Disusun Oleh:
Dyosdado Bramantio S
(E1D017167)
PRODI AGRIBISNIS
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Studi
Lapang ini dengan judul “Profil Desa dan Pengembangan Kelapa Sawit di
Desa Giri Kencana Kecamatan Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara
Provinsi Bengkulu”. Dalam penulisan Laporan Studi Lapang ini, saya
mengucapkan terima kasih kepada
Dyosdado Bramantio
Simanjuntak
iii
DAFTAR ISI
COVER i
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iv
BAB I ........................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B.Rumusan Masalah ................................................................................................. 5
C.Tujuan ................................................................................................................... 5
D.Manfaat Studi Lapang ........................................................................................... 5
BAB II....................................................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................... 6
A. Pengertian Desa, Profil Desa Dan Tanaman Kelapa Sawit .................................. 6
1.Pengertian Profil Desa ........................................................................................... 6
2.Pengertian Desa ..................................................................................................... 6
3.Botani tanaman kelapa sawit.................................................................................. 6
B. Sumber Daya Manusia ........................................................................................ 8
1. SDM Dari Sisi Ekonomi ...................................................................................... 8
C. Sumber Daya Alam .............................................................................................. 9
1. Sumber Daya ......................................................................................................... 9
2.Sumber Daya Alam .............................................................................................. 10
D. Modal Sosial ...................................................................................................... 12
1.Konsep Modal Sosial ........................................................................................... 12
2.Pilar atau Unsur Modal Sosial ............................................................................. 12
E. Infrastruktur ........................................................................................................ 14
F.Finansial............................................................................................................... 14
G.Kerangka Berpikir ............................................................................................... 15
BAB III ................................................................................................................... 16
METODE STUDI LAPANG .................................................................................. 16
BAB IV ................................................................................................................... 18
GAMBARAN UMUM DAERAH STUDI LAPANG ............................................ 18
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 32
LAMPIRAN............................................................................................................ 34
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang termasuk wilayah agraris, di mana
terdapat kekayaan alam yang sangat melimpah serta masyarakat yang
didominasi oleh petani yang hidupnya bergantung pada sektor pertanian.
Dalam pemilihan pola usahatani yang akan dikembangkan, petani harus
pandai mempertimbangkan apa yang akan diusahakan tanpa ada
merugikan sektor yang lainnya. Tanaman yang berbeda jenis dan umur
panennya akan berbeda pula unsur zat hara yang dibutuhkan serta cara
perawatannya. Salah satu cara untuk meningkatkan pangan adalah
dengan mengatur pola pertanaman (cropping system). Selain itu, untuk
mendapatkan dan menjaga produktivitas dan hasil yang optimal, harus
menjaga pola penanaman yang sesuai dan disinilah harus diperhatikan
dan dipecahkan oleh para ahli pertanian (Dompasa, 2014).
Mendagri RI (2007), menyatakan bahwa Profil Desa dan
Kelurahan adalah gambaran yang menyeluruh tentang karakter yang ada
di dalam desa dan kelurahan yang meliputi data dasar keluarga, potensi
sumber daya alam, sumber daya manusia, kelembagaan, prasarana dan
sarana serta perkembangan kemajuan dan permasalahan yang dihadapi
desa dan kelurahan. Organisasi pelaksana kegiatan penyusunan profil
desa dan kelurahan adalah kelompok kerja (Pokja) yang masing-masing
berada pada tingkat desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota sampai
provinsi.
Berdasarkan Kementerian Sosial RI (2017) Desa yaitu unit
terkecil bagian wilayah yang ada di dalam struktur pemerintahan
Indonesia. Di dalamnya terdapat unsur organisasi termasuk satuan-
satuan Keluarga, Rukun Warga, dan Rukun Tetangga. Keseluruhan dari
organisasi yang ada tersebut merupakan bagian yang secara tata
pemerintahan berada dalam tatanan sistem yang disebut dengan desa
(untuk wilayah Kabupaten) dan kelurahan (untuk wilayah Kota). Dalam
konteks demikian maka pengembangan otonomi asli desa memiliki
1
landasan, visi dan misi yang kuat dalam rangka menjaga efektifitas,
efisiensi dan optimalisasi otonomi daerah.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Desa atau
dengan sebutan lain adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan , kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan hak tradisional yang diakui dan
dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Dengan demikian dapat diambil dalam Undang-Undang
tersebut diakui adanya otonomi yang dimiliki oleh desa.
