Disusun Oleh :
Fresabayu Anggoro 203040137
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS PASUNDAN
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga
penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas
memenuhi syarat tugas serangkaian PKKMB Galaksi Fakultas Teknik Unpas
dengan judul “STRATEGI PEMBANGUNAN DESA TERTINGGAL” yang
berfokus kepada “Pemanfaatan Sumber Daya Alam Ubi Kayu di Desa
Sukamantri Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
khususnya kepada guru Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam
menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima
kasih.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................................4
1.1 Latar belakang......................................................................................................................4
1.2 Tujuan dan Penjelasan Singkat.....................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................6
TINJAUAN TEORI................................................................................................................................6
2.1 Desa tertinggal.................................................................................................................6
2.1.1 Pengertian.....................................................................................................................6
2.2 Industri Rumahan...........................................................................................................6
2.2.1 Pengertian.....................................................................................................................6
2.3 Limbah Industri..............................................................................................................7
2.3.1 Pengertian.....................................................................................................................7
2.3.2 Klasifikasi Limbah Industri..........................................................................................7
2.4 Daur Ulang......................................................................................................................7
2.4.1 Pengertian.....................................................................................................................7
2.5 Digital marketing............................................................................................................8
2.5.1 Pengertian.....................................................................................................................8
BAB III.................................................................................................................................................9
ISI DAN PEMBAHASAN......................................................................................................................9
3.1 Perencanaan dan Proses Produksi................................................................................9
3.2 Pemasaran dan Edukasi Digital Marketing...............................................................13
3.3 Pemanfaatan Limbah dan Tata Kelola Ruang..........................................................16
3.3.1 Pemanfaatan limbah yang dihasilkan dari olahan keripik..........................................16
3.3.2 Tata Kelola Ruang....................................................................................................19
BAB IV...............................................................................................................................................21
PENUTUP..........................................................................................................................................21
4.1 Kesimpulan....................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................iv
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
4
cara pengolahan SDA sebagai salah satu komoditi yang melimpah untuk
dijadikan bahan mentah sebuah industri di desa tersebut (termasuk pengolahan
limbahnya agar lebih bermanfaat), melakukan digital marketing dari hasil
komoditi yang dihasilkan untuk menjangkau segmentasi pasar yang lebih luas
dan upaya pembangunan sarana prasarana yang dibutuhkan guna menunjang
kebutuhan masyarakat desa serta akses pihak luar (eksternal desa) untuk pola
aliran barang hasil komoditi untuk di ekspor.
Dengan besar harapan semoga strategi yang kami buat untuk membantu
Desa Sukamantri mengejar ketertinggalan dapat terlaksana dengan lancar dan
sesuai ekspektasi yang kami inginkan. Sehingga masyarakat di desa tersebut
dapat memahami tentang bagaimana cara pemanfaatan sumber daya alam
yang melimpah tetapi masyarakat tidak sadar bahwa potensi alam tersebut
dapat meningkatkan komoditas di Desa Sukamantri.
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Desa tertinggal
2.1.1 Pengertian
6
c. Industri sedang, menggunakan tenaga kerja 20 sampai 99 orang.
d. Industri besar, menggunakan tenaga kerja 100 orang atau lebih.
Limbah industri adalah semua jenis bahan sisa atau bahan buangan yang
berasal dari hasil samping suatu proses perindustrian. Limbah industri dapat
menjadi limbah yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan manusia (Palar,
2004).
2.3.2 Klasifikasi Limbah Industri
1. Limbah padat
Limbah padat adalah sisa hasil kegiatan industri ataupun aktivitas
domestik yang berbentuk padat. Adapun kategori untuk limbah padat
pada industri adalah :
Limbah padat non B3 (bahan berbahaya dan beracun)
Limbah padat non B3 (bahan berbahaya dan beracun) diantaranya
lumpur, boiler ash, sampah kantor, sampah rumah tangga, dan lain
lain.
Limbah padat B3 (bahan berbahaya dan beracun)
Limbah padat B3 diantaranya bahan radioaktif, bahan kimia, toner
catridge, minyak, dan sebagainya.
2. Limbah cair
Limbah cair Limbah cair adalah limbah yang berwujud cair. Limbah
cair terlarut dalam air, selalu berpindah, dan tidak pernah diam.
