Anda di halaman 1dari 38

STUDI LAPANG

“PROFIL DAN PENGEMBANGAN KELAPA SAWIT


DI DESA GIRI KENCANA , KECAMATAN KETAHUN, KABUPATEN
BENGKULU UTARA, PROVINSI BENGKULU”

Disusun Oleh:

Dyosdado Bramantio S
(E1D017167)

PRODI AGRIBISNIS
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Studi
Lapang ini dengan judul “Profil Desa dan Pengembangan Kelapa Sawit di
Desa Giri Kencana Kecamatan Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara
Provinsi Bengkulu”. Dalam penulisan Laporan Studi Lapang ini, saya
mengucapkan terima kasih kepada

1. Kedua Orang Tua yang telah mendukung


2. Perangkat Desa Giri Kencana yang memberikan izin untuk
melakukan studi lapangan di lokasi tersebut.
3. Bapak Ir.Redy Badrudin, M.M.Dipl.SI selaku Dosen
Pembimbing yang telah memberikan saran, wawasan, serta
semangat dan juga bantuan pemikiran serta ketersediaan
untuk meluangkan waktu sehingga penulisan Laporan studi
lapang ini dapat di selesaikan.
4. Bapak Ir.Sriyoto, MS selaku Dosen penguji studi lapangan

Saya menyadari bahwa dalam pembuatan Laporan Studi Lapang ini


masih jauh dari sempurna. Untuk itu saya menerima saran dan kritik yang
bersifat membangun demi perbaikan dalam laporan studi lapang ini.
Semoga laporan Studi lapang ini bisa bermanfaat bagi para
pembaca.Terimakasih.

Bengkulu,24 Mei 2022


Penulis

Dyosdado Bramantio
Simanjuntak

iii
DAFTAR ISI

COVER i
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iv
BAB I ........................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B.Rumusan Masalah ................................................................................................. 5
C.Tujuan ................................................................................................................... 5
D.Manfaat Studi Lapang ........................................................................................... 5
BAB II....................................................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................... 6
A. Pengertian Desa, Profil Desa Dan Tanaman Kelapa Sawit .................................. 6
1.Pengertian Profil Desa ........................................................................................... 6
2.Pengertian Desa ..................................................................................................... 6
3.Botani tanaman kelapa sawit.................................................................................. 6
B. Sumber Daya Manusia ........................................................................................ 8
1. SDM Dari Sisi Ekonomi ...................................................................................... 8
C. Sumber Daya Alam .............................................................................................. 9
1. Sumber Daya ......................................................................................................... 9
2.Sumber Daya Alam .............................................................................................. 10
D. Modal Sosial ...................................................................................................... 12
1.Konsep Modal Sosial ........................................................................................... 12
2.Pilar atau Unsur Modal Sosial ............................................................................. 12
E. Infrastruktur ........................................................................................................ 14
F.Finansial............................................................................................................... 14
G.Kerangka Berpikir ............................................................................................... 15
BAB III ................................................................................................................... 16
METODE STUDI LAPANG .................................................................................. 16
BAB IV ................................................................................................................... 18
GAMBARAN UMUM DAERAH STUDI LAPANG ............................................ 18
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 32
LAMPIRAN............................................................................................................ 34

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang termasuk wilayah agraris, di mana
terdapat kekayaan alam yang sangat melimpah serta masyarakat yang
didominasi oleh petani yang hidupnya bergantung pada sektor pertanian.
Dalam pemilihan pola usahatani yang akan dikembangkan, petani harus
pandai mempertimbangkan apa yang akan diusahakan tanpa ada
merugikan sektor yang lainnya. Tanaman yang berbeda jenis dan umur
panennya akan berbeda pula unsur zat hara yang dibutuhkan serta cara
perawatannya. Salah satu cara untuk meningkatkan pangan adalah
dengan mengatur pola pertanaman (cropping system). Selain itu, untuk
mendapatkan dan menjaga produktivitas dan hasil yang optimal, harus
menjaga pola penanaman yang sesuai dan disinilah harus diperhatikan
dan dipecahkan oleh para ahli pertanian (Dompasa, 2014).
Mendagri RI (2007), menyatakan bahwa Profil Desa dan
Kelurahan adalah gambaran yang menyeluruh tentang karakter yang ada
di dalam desa dan kelurahan yang meliputi data dasar keluarga, potensi
sumber daya alam, sumber daya manusia, kelembagaan, prasarana dan
sarana serta perkembangan kemajuan dan permasalahan yang dihadapi
desa dan kelurahan. Organisasi pelaksana kegiatan penyusunan profil
desa dan kelurahan adalah kelompok kerja (Pokja) yang masing-masing
berada pada tingkat desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota sampai
provinsi.
Berdasarkan Kementerian Sosial RI (2017) Desa yaitu unit
terkecil bagian wilayah yang ada di dalam struktur pemerintahan
Indonesia. Di dalamnya terdapat unsur organisasi termasuk satuan-
satuan Keluarga, Rukun Warga, dan Rukun Tetangga. Keseluruhan dari
organisasi yang ada tersebut merupakan bagian yang secara tata
pemerintahan berada dalam tatanan sistem yang disebut dengan desa
(untuk wilayah Kabupaten) dan kelurahan (untuk wilayah Kota). Dalam
konteks demikian maka pengembangan otonomi asli desa memiliki

1
landasan, visi dan misi yang kuat dalam rangka menjaga efektifitas,
efisiensi dan optimalisasi otonomi daerah.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Desa atau
dengan sebutan lain adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan , kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan hak tradisional yang diakui dan
dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Dengan demikian dapat diambil dalam Undang-Undang
tersebut diakui adanya otonomi yang dimiliki oleh desa.
Pengertian desa tak lepas dengan adanya sistem pemerintahan
daerah dan peran pemerintahan daerah. Berikut pengertian dari sistem
pemerintahan daerah dan peran pemerintahan daerah, yaitu;
1. Pemerintah desa disebut juga sebagai ujung tombak dalam sistem
pemerintahan daerah akan berhubungan dan bersentuhan
langsung dengan masyarakat. Kansil, menyatakan pada dasarnya
pemerintahan desa merupakan salah satu bagian dari struktur
pemerintahan Indonesia yang terendah dan berada di dalam
lingkup wilayah kerja pemerintah daerah. Sebagai unsur
pemerintahan yang terendah dan langsung berhubungan dengan
masyarakat, Desa telah mengalami beberapa kali pergantian
peraturan perundang-undangan (Putra, 2007).
2. Pemerintah desa mempunyai peran penting dalam kedudukannya
sebagai kepanjangan tangan negara yang dekat dengan
masyarakat dan sebagai pemimpin masyarakat. Pemerintah desa
merupakan pemerintah yang memimpin pemerintahan desa atau
disebut juga dengan lembaga organisasi yang mempunyai
penugasan dari pemerintah daerah untuk menyelenggarakan
urusan pemerintah umum yang sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 22 yaitu
penyelenggaraan pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan
Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa (Dapla dkk., 2018)