Pengertian desa tak lepas dengan adanya sistem pemerintahan
daerah dan peran pemerintahan daerah. Berikut pengertian dari sistem
pemerintahan daerah dan peran pemerintahan daerah, yaitu;
1. Pemerintah desa disebut juga sebagai ujung tombak dalam sistem
pemerintahan daerah akan berhubungan dan bersentuhan
langsung dengan masyarakat. Kansil, menyatakan pada dasarnya
pemerintahan desa merupakan salah satu bagian dari struktur
pemerintahan Indonesia yang terendah dan berada di dalam
lingkup wilayah kerja pemerintah daerah. Sebagai unsur
pemerintahan yang terendah dan langsung berhubungan dengan
masyarakat, Desa telah mengalami beberapa kali pergantian
peraturan perundang-undangan (Putra, 2007).
2. Pemerintah desa mempunyai peran penting dalam kedudukannya
sebagai kepanjangan tangan negara yang dekat dengan
masyarakat dan sebagai pemimpin masyarakat. Pemerintah desa
merupakan pemerintah yang memimpin pemerintahan desa atau
disebut juga dengan lembaga organisasi yang mempunyai
penugasan dari pemerintah daerah untuk menyelenggarakan
urusan pemerintah umum yang sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 22 yaitu
penyelenggaraan pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan
Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa (Dapla dkk., 2018)
2
Dalam menjalankan suatu pembangunan harus mempunyai
sumber daya yang sangat potensial yang terdapat di suatu wilayah. Di
dalam suatu wilayah pasti akan mempunyai berbagai macam potensial
yang ada, salah satunya penduduk. Kependudukan adalah hal yang
berkaitan dengan jumlah, pertumbuhan, persebaran, mobilitas,
penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan, yang menyangkut politik,
ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan ( UU No. 23 Th 2006).
Ilmu Kependudukan dimaksudkan untuk memberikan pengertian
yang lebih luas dari pada demografi, karena sejumlah ahli demografi
telah menggunakan istilah demografi untuk menunjuk pada demografi
formal, demografi murni, atau kadang-kadang demografi teoritis.
Sedangkan arti dari demografi itu sendiri berasal dari bahasa Yunani,
yang terdiri dari kata:
1. demos, yang artinya rakyat/penduduk.
2. grafein, yang artinya menggambar atau menulis.
3. Demografi: adalah tulisan atau karangan tentang rakyat atau
penduduk.
Asal tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) belum
diketahui dengan pasti namun ada dugaan kuat, tanaman ini berasal dari
dua tempat yaitu afrika (guina) dan Amerika Selatan. Spesies Elaeis
melanococca atau Elaeis eletvera berasal dari Amerika Selatan dan
spesies Elais guenesis berasal dari Afrika. Tanaman kelapa sawit
merupakan tanaman komoditas perkebunan yang sangat penting di
Indonesia dan memiliki prospek yang sangat cerah, komoditi kelapa
sawit baik berupa bahan mentah atau bahan olahannya menduduki
peringkat ketiga penyumbang devisa non migas terbesar negara setelah
tanaman karet dan kopi (Sasro Sayono Selardi, 2003).
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak
nabati yang dapat diandalkan karena memiliki beberapa keunggulan
dibanding minyak yang dihasilkan tanaman lain. Keunggulan tersebut
diantaranya memiliki kadar kolesterol yang rendah bahkan tanpa
3
kolesterol. Minyak nabati merupakan produk utama yang dihasilkan
kelapa sawit potensi produksinya mencapai 6 ton/tahun bahkan lebih
jika dibanding dengan tanaman penghasil minyak yang lain (4,5
ton/tahun ) tingkat produksi ini masih tinggi (Anonymous, 1990). 2
Minyak nabati yang dihasilkan dari pengolahan bukan kelapa
sawit berupa minyak sawit mentah (CPO) yang berwarna kuning dan
minyak inti kelapa sawit (PKO) yang berwarna jernih. CPO dan PKO
banyak digunakan sebagai bahan industri pangan (minyak goreng dan
margarin) industri sabun (bahan penghasil)
Saat ini tanaman kelapa sawit menjadi salah satu andalan atau
komoditas unggulan dalam pembangunan sektor perkebunan dan
merupakan komoditas ekspor yang berperan penting dalam
pembangunan perekonomian Indonesia. Minyak sawit merupakan
produk perkebunan yang memiliki prospek cerah karena seiring dengan
berjalannya waktu, industri-industri yang berbasis bahan baku produk
kelapa sawit berjalan pesat. Selain itu, kelapa sawit memiliki produk
olahan seperti bahan makanan, bahan industri, kosmetik dan obat-
obatan.
