Anda di halaman 1dari 120

AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PENGELOLAAN DANA DESA

(STUDI KASUS: NAGARI SIKABAU, KECEMATAN PULAU PUNJUNG


KABUPATEN DHARMASRAYA)

(diajukan untuk menyelesaikan Mata Kuliah MPIP Kualitatif)

Kelompok 5

1. Defi Permatasari 1910831002


2. Muhammad Dino 1910831008
3. Putri Kumalasari 1910831018
4. Rahmad Agusrianto 1910832002
5. Syifa Salsabila 1910832014
6. Alfarel Lorisma Melben 1910833002
7. Yulvia Alika 1910833022
Dosen Pengampu
1. Dr. Asrinaldi M.Si
2. Dr. Tengku Rika Valentina S.IP, MA

JURUSAN ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ANDALAS

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb segala puji dan syukur kepada Allah SWT. Yang

telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta kasih sayang-Nya sehingga penulis bisa

menyelesaikan mini skripsi ini. Tak lupa shalawat dan salam penulis panjatkan

kepada Rasulullah Muhammad SAW. Yang teleh diutus kebumi sebagai penerang

hati umat manusia, Nabi yang telah membawa manusia dari zaman kebodohan

menuju zaman yang penuh ilmu pengetahuan seperiti saat sekarang ini. Mini skripsi

ini berjudul tentang “AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PENGELOLAAN

DANA DESA (STUDI KASUS: NAGARI SIKABAU, KECEMATAN PULAU

PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA)”.

Penulisan Mini skripsi ini merupakan pemenuhan nilai mata kuliah MPIP

kualitatif, sekaligus bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana

akuntabilitas dan transparansi pengelolaan dana desa di Nagari Sikabau, Kecamatan

Pulau Punjung, Kabupaten Dhamasraya pada tahun 2019. Hasil penelitian ini penulis

peroleh dari kerjasama serta bimbingan dari dosen mata kuliah MPIP kualitatif dan

dengan bimbingan tutor. Oleh karenanya dengan segala kerendahan hati penulis

mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Asrinaldi M.Si DAN Ibu Dr. Tengku

Rika Valentina S.IP, MA serta kepada Kakak Nastasya Aisya Putri S.IP sebagai

dosen pengampuh dan tutor matakuliah MPIP kualitatif.

Penulis menyadari bahwa mini skripsi ini masih belum sempurna dan masih

banyak terdapat kekurangan-kekurangan yang ditemui dalam penulisan mini skripsi


ini, dikarenakan keterbatasan ilmu dan pengetahuan penulis, maka saran yang

membangun sangat penulis harapkan demi kebaikan dimasa mendatang, dan semoga

mini skripsi ini bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata penulis memanjatkan do’a

semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan bantuan yang telah diberikan

kepada penulis dan semoga mini skripsi ini bermanfaat.

Padang,19 April 2021


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................................10
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................................11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................12
2. 1 Tinjauan Pustaka...........................................................................................12
2. 2 Tinjauan Penelitian Terdahulu......................................................................12
2. 3 Kerangka Teori dan Konsep.........................................................................22
2. 4 Skema Pemikiran..........................................................................................41
BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................43
3.1 Metode dan Tipe Penelitian...............................................................................43
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................................44
3.3 Peranan peneliti..................................................................................................44
3.4 Pemilihan Informan...........................................................................................46
3.5 Teknik Pengumpulan Data.................................................................................48
3.6 Uji Keabsahan Data (Triangulasi).....................................................................51
3.7 Analisis Data......................................................................................................52
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN.......................................................55
4.1. Gambaran umum Nagari Sikabau.....................................................................55
BAB V TEMUAN DAN ANALISIS DATA............................................................72
5. 1 Pengantar.......................................................................................................72
5.2. Realisasi Dana Desa tahun 2019...................................................................74
5.3. Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan Dana Desa Nagari Sikabau
tahun 2019....................................................................................................................
5.3.1 Transparansi Pengelolaan Dana Desa Nagari Sikabau tahun 2019.............75
5.3.2 Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa Nagari Sikabau tahun 2019............79
5.4. Sistem kerja e-goverment dalam mewujudkan prinsip akuntabilitas dan
transparansi pengelolaan dana desa di Nagari Sikabau Kecamatan Pulau Punjung
Kabupaten Dharmasraya..........................................................................................83
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................55
6. 1 Kesimpulan.......................................................................................................55
6.2 Saran.................................................................................................................56
LAMPIRAN...............................................................................................................89
LAMPIRAN DOKUMENTASI................................................................................89
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................95

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Desa merupakan bentuk pemerintahan terkecil di Negara Indonesia

sebagaimana dituangkan dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 2014, bahwa Desa

merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang

berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan/atau hak

tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan NKRI. 1 Desa

merupakan wilayah yang berada di bawah kekuasaan Pemerintah Daerah,

sebagaimana dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah, bahwa desa memiliki posisi sebagai bagian dari Pemerintah Daerah.

Dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat yang bertempat

tinggal di desa diperlukan pendapatan desa agar tujuan pembangunan di desa dapat

tercapai. Salah satu sumber pendapatan desa yang termasuk dalam program Nawa

Cita presiden Joko Widodo yakni membangun Indonesia dari pinggiran dengan

memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan yang

direalisasikan dalam bentuk dana desa.2 Dana Desa adalah dana Anggaran

Pendapatan Belanja Negara yang digunakan untuk Desa yang dikirim untuk

1
Kementrian Keuangan Republik Indonesaia, Buku Pintar Dana Desa: Dana Desa Untuk kesejahteraan
rakyat, 2017, hlm.1 (diakses pada tanggal 26 Maret 2021
https://www.kemenkeu.go.id/media/6749/buku-pintar-dana-desa.pdf).
2
Dapat diakses di https://setkab.go.id/membangun-indonesia-dari-pinggiran-desa/pada tanggal 28
Maret 2021 jam 10.03
pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat melalui Anggaran

Pendapatan Belanja Daerah kabupaten/kota.3

Pendapatan desa melalui dana desa tersebut diatur dalam undang-undang desa

yaitu Alokasi Dana Desa (ADD). ADD adalah dana yang bersumber dari anggaran

pendapatan dan belanja negara yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer

melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah sebesar 10% dari APBD

kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan,

pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan

masyarakat seperti yang tertuang dalam (Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2016

tentang Dana Desa).4 Alokasi dana desa (ADD) adalah salah satu pendapatan Desa

yang penggunaannya terintegrasi dengan Anggaran Pendapatan Belanja Desa

(APBDes).5 Dengan adanya alokasi dana untuk kebutuhan desa, maka akan

mendorong kemampuan desa dalam melakukan aktivitas pembangunan dan

pengembangan.

Di Indonesia good governance mulai diterapkan setelah berakhirnya rezim

Orde Baru. Era Reformasi sebagai pembuka dimulainya tata kelola pemerintah

indonesia yang baik dari pemerintah sebelumnya. Usaha yang dilakukan pemerintah

adalah dengan menerapkan prinsip good governance. Awalnya implementasi good

3
Kementerian Keuangan Republik Indonesia. 2017. Buku Saku Dana Desa: Dana
Desa Untuk Kesejahteraan Rakyat.
4
Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2016 tentang Dana Desa
5
Novianti Ruru (dkk). 2017. Analisis Penerapan Alokasi Dana Desa (ADD) Dalam Upaya Meningkatkan
Pembangunan Desa (Studi Kasus Pada Desa Suwaan, Kecamatan Kalawat, Kabupaten Minahasa
Utara) Jurnal Riset Akuntansi Going Concern Vol 1(12). 2017 hlm:83
governance merupakan solusi pemerintah dalam mangatasi patologi birokrasi seperti

KKN (Korupsi Kolusi Nepotisme) dan menerapkan aspek keterbukaan, kemudahan

akses, ketepatan dan kecepatan dalam pelayanan Publik. Kemudian penerapan good

governance mulai muncul pada pengelolaan APBN yang transparansi dan adanya

partisipasi masyarakat baik secara langsung ataupun tidak langsung. 6 Penerapan good

governance dimulai dari pemerintahan tertinggi sampai pemerintahan terendah yaitu

pemerintahan desa. Selain itu, presiden Joko Widodo memberikan bantuan dana

kepada pemerintahan desa agar terciptanya pembangun dan meminta pengelolaan

Dana Desa segera direalisasikan serta dilakukan sebaik-baiknya. 7 Maka dalam

pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan Pemerintahan Desa, perlu adanya suatu aspek

tata Pemerintahan yang baik (Good Governance).

Dalam mewujudkan good governance perlu adanya akuntabilitas yang

diperlukan sebagai instrumen yang dijadikan kriteria bahwa dalam pelaksanaan

pengelolaan desa untuk mewujudkan good governance, maka diperlukan nilai-nilai

dalam akuntabilitas itu sendiri, seperti halnya nilai tanggung jawab dan keadilan.

Tingkat akuntabilitas dalam implementasi pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD)

dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban. Oleh karena

itu, Akuntabilitas pemerintahan sangat diperlukan sebagai penunjang penerapan

otonomi Desa agar dapat berjalan dengan baik.

6
Andi Hakim. 2016. (Dinamika Pelaksanaan Good Governance di Indonesia dalam perspektif yuridis
dan implementasi) dalam Civil Service Vol.10 No.1
7
Dapat diakses di https://nasional.kompas.com/read/2020/03/20/14495551/jokowi-minta-dana-
desa-juga-dipakai-untuk-tangani-wabah-covid-19 pada 29 Maret 2021 pukul 23.35 WIB

3
Selain itu, untuk pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik juga

diperlukan adanya akses dan kemudahan bagi masyarakat untuk memperoleh

informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, seperti informasi kebijakan, proses

pembuatan dan pelaksanaannya serta hasil-hasil yang dicapai. Dalam hal ini

diperlukan transparansi atau keterbukaan. Dengan adanya prinsip transparansi, maka

segala penyelenggaraan pemerintahan menjadi lebih transparan karena selain

masyarakat memperoleh kemudahan informasi, masyarakat juga dapat memberikan

evaluasi terkait pengelolaan yang dilaksanakan. Selain itu, transparansi juga dapat

meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah.

Akuntabilitas dan Transparansi dalam pengelolaan dana desa merupakan

kunci pokok bagaimana pelaksanaan penyaluran dana desa tersebut dapat

terealisasikan dengan baik atau tidak, dan informasi terkait dana desa dapat diketahui

oleh berbagai pihak karena memang harus bersifat terbuka. Tidak hanya bagaimana

pemerintahan desa mampu terbuka terhadap apa yang sudah dikerjakannya,

melainkan juga terkait hal bagaimana masyarakat desa bisa dan mampu dengan

mudah untuk mengakses segala informasi terkait apa yang sudah dan akan dilakukan

oleh pemerintahan desa.

Di Provinsi Sumatera barat proses pengeloaan dana desa dapat dikatakan

sudah maksimal seperti salah satu kabupaten Dharmasraya yang membuat peneliti

tertarik untuk membahasnya. Pengelolaan dana desa di Kabupaten Dharmasraya

khususnya di Nagari Sikabau yang telah menerapkan prinsip transparansi. Hal ini
dibuktikan dengan adanya keterbukaan informasi tentang pengelolaan dan

penggunaan dana desa kepada masyarakat melalui Panda SID (Sistem Informasi

Desa). Nagari Sikabau memperoleh reward tambahan dana desa dari pemerintah

pusat senilai Rp 144 juta per nagari sebagai nagari yang memiliki kinerja terbaik

termasuk dalam pengelolaan Dana desa.8 Berdasarkan penjelasan diatas peneliti

berasumsi bahwa Dana Desa di Nagari Sikabau Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten

Dharmasraya telah dikelola dengan baik.

Gambar 1.1

Penghargaan Dana Desa Nagari Sikabau

Sumber: Data sekunder diolah oleh peneliti di kantor Wali Nagari Sikabau tahun 2021

Fenomena pengelolaan dana desa sudah banyak ditinjau oleh para peneliti,

salah satunya pengelolaan dana desa berdasarkan prinsip akuntabilitas dan

transparansi yang dilakukan oleh Ridho Hardinata dengan judul penelitian

“Penerapan Transparansi dan Akuntabilitas dalam Pengelolaan Dana Desa tahun

8
Dapat diakses di berita https://klikpositif.com/baca/72026/kinerja-terbaik-enam-nagari-di-
dharmasraya-dapat-reward-tambahan-dana-desa pada tanggal 28 Maret 2021 jam 10.26

5
2015 di desa Air Santok Kecamatan Pariaman Timur Kota Pariaman” dalam

penelitian ini peneliti mencoba untuk melihat bagaimana penerapan transparansi dan

akuntabilitas dalam pengelolaan dana desa. Peneliti berusaha mengungkapkan

bagaimana transparansi dari penggunaan dana desa dapat dilihat oleh seluruh

masyarakat, serta bagaimana masyarakat ikut terlibat dalam kegiatan yang

berhubungan dengan pemerintahan Desa. Selain itu peneliti juga berusaha

mengungkapkan apa saja penyebab terhambatnya pelaksanaan prinsip akuntabilitas

dan transparansi di Desa tersebut.

Penelitian serupa lainnya mengenai Akuntabilitas dan Transparansi juga

dilakukan oleh Nindia Anggraini. Dengan judul “Akuntabilitas dan Transparansi

pemerintah desa terhadap pengelolaan Alokasi Dana Desa tahun 2017” dalam

penelitian ini, peneliti berusaha menjelaskan bagaimana proses perencanaan sampai

proses pertanggungjawaban dalam pengelolaan dana desa. Selain itu peneliti juga

menjelaskan bagaimana pengelolaan dana desa telah dilaksanakan secara transparan

dan akuntabel dan pelaksanaannya telah mengikuti perkembangan peraturan

perundang-undangan terbaru.

Berdasarkan beberapa rujukan penelitian terdahulu terdapat beberapa

perbedaan dengan penelitian yang akan kami lakukan ini, terutama letak geografis

lokasi penelitian. Kemudian, penelitian kami lebih memfokuskan penggunaan prinsip

akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan dana desa yang diterapkan di

Nagari Sikabau Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dhamasraya. Hal ini dilihat
dari adanya website Panda SID (Sistem Informasi Desa) sebagai penunjang khusus,

bagi Desa yang ingin mengoptimalkan sistem informasi untuk menciptakan

digitalisasi Desa dalam menjawab tantangan tujuan pembangunan berkelanjutan

Desa.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, melihat pada

aspek pengelolaan dana desa melalui segi transparansinya di Nagari Sikabau,

Kabupaten Dharmasraya yang berdasarkan data Kementerian Keuangan, Nagari

Sikabau memiliki alokasi dana sebesar Rp.1.273.871.000. kemudian Nagari Sikabau

juga mendapat tambahan dana desa dari pemerintahan pusat sebesar 144 juta sebagai

nagari yang memiliki kinerja terbaik termasuk dalam pengelolaan Dana desa.

Dalam pengelolaan dana desa yang jumlahnya cukup besar, Nagari Sikabau

mampu dalam penerapan prinsip transparansi pengelolaan dana desa, salah satu upaya

yang dilakukan seperti memanfaatkan sistem teknologi informasi dan komunikasi

melalui website Panda SID.9 Website Panda SID ini bisa diakses oleh seluruh

masyarakat umum, untuk mendapatkan informasi tentang penggunaan dan

pemanfaatan dana desa, sehingga masyarakat dapat memperoleh segala informasi

melalui website tersebut.

Dengan demikian, diperlukannya penerapan prinsip akuntabilitas dan

transparansi dalam melakukan pengelolaan dana desa. Dengan penerapan prinsip

9
Dapat diakses dalam https://sikabau.sinar.id

7
akuntabilitas dan transparansi dengan baik akan menimbulkan tata kelola

pemerintahan yang baik (good governance). Hal inilah yang menjadikan peneliti

tertarik dalam meneliti Nagari Sikabau, Kabupaten Dharmasraya. Keberhasilan

Nagari Sikabau tersebut merupakan hasil penilaian yang dilakukan oleh Kemetrian

Desa, PDT dan Transmigrasi, Kemetrian Dalam Negeri serta Kementrian Keuangan

tahun 2019 lalu.

“Saya ucapkan selamat kepada enam nagari yang mendapatkan reward atas

kinerjanya.”10

Reward yang diberikan kepada enam Nagari tersebut diberikan secara

langsung oleh Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku beserta wakilnya H. Amrizal

Dt Rajo Medan pada rapat koordinasi penandatanganan pakta Integritas Wali Nagari

se-kabupaten Dharmasraya yang digelar di Auditorium Kantor Bupati Dharmasraya

pada Senin 17 Februari 2020. Adapun enam nagari dengan kinerja terbaik ini

merupakan hasil penilaian yang dilakukan oleh Kementrian Desa, DPT dan

Transmigrasi, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Keuangan pada tahun

2019.11

Oleh karena itu, dalam pelaksanaan dan pengelolaan dana desa harus dikelola

berdasarkan azas-azas bersifat transparan, akuntabel, dan partisipatif. Transparansi

10
Dikutip dari langgam.id 6 Nagari di Dharmasraya Dapat Tambahan Dana Desa Rp864 Juta. Diakses
pada tanggal 12 April 2021 pukul 08.58 WIB di (https://langgam.id/6-nagari-di-dharmasraya-dapat-
tambahan-dana-desa-rp864-juta/)
11
Dapat diakses di https://dharmasrayakab.go.id/berita1094/kinerja-terbaik-enam-nagari-di-
dharmasraya-dapat-reward-tambahan-dana-desa.html pada tanggal 06 April 2021 jam 14:58
dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana desa ini bertujuan untuk mewujudkan agar

masyarakat dapat berkembang dan dapat mandiri. 12 Dalam transparansi pengelolaan

dana desa ini juga bertujuan agar dana desa tersebut dapat dipergunakan secara

efektif dan efisien. Disini peran dari kepala pemerintahan desa sebagai pemegang

kekuasaan pengelolaan keuangan desa dan mewakili Pemerintah Desa. Melihat

pengelolaan dana desa dan alokasinya yang dilakukan oleh pemerintahan desa

Kabupaten Dharmasraya pada tahun 2019.

Pembahasan kali ini untuk melihat bagaimana transparansi dan akuntabilitas

dalam pengelolaan dana desa pada Nagari Sikabau Kecamatan Pulau Punjung

Kabupaten Dharmasraya, dan dalam pengelolaan keuangannya sendiri apakah masih

terdapat pejabat dan staf pemerintahan nagari yang masih tidak mamahami kinerja

atau mekanisme dalam mengelola dana desa ini, pengetahuan mengenai mekanisme

ini diperlukan agar para pejabat atau aparat pemerintahan desa tidak melakukan

penyimpangan dalam melakukan pengambilan keputusan maupun kebijakan.

Berdasarkan pembahasan yang telah di jelaskan pada latar belakang tadi dapat dilihat

bahwa dalam pengelolaan dana desa di Nagari Sikabau kabupaten Dharmasraya

sudah dilakukan dengan baik, hal itu dapat dibuktikan dengan adanya reward

12
Jurnal Pertanggungjawaban Penggunaan Alokasi Dana Desa Pada Pemerintahan Desa Di Kabupaten
Donggala Hasman Husin Sulumin, dapat dilihat pada 27 Mare 2021 jam 15.00
https://media.neliti.com/media/publications/158249-ID-pertanggungjawaban-penggunaan-
alokasida.pdf

9
tambahan dana desa dari pemerintah pusat senilai Rp 144 juta per-nagari, yang

memiliki kinerja terbaik termasuk dalam pengelolaan Dana desa.13

Seperti yang kita ketahui, untuk mewujudkan prinsip transparansi dan

akuntabilitas perlu adanya keterlibatan ketiga aktor yang ada pada persepektif

governance yaitu pemerintah desa, masyarakat, dan pihak swasta, dengan adanya

kerjasama antara ketiga aktor tersebut, maka akan terwujud keberhasilan penerapan

prisip-prinsip good governance.

Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang telah peneliti paparkan. Maka

permasalahan di atas dirumuskan dalam pertanyaan penelitian, yaitu:

1. Bagaimana penerapan prinsip akuntabilitas dan transparansi dalam

pengelolaan dana desa di Nagari Sikabau, Kecamatan Pulau Punjung,

Kabupaten Dharmasraya?

2. Bagaimana sistem kerja e-governance dalam mewujudkan prinsip

akuntabilitas dan transparansi?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan pemaparan yang dijelaskan sebelumnya, maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

13
Diakses di situs berita online https://klikpositif.com/baca/72026/kinerja-terbaik-enam-nagari-di-
dharmasraya-dapat-reward-tambahan-dana-desa pada tanggal 27 Maret 2021 jam 13.35 WIB
1. Untuk menjelaskan bagaimana penerapan prinsip akuntabilitas dan

transparansi dalam pengelolaan dana desa di Nagari Sikabau, Kecamatan

Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya.

2. Untuk menjelaskan bagaimana penerapan e-governance melalui

implementasinya pada website nagari.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi dampak positif dalam pengembangan ilmu

pengetahuan, khususnya dalam bidang Ilmu Politik yang berfokus pada Akuntabilitas

dan Transparansi pengelolaan Dana Desa. Khususnya terkait dengan kajian good

governace. Sebagai bahan informasi ilmiah penelitian-penelitian yang mengkaji

tentang Akuntabilitas dan Transparansi pengelolaan dana desa.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran dan masukan kepada

Pemerintah dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam konteks penerapan

transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dana Desa di Indonesia. Selain itu,

penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan bagi Pemerintahan Desa di

Indonesia agar dapat memanfaatkan pengelolaan dana Desa secara transparan dan

akuntabel. Selain itu penelitian ini juga menjadi acuan dalam pengambilan keputusan

terkait pengelolaan dana desa yang efektif dan tepat sasaran.

11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Tinjauan Pustaka
Tinjauan Kepustakaan disini melihat bagaimana penelitian terdahulu dengan

penelitian yang dilakukan oleh kelompok peneliti, dimana ada beberapa penelitian

terdahulu yang berkaitan dengan judul penelitian. Berdasarkan latar belakang,

rumusan masalah dan tujuan penelitian yamg telah diuraikan sebelumnya, maka

penelitian ini bertujuan untuk menelusuri kembali penelitian terdahulu sebagai

rujukan sehingga terlihat perbandingan dengan penelitian yang dilakukan oleh

kelompok peneliti.

2. 2 . Tinjauan Penelitian Terdahulu


Penelitian mengenai dana desa merupakan penelitian yang sangat menarik

untuk diteliti. Oleh sebab itu peneliti banyak menemukan penelitian-penelitian

terdahulu yang membahas tentang dana desa. Penelitian terdahulu ini kami jadikan

sebagai bahan bacaan mengenai konsep dan teori yang akan digunakan dalam

penelitian kami terkait akuntabilitas dan transparansi pengelolaan dana desa di Nagari

Sikabau, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya. Penelitian terdahulu

dapat diambil dari sumber-sumber ilmiah, seperti skripsi, jurnal, ataupun tesis.

Pertama, penelitian oleh Suci Indah Hanifah dan Sugeng Praptoyo dengan judul

“Akuntabilitas dan Transparansi Pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan Belanja

Desa (APBDes)”. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan

deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen keuangan desa
Kepatihan Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik sudah berdasarkan Peraturan

Menteri Dalam Negeri No. 37 tahun 2007 yang menunjukkan pelaksanaan yang

akuntabel dan transparan yang dilihat dari pelaporan pertanggungjawaban Anggaran

Pendapatan Belanja Desa (APBDes), namun dari sisi pencatatan akuntansi masih

perlu adanya pembinaan dan pelatihan lebih lanjut, karena belum sepenuhnya sesuai

dengan ketentuan. Hambatan utamanya adalah karena belum efektifnya pelatihan

perangkat desa dan kompensi sumber daya manusia, sehingga masih memerlukan

perhatian khusus dari aparat pemerintah desa secara berkelanjutan.14

Kedua, penelitian oleh Masiyah Kholmi dengan judul “Akuntabilitas Pengelolaan

Alokasi Dana Desa: Studi di Desa Kedungbetik Kecamatan Kesamben Kabupaten

Jombang”. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode reduksi data,

pengujian data, dan verifikasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

perencanaan dan pelaksanaan ADD (Anggaran Dana Desa) di Desa Kedungbetik

dapat dikatakan akuntabel, perencanaannya didasarkan usulan program dari dusun

dan dievaluasi melalui forum musyawarah di tingkat desa. Prosedur pencairan dan

penyaluran ADD sesuai dengan peraturan Bupati Jombang No. 17 Tahun 2015,

Permendagri No. 113 tahun 2014 dan alokasi dan ADD didasarkan pada skala

prioritas. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan ADD terintegrasi

14
Suci Indah Hanifah dan Sugeng Praptoyo, 2015. Akuntabilitas dan Transparansi
Pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes), Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi,
Vol. 4 No. 8, hlm 1

13
dengan pertanggungjawaban APBDes, kendala dari pengelolaan ADD ini yaitu

kurangnya pemahaman aparatur desa dalam pengimplementasian ADD.15

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Desmarni dengan judul “Pelaksanaan

Prinsip Transparansi Dana Desa di Nagari Tigo Balai Kecamatan Matur Kabupaten

Agam Tahun 2017”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan

metode deskriptif. Penelitian ini berfokus pada penerapan prinsip transparansi dalam

pengelolaan dana desa pada tahun 2017. Penelitian ini menghasilkan fakta bahwa

pelaksanaan dana desa di Nagari Tigo Balai Kecamatan Matur Kabupaten Agam

sudah berjalan dengan baik dilihat berdasarkan empat indikator dalam pengukuran

transparansi, yaitu kesediaan dan aksesibilitas pengelolaan dana desa dan dokumen

yang efektif, kesediaan dan kelengkapan informasi terhadap pengelolaan dana nagari,

keterbukaan proses dalam penggunaan dana nagari, dan kerangka regulasi yang

menjamin transparansi dana nagari. Kemudian dari penelitian ini juga ditemukan

bahwa keberhasilan pengelolaan dana nagari di Nagari Tigo Balai adalah sumber

daya aparatur yang memadai dan kompeten, sarana dan prasarana yang memadai,

serta komunikasi dan informasi yang jelas antara aparatur nagari dengan

masyarakat.16

15
Maisiyah Kholmi, 2016, Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa: Studi di Desa Kedungbetik
Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang, Jurnal Ekonomika-Bisnis, Vol. 07 No. 02, hal 143
16
Desmarni, 2019, Pelaksanaan Prinsip Transparansi Dana Desa di Nagari Tigo Balai Kecamatan
Matur Kabupaten Agam Tahun 2017, Skripsi, Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Andalas
Keempat penelitian yang dilakukan oleh Deti Kumalasari dengan judul

“Transparansi dan Akuntabilitas Pemerintah Desa dalam Alokasi Dana Desa”.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan

deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemerintah Desa Bomo

Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi telah melaksanakan prinsip-prinsip

transparansi dan akuntabilitas pada pengelolaan anggaran dana desa. Sedangkan

pengelolaan anggaran dana desa secara fisik sudah menunjukkan pelaksanaan yang

transparan dan akuntabel, namun dilihat dari sisi administrasi masih diperlukan

perbaikan sehingga masih perlu pembinaan lebih lanjut, karena belum sepenuhnya

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.17

Kelima penelitian yang dilakukan oleh Sri Wahyuni dengan judul “Penerapan

Akuntabilitas Dan Transparansi Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam

Pembangunan Desa (Studi Kasus Desa Kuta Bakti Kecamatan Babul Bakmur

Kabupaten Aceh Tenggara)”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

dengan metode deskriptif. Hasil dari penelitian ini yaitu dalam pengelolaan alokasi

dana desa untuk pembangunan desa di Desa Kuta Bakti secara keseluruhan terkait

akuntabilitas dan transparansi sudah cukup baik, tetapi masih cukup banyak terdapat

kelemahan dan kekurangan. Hal ini dibuktikan dalam pengelolaan alokasi dana desa

dimana pemerintah telah menerapkan prinsip akuntabilitas dalam pengalokasiannya,

namun hal ini hanya sampai pada perencanaannya saja, selebihnya dijalankan oleh

17
Deti Kumalasari, 2016, Transparansi dan Akuntabilitas Pemerintah Desa dalam Alokasi Dana Desa,
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Volume 5 Nomor 11, hlm 1

15
pemerintah desa tanpa melibatkan aparat desa dalam proses pengelolaan dana desa.

Penerapan transparansi dalam penggunaan dana desa di Desa Kuta Bakti masih

dikategorikan kurang baik, hal ini dikarenakan kurangnya prinsip transparansi yang

diterapkan oleh pemerintah yaitu dengan tidak melibatkan masyarakat sepenuhnya.18

Keenam, penelitian yang dilakukan oleh Nastasya Aisya Putri dengan judul

“Analisis Aktor Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)Tirta Mandiri, Desa Ponggok,

Kabupaten Klaten Dalam Persperktif Governance”. penelitian ini menggunakan

metode penelitian kualitatif dengan tipe study kasus. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa hubungan antar aktor di BUMDes Tirta Mandiri saling

berhubungan dan tidak bisa dipisahkan karena masyarakat sebagai pengguna

sekaligus pengawas dan pemilik modal di BUMDes Tirta Mandiri. Selain itu, aktor-

aktor dalam menjalankan BUMDes Tirta Mandiri saling bersinergi sehingga

BUMDes Tirta Mandiri menjadi BUMDes yang berhasil.19

18
Sri Wahyuni, 2019, Penerapan Akuntabilitas Dan Transparansi Pengelolaan Alokasi Dana Desa
Dalam Pembangunan Desa (Studi Kasus Desa Kuta Bakti Kecamatan Babul Bakmur Kabupaten Aceh
Tenggara), Skripsi, Fakultas Ekonomi dan BisnisIslam, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
19
Nastasya Aisya Putri, 2021, Analisis Aktor Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)Tirta Mandiri, Desa
Ponggok, Kabupaten Klaten Dalam Persperktif Governance, Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Andalas
Tabel 2.1

Perbandingan Penelitian terdahulu dengan Penelitian Sekarang

Nama dan Teori dan


No Tahun Metode Hasil
Judul Konsep
1. Suci Indah 2015 Akuntabilita, Kualitatif, Manajemen keuangan
Hanifah dan Transparansi Deskriptif desa Kepatihan
Sugeng Kecamatan Menganti
Praptoyo Kabupaten Gresik
“Akuntabilita sudah menunjukkan
s dan pelaksanaan yang
Transparansi akuntabel dan
Pertanggungj transparan yang,
awaban namun dari sisi
Anggaran pencatatan akuntansi
Pendapatan masih perlu adanya
Belanja Desa pembinaan dan
(APBDes)”. pelatihan lebih lanjut,
karena belum
sepenuhnya sesuai
dengan ketentuan.
Hambatan utamanya
adalah karena belum
efektifnya pelatihan
perangkat desa dan
kompensi sumber daya
manusia.
2. Masiyah 2016 Akuntabilita, Kualitatif, Perencanaan dan
Kholmi Transparansi, reduksi pelaksanaan ADD di
“Akuntabilita Dana Desa data, Desa Kedungbetik
s Pengelolaan pengujian dapat dikatakan
Alokasi Dana data, dan akuntabel,
Desa: Studi verifikasi perencanaannya
di Desa didasarkan usulan
Kedungbetik program dari dusun
Kecamatan dan dievaluasi melalui
Kesamben forum musyawarah di
Kabupaten tingkat desa. Laporan
Jombang”. pertanggungjawaban
realisasi pelaksanaan

17
ADD terintegrasi
dengan
pertanggungjawaban
APBDes, kendala dari
pengelolaan ADD ini
yaitu kurangnya
pemahaman aparatur
desa dalam
pengimplementasian
ADD.
3. Desmarni 2017 Transparansi, Kualitatif, Pelaksanaan dana desa
“Pelaksanaan Good Deskriptif di Nagari Tigo Balai
Prinsip Governance Kecamatan Matur
Transparansi Kabupaten Agam
Dana Desa di sudah berjalan dengan
Nagari Tigo baik dilihat
Balai berdasarkan empat
Kecamatan indikator dalam
Matur pengukuran
Kabupaten transparansi.
Agam Tahun Kemudian dari
2017”. penelitian ini juga
ditemukan bahwa
keberhasilan
pengelolaan dana
nagari di Nagari Tigo
Balai adalah sumber
daya aparatur yang
memadai dan
kompeten, sarana dan
prasarana yang
memadai, serta
komunikasi dan
informasi yang jelas
antara aparatur nagari
dengan masyarakat.
4. Deti 2019 Transparansi, Kualititaif Pemerintah Desa
Kumalasari Akuntabilitas , Bomo Kecamatan
“Transparans , Alokasi Deskriptif Rogojampi Kabupaten
i dan Dana Desa Banyuwangi telah
Akuntabilitas melaksanakan prinsip-
Pemerintah prinsip transparansi
Desa dalam dan akuntabilitas pada
Alokasi Dana pengelolaan anggaran
Desa”. dana desa. Sedangkan
pengelolaan anggaran
dana desa secara fisik
sudah menunjukkan
pelaksanaan yang
transparan dan
akuntabel, namun
dilihat dari sisi
administrasi masih
diperlukan perbaikan
sehingga masih perlu
pembinaan lebih
lanjut, karena belum
sepenuhnya sesuai
dengan peraturan
perundang-undangan.
5. Sri Wahyuni 2019 Akuntabilitas Kualitatif, Dalam pengelolaan
“Penerapan , Deskriptif alokasi dana desa
Akuntabilitas Transparansi, untuk pembangunan
Dan Dana Desa desa di Desa Kuta
Transparansi Bakti secara
Pengelolaan keseluruhan terkait
Alokasi Dana akuntabilitas dan
Desa Dalam transparansi sudah
Pembanguna cukup baik, tetapi
n Desa (Studi masih cukup banyak
Kasus Desa terdapat kelemahan
Kuta Bakti dan kakurangan. Hal
Kecamatan ini dikarenakan
Babul kurangnya prinsip
Bakmur transparansi yang
Kabupaten diterapkan oleh
Aceh pemerintah yaitu
Tenggara)” dengan tidak
melibatkan masyarakat
sepenuhnya.
6. Nastasya 2020 Peran, Aktor, Kualitatif, dengan judul penelitian
Aisya Putri BUMDes Studi ini menggunakan
“Analisis Tirta Mandiri Kasus metode penelitian
Aktor Badan kualitatif dengan tipe
Usaha Milik study kasus. Hasil dari
Desa penelitian ini

19
(BUMDes)Ti menunjukkan bahwa
rta Mandiri, hubungan antar aktor
Desa di BUMDes Tirta
Ponggok, Mandiri saling
Kabupaten berhubungan dan tidak
Klaten bisa dipisahkan karena
Dalam masyarakat sebagai
Persperktif pengguna sekaligus
Governance”. pengawas dan pemilik
modal di BUMDes
Tirta Mandiri. Selain
itu, aktor-aktor dalam
menjalankan BUMDes
Tirta Mandiri saling
bersinergi sehingga
BUMDes Tirta
Mandiri menjadi
BUMDes yang
berhasil.
7. Defi 2021 Kualitatif
Permatasari,
Muhammad
Dino, Putri
Kumalasari,
Rahmad
Agusrianto,
Syifa
Salsabila,
Alfarel
Lorisma
Melben
Yulvia Alika
“Akuntabilita
s dan
Transparansi
Pengelolaan
Dana Desa
(Studi Kasus:
Nagari
Sikabau,
Kecamatan
Pulau
Punjung
Kabupaten
Dharmasraya
)”
Sumber: Data Sekunder yang diolah dari berbagai sumber oleh peneliti Tahun 2021

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu maka didapatkan perbedaan

dengan penelitian yang kelompok peneliti lakukan. Jelas saja jika dilihat dari lokasi

dan waktu penelitian, sangatlah berbeda. Namun, perbedaan yang terdapat pada

penelitian yang dilakukan oleh kelompok peneliti dengan beberapa penelitian

terdahulu terlihat pada media yang di pakai dalam mengembangkan prinsip

akuntabilitas dan transparansi di nagari Sikabau. Pemerintahan nagari Sikabau telah

mulai mengunakan E-Goverment untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi

warganya dalam mengwujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Hal ini terbukti

adanya Panda SID (Sistem Informasi Desa).

2. 3 Kerangka Teori dan Konsep


Identifikasi permasalahan perlu dilakukan guna menjawab pertanyaan

penelitian. Untuk itu, penelitian ini menggunakan beberapa konsep yang relevan

dengan fenomena yang terjadi di lapangan. Adapun konsep yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

2.3.1 Konsep Governance


Konsep governance berangkat dari istilah government. Government atau

pemerintah merupakan istilah yang digunakan pada organisasi atau lembaga yang

menyelenggarakan kekuasaan pemerintah pada suatu negara. Konsep government ini

21
dapat dikatakan sebagai konsep lama dalam penyelenggaraan pemerintahan karaena

hanya menekankan pada pemerintah (lembaga/institusi pemerintah) sebagai pengatur

dan pelaksana tunggal penyelenggaraan pemerintah. Oleh karena itu muncullah

konsep governance yang menggantikan konsep government dalam aspek maupun

kajian pemerintahan. Selanjutnya governance berasal dari kat “govern” dengan

definisi yakni mengambil peran yang lebih besar, yang terdiri dari semua proses,

aturan dan lembaga yang memungkinkan pengelolaan dan pengendalian

masalahmasalah kolektif masyarakat. Dengan demikian secara luas, governance

termasuk totalitas dari semua lembaga dan unsur masyarakat, baik pemerintah

maupun nonpemerintah.20

Istilah governance muncul pada dekade 1990-an yang dipelopori oleh R.A.W.

Rhodes. Teori dan konsep governance merupakan suatu proses baru dari

pemerintahan (a new process of governing), atau suatu metode baru di mana

masyarakat diperintah (a new methode by which society is governed). Konsep

governance dapat dibedakan dalam beberapa varian antara lain (1) governance dalam

ilmu administrasi publik (public administration) dan kebijakan publik (public policy);

(2) governance dalam ilmu hubungan internasional (international relations), (3)

European Union governance, dan (4) governance dalam perbandingan politik.21

Governance diartikan sebagai mekanisme, praktek dan tata cara pemerintahan dan
20
Dwiyanto, Agus. 2015. Manajemen Pelayanan Publik: Peduli, Inklusif dan Kolaboratif. Yogyakarta:
UGM Press. Hal 1.

21
Tiihonen, Seppo. 2004. From Governing to Governance: a Process of Change. Tamfere: Tamfere
University Press.
warga mengatur sumber daya serta memecahkan masalah-masalah publik.