2
Dalam menjalankan suatu pembangunan harus mempunyai
sumber daya yang sangat potensial yang terdapat di suatu wilayah. Di
dalam suatu wilayah pasti akan mempunyai berbagai macam potensial
yang ada, salah satunya penduduk. Kependudukan adalah hal yang
berkaitan dengan jumlah, pertumbuhan, persebaran, mobilitas,
penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan, yang menyangkut politik,
ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan ( UU No. 23 Th 2006).
Ilmu Kependudukan dimaksudkan untuk memberikan pengertian
yang lebih luas dari pada demografi, karena sejumlah ahli demografi
telah menggunakan istilah demografi untuk menunjuk pada demografi
formal, demografi murni, atau kadang-kadang demografi teoritis.
Sedangkan arti dari demografi itu sendiri berasal dari bahasa Yunani,
yang terdiri dari kata:
1. demos, yang artinya rakyat/penduduk.
2. grafein, yang artinya menggambar atau menulis.
3. Demografi: adalah tulisan atau karangan tentang rakyat atau
penduduk.
Asal tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) belum
diketahui dengan pasti namun ada dugaan kuat, tanaman ini berasal dari
dua tempat yaitu afrika (guina) dan Amerika Selatan. Spesies Elaeis
melanococca atau Elaeis eletvera berasal dari Amerika Selatan dan
spesies Elais guenesis berasal dari Afrika. Tanaman kelapa sawit
merupakan tanaman komoditas perkebunan yang sangat penting di
Indonesia dan memiliki prospek yang sangat cerah, komoditi kelapa
sawit baik berupa bahan mentah atau bahan olahannya menduduki
peringkat ketiga penyumbang devisa non migas terbesar negara setelah
tanaman karet dan kopi (Sasro Sayono Selardi, 2003).
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak
nabati yang dapat diandalkan karena memiliki beberapa keunggulan
dibanding minyak yang dihasilkan tanaman lain. Keunggulan tersebut
diantaranya memiliki kadar kolesterol yang rendah bahkan tanpa

3
kolesterol. Minyak nabati merupakan produk utama yang dihasilkan
kelapa sawit potensi produksinya mencapai 6 ton/tahun bahkan lebih
jika dibanding dengan tanaman penghasil minyak yang lain (4,5
ton/tahun ) tingkat produksi ini masih tinggi (Anonymous, 1990). 2
Minyak nabati yang dihasilkan dari pengolahan bukan kelapa
sawit berupa minyak sawit mentah (CPO) yang berwarna kuning dan
minyak inti kelapa sawit (PKO) yang berwarna jernih. CPO dan PKO
banyak digunakan sebagai bahan industri pangan (minyak goreng dan
margarin) industri sabun (bahan penghasil)
Saat ini tanaman kelapa sawit menjadi salah satu andalan atau
komoditas unggulan dalam pembangunan sektor perkebunan dan
merupakan komoditas ekspor yang berperan penting dalam
pembangunan perekonomian Indonesia. Minyak sawit merupakan
produk perkebunan yang memiliki prospek cerah karena seiring dengan
berjalannya waktu, industri-industri yang berbasis bahan baku produk
kelapa sawit berjalan pesat. Selain itu, kelapa sawit memiliki produk
olahan seperti bahan makanan, bahan industri, kosmetik dan obat-
obatan.
Industri kelapa sawit Indonesia telah tumbuh secara signifikan
dalam empat puluh tahun terakhir. Sejak tahun 2006 Indonesia telah
menjadi produsen minyak sawit terbesar di dunia bersama dengan
Malaysia, Indonesia menguasai hampir 90% produksi minyak sawit
dunia. Konsumen terbesar dunia adalah China, India dan Uni Eropa.
Pada perkembangan mendatang, peningkatan konsumsi per kapita
minyak makan di China dan India yang disertai dengan peningkatan
jumlah penduduknya akan merupakan pasar utama minyak makan
dunia. Kebijakan biofuel dan bioenergi juga akan membuat industri
minyak sawit akan terus tumbuh secara signifikan. Sebagai produsen
utama di tengah konstelasi industri minyak sawit dunia, maka sudah
seharusnya industri minyak sawit Indonesia ditata agar dapat secara
optimal dimanfaatkan berbasiskan sumber daya yang tersedia.

4
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam studi lapang ini yaitu mengenai
Bagaimana Profil Desa dan Pengembangan Kelapa Sawit di Desa Giri
Kencana Kecamatan Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi
Bengkulu?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari studi lapang ini yaitu untuk mengetahui dan
mendapat informasi tentang Profil Desa dan Pengembangan Kelapa Sawit di
Desa Giri Kencana Kecamatan Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara
Provinsi Bengkulu.

D. Manfaat Studi Lapang


1. Untuk Memberikan gambaran atau informasi mengenai profil Desa.
2. Menambah wawasan ilmu pengetahuan mengenai profil Desa.
3. Menjadi pedoman untuk penelitian kedepannya mengenai analisis
data profil Desa.
4. Untuk Memberikan Gambaran Pengembangan Kelapa Sawit di Desa
Tersebut
5. Bagi penulis, penulisan ini sebagai tugas studi lapangan yang harus
dipenuhi sebagai mahasiswa.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Desa, Profil Desa Dan Tanaman Kelapa Sawit


1. Pengertian Profil Desa
Profil merupakan suatu karakteristik yang ada pada seorang
individu, yang ada pada suatu organisasi maupun yang ada pada suatu
kegiatan usaha yang memiliki khas dan menjadikannya sebagai
sesuatu yang berbeda dengan apa yang dimiliki oleh suatu individu,
organisasi atau kegiatan usaha lainnya (Sumaryanto, 2003).
2. Pengertian Desa
Menurut kamus bahasa Indonesia desa adalah sebagai istilah
sastra lama yang berarti tempat, tanah atau daerah. Desa juga
mengandung arti sekelompok rumah di luar kota yang merupakan
kesatuan dan persatuan. Apabila dilihat dari segi geografi desa adalah
suatu hasil dari perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia
dengan lingkungannya. Hasil dari perpaduan itu ialah suatu wujud
yang ada di muka bumi yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiologi,
sosial, ekonomi, politik dan kultural yang saling berinteraksi antar
unsur tersebut dan juga dalam hubungannya dengan daerah-daerah
lain. Kekayaan alam yang dimiliki suatu desa adalah poin penting
yang dimiliki oleh suatu desa dan bisa juga menjadi suatu tempat
pengumpulan pundi-pundi pemasukan apabila dengan baik dan benar
dalam pengelolaannya. Kemandirian dalam penyelenggaraan dari
pemerintahan dan pembangunan desa adalah merupakan suatu hal
yang sangat penting dalam memajukan suatu desa. Kemandirian desa
berarti mengedepankan kemampuan yang dimiliki dari desa sebagai
subyek dari penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan desa.
Kemandirian desa sangat penting dilihat dari aspek filosofis, historis,
dan strategis (Achin dkk., 2015).
3. Botani tanaman kelapa sawit

6
Tanaman kelapa sawit ( Elaeis guineensis Jacq.) merupakan
tanaman monokotil perennial dengan periode regenerasi yang
panjang sekitar 20 tahun. Tanaman kelapa sawit berasal dari Nigeria,
Afrika Barat. Sebagian para ahli pendapat yang menyatakan bahwa
kelapa sawit berasal dari kawasan Amerika Selatan yaitu Brazil. Hal
ini karena lebih banyak ditemukan spesies kelapa sawit di hutan
Brazil dibandingkan di Afrika Barat. Tanaman kelapa sawit ternyata
bisa hidup subur di luar daerah asalnya, seperti di Indonesia,
Malaysia, Thailand, dan Papua Nugini ( Fauzi et al., 2008).

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan


tanaman monokotil yang tergolong dalam famili palmae. Tanaman
kelapa sawit digolongkan berdasarkan ketebalan tempurung
(cangkang) dan warna buah. Berdasarkan ketebalan cangkang,
tanaman kelapa sawit dibagi menjadi tiga varietas, yaitu 1) Varietas
Dura, dengan ciri-ciri yaitu ketebalan cangkang 2-8 mm, di bagian
luar cangkang tidak terdapat lingkaran serabut, daging buahnya
relatif tipis, dan daging biji besar dengan kandungan minyak yang
rendah. Varietas ini biasanya digunakan sebagai induk betina oleh
para pemulia tanaman. 2) Varietas Pisifera, dengan ciri-ciri yaitu
ketebalan cangkang yang sangat tipis. Daging buah pisifera tebal dan
daging biji sangat tipis. Pisifera tidak dapat digunakan sebagai bahan
baku untuk tanaman komersial, tetapi digunakan sebagai induk
jantan oleh pemulia tanaman untuk menyerbuki bunga betina. 3)
Varietas tenera merupakan hasil persilangan antara dura dan pisifera.
Varietas ini memiliki ciri-ciri yaitu cangkang yang tipis dengan
ketebalan 1,5-4 mm, terdapat serabut melingkar di sekeliling
tempurung dan daging buah yang sangat tebal. Varietas ini
umumnya menghasilkan banyak tandan buah (Pahan, 2010).

