Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN

KULIAH KERJA NYATA - PENGABDIAN MASYARAKAT


SISTEM INFORMASI DESA (SID) DAN PEMETAAN PARTISIPATIF SEBAGAI
SOLUSI PEMBANGUNAN DI DESA ASEMBAGUS
KECAMATAN KRAKSAAN KABUPATEN PROBOLINGGO

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PERTANAHAN


SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

Telah Diseminarkan di Kantor Pertanahan Kabupaten Probolinggo


Pada tanggal 10 Agustus 2021

Oleh:

1. ATHA WINA CLARISSA PUTRI NIT. 19283140


2. RATNA RIZKI AZKIYA ALFIANTI NIT. 19283275

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/


BADAN PERTANAHAN NASIONAL
SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL
YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karuniaNya, kami dapat
menyelesaikan laporan hasil kegiatan Kuliah Kerja Nyata Pertanahan (KKNP) Pengabdian
Masyarakat di Desa Asembagus, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo ini dengan
lancar dan tepat waktu. Penyusunan Laporan KKNP dan PTLP ini tidak terlepas dari bimbingan
dari pihak dosen, seluruh pegawai dan staf Kantor Pertanahan Kabupaten Probolinggo dan
diskusi sesama taruna, maka kami mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Senthot Sudirman, M.S. selaku Ketua Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional,
karena dedikasinya untuk memberikan dorongan, dan semangat, serta inspirasi dalam
Penulisan Laporan KKNP dan PTLP;
2. Bapak R. Deden Dani Saleh, S.Sos., M.Si., selaku Ketua Program Studi Diploma IV
Pertanahan Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional;
3. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Probolinggo beserta seluruh jajarannya yang telah
bersedia membantu memberikan bimbingan dan arahan selama kegiatan KKNP dan PTLP
ini berlangsung;
4. Seluruh staf ASN dan PPNPN di Kantor Pertanahan Kabupaten Probolinggo;
5. Bapak Agung Nugroho Bimasena, S.T. selaku dosen pengantar dan pembimbing I KKNP-
PTLP;
6. Ibu Nuraini Aisiyah, S.SiT, M.T. selaku dosen pembimbing II dan tim monitoring KKNP-
PTLP serta dosen pembimbing seminar Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat;
7. Bapak Rohmat Junarto, S.S.T. selaku dosen monitoring KKNP-PTLP;
8. Aparat Desa Asembagus
9. Anggota kelompok yang telah membantu penyusunan laporan ini.
Kami menyadari bahwa penulisan laporan kegiatan KKNP dan PTLP ini masih jauh
dari sempurna, maka kami mengharapkan masukan yang membangun dari pembaca untuk
kesempurnaan laporan ini.
Probolinggo, Agustus 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................................................. i


KATAPENGANTAR ................................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
A. Gambaran Umum Kegiatan Pengabdian Masyarakat ....................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan Kegiatan ........................................................................................... 4
C. Gambaran Umum Wilayah Kerja......................................................................................5
D. Tim Pelaksana ................................................................................................................... 6
BAB II KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT ....................................................................... 7
A. Peralatan, Bahan dan Cara Kerja ...................................................................................... 7
B. Hasil dan Pembahasan......................................................................................................14
C. Permasalahan dan Alternatif Penyelesaian ...................................................................... 19
BAB III PENUTUP .................................................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... 21
LAMPIRAN.............................................................................................................................................. 22
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Pengabdian Masyarakat ....................................................................... 23


Tabel 2. Parameter Ketinggian...................................................................................................... 26
Tabel 3. Luas Wilayah Ketinggian Desa Asembagus ................................................................... 26
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Koordinasi dengan Kepala Desa Asembagus yang diwakilkan oleh Kasi
Pemerintahan terkait kegiatan KKNP ........................................................................ 16
Gambar 2. Pemetaan partisipatif yang dibantu perangkat desa dan tim PTSL ............................. 17
Gambar 3. Survey Lapangan batas wilayah bersama perangkat Desa Asembagus ...................... 19
Gambar 4. Penyerahan hasil peta kepada Pemerintah Desa Asembagus ...................................... 20
Gambar 5. Identifikasi lapang untuk memastikan batas wilayah administrasi ............................. 20
Gambar 6. Perbaikan data spasial secara on screen di Kantor Desa Asembagus ........................ 21
BAB I

PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Kegiatan Pengabdian Masyarakat