Penggunaan istilah governance digunakan untuk menegaskan perlunya arah dan

semangat baru reformasi pemerintahan. Istilah governance telah digunakan untuk

menegaskan signifikansi perlunya perubahan proses, metode dan capaian

kepemerintahan.22

Penggunaan istilah governance mulai dipopulerkan secara efektif oleh Bank

Dunia sejak tahun 1989. Bank Dunia (1989) mendefinisikan governance sebagai

“exercise of political power to manage nation”. Selanjutnya, laporan ini menekankan

bahwa legitimasi politik dan konsensus merupakan prasyarat bagi pembangunan

berkelanjutan. Aktor negara (pemerintah), bisnis dan civil society harus bersinergi

membangun konsensus, dan peran negara tidak lagi bersifat regulatif, tetapi hanya

sebatas fasilitatif.23 Metode governance dapat dikatakan sebagai cara pemerintah yang

inovatif dalam melaksanakan pengelolaan. Ciri dari governance adalah organisasi

networks dimana di dalamnnya ada tuntutan pasar untuk saling bertukar sumber daya,

Sebagaimana akan diuraikan di bawah ini.

a) Interdependensi antara organisasi, yaitu konsep governance mencakup

lingkungan yang lebih luas dari government, yang meliputi aktor-aktor selain

pemerintah seperti swasta dan masyarakat madani;

22
Andi Luhur Prianto. 2011. Good Governance dan Formasi Kebijakan Publik Neo-Liberal. Jurnal
Otoritas. Vol.1 No.1 hal:2
23
Ibid. hal:3

23
b) Interaksi terus-menerus antar organisasi yang terlibat dalam networks dalam

rangka pertukaran sumber daya dan negosiasi dalam berbagai sumber daya;

c) Interaksi seperti halnya permainan yang diikat kerpercayaan dan negosiasi

yang ditetapkan dan disetujui oleh masing-masing; dan

d) Tidak ada kewenangan mutlak, networks memiliki derajat yang signifikan

dengan otonomi setiap organisasi. Networks tidak bertanggung jawab

langsung kepada pemerintah. Mereka mengakui dirinya sendiri tetapi negara

dapat mengaturnya secara tidak langsung dan tidak sepenuhnya.24

Aktor yang berpengaruh dalam proses governance yaitu state, private sector,

civil society.25 Institusi pemerintahan (state) berfungsi menciptakan lingkungan

politik dan hukum yang kondusif, sektor swasta (private sector) menciptakan

pekerjaan, dan masyarakat sipil (civil society) berperan positif dalam interaksi sosial,

ekonomi, dan politik, termasuk mengajak kelompok-kelompok dalam masyarakat

untuk berpartisipasi dalam aktivitas ekonomi, sosial dan politik. 26 Ketiga aktor

tersebut saling berkolaborasi dalam proses penyelenggaraan pemerintahan.

Pemerintah tidak lagi menjadi aktor tunggal yang memonopoli penyelenggaraan

pemerintah. melainkan memerlukan aktor lain karena karena keterbatasan

kemampuan pemerintah. Swasta dengan dukungan finansialnya harus mampu

24
Muh. Tang Abdullah. 2016. Perspektif Governance Dalam Memahami Perubahan Manajemen
Pemerintahan. Jurnal Analisis Kebijakan dan Pelayanan Publik. Vol.2 No.1 hal:67
25
Abiradin Rosidi dkk. 2013. Reinventing Local Goverment, Demokrasi dan Reformasi Pelayanan
Publik. Yogyakarta: Cv. Andi Offset. Hal. 10
26
Sujarwoto dan Tri Yumarni, 2007. ”Deconstructing Governance Theory”. Jurnal Ilmiah Administrasi
Publik, Vol. VIII No. 2, Maret-Agustus, hal. 553-564
membantu pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan. Swasta dalam hal ini

tidak diperbolehkan untuk mengurusi kepentingannya sendiri yakni hanya semata-

mata mencari keuntungan pribadi.

Selain itu, masyarakat juga harus berperan aktif. Masyarakat dan diberikan

ruang. Akan percuma apabila sebenarnya masyarakat memiliki niatan yang kuat

untuk terlibat dalam penyelenggaraan pemerintahan, akan tetapi tidak diberikan

ruang. Keterlibatan masyarakat ini mampu membuat masyarakat yang mandiri dan

meningkatkan kualitas masyarakat ke depannya.

2.3.2 Teori Good Governance


Good Governance sering diartikan sebagai tata kelola yang baik. Tata kelola

disini mengacu pada sistem dan proses kepemerintahan. Good Governance dalam

Lembaga Administrasi Negara (LAN) diartikan sebagai proses penyelenggaraan

kekuasaan negara yang solid dan bertanggung jawab serta efisien dan efektif dengan

menjaga “kesinergian” interaksi yang konstruktif diantara domain-domain negara,

sektor swasta dan masyarakat.27 G. H Addink mengatakan bahwa konsep Good

Government dalam konteks pemerintahan adalah dalam rangka interaksi suatu

Pemerintah dan bangsanya.28 Basuki dan Shofwan (2006, h.13) mengartikan Good

Governance sebagai upaya merubah watak pemerintah yang semula cenderung

bekerja sendiri tanpa memperhatikan aspirasi masyarakat, menjadi pemerintah yang

27
Muhammad Ilham Arisaputra. 2013. Penerapan Prinsip Prinsip Good Governance Dalam
Penyelenggaraan Reforma Agraria di Indonesia. Dalam Jurnal Yuridika. Vol 26 No. 2 hal:192-193
28
G. H Addink, “From Principles of Proper Administration to Principle of Good Governance”, diktat
Good Governance, (Depok : CLGS-FHUI, 2003), hlm 9

25
aspiratif. Good Governance akan tercipta jika terjalin hubungan yang sinergis antar

seluruh stakeholders yang ada di dalamnya.29

Lembaga-lembaga pemerintahan di tiga wilayah (negara, masyarakat sipil

dan sektor swasta) harus dirancang untuk berkontribusi pada pengembangan

manusia yang berkelanjutan dengan menetapkan keadaan politik, hukum,

ekonomi dan sosial untuk pengurangan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja,

perlindungan lingkungan dan kemajuan perempuan. Untuk mencapai good

governance rancangan tersebut dapat terlaksana dengan baik.30

Dalam literatur politik governance hanya digunakan dengan pengetian yang

sempit. Wacana tentang “governance” yang diterjemahkan ke dalam bahasa

Indonesia sebagai tata pemerintahan, penyelenggaraan pemerintahan atau

pengelolaan pemerintahan, baru muncul sekitar 15 tahun terakhir, terutama setelah

berbagai lembaga pembiayaan internasional menetapkan “good governance” sebagai

persyaratan utama untuk setiap program bantuan mereka.

Good Governance memiliki 8 karakteristik utama yang dikonsepkan menurut

United National Development Program (UNDP) yaitu: Participation, Rule of Law,

Transparency, Resposiveness, Consensus Oriented, Equity, Effectiveness and

efficiency, and Accountability.31 Dengan berjalannya ke delapan karakteristik konsep

29
Bayu Rizky Aditya ,dkk. Sinergitas Stakeholders untuk Administrasi Publik yang Demokratis dalam
Perspektif Teori Governance (Studi Pada Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Mulyoagung Bersatu
Kecamatan Dau, Kabupaten Malang) Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 2, No.3 hal:408
30
Riny Jefri. 2018. Teori Stewardship dan Good Governance. Jurnal Riset Edisi XXVI hal:23
31
Lembaga Administrasi Negara dan BPKP, (Jakarta : 2007)
good governance ini, maka keberhasilan dari pelaksanaan good governance juga akan

terlaksana degan baik dengan dijalankan oleh unsur-insur penunjangnya. Konsep

Good Governance dapat dipahami bahwa pemerintahan dapat menjalankan

pengelolaan negara tidak secara independen saja, melainkan juga melibatkan aktor-

aktor tertentu seperti halnya aktor swasta dan masyarakat sipil (civil society).

Keterlibatan aktor swasta dan masyarakat sipil mengartikan bahwa pemerintah

memberi ruang bagi publik untuk dapat mendistribusikan peranannya dalam

pengelolaan negara. Pengelolaan disini terdiri dari sistem, mekanisme dan proses

yang kompleks dimana masyarakat dan aktor swasta dapat mengartikulasikan

kepentingan mereka, menengahi suatu konflik dan mengevaluasi berbagai

kebijakan.

Untuk mewujudkan keberhasilan dari good governance diperlukan tiga unsur

yang saling bekerjasama di dalamnya, yaitu pemerintah, masyarakat sipil, dan pasar

atau dunia usaha. Berdasarka ketiga faktor tersebut, good governance akan terwujud

apabila terdapat suatu kepemimpinan yang memiliki legitimasi dan dipercaya oleh

masyarakat. Dalam pelaksanaanya, pemerintah yang selama ini mendapat posisi

dominan di dalam pelaksanaan otoritas politik, ekonomi, dan administrasi dapat

diubah menjadi sistem pemerintahan berdasarkan good governance apabila adanya

tekanan secara eksternal dari luar pemerintahan itu sendiri, hal ini dapat berupa

pemberdayaan masyarakat sipil dalam rangka meningkatkan partisipasi warga negara

dalam pemerintahan.

27
2.3.3 E-Government
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah menawarkan solusi

untuk meningkatkan kinerja pelayanan publik yang lebih berbasis pada good

governance. Kesiapan sumber daya manusia, regulasi, anggaran dana, sarana dan

prasarana adalah hal mutlak yang harus disediakan dalam penyelenggaraan e-

government. Salah satu tujuan implementasi e-government yaitu agar lembaga

pemerintah mampu menyediakan pelayanan publik yang lebih efektif dan inovatif.

Pemanfaatan e-government bagi birokrasi diharapkan dapat menjadi alternatif bagi

reformasi birokrasi menuju pelayanan yang lebih baik.

Istilah e-government atau electronic government merujuk pada penggunaan

teknologi informasi oleh organisasi pemerintahan agar organisasi tersebut menjadi

lebih efektif dan transparan. Melalui e-government diharapkan pelayanan terhadap

masyarakat dapat lebih baik dan efektivitas internal organisasi pemerintahan semakin

meningkat dan akses masyarakat terhadap informasi dalam lingkungan pemerintahan

semakin mudah.32 Wujud nyata dari aplikasi e-government yang telah umum

dilaksanakan dan diatur pelaksanaannya adalah pembuatan situs web pemerintah

daerah. Situs web pemerintah daerah merupakan salah satu strategi didalam

melaksanakan pengembangan e-government secara sistematik melalui tahapan yang

realistik dan terukur. Situs web pemerintah daerah merupakan tingkat pertama dalam

32
Joko Tri Nugraha. 2018. E-Government dalam Pelayanan Publik Studi tentang elemen sukses
pengembangan E-Government di pemerintahan kabupaten sleman.jurnal komunikasi. Volume 2. No
1. Hal 32-42
EVALUASI IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT PADA SITUS WEB PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA :
PRESPEKTIF CONTENT DAN MANAJEMEN.UPN ”Veteran” Yogyakarta, 24 Mei 2008.
pengembangan e-Government di Indonesia yang memiliki sasaran agar masyarakat

Indonesi dapat dengan mudah memperoleh akses kepada informasi dan layanan

pemerintah daerah, serta ikut berpartisipasi di dalam pengembangan demokrasi di

Indonesia dengan menggunakan media internet.

E-government intinya adalah proses pemanfaatan teknologi informasi sebagai

alat untuk membantu menjalankan sistem pemerintahan secara lebih efisien. Karena

itu, dalam melihat e-government, jangan terpaku oleh unsur 'e' - nya semata, tetapi

yang lebih penting lagi adalah proses dan jalannya pemerintahan melalui fasilitas

internet atau media online. Sehingga terdapat dua hal utama dalam pengertian e-

government di atas, pertama adalah penggunaan teknologi komunikasi informasi

(salah satunya adalah internet) sebagai alat bantu, dan kedua adalah tujuan

pemanfaatannya sehingga jalannya pemerintahan dapat lebih efisien. Melalui

teknologi informasi/internet, seluruh proses atau prosedur yang ada di pemerintahan

dapat dilalui dengan lebih cepat sesuai degan aturan main yang telah ditetapkan.

2.3.4 Akuntabilitas
Menurut keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN)

No.589/IX/6/Y/99 dalam Sitompul (2003), akuntabilitas diartikan sebagai kewajiban

untuk memberikan pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan menjelaskan

kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi

kepada pihak yang memiliki hak/berkewenangan untuk meminta keterangan atau

pertanggungjawaban. Oleh karena itu, pemberlakuan undang-undang otonomi daerah

29
harus dapat meningkatkan daya inovatif dari pemerintah daerah untuk dapat

memberikan laporan pertanggung jawaban mengenai pengelolaan keuangan daerah

dari segi efisiensi dan efektivitas kepada DPRD maupun masyarakat luas. 33

Akuntabilitas adalah standar dan prosedur yang digunakan oleh pemerintah

untuk mempertanggungjawabkan tindakannya kepada pemilik mandat atau rakyat. 34

Akuntabilitas adalah pertanggungjawaban bahwa atas pemenuhan wewenang yang

dilimpahkan kepadanya, sehingga akuntabilitas merupakan faktor diluar individu dan

perasaan pribadinya.35

Akuntabilitas adalah pertanggaungjawaban atau pelaporan publik merupakan

sebuah keharusan dalam sebuah pemerintahan, mulai dari pemerintahan tertinggi

sampai pemerintah terendah yaitu Desa.36 Semua kegiatan yang menyangkut dengan

urusan publik harus dapat dipertanggungjawabkan baik dari perencanaan,

pelaksanaan sampai dengan pelaporan harus dapat di pertanggungjawabkan kepada

masyaratat dan pengawas keuangan. Masyarakat tidak hanya berhak mengetahui

tentang pengelolaan keuangan pemerintah. Namun, masyarakat juga dapat menuntut

tanggungjawab pemerintah terkait dengan pengelolaan keuangan tersebut. hubungan

antara rakyat dengan pemerintah akan semakin baik jika diikat oleh rasa saling
33
Idhar Yahya. 2006. Akuntabilitas Dan Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah. Jurnal Sistem
Teknik Industri Vol. 7 No. 4 hal: 27
34
Muslim, Entin Sriani, 2006. Advokasi pembuatan citizen character untuk mendorong pelayanan
publik yang transparan, akuntabel, dan responsif. Bandung: Balai Diklat LAN.
35
Wahyudi Kumorotomo, Etika Administrasi Negara, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1999, hal.
217
36
Vilmia Farida*, A. Waluya Jati, Riska Harvent.2018.Analisis Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana
Desa (ADD) Di Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang .JURNAL AKADEMI AKUNTANSI 2018
Volume. 1 No. 1 66 ‫׀‬
percaya, salah satunya dengan penerapan prinsip akuntabilitas dalam pelaksanaan

pemerintahan.

Akuntabilitas dapat dicapai dengan memberikan akses kepada pihak yang

mempunyai kepentingan, bertanya atau meminta pertanggungjawaban dari yang

mengambil keputusan pelaksana ditingkat program, daerah dan masyarakat.

pertanggungjawaban publik yang berarti bahwa proses penganggaran yang dimulai

dari perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan harus benar-benar dilaporkan

terhadap masyarakat.37

Dari kedua defines-definisi diatas dapat dikatakan bahwa akuntabilitas

merupakan pertanggungjawaban atas segala yang dilakukan oleh pimpinan atau

lembaga yang memberi wewenang dan akuntabilitas merupakan prinsip yang

menjamin bahwa setiap kegiatan suatu organisasi atau perorangan dapat

dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat. Berdasarkan beberapa

akuntabilitas yang dilihat dari berbagai sudut pandang tersebut, maka akuntabilitas

dapat diartikan sebagai kewajiban untuk menyajikan dan melaporkan segala tindak

lanjut dan kegiatan seseorang atau lembaga terutama bidang administrasi keuangan

kepada pihak yang lebih tinggi. Akuntabilitas dalam konteks pemerintahan

37
Rahmi Kurnia, Nurzi Sebrina,Halmawati. 2019. AKUNTABILITAS PENGELOLAAN DANA DESA (Studi
Kasus pada Desa-Desa di Wilayah Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat). Jurnal
Eksplorasi AkuntansiVol. 1, No 1,

31
mempunyai arti pertanggungjawaban yang merupakan salah satu ciri dari terapan

good governance.

2.3.5 Transparansi
Transparansi diartikan sebagai keterbukaan. Transparansi adalah keterbukaan

(openesess) pemerintah dalam memberikan informasi yang terkait dengan aktivitas

pengelolaan sumber daya publik kepada pihak-pihak yang membutuhkan informasi. 38

Transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang

untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi

tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya serta hasil-hasil yang

dicapai.39

Transparansi merupakan organisasi secara terbuka menyediakan informasi

yang material dan relevan serta mudah diakses dan dipahami oleh pemangku

kepentingan (Atmadja et al., 2013:19). Transparansi menjamin masyarakat memiliki

akses untuk memperoleh informasi terkait dana desa. Pada dasarnya ketika

masyarakat telah berpartisipasi dalam pengelolaan dana desa, maka secara otomatis

pemerintah desa juga telah transparan kepada masyarakatnya. Menurut Peraturan

Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 menjelaskan bahwa transparan adalah

memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat

berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara

terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban Pemerintah dalam pengelolaan

38
Mardiasmo, 2004. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. ANDI, Yogyakarta.
39
Bappenas dan Depdagri. 2002. Pedoman Penguatan Pengamanan Program Pembangunan Daerah.
sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada Perundang-

undangan.

Transparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas. Seluruh informasi

mengenai tata kelola dan sistem pemerintahan harus mudah diakses oleh pihak–pihak

yang berkepentingan dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dipahami

oleh konsumen. Transparansi dalam pengelolaan pemerintahan sangat diperlukan

guna meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap progress yang dilakukan

pemerintah untuk mencapai good governance. Dari definisi di atas dapat dikatakan

bahwa transparansi merupakan keterbukaan pemerintah kepada masyarakat untuk

mengakses informasi berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak

untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban

pemerintah tersebut.

2.3.6 Pemerintah Desa


Pemerintahan Desa adalah bagian dari sistem penyelenggaraan Pemerintahan

Nasional. Landasan pemikiran dalam pengaturan mengenai Pemerintahan Desa

adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokrasi dan Pemberdayaan

masyarakat. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa 45

mendefinisikan Pemerintahan Desa sebagai kegiatan dalam penyelenggaraan

pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintahan Desa dan Pemerintahan

Kelurahan.40

40
50Widjaja. 2004. Pemerintahan Desa Dan Administrasi Desa Menurut Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1979 (Sebuah Tnjauan). PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta, Hlm 19

33
Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Pasal ayat 21 bahwa:

1. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,

selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki

batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa

masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan

dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain

dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.41

2.3.7 Pengelolaan Dana Desa

Pengelolaan dana desa adalah salah satu bentuk pelaksanaan otonomi

daerah yang ditandai dengan kemandirian suatu daerah, termasuk dalam ruang

lingkup desa, dalam aspek-aspek yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat.

Desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan warganya

dalam segala aspek, baik dalam pelayanan, pengaturan, dan pemberdayaan

masyarakat. Desa sebagaimana yang terdapat dalam konstitusi sebelumnya

41
UNDANG-UNDANG RI NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DESA
menggunakan norma yang ada dalam UU No 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan

Desa dan UU No 32 Tahun 2004 yang telah direvisi menjadi Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014, adalah struktur pemerintahan terendah di bawah

kabupaten.

Desa sebagai struktur pemerintahan terbawah mendapat hak untuk dapat

mengatur daerahnya serta masyarakat yang ada dalam jangkauan daerah yang

didukung oleh hukum yang berlaku. Salah satu wewenang yang diterima desa

adalah dalam hal pengelolaan dana untuk kesejahteraan dan kebaikan bersama

masyarakat desa tersebut. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer

melalui Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah kabupaten/kota dan digunakan

untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,

pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.42

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018,

Dana desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang

serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan

pelaksanaan hak dan kewajiban desa. Kemudian dalam UU Nomor 6 Tahun 2014

Tentang Desa beserta peraturan pelaksanaannya telah mengamanatkan bahwa

Pemerintah desa harus lebih mandiri dalam mengelola pemerintahan dan berbagai

sumber daya alam yang dimiliki, termasuk di dalamnya merencanakan

42 14
Ibnu Prayogi, 2018, Pengelolaan Dana Desa Di Desa Bunder Kecamatan Patuk Kabupaten
Gunung Kidul D.I Yogyakarta, Skripsi, Prodi Hukum Tata Negara, Fakultas Syari’ah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, hlm 1

35
pembangunan desa serta mengelola keuangan dan kekayaan milik desa. UU

Nomor. 6 Tahun 2014, tujuan pemerintah membentuk dana desa adalah:43

1. Pemerintah ingin meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa

2. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa

3. Menanggulangi kemiskinan

4. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi dengan lebih memeratakan pendapatan

Maka setelah dikeluarkan UU No. 6 Tahun 2014 ini, desa secara resmi

memiliki kewenangan khususnya dalam hal pengelolaan dana desa. Dana desa sangat

membantu pemerintah desa untuk mewujudkan kebijakan dan pembangunan

infrastruktur serta dapat mensejahterakan masyarakat desa yang masih jauh dari kata

sejahtera bagi pemerintah pusat. Masyarakat desa secara khusus perlu diberikan

perhatian khusus, terutama pada masalah-masalah yang menghambat proses

perubahan masyarakat desa dalam pembangunan nasional.