Tanaman kelapa sawit memiliki bagian vegetatif dan bagian


generatif. Bagian vegetatif kelapa sawit meliputi akar, batang, dan
daun,sedangkan bagian generatif yang merupakan alat

7
perkembangbiakan terdiri dari bunga dan buah (Fauzi et al,. 2008).
Tanaman kelapa sawit memiliki akar yang berfungsi untuk
penunjang struktur batang di tanah, sebagai penyerap unsur hara dari
dalam tanah dan lain-lain. Sebagian besar perakaran kelapa sawit
terutama berada dekat dengan permukaan tanah. Hanya sedikit akar
kelapa sawit pada kedalaman 90 cm, padahal permukaan aras air
tanah (water table) cukup dalam. Dengan demikian sistem perakaran
yang aktif terdapat pada kedalaman 5-35 cm ( Pahan, 2008).

Kelapa sawit tergolong tanaman yang memiliki biji keping


satu (monokotil) oleh karenanya batang kelapa sawit tidak
berkambium dan pada umumnya tidak tumbuh bercabang, kecuali
pada tanaman yang tumbuh abnormal. Batang kelapa sawit tumbuh
tegak lurus dan dibungkus oleh pelepah daun. Bagian bawah batang
umumnya lebih besar dibanding bagian atasnya. Hingga umur
tanaman tiga tahun, batang kelapa sawit masih belum dapat terlihat
karena masih terbungkus oleh pelepah daun. Setiap tahun, tinggi
batang kelapa sawit bertambah pada kisaran 45 cm tergantung umur
tanaman, ketersediaan hara, keadaan tanah, iklim, dan genetik
tanaman (Asmono, 2000)

B. Sumber Daya Manusia


1. SDM Dari Sisi Ekonomi
Sumber daya manusia dilihat dari sisi ekonomi merupakan
sumber ekonomi yang paling utama, artinya secanggih apapun
teknologi yang dimiliki oleh perusahaan tidak ada artinya apa-apa
tanpa sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, keterampilan
dan bertanggung jawab, akan tetapi teknologi yang dimiliki oleh
perusahaan namun memiliki sumber daya manusia yang cerdik, dan
terampil, maka permasalahan yang dihadapi perusahaan senantiasa
dapat segera diatasi.
Menurut Mangkuprawira (2002) dan Martoyo (2000)
Pengembangan kualitas sumber daya manusia adalah suatu usaha

8
untuk meningkatkan kemampuan teknis, kemampuan teoritis,
kemampuan konseptual, peningkatan moral dan peningkatan
keterampilan teknik manusia melalui pendidikan dan pelatihan.
Tujuan pengembangan SDM adalah untuk memperbaiki efektivitas
dan efisiensi kerja dalam melaksanakan dan mencapai sasaran
program kerja organisasi yang telah ditetapkan. Pendidikan
bermanfaat untuk meningkatkan keahlian teoritis, konseptual dan
sikap/moral manusia, sedangkan latihan bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan teknis pelaksanaan pekerjaan tertentu
serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu
melaksanakan tanggung jawab sesuai dengan standar. Dengan
demikian dapat diartikan bahwa pendidikan dan pelatihan merupakan
faktor penentu kualitas SDM.
Kualitas SDM sangat diperlukan dalam suatu pembangunan,
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi bukan hanya terletak dari
sumber daya alam yang ada, Akan tetapi sumber daya manusia juga
sangat diperlukan, peningkatan kualitas SDM menurut Robbins
(2001:46) dapat diukur dari keberhasilan : (1) peningkatan
kemampuan teoritis adalah suatu kapasitas individu untuk
mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan; (2) peningkatan
kemampuan teknis adalah metode atau sistem mengerjakan sesuatu
pekerjaan; (3) peningkatan kemampuan konseptual adalah mampu
memprediksi segala sesuatu yang ada kaitannya dengan sasaran yang
akan dituju; (4) peningkatan moral adalah mampu melaksanakan
koordinasi, mampu bekerja sama, selalu berusaha menghindari
perbuatan tercela dan mampu bersedia mengembangkan diri; (5)
peningkatan keterampilan teknis.
C. Sumber Daya Alam
1. Sumber Daya
Dalam melakukan pilihan sumber daya untuk memenuhi
kebutuhan itu selalu dipertimbangkan adanya pemuasan kebutuhan
dengan tujuan untuk memaksimalkan kepuasan atau untuk

9
memaksimalkan produksi, baik untuk perorangan maupun untuk
masyarakat. Oleh karena itu, dengan adanya sumber daya alam yang
terbatas, dan kebutuhan manusia yang tidak ada batasnya, maka
manusia secara sendiri atau masyarakat secara bersama-sama harus
berusaha mencapai kepuasan pribadi atau manfaat sosial yang
optimal (Suparmoko, 2000).
Sumber daya yang menjadi kendala secara umum bisa
dikategorikan kedalam sumber daya lahan, manusia, modal,
teknologi, informasi dan energi. Sumber daya ini tidak lain
merupakan faktor produksi atau masukan dalam suatu proses
produksi. Jika faktor tenaga kerja, modal, informasi dan teknologi
berasal dari manusia, maka yang merupakan pemberian alam adalah
sumber daya dan energi. Salah satu kelemahan dari pengelolaan
sumber daya alam di negara-negara berkembang barangkali adalah
usaha mengejar pertumbuhan ekonomi dengan cara menguras
secara besar-besaran dari sumber daya alam tanpa memperhatikan
akibat sampingan (Zulkifli, 2011).
2. Sumber Daya Alam
Sumber daya alam mempunyai peranan cukup penting bagi
kehidupan manusia. Sumber daya alam bagi berbagai komunitas
Indonesia bukan hanya memiliki nilai ekonomi tetapi juga makna
sosial, budaya dan politik. Sumber daya alam berperan penting
dalam pembentukan peradaban pada kehidupan manusia, sehingga
setiap budaya dan etnis memiliki konsepsi dan pandangan dunia
tersendiri tentang penguasaan dan pengelolaan dari sumber daya
alam. Konsepsi kosmologi dan pandangan dunia tentang sumber
daya alam terutama tanah pada beberapa etnis Indonesia memiliki
persamaan, yakni tanah sebagai entitas yang integral atau sebagai
suatu ekosistem. Secara umum tata kelola sumber daya alam yang
dilakukan oleh suatu komunitas adat mengenal adanya beragam
status penguasaan dan pemanfaatannya. Bentuk dan status
penguasaan sumber daya alam dapat dibedakan atas empat

10
kelompok : (1) milik umum (open access), (2) milik negara (state),
(3) milik pribadi atau perorangan (private) dan (4) milik bersama
(communal) (Hidayat, 2011).
Penggunaan sumber daya alam untuk masa datang secara
langsung dihubungkan dengan apa yang disebut dengan imbangan
antara penduduk dan sumber daya alam. Apabila penduduk
membutuhkan terlalu banyak sumber daya alam, maka muncul
kebutuhan untuk meningkatkan penggalian sumber daya alam
ekstraktif dan meningkatkan permintaan akan sumber daya alam
seperti lapangan terbuka, tempat rekreasi, dan udara yang bersih.
Namun dampaknya adalah memburuknya kondisi fisik dan dunia
ini, dan sayangnya masyarakat sangat lambat menemukan
pemecahan masalah yang timbul itu (Suparmoko, 2000).
Kita perlu membedakan pengertian antara sumber daya alam
(natural resources) dan barang sumber daya (resource commodity).
Hal ini perlu kita tegaskan karena sering kali kedua istilah itu
membuat analisis kita menjadi kacau dan membingungkan. Sumber
daya alam ialah segala sesuatu yang berada di bawah maupun di
atas bumi termasuk tanah itu sendiri, artinya adalah sesuatu yang
masih terdapat di dalam maupun di luar bumi yang sifatnya masih
potensial dan belum dilibatkan dalam proses produksi untuk
meningkatkan tersedianya barang dan jasa dalam perekonomian.
Sedangkan yang dimaksud dengan barang sumber daya adalah
sumber daya alam yang sudah diambil dari dalam dan atas bumi
yang siap digunakan serta dikombinasikan dengan faktor-faktor
produksi lain sehingga dapat dihasilkan luaran baru yang berupa
barang dan jasa bagi konsumen maupun produsen. Oleh karena itu,
bila kita membicarakan mengenai fungsi produksi, yang kita
maksud dengan sumber daya alam adalah barang sumber daya itu.
Jumlah dan kualitas barang sumber daya yang dipakai dalam proses
produksi dapat meningkatkan produksi barang dan jasa bila
dikombinasikan dengan faktor produksi lain (Suparmoko, 2000).

