus di perbaiki dan membangun fasilitas-fasilitas baru/memperbagus
agar masyarakat tidak ketinggalan tentang pelajaran
materi,Iptek,dll.Tentunya dengan membantu fasilitas seperti ini bisa
memajukan perekonomian masyarakat di desa.
Salah satu prasarana yang perlu dibangun adalah Jalan,karena
mengakses hasil bumi atau lainnya yang dapat menghubungkan desa ke
wilayah lainnya atau bahkan sampai ke Pelabuhan(jika ada) terdekat, salah
satunya yang bertujuan untuk meminimalisir waktu warga desa dalam
mengirim hasil bumi(panen) dan terbentuknya Pola aliran barang hasil itu
tersebut bisa dikirim keluar wilayah desa dan di ekspor.Karena jika warga
tidak mendapatkan akses tersebut seperti jalan tersebut.Bisa menghambat
karena bisa jadi banyak hasil panen produksi yang tidak tahan lama/rusak
di perjalanan dan pada akhirnya merugi dan gagal dikirim.

20
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2

21
DAFTAR PUSTAKA

Downey, W. D., & Steven P. E. 1992. Manajemen Agribisnis. Jakarta:Erlangga.


Hadistio, A., & Silvia, F. 2019. Tepung Mocaf (Modified Cassava Flour) untuk
Ketahanan Pangan Indonesia. Jurnal Pangan Halal Vol. 1, No. 1, 15.

Suherman, M. 2014. Ubi Kayu Pangan Alternative Potensial Kabupaten Pati.


Semarang: Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian.

Maharani, Anggi. 2008. Kulit Singkong sebagai Pangan Olahan Berbasis Sumber
Daya Lokal. Jurusan Managemen Pertanian Agribisnis. Institute Pertanian Bogor.
Bogor

Tambunan, 1995, Peranan Industri Skala Kecil Dalam Meningkatkan Nilai


Tambah Ekonomi di Pedesaan, Analisis CSIS, tahun XXVI

Almasdi Syahza, Suarman. 2013. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Strategi


pengembangan daerah tertinggal dalam upaya perceptan pembangunan ekonomi
pedesaan

iv

Anda mungkin juga menyukai