Adanya dana desa bisa memberi harapan yang terbuka bagi masyarakat

untuk mengembangkandan memajukan desa, terutama dalam bidang ekonomi

berbasis masyarakat. Dimana dengan adanya dana desa masyarakat bisa bertahan

hidup dengan mengikuti perkembangan zaman terutama dalam hal ekonomi berbasis

masyarakat Setelah adanya pendayagunaan dana desa, prioritas tersebut

menggutamakan untuk mendanai program atau kegiatan bidang pelaksanaan

43
Ibid
pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa.44

Dana Desa bersumber dari dana perimbangan keuangan pusat dan

daerah yang diperuntukkan untuk desa dari Kabupaten/Kota yang sudah

dituangkan dalam APBDes (Anggaran Pendapatan Belanja Desa). Dengan

adanya pemberian Alokasi Dana Desa diharapkan mampu memenuhi kebutuhan

desa dalam melaksanakan otonomi supaya desa dapat berkembang serta mampu

meningkatkan pembangunan dan pertumbuhan pada wilayah yang strategis.

Adapun besaran Alokasi Dana Desa yang diterima oleh desa yaitu 10%

(sepuluh persen) dari Dana Alokasi Umum dan Dana Bagi Hasil yang

bersumber dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh

Kabupaten/Kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. 45 Dana desa yang

bersumber dari APBN diprioritaskan untuk dapat mendanai pelasanaan

pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat. prioritas yang terkait dengan

pembangunan desa, antara lain mencakup pembangunan dan pemeliharaan:46

1) Infrastruktur Desa, seperti tambatan perahu dan jalan permukiman

2) Pelatihan usaha ekonomi, pertanian, perikanan dan perdagangan

3) Pelatihan teknologi tepat guna

4) Peningkatan kapasitas masyarakat termasukkelompok usaha ekonomi,

kelompok tani, kelompok nelayan, kelompok pengrajin, dan kelompok


44
Atmojo dkk, 2017, Efektivitas dana desa untukpengembangan potensi ekonomi berbasis partisipasi
masyarakat di Desa Bangunjiwo, Jurnal Politik Humaniora, Volume 5 (1), hlm: 130
45
Ibid, hlm 129
46
Ibid, hlm 131

37
perempuan.

Selain itu pendapatan desa yang diterima oleh desa ada juga yang berasal

dari APBDes yaitu berupa Alokasi Dana Desa yang bersumber dari Dana

Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah dan ditransferkan melalui kepala urusan

keuangan desa. Dengan adanya Alokasi Dana Desa, maka kebutuhan desa akan

terpenuhi dalam mengelola pembangunan desa dan kepemerintahannya secara

otonom. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 mengenai

Desa, dimana penyelenggaraan pada urusan Pemerintahan Desa didanai dari

APBDes dan bantuan Pemerintah Desa. Upaya yang dapat dilakukan dalam hal

pengelolaan keuangan desa, pemerintah desa wajib menyusun Laporan Realisasi

Pelaksanaan APBDesa dan Laporan Pertanggungjawaban Realisasi

PelaksanaanAPB Desa, serta Laporan Realisasi Pelaksanaan Dana Desa kepada

Pemerintah Kota/Kabupaten serta BPD dan harus diinformasikan kepada

masyarakat secaratertulis dengan media informasi yang mudah diakses oleh

masyarakat, antara lain papan pengumuman, radio komunitas, dan media

informasi lainnya. Hal itu sebagai wujud trasparansi dan akuntabilitas yang

merupakan asas dari pengelolaan keuangan desa.47

Laporan ini dihasilkan dari suatu siklus pengelolaan keuangan desa,yang

dimulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban

pertanggungjawaban pengelolaan keuangan desa. Dalam tahap perencanaan dan

penganggaran, Pemerintah Desa harus melibatkan masyarakat desa yang


47
direpresentasikan oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD), sehingga program

kerja dan kegiatan yang disusun dapat mengakomodirkepentingan dan kebutuhan

masyarakat desa serta sesuai dengan kemampuanyang dimiliki oleh desa tersebut.

Selain itu pemerintah desa harus bisa menyelenggarakan pencatatan, atau minimal

melakukan pembukuan atas transaksi keuangannya sebagai wujud pertanggung

jawaban keuangan yang dilakukannya.

2. 4 Skema Pemikiran

UU No. 6 Tahun 2014

Desa

Pengelolaan Dana
Desa
Prinsip Prinsip
Akuntabilitas Transparansi

Melalui Penerapan E-
Government

Keberhasilan penerapan prinsip akuntabilitas dan transparansi

Adapun maksud dari skema pemikiran di atas, yaitu upaya untuk memberi

gambaran dan pemahaman mengenai penelitian yang akan diteliti. Peneliti

39
menjadikan UU No.6 Tahun 2014 sebagai landasan berpijak penelitian yang

dilakukan, karena dalam undang-undang tersebut terdapat pembahasan mengenai

Dana Desa, dimana Dana Desa akan dijadikan fenomena yang diangkat dalam

penelitian. Penelitian mengenai dana desa akan dilakukan di Nagari Sikabau,

Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya.

Dana desa merupakan dana yang dialokasikan untuk desa sebagai alat

stimulant yang dapat mendorong desa untuk melakukan pembangunan dan

pengembangan. Dalam alokasi dana desa diperlukan prinsip tata kelola yang baik

agar realisasi pembangunan dan pengembangan dapat berjalan secara efektif. Tata

kelola yang baik dapat dilihat dalam kriteria akuntabilitas dan transparansi.

Akuntabilitas dan transparansi dapat dijadikan sebagai prinsip bagi desa dalam

pengelolaan dana desa, dimana desa mengoptimalkan nilai-nilai tanggung jawab dan

keterbukaan kepada masyarakat.

Dalam mewujudkan prinsip akuntabilitas dan transparansi, Nagari Sikabau

yang berada di kabupaten Dharmasraya merealisasikannya melalui penerapan E-

Government. Hal ini dibuktikan dengan adanya website Nagari Sikabau yang berisi

seluruh informasi kenagarian, berupa perkembangan pemerintah nagari, perencanaan

pembangunan dan juga informasi mengenai progress alokasi dana desa. Dengan

disajikannya informasi mengenai perkembangan dan pengelolaan lingkup nagari,

maka memudahkan akses masyarakat dalam memperoleh informasi kenagarian serta


menunjukkan rasa tanggung jawab pemerintah desa dalam memberikan keterbukaan

bagi masyarakatnya.

Berdasarkan uraian diatas peneliti akan mengkaji bagaimana penerapan

prinsip akuntabilitas dan transparansi desa dalam mengelola dana desa melalui

penerapan E-Government di Nagari Sikabau, Kecematan Pulau Punjung, Kabupaten

Dharmasraya pada tahun 2019.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode dan Tipe Penelitian
Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif metode penelitian

studi kasus. Tipe yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif untuk dapat

menjelaskan secara menyeluruh proses perencanaan, pelaksanaan, dan

pertanggungjawaban dari pengelolaan dana di Nagari Sikabau, Kecamatan Pulau

Punjung, Kabupaten Dharmasraya. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

menfokuskan pada kegiatan kegiatan mengidentifikasi dokumentasi dan mengetahui

dengan interpretasi secara mendalam gejala-gejala nilai makna keyakinan dan

karakteristik umum seseorang atau kelompok masyarakat tentang peristiwa-peristiwa

kehidupan.48

48
Fitrah. Mih, M.Pd dan Dr. Luthfiyah, MAg.2017.Metodologi Penelitian; Penelitian Kualitatif,
Tindakan kelas &Studi Kasus.Malang

41
Studi kasus merupakan salah satu metode kualitatif dimana dalam

pembahasannya seorang peneliti dituntut untuk lebih cermat, teliti, dan mendalam

dalam mengungkap sebuah kasus, peristiwa, baik bersifat individu ataupun

kelompok. Dalam metode studi kasus ini menggunakan jenis intrinsik. Studi kasus

intrinsik digunakan untuk memahami suatu kasus tertentu karena menggambarkan

sifat tertentu atau unik. Metode studi kasus jenis intrinsik digunakan dalam penelitian

ini karena penelitian kami adalah mengenai kasus pengelolaan dana desa yang

dilakukan oleh Nagari Sikabau kecamatan Pulau Punjung kabupaten Dharmasraya

dengan prinsip akuntabilitas dan transparansi dalam menciptakan pemerintahan yang

baik. Peneliti tertarik dengan penelitian ini karena dengan dana desa yang

didapatkan oleh nagari Sikabau dapat diterapkan dengan baik terbukti dengan

dapatnya penghargaan berupa tambahan dana desa sebesar Rp.144 juta dari

pemerintahan pusat. Dengan demikian , kami akan melakukan penelitian dengan

mengkaji lebih dalam tentang perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban

dana desa tahun 2019 yang dilakukan di Nagari Sikabau kecamatan Pulau Punjung

kabupaten Dharsmasraya.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Nagari Sikabau kecamatan Pulau Punjung

kabupaten Dharmasraya. Tentunya ada pertimbangan peneliti dalam mengambil

lokasi penelitian, pada Nagari Sikabau ini permasalahan peneliti ditemukan, dimana

Nagari Sikabau merupakan salah satu dari enam nagari di kecamatan Pulau Punjung
yang mendapatkan reward tambahan Dana Desa dari pemerintah pusat sebesar Rp.

144 juta per nagari, sebagai nagari yang memiliki kinerja baik dalam pengelolaan

dana desanya. Menurut kelompok peneliti ini suatu fenomena yang menarik dan unik

untuk diteliti, bagaimana pelaksanaan prinsip Akuntabilitas dan Transparansi dalam

pengelolaan Dana Desa di Nagari Sikabau. Waktu penelitian ini akan dilaksanakan

pada tanggal 1- 21 April 2021 di Nagari Sikabau Kecamatan Pulau Punjung

Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat.

3.3 Peranan peneliti


Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti memiliki peran yang sangat dominan

dan menentukan, karena peneliti terlibat langsung dalam proses pencarian data.

Pengalaman yang berkelanjutan nantinya akan memunculkan serangkaian isu-isu

strategi, etis dan personal dalam proses penelitian kualitatif. Peneliti juga

menggunakan alat-alat lainnya seperti panduan wawancara, rekaman, dan hal lainnya

sebagai alat bantu dalam penelitian. Peneliti juga melihat langsung realitas

lingkungan sosial yang akan diteliti untuk penunjang dalam pengumpulan data.

Penelitian ini dimulai pada Jum’at 09 April 2021 peneliti langsung

mengajukan pembuatan surat turun lapangan melalui website resmi fisip.unand.ac.id

dan sore harinya surat izin dari dekanat sudah terbit . Pada tanggal 10 April 2021

peneliti berangkat ke lokasi penelitian yaitu ke Nagari Sikabau Kecamatan Pulau

Punjung Kabupaten Dharmasraya.

43
Pada hari Minggu tanggal 11April 2021 peneliti melakukan observasi Nagari

Sikabau, karena pada hari minggu proses wawancara tidak dapat dilakukan, peneliti

memutuskan untuk melihat langsung bagaimana kondisi Nagari. Kemudian pada hari

Senin tanggal 12 April 2021 peneliti mendapat izin dari tutor mata kuliah Nastasya

Aisyah Putri S.IP untuk turun lapangan pada pukul 15:55 WIB.

Kemudian hari Selasa tanggal 13 April 2021 pukul 09:00 WIB peneliti

menyerahkan surat izin melakukan wawancara kepada bagian administrasi di kantor

Wali Nagari. Pukul 11:37 WIB peneliti melakukan wawancara dengan Wali Nagari

Abdul Razak sampai pukul 12:12 WIB, kemudian pukul 14:00 WIB sampai pukul

16:00 WIB dilanjutkan dengan wawancara dengan Sekretaris Nagari Fitrawadi S.Pt.

Pada hari Rabu tanggal 14 April 2021 peneliti melakukan wawancara dengan

Bendahara Nagari, Suci Wulandari pukul 10:40 WIB sampai pukul 11:09 WIB. Pukul

13:47 WIB peneliti melakukan wawancara dengan salah satu masyarakat yaitu

Oktaviandi sampai pukul 14:26. Pukul 15:38 WIB peneilti mendapat surat keterangan

telah menyelesaikan survey mata kuliah dari kantor Wali Nagari.

Pada hari Kamis tanggal 15 April 2021 pukul 13:10 WIB peneliti melakukan

wawancara dengan Wali Jorong Kampung Baru M. Jumain sampai pukul 14:07 WIB.

Pukul 14:25 WIB. Peneliti melakukan wawancara dengan salah satu masyarakat yaitu

Ibu Irhamni sampai pukul 15:04 WIB. Pukul 16:07 WIB peneliti melakukan
wawancara dengan salah satu masyarakat Oktaviandi. Pada pukul 21.00-22.00

setelah sholat terawih berdiskusi dengan masyarakat di Nagari Sikabau

Pada hari Jum’at tanggal 16 April 2021 peneliti melakukan wawancara

dengan salah satu masyarakat pada pukul 09.00-09.30 di kantor pemuda nagari

Sikabau pukul 15.30 WIB peneliti melakukan wawancara melalui via telfon/

whatsapp dengan Ketua Bamus terkait triangulasi data sampai pukul 16.00

Pada hari Sabtu tanggal 17 April 2021 pukul 13.00 peneliti melanjutkan

kegiatan dengan melanjutkan penyusunan miniskripsi.

3.4 Pemilihan Informan


Metode pemilihan informan atau responden dilakukan dengan teknik

purposive sampling . Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber

data dengan pertimbangan terentu. Informan dari seluruh masyarakat Nagari Sikabau.

Informan dipilih secara acak atau sengaja dengan karakteristik dan kriteria yang telah

ditentukan. Penggunaan teknik purposive sampling adalah karena tidak semua sampel

memiliki kriteria yang sesuai dengan fenomena yang diteliti. Oleh karena itu penulis

memilih teknik purposive sampling yang menetapkan pertimbangan– pertimbangan

atau kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi oleh sampel-sampel yang

digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.1
Kriteria Informan
No Kriteria

45
1. Informan merupakan pihak yang menguasai atau memahami situasi
permasalahan penelitian yaitu mengenai penerapan transparansi pengelolaan
dana desa di Nagari Sikabau, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten
Dharsmasraya, yaitu perangkat nagari seperti, Wali Nagari, Staf nagari, kepala
bamus, kepala Jorong dan perangkat nagari lainnya.

2. Informan yang ikut dalam proses pelaksanaan pengelolaan dana desa seperti
pihak swasta.

3. Informan sebagai penilai kinerja pengelolaan dana desa oleh nagari, seperti
masyarakat sekitar Nagari tersebut
Sumber: Data Primer yang diolah oleh peneliti tahun 2021

Tabel 3.3
Informan peneliti
No Nama Jabatan Alasan

1. Abdul Razak Wali Nagari Sikabau Informan merupakan


perangkat nagari yang
terlibat dalam
pengelolaan dana desa
2. Fitrawadi, S.Pt. Sekretaris Nagari Informan merupakan
Sikabau perangkat nagari yang
terlibat dalam pengelolaan
dana desa
3. Suci Wulandari SE Kepala urusan Informan merupakan
Keuangan Nagari perangkat nagari yang
Sikabau terlibat dalam pengelolaan
dana desa

4. M.Jumain Kepala Jorong Informan merupakan


Kampung baru perangkat nagari yang
terlibat dalam pengelolaan
dana desa

5. Oktaviandi Masyarakat Nagari Informan merupakan


Sikabau masyarakat Nagari
Sikabau
6. Irhamni Masyarakat Nagari Informan merupakan
Sikabau masyarakat Nagari
Sikabau

7 Erawadi Masyarakat Nagari Informan merupakan


Sikabau masyarakat Nagari
Sikabau

9. Syah Budin Masyarakat Nagari Informan merupakan


Sikabau masyarakat Nagari
Sikabau

Sumber: Data Primer yang diolah peneliti tahun 2021

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan metode survey

lapangan. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan studi dokumnetasi.

3.5.1 Wawancara
Wawancara merupakan salah satu wujud dari komunikasi interpersonal

dimana merupakan suatu bentuk komunikasi yang langsung tanpa perantara media

antar individu, dalam hal ini peran sebagai pembicara dan pendengar dilakukan

secara bergantian, serta sering kali peran itu menyatu. Wawancara merupakan suatu

proses komunikasi dyadic dengan suatu tujuan dan maksud yang serius yang

dirancang untuk pertukaran perilaku dan melibatkan proses tanya jawab.49

Wawancara berbeda dengan percakapan biasa. Wawancara merupakan salah satu cara

untuk melakukan asesmen yang mempunyai beberapa ciri, yaitu:

49
Diakses https://psikologi.fisip-unmul.ac.id/main/wp-content/uploads/2016/06/Wawancara.pdf
pada tanggal 01-04-2021 jam 10.50

47
1. Pewawancara bertanggung jawab untuk mengarahkan interaksi dan memilih

isi pembicaraan.

2. Tidak ada pertanyaan yang bersifat timbale balik antara pewawancara dan

klien.

3. Perilaku pewawancara direncanakan dan diatur.

4. Biasanya pewawancara diharuskan menerima permintaan klien untuk suatu

kegiatan wawancara walaupun dalam beberapa situasi (sekolah, rumah,

kantor). Untuk hal-hal tertentu anak dan orangtua diharuskan datang guna

melakukan wawancara.

5. Pewawancara disyaratkan untuk memberikan atensi yang berkesinambungan

selama terjadi interaksi.

6. Wawancara secara formal direncanakan dalam suatu pertemuan.

7. Kenyataan dan perasaan yang tidak menyenangkan tidak perlu dihindari.

Wawancara merupakan proses tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih

bertatap muka secara fisik untuk mengetahui tanggapan, pendapat, dan

motivasi seseorang terhadap suatu obyek. Wawancara dapat digunakan untuk

menggali masa lalu seseorang serta rahasia kehidupannya. Menangkap aksi

reaksi orang dalam bentuk ekspresi pada waktu .tanya jawab. Wawancara

dapat pula dipakai sebagai cara pengumpul data dengan jalan tanya jawab

sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan kepada tujuan


penelitian. Dalam proses pengumpulan data peran petugas wawancara besar

sekali.50

3.5.2 Studi dokumentasi


Studi dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif

dengan melihat dan menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri

atau oleh orang lain tentang subjek. Studi dokumentasi merupakan salah satu cara

yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut

pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau

dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan. Dokumen dapat berbentuk tulisan,

gambar, catatan harian, sejarah kehidupan, peraturan, kebijakan atau karya-karya

monumental seseorang.51 Dengan adanya pengumpulan bahan mengenai penerapan

akuntabilitas dan trasparansi dalam pengelolaan dana desa dari berbagai sumber, baik

itu melalui wawancara langsung dengan pihak yang terlibat di dalam pengelolaan

dana desa di Nagari Sikabau, kecamatan pulau punjung, kabupaten Dharmasraya.