11
D. Modal Sosial
1. Konsep Modal Sosial

Konsep modal sosial muncul dari pemikiran bahwa anggota


masyarakat tidak mungkin dapat secara individu mengatasi berbagai
masalah yang dihadapi. Diperlukan adanya kebersamaan dan
kerjasama yang baik dari segenap anggota masyarakat yang
berkepentingan untuk mengatasi masalah tersebut. Pemikiran seperti
inilah yang pada awal abad ke 20 mengilhami seorang pendidik di
Amerika Serikat bernama Lyda Judson Hanifan untuk
memperkenalkan konsep modal sosial pertama kalinya. Dalam tulisan
berjudul 'The Rural School Community Centre' (Hanifan, 1916:130),
Hanifan mengatakan modal sosial bukanlah modal dalam arti biasa
seperti harta kekayaan atau uang, tetapi lebih mengandung arti
kiasan, namun merupakan aset atau modal nyata yang penting dalam
hidup bermasyarakat. Menurut Hanifan, dalam modal sosial termasuk
kemauan baik, rasa bersahabat, saling simpati, serta hubungan sosial
dan kerjasama yang erat antara individu dan keluarga yang
membentuk suatu kelompok sosial.
2. Pilar atau Unsur Modal Sosial
Selanjutnya Coleman (1988), mengidentifikasi tiga unsur utama
yang merupakan pilar modal sosial, yaitu;
a. Kewajiban dan harapan yang timbul dari rasa kepercayaan
dalam lingkungan sosial. Beliau mengambil contoh sistem
arisan yang populer dalam masyarakat di Negara Asia
Tenggara, termasuk Indonesia. Sistem arisan yang dilakukan
oleh sekelompok orang yang memiliki hubungan pertemanan,
tetangga atau kekerabatan merupakan sebuah contoh yang
jelas tentang bagaimana pentingnya arti kepercayaan.
b. Pentingnya arus informasi yang lancar di dalam struktur sosial
untuk mendorong berkembangnya kegiatan dalam masyarakat.
Arus informasi yang tidak lancar cenderung menyebabkan

12
orang menjadi tidak tahu atau ragu-ragu sehingga tidak berani
melakukan sesuatu.
c. Norma-norma yang harus ditaati dengan sanksi yang jelas
dan efektif. Tanpa adanya seperangkat norma yang
disepakati dan dipatuhi oleh segenap anggota masyarakat
maka yang muncul adalah keadaan anomie setiap orang
cenderung berbuat menurut kemauan sendiri tanpa merasa
ada ikatan dengan orang lain. Juga tidak ada mekanisme
untuk menjatuhkan sanksi karena tidak ada norma yang
disepakati bersama berkaitan dengan sanksi tersebut.
d. Pada nilai-nilai budaya yang dimiliki kelompok masyarakat
yang pertama secara tradisional terdapat keseimbangan
antara modal sosial yang mengatur keharmonisan dan
solidaritas hubungan internal sesama anggota kelompok,
yang disebut dengan istilah bonding social capital atau
modal sosial pengikat, dengan modal sosial yang
memungkinkan terciptanya kerjasama dan hubungan yang
saling menguntungkan dengan warga dari kelompok etnik
lain, yang disebut dengan istilah bridging social capital atau
modal sosial jembatan, disebut modal sosial jembatan karena
menjembatani perbedaan-perbedaan yang terdapat antara
kelompok masyarakat yang memiliki nilai-nilai budaya yang
berbeda, dengan lebih mengutamakan persamaan yang
terdapat pada kedua pihak. Kelompok masyarakat yang
secara tradisional kurang memiliki nilai-nilai budaya yang
merupakan modal sosial jembatan ini cenderung lebih
mementingkan kelompok sendiri, bersifat eksploitasi dan
mudah terlibat dalam konflik dengan kelompok lain. Konflik
akan lebih mudah lagi terjadi kedua pihak sama-sama tidak
memiliki modal sosial jembatan (Syahra, 2003).

13
E. Infrastruktur
Di Indonesia, pertumbuhan infrastruktur sempat mengalami
penurunan signifikan akibat depresiasi rupiah saat terjadi krisis ekonomi
1997/1998. Pada tahun 1998 pertumbuhan sektor listrik, gas dan air
bersih turun menjadi 3,1 persen. Sektor kategori infrastruktur lainnya
seperti bangunan serta pengangguran dan komunikasi merosot drastis
dengan pertumbuhan masing-masing -36,5 persen dan -15,1 persen.
Lebih khusus di Provinsi Maluku pada tahun 2010 – 2013 laju
pertumbuhan beberapa sektor infrastruktur mengalami tren yang
menurun terlihat dari laju pertumbuhan sektor konstruksi pada tahun
2010 tumbuh sebesar 46,17 persen, selanjutnya pada tahun 2011
mengalami penurunan menjadi (9,08 %,) tahun 2012 menjadi (7,56%).
Pada tahun 2013 pertumbuhan sektor konstruksi Provinsi Maluku
mengalami pertumbuhan menjadi (7,74 %) (Tupamahu, 2018).

Infrastruktur merupakan fasilitas utama dan terpenting untuk


menggerakan pertumbuhan ekonomi. Fasilitas transportasi misalnya
memungkinkan orang, barang dan jasa diangkut dari suatu tempat ke
tempat lainnya, perannya sangat penting baik dalam proses produksi
maupun dalam penunjang distribusi komoditi ekonomi. Keterbatasan
infrastruktur pada sejumlah daerah masih menjadi persoalan yang
menghambat proses percepatan pembangunan. Pemenuhan ketersediaan
infrastruktur menjadi syarat utama yang harus dipenuhi demi
mewujudkan pembangunan yang berkualitas. Yang dimaksudkan
dengan pembangunan yang berkualitas adalah pembangunan untuk
manusia dan masyarakat, yang inklusif dan berbasis luas. Tingkat
ketersediaan infrastruktur di suatu negara adalah faktor penting dan
menentukan bagi tingkat kecepatan dan perluasan pembangunan
ekonomi (Tupamahu, 2018).

F.Finansial
Finansial merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan
hak dan kewajiban desa yang dapat berupa uang maupun berupa barang
yang dapat dijadikan milik desa berhubungan dengan pelaksanaan hak
dan kewajiban yang biasanya berasal dari APBD, APBN dan
pendapatan asli desa (Widjaja, 2003). Finansial juga berkaitan dengan
lembaga-lembaga atau organisasi dalam mengatur dan menjalankan
suatu aset keuangan yang ada. Dalam suatu desa lembaga atau
organisasi sangat berpengaruh dalam perkembangan dan kemajuan
pertumbuhan ekonomi, baik secara fisik maupun non fisik. Sumber daya
fisik yaitu sumber daya yang bisa kita lihat dan rasakan seperti lahan
dan tenaga kerja. Sedangkan untuk sumber daya non fisik yaitu sumber

14
daya yang hanya bisa dirasakan saja, seperti budaya dan adat istiadat
yang ada di dalam suatu Desa.