Contoh limbah cair industri adalah bahan kimia, hasil pelarut, air bekas
produksi, oli bekas, dll (Setiawan, 2015).
3. Limbah gas
Limbah gas adalah limbah zat (zat buangan) yang berwujud gas
(Setiawan, 2015).
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi
bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat
menjadi salah satu yang berguna. Daur ulang juga merupakan salah satu strategi
pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan,
7
pemprosesan, pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai dan
komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga dalam
proses hierarki sampah 4R (Reduce, Reuse, Recycle, and Replace).1 Dan
pengertian lainnya, daur ulang (Recycling) adalah proses pengubahan sampah
menjadi bahan yang dapat digunakan kembali.
8
BAB III
9
Pada singkong juga memiliki spesifikasi kandungan gizi singkong per 100
gram meliputi :
1 Kalori 121 kal
2 Air 62,50 gram
3 Fosfor 40,00 gram
4 Karbohidrat 34,00 gram
5 Kalsium 33,00 miligram
6 Vitamin C 30,00 miligram
7 Protein 1,20 gram
8 Besi 0,70 miligram
9 Lemak 0,30 gram
10 Vitamin B1 0,01 miligram
Dalam memacu pertumbuhan ekonomi, kebijaksanaan ekonomi harus
menganut paradigma baru dimana pemberdayaan ekonomi rakyat harus menjadi
perhatian utama. Karena sebagian besar di daerah pedesaan rakyat hidup pada
sektor pertanian dan sektor ini masih memberikan kontribusi yang besar pada
perekonomian daerah, maka pemberdayaan ekonomi rakyat juga berarti
membangun ekonomi pedesaan dengan lebih baik. Pembangunan industri harus
memperhatikan keterkaitan kebelakang (backward linkage) dengan sektor
pertanian atau sektor primer sedangkan keterkaitan kedepan (forward lingkage)
harus memperhatikan pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah dan
pemasaran yang baik sehingga produk yang dihasilkan tidak sia-sia.
Salah satu potensi ekonomi daerah yang bisa menjadi garapan pemerintah
daerah adalah industri kecil dan industri rumah tangga. Industri kecil dan rumah
tangga sangat berperan dalam pengentasan kemiskinan karena sifatnya padat
karya, memerlukan modal relatif kecil dengan tingkat teknologi sederhana
sehingga memungkinkan untuk dikerjakan oleh masyarakat golongan bawah baik
di perkotaan maupun diperdesaan. usaha ini mengolah bahan-bahan yang tersedia
di daerah setempat, salah satu komoditi di desa sukamantri yaitu singkong.
Dengan demikian secara langsung dapat membuka lapangan kerja dan dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Singkong ini bisa dibuat berbagai
macam olahan sehingga menjadi sebuah produk hasil industri pangan yang
banyak digemari banyak orang. Contohnya ,singkong dapat diolah menjadi
produk keripik yang banyak digemari orang orang sebagai cemilan dan produk
tepung yang banyak digunakan sebagai bahan untuk memasak. Tetapi untuk dapat
menjadi sebuah produk industri pangan tersebut diperlukan proses pengolahan
yang menggunakan alat khusus seperti mesin PRJ-200v untuk mengiris/merajang
singkong dalam pembuatan keripik dan mesin Disk Mill untuk menggiling
singkong dalam pembuatan tepung yang dua alat tersebut membutuhkan aliran
listrik. Alternatif untuk pengadaan aliran listrik tersebut dapat digunakan
10
Generator Set (Genset) untuk meminimalisir biaya daripada harus diadakannya
aliran listrik dari pusat atau PLN yang membutuhkan biaya yang sangat mahal.
11
pengecekan agar tidak lengket satu sama yang lain. Dan dipastikan minyak
untuk menggoreng singkong dalam keadaan cukup panas.
f. Pengemasan
Setelah keripik matang (bagian tepi irisan singkong bewarna kecoklatan),
keripik singkong ditiriskan, selanjutnya keripik siap masuk ketahap
berikutnya yaitu proses penimbangan dan pengemasan. Dalam proses ini
tidak boleh sembarangan mengemasnya, harus dilakukan dengan teliti agar
kemasan tertutup dengan benar.
Agar semua proses diatas dapat berjalan, diperlukan beberapa mesin untuk
mempermudah proses pengerjaan tersebut, diantaranya :
12
Dengan menggunakan Mesin Pengupas Singkong ini kinerja Anda dalam
pengupasan singkong akan lebih efisien dengan waktu yang relative singkat.