1. Lingkup Kegiatan

Kegiatan Pengabdian Masyarakat yang dilaksanakan oleh taruna Diploma


IV Pertanahan semester VI Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN)
Yogyakarta menuntut para taruna untuk melakukan pengabdian masyarakat,
utamanya di bidang pertanahan dengan melibatkan unsur masyarakat dan perangkat
desa setempat. Pengabdian masyarakat tersebut bertujuan untuk mengikutsertakan
masyarakat dalam pengelolaan pertanahan, sehingga masyarakat dapat ikut
berpartisipasi dalam menyelesaikan permasalahan pertanahan yang terjadi.
Sejak diterbitkannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,
kedudukan Pemerintahan Desa menjadi semakin berperan penting dalam
mensejahterakan masyarakatnya. Pemerintah Desa mengatur wilayahnya
berdasarkan asas antara lain musyawarah, kemandirian, partisipasi, pemberdayaan
dan keberlanjutan. Menurut Arnowo (2020), Pemerintah Desa akan melakukan
berbagai upaya inovasi untuk memberdayakan ekonomi wilayahnya dengan
partisipasi masyarakat seluas mungkin. Untuk mengangkat ekonomi wilayah
adalah dengan pemanfaatan sumber daya alam dan menggerakkan usaha ekonomi
masyarakat.
Undang-undang desa dibuat untuk memberi ruang untuk kemandirian desa
sebagai komunitas yang secara tradisional mampu mengatur rumah tangganya (self
governing community). Salah satu faktor internal yang menjadi modal utama dalam
merencanakan pembangunan desa adalah ketersediaan data dan informasi, baik
mengenai batas administrasi desa, informasi terkait penggunaan tanah, maupun
informasi pendukung lainnya dalam bentuk tekstual dan spasial.
Dalam Pasal 86 ayat 4 pada Undang-Undang Desa Nomor 6 Tahun 2014,
memberikan amanat kepada desa agar dalam penyelenggaraan pelayanan desa
menggunakan Sistem Informasi Desa (SID). Sistem tersebut berisi informasi yang
meliputi data desa, data pembangunan desa, kawasan perdesaan, serta informasi
lain yang berkaitan dengan pembangunan desa. SID dikelola oleh pemerintah desa,
dan dapat diakses oleh masyarakat desa, stakeholder dan seluruh pemangku
kepentingan.
Sistem Informasi Desa (SID) sangat penting bagi penyelenggaraan
pelayanan desa. Salah satu hal yang menjadi bagian penting dalam SID yaitu
adanya Sistem Informasi Geografis (SIG). Sistem ini merupakan salah satu faktor
penting untuk memberikan data yang sangat signifikan dalam memecahkan
berbagai persoalan yang dibutuhkan pada pengelolaan data yang bereferensi
geografi. Melalui SIG, desa mampu melihat sebaran prioritas arah pembangunan
desa untuk membuat perencanaannya. Sebagai contoh, data batas administrasi
wilayah dan tempat penting, penggunaan tanah, fasilitas umum, ketinggian tempat
dan sarana infrastruktur desa, yang disajikan dengan visualisasi peta dapat
menunjukkan sebarannya di masing-masing wilayah, sehingga akan mempermudah
desa dalam melihat, menganalisa dan membuat keputusan.
Dalam upaya mewujudkan Sistem Informasi Desa (SID) yang berisi
informasi mengenai data pembangunan desa, maka diperlukan sumberdaya yang
besar, baik berupa biaya maupun sumber daya manusia. Untuk itu, pemerintah desa
perlu melakukan kolaborasi dengan pihak-pihak lain. Salah satunya adalah lembaga
pendidikan yang mempelajari ilmu kebumian dan mendorong partisipasi
masyarakat desa.
Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh taruna Diploma
IV Pertanahan STPN dalam rangkaian kegiatan KKNP-PTLP di Kantor Pertanahan
Kabupaten Probolinggo adalah Pemetaan Partisipatif Sebagai Solusi Perencanaan
Pembangunan Desa Asembagus, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo
Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG). Kegiatan tersebut bertujuan untuk
membantu Pemerintah Desa memperoleh informasi yang berkaitan dengan
pembangunan desa. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Asembagus dengan
melibatkan:
a. Perangkat Desa Asembagus
b. Masyarakat Desa Asembagus
Dengan demikian, kegiatan pengabdian ini dilakukan secara gabungan (mix), yaitu
melibatkan masyarakat dan aparat desa.
Kegiatan ini dilaksanakan karena Desa Asembagus merupakan desa yang
berkembang di Kabupaten Probolinggo. Kesediaan fasilitas serta jaringan
infrastruktur yang memadai sangat diperlukan dalam menumbuhkan potensi desa
ini. Akan tetapi, ketika taruna melakukan koordinasi dengan Pemerintah Desa,
taruna menemui beberapa permasalahan di lapangan sebagai berikut:
a) Belum tersedianya data dan informasi berupa peta yang menunjang
pengambilan kebijakan, seperti peta administrasi berupa batas dusun,
tempat umum, ketinggian wilayah, jaringan jalan, dan sungai, peta
penggunaan tanah, peta pemanfaatan tanah, dan peta ketinggian wilayah.
b) Desa Asembagus memerlukan alat untuk pengambilan kebijakan
pembangunan agar menunjang peningkatan ekonomi, maka perlu adanya
peta penggunaan tanah dan peta pemanfaatan tanah.
Informasi spasial desa sangat dibutuhkan oleh Pemerintah Desa dalam
merencanakan pembangunan jangka pendek maupun jangka panjang. Namun
demikian, pihak Pemerintah Desa belum sepenuhnya memahami mengenai
informasi spasial atau keruangan desa beserta seluk beluk dan pernak-perniknya.
Oleh karena itu, sebagian besar aparat Pemerintah Desa masih mengandalkan
informasi sederhana yang berasal dari mulut ke mulut, ditambah dengan
perencanaan yang seadanya untuk pembangunan wilayah desanya tersebut.
Sementara itu, beberapa desa yang sudah memanfaatkan informasi spasial dalam
rangka pembangunan desanya, lebih percaya diri dalam merencanakan program
yang akan dilakukan dalam waktu dekat ini. Tujuan utamanya hanya satu, yaitu
menciptakan kesejahteraan masyarakat desa yang lebih baik dari sebelumnya. Hal
itu dikarenakan informasi spasial desa dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang
kehidupan masyarakat tanpa terkecuali.
Data spasial sangat penting untuk dimiliki oleh semua desa yang ada di
Indonesia. Pasalnya, data spasial tersebut dapat digunakan untuk menentukan arah
kebijakan dari program-program yang akan direncanakan dan direalisasikan oleh
pemerintah desa bersama dengan seluruh elemen masyarakat. Oleh karena itu,
seluruh elemen terutama dari masyarakat desa harus dilibatkan dalam monitoring
atau pengawasannya. Hanya dari berbekal informasi spasial desa, semua
pemerintah desa di seluruh Indonesia dapat berperan aktif dalam membangun
wilayahnya masing-masing agar lebih baik dari sebelumnya. Untuk mendapatkan
data spasial dalam menunjang penyelesaian permasalahan pada uraian di atas.
Semua itu membutuhkan dukungan dari aparat desa atau masyarakat bahkan
melibatkan pihak lain. Pemerintah harus senantiasa membantu dan mendorong agar
masyarakat desa secara umum bisa lebih berperan aktif dalam membangun
wilayahnya sendiri. Jika tidak dimulai dari masyarakat desa, lalu bagaimana
mewujudkan kesejahteraan yang sudah lama diimpikan seperti itu.
Kegiatan pemetaan partisipatif yang dilaksanakan di Desa Asembagus,
Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo telah menguraikan prinsip
pemberdayaan masyarakat, antara lain:
a) Prinsip Partisipasi, perangkat desa dan masyarakat berperan aktif dalam
proses identifikasi dan penunjukan batas administrasi desa on screen
maupun langsung di lapangan.
b) Prinsip Kesetaraan, dimana dalam pelaksanaan kegiatan ini tidak dibatasi
hanya laki-laki saja, tetapi perempuan juga dapat melaksanakan tugas
tersebut.