Industri kelapa sawit Indonesia telah tumbuh secara signifikan
dalam empat puluh tahun terakhir. Sejak tahun 2006 Indonesia telah
menjadi produsen minyak sawit terbesar di dunia bersama dengan
Malaysia, Indonesia menguasai hampir 90% produksi minyak sawit
dunia. Konsumen terbesar dunia adalah China, India dan Uni Eropa.
Pada perkembangan mendatang, peningkatan konsumsi per kapita
minyak makan di China dan India yang disertai dengan peningkatan
jumlah penduduknya akan merupakan pasar utama minyak makan
dunia. Kebijakan biofuel dan bioenergi juga akan membuat industri
minyak sawit akan terus tumbuh secara signifikan. Sebagai produsen
utama di tengah konstelasi industri minyak sawit dunia, maka sudah
seharusnya industri minyak sawit Indonesia ditata agar dapat secara
optimal dimanfaatkan berbasiskan sumber daya yang tersedia.
4
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam studi lapang ini yaitu mengenai
Bagaimana Profil Desa dan Pengembangan Kelapa Sawit di Desa Giri
Kencana Kecamatan Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi
Bengkulu?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari studi lapang ini yaitu untuk mengetahui dan
mendapat informasi tentang Profil Desa dan Pengembangan Kelapa Sawit di
Desa Giri Kencana Kecamatan Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara
Provinsi Bengkulu.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
Tanaman kelapa sawit ( Elaeis guineensis Jacq.) merupakan
tanaman monokotil perennial dengan periode regenerasi yang
panjang sekitar 20 tahun. Tanaman kelapa sawit berasal dari Nigeria,
Afrika Barat. Sebagian para ahli pendapat yang menyatakan bahwa
kelapa sawit berasal dari kawasan Amerika Selatan yaitu Brazil. Hal
ini karena lebih banyak ditemukan spesies kelapa sawit di hutan
Brazil dibandingkan di Afrika Barat. Tanaman kelapa sawit ternyata
bisa hidup subur di luar daerah asalnya, seperti di Indonesia,
Malaysia, Thailand, dan Papua Nugini ( Fauzi et al., 2008).
7
perkembangbiakan terdiri dari bunga dan buah (Fauzi et al,. 2008).
Tanaman kelapa sawit memiliki akar yang berfungsi untuk
penunjang struktur batang di tanah, sebagai penyerap unsur hara dari
dalam tanah dan lain-lain. Sebagian besar perakaran kelapa sawit
terutama berada dekat dengan permukaan tanah. Hanya sedikit akar
kelapa sawit pada kedalaman 90 cm, padahal permukaan aras air
tanah (water table) cukup dalam. Dengan demikian sistem perakaran
yang aktif terdapat pada kedalaman 5-35 cm ( Pahan, 2008).
8
untuk meningkatkan kemampuan teknis, kemampuan teoritis,
kemampuan konseptual, peningkatan moral dan peningkatan
keterampilan teknik manusia melalui pendidikan dan pelatihan.
Tujuan pengembangan SDM adalah untuk memperbaiki efektivitas
dan efisiensi kerja dalam melaksanakan dan mencapai sasaran
program kerja organisasi yang telah ditetapkan. Pendidikan
bermanfaat untuk meningkatkan keahlian teoritis, konseptual dan
sikap/moral manusia, sedangkan latihan bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan teknis pelaksanaan pekerjaan tertentu
serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu
melaksanakan tanggung jawab sesuai dengan standar. Dengan
demikian dapat diartikan bahwa pendidikan dan pelatihan merupakan
faktor penentu kualitas SDM.
Kualitas SDM sangat diperlukan dalam suatu pembangunan,
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi bukan hanya terletak dari
sumber daya alam yang ada, Akan tetapi sumber daya manusia juga
sangat diperlukan, peningkatan kualitas SDM menurut Robbins
(2001:46) dapat diukur dari keberhasilan : (1) peningkatan
kemampuan teoritis adalah suatu kapasitas individu untuk
mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan; (2) peningkatan
kemampuan teknis adalah metode atau sistem mengerjakan sesuatu
pekerjaan; (3) peningkatan kemampuan konseptual adalah mampu
memprediksi segala sesuatu yang ada kaitannya dengan sasaran yang
akan dituju; (4) peningkatan moral adalah mampu melaksanakan
koordinasi, mampu bekerja sama, selalu berusaha menghindari
perbuatan tercela dan mampu bersedia mengembangkan diri; (5)
peningkatan keterampilan teknis.