G.Kerangka Berpikir
Profil Desa

SDM SDA Finansial Sumber Daya Sosial


Fisik
(Infrastruktur)
 Trust
 Pendidikan  Social
masyarakat Luas daerah Lembaga
Pemanfaatan  Networking
 Mata Pencarian Perekonomian Sarana Dan  Shared
SDA
 Keadaan Sosial Lembaga Prasarana  Norms
(suku dan bahasa) Kesehatan

PENGEMBANGAN
PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Karakteristik :
Petani mengelola lahan secara Swadaya atau
sebagai petani plasma
Modal terbatas
BAB III sederhana
Manajemen pengolahan
Produk yang dihasilkan dan dijual hanya
dalam TBS

15
BAB III
METODE STUDI LAPANG

A. Waktu dan Tempat Studi Lapang

Studi Lapang ini dilakukan di Desa Giri Kencana, Kecamatan


Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara. Lokasi yang menjadi tempat Studi
lapang ini dilakukan secara sengaja (Purposive) yang berada di Desa
Giri Kencana, Kecamatan Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara, dengan
pertimbangan bahwa di daerah ini terdapat Data Profil yang tersedia
serta “Sumber Daya Manusia (Penduduk)” yang produktif. Waktu Studi
Lapang ini yaitu pada bulan 02 September 2021 s/d 11 September 2021.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah data sekunder. Data sekunder


merupakan data yang diperoleh dari Profil Desa yang langsung di ambil
dari Kepala Desa Giri Kencana, Kecamatan Ketahun, Kabupaten
Bengkulu Utara serta data Sekunder ini diperoleh dari jurnal-jurnal
penelitian, Badan Pusat Statistik, dan instansi lain yang terkait dengan
judul penelitian.
C. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif.


Metode deskriptif merupakan penelitian yang mencoba untuk
memberikan gambaran secara sistematis tentang sejarah, situasi,
permasalahan, fenomena, layanan dilakukan sebelum memasuki
lapangan, selama dilapangan dan selesai di lapangan.
D. Konsep dan pengukuran Variabel

Untuk mendapatkan pengertian yang lebih jelas mengenai apa


yang yang di Studi Lapang, maka diberikan uraian variabel yang diteliti,
cara pengukuran dan satuan yang digunakan sebagai berikut :
1. Data adalah terkhusus profil Desa Giri Kencana, Kecamatan
Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu.

16
2. Desa adalah kumpulan dari beberapa unit permukiman kecil yang
disebut kampung atau dusun yang dipimpin oleh kepala dusun atau
lurah.
3. Profil Desa adalah gambaran menyeluruh tentang karakter desa yang
meliputi data dasar keluarga, potensi sumber daya alam, sumber
daya manusia, kelembagaan, prasarana dan sarana serta
perkembangan kemajuan dan permasalahan yang dihadapi desa.
4. Petani adalah seorang atau sekelompok orang yang mengusahakan
komoditas pertanian dengan tujuan untuk dijual baik sebagian
maupun keseluruhan hasil produksinya.
5. Potensi Desa adalah suatu gambaran dari suatu sektor yang dapat
dikembangkan untuk dimasa yang akan mendatang.
6. Perkembangan Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit di Desa tersebut.

17
BAB IV
GAMBARAN UMUM DAERAH STUDI LAPANG

A. Keadaan Penduduk
Penduduk Desa Giri Kencana Kecamatan Ketahun adalah semua
orang yang menetap di wilayah teritorial Desa Giri Kencana.
1. Jumlah Penduduk
Menurut BPS Kecamatan Ketahun jumlah Penduduk pada
tahun 2020 berjumlah 8.325 jiwa. Jumlah penduduk berdasarkan
jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Keadaan Penduduk Desa Giri Kencana
Berdasarkan Jumlah (Orang)
Jumlah Penduduk 8.325
Jenis Kelamin
Laki-Laki 2.975
Perempuan 5.350
Sumber: BPS Kecamatan Ketahun dalam Angka 2020

Dari Tabel penduduk di Desa Giri Kencana pada Tahun 2020


berjumlah 8.325 jiwa dengan jumlah laki-laki 2.975 jiwa dan
perempuan 5.350 jiwa. Terdiri dari berbagai agama/aliran
kepercayaan yaitu Islam, Kristen, Khatolik, dan Budha. Data ini
menunjukkan bahwa jumlah penduduk jenis kelamin perempuan
lebih banyak dibandingkan laki-laki.

B. Keadaan Sosial ( Agama dan Suku )


Agama suku adalah agama yang diberlakukan oleh sekelompok
masyarakat tertentu dengan kebiasaan dan praktik hidup yang hanya ada
pada kelompok masyarakat itu sendiri. Agama Suku bersifat eksklusif
karena hanya dipraktekkan di dalam suku tertentu.
Jumlah Penduduk berdasarkan suku dan agama di Desa Giri
Kencana, Kecamatan Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara ditampilkan
pada tabel berikut ini:

18
Tabel 4.2 Berdasarkan Agama/aliran kepercayaan
Jumlah Penduduk
Agama Total (Orang) Persentasi (%)

Islam 7.667 88%


Kristen Protestan 825 10%
Katolik 143 1,7%
Budha 15 0,18%
Jumlah 8.325 100,00
Sumber : Data sekunder profil desa Giri Kencana

Dari data di atas, terlihat bahwa penduduk terbanyak pada


agama Islam sebesar 7.667 (88%). Pada posisi setelah agama Islam
adalah agama Kristen Protestan 825 (10%) pada posisi paling sedikit
adalah agama Buddha 15 (0,18%).

C. Mata Pencaharian
Masyarakat Desa Giri Kencana memiliki berbagai jenis
pekerjaan. Pekerjaan itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rumah
tangga mereka. Adapun berdasarkan jenis-jenis mata pencaharian
penduduk di wilayah penelitian dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.3 Jenis Mata pencaharian di Desa Giri Kencana Kecamatan
Ketahun
Jenis Pekerjaan Jumlah (Orang) Persentasi (%)
Petani 2.200 33%
Buruh Tani 206 3%
PNS 141 2%
Sopir 50 1%
Tukang 76 1%
Pedagang 800 12%
Pengacara 5 0,08%
Anggota DPRK 3 0,05%
IRT 2.000 30%
Karyawan BUMN 22 0,33%
Honorer 171 3%
Montir 27 0,41%
Pensiunan 19 0,29%
TNI 11 0,17%
Polisi 12 0,18%
Mubaligh 35 1%
Belum Bekerja 848 13%
Jumlah 6.626 100,00
Sumber : Data sekunder profil desa Giri Kencana

19
Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan jumlah total penduduk
mata pencaharian pokok adalah 1,380 Orang. Di dalam tersebut kita
sudah mengetahui mata pencaharian pokok yang terbanyak adalah
Petani dengan jumlah 2200 Orang, hal ini didukung oleh keadaan alam
yang sangat luas lahannya di daerah desa tersebut dengan menggunakan
penggunaan lahan desa yang baik untuk kegiatan bercocok tanam atau
usahatani sangat tepat untuk mengembangkan komoditas-komoditas
pertanian yang ada daerah tersebut. Banyaknya petani yang ada dí
daerah tersebut tingkat pesaing produksi dan pemasarannya makin
banyak, begitu juga dengan buruh tani yang ada di daerah tersebut
begitu banyak dengan jumlah 206 orang buruh tani untuk mencukupi
petani yang ada di daerah tersebut.