Adapun lingkup kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan di


desa tersebut, meliputi :
a. Masyarakat dan/atau Perangkat Desa Asembagus
1) Melaksanakan Survey Lapangan dalam pemetaan batas desa dengan
pengambilan koordinat
2) Membantu pelaksanaan penunjukan dan identifikasi penggunaan tanah
secara on screen maupun langsung di lapangan.
b. Taruna STPN
1) Melaksanakan survey lapangan
2) Mempersiapkan data
3) Melakukan deliniasi
2. Maksud dan Tujuan Kegiatan
a. Maksud Kegiatan
Maksud dilaksanakannya kegiatan KKNP (Pemberdayaan Masyarakat) di
Desa Asembagus, antara lain :
1) Sebagai salah satu syarat akademik bagi mahasiswa Program Diploma
IV Pertanahan STPN dalam melaksanakan KKNP-PTLP;
2) Pemetaan wilayah dan potensi Desa Asembagus, Kecamatan
Kraksaan demi terwujudnya pembangunan database Desa yang valid
dan berkelanjutan.
3) Sebagai alat dalam pengambilan kebijakan Pemerintah Desa agar
dapat memenuhi kelestarian dan keberlangsungan lingkungan hidup;
4) Terwujudnya pemetaan secara partisipatif dengan melibatkan
masyarakat dan perangkat desa;
b. Tujuan Kegiatan
Tujuan dilaksanakannya kegiatan KKNP (Pemberdayaan Masyarakat)
di Desa Asembagus, antara lain :
1) Mengikutsertakan masyarakat dan perangkat desa dalam pengelolaan
data pertanahan;
2) Menjaga keberlangsungan pemeliharaan data pertanahan;
3) Menjadi informasi dasar dalam perencanaan pembangunan yang baik
dan komprehensif untuk Pemerintah Desa;
B. Gambaran Umum Wilayah Kerja

1. Demografi Wilayah Desa Asembagus

Desa Asembagus merupakan salah satu dari 12 desa yang ada di wilayah
Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Tengah. Luas
wilayahnya adalah 322,269 Ha dan terbagi menjadi 2 wilayah dusun yaitu Dusun
Calok Elang dan Dusun Asemkandang yang terdiri dari 4 RW dan 17 RT. Batas
wilayah Desa Asembagus sebelah Utara Laut Jawa, sebelah Timur Desa Patokan,
sebelah Selatan Desa Semampir, dan sebelah Barat Desa Penambang dan Desa
Sukomulyo, Kecamatan Pajarakan.
Desa ini berjarak 3,2 km ke arah utara dari pusat Kecamatan Kraksaan
melalui jalan nasional. Sebagai desa wisata yang tengah dikembangkan baik oleh
Pemerintah Desa serta dukungan dari Pemerintah Daerah, berbagai layanan fasilitas
umum serta pembangunan infrastruktur terus diupayakan.
2. Topografi Desa Asembagus
Ketinggian Desa Asembagus sekitar 6-12 meter di atas permukaan laut.
Sebagian besar wilayah ini berupa tambak dan persawahan dengan persentase
sebesar 75 persen, sedangkan pekarangan/bangunan luasnya mencapai 3,7 persen
dari total wilayah.
3. Kondisi Sosial Masyarakat Desa Asembagus
Penduduk Desa Asembagus berjumlah 3.234 jiwa yang terdiri dari 1.624
laki-laki dan 1.610 perempuan. Seluruh penduduk di Desa Asembagus merupakan
Warga Negara Indonesia (WNI). Seluruh penduduk Desa Asembagus menganut
agama yang Islam, (Daftar Keadaan Penduduk Desa Asembagus Tahun 2022).
Mayoritas penduduk Desa Asembagus bekerja sebagai petani dan
petambak garam. Hal itu didukung dengan luasnya lahan sawah dan tambak di
Desa Asembagus.