C. Sumber Daya Alam
1. Sumber Daya
Dalam melakukan pilihan sumber daya untuk memenuhi
kebutuhan itu selalu dipertimbangkan adanya pemuasan kebutuhan
dengan tujuan untuk memaksimalkan kepuasan atau untuk
9
memaksimalkan produksi, baik untuk perorangan maupun untuk
masyarakat. Oleh karena itu, dengan adanya sumber daya alam yang
terbatas, dan kebutuhan manusia yang tidak ada batasnya, maka
manusia secara sendiri atau masyarakat secara bersama-sama harus
berusaha mencapai kepuasan pribadi atau manfaat sosial yang
optimal (Suparmoko, 2000).
Sumber daya yang menjadi kendala secara umum bisa
dikategorikan kedalam sumber daya lahan, manusia, modal,
teknologi, informasi dan energi. Sumber daya ini tidak lain
merupakan faktor produksi atau masukan dalam suatu proses
produksi. Jika faktor tenaga kerja, modal, informasi dan teknologi
berasal dari manusia, maka yang merupakan pemberian alam adalah
sumber daya dan energi. Salah satu kelemahan dari pengelolaan
sumber daya alam di negara-negara berkembang barangkali adalah
usaha mengejar pertumbuhan ekonomi dengan cara menguras
secara besar-besaran dari sumber daya alam tanpa memperhatikan
akibat sampingan (Zulkifli, 2011).
2. Sumber Daya Alam
Sumber daya alam mempunyai peranan cukup penting bagi
kehidupan manusia. Sumber daya alam bagi berbagai komunitas
Indonesia bukan hanya memiliki nilai ekonomi tetapi juga makna
sosial, budaya dan politik. Sumber daya alam berperan penting
dalam pembentukan peradaban pada kehidupan manusia, sehingga
setiap budaya dan etnis memiliki konsepsi dan pandangan dunia
tersendiri tentang penguasaan dan pengelolaan dari sumber daya
alam. Konsepsi kosmologi dan pandangan dunia tentang sumber
daya alam terutama tanah pada beberapa etnis Indonesia memiliki
persamaan, yakni tanah sebagai entitas yang integral atau sebagai
suatu ekosistem. Secara umum tata kelola sumber daya alam yang
dilakukan oleh suatu komunitas adat mengenal adanya beragam
status penguasaan dan pemanfaatannya. Bentuk dan status
penguasaan sumber daya alam dapat dibedakan atas empat
10
kelompok : (1) milik umum (open access), (2) milik negara (state),
(3) milik pribadi atau perorangan (private) dan (4) milik bersama
(communal) (Hidayat, 2011).
Penggunaan sumber daya alam untuk masa datang secara
langsung dihubungkan dengan apa yang disebut dengan imbangan
antara penduduk dan sumber daya alam. Apabila penduduk
membutuhkan terlalu banyak sumber daya alam, maka muncul
kebutuhan untuk meningkatkan penggalian sumber daya alam
ekstraktif dan meningkatkan permintaan akan sumber daya alam
seperti lapangan terbuka, tempat rekreasi, dan udara yang bersih.
Namun dampaknya adalah memburuknya kondisi fisik dan dunia
ini, dan sayangnya masyarakat sangat lambat menemukan
pemecahan masalah yang timbul itu (Suparmoko, 2000).
Kita perlu membedakan pengertian antara sumber daya alam
(natural resources) dan barang sumber daya (resource commodity).
Hal ini perlu kita tegaskan karena sering kali kedua istilah itu
membuat analisis kita menjadi kacau dan membingungkan. Sumber
daya alam ialah segala sesuatu yang berada di bawah maupun di
atas bumi termasuk tanah itu sendiri, artinya adalah sesuatu yang
masih terdapat di dalam maupun di luar bumi yang sifatnya masih
potensial dan belum dilibatkan dalam proses produksi untuk
meningkatkan tersedianya barang dan jasa dalam perekonomian.
Sedangkan yang dimaksud dengan barang sumber daya adalah
sumber daya alam yang sudah diambil dari dalam dan atas bumi
yang siap digunakan serta dikombinasikan dengan faktor-faktor
produksi lain sehingga dapat dihasilkan luaran baru yang berupa
barang dan jasa bagi konsumen maupun produsen. Oleh karena itu,
bila kita membicarakan mengenai fungsi produksi, yang kita
maksud dengan sumber daya alam adalah barang sumber daya itu.