Selain itu, melalui website resmi nagari tersebut beserta jurnal yang berkaitan dengan

pengelolaan dana desa.

Dokumen sangat dibutuhkan dalam penelitian sebagai bukti pendukung dalam

melakukan penelitian karena dokumen memiliki manfaat yang banyak dalam

penelitian. Dokumen dapat dijadikan salah satu acuan dalam melakukan penelitian

karena memiliki berbagai manfaat yang berguna sebagai sumber data dalam

50
Dapat diakses http://ejournal.litbang.kemkes.go.id/index.php/ pada 29 Maret 2021 jam 22.00
51
Dapat diakses https://elibrary.unikom.ac.id/83/9/11.%2520UNIKOM pada 29 Maret 2021 jam 22.15

49
melakukan penelitian. Dokumen yang didapatkan harus di analisis sesuai dengan

fokus penelitian seperti sebagai berikut:

a. Dokumen merupakan sumber informasi yang lestari, sekalipun dokumen itu

tidak lagi berlaku.

b. Dokumen merupakan bukti yang dapat dijadikan dasar untuk

mempertahankan diri terhadap tuduhan atau kekeliruan interpretasi.

c. Dokumen itu sumber data yang alami, bukan hanya muncul dari konteksnya,

tapi juga menjelaskan konteks itu sendiri.

d. Dokumen itu relative mudah dan murah dan terkadang dapat diperoleh dengan

cuma-cuma.

e. Dokumen itu sumber data yang non-reaktif. Tatkala responden reaktif dan

tidak bersahabat, peneliti dapat beralih ke dokumen sebagai solusi.

f. Dokumen berperan sebagai sumber pelengkap dan pemerkaya bagi informasi

yang diperoleh lewat interviu atau observasi.52

3.6 Uji Keabsahan Data (Triangulasi)


Wiliam Wiersma (1986) mengatakan triangulasi dalam pengujian kredibilitas

diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai waktu.

Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data,

dan waktu (Sugiyono, 2007:273).53

52
Dapat diakses http://repository.upi.edu/4031/6/S_PKN_0705629_Chapter3.pdf pada tanggal 01-
04-2021
53
Wiliam Wiersma dalam Sugiyono, 2007:273. dapat diakses pada https://www.uin-
malang.ac.id/r/101001/triangulasi-dalam-penelitian-kualitatif.html.
Untuk uji keabsahan data dalam penelitian ini, kami menggunakan triangulasi

data dalam sumber data yang kami dapatkan. Data yang kami kumpulkan berasal dari

teknik wawancara dengan ketentuan informan yang merupakan salah satu masyarakat

Nagari Sikabau dan mengetahui serta merasakan dampak pengelolaan dana, informan

juga bisa diambil dari orang-orang yang terlibat dalam pengelolaan dana desa secara

langsung. Sumber data yang kedua yaitu berasal dari data sekunder seperti

beritaberita yang terakreditasi, dokumen, jurnal, skripsi, dan penelitian sebelumnya.

Dari sumber-sumber yang disebutkan ini, triangulasi digunakan untuk

membandingkan dan mengecek kebenaran data.

Triangulasi sumber data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

melakukan perbandingan antara informan penelitian. Peneliti juga menggunakan

triangulasi dari para tokoh masyarakat untuk mengetahui apakah informasi yang

didapatkan oleh peneliti benar adanya. Untuk menentukan informan triangulasi maka

peneliti juga secara purposive memilih orang-orang yang akan peneliti mintai

informan. Berikut adalah informan triangulasi pada penelitian ini yang dapat dilihat

pada tabel 3.4

Tabel 3.4
Informan Triangulasi

No Nama Alasan

1. Yulasmen Informan merupakan ketua bamus


nagari Sikabau
Sumber: Data primer yang diolah oleh peneliti Tahun 20213.7 Analisis Data

51
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan.54 Analisis bukti (data) terdiri atas pengujian,

pengkategorian, pentabulasian, ataupun pengkombinasian kembali bukti-bukti untuk

menunjukkan proposisi awal suatu penelitian. Analisis data tersebut harus sesuai

pengujian ataupun pengkategorian awal dengan hasil temuan lapangan. Seluruh data

yang didapatkan akan dianalisa dengan menggunakan metode kualitatif melalui

interpretasi etik dan emik.

Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkan

kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang

penting yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada

orang lain.55 Data yang diperoleh dianalisis sesuai dengan prinsip metode kualitatif

deskriptif yaitu dengan mendiskripsikan data yang diperoleh dengan menelaah

seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. Dalam hal ini, peneliti akan

mendeskripsikan bagaimana penerapan akuntabilitas dan transparansi dalam

pengelolaan dana desa tahun 2019 di Nagari Sikabau. Tahapan penelitian yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan fenomena penelitian

2. Mengumpulkan berbagai sumber ilmiyah sebagai landasan teori mengenai

topik yang akan dibahas.

3. Menentukan metode penelitian yang akan digunakan.


54
Masri Singarimbun. Op. Cit. Metode Penelitian Survey. Hlm. 236
55
31 Sugiono. 2005, Memahami Penelitian Kualitatif, CV. Alfabeta; Bandung, hlm.88
4. Menentukan informan yang akan diwawancarai.

5. Menyusun daftar pertanyaan yang akan ditanyakan kepada informan yang

kemudian diolah sebagai sumber data penelitian.

6. Membuat janji pertemuan wawancara dengan informan yang akan

diwawancarai.

7. Melakukan wawancara kepada informan untuk mendapatkan informasi terkait

sumber penelitian.

8. Mendokumentasikan seluruh proses wawancara.

9. Tim peneliti mereduksi data hasil wawancara dan menyajikannya.

10. Melakukan analisis terkait hasil wawancara.

11. Mengevaluasi hasil analisis wawancara.

12. Menyimpulkan hasil penelitian

53
BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1. Gambaran umum Nagari Sikabau

4.1.1 Gambaran Umum Nagari

Nagari Sikabau berasal dari Nagari Tabiang Tinggi yang dimekarkan.

Awalnya Sikabau adalah sebuah Jorong dari Kenagarian Tabiang Tinggi. Pada Tahun

2009 Nagari Sikabau dibentuk bersamaan dengan 31 Nagari lainnya, 17 Nagari yang

dimekarkan dan 4 Nagari yang tidak dimekarkan sesuai dengan PERDA Kabupaten

Dharmasraya Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Penataan Nagari pada

tanggal 2 Juli 2009.

Pusat Pemerintahan Nagari Sikabau terletak di Jorong Bukit Barangan,

dimana posisi Jorong Bukit Barangan yang sangat strategis dan merupakan tiga pintu

gerbang lalu lintas darat yaitu menuju Padang, Jambi dan Pekanbaru. Sedangkan

jarak antara Pusat Pemerintahan Nagari Sikabau dengan Ibukota Kecamatan ( 7 Km,

dengan ibukota Kabupaten ( 8 Km dan ibu kota Provinsi ( 200 Km.

4.1.2 Kondisi Geografis

1. Luas wilayah

Nagari Sikabau merupakan salah satu nagari terluas di Kecamatan Pulau

Punjung dengan luas wilayah 16.316 Ha atau 163,16 km2, dengan dataran rendah

seluas 10.605 Ha dan dataran bergelombang dan Dataran tinggi seluas 5.711 Ha.
Gambar 4.1

Peta Nagari Sikabau

Sumber: Data Sekunder yang diolah peneliti pada tahun 2021

2. Orbitrasi Wilayah

Secara geografis Nagari Sikabau terletak diantara 101°.33’.32,013” BT dan

0°.59’.25,629” LS yaitu berada pada bagian Selatan Provinsi Sumatera Barat.

Tabel 4.1.1
Batas wilayah Nagari Sikabau

Sebelah Utara Nagari Siguntur Kecamatan Sitiung

Sebelah Selatan Kabupaten Solok Selatan

Sebelah Timur Nagari Tabing Tinggi Kecamatan Pulau Punjung

Sebelah Barat Nagari Sungai Dareh Kecamatan Pulau Punjung


Tabel 4.1.2
11 Jorong di Nagari Sikabau

No Nama Jorong

1. Jorong Bukit Barangan


2. Jorong Tanjung Salilok
3. Jorong Tabek Pamatang
4. Jorong Koto Sikabau
5. Jorong Parik Tarajak
6. Jorong Kampung Baru
7. Jorong Bukit Mindawa
8. Jorong Kapalo Koto
9. Jorong Koto Panjang
10. Jorong Sungai Sonsang
11. Jorong Campur Jaya

Sumber: Data Sekunder yang diolah peneliti tahun 2021


3. Topografi
Berdasarkan data terakhir pemetaan Nagari Sikabau, kondisi daerah

didominasi oleh topografi datar dengan luas 767 Ha dan landai seluas 685 Ha. Secara

berturut-turut di ikuti dengan agak curam 40%, curam 50 Ha serta topografi sangat

curam 217 Ha. Berdasarkan data terakhir pemetaan Nagari Sikabau bahwa di daerah

Nagari Sikabau masih terdapat kondisi lahan tidur dengan tutupan lahan pada rumput

dan semak belukar seluas 6.3 km² atau 30 % dari luas daerah. Kondisi ini

menggambarkan bahwa daerah Nagari Sikabau relatif masih sangat potensial untuk

dikembangkan sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Karena disamping budidaya

57
pertanian dan perkebunan rakyat yang dilakukan masyarakat masih tergolong

tradisional dan semi teknis dan juga masih ditemukan adanya lahan-lahan tidur yang

dapat ditingkatkan sebagai lahan produktif.

4. Hidrologi

Di Nagari Sikabau terdapat 4 satuan wilayah sungai dan anak sungai

tergolong besar yakni Sungai Batang Mimpi, Sungai Batang Piruko, Sungai Batang

Plangko dan Sungai Batang Samiluan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel

4.1.3 dibawah ini:

Tabel 4.1.3
Sungai dan Embung Nagari Sikabau

NO. JENIS NAMA LOKASI KET

1. Sungai Batang Mimpi Koto Sikabau


2. Sungai Batang Samiluan Koto Sikabau
3. Sungai Plangko Bukit Mindawa
4. Sungai Piruko Bukit Mindawa

Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti tahun 2021


4.1.3 Demografis

Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten

Dharmasraya, penduduk Nagari Sikabau sampai dengan per 31 Desember 2018

berjumlah 2111 KK atau 8008 jiwa, terdiri dari:

Penduduk Laki-laki : 4.070 jiwa;


Penduduk Perempuan : 3.938 jiwa.

Tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 3% dari tahun sebelumnya.

Tingkat kepadatan penduduk, di Nagari Sikabau rata-rata sebesar 37 jiwa per km2.

Dengan penyebaran penduduk per jorong sebagai berikut:

Tabel 4.1.4

Rekapitulasi Jumlah Penduduk Per Jorong pada Nagari Sikabau

JUMLAH JUMLAH KEPADA TINGK


KEPALA PENDUD TA-N AT
NO NAMA JORONG KELUAR UK PENDUD
. GA (KK) (JIWA) UK/ KM2 PERTU
M-
BUHAN
PENDU
D-UK
(%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 PARIK TARAJAK 189 723 - -


2 TABEK 143 439 - -
PAMATANG
3 KOTO SIKABAU 226 854 - -
4 BUKIT BARANGAN 324 1331 - -
5 TANJUNG SALILOK 233 903 - -
6 KAMPUNG BARU 182 683 - -
7 BUKIT MINDAWA 188 676 - -
8 KAPALO KOTO 123 460 - -
9 KOTO PANJANG 140 569 - -

59
10 SUNGAI SONSANG 205 804 - -
11 CAMPUR JAYA 158 566 - -
JUMLAH TOTAL 2018 2111 8008 37 3
2017 1.952 7.421 46 3
2016 1.907 7.226 45 3
2015 1.895 6.938 44 2
2014 1.880 6.784 43 5
2013 1.778 6.679 41 3
2012 1.701 6.459 40 2
2011 1.623 6.334 39 3
2010 1.502 6.135 38 2

Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti tahun 2021

4.1.4 Kondisi Pemerintahan Nagari

Tabel 4.1.5.

Nama Wali Nagari dan Perangkat Pemerintahan Nagari Sikabau Tahun 2019

JENIS
NO NAMA JABATAN PENDIDIKAN
KELAMIN

1 Abdul Razak Wali Nagari Laki-laki SLTA


2 Fitrawadi, S.Pt Sekretaris Nagari Laki-laki S1
3 Suci Wulandari, SE Kaur Keuangan Perempuan S1
4 Sri Rahmadani, Kaur TU dan Perempuan S1
S.Pd.I Umum
5 Kasrianti, S.Sos Staf Keuangan Perempuan S1
6 Yuliar Kaur Perencanaan Perempuan SLTA
7 Rezki, S.Pd Kasi Kesejahteraan Laki-laki S1
8 Irwan Sahputra, Kasi Pemerintahan Laki-laki S1
S.Pd
9 Srie Lusita, S.Pd Kasi Pelayanan Perempuan S1
10 Rudi Jenputra Staf Kesejahteraan Laki-laki SLTA
11 Mabru Nur Lukman Staf Pemerintahan Laki-laki SLTA
12 Olvi Yasmi, S.Pd Staf Pelayanan Laki-laki S1
13 Meliza Pengelola Aset Perempuan SLTA
14 Syahbudin Ka.Jor.Parik Laki-laki SLTA
Tarajak
15 Aulia Rahman Ka.Jor.Koto Laki-laki SLTA
Sikabau
16 Frans Daromes Ka.Jor.Tabek Laki-laki SLTA
Pamatang
17 Syafwarman Ka.Jor.Bukit Laki-laki SLTA
Barangan
18 Ns.Hendra.S.Kep Ka.Jor.Tanjung Laki-laki S1
Salilok
19 Fajar Sutikno Ka.Jor.Bukit Laki-laki SLTA
Mindawa
20 Muhamad Jumain Ka.Jor.Kampung Laki-laki SLTA
Baru
21 Darwin Ka. Jor. Kapalo Laki-laki SLTA
Koto
22 Ulil Amri Ka. Jor. Koto Laki-laki SLTA
Panjang
23 Rully Yuskal Ka. Jor. Sungai Laki-laki SLTA
Sonsang
24 Delfi Hendra Ka. Jor. Campur Laki-laki SLTA

61
Jaya
25 Alpion.Hs Pesuruh Kantor Laki-laki SLTA
Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti tahun 2021

Tabel 4.1.6.

Struktur Pemerintahan Nagari Sikabau

Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti tahun 2021

4.1.5 Gambaran Umum Keuangan Nagari

1) Penerimaan Nagari

Merujuk kepada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 dan Undang-Undang

Nomor 33 Tahun 2004 dijelaskan bahwa sumber-sumber penerimaan nagari dapat

berasal dari dana perimbangan, Pendapatan Asli Nagari(PAN) dan penerimaan lain-

lain yang sah. Sementara Pendapatan Asli Nagari dapat dihimpun melalui hasil
kekayaan nagari, pasar, retribusi, hasil swadaya masyarakat dan gotong-royong.

Sedangkan untuk penerimaan lain-lain diperoleh dari sumbangan pihak ketiga,

pinjaman nagari dan pendapatan lain yang sah.

2) Pengeluaran Nagari

Secara umum pengeluaran Pemerintah Nagari dibagi dalam 2(dua) jenis

belanja pengeluaran yaitu belanja rutin dan pembangunan. Belanja rutin digunakan

sebagai pembiayaan aparatur pemerintah nagari dan kegiatan operasional pemerintah

lainnya untuk kelancaran pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan. Sedangkan

anggaran belanja pembangunan digunakan sebagai pembiayaan untuk kegiatan

program proyek berbagai sektor sesuai dengan urutan prioritas dan kebijaksanaan

pembangunan.

4.1.6 Potensi Nagari

1. Bidang Budaya atau Adat-Istiadat

Tabel 4.1.7.
Inventarisasi Adat

NO URAIAN ADA/TIDAK
.

1. Rumah adat Ada


2. Musyawarah Adat Ada
3. Sangsi adat Ada
4. Perkawinan adat Ada

63
5. Upacara kelahiran Ada
6. Upacara perkawinan Ada

Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti tahun 2021


1) Pelestarian Budaya/Kesenian Tradisional
Tabel 4.1.8.
Jenis  Seni Budaya
NO. JENIS BUDAYA YANG DILESTARIKAN JUMLAH GRUP
1. Kesenian randai 3
2. Calung 1
3. Kuda Kepang 1
4. Silat tradisional 2
5. Canang 2
Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti tahun 2021
a) Persukuan
Tabel 4.1.9.
NAMA SUKU, NAMA DAN GELAR SERTA JABATAN NINIK MAMAK
DI NAGARI SIKABAU
NO. NAMA SUKU NAMA DAN GELAR JABATAN
1. Malayu 1. Harmaini Dt. Rajo Panghulu Penghulu Suku
2. Yuhetri Bagindo Sutan Monti
3. Idrus Malin Panghulu Malin
4. Rajul Munir Majogilo Dubalang

2. Tigo Nini 1. M. Hawas Dt. Rajo Mangkuto Penghulu Suku


2. Zulkifli Monti Sutan Monti
3. Amrizal Panji Alam Malin
4. Zulkifli Alang Barantai Dubalang

3. Mandahiliang 1. Jamhur Dt. Jati Penghulu Suku


2. Yulisar Monti Marajo Monti
3. Ardias Malin Marajo Malin
4. Supri Kalambu Alam Dubalang

4. Piliang 1. Herianto Dt. Mandaro Penghulu Suku


2. Ismail Yusuf Sampono Kayo Monti
3. Habibunas Malin Sampono Malin
4. Marjohan Baromban Bosi Dubalang

5. Patapang Ateh 1. Hasan Basri Dt. Malingkar Penghulu Suku


2. Busari Monti Majo Monti
3. H. Adnan Padito Kari Malin
4. Ashari Pandeka Sega Dubalang

6. Patapang 1. Yulasmen Dt. Rangkayo Mudo Penghulu Suku


Bawah
2. Irzon Efendi Majo Kuniang Monti
3. Ilhamdi Malin Sutan Malin
4. Zulyaden Mantari Alam Dubalang

Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti tahun 2021


2. Bidang Ekonomi
1) Potensi Unggulan Nagari
a. Pertanian Tanaman Pangan
Tabel 4.3.10
Keadaan Pertanian di Nagari Sikabau
NO. STATUS JUMLAH JENIS

1. Pemilik tanah sawah 1.986 Sawah/padi


Pemilik tanah
2. 1.237 Kopi, kakao, karet
tegalan/lading
Sawah, kebun
3. Penyewa/penggarap 1.409
sayuran
4. Kelompok tani 20 Kelompok
5. Buruh tani 932 Sawah/kebun

Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti tahun 2021

Tabel 4.3.11.
Jumlah Data Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas dan

65
Jumlah Produksi Padi Sawah
LUAS LUAS JUMLAH
PRODUKTIFITAS
NO. NAGARI TANAM PANEN PRODUKSI
(TON/HA)
(HA) (HA) (TON/GKP)

1. Sikabau 308 307,5 3,8-4,5 1.180


Sumber: PPL Nagari Sikabau 2019

b. Perkebunan
Tabel 4.3.12.
Data Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas dan Jumlah Produksi Tanaman
Perkebunan
LUAS LUAS JUMLAH
PRODUKTIFITAS
NO. KOMODITI TANAM PANEN PRODUKSI
(TON/HA)
(HA) (HA) (TON/GKP)
1.
Karet 735 689 - -
2.
Kelapa 188 156 - -
Sawit
3. Kakao 49 38 - -
4. Kopi - - - -
5. Kelapa 11 11 - -
6. Pinang 21 19 - -
Jumlah 1.004 913 - -
Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti tahun 2021
c. Perikanan
Tabel 4.3.13.
Data Luas Kolam, Luas Panen, Produktifitas dan Jumlah Produksi Komoditas
Perikanan
LUAS LUAS JUMLAH
PRODUKTIFITAS
NO. KOMODITI KOLAM PANEN PRODUKSI
(TON/HA)
(HA) (HA) (TON/GKP)
1
Ikan Nila 1 - - -
2
Ikan Rayo 0,5 - - -
3
Lele 0,5 - - -
Jumlah 2 - - -
Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti tahun 2021
D. Peternakan
Tabel 4.3.14.
Data Populasi Ternak dan Jumlah Produktifitas Komoditas Peternakan
POPULASI PRODUKTIFITAS
JENIS
NO. AKHIR DAGING TELUR SUSU KOTORAN
TERNAK
(EKOR) (TON) (BTR) (LTR) (KG)
1. Sapi 1.239 - - - -
2. Kerbau 69 - - - -
3. Kambing 256 - - - -
4. Ayam 12.120 -
- - -
kampung
5. Itik 1.945 - - - -
6. Ayam 8.037 -
- - -
buras
Jumlah 62.635 - - - -
Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti tahun 2021
e. Perdagangan

Pasar Nagari Sikabau terletak di Jorong Bukit Barangan. Pasar mingguan ini

beraktifitas setiap hari Senin dengan ±700 pedagang yang berasal dari penduduk

Sikabau dan pedagang luar Nagari Sikabau. Hasil yang dipasarkan lebih dominan

hasil pertanian dan kebutuhan harian dan hasil industri. Disamping itu terdapat

bangunan pertokoan di sepanjang jalan Lintas Sumatera terutama di Perempatan

Kantor Wali Nagari yang ramai dikunjungi penduduk/konsumen baik dari penduduk

Nagari Sikabau sendiri maupun dari sekitar Sikabau.