4. Kondisi Pemerintahan Desa Asembagus


Desa Asembagus terdiri dari 2 dusun yaitu, Dusun Calok Elang dan Dusun
Asamkandang. Dusun Calokelang terdiri dari 2 RW dan 8 RT sedangkan Dusun
Asamkandang terdiri dari 2 RW dan 9 RT.
C. Tim Pelaksana

Taruna KKNP-PTLP melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat


sebagai tim pelaksana dalam pemetaan sebagai dasar perencanaan pembangunan
desa berbasis spasial di Desa Asembagus, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten
Probolinggo. Selain memetakan batas administrasi Desa Asembagus, taruna juga
memetakan tempat tempat penting dan penggunaan tanahnya serta membuat peta
wilayah ketinggian dan peta penggunaan serta pemanfaatan tanah dengan
dampingan perangkat desa maupun masyarakat setempat terkait identifikasi di
lapangannya.
Adapun Tim dalam Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini adalah Taruna
KKNP- PTLP yang berada di Kantor Pertanahan Kabupaten Probolinggo yang
beranggotakan 2 (dua) orang, yaitu:

1. Atha Wina Clarissa Putri NIT. 19283140


2. Ratna Rizki A Alfianti NIT. 19283275
BAB II

KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

A. Peralatan, Bahan dan Cara Kerja


1. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam kegiatan pemetaan sebagai dasar
perencanaan pembangunan desa berbasis spasial, yaitu :
a. Laptop yang dilengkapi aplikasi ArcGIS untuk mengolah data berbasis
Sistem Informasi Geografis (SIG);
b. Peta Administrasi Wilayah Desa Asembagus
c. Data-data pertanahan Desa Asembagus
d. Alat Tulis.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam kegiatan ini antara lain:
a. Citra Satelit Google Earth Lokasi Desa Asembagus
b. Data Dari BIG dan BPN
c. Aplikasi ArcGis 10.5
d. Fitur Story Maps pada ArcGis Online
3. Cara Kerja
a. Tahapan Persiapan
Tahapan kegiatan KKNP (Pemberdayaan Masyarakat) di Desa Asembagus,
antara lain :

1. Persiapan awal
Pada tahap ini dilakukan kegiatan berupa koordinasi terkait
persiapan dan rencana kegiatan pengabdian masyarakat kepada
pemerintah Desa Asembagus. Kegiatan ini dilaksanakan sembari
mengerjakan pekerjaan di Kantor Pertanahan Kabupaten Probolinggo.
Kegiatan pengabdian ini didukung oleh perangkat desa yang kooperatif
dalam membantu para taruna dalam penunjukan batas wilayah serta
informasi lainnya. Selain itu, faktor pengetahuan Sekretaris Desa dan
RT dalam memahami batas wilayah, tempat penting serta penggunaan
tanahnya juga sangat mempengaruhi percepatan pemetaan partisipatif
untuk pembuatan peta administrasi wilayah dan tempat penting,
penggunaan tanah, ketinggian, dan kelerengan.
2. Persiapan unduh data spasial dan tekstual
Persiapan ini dilakukan dengan mengunduh Citra Satelit Resolusi
Tinggi (CSRT) Google Satellite sebagai basemap pemetaan kami di
lokasi Desa Asembagus. Lalu mengunduh batas wilayah administrasi
di www.tanahair.indonesia.go.id yakni data spasial dalam format *shp.;

3. Persiapan sumber daya manusia


Pada persiapan ini dilakukan koordinasi dengan Kepala Desa
Asembagus yang diwakilkan oleh Sekretaris Desa untuk mengadakan
sosialisasi terhadap perangkat desa lainnya untuk keperluan pemetaan
dan outputnya dapat dijadikan dasar arah perencanaan pembangunan
desa.
Gambar 1. Koordinasi dengan Kepala Desa Asembagus yang
diwakilkan oleh Kasi Pemerintahan terkait kegiatan KKNP

b. Tahap Perencanaan

Pada tahapan perencanaan dilakukan penyusunan strategi dalam


pelaksanaan kegiatan. Adapun strategi kegiatan yang akan dilaksanakan adalah
strategi direct-action, dimana strategi tersebut memerlukan partisipasi
masyarakat secara langsung dalam upaya penyelesaian kegiatan yang
akan dilakukan.
Sebagai tindak lanjut, dilakukan pembagian wilayah kerja
pemetaan wilayah ini, dengan ketentuan satu orang untuk satu Kadus.
Hal ini agar memudahkan dalam identifikasi dan memposisikan batas
wilayah, tempat penting, penggunaan tanah, kelerengan dan ketinggian.
Selanjutnya, mulai dilaksanakan pemetaan partisipatif secara offline.