Jumlah dan kualitas barang sumber daya yang dipakai dalam proses
produksi dapat meningkatkan produksi barang dan jasa bila
dikombinasikan dengan faktor produksi lain (Suparmoko, 2000).
11
D. Modal Sosial
1. Konsep Modal Sosial
12
orang menjadi tidak tahu atau ragu-ragu sehingga tidak berani
melakukan sesuatu.
c. Norma-norma yang harus ditaati dengan sanksi yang jelas
dan efektif. Tanpa adanya seperangkat norma yang
disepakati dan dipatuhi oleh segenap anggota masyarakat
maka yang muncul adalah keadaan anomie setiap orang
cenderung berbuat menurut kemauan sendiri tanpa merasa
ada ikatan dengan orang lain. Juga tidak ada mekanisme
untuk menjatuhkan sanksi karena tidak ada norma yang
disepakati bersama berkaitan dengan sanksi tersebut.
d. Pada nilai-nilai budaya yang dimiliki kelompok masyarakat
yang pertama secara tradisional terdapat keseimbangan
antara modal sosial yang mengatur keharmonisan dan
solidaritas hubungan internal sesama anggota kelompok,
yang disebut dengan istilah bonding social capital atau
modal sosial pengikat, dengan modal sosial yang
memungkinkan terciptanya kerjasama dan hubungan yang
saling menguntungkan dengan warga dari kelompok etnik
lain, yang disebut dengan istilah bridging social capital atau
modal sosial jembatan, disebut modal sosial jembatan karena
menjembatani perbedaan-perbedaan yang terdapat antara
kelompok masyarakat yang memiliki nilai-nilai budaya yang
berbeda, dengan lebih mengutamakan persamaan yang
terdapat pada kedua pihak. Kelompok masyarakat yang
secara tradisional kurang memiliki nilai-nilai budaya yang
merupakan modal sosial jembatan ini cenderung lebih
mementingkan kelompok sendiri, bersifat eksploitasi dan
mudah terlibat dalam konflik dengan kelompok lain. Konflik
akan lebih mudah lagi terjadi kedua pihak sama-sama tidak
memiliki modal sosial jembatan (Syahra, 2003).
13
E. Infrastruktur
Di Indonesia, pertumbuhan infrastruktur sempat mengalami
penurunan signifikan akibat depresiasi rupiah saat terjadi krisis ekonomi
1997/1998. Pada tahun 1998 pertumbuhan sektor listrik, gas dan air
bersih turun menjadi 3,1 persen. Sektor kategori infrastruktur lainnya
seperti bangunan serta pengangguran dan komunikasi merosot drastis
dengan pertumbuhan masing-masing -36,5 persen dan -15,1 persen.
Lebih khusus di Provinsi Maluku pada tahun 2010 – 2013 laju
pertumbuhan beberapa sektor infrastruktur mengalami tren yang
menurun terlihat dari laju pertumbuhan sektor konstruksi pada tahun
2010 tumbuh sebesar 46,17 persen, selanjutnya pada tahun 2011
mengalami penurunan menjadi (9,08 %,) tahun 2012 menjadi (7,56%).
Pada tahun 2013 pertumbuhan sektor konstruksi Provinsi Maluku
mengalami pertumbuhan menjadi (7,74 %) (Tupamahu, 2018).
F.Finansial
Finansial merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan
hak dan kewajiban desa yang dapat berupa uang maupun berupa barang
yang dapat dijadikan milik desa berhubungan dengan pelaksanaan hak
dan kewajiban yang biasanya berasal dari APBD, APBN dan
pendapatan asli desa (Widjaja, 2003). Finansial juga berkaitan dengan
lembaga-lembaga atau organisasi dalam mengatur dan menjalankan
suatu aset keuangan yang ada. Dalam suatu desa lembaga atau
organisasi sangat berpengaruh dalam perkembangan dan kemajuan
pertumbuhan ekonomi, baik secara fisik maupun non fisik. Sumber daya
fisik yaitu sumber daya yang bisa kita lihat dan rasakan seperti lahan
dan tenaga kerja. Sedangkan untuk sumber daya non fisik yaitu sumber
14
daya yang hanya bisa dirasakan saja, seperti budaya dan adat istiadat
yang ada di dalam suatu Desa.