Pertumbuhan ekonomi masyarakat dan perkembangan Nagari Sikabau juga

didukung dengan letak yang strategis yaitu sebagai lintasan transportasi dari Padang

menuju Jakarta, Pekanbaru dan Jambi. Hal ini merupakan potensi berkembangnya

pedagang-pedagang kecil dan juga industri konveksi.

67
1) Komoditi Unggulan Menurut Subsektor

Tabel 4.3.14.
Pengembangan yang cocok di Nagari Sikabau:
Sektor Jenis
Tanaman Pangan Padi
Perkebunan Karet, sawit
Peternakan Sapi, kambing, kerbau, ayam, itik
Perikanan Ikan nila, ikan rayo, ikan lele

Secara umum dalam data Profil Nagari Sikabau ini dapat ditarik kesimpulan

bahwa:

1. Potensi Umum                           : Sedang

2. Potensi Sumber Daya Alam          : Sedang

3. Potensi Sumber Daya Manusia : Sedang

4. Potensi Kelembagaan                : Baik

5. Potensi Sarana dan Prasarana     : Sedang

4.1.7 Sarana dan Prasarana Ekonomi

Secara umum dapat dibedakan:

1) Bank : 3 unit

2) KUD/Koperasi: 2 unit

3) Pasar: 1 unit
4) BUMNAG: 1 unit

5) Industri rumah tangga : 106 unit

1. Bidang Pendidikan

Tabel 4.3.15.
Sarana Pendidikan di Nagari Sikabau
SARANA PENDIDIKAN
NO JORONG PAUD TK/ SD/ SLTP/ SLTA/SMK/ TPQ/
. RA SDIT MTsN MAN TPSQ
1. Bukit Barangan - 1 - - - 4
2. Tanjung Salilok 1 1 - - - 2
3. Tabek Pamatang 1 - 2 - 1 1
4. Parik Tarajak - 1 - - - 2
5. Koto Sikabau 1 1 1 1 1 3
6. Kampung Baru - 1 2 - - 1
7. Bukit Mindawa 1 1 1 1 - 3
8. Kapalo Koto - - - - - 1
9. Koto Panjang - - - 1 1 1
10. Sungai Sonsang - - - - - 1
11. Campur Jaya - - - - - 1
Jumlah 4 6 6 3 3 20
Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti tahun 2021
2. Bidang Kesehatan
Tabel 4.3.16.
Jumlah Fasilitas Kesehatan di Nagari Sikabau
NO. JORONG PUSKESMAS PUSTU POLINDES POSYANDU BIDAN
1 Bukit - 1 - 1 1
Barangan
2 Tanjung - - - 1 1
Salilok
3 Tabek - - 1 1 1
Pamatang
4 Parik Tarajak - - - 1 1

69
5 Koto Sikabau - - - 1 1
6 Kampung - - - 1 1
Baru
7 Bukit - - - 1 1
Mindawa
8 Kapalo Koto - - - - -
9 Koto Panjang - - - - -
10 Sungai - - - - -
Sonsang
11 Campur Jaya - 1 - - -
Jumlah 0 2 1 7 7
Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti tahun 2021
3. Bidang Keagamaan
Tabel 4.3.17.
Sarana Ibadah di Kenagarian Sikabau
SARANA IBADAH
NO. JORONG MDA/TP JUMLAH
MESJID MUSHALLA
A
1. Bukit 1 3 1 5
Barangan
2. Tanjung 1 2 4 7
Salilok
3. Tabek - 2 6 8
Pamatang
4. Parik Tarajak - 2 4 6
5. Koto Sikabau - 3 1 4
6. Kampung Baru 1 1 1 3
7. Bukit 1 4 1 6
Mindawa
8. Kapalo Koto - - 1 1
9. Koto Panjang - 1 1 2
10. Sungai - 1 1 2
Sonsang
11. Campur Jaya - 1 1 2
  Jumlah 4 20 22 46

Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti tahun 2021


4. Bidang Olahraga
Tabel 4.3.18.
Sarana Olahraga Nagari Sikabau
SARANA OLAHRAGA
NO. JORONG LAP. BOLA LAP. SEPAK LAP. LAP. TENIS LAP.
VOLY BOLA TAKRAW MEJA BADMINTON
1. Bukit Barangan 1 - 1 1 2
2. Tanjung Salilok 1 - 1 1 -
3. Tabek Pamatang 1 1 1 1 -
4. Parik Tarajak 1 - 1 1 -
5. Koto Sikabau 1 - 1 1 -
6. Kampung Baru 1 - 1 1 2
7. Bukit Mindawa 2 - 1 1 1
8. Kapalo Koto - - - 1 -
9. Koto Panjang - - - 1 -
10. Sungai Sonsang - - - 1 -
11. Campur Jaya - - - 1 -
Jumlah 8 1 7 11 5
Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti tahun 2021

4.1.7 Visi dan Misi


a. Visi
Membangun Nagari yang Maju, Mandiri, Bermartabat, Beragama dan Berbudaya
dengan Melibatkan Seluruh Elemen Masyarakat Adat, Syara’ dan Undang.
b. Misi
1) Melakukan komunikasi yang efektif, proaktif dan berkesinambungan
dengan seluruh elemen masyarakat dalam merencanakan,
melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
pembangunan dan program kerja wali nagari.
2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan pemerintahan nagari
terhadap masyarakat.
3) Melaksanakan tata pemerintahan nagari yang baik, bersih, terbuka dan
bertanggung jawab(good and clean governance).

71
4) Mengembangkan dan melestarikan kehidupan sosial masyarakat yang
agamis dan beradat sesuai dengan nilai-nilai Adat Basandi Syara’,
Syara’ Basandi Kitabullah.
5) Meningkatkan sektor perekonomian masyarakat melalui penciptaan
lapangan kerja dan pengadaan pelatihan.
6) Menciptakan nagari yang bersih, aman dan tentram dari segala bentuk
kejahatan, penyakit masyarakat, kenakalan remaja dan penyimpangan
norma-norma yang berlaku.
7) Mendukung, memfasilitasi dan meningkatkan kualitas pendidikan dan
kesehatan masyarakat sehingga terwujud masyarakat nagari yang
maju, mandiri, bermartabat, beragama dan berbudaya.
BAB V

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

. 1 Pengantar

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan, menganalisis akuntabilitas

dan transparansi pengelolaan dana desa di Kabupaten Dharmasraya tahun 2019.

Penerapan akuntabelitas dan transparansi dalam pengelolaan dana desa, menjadi

sesuatu yang penting untuk dilaksanakan, pemerintahan nagari dituntut untuk dapat

bersikap akuntabel dan transparan dalam pengelolaan dana desa sehingga masyarakat

dapat melihat bagaimana proses, pengelolaan atau penggunaan dari dana desa yang

telah digulirkan tersebut. Adanya pengelolaan dana desa ini sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 2014 tercermin upaya pemerintah pusat dalam memperkuat

penyelenggaraan Pemerintah Desa di Indonesia dengan menggunakan dana desa yang

besar dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah melalui dana APBN. Bersamaan

dengan keluarnya aturan undang-undang ini, pemerintah desa dituntut agar dapat

mengelola dana desa yang cukup besar ini, sehingga dapat dipergunakan untuk

keperluan desa yang beragam.

Dalam RPJMN 2015-2019 merupakan visi, misi, dan agenda (Nawacita)

presiden Joko Widodo yang berfungsi untuk menjadi pedoman

Kementerian/Lembaga dalam menyusun rencana strategis dan acuan dasar dalam

pemantauan dan evaluasi RPJMN. RPJMN juga dapat menjad acuan bagi masyarakat

73
berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan nasional.56 Diadakannya pemberian

dana desa dengan anggaran yang cukup besar ini yang dikelola pemerintah nagari

timbulah persoalan mengenai kemampuan nagari sejauh mana anggaran dana desa

yang besar tersebut dapat dikelola khususnya dalam hal akuntabilitas dan

transparansi.

Kabupaten Dharmasraya merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatra

Barat. Pada kawasan ini dahulunya pernah menjadi ibu kota dan pusat pemerintahan

Kerajaan Melayu. Ibu Kota Kabupaten Dharmasraya adalah Pulau Punjung.

Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-undang No. 38 Tahun 2003 yang

merupakan pemekaran dari Kabupaten Sijunjung. Kabupaten Dhamasraya memiliki

11 Nagari yang salah satunya Nagari Sikabau terpilih sebagai Nagari dengan prinsip

penerapan dan pengelolaan Dana desa terbaik di Kabupaten Dhamasraya pada tahun

2019. Nagari Sikabau mendapatkan juara 1 se-Kabupaten Dhamasraya dalam hal

penerapan transparansi dan pengelolaan Dana Desa sehingga dalam hal ini

menjadikan Nagari Sikabau menjadi salah satu nagari berprestasi di Kabupaten

Dhamasraya .

Dalam bab ini peneliti menganalisis bagaimana akuntabilitas dan transparansi

pengelolaan dana desa di Nagari Sikabau pada tahun 2019. Dana desa yang diterima

oleh Nagari Sikabau pada tahun 2019 tercatat sebanyak Rp1.273.871.000, kemudian

direalisasikan pada kegiatan pembangunan dan pengadaan barang dan jasa.


56
Dapat diakses di https://www.kemenkeu.go.id/media/6750/buku-saku-dana-desa.pdf pada tanggal
16 April jam 15.15 wib
.2. Realisasi Dana Desa tahun 2019

Tabel 5.1
Realisasi Dana Desa tahun 2019
No Keterangan Jumlah

1. Rigid Beton Jorong Parik Tarajak 85.000.000


2. Rigid Beton Jorong Kapalo Koto 85.000.000
3. Rigid Beton Jorong Koto Panjang 84.783.776
4. Rigid Beton Jorong Sungai Sonsang 84.983.872
5. Rigid Beton Jorong Bukit Mindawa 84.975.008
6. Rigid Beton Jorong Campur Jaya 84.991.840
7. Rigid Beton Jalan Usaha Tani 153.488.172
8. Drainase Jorong Koto Sikabau 84.697.200
9. Drainase Jorong Bukit Barangan 84.702.640
10 Drainase Jorong Tanjung Salilok 84.833.500
.
11 Drainase Jorong Kampung Baru 84.762.000
.
12 Penimbunan & Dam Badan Jalan Jorong Tabek 85.000.000
. Pamatang
13 Pengelolaan Perpustakaan Milik Nagari 10.000.000
.
14 Pelatihan Kader & Pemberian Makanan untuk anak 25.000.000
. Stunting
15 Penguatan Modal BUMNAG 150.000.000
.
16 Rigid Beton Jorong Parik Tarajak 85.000.000
.

Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti tahun 2021

75
.3. Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan Dana Desa Nagari Sikabau

tahun 2019

5.3.1 Transparansi Pengelolaan Dana Desa Nagari Sikabau tahun 2019

Diadakannya pemberian dana desa dengan anggaran yang cukup besar ini

yang dikelola pemerintah desa timbulan persoalan mengenai kemampuan desa dalam

sejauh mana anggaran dana desa yang besar tersebut dapat dikelola khususnya dalam

hal transparansi. Transparansi sendiri artinya dalam menjalankan pemerintahan,

pemerintah mengungkapkan hal-hal yang sifatnya meterial secara berkala kepada

pihak-pihak yang memiliki kepentingan, dalam hal ini yaitu masyarakat luas sehingga

prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan

mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang keuangan desa tersebut. Prinsip-

prinsip transparansi dapat diukur melalui sejumlah indikator seperti berikut:

a) Mekanisme yang menjamin sistem keterbukaan dan standarisasi dari semua

proses-proses pelayanan publik.

b) Mekanisme yang memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan publik tentang

berbagai kebijakan dan pelayanan publik,maupun proses-proses didalam

sektor publik.

c) Mekanisme yang memfasilitasi pelaporan maupun penyebaran informasi

maupun penyimpangan tindakan aparat publik didalam kegiatan melayani

Transparansi anggaran pemerintah dapat diukur melalui beberapa indikator

yaitu:
a) Kesediaan dan aksesibilitas dokumen. Ketersediaan dokumen merupakan

data laporan yang dikerjakan instansi pemerintahan sebagai bentuk laporan

dan pertanggungjawaban tertulis untuk publik. Sedangkan aksebilitas

dokumen merupakan kemudahan data yang diperoleh oleh khalayak publik

guna mengetahui sekaligus ikut mengawasi isi dokumen seperti laporan

keuangan yang dibuat.

b) Kejelasan dan kelengkapan informasi yang merupakan ketersediaan

informasi yang jelas tentang prosedur biaya pada segala pelayanan dan

program pemerintahan yang berjalan. Penyediaan informasi yang jelas

tentang prosedur dan biaya merupakan informasi tentang pelaksanaan

pelayanan, biaya pelayanan dan segala program instansi kepada publik.

c) Keterbukaan proses, yang dimaksud dengan keterbukaan proses adalah

adanya peluang bagi masyarakat menggunakan haknya untuk mengadiri

(right to attend), memantau (right to observe) atau bahkan memberikan

masukan (right to express) dalam proses perencanaan, pembahasan atau

pengambilan keputusan, monitoring dan evaluasi, atau proses

pertanggungjawaban.

d) Kerangka regulasi yang menjamin transparansi dimana terdapat peraturan

hukum yang jelas yang menjamin terlaksananya transparansi dengan baik.

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan pada Bab I, berikut

adalah hasil temuan penelitian mengenai transparansi dalam pengelolaan Desa di

77
Nagari Sikabau Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya. Pada bagian bab

ini peneliti menganalisis bagaimana transparansi pengelolaan dana desa di Nagari

Sikabau pada tahun 2019. Peneliti memperhatikan beberapa hal diantaranya

mengenai keterbukaan penyediaan akses informasi serta keterbukaan mengenai

proses dan prosedur berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan aparat

nagari, yaitu Wali Nagari, sekretaris Nagari, dan bendahara nagari. Berdasarkan

keterangan Aparatur Pemerintah Nagari, penerapan prinsip trasparansi dalam

pengelolaan dana desa sudah terealisasikan yang dibuktikan dengan adanya

ketersediaan, kejelasan, dan kelengkapan informasi terkait dengan proses aktivitas

penyelenggaran pemerintahan nagari melalui penyampaian informasi lewat banner,

baliho, facebook, website dan lain sebagainya. Keterbukaan proses dan prosedur

dibuktikan dengan adanya keterbukaan dalam penerimaan peran masyarakat untuk

mengetahui, mengakses, memantau, dan memberikan masukan melalui usulan,

pendapat, pertanyaan, dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan

pertanggungjawaban serta keterlibatan seluruh unsur seperti Bamus, KAN, pemuda,

LPM, Kepala Jorong, serta masyarakat dalam mekanisme pengambilan keputusan

atau kebijakan yang dilakukan secara terbuka.

Berikut hasil wawancara dengan Wali nagari Sikabau Abdul Razak mengenai

penerapan prinsip transparansi di Nagari Sikabau.

“Penyampaian informasi yang kita laksanakan sesuai dengan arahan dari


dinas terkait BPKD. Jadi, untuk transparansi kegiatan itu memang setiap kegiatan
yang kita laksanakan mulai dari APBnya itu kita ada dari banner dan baliho yang
kita tempelkan di tempat-tempat umum, di depan masjid, di halaman pasar juga kita
tempelkan, termasuk running text mengenai berapa anggaran kita dan APB kita
untuk tahun ini “ (wawancara secara langsung dengan wali Nagari Sikabau Abdul
Razak, di Kantor Wali Nagari Sikabau pada tanggal 12 April 2021)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut peneliti menganalisa bahwa

Pemerintah Nagari Sikabau telah menerapkan prinsip transparansi di dalam

pengelolaan dana desa melalui media informasi secara manual dan terbuka seperti

pemasangan baliho dan banner di tempat-tempat keramaian seperti pasar, masjid,

persimpangan jalan, dan lain sebagainya. Dapat diketahui bahwa publikasi mengenai

pengelolaan dana desa dilakukan di berbagai tempat umum dan terbuka sehingga

peneliti menilai bahwa akses masyarakat untuk mengetahui informasi pengelolaan

dana desa sudah cukup mudah sehingga pelaksanaan prinsip transparansi di Nagari

Sikabau sudah cukup baik. Selain itu, sekretaris Nagari Sikabau Fitrawadi, S.Pt. juga

memberikan keterangan mengenai pelaksanaan prinsip transparansi sebagaimana

dalam kutipan wawancara berikut.

“Pemerintahan nagari telah berusaha transparan kepada masyarakat


mengenai dana desa ini, kami selaku pemerintahan nagari telah menyampaikan
informasi mengenai dana desa kepada masyarakat, termasuk kami telah melibatkan
unsur masyarakat seperti kepala jorong, unsur pemuda, KAN (Kerapatan Adat
Nagari), Bamus, Bundo Kanduang dan pihak sekolah dalam penyusunan anggaran
dana desa. Para pihak yang terlibat ini akan menyampaikan kendala atau
permasalahan yang ada di Nagari Sikabau, serta pemerintahan nagari secara rutin
melakukan musyarwarah dengan unsur masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan

79
dana desa tersebut. Kita di nagari sebenarnya sudah membuat website. Untuk
website sudah kita laksanakan pada tahun 2017 dimana pada waktu itu kita
diwajibkan untuk membuat website tersebut tapi karena dikelola oleh pihak swasta
pada waktu itu yang ada di Kabupaten Dharmasraya jadi kita dari pihak nagari
yang anggarkan dan website tersebut hanya aktif dari awal tahun 2017 hingga akhir
tahun 2017. Untuk tahun 2018 tidak ada anggaran untuk website tersebut dan kita
juga mengacu pada persetujuan dinas juga.” (wawancara secara langsung dengan
Sekretaris Nagari Sikabau Fitrawadi, S.Pt, pada tanggal 12 April 2021)

Berdasarkan pemaparan yang disampaikan oleh Sekretaris Nagari Sikabau,

peneliti menganalisis bahwa penerapan prinsip transparansi sudah terealisasi dengan

baik. Hal ini diperkuat bahwa penerapan prinsip transparansi tidak hanya diterapkan

melalui media publikasi dan media informasi sebagaimana yang diutarakan oleh Wali

Nagari Sikabau Abdul Razak, namun prinsip transparansi juga dilaksanakan melalui

koordinasi langsung antara pihak nagari dengan masyarakat terpilih seperti kepala

jorong, unsur pemuda, KAN (Kerapatan Adat Nagari), Bamus, Bundo Kanduang dan

pihak-pihak di sekolah. Koordinasi yang dilakukan melalui pelaksanaan musyawarah

rutin dan terbuka sehingga segala permasalahan yang ada pada pengelolaan dana desa

dapat tersampaikan dengan jelas.