D. Kelembagaan Desa
Pemerintahan desa terdiri dari kepala desa dan perangkat desa.
Sebuah desa dipimpin oleh Kepala Desa. Seorang kepala desa dipilih
langsung oleh rakyat melalui sebuah pemilihan kepala desa (Pilkades).
Bagan 4.1 Struktur Pemerintahan Desa Giri Kencana adalah
sebagai berikut:
KEPALA DESA
BPD WAHYUDI BMA

SEKRETARIS DESA
SIGIT YULIANTO
KASI KASI KASI
PEMERINTAAHAN KESEJAHTRAAN PELAYANAN
FAUDRA TIRTA
YUDHO DWI ADI PRASETYO, KUSMANA, A.Md
RAHARJO SKM KAUR
KAUR KAUR
KEUANGAN
TATA USAHA PERENCANAAN
M. ARIF
DAN UMUM DIAN
FAIDULLAH,
PRIMA LUSIANA RISDIYANTO, S.IP
SE

KEPALA DUSUN
KEPALA KEPALA KEPALA KEPALA KEPALA
6
DUSUN 1 DUSUN 2 DUSUN 3 DUSUN 4 DUSUN 5
HAMDANI
WIDODO KASDI SAMBUDI SUDARNO EDI YANTO
NURDIN

Bagan 4.2 Struktur Pemerintahan Desa Giri Kencana

20
Lembaga pemerintahan desa terdiri dari Kepala Desa,
Sekretaris,Bendahara dan Perangkat Desa. Sebuah wilayah desa
dipimpin oleh Kepala Desa karena fungsi kepala desa adalah untuk
mengayomi masyarakat setempat untuk lebih erat dalam segi
kerjasamanya untuk meningkatkan dan memajukan desa yang di
tanggung jawabnya. Dengan adanya kepala desa yang dapat terpilih
dapat membantu pembangunan pedesaan dan SDM yang lebih baik
dan berkembang dengan efisien. Kegiatan yang ada di desa tersebut
harus adanya mufakat atau terlebih rapat dahulu untuk diterima oleh
masyarakat apa-apa saja program kerja yang dilakukan di desa
tersebut.

E. Keadaan Wilayah
1. Luas Wilayah
Giri Kencana merupakan salah satu dari 26 desa yang berada
di wilayah Kecamatan Ketahun. Desa Giri Kencana mempunyai
luas wilayah seluas 3000 Hektare atau 30km2.
Tabel 4.2.1 Luas wilayah Desa Giri Kencana

No Penggunaan Lahan Jumlah Lahan


1 Perkebunan 2.710 ha
2 Permukiman 90 ha
3 Pendidikan 5 ha
4 Pemakaman 2 ha
5 Lapangan 2 ha
6 Perkantoran 2 ha
7 Tempat Peribadatan 2 ha

L8 Hutan Rimba 187 ha


Jumlah 3000ha

Luas lahan di Desa Giri Kencana sebagian besar terdiri dari


perkebunan yang memiliki luas 2.710 ha. Terdiri dari Kelapa sawit
dan karet yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan luas lahan
perkebunan tersebut membuat daerah atau desa tersebut dikelilingi

21
pabrik Kelapa sawit dan Karet. Perkembangan Kelapa sawit sangat
pesat di Desa Giri Kencana Kecamatan Ketahun sehingga membuat
penghasilan utama di desa tersebut terletak pada hasil perkebunan.
Letak Desa Giri Kencana yang beriklim tropis membuat tanaman
seperti Kelapa Sawit dan Karet tergolong mudah untuk tumbuh.
Selain faktor iklim yang mempengaruhi perkembangan Kelapa
sawit, faktor tanah yang subur membuat perkembangan kelapa
sawit sangat mudah ditambah lagi dengan bantuan pupuk yang
dibuat para petani.

2. Batas Wilayah Desa Giri Kencana


Secara geografis Desa Giri Kencana berbatasan dengan
empat Desa yaitu Bukit Indah di bagian Barat, Bukit Makmur di
bagian Timur , Cakra di bagian Selatan, D. 2 di bagian Utara.

Gambar 4.2. Peta Lokasi Kecamatan Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara

22
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah singkat Desa Giri Kencana


Giri Kencana adalah salah satu nama desa yang berada di
Kecamatan Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu,
Indonesia. Desa Giri Kencana adalah sebuah desa dengan wilayah
Distrik atau pusat ekonomi di Kecamatan Ketahun. Penduduk Giri
Kencana adalah pindahan dari Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah yang
tiba pada tahun 1980 sebagai transmigran bedol desa pasca
dibangunnya Waduk Gajahmungkur.
B. Sumber Daya Manusia (Human Capital)
Sonny Sumarsono (2003) menjelaskan Sumber Daya Manusia
atau human resources mengandung dua pengertian. Pertama adalah
usaha kerja atau jasa SDM yang dapat diberikan proses produksi dalam
waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. Pengertian kedua,
SDM yang mampu melakukan kegiatan yang mempunyai nilai
ekonomis untuk memenuhi kebutuhan atau masyarakat, diantaranya
yaitu keadaan penduduk, pendidikan dan pekerjaan masyarakat.
Sumber daya manusia mempunyai peran yang sangat penting,
dalam interaksinya dengan faktor modal, material, yang menentukan
kualitas manusia. Oleh karena itu mengharuskan kita untuk berhati-hati
dan memperhatikan setiap aspek dari sumber daya manusia, manusia
merupakan sumber daya yang paling bernilai, dan ilmu perilaku
menyiapkan banyak teknik dan pengajaran dalam program yang
dilakukan oleh manusia dalam menyiapkan pemanfaatan sumber daya
manusia, contohnya mesin. Hal ini bertujuan untuk mencapai kinerja
daya manusia yang makin maju dan meningkat.

1. Pendidikan Masyarakat
Menurut Cahyono dalam Arya Dwiandana Putri dan Nyoman
Djinar Setiawan (2013). Tingkat pendidikan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan dan jenis pekerjaan.

23
Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka jenis pekerjaan
yang dilakukan makin tinggi pula dan makin tinggi pula
pendapatan yang diperoleh. Berikut adalah jenis pendidikan di
Desa Giri Kencana. Berdasarkan tabel dengan keadaan penduduk
berdasarkan tingkat pendidikan sebagai berikut :

Tabel 5.1 Keadaan penduduk berdasarkan Tingkat pendidikan


Pendidikan Jumlah(orang) Persentasi (%)
Taman Kanak-kanak 185 5%
Sekolah Dasar 1.115 27%
SMP 980 24%
SMA 1.485 36%
Akademik/D1-D3 125 3%
Sarjana 189 5%
Jumlah 4.079 100%
Sumber: Data Sekunder Profil Desa Giri Kencana Kecamatan Ketahun

Pendidikan merupakan salah satu indikator dalam


menentukan pola pikir dan tindakan seseorang. Apabila petani
memiliki pendidikan yang memadai, maka petani tersebut
cenderung lebih mudah berpikir dan bertindak secara rasional
dalam mengambil keputusan dengan mempertimbangkan berbagai
aspek yang akan terjadi. Berdasarkan tabel tersebut menjelaskan
bahwa umumnya wajib belajar pendidikan dasar 7 tahun,
merupakan program dari pemerintah untuk kebutuhan di saat ini.
Pemerintah berupaya membuat kewajiban di Indonesia yang
berusia 7-12 tahun 12-15 tahun untuk menamatkan Pendidikan
Sekolah Dasar (SD) selama 6 tahun dan SMP 3 tahun. Oleh
karena itu pemerintah membuat kebijakan untuk Indonesia
terkhusus untuk anak-anak yang memiliki kemauan untuk
bersekolah dengan tinggi membuat kualitas manusia dengan
memiliki kemajuan.
Tingkat pendidikan petani juga merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi kesejahteraan petani kelapa sawit. Semakin
tinggi tingkat pendidikan petani maka semakin tinggi pula
kesejahteraan petani, sehingga petani dapat menyekolahkan
anaknya ke jenjang yang lebih tinggi. Tabel 5.1 menunjukkan

24
bahwa petani di Desa Giri Kencana Kecamatan Ketahun memiliki
tingkat pendidikan yang tergolong baik karena banyak petani
tamatan di kisaran SMA dengan persentase 36%. Tingkat
pendidikan petani yang baik ini tentunya dapat mendukung petani
dalam memperoleh produksi yang lebih banyak dan
meningkatkan dan mengembangkan usaha taninya. Karena petani
dengan tingkat pendidikan yang baik sangat mudah dalam
menerima informasi baru dan memiliki wawasan yang cukup
luas, sehingga dapat membantu mereka dalam meningkatkan
produksinya.