G.Kerangka Berpikir
Profil Desa
PENGEMBANGAN
PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
Karakteristik :
Petani mengelola lahan secara Swadaya atau
sebagai petani plasma
Modal terbatas
BAB III sederhana
Manajemen pengolahan
Produk yang dihasilkan dan dijual hanya
dalam TBS
15
BAB III
METODE STUDI LAPANG
16
2. Desa adalah kumpulan dari beberapa unit permukiman kecil yang
disebut kampung atau dusun yang dipimpin oleh kepala dusun atau
lurah.
3. Profil Desa adalah gambaran menyeluruh tentang karakter desa yang
meliputi data dasar keluarga, potensi sumber daya alam, sumber
daya manusia, kelembagaan, prasarana dan sarana serta
perkembangan kemajuan dan permasalahan yang dihadapi desa.
4. Petani adalah seorang atau sekelompok orang yang mengusahakan
komoditas pertanian dengan tujuan untuk dijual baik sebagian
maupun keseluruhan hasil produksinya.
5. Potensi Desa adalah suatu gambaran dari suatu sektor yang dapat
dikembangkan untuk dimasa yang akan mendatang.
6. Perkembangan Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit di Desa tersebut.
17
BAB IV
GAMBARAN UMUM DAERAH STUDI LAPANG
A. Keadaan Penduduk
Penduduk Desa Giri Kencana Kecamatan Ketahun adalah semua
orang yang menetap di wilayah teritorial Desa Giri Kencana.
1. Jumlah Penduduk
Menurut BPS Kecamatan Ketahun jumlah Penduduk pada
tahun 2020 berjumlah 8.325 jiwa. Jumlah penduduk berdasarkan
jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Keadaan Penduduk Desa Giri Kencana
Berdasarkan Jumlah (Orang)
Jumlah Penduduk 8.325
Jenis Kelamin
Laki-Laki 2.975
Perempuan 5.350
Sumber: BPS Kecamatan Ketahun dalam Angka 2020
18
Tabel 4.2 Berdasarkan Agama/aliran kepercayaan
Jumlah Penduduk
Agama Total (Orang) Persentasi (%)
C. Mata Pencaharian
Masyarakat Desa Giri Kencana memiliki berbagai jenis
pekerjaan. Pekerjaan itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rumah
tangga mereka. Adapun berdasarkan jenis-jenis mata pencaharian
penduduk di wilayah penelitian dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.3 Jenis Mata pencaharian di Desa Giri Kencana Kecamatan
Ketahun
Jenis Pekerjaan Jumlah (Orang) Persentasi (%)
Petani 2.200 33%
Buruh Tani 206 3%
PNS 141 2%
Sopir 50 1%
Tukang 76 1%
Pedagang 800 12%
Pengacara 5 0,08%
Anggota DPRK 3 0,05%
IRT 2.000 30%
Karyawan BUMN 22 0,33%
Honorer 171 3%
Montir 27 0,41%
Pensiunan 19 0,29%
TNI 11 0,17%
Polisi 12 0,18%
Mubaligh 35 1%
Belum Bekerja 848 13%
Jumlah 6.626 100,00
Sumber : Data sekunder profil desa Giri Kencana
19
Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan jumlah total penduduk
mata pencaharian pokok adalah 1,380 Orang. Di dalam tersebut kita
sudah mengetahui mata pencaharian pokok yang terbanyak adalah
Petani dengan jumlah 2200 Orang, hal ini didukung oleh keadaan alam
yang sangat luas lahannya di daerah desa tersebut dengan menggunakan
penggunaan lahan desa yang baik untuk kegiatan bercocok tanam atau
usahatani sangat tepat untuk mengembangkan komoditas-komoditas
pertanian yang ada daerah tersebut. Banyaknya petani yang ada dí
daerah tersebut tingkat pesaing produksi dan pemasarannya makin
banyak, begitu juga dengan buruh tani yang ada di daerah tersebut
begitu banyak dengan jumlah 206 orang buruh tani untuk mencukupi
petani yang ada di daerah tersebut.
D. Kelembagaan Desa
Pemerintahan desa terdiri dari kepala desa dan perangkat desa.
Sebuah desa dipimpin oleh Kepala Desa. Seorang kepala desa dipilih
langsung oleh rakyat melalui sebuah pemilihan kepala desa (Pilkades).