Selain melalui koordinasi langsung dengan masyarakat, adanya ketersediaan

website nagari pada tahun 2017 membuktikan bahwa pihak nagari memberikan

kemudahan bagi masyarakat yang tak bisa berkoordinasi secara langsung untuk

memperoleh akses informasi kenagarian. Informasi yang tertera dalam website


tersebut dapat berguna untuk meningkatkan rasa kepercayaan masyarakat terhadap

kinerja pemerintah nagari.

Kemudian, tidak hanya memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk

mengetahui dan terlibat dalam penyusunan anggaran yang diadakan oleh pemerintah,

Nagari Sikabau juga memberikan peluang bagi masyarakat agar menyampaikan

kendala yang ada di masyarakat itu sendiri dan bisa juga memberikan ide-ide baru

atau inovasi baik mengenai pembangunan infrastruktur atau pengembangan lainnya,

serta masyarakat juga diberikan kesempatan untuk berdiskusi dengan pihak nagari.

Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan dan keterbukaan alokasi dana desa

membuktikan bahwa Pemerintah Nagari Sikabau tidak hanya bersikap terbuka,

namun juga bersikap partisipatif dan koperatif sehingga penerapan prinsip

transparansi benar-benar terealisasikan karena masyarakat dapat terlibat langsung

dalam pengelolaan dana desa sebagaimana disampaikan oleh Kepala jorong kampung

baru M. Jumain dalam kutipan wawancara berikut:

“Iya, pengelolaan dana desa yang dilaksanakan pemerintah Nagari Sikabau


sudah transparan. Pemerintah nagari telah melibatkan peran masyarakat dalam
pengolahan dana desa dan realisasi dana desa dapat dilihat saat pembangunan jalan
yang melibatkan masyarakat menjadi pekerja. Transparansi pengelolaan dana desa
juga disampaikan melalui sosial media seperti facebook. Pengelolaan dana desa
juga disampaikan oleh pihak nagari ke masing masing jorong di Nagari Sikabau,
dengan disampaikannya bagaimana pengelolaan dana desa ini melalui facebook dan
ke jorong masing- masing maka prinsip transparansi dana desa sudah terlaksana.

81
Pemerintah nagari juga mengajak masing-masing jorong untuk bermusyawarah
dalam pengelolaan dana desa “

Berdasarkan keterangan yang disampaikan di atas, peneliti menganalisa

bahwa keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan dana desa hingga pelaksanaan

alokasi dana untuk pembangunan sudah cukup jauh. Masyarakat tidak hanya terlibat

dalam urusan perencanaan melalui musyawarah sebagaimana disampaikan oleh

Sekretaris Nagari Sikabau, namun masyarakat juga terlibat secara kontributif dimana

mereka diberikan kesempatan untuk menyalurkan bantuan sebagai pekerja dalam

pelaksanaan pembangunan jalan.

Realisasi dari prinsip transparansi pengelolaan dana desa juga dilaksanakan

melalui keterbukaan pemerintah nagari melalui media sosial. Peneliti menganalisa

bahwa adanya akun facebook nagari sebagai penyedia informasi kenagarian cukup

berguna untuk menampung aspirasi dan evaluasi dari masyarakat. Jika masyarakat

mengalami kesulitan akses dalam memberikan evaluasi dan aspirasi kepada

pemerintah nagari, maka masyarakat bisa menyalurkannya melalui akun facebook

nagari. Disamping itu, adanya akun facebook nagari dinilai akan lebih komprehensif

dalam hal evaluasi dan aspirasi karena akan diketahui oleh masyarakat berskala besar.
Selain itu, pengelolaan dana desa secara transparan juga disampaikan oleh

salah satu masyarakat Nagari Sikabau, Bapak Oktaviandi dalam kutipan wawancara

berikut:

“Transparansi pengelolaan dana desa ini kita ketahui melalui jorong masing
masing. Pemerintah Nagari Sikabau juga melibatkan unsur pemuda dalam kegiatan
musrembang. Pemerintah juga melaksanakan musyawarah dan melibatkan unsur
pemuda dan masyarakat dan tentu saja dalam musyawarah ini tetap ada pro dan
kontra dalam masyarakat. Mengenai alokasi pengelolaan dana desa ini berdasarkan
skala prioritas misalnya dalam pembangunan jalan.”

Berdasarkan penyampaian Bapak Oktaviandi, peneliti menganalisa bahwa

transparansi pengelolaan dana desa dilaksanakan secara struktural. Keterbukaan

informasi dikoordinasikan melalui jorong masing-masing, lalu turun ke unsur pemuda

dan masyarakat melalui pelaksanaan musrembang. Dalam pelaksanaan musrembang

terdapat keterlibatan tokoh-tokoh masyarakat seperti pemuda dalam menyampaikan

usulan-usulan, memberikan pandangan terkait pengunaan dana desa di jorong

83
mereka. Dalam pelaksanaan musyawarah terdapat pro kontra antar masyarakat

dengan pihak pemerintah, namun pemerintah menghadapinya dengan bersikap

rasionalitas melalui penerapan skala prioritas. Peneliti menganalisa bahwa penerapan

skala prioritas merupakan bentuk tanggungjawab pemerintah untuk bersikap

bijaksana dan adil kepada masyarakat.

5.3.2 Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa Nagari Sikabau tahun 2019

        Prinsip akuntabilitas merupakan suatu kondisi dimana penyelenggaraan

pemerintahan dapat dipertanggungjawabkan di hadapan publik secara administratif

maupun secara politis. Keakuntabilitasan keuangan desa dikelola berdasarkan

praktik- praktik pemerintahan yang baik. Pengelolaan keuangan desa sebagaimana

tertuang dalam Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 yaitu, transparan, akuntabel,

partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.

Penerapan prinsip akuntabilitas pengelolaan ADD dimaksudkan sebagai

upaya untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).

Prinsip yang terdapat dalam good governance yaitu akuntabilitas

(kebertanggungjawaban) dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan. Dalam

penerapan prinsip akuntabilitas untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang

baik (good governance) perlu adanya keterlibatan ketiga aktor yang akan menunjang

keberhasilan pelaksanaan prinsip-prinsi good governance. Berdasarkan rumusan

masalah yang dijelaskan dalam bab 1, berikut dijelaskan bagaimana penerapan


prinsip akuntabilitas dalam pengelolaan dana desa di Nagari Sikabau Kecamatan

Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya.

       Dalam pengelolaan Anggaran Dana Desa (ADD) tahun 2019 di Nagari Sikabau,

menurut masyarakat setempat, akuntabilitas dalam mengelola ADD di Nagari

Sikabau sudah cukup baik. Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaannya dilakukan

melalui pertimbangan kebutuhan masyarakat itu sendiri. Keakuntabelan pengelolaan

ADD dillaksanakan secara partisipatif sebagai bentuk tanggungjawab pemerintah

nagari dalam memberi keterbukaan kepada masyarakat. Pentingnya sikap

tanggungjawab pemerintah nagari itu sendiri yang akan memberikan rasa percaya

kepada masyarakat walaupun dalam pelaksanaannya masih terdapat kekurangan

kinerja pemerintah nagari yang dinilai masyarakat. Kekurangan itu bisa dilihat ketika

masyarakat masih kurang puas karena pembangunan belum merata secara sempurna,

namun hal ini dikarenakan pemerintah nagari menjalankan strategi pembangunan

menggunakan skala prioritas. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan salah

satu masyarakat Nagari Sikabau yaitu bapak Oktaviandi selaku perwakilan dari

anggota pemuda Sikabau pada Selasa, 13 April 2021:

“Sejauh yang saya ketahui, untuk penerapan akuntabilitas terkait pengelolaan dana
desa untuk pembangunan di Nagari Sikabau sudah berjalan baik, karena dalam
proses perencanaannya melibatkan seluruh elemen masyarakat yaitu melalui
musyawarah musrembang. Kemudian dalam penerapannya pengelolaan dana desa
ini dilaksanakan berdasarkan skala prioritas, walaupun masih terdapat pro dan
kontra di dalam masyarakat karena dalam pembangunan yang dilaksanakan bukan

85
berdasarkan pada keinginan masyarakat, melainkan berdasarkan pada kebutuhan
masyarakat. Namun sejauh ini pembangunan pada nagari dilaksanakan dengan baik
dengan menampung aspirasi dari masyarakat Nagari Sikabau.”

Seperti keterangan-keterangan dari para informan yang terlibat, keterangan yang

diberikan dari Bapak Oktaviandi juga menyatakan bahwa bentuk

pertanggungjawaban pengelolaan dana desa dilakukan secara partisipatif dimana

elemen masyarakat terlibat melalui musyawarah musrembang. Dikarenakan

musyawarah sebagai upaya menyatukan tiap pikiran pemerintah dengan masyarakat,

masih terdapat pro dan kontra dikarenakan pembangunan yang dilaksanakan belum

sesuai dengan keinginan masyarakat. Namun di sisi lain, tujuan pemerintah nagari

sebenarnya melaksanakan pembangunan berdasarkan kebutuhan urgent desa, oleh

karena itu dibuatlah skala prioritas sebagai kriteria untuk menentukan aspek mana

yang lebih utama untuk dilakukan pembangunan.

Bentuk pertanggungjawaban nagari dalam keterbukaan pengelolaan dana desa dan

penetapan skala prioritas diperkuat oleh keterangan ketua Bundo Kanduang Nagari

Sikabau, Ibuk Irhamni pada hari Selasa, 13 April 2021:

“Untuk penerapan terkait akuntabilitas atau pertanggungjawaban dari pihak yang


terlibat dalam pengelolaan dana desa sudah berjalan dengan baik. Untuk
pelaksanaannya bukti rincian penggunaan dana desa dapat dilihat langsung di
nagari, bisa dilihat pada papan informasi di kantor wali nagari. Kebetulan saya juga
terlibat dalam musrembang dimana disana diperlihatkan bagaimana pengelolaan
dana desa beserta dengan bukti nyata dari alokasi dana desa tersebut. Walaupun
dalam penerapannya masih belum sepenuhnya mengedepankan aspek keinginan dari
masyarakat, contohnya yaitu dalam kegiatan yang berhubungan dengan organisasi
masyarakat, seperti bundo kanduang masih belum ada dana, namun hal ini masih
dapat dimengerti karena pemerintah nagari sendiri lebih mementingkan aspek
prioritas dalam mengelola keuangan nagari.”

Berdasarkan kutipan dari informan Bapak Oktaviandi dan Ibu Iharmni, dapat

peneliti simpulkan bahwa pelaksanaan pengelolaan dana desa sudah cukup baik

dalam prinsip akuntabilitas. Segala pertanggungjawaban kepada masyarakat

dilakukan melalui keterbukaan informasi, seperti adanya kegiatan musrembang. Hal

ini lah yang membuktikan bahwa bentuk pertanggungjawaban pemerintah nagari

sudah terlaksana dengan baik. Selain itu, terdapat pro-kontra masyarakat terkait

penerapan pembangunan yang belum sesuai keinginan dikarenakan pemerintah

melaksanakan pembungan berdasarkan skala prioritas agar hasil yang didapatkan bisa

lebih optimal.

Pelaksanaan prinsip akuntabilitas (tanggungjawab) pemerintah yang baik dapat

dilihat ketika pemerintah nagari bertanggungjawab memberi akses bagi masyarakat

dalam berpartisipasi. Keterlibatan masyarakat tentunya sangat penting dalam

kemajuan pembangunan. Keikutsertaan masyarakat dapat dilakukan melalui distribusi

praktis dari masyarakat itu sendiri, seperti halnya maayarakat yang menyumbaangkan

tenaga dan pikiran untuk pelaksanaan pembangunan.

87
Realisasi pengelolaan dana desa yang partisipatif di Nagari Sikabau dapat terbukti

sebagaimana dalam wawancara dengan Wali Jorong Kampung Baru yaitu M. Jumain

pada Selasa, 13 April 2021:

“ Dalam aspek akuntabilitas, pemerintah nagari juga merealisasikan pengelolaan


dana desa di tiap-tiap jorong termasuk jorong kampung baru ini. Masyarakat juga
terlibat langsung dengan pengelolaan dana desa terkait pembangunan ini seperti
masyarakat yang diikutsertakan sebagai pekerja dalam pembuatan jalan”

    Dari hasil wawancara dengan Wali Jorong Kampung Baru, peneiti melihat bahwa

prinsip akuntabilitas sudah terealisasikan. Bentuk tanggungjawab pemerintah nagari

dalam memberikan partisipasi masyarakat pun juga sudah dilakukaan dan masyarakat

sudah terlibat secara lalngsung dalam pelaksanaan pembangunan. Dengan

memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi, maka masyarakat

pun juga memiliki rasa tanggungjawab yang sama dengan pemerintah dimana baik

pemerintah dan masyarakat memiliki komitmen dalam melaksanakan pengelaloaan

DD dan pembangunan.

    Berdasarkan keterangan yang disampaikan Bapak Oktaviandi, Ibuk Irhamni serta

Wali Jorong Kampung Baru, dapat peneliti simpulkan bahwa pelaksanaan prinsip

akuntabilitas di Nagari Sikabau sudah mencakup perencanaan dan pelaksanaan.

Prinsip perencanaan dapat dilihat dari adanya kegiatan musrembang yang

menampilkan strategi pembangunan yang akan dilakukan. Prinsip pelaksanaan baik

dari pemerintah dan masyarakat juga sudah terealisasikan seperti adanya tindakan
koperatif yang dilakukan pemerintah dengan masyarakat dalam melaksanakan

pembangunan desa.

        Prinsip pelaksanaan dan perencanaan di Nagari Sikabau dalam pengelolaan DD

serta pembangunan desa tampaknya sudah berjalan dengan baik. Segala upaya yang

dilakukan pemerintah dinilai tepat sasaran dalam melaksanakan prinsip akuntabilitas.

Namun selain perencanaan dan pelaksanaan, pertanggungjawaban pemerintah

hendaknya direalisasikan melalui suatu pelaporan. Pelaporan dalam pengelolaan dana

desa sangat berguna bagi cerminan pengelolaan dana desa selanjutnya. Sistem

pelaporan bisa dalam bentuk data penggunaan alokasi dana desa yang akan

memberikan kepastian terkait pelaksanaan alokasi dana desa.

        Berdasarkan hasil wawancara dengan Sekretaris Nagari Fitrawadi, S.Pt, terkait

penerapan prinsip akuntabilitas dalam pengelolaan dana desa, ia menjelaskan

pelaporan yang dilaksanakan dalam pengelolaan dana desa. Hal ini dijelaskan dalam

wawancara yang dilakukan pada hari Senin 12 April 2021:

“Mengenai akuntabel pelaporan tidak ada kendala. Untuk pelaporan kami


menggunakan siskudes atau sistem keuangan desa, kemudian BPK akan melakukan
pemeriksaan dalam sistem tersebut. Untuk secara manual hanya sampai tingkat
Kecamatan”

Keterangan yang diberikan oleh Sekretaris Nagari ini juga diperkuat oleh

penjelasan yang diberikan oleh Bendahara Nagari yaitu Suci Wulandari, SE yang

dilakukan pada Rabu, 14 April 2021:

89
“Untuk pertanggungjawaban alokasi dana desa, kami memasukkan semua data
terkait penggunaan dana desa pada LKPJ tahun 2019, karena pembukuan ini
nantinya akan diperiksa sendiri oleh BPK, sehingga tidak ada yang disembunyikan
atau dipalsukan oleh pemerintah desa”

Berdasarkan penjelasan yang diberikan oleh Sekretaris dan Bendahara

Nagari, dapat dilihat behwa akuntabilitas terkait pengelolaan dana desa di Nagari

Sikabau sudah dijalankan sebagaimana mestinya, hal ini berkaitan dengan penjelasan

yang sebelumnya sudah dijelaskan dalam bab dua terkait konsep akuntabilitas dimana

semua kegiatan yang menyangkut dengan urusan publik harus dapat

dipertanggungjawabkan baik dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pelaporan

harus dapat di pertanggungjawabkan kepada masyaratat dan pengawas keuangan. Di

Nagari Sikabau sendiri, untuk penyerahan laporan pertanggungjawaban terkait dana

desa tahun 2019, sudah diserahkan kepada BPK pada bulan februari 2020. Hal ini

menunjukkan bahwa prinsip pertanggungjawaban dalam pengelolaan keuangan desa

sudah diterapkan, sehingga dalam penerapannya prinsip Good Governance terkait

akuntabilitas sudah dijalankan dengan baik.

Setelah melakukan wawancara dengan beberapa informan terkait akuntabilitas

penggunaan dana desa di Nagari Sikabau, peneliti dapat menyimpulkan bahwa

pertanggungjawaban terkait pengelolaan dana desa di Nagari Sikabau sudah berjalan

baik, hal ini dibuktikan dengan pembangunan rigit beton di Jorong Parik Tarajak,

Jorong Kapalo Koto, Jorong Koto Panjang, Jorong Sungai Sonsang, Jorong Bukit

Mindawa, Jorong Campur Jaya dan Rigid Beton Jalan Usaha Tani, kemudian
pembangunan Drainase Jorong Koto Sikabau, Jorong Bukit Barangan, Jorong

Tanjung Salilok, Jorong Kampung Baru, Penimbunan & Dam Badan Jalan Jorong

Tabek Pamatang, Pengelolaan Perpustakaan Milik Nagari, Pelatihan Kader &

Pemberian Makanan untuk anak Stunting, Penguatan Modal BUMNAG.

Selain itu, untuk alokasi anggaran dana desa di Nagari Sikabau terdapat empat

tahapan, yang pertama yaitu rembuk stanting yang dilakukan pada tahun 2018, tahap

kedua yaitu pelaksanaan musrembang yang dipimpin oleh ketua bamus, tahap ketiga

yaitu musrembang RKP untuk perencanaan tahun selanjutnya, dalam musrembang ini

tidak hanya membahas pembangunan, tetapi juga bidang-bidang lainnya, dan tahap

yang terakhir yaitu peninjauan lapangan yang dilakukan oleh tim verifikasi diikuti

oleh seluruh lembaga terkait.

.4. Sistem kerja e-goverment dalam mewujudkan prinsip akuntabilitas dan

transparansi pengelolaan dana desa di Nagari Sikabau Kecamatan Pulau

Punjung Kabupaten Dharmasraya

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi di bidang pemerintahan

diwujudkan dalam sebuah sistem e-government. Sebuah sistem yang memanfaatkan

internet berupa situs website untuk memberikan kemudahan akses informasi secara

luas kepada masyarakat. Penerapan e-government telah diatur dalam Inpres RI Nomor

3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-

government. Setiap lembaga pemerintahan, baik ditingkat pusat maupun ditingkat

daerah wajib untuk membuat, mengembangkan serta menerapkan konsep e-

91
government pada masing-masing lembaga, terutama berkaitan dengan penyediaan

informasi kepada publik.57 Penerapan sistem e-government oleh pemerintah pusat

sampai pemerintah yang terendah dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang

baik (good governance).