C. Sumber Daya Alam


1. Sub Sektor Perkebunan
Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari
sektor pertanian yang dapat meningkatkan devisa negara dan
menyerap tenaga kerja. Pemerintah mengutamakan pada sub sektor
perkebunan, karena memiliki daya tarik yang tinggi untuk di ekspor
ke negara maju (Soediono, 1989:160). Komoditas yang termasuk
komoditas sub sektor perkebunan meliputi kelapa sawit, kelapa,
karet, kopi dan teh. Adapun sub sektor perkebunan yang ada di
Desa Giri Kencana adalah hanya komoditas kelapa sawit dan karet
dikarenakan di dataran rendah susahnya untuk mengolah kopi dan
teh. Sektor perkebunan yang ada di Desa Giri Kencana yang
memiliki luas lahan 2.710 ha. Secara lebih rinci dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel 5.2 Berdasarkan Luas lahan Sub sektor perkebunan
Komoditas Luas Lahan (Ha) Persentasi
Kelapa Sawit 1.626ha 60%
Karet 1.080ha 40%
Jumlah 2.710 ha 100%
Sumber : Data sekunder profil desa Giri Kencana

Dari data di atas luas lahan Kelapa sawit dan Karet sangat luas
di Desa Giri Kencana. Ini membuat banyaknya pabrik pengolahan

25
yang beroperasi di sekitar Desa Giri Kencana, ada 4 pabrik yang
beroperasi diantaranya 2 pabrik karet dan 2 pabrik kelapa sawit.

Komoditi Kelapa sawit menjadi salah satu mata pencarian


yang banyak diminati para petani di Desa Giri Kencana dengan luas
lahan 1.626ha. Dengan penghasilan pendapatan yang cukup cepat
dan didukung dengan dekatnya pabrik yang berdampak baik untuk
harga jual buah. Petani cukup memanen kelapa sawit dan para
pengepul/Tokek yang menjemput untuk di antar ke pabrik , bahkan
ada juga petani yang langsung mengantar buah kelapa sawit ke
pabrik yang berada di Desa Giri Kencana.

Permasalahan yang dihadapi petani sawit di Desa Giri Kencana


salah satunya yaitu infrastruktur jalan menuju lokasi perkebunan, di
mana saat musim hujan jalan yang dilalui sangat susah padahal jalan
tersebut sudah sering dilakukan perbaikan. Menurut Bapak Purba
yaitu salah satu toke/pengepul sawit yang berada di Desa Giri
Kencana saat musim hujan mereka harus memaksakan menjemput
buah ke area perkebunan rakyat dengan kondisi jalan yang
berlumpur mereka sering kali mengalami rusaknya mobil akibat
terendam lumpur, hal ini harus mereka lakukan di karenakan
takutnya buah membusuk ataupun hilang. Perbaikan infrastruktur
jalan ini harus segera dilakukan agar input dan output kelapa sawit
dapat berjalan dengan lancar.

Permasalahan selanjutnya yaitu permasalahan pupuk untuk


tanaman kelapa sawit. Petani sangat susah mendapatkan pupuk untuk
tanaman mereka, petani harus memesan jauh-jauh hari kepada toko
pertanian ataupun toke kelapa sawit, itu pun mereka tidak bisa
memesan banyak dikarenakan keterbatasan pupuk. Menurut salah
satu petani di Desa Giri Kencana keterbatasan pupuk di Giri
Kencana terjadi akibat pasokan dari pusat yang kurang dan juga
ditambah lagi ada kecurangan petani lain yang memiliki lahan lebih
luas sehingga petani dengan lahan yang lebih kecil jarang sekali

26
mendapatkan pupuk. Perbaikan maupun solusi dari pemerintah atau
kebijakan harus menjadi solusi dalam permasalahan keterbatasan
pupuk untuk petani, sistem koperasi dan kejujuran dari penyediaan
pupuk menjadi salah satu solusi untuk permasalahan ini.

D. Sumber Daya Alam Non Hayati (Natural Capital)


Sumber daya alam non hayati merupakan sumber daya alam yang
dapat diusahakan kembali keberadaannya dan dapat dimanfaatkan ulang
dalam kebutuhan sehari-hari secara terus-menerus. Contohnya air, tanah
dan kehutanan
1. Sumber Air
Air adalah salah satu sumber daya alam yang memiliki
jumlah yang sangat banyak. Air di Indonesia sering dipakai sebagai
sumber pembangkit listrik. Air juga merupakan kebutuhan vital
bagi kehidupan makhluk hidup. Sumber air di Desa Giri Kencana
tergolong sangat melimpah, dikarenakan aliran sungai yang
mengelilingi desa tersebut. Dengan jumlah air yang melimpah ini
mendukung langsung untuk perkembangan di sektor pertanian yang
berada di Desa Giri Kencana.
2. Tanah
Tanah termasuk golongan sumber daya alam non hayati yang
merupakan campuran berbagai mineral, bahan organik, dan air yang
dapat mendukung kehidupan tanaman. Tanah umumnya mempunyai
struktur lepas dan mengandung bahan-bahan padat dan rongga-
rongga udara. Adapun tanah yang ada di Desa Giri Kencana
tersebut tanah yang sangat subur atau yang dimaksud dengan tanah
humus artinya tanah yang hitam dan mengandung banyak cacing
tanah di dalam daerah desa tersebut makin banyak cacing semakin
bagus pula proses pembentukan tanah guna perkembangan
pertanian.
3. Kehutanan
Menurut Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 mengingat
bahwa hutan sebagai Karunia dan Rahmat dari Tuhan Yang Maha

27
Esa. Yang dianugerahkan kepada bangsa indonesia, maupun
kekayaan yang dikuasai oleh negara, memberikan manfaat
serbaguna bagi umat manusia, karena wajib disyukuri, diurus, dan
dimanfaatkan secara optimal serta dijaga kelestarian kehutanan.
Berdasarkan keadaan yang ada di Desa Giri kencana memiliki
hutan rimba seluas 187 ha dan sisanya sudah beralih menjadi
perkebunan dan perumahan. Dimana dalam perkebunan mayoritas
sudah berkebun Kelapa sawit dan Karet.

E. Sumber Daya Fisik ( Sarana )


Sarana yang dimiliki bisa diketahui sangat lengkap. Sarana yang
artinya yang dapat digunakan oleh masyarakat, seperti : Jembatan, jalan
dan lain-lain. Sarana di Desa Giri Kencana dapat dilihat pada Tabel
sebagai berikut:

Tabel 5.3 Sarana di Desa Giri Kencana

No Sarana Jumlah/Volume Keterangan


1 Balai Desa 1 Permanen
2 Kantor Desa 1 Permanen
8 Jembatan 3 Permanen
9 Bank 12
Sumber: Data Sekunder Profil Desa Giri Kencana

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa terdapatnya sarana


yang memadai dalam perkembangan Kelapa sawit di Desa Giri
Kencana Kecamatan Ketahun. Pada tabel 5.3 terdapat sarana yang
berupa Balai Desa yang berfungsi sebagai berkumpulnya masyarakat
desa. Biasanya digunakan ketika ada sosialisasi dari pemerintah pusat
dan acara Desa. Selanjutnya kantor Desa menjadi pusat administrasi
ataupun surat menyurat di Desa Giri Kencana Kecamatan Ketahun.
Sarana selanjutnya yaitu jembatan yang menjadi akses transportasi
masyarakat yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan
perkembangan kelapa sawit di desa tersebut. Desa Giri Kencana juga
memiliki perbankan yang sangat banyak, ini penting dan berguna bagi

28
masyarakat desa Giri Kencana agar masyarakat bisa mendapatkan
sumber modal dengan mudah.