Bagan 4.1 Struktur Pemerintahan Desa Giri Kencana adalah
sebagai berikut:
KEPALA DESA
BPD WAHYUDI BMA
SEKRETARIS DESA
SIGIT YULIANTO
KASI KASI KASI
PEMERINTAAHAN KESEJAHTRAAN PELAYANAN
FAUDRA TIRTA
YUDHO DWI ADI PRASETYO, KUSMANA, A.Md
RAHARJO SKM KAUR
KAUR KAUR
KEUANGAN
TATA USAHA PERENCANAAN
M. ARIF
DAN UMUM DIAN
FAIDULLAH,
PRIMA LUSIANA RISDIYANTO, S.IP
SE
KEPALA DUSUN
KEPALA KEPALA KEPALA KEPALA KEPALA
6
DUSUN 1 DUSUN 2 DUSUN 3 DUSUN 4 DUSUN 5
HAMDANI
WIDODO KASDI SAMBUDI SUDARNO EDI YANTO
NURDIN
20
Lembaga pemerintahan desa terdiri dari Kepala Desa,
Sekretaris,Bendahara dan Perangkat Desa. Sebuah wilayah desa
dipimpin oleh Kepala Desa karena fungsi kepala desa adalah untuk
mengayomi masyarakat setempat untuk lebih erat dalam segi
kerjasamanya untuk meningkatkan dan memajukan desa yang di
tanggung jawabnya. Dengan adanya kepala desa yang dapat terpilih
dapat membantu pembangunan pedesaan dan SDM yang lebih baik
dan berkembang dengan efisien. Kegiatan yang ada di desa tersebut
harus adanya mufakat atau terlebih rapat dahulu untuk diterima oleh
masyarakat apa-apa saja program kerja yang dilakukan di desa
tersebut.
E. Keadaan Wilayah
1. Luas Wilayah
Giri Kencana merupakan salah satu dari 26 desa yang berada
di wilayah Kecamatan Ketahun. Desa Giri Kencana mempunyai
luas wilayah seluas 3000 Hektare atau 30km2.
Tabel 4.2.1 Luas wilayah Desa Giri Kencana
21
pabrik Kelapa sawit dan Karet. Perkembangan Kelapa sawit sangat
pesat di Desa Giri Kencana Kecamatan Ketahun sehingga membuat
penghasilan utama di desa tersebut terletak pada hasil perkebunan.
Letak Desa Giri Kencana yang beriklim tropis membuat tanaman
seperti Kelapa Sawit dan Karet tergolong mudah untuk tumbuh.
Selain faktor iklim yang mempengaruhi perkembangan Kelapa
sawit, faktor tanah yang subur membuat perkembangan kelapa
sawit sangat mudah ditambah lagi dengan bantuan pupuk yang
dibuat para petani.
22
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pendidikan Masyarakat
Menurut Cahyono dalam Arya Dwiandana Putri dan Nyoman
Djinar Setiawan (2013). Tingkat pendidikan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan dan jenis pekerjaan.
23
Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka jenis pekerjaan
yang dilakukan makin tinggi pula dan makin tinggi pula
pendapatan yang diperoleh. Berikut adalah jenis pendidikan di
Desa Giri Kencana. Berdasarkan tabel dengan keadaan penduduk
berdasarkan tingkat pendidikan sebagai berikut :
24
bahwa petani di Desa Giri Kencana Kecamatan Ketahun memiliki
tingkat pendidikan yang tergolong baik karena banyak petani
tamatan di kisaran SMA dengan persentase 36%. Tingkat
pendidikan petani yang baik ini tentunya dapat mendukung petani
dalam memperoleh produksi yang lebih banyak dan
meningkatkan dan mengembangkan usaha taninya. Karena petani
dengan tingkat pendidikan yang baik sangat mudah dalam
menerima informasi baru dan memiliki wawasan yang cukup
luas, sehingga dapat membantu mereka dalam meningkatkan
produksinya.
Dari data di atas luas lahan Kelapa sawit dan Karet sangat luas
di Desa Giri Kencana. Ini membuat banyaknya pabrik pengolahan
25
yang beroperasi di sekitar Desa Giri Kencana, ada 4 pabrik yang
beroperasi diantaranya 2 pabrik karet dan 2 pabrik kelapa sawit.
26
mendapatkan pupuk. Perbaikan maupun solusi dari pemerintah atau
kebijakan harus menjadi solusi dalam permasalahan keterbatasan
pupuk untuk petani, sistem koperasi dan kejujuran dari penyediaan
pupuk menjadi salah satu solusi untuk permasalahan ini.