Gambar 2. Pemetaan partisipatif yang dibantu perangkat desa dan


tim PTSL

c. Tahapan Pelaksanaan dan Pengolahan Data


Pada tahapan ini dilakukan action lapangan yaitu pemetaan partisipatif
yang nantinya menjadi dasar perencanaan pembangunan desa. Walaupun ini
merupakan kegiatan pemetaan partisipatif namun kebenaran dan akurasi data
menjadi prioritas utama demi mewujudkan pemetaan batas wilayah, tempat
penting, penggunaan tanah, ketinggian dan kelerengan yang valid. Kegiatan
pelaksanaan terdiri dari dua macam, yakni:

1. Pemetaan mandiri berdasarkan Administrasi Wilayah Desa


Asembagus Tahun 2022 yang didapatkan
www.tanahair.indonesia.go.id dan Kantor Pertanahan Kabupaten
Probolinggo.
Kegiatan pemetaan mandiri dilakukan dengan cara deliniasi
peta administrasi wilayah Desa Asembagus menggunakan software
ArcGis. Hal ini untuk mendapatkan batas wilayah administrasi dan
tempat penting secara on screen. Selain itu juga dilakukan deliniasi
penggunaan tanahnya pada daerah yang dapat diidentifikasi secara
on screen. Kemudian melakukan overlay antara data shp batas
wilayah yang didapatkan dari BIG dengan data PTSL 2022 di Kantor
Pertanahan Kabupaten Probolinggo. Kegiatan terakhir melakukan
pencocokan hasil dari deliniasi batas wilayah yang telah dilakukan
untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan atau tidak.
2. Pemetaan partisipatif yang dibantu oleh perangkat desa setempat,
antara lain: perangkat desa dan warga setempat.
Kegiatan ini dilakukan setelah pemetaan mandiri dirasa sudah
maksimal. Kemudian hasil dari pemetaan secara mandiri tersebut
dilakukan perbaikan secara on screen partisipatif dibantu oleh
perangkat desa setempat. Perbaikan yang dilakukan diantaranya
terkait batas wilayah administrasi, tempat penting, penggunaan
tanah, dan ketinggian. Selain itu, dengan dilakukannya pemetaan
partisipatif untuk mengetahui batas dusun dengan identifikasi secara
on screen oleh masing-masing kepala dusun.
3. Survei Lapangan
Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan di Desa
Asembagus bertepatan dengan kegiatan PTSL 2022 yang tengah
berlangsung hingga saat ini dengan hasil pengukuran yang telah
dilakukan sehingga kami berkesempatan untuk mengikuti kegiatan
survey atas arahan dari Kantor Pertanahan Kabupaten Probolinggo.
Survei lapangan didampingi oleh perangkat desa dengan
menggunakan pengamatan Citra Foto Google Earth 2022.
Selanjutnya kita melakukan yaitu melakukan import peta (.jpg) ke
dalam aplikasi ArcGIS 10.8. Kemudian, dilakukan pick point dengan
menggunakan aplikasi tersebut untuk menentukan tempat penting
dan batas wilayah.
Pada saat kegiatan survei lapangan ini kami juga melakukan
pengamatan terhadap penggunaan tanah, ketinggian dan
pemanfaatan wilayah di Desa Asembagus. Output dari aplikasi
tersebut berupa (.kmz) yang kemudian dikirimkan ke Pemerintah
Daerah. Data tersebut kami gunakan untuk dilakukan overlay
terhadap data yang telah dikerjakan secara pemetaaan partisipatif.
Gambar 3. Survey Lapangan batas wilayah bersama perangkat
Desa Asembagus

d. Tahapan Pengolahan Data dan Penyerahan Hasil


Pengolahan database memiliki output berupa peta dan website sistem
informasi desa yang dapat diakses melalui link https://arcg.is/TKOfL. Peta ini
bisa berupa peta analog, digital, dan peta interaktif. Sejatinya output ini bisa
dimanfaatkan sesuai kebutuhan pengguna dalam bentuk peta tematik dan
sistem informasi desa. Dalam kegiatan pengabdian masyarakat kali ini, Tim
KKN-PTLP Kantor Pertanahan Kabupaten Probolinggo membuat empat peta
sesuai skala prioritas kebutuhan desa.
Peta tersebut diantaranya:
1) Peta Administrasi Wilayah, Tempat Penting dan Ketinggian;
2) Peta Wilayah Ketinggian
3) Peta Penggunaan Tanah; dan
4) Peta Pemanfaatan Tanah.