F. Sumber Daya Modal


1. Modal Sosial
Modal sosial adalah bagian-bagian dari organisasi sosial
seperti kepercayaan, norma dan jaringan yang dapat meningkatkan
efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan-tindakan yang
terkoordinasi. Modal sosial juga didefinisikan sebagai kapabilitas
yang muncul dari kepercayaan umum di masyarakat atau bagian-
bagian tertentu dari masyarakat tersebut. Selain itu, konsep ini juga
diartikan sebagai serangkaian nilai atau norma informal yang
dimiliki bersama oleh para anggota suatu kelompok yang
memungkinkan kerja sama. Adapun yang diuraikan dalam modal
sosial yang terdapat di Desa Giri Kencana tersebut adalah
keterpercayaan, partisipasi, semangat kerja masyarakat, dan tingkat
solidaritas masyarakat.
a. Tingkat Solidaritas Masyarakat
Solidaritas masyarakat di desa Giri Kencana tersebut
merupakan kondisi masyarakat saling mau menerima,
memiliki sebagai anggota dari sebuah sistem, saling
bergantung satu sama lain, mereka saling percaya untuk
memenuhi keinginan bersama sehingga ketentraman dan
keharmonisan dapat tercapai. Tinggi rendahnya tingkat
solidaritas masyarakat dilihat dari tiga dimensi: ketergantungan
satu sama lainnya, saling membantu, dan adanya kepekaan
terhadap kemajuan desa. Hal yang di dapat dari desa Giri
Kencana menunjukkan bahwa tingkat solidaritas masyarakat di
daerah ini sedikit sangat baik dalam memajukan desa tersebut.
Dalam perkembangan kelapa sawit solidaritas
masyarakat terletak pada tindakan kerja bakti yang digunakan
dalam perbaikan jalan guna mempermudah distribusi kelapa
sawit dari lahan menuju pabrik.

29
2. Modal Sendiri
Modal sendiri adalah modal yang dikeluarkan petani itu
sendiri yang berasal dari tabungan atau sisa dari hasil usahatani
sebelumnya. Di wilayah Giri Kencana sendiri, para petani
menyisihkan hasil usaha tani sebelumnya yang kemudian di buat
menjadi modal untuk memperluas area perkebunannya.

3. Modal Pinjaman
Modal pinjaman merupakan setiap modal yang didapatkan
dari hasil pinjaman kepada pihak luar maupun dari simpan-pinjam
bank. Beberapa contoh model simpan-pinjam yang ada di Desa Giri
Kencana. Simpan pinjam ke Bank adapun warga desa Giri Kencana
tersebut meminjam uang melalui bank. Pinjaman modal usaha tanpa
jaminan Bank Mandiri ini menyediakan pinjaman dana mulai dari
Rp2 juta sampai Rp200 juta dengan jangka waktu 3-10 tahun.
Dengan isyarat harus adanya syarat KTP dan Kartu keluarga, UP2K
(Usaha peningkatan pendapatan keluarga) Segala kegiatan ekonomi
yang diusahakan oleh keluarga, baik, secara perorangan maupun
kelompok, yang modalnya bersumber dari swadaya masyarakat,
bantuan pemerintah, bantuan luar serta sumber lain yang sah dan
tidak mengikut.

30
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Kesimpulan dari Profil Aset Desa Giri Kencana Kecamatan
Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara terdapat 5 aset Desa yaitu (1) aspek
sumber daya manusia dapat dikaji dengan melihat pendidikan, (2) aspek
sumber daya alam dapat dikaji pada letak luas serta pemanfaatan sumber
daya alam sebagai mata pencarian masyarakat, (3) aspek sumber daya
alam non hayati dapat dikaji dari sumber air, tanah, dan kehutanan, (4)
modal sosial dapat dilihat dari jaringan sosial dan norma sosial serta (5)
aspek sumber daya fisik (infrastruktur) dapat dilihat dari jumlah
bangunan dalam membantu kemajuan pengembangan wilayah sudah
cukup memadai.
B. Saran
Saran dari laporan ini khususnya untuk Pemerintahan Kabupaten
Bengkulu utara agar dapat meningkatkan lagi dalam pendidikan karena
masih cukup rendahnya tingkat pendidikan yang ada pada masyarakat
Desa Giri Kencana serta juga meningkatkan pendidikan nonformal
(penyuluhan pertanian) untuk pertanian, karena dengan adanya
penyuluhan pertanian juga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
bagi para petani serta meningkatkan produksi hasil pertanian yang ada.

31
DAFTAR PUSTAKA

Achsin , Sitti Nurmasita., Hafied Cangara., Dan Andi Alimuddin Unde.


2015. Profil Desa Dan Kelurahan Sebagai Sumber Informasi. Jurnal
Komunikasi KAREBA. 4(4):1-19.

Coleman, James S. (1988) ‘Social capital in the Creation of Human Capital’


American Journal of Sociology 94: S95-S120.

Dapla, nalis., Rony Gosal., dan Sofia Pangemanan. 2018. Partisipasi


Masyarakat Dalam Pembangunan Desa. Jurnal Jurusan Ilmu
Pemerintahan. 1 (1):1-11.

Dompasa, Stella. 2014. Profil Usahatani Pola Penanaman Tumpang Sari Di


Desa Sea Kecamatan Pineleng. Manado: Universitas Sam
Ratulangi.

Ellya Roza, Islam dan Tamadun Melayu, Pekanbaru: Daulat Riau Anggota
IKAPI,2013.

Hanifan, L. J. (1916) “The Rural School Community Center”, Annals of the


American Academy of Political and Social Science 67: 130-138.

Hidayat. 2011. Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Kelembagaan


Lokal. Jurnal Sejarah CITRA LEKHA.XV (1):19-32.

Kusumawanto, Arif. 2018. Pembuatan Profil Desa. Yogyakarta:UGM.

Mendagri RI. 2007. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun


2007 tentang Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Data
Profil Desa dan Kelurahan. Direktorat Jenderal Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa (Ditjen PMD) Kementerian Dalam Negeri RI
: Jakarta.

Mangkuprawira, Sjafri, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik ,


Cetakan Pertama, PT. Gramedia, Jakarta.

32
Martoyo, Susilo, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Keempat,
BPFE, Yogyakarta.

Putra, P. G., dan Gusti Ngurah Parwata. 2007. Pelaksanaan Program Data
Profil Desa Dan Kelurahan Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan
Desa. Denpasar: Universitas Udayana.

Robbins, Stephen P., 2001, Organization Behavior, Prentice Hall


International Inc : Ninth Edition.

Syahra, Rusydi. 2003. Modal Sosial: Konsep Dan Aplikasi. Jurnal


Masyarakat Dan Budaya. 5 (1):1-22.

Suparmoko, M. 2000. Peranan Sumber Daya Alam dan Lingkungan dalam


Pembangunan. UGM:Social Agency Putra.

Tupamahu, Maria Katje., Dan Jefri Tipka. 2016. Analisis Peranan Dan
Dampak Investasi Infrastruktur Terhadap Perekonomian Maluku:
Analisis Input-Output. Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan. 10
(1):25-36.

Widjaja, HAW, Prof. Drs. 2003. Pemerintahan Desa atau Marga . PT. Raja
Grafindo Persada: Jakarta.

Zulkifli. 2018. Peranan Sumber Daya Alam, Pembangunan Berkelanjutan


Dan Tantangan Masa Depan. Utara:Universitas Sumatera Utara.
Sastrosatomo. Selardi. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. PT Agromedia
Pustaka. Depok.

Peraturan Perundangan

UU No.23 Tahun 2006. tentang Administrasi Kependudukan.


Undang-Undang No.6 Tahun 2014. Tentang Arti Desa.

https://kumpulanmakalah-mey.blogspot.com/2015/07/sistem-kepercayaan-dan-
agama-melayu.html

33
LAMPIRAN

1. Surat Keterangan dari kepala Desa Giri Kencana Kecamatan


Ketahun

Gambar 1.1 Surat keterangan Kepala Desa

2. Foto Balai Desa Giri Kencana Kecamatan Ketahun

Gambar 2.1 Ruangan administrasi Balai Desa Giri Kencana

Gambar 2.2 Gedung Balai Desa Giri Kencana

34

Anda mungkin juga menyukai