Mesin Kupas Singkong mempunyai kapasitas besar dalam sekali proses.
Cara kerja Mesin Kupas Kulit Ubi ialah ubi yang telah diambil dari pohonnya
dan di pilah-pilah dari kecil hingga paling besar. Sehingga saat pengupasan dapat
beraturan. Mesin Pengupas Kulit Singkong dilengkapi dengan penggerakan yang
dapat di atur.
13
Menurut Ahli, Digital marketing adalah kegiatan pemasaran termasuk
branding yang menggunakan berbagai media. Sebagai contoh yaitu blog, website,
e-mail, adwords, dan berbagai macam jaringan media sosial (Ridwan sanjaya &
Josua Tarigan,2009)
Langkah ke-1 :
a. Memberikan Edukasi Tentang Teknologi kepada Penduduk Desa
Sukamantri
Karena Desa tersebut merupakan Desa Tertinggal khususnya untuk Teknologi
Informasi maka langkah pertama yaitu, memberikan
Pemahaman/Training/Pembelajaran bagaimana Cara Melakukan Digital
Marketing Kepada Penduduk di Desa Sukamantri dengan cara mengajarkan
bagai mana menggunakan Gawai atau teknologi Informasi lainnya agar
mereka tahu bagaimana cara memasarkan hasil Komoditasnya dengan
jangkauan yang lebih luas seperti di Medsos,Situs,Website atau situs Jual beli
online lainnya.
Langkah ke-2:
b. Memilih strategi untuk memasarkan produk.
1. .Menggunakan Influencers. Pada dasarnya influencer marketing
merupakan sebuah salah satu bentuk social media marketing yang
menggunakan endorsement dan product-mention dari influencer untuk
mempromosikan produk terhadap pengikutnya di sosial media.
14
dengan melakukan segmentasi audiens, misalnya berdasarkan usia,
lokasi tempat tinggal, interest, dan lain sebagainya.
Content Marketing, dinilai paling efektif dalam strategi
pemasaran, karena dengan menggunakan content marketing selain
bisa menjual produk, kita juga dapat menyampaikan beragam
informasi dari content yang kita buat. Konten-konten digital yang
digunakan bisa berupa artikel, gambar atau foto 2 dimensi, video
dan lain sebagainya. Konten-konten digital yang dibuat juga bisa
di distribusikan melalui situs web, blog, media social, dan mesin
pencarian.
15
Dalam beberapa tahun terakhir, pelanggan mulai mengalihkan
perhatian mereka ke ponsel. Apalagi pada saat masa pandemic seperti
ini, masyarakat lebih menggunakan teknologi mereka. Oleh karena itu,
kita dapat memanfaatkan pemasaran melalui SMS, Website, serta
aplikasi seluler lainnya.
16
3.3 Pemanfaatan Limbah dan Tata Kelola Ruang
3.3.1 Pemanfaatan limbah yang dihasilkan dari olahan keripik
Sampai saat ini, kulit singkong hanyalah sebagai sisa pemanfaatan dari
daging singkong yang dibuang begitu saja sehingga akan menumpuk
menjadi tumpukan sampah yang dapat mencemari lingkungan. Padahal
jika ditangani lebih lanjut, maka limbah kulit singkong dapat dimanfaatkan
kembali sehingga akan mengurangi jumlah sampah akibat hasil
pengolahan singkong tersebut.
Begitu banyak kandungan dan manfaat dari kulit singkong. Kita dapat
berkreasi dan menumbuhkan kreatifitas dalam sistem pengolahannya, agar
limbah singkong tersebut dapat menjadi hasil olahan yang berguna.
Limbah singkong tersebut mudah diperoleh, jadi kita dapat memanfaatkan
potensi ini sebagai olahan produk yang inovatif dan bernilai tinggi.