Gambar 4. Penyerahan hasil peta kepada Pemerintah Desa Asembagus

B. Hasil dan Pembahasan


1. Partisipan
a) Taruna Kuliah Kerja Nyata Pertanahan - Praktik Tata Laksana Pertanahan
(KKNP-PTLP) STPN Yogyakarta sebagai pelaksana kegiatan pengabdian
masyarakat;
b) Masyarakat dan perangkat Desa Asembagus sebagai penunjuk lokasi untuk
membantu mengidentifikasi batas dan ketinggan wilayah, serta
penggunaan dan pemanfaatan tanah.
2. Jadwal Kegiatan Dan Waktu Kegiatan
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Pengabdian Masyarakat
No Kegiatan Waktu Pelaksanaan
1 Penyusunan rencana kegiatan dan
26 Juli 2022
Koordinasi

2 Sosialisasi pelaksanaan pemetaan


secara partisipatif kepada 26 Juli 2022
perangkat Desa Asembagus

3 Pemetaan Partisipatif dan Survey


lapangan 27 Juli 2022 - 29 Juli 2022

4 Pembuatan Peta Administrasi,


Tempat Penting dan Peta Wilayah
Ketinggian, Peta Penggunaan 27 Juli 2022 - 4 Agustus 2022
Tanah, dan Peta Pemanfaatan
Tanah

5 Pemaparan hasil kegiatan dan


penyerahan peta ke Desa 8 Agustus 2022
Asembagus
Sumber : Catatan Harian KKNP-PTLP Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
3. Hasil Kegiatan
a. Partisipasi Perangkat Desa, Masyarakat dalam Pemetaan Partisipatif
dan Survei Lapangan
Salah satu indikator keberhasilan dalam kegiatan pengabdian
masyarakat oleh Taruna KKNP-PTLP ini adalah masyarakat dan
perangkat desa yang bersedia berpartisipasi dalam pelaksanaan identifikasi
lapangan maupun secara on screen. Partisipasi tersebut sangat penting
dalam pembuatan peta yang valid dan dapat memberikan outcome secara
langsung kepada desa berupa peta yang diinginkan oleh perangkat desa
untuk memudahkan dalam hal perencanaan pembangunan desa.
Gambar 10. Identifikasi lapang untuk memastikan batas wilayah
administrasi

Gambar 11. Perbaikan data spasial secara on screen di Kantor Desa


Asembagus

Perangkat desa yang berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan ini


adalah Kepala Seksi Pemerintahan Desa, Kepala Dusun 1, dan Kepala
Dusun 2. Masing-masing membantu dalam identifikasi dan memberikan
informasi yang kami butuhkan.
Partisipasi tersebut sangat penting untuk membantu dalam
penyelesaian kegiatan pemetaan batas wilayah administrasi, tempat
penting, ketinggian, penggunaan lahan dan pemanfaatan wilayah.
b. Peta Administrasi Wilayah dan Tempat Penting (Terlampir)
Peta Administratif dan Tempat Penting dibutuhkan oleh pemerintah
desa sebagai data updating wilayah administrasi desa. Selain itu, peta ini
sangat bermanfaat untuk mengetahui persebaran fasilitas umum dan
fasilitas sosial di Desa Asembagus. Serta dalam peta ini kami sajikan
informasi terkait ketinggian wilayah Desa Asembagus yang berfungsi
untuk mengetahui ketinggian tempat yang ada di Desa Asembagus.
c. Peta Wilayah Ketinggian (Terlampir)
Peta yang menyajikan tinggi rendah tanah pada permukaan bumi,
yang sangat penting untuk menentukan peruntukannya yang tepat.
Pemetaan Wilayah Ketinggian dilakukan dengan mengolah data spasial
dalam cakupan wilayah tertentu, membagi wilayah berdasarkan interval
ketinggian. Menurut BPBD (2014), klasifikasi untuk menyusun peta
wilayah ketinggian adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Parameter Ketinggian
No Kelas Tingkat ketinggian (m) Skor

1 Sangat Rendah < 10 1


2 Rendah 10-50 2

3 Sedang 50-100 3

4 Tinggi 100-200 4

5 Sangat Tinggi > 200 5

Sumber : BPBD, 2014


Berdasarkan parameter diatas, pembuatan peta wilayah ketinggian
tidak memerlukan data karena yang diperlukan adalah proses pengolahan
data spasial untuk membagi wilayah berdasarkan interval ketinggian.
Tabel 3. Luas Wilayah Ketinggian Desa Asembagus

No Ketinggian Keterangan Luas (Ha)