Nagari Sikabau merupakan salah satu nagari baru yang berdiri pada tahun

2009. Awalnya nagari Sikabau berstatus sebagai nagari berkembang kemudian

menjadi nagari yang maju karena memiliki Indeks Desa Membangun (IDM) yang

tinggi. Faktor lain sebagai penunjang kemajuan Nagari Sikabau tidak terlepas dari

pengeleloaan pemerintahan yang dilakukan melalui pemanfaatan teknologi informasi

dan komunikasi. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang dilakukan

nagari sikabau dapat dilihat pada pengelolaan dana desa melalui e-government,

bentuk realisasinya Pemerintah Nagari Sikabau membuat sebuah website Panda SID

sebagai media yang menyalurkan kebutuhan masyarakat dalam mengakses informasi

secara luas tentang pemerintahan nagari, salah satunya yaitu pengelolaan dana desa.

Panda SID merupakan salah satu sistem informasi Desa yang dimiliki oleh

Puskomedia Indonesia. Pemanfaatan sistem informasi desa Panda SID ini diharapkan

dapat mewujudkan pemerintah desa yang transparan dan akuntabel dalam mengelola

informasi perencanaan kegiatan pembangunan dana desa dan sebagainya. Disamping

itu masyarakat juga dapat berperan sebagai pengontrol kegiatan yang dilakukan oleh

57
Dapat diakses di https://media.neliti.com/media/publications/28600-ID-peranan-e-government-
dalam-mendukung-transparansi-dan-keterbukaan-informasi-publ.pdf pada tanggal 19 April 2021
pukul 10.59 Wib
pemerintah nagari dan mendorong terciptanya integritas antara pemerintah dengan

masyarakat.

Sejarah awal pembuatan website Panda SID di Pemerintahan Nagari Sikabau

bermula pada tahun 2017 dimana Pemerintah Kabupaten Dharmasraya ketika itu

mewajibkan seluruh nagari yang berada di wilayah otonom pemerintahan Kabupaten

Dharmasraya untuk mengirim utusan mengikuti bimbingan teknis sistem informasi

desa dan website desa pada tahun 2017 tersebut. Pada tahun yang sama pemerintahan

Nagari Sikabau mencoba menerapkan pengunaan Website Panda SID dimana ketika

itu pemerintahan Nagari Sikabau bekerja sama dengan pihak Swasta sebagai pembuat

dan pengelola website Panda SID di Nagari Sikabau tersebut. Berjalannya pengunaan

dan pengelolaan website nagari tersebut sangat membantu penerapan transparansi dan

kinerja pemerintahan nagari ketika itu, seperti yang disampaikan oleh sekretaris

Nagari Sikabau itu sendiri:

“Selama pemakaian website Panda SID pada tahun 2017 sangat membantu
pemerintahan Nagari Sikabau dalam memberikan layanan dan informasi mengenai
hal- hal yang berkaitan dengan pemerintahan nagari saat itu” (wawancara secara
langsung dengan sekretaris Nagari Sikabau Fitrawadi S.Pt, pada tanggal 12 April
2021).

93
Website Nagari Sikabau

Berdasarkan keterangan yang diberikan Bapak Fitrawadi S.Pt, peneliti


menganalisa bahwa Pemerintah Nagari Sikabau telah berupaya merealisasikan prinsip
akuntabilitas dan transparansi melalui penerapan website Panda SID. Namun
disamping itu, penerapan website Panda SID tidak bertahan lama dan terhenti pada
tahun 2017 dikarenakan tidak adanya anggaran pengelolaan website Panda SID untuk
tahun berikutnya. Website tersebut bisa berjalan karena dikelola oleh pihak swasta,
sebagai mana disampaikan oleh Bapak Fitrawadi S.Pt:
“Pada tahun 2017 sebenarnya pemerintahan Nagari Sikabau telah mencoba
menerapkan pengunaan website Panda SID, dimana saat itu kami bekerja sama
dengan salah satu pihak swasta yang memang ahli dalam pembuatan dan pengunaan
website Panda SID ini."

Berdasarkan adanya peran pihak swasta dalam pengelolaan website nagari,


peneliti menganalisa bahwa Pemerintah Nagari Sikabau berupaya merealisasikan
prinsip akuntabilitas dan transparansi dengan sangat baik dikarenakan pemerintah
telah berkenan untuk melakukan tindakan koperatif dengan pihak non-pemerintah
(swasta). Peranan pihak swasta ternyata memiliki profit bagi pemerintah nagari dalam
upaya realisasi prinsip akuntabilitas dan transparansi, tentunya dalam penerapan
website Panda SID. Namun demikian, upaya yang dilakukan pemerintah nagari
dengan pihak swasta tidak bisa berjalan mulus dikarenakan beberapa factor, seperti
yang disampaikan oleh Bapak Fitrawadi S.Pt:

“Website tersebut terhenti karena dikelola oleh pihak swasta sehingga


membutuhkan biaya yang besar dalam pengelolaannya. Namun, untuk tahun 2018-
sekarang Nagari Sikabau tetap menerapkan penerapan akuntabilitas dan
transparansi pengelolaan dana desa dalam e-government yaitu melalui media sosial
seperti facebook, instagram dan media manual. Pemerintahan Nagari Sikabau
menginginkan untuk dapat memiliki website resmi agar nantinya dapat memberikan
informasi kepada msyarakat tentang pengelolaan dana desa ini, akan tetapi di
permasalahkan dengan adanya Sumber Daya Manusia yang kurang dan
membutuhkan biaya yang besar dalam pembuatannya.”

Berdasarkan keterangan di atas, peneliti menganalisa bahwa penerapan


website nagari sebenarnya masih bisa berjalan secara kontinuitas, namun sisi lain
masih ada beberapa factor yang menjadi kendala dalam penerapannya, seperti
kendala biaya dan kendala Sumber Daya Manusia (SDM). Meskipun Pemerintah
Nagari Sikabau mengalami kendala dalam pengelolaan website nagari dikarenakan

95
hambatan biaya dan SDM, peneliti menganalisa bahwa Pemerintan Nagari Sikabau
tidak berhenti dan tetap berupaya merealisasikan prinsip transparansi dan
akuntabilitas melalui sarana dan fasilitas yang masih tersedia, seperti media sosial
facebook dan instagram, serta media manual seperti banner dan baliho. Upaya yang
dilakukan Pemerintah Nagari tersebut hendaknya dapat dikatakan bahwa Pemerintah
Nagari Sikabau konsisten dengan pelaksanaan prinsip akuntabilitas dan transparansi.
BAB VI
Kesimpulan dan Saran
6. 1 Kesimpulan
Berdasarkan temuan dan analisis peneliti, maka peneliti memiliki kesimpulan

yang sesuai dengan pertanyaan penelitian yang pertama bahwa transparansi dalam

pengelolaan dana desa di Nagari Sikabau sudah diterapkan secara transparan

dibuktikan dengan adanya pemberian informasi seperti banner, baliho, running teks,

dan lain sebaingannya. Proses tarasparansi ini dilakukan oleh pemerintahan nagari

dengan cara memberikan informasi tersebut di tempat-tempat keramaian seperti

pasar, masjid, kantor wali nagari, kantor jorong, dan persimpangan jalan. Selain itu

proses transparansi yang dilakukan oleh pemerintahan nagari Sikabau dilakukan

dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat seperti, bamus, KAN, Pemuda, jorong,

pihak sekolah dan berbagai unsur lainnya dalam penyusunan rencana pembangunan

nyang bersumber dari dana desa.

Hal ini dilakukan oleh pemerintahan nagari untuk menerapkan prinsip

transparansi dalam pengelolaan dana desanya. Terbukti dengan begitu Nagari

Sikabau mendapatkan reward tambahan dana desa di tahun berikutnya dan mewakili

Kabupaten Dharmasraya dalam penilaian kinerja terbaik dalam pengelolaan dana

desa di tingkat Sumatera Barat. Kesimpulan peneliti selanjutnya tentang akuntabilitas

pemerintahan Nagari Sikabau dalam pengelolaan dana desa sudah diterapkan dengan

baik dibuktikan dengan adanya laporan yang cepat dan jelas yang dilakukan oleh
pemerintrahan Nagari Sikabau baik itu kepada pemerintah pusat maupun kepada

masyarakatnya.

Kesimpulan peneliti pada pertanyaan peneliti yang kedua bahwa penerapan

akuntabilitas dan transparansi pengelolaan dana desa dalam e-government yaitu

pemerintahan Nagari Sikabau telah menjalankan penerapan tersbut didalam

websitenya pada tahun 2017. Namun terhenti karena website tersebut dikelola oleh

swasta sehingga membutuhkan biaya yang besar. Tetapi untuk tahun 2018- sekarang

Nagari Sikabau tetap menerapkan penerapan akuntabilitas dan transparansi

pengelolaan dana desa dalam e-government yaitu melalui media sosial seperti

facebook, instagram dan media manual. Pemerintahan Nagari Sikabau

menginnginkan untuk dapat memiliki website resmi agar nantinya dapat memberikan

informasi kepada msyarakat tentang pengelolaan dana desa ini, akan tetapi di

permasalahkan dengan adanya SDM yang kurang dan membutuhkan biaya yang

besar dalam pembuatannya.

6.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai penerapan

prinsip akuntabilitas dan transparansi pengelolaan dana desa (Studi kasus : Nagari

Sikabau Kecamatan pulau punjung Kabupaten Dharmasraya. Agar tercapainya

pengelolaan dana desa yang lebih maksimal dan untuk mewujudkan pembangunan

yang lebih berhasil dalam pencapaian sasaran dalam membangun partisipasi


masyarakat. Maka ada beberapa saran dan rekomendasi yang dapat diberikan peneliti

yaitu :

1. Diharapkan dalam penerapan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan

alokasi dana desa dapat terlaksanan dengan sepenuhnya, dengan melibatkan

seluruh unsur masyarakat dalam musyawarah nagari, mulai Bamus, KAN,

Unsur pemuda, kepala Jorong dan masyarakat lainnya baik dalam

perencanaan ataupun pelaksanaan pembangunan nagari, sehingga

pelaksanaan pembangunan dapat terlaksana sesuai dengan mufakat aparat

nagari dengan masyarakat setempat.

2. Dikarenakan keterbatasan anggaran biaya pemerintah nagari Sikabau dalam

pengelolaan website Panda SID sehingga terhenti pada tahun 2017.

Diharapkan adanya tindak lanjut ataupun koordinasi dari pihak pemerintah

nagari dengan pemerintah daerah setempat supaya website tersebut

diaktifkan kembali. Dengan demikian masyarakat lebih mudah mengakses

informasi dan nantinya dapat meningkatkan integrasi antara pemerintah

nagari dengan masyarakat setempat melalui penerapan prinsip akuntabelitas

dan transparansi dalam pengelolaan dana desa tersebut.

57
LAMPIRAN
LAMPIRAN DOKUMENTASI Nagari Sikabau

 Kantor Wali Nagari Sikabau


 Realisasi APB Nagari Sikabau
 Struktur Organisasi Pemerintah Nagari Sikabau

 Lampiran Bukti Fisik Realisasi Dana Desa Tahun 2019

91
 Bukti Pembangunan Melalui Anggaran Dana Desa di Nagari Sikabau
93
 Laporan Keterangan Pertangung Jawaban (LKPJ) Tahun Anggaran

2019 Nagari Sikabau

 Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Survei yang Diberikan Oleh

Pihak Nagari Sikabau


LAMPIRAN DOKUMENTASI WAWANCARA

1. Bapak Abdul Razak Selaku Wali Nagari Sikabau

2. Bapak Fitrawadi, S.Pt Selaku Sekretaris Nagari Sikabau

95
3. Ibuk Suci Wulandari, SE Selaku Bendahara Nagari Sikabau

4. Bapak M. Jumai Selaku Salah Satu Kepala Jorong di Nagari Sikabau


5. Bapak Oktaviadi Sekaku Salah Satu Masyarakat Nagari Sikabau

6. Ibuk Irhamni Selaku Salah Satu Masyarakat Nagari Sikabau

97
7. Bapak Erawadi Selaku Salah Satu Masyarakat Nagari Sikabau

8. Foto Bersama Tokoh-tokoh Penting Nagari Sikabau


9. Foto dengan Masyarakat Nagari Sikabau sesudah melaksanakan shalat

tarawih

10. Wawancara Via Telfon dengan Bapak Yulasmen Selaku Ketua Bamus

Nagari Sikabau

99
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Kementrian Keuangan Republik Indonesaia, Buku Pintar Dana Desa: Dana Desa

Untuk kesejahteraan rakyat, 2017, hlm.1 (diakses pada tanggal 26 Maret 2021

Muslim, Entin Sriani, 2006. Advokasi pembuatan citizen character untuk mendorong

pelayanan publik yang transparan, akuntabel, dan responsif. Bandung: Balai

Diklat LAN.

Sugiyono (2015). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif dan

Kualitatif dan RD. Edisi Revisi XXII. Bandung : Alfabeta

Jurnal dan artikel

Akadun. 2007. Good Governance. Dalam Jurnal Sosiohumaniora. Vol.9 No.1 hal:40

Andi Hakim. 2016. (Dinamika Pelaksanaan Good Governance di Indonesia dalam

perspektif yuridis dan implementasi) dalam Civil Service Vol.10 No.1

Bappenas dan Depdagri. 2002. Pedoman Penguatan Pengamanan Program

Pembangunan Daerah.

Fitrah. Mih, M.Pd dan Dr. Luthfiyah, MAg.2017.Metodologi Penelitian; Penelitian

Kualitatif, Tindakan kelas &Studi Kasus.Malang


Joko Tri Nugraha. 2018. E-Government dalam Pelayanan Publik Studi tentang

elemen sukses pengembangan E-Government di pemerintahan kabupaten

sleman.jurnal komunikasi. Volume 2. No 1. Hal 32-42

Jurnal Pertanggungjawaban Penggunaan Alokasi Dana Desa Pada Pemerintahan Desa

Di Kabupaten Donggala Hasman Husin Sulumin, dapat dilihat pada 27 Mare

2021 jam 15.00

Mardiasmo, 2004. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. ANDI, Yogyakarta.

Masri Singarimbun. Op. Cit. Metode Penelitian Survey. Hlm. 236

Muhammad Ilham Arisaputra. 2013. Penerapan Prinsip Prinsip Good Governance

Dalam Penyelenggaraan Reforma Agraria di Indonesia. Dalam Jurnal

Yuridika. Vol 26 No. 2 hal:192-193

Muh. Tang Abdullah. 2016. Perspektif Governance Dalam Memahami Perubahan

Manajemen Pemerintahan. Dalam Jurnal Analisis Kebijakan dan Pelayanan

Publik. Vol 2 No. 1. Hal:66-67

Novianti Ruru (dkk). 2017. Analisis Penerapan Alokasi Dana Desa (ADD) Dalam

Upaya Meningkatkan Pembangunan Desa (Studi Kasus Pada Desa Suwaan,

Kecamatan Kalawat, Kabupaten Minahasa Utara) Jurnal Riset Akuntansi

Going Concern Vol 1(12). 2017 hlm:83

101
Rahmi Kurnia, Nurzi Sebrina,Halmawati. 2019. AKUNTABILITAS

PENGELOLAAN DANA DESA (Studi Kasus pada Desa-Desa di Wilayah

Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat). Jurnal Eksplorasi

AkuntansiVol. 1, No 1,

Sugiono. 2005, Memahami Penelitian Kualitatif, CV. Alfabeta; Bandung, hlm.88

Susan, Stainback. (1988). Undertanding & Conducting Qualitative Research.

Kendall/Hunt Publishing Compani ; Dubuque, lowa. Sebagaimana dikutip

oleh Sugiyono dalam bukunya yang berjudul “Metode Penelitian Kuantitatif,

Kualitatif dan R & D”. CV. Alfabeta, Bandung 2013, hlm 241

Tahun 1979 (Sebuah Tnjauan). PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta, Hlm 19

Vilmia Farida, A. Waluya Jati, Riska Harvent.2018.Analisis Akuntabilitas

Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) Di Kecamatan Candipuro Kabupaten

Lumajang .JURNAL AKADEMI AKUNTANSI 2018 Volume. 1 No. 1 66 ‫׀‬

Wahyudi Kumorotomo, Etika Administrasi Negara, PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 1999, hal. 217

Widjaja. 2004. Pemerintahan Desa Dan Administrasi Desa Menurut Undang-Undang

Nomor 5

Skripsi dan tesis


Desmarni, 2019, Pelaksanaan Prinsip Transparansi Dana Desa di Nagari Tigo Balai

Kecamatan Matur Kabupaten Agam Tahun 2017, Skripsi, Program Studi Ilmu

Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Andalas

Deti Kumalasari, 2016, Transparansi dan Akuntabilitas Pemerintah Desa dalam

Alokasi Dana Desa, Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Volume 5 Nomor 11,

hlm 1

Maisiyah Kholmi, 2016, Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa: Studi di

Desa Kedungbetik Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang, Jurnal

Ekonomika-Bisnis, Vol. 07 No. 02, hal 143

Nastasya Aisya Putri, 2021, Analisis Aktor Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)Tirta

Mandiri, Desa Ponggok, Kabupaten Klaten Dalam Persperktif Governance,

Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas

Sri Wahyuni, 2019, Penerapan Akuntabilitas Dan Transparansi Pengelolaan

Alokasi Dana Desa Dalam Pembangunan Desa (Studi Kasus Desa Kuta Bakti

Kecamatan Babul Bakmur Kabupaten Aceh Tenggara), Skripsi, Fakultas

Ekonomi dan BisnisIslam, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Suci Indah Hanifah dan Sugeng Praptoyo, 2015. Akuntabilitas dan Transparansi

Pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes), Jurnal

Ilmu & Riset Akuntansi, Vol. 4 No. 8, hlm 1

Peraturan perundang-undangan

Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2016 tentang Dana Desa

103
Undang-Undang RI Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Desa

Website

https://academia.edu/download/50693606/Keabsahan_data.ppt__Compatibility_Mod

e_.pdf diaskses pada tanggal 29 Maret 2021 jam 01.30

https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Dharmasraya#Batas_Wilayah diakses pada

15 April 2021 pukul16:10

https://dharmasrayakab.go.id/profil/ pada tanggal 15 April 2021 jam 15.50

https://dharmasrayakab.go.id/berita1094/kinerja-terbaik-enam-nagari-di-

dharmasraya-dapat-reward-tambahan-dana-desa.html pada tanggal 06 April 2021 jam

14:58

http://ejournal.litbang.kemkes.go.id/index.php/ diakses pada tanggal 29 Maret 2021

jam 22.00

https://elibrary.unikom.ac.id/83/9/11.%2520UNIKOM diakses pada tanggal 29 Maret

2021 jam 22. 15

http://jim.unsyiah.ac.id/EKA/article/download/15556/pdf. Diakses tanggal 01 April

2021

https://kemenkeu.go.id/media/6749/buku-pintar-dana-desa.pdf. diakses pada tanggal

26 Maret 2021
https://klikpositif.com/baca/72026/kinerja-terbaik-enam-nagari-di-dharmasraya-

dapat-reward-tambahan-dana-desa . diaskses pada tanggal 27 Maret 2021 jam 13.35

WIB

https://media.neliti.com/media/publications/158249-ID-pertanggungjawaban-

penggunaan-alokasida.pdf. diakses pada tanggal 27 Maret 2021

https://nasional.kompas.com/read/2020/03/20/14495551/jokowi-minta-dana-desa-

juga-dipakai-untuk-tangani-wabah-covid-19 diakses pada tanggal 27 Maret 2021

https://langgam.id/6-nagari-di-dharmasraya-dapat-tambahan-dana-desa-rp864-juta/

Diakses pada tanggal 12 April 2021 pukul 08.58 WIB

https://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCRPIJM_

1502699377BAB_II_PROFIL_KABUPATEN_DHARMASRAYA.pdf pada 15 April

2021 pukul 16:01

105

Anda mungkin juga menyukai