17
singkong yang siap digoreng, kompor, baskom sebagai wadah untuk
merendam kulit singkong, tampah, dan saringan untuk meniriskan kulit
singkong setelah direndam. Dalam pembuatan kripik kulit singkong rasa
balado ini, diperlukan bahan-bahan yaitu kulit singkong sebagai bahan
utama pembuatan kripiknya, minyak goreng untuk menggoreng kripik
tersebut, kemudian perlu tambahan rempah-rempah (cabai, bawang merah,
bawang putih, gula) agar lebih terasa enak, cuka/garam untuk
menghilangkan getah kulit singkong, air sebagai bahan perendam, minyak
tanah, dan serbuk balado untuk penambahan rasa agar lebih menarik dan
enak. Kita dapat berkreasi dan menumbuhkan kreatifitas dalam Bersam
pengolahannya, agar limbah singkong tersebut dapat menjadi hasil olahan
kuliner yang lezat dan menyehatkan dimana dapat dinikmati bersama
keluarga bersam berkumpul bersama.
18
4. Slicing (pemotongan). Ubi kayu yang sudah bersih dipotong kecil-
kecil. Untuk jumlah yang besar, proses ini dapat dilakukan
menggunakan mesin slicer. Ketajaman pisau harus diperhatikan agar
dapat menghasilkan chip yang bagus (tipis, tetapi tidak hancur),
selanjutnya dimasukkan ke dalam sak yang bersih.
5. Fermentasi. Fermentasi dilakukan dengan merendam potongan ubi
kayu dalam bak fermentasi. Pada proses ini, seluruh bagian sak harus
terendam air. Perendaman dilakukan selama 24-72 jam. Untuk
perendaman lebih dari 24 jam, air rendaman harus diganti setiap 24
jam sekali sampai 72 jam.
6. Pengeringan. Tahapan terakhir dalam pembuatan chip mocaf adalah
pengeringan. Pengeringan terbaik adalah pengeringan alami
menggunakan sinar matahari. Untuk mempercepat proses pengeringan,
chip ditiriskan terlebih dahulu atau dipres dengan mesin pres.
Pengeringan alami dapat dilakuka dengan meletakkan chip di atas
tampah atau sejenisnya. Diusahakan pengeringan dilakukan tidak lebih
dari 4 hari. Chip yang sudah kering dapat disimpan dalam sak bersih
dan kering. Penyimpanan juga harus di tempat yang kering dan tidak
lembab.
7. Penepungan. Tahap akhir adalah tahap penepungan. Penepungan ini
dilakukan dengan mesin penepung biasa seperti mesin-mesin
penepung beras, dan sebagainya. Selanjutnya untuk mendapatkan
tepung yang seragam, tepung diayak menggunakan ukuran mesh 80
atau 100 sehingga dapat dipisahkan antara butiran yang halus dan
kasar. Untuk tepung yang masih berbutir kasar dapat digiling kembali
hingga menghasilkan tepung yang halus.
8. Pengemasan. Mocaf dikemas menggunakan kemasan plastik dan
ditutup rapat yang bisa membantu memperpanjang umur simpan
mocaf.
3.3.2 Tata Kelola Ruang
19
diwujudkan dalam peran SDA, listrik,komunikasi baik luar atau dalam
wilayah, Jaringan jalan,Pemukiman,Perumahan,dll.Ini adalah beberapa
dari layanan fasilitas umum yang sangat pokok bagi masyarakat yang
harus di perbaiki dan membangun fasilitas-fasilitas baru/memperbagus
agar masyarakat tidak ketinggalan tentang pelajaran
materi,Iptek,dll.Tentunya dengan membantu fasilitas seperti ini bisa
memajukan perekonomian masyarakat di desa.
Salah satu prasarana yang perlu dibangun adalah Jalan,karena
mengakses hasil bumi atau lainnya yang dapat menghubungkan desa ke
wilayah lainnya atau bahkan sampai ke Pelabuhan(jika ada) terdekat, salah
satunya yang bertujuan untuk meminimalisir waktu warga desa dalam
mengirim hasil bumi(panen) dan terbentuknya Pola aliran barang hasil itu
tersebut bisa dikirim keluar wilayah desa dan di ekspor.Karena jika warga
tidak mendapatkan akses tersebut seperti jalan tersebut.Bisa menghambat
karena bisa jadi banyak hasil panen produksi yang tidak tahan lama/rusak
di perjalanan dan pada akhirnya merugi dan gagal dikirim.
20
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2
21
DAFTAR PUSTAKA
Maharani, Anggi. 2008. Kulit Singkong sebagai Pangan Olahan Berbasis Sumber
Daya Lokal. Jurusan Managemen Pertanian Agribisnis. Institute Pertanian Bogor.
Bogor
iv