1 <10 m Sangat Rendah 579,0375

2 10 m Rendah 13,1212

Jumlah 592,1587

Sumber : Pengolahan Data Peta Desa Asembagus


Desa Asembagus memiliki ketinggian 0-10 mdpl yang mana dalam
pengelompokkan tergolong sebagai daerah Rendah. Dalam pengerjaan
peta ini, diperlihatkan contour dan hillshade untuk memperlihatkan
surface bumi. Selain itu, terdapat infrastruktur berupa jalan dan hidrologi
yaitu sungai yang telah Buffering dengan lebar kurang lebih 8 meter.
Kendala yang ditemui adalah terdapat kerenggangan data DEM yang
tidak dapat bertampalan sehingga terlihat jeda pada peta wilayah
ketinggian Desa Asembagus. Selain itu, ketinggian dari Desa Asembagus
yang kriteria ketinggian kurang bervariasi yakni dalam range 0-10 mdpl
menyebabkan kurang adanya keragaman warna yang dipakai hanya satu
macam saja.
d. Peta Penggunaan Tanah (Terlampir)
Peta penggunaan tanah menjadi kebutuhan desa dalam rangka
inventarisasi potensi desa. Dengan peta ini jumlah luasan lahan pertanian
dan lahan non pertanian di desa bisa dihitung. Peta penggunaan tanah ini
dideliniasi berdasarkan citra satelit google earth 2022 dan didapatkan
enam penggunaan Asembagus yang sebagian besar adalah petani tambak.
Penggunaan tanah yang ada di Desa Asembagus, yaitu sawah irigasi,
hutan sejenis alami bakau, tambak, kampung padat teratur, dan kampung
jarang tidak teratur, serta sungai. Penggunaan tanah di Desa Asembagus
didominasi oleh tambak dengan luas 207,99 Ha. Hal tersebut berkaitan
dengan mata pencaharian di Desa

Manfaat lainnya apabila ingin menganalisis peta penggunaan tanah


lebih dalam, maka bisa didapatkan peta tematik turunannya, misalnya:
peta pemanfaatan tanah, peta persebaran tanah sawah, peta lahan
permukiman, dan peta turunan lainnya.
e. Peta Pemanfaatan Tanah (Terlampir)
Peta Pemanfaatan tanah sangat berkorelasi dengan Peta Penggunaan
Tanah karena pemanfaatan tanah ini menambah nilai lebih dari
penggunaan tanah tanpa merubah wujud penggunaannya. Isi Peta
Pemanfaatan adalah:
a) Pemanfaatan untuk kegiatan ekonomi;
b) Pemanfaatan untuk kegiatan sosial;
c) Pemanfaatan campuran;
d) Pemanfaatan untuk tempat tinggal;
e) Tidak Ada Pemanfaatan.

Deliniasi citra satelit merupakan langkah awal membuat peta


pemanfaatan tanah. Dasar deliniasi awal penggunaan tanah adalah
klasifikasi dengan cara visualisasi. Dari poligon penggunaan tanah yang
tentukan sampel yang akan dicek di lapang (ground check).
Pada peta pemanfaatan tanah ini, terdapat beberapa macam
pemanfaatan tanah yang ditentukan dengan klasifikasi pemanfaatan tanah
yang disesuaikan dengan ketentuan NSPK 2012. Desa Asembagus
memiliki 3 (tiga) macam jenis pemanfaatan tanahnya yakni, pemanfaatan
untuk Kegiatan Ekonomi, Kegiatan Sosial, dan Kegiatan Tempat Tinggal
dan 1 wilayah yang belum ada pemanfaatan lahan yakni di sepanjang
pinggiran laut (lahan bakau).
Sebagian besar wilayah Desa Asembagus ini digunakan sebagai
pemanfaatan kegiatan ekonomi berupa pertanian padi 2x panen setahun,
palawija seperti melon, semangka, blewah dan pertambakan di sepanjang
pinggir pantai. Hampir separuh dari luas wilayah yang ada di dusun ini
berupa area persawahan. Dan pemanfaatan sebagai kegiatan sosial berupa
sekolah, posyandu, puskesmas pembantu, masjid, dsb.