27
Esa. Yang dianugerahkan kepada bangsa indonesia, maupun
kekayaan yang dikuasai oleh negara, memberikan manfaat
serbaguna bagi umat manusia, karena wajib disyukuri, diurus, dan
dimanfaatkan secara optimal serta dijaga kelestarian kehutanan.
Berdasarkan keadaan yang ada di Desa Giri kencana memiliki
hutan rimba seluas 187 ha dan sisanya sudah beralih menjadi
perkebunan dan perumahan. Dimana dalam perkebunan mayoritas
sudah berkebun Kelapa sawit dan Karet.
28
masyarakat desa Giri Kencana agar masyarakat bisa mendapatkan
sumber modal dengan mudah.
29
2. Modal Sendiri
Modal sendiri adalah modal yang dikeluarkan petani itu
sendiri yang berasal dari tabungan atau sisa dari hasil usahatani
sebelumnya. Di wilayah Giri Kencana sendiri, para petani
menyisihkan hasil usaha tani sebelumnya yang kemudian di buat
menjadi modal untuk memperluas area perkebunannya.
3. Modal Pinjaman
Modal pinjaman merupakan setiap modal yang didapatkan
dari hasil pinjaman kepada pihak luar maupun dari simpan-pinjam
bank. Beberapa contoh model simpan-pinjam yang ada di Desa Giri
Kencana. Simpan pinjam ke Bank adapun warga desa Giri Kencana
tersebut meminjam uang melalui bank. Pinjaman modal usaha tanpa
jaminan Bank Mandiri ini menyediakan pinjaman dana mulai dari
Rp2 juta sampai Rp200 juta dengan jangka waktu 3-10 tahun.
Dengan isyarat harus adanya syarat KTP dan Kartu keluarga, UP2K
(Usaha peningkatan pendapatan keluarga) Segala kegiatan ekonomi
yang diusahakan oleh keluarga, baik, secara perorangan maupun
kelompok, yang modalnya bersumber dari swadaya masyarakat,
bantuan pemerintah, bantuan luar serta sumber lain yang sah dan
tidak mengikut.
30
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Kesimpulan dari Profil Aset Desa Giri Kencana Kecamatan
Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara terdapat 5 aset Desa yaitu (1) aspek
sumber daya manusia dapat dikaji dengan melihat pendidikan, (2) aspek
sumber daya alam dapat dikaji pada letak luas serta pemanfaatan sumber
daya alam sebagai mata pencarian masyarakat, (3) aspek sumber daya
alam non hayati dapat dikaji dari sumber air, tanah, dan kehutanan, (4)
modal sosial dapat dilihat dari jaringan sosial dan norma sosial serta (5)
aspek sumber daya fisik (infrastruktur) dapat dilihat dari jumlah
bangunan dalam membantu kemajuan pengembangan wilayah sudah
cukup memadai.
B. Saran
Saran dari laporan ini khususnya untuk Pemerintahan Kabupaten
Bengkulu utara agar dapat meningkatkan lagi dalam pendidikan karena
masih cukup rendahnya tingkat pendidikan yang ada pada masyarakat
Desa Giri Kencana serta juga meningkatkan pendidikan nonformal
(penyuluhan pertanian) untuk pertanian, karena dengan adanya
penyuluhan pertanian juga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
bagi para petani serta meningkatkan produksi hasil pertanian yang ada.
31
DAFTAR PUSTAKA
Ellya Roza, Islam dan Tamadun Melayu, Pekanbaru: Daulat Riau Anggota
IKAPI,2013.
32
Martoyo, Susilo, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Keempat,
BPFE, Yogyakarta.
Putra, P. G., dan Gusti Ngurah Parwata. 2007. Pelaksanaan Program Data
Profil Desa Dan Kelurahan Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan
Desa. Denpasar: Universitas Udayana.
Tupamahu, Maria Katje., Dan Jefri Tipka. 2016. Analisis Peranan Dan
Dampak Investasi Infrastruktur Terhadap Perekonomian Maluku:
Analisis Input-Output. Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan. 10
(1):25-36.
Widjaja, HAW, Prof. Drs. 2003. Pemerintahan Desa atau Marga . PT. Raja
Grafindo Persada: Jakarta.
Peraturan Perundangan
https://kumpulanmakalah-mey.blogspot.com/2015/07/sistem-kepercayaan-dan-
agama-melayu.html
33
LAMPIRAN
34