Kendala yang dialami yaitu kurangnya kemampuan taruna untuk


mengolah ArcGIS saat kegiatan KKN sehingga sulit untuk membuat peta
dengan menyesuaikan batas waktu KKN.
f. Website : Sistem Informasi Desa (Terlampir)
Digitalisasi Sistem Informasi Desa sangat diperlukan bagi
pemerintah Desa Asembagus yakni sebagai media penyampaian informasi
desa yang mudah diakses dan sebagai penunjang berkembangnya desa
melalui pelayanan untuk masyarakat desa. Dalam website ini,
menampilkan profil Desa Asembagus dan produk peta yang dapat diakses
secara terbuka untuk seluruh orang yang memerlukan infomasi desa
Asembagus.
Selain itu, pemerintah desa dapat menggunakan keempat peta
tersebut dalam rangka perencanaan dan pembangunan desa berbasis
Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan tujuan pemercapatan database
pertanahan desa yang akurat dan valid valid dan senantiasa diperbaharui
(up to date). Sistem tersebut dapat menjadi alat bantu yang sangat
esensial untuk menyimpan, menampilkan menghimpun dan
menginventarisir seluruh data dan informasi yang dibutuhkan untuk
pembangunan desa.
g. Kemampuan Petugas Pengolah Data di Kantor Desa
Kegiatan yang dilaksanakan tidak murni dilakukan oleh masyarakat,
sehingga masih memerlukan petugas pengolah data dari dalam hal ini Tim
KKN- PTLP Kantor Pertanahan Kabupaten Probolinggo.
Oleh karena itu, sembari melaksanakan asas keberlanjutan maka
sangat perlu diberikan pelatihan mengenai pengolahan dan melakukan
update data di peta digital oleh petugas kantor desa yang telah ditunjuk.
C. Permasalahan dan Alternatif Penyelesaian
1. Permasalahan
a. Pemerintah Desa Asembagus belum memiliki bentuk peta wilayah secara
up to date baik berbentuk digital maupun analog. Oleh karena itu, pihak
dari Pemerintah Desa seringkali mendapati kesulitan pada saat
mengidentifikasi batas wilayah (dalam hal penunjukan wilayah).
b. Kurangnya pemahaman akan teknologi IT bagi pihak pemerintah desa
dalam mengolah data spasial.
2. Alternatif penyelesaian
a. Updating Batas Wilayah dengan Pemetaan Mandiri atau Partisipatif
gengan Cara ToT
Dalam pembuatan peta untuk pembaharuan batas-batas wilayah dapat
dilaksanaklan ToT (Transfer of Technology) kepada perangkat desa dalam
menggunakan aplikasi ArcGis sehingga data spasial yang kami berikan
dapat dipergunakan dan pemerintah desa data melakukan updating secara mudah.
b. Kurangnya pemahaman akan teknologi IT bagi pihak pemerintah desa
dalam mengolah data spasial.
Perlunya dilakukan pembimbingan dan pembelajaran bagi petugas
desa untuk pengolahan data spasial.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Taruna Diploma IV Semester VI yang melaksanakan KKNP-PTLP di
Kantor Pertanahan Kabupaten Probolinggo menjalankan kegiatan pengabdian
masyarakat berupa Pemetaan Partisipatif Sebagai Solusi Pembangunan Desa
Asembagus, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo Secara
Berkelanjutan.
Kegiatan pengabdian tersebut dilakukan secara gabungan (mix), dimana
tidak hanya Taruna saja melainkan melibatkan masyarakat dan aparat
pemerintah desa. Pengabdian masyarakat tersebut bertujuan untuk
mengikutsertakan masyarakat dan Pemerintah Desa dalam pengelolaan
pertanahan sehingga masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan
permasalahan pertanahan yang terjadi dan mendapatkan manfaat dari hasil
kegiatan ini, terutama dalam hal perencanaan pembangunan desa. Hasil kegiatan
pengabdian masyarakat ini berupa:
1. Partisipasi masyarakat dan Pemerintah Desa dalam Inventarisasi
partisipatif melalui survei lapangan maupun on screen;
2. Peta Administrasi, Tempat Penting dan Ketinggian;
3. Peta Wilayah Ketinggian;
4. Peta Penggunaan Tanah;
5. Peta Pemanfaatan Tanah; dan
6. Website Sistem Informasi Desa Asembagus.
Output yang disebutkan di atas nantinya akan menghasilkan gambaran
dasar dalam perencanaan pembangunan desa yang baik dan komprehensif.
Selain itu, database pertanahan yang berkualitas mampu dijadikan rujukan
untuk penentuan kebijakan dan program sasaran yang akan dilaksanakan oleh
pemerintah desa. Dengan ini, hasil akhir pembangunan berupa peningkatan
kesejahteraan masyarakat akan tercapai dengan efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA

– Indonesia. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional. Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 104,
Tambahan Lembaran RI Nomor 4421. Sekretariat Negara. Jakarta.
– Indonesia. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Lembaran Negara
RI Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran RI Nomor 5495. Sekretariat
Negara. Jakarta.
– Indonesia. 2004. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2004
tentang Penatagunaan Tanah. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 45. Jakarta.
Afani, I. Y. N., Yuwono, B. D., & Bashit, N. (2019). Optimalisasi Pembuatan Peta
Kontur Skala Besar menggunakan Kombinasi Data Pengukuran Terestris dan
Foto Udara Format Kecil. Jurnal Geodesi Undip, 8(1), 180-189. Diakses pada
DEMNAS. (2022, 24 Juli). DEMNAS Seamless Digital Elevation Model (DEM) dan
Batimetri Nasional. Diakses pada 24 Juli 2022, dari
https://tanahair.indonesia.go.id/demnas/
Direktorat Pemetaan Tematik Deputi Bidang Data, Pengukuran dan Pemetaan. 2012.
Norma Standar Prosedur dan Kriteria Data dan Pemetaan Tematik
Pertanahan, Badan Pertanahan Republik Indonesia, Jakarta.
Muda, I. (2008). Teknik Survei dan Pemetaan. Jakarta: Direktorat pembinaan sekolah
menengah kejuruan. Diakses tanggal 30 Juli 2022 pukul 15.35 WIB
https://epaper.myedisi.com/bse/11042/index_90.html#page=1
Muryono, Slamet, Wahyuni, Westi Utami, dan Sukmo Pinuji. 2019. MODUL :
PRAKTEK KERJA LAPANGAN PEMETAAN TEMATIK DAN ANALISIS
PENATAGUNAAN TANAH SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL.
Diakses pada tanggal 20 Juli 2020, dari
https://prodi4.stpn.ac.id/wpcontent/uploads/2020/2020/Modul/Semester%204/
MODUL%20PKL%20PEMETAAN%20TEMATIK/MODUL%20PKL%20PE
METAAN%20TEMATIK%20I-III.pdf
LAMPIRAN
1. Peta Administrasi dan Batas Wilayah Desa Asembagus
2. Peta Wilayah Ketinggian Desa Asembagus
3. Peta Penggunaan Tanah Desa Asembagus
4. Peta Pemanfaatan Tanah Desa Asembagus
5. Tampilan Website Sistem Informasi Desa

Anda mungkin juga menyukai