USULAN PENELITIAN
Disusun Oleh:
Lucky Hadiansyah
142020037
menyelesaikan Usulan Penelitian ini yang merupakan bagian dari tugas akhir
ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis baik dari segi akademik
maupun untuk pengalaman yang tidak dapat penulis temukan saat berada di
bangku kuliah.
dalam penyusunan tugas ini. Oleh sebab itu penulis ingin mengungkapkan rasa
1. Allah SWT yang telah menciptakan langit dan bumi beserta isinya.
2. Bapak M. Budiana, S.Ip, M.Si. Selaku Dekan Di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
3. Bapak Drs. Abu Huraerah, M.Si. Selaku Ketua Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial
i
4. Ibu Dra.Riany Laila Nurwulan, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing yang telah
5. Iyus Rusli. Selaku pembina di Karang Taruna Kelurahan Cipadung Kidul yang
Penelitian.
6. Orang tua yang selalu memotivasi saya serta memberikan harapan dan doa.
dengan harapan dapat tersaji dengan baik. Namun jika ternyata masih banyak
penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
aktifitas serta bebas dari pengaruh negatif yang saat ini banyak diderita oleh
pemuda.
Pada masa sekarang ini yang dikenal sebagai era milenial, Karang Taruna
terbilang sedikit dan nyaris tidak ada. Di Ibu Kota Jakarta banyak Karang Taruna
yang masih mengadakan diskusi di pinggir jalan yang hanya beratapkan tenda dan
spanduk saja. Kondisi ini memicu beragam berbagai macam permasalahan yang
Pemerintah nampaknya harus kerja lebih keras dan mampu bekerja sama,
ayat 2 yang tertulis sebagai berikut: Setiap Karang Taruna mempunyai tugas
yang dihadapi generasi muda, baik yang bersifat preventif, rehabilitatif, maupun
1
pengembangan potensi generasi muda di lingkungannya. Sangat jelas dalam hal
ini Karang Taruna adalah organisasi sosial yang berperan penting dalam
yang diakui sebagai organisasi sosial pemuda ini. Harapan terhadap Karang
kemajuan bangsa karena mereka cenderung mampu secara fisik dan mental untuk
Pasalnya, keberadaan organisasi Karang Taruna tidak lagi menjadi early warning
system tapi saat ini sudah menjadi alarm warning system terhadap traficking,
memerangi bahaya penggunaan narkoba dan miras. Dalam era ini negara
Indonesia berada pada posisi yang sangat strategis dalam keikutsertaannya pada
2
pemasok bahan bahan mentah ke kota sebelum produksinya diperdagangkan.
Karang Taruna menjadi ujung tombak sehingga menjadikan desa desa yang
yang sama mengutarakan bahwa: Peran Karang Taruna tidak hanya sekedar
penguatan dan sinergitas di kalangan muda di tingkat desa sesuai butir ketiga
nawacita. Kang Emil menguraikan salah satu kekuatan luar biasa dari Karang
nasional. Kekuatan ini yang beperan penting untuk mewujudkan nawacita ketiga
Bandung. Karang Taruna juga berniat untuk menjadi lebih berdaya, melalui
memanfaatkan daya kreativitasnya untuk terus berusaha menjadi solusi bagi diri
Taruna dapat menjadi sebuah organisasi yang produktif, yang juga mengasah
3
Penguatan dalam berbagai hal ini memungkinkan terciptanya lapangan pekerjaan,
yang merupakan salah satu solusi utama bagi berbagai permasalahan sosial,
terutama yang terjadi di kota padat penduduk yang terus berkembang seperti
Bandung.
telah membuat anggota organisasi ini banyak meninggalkan tugas pokok dan
fungsi karang taruna pada semestinya, bahkan hal ini bisa memicu kepada
organisasi yang begerak pada acara Agustusan saja (perlombaan pada hari
tugasnya pun anggota Karang Taruna masih kebingungan akan mencari sumber
dana untuk mereka mengadakan sebuah kegiatan, akibatnya mereka mencari dana
tujuan dari Karang Taruna tetapi saat ini Karang Taruna pun masih belum berdaya
bahwa Karang Taruna Kota Bandung mempunyai anggota aktif 10.000 orang
yang disebar pada perwakilan anak cabang di 21 kecamatan dan 126 kelurahan.
Dalam hal ini harusnya Karang Taruna mempunyai anggota yang merata seperti
jumlah yang seharusnya. Di Kota Bandung saat ini dalam pemetaan wilayahnya
4
yaitu terdapat 30 Kecamatan dan 153 Kelurahan. jumlah ini seharusnya sama
dengan data Karang Taruna yang terdata aktif kegiatannya dan kepengurusannya
pada tingkat kota berdasarkan data PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan
Menurut data diatas bahwa masih banyak Karang Taruna yang masih
belum bisa aktif dalam kegiatan dan kepengurususan di Karang Taruna Kota
Bandung yaitu Kelurahan Cipadung Kidul yang saat ini anggotanya belum bisa
tugas yang terbengkalai terutama masalah sosial masih belum dapat tertangani di
yang dicanangkan oleh Dispora (Dinas Pemuda dan Olahraga) Kota Bandung
yang bekerjasama dengan Dinsos (Dinas Sosial) Kota Bandung. Program ini
adalah program pertama yang ada di Indonesia yang dimana program ini
melibatkan semua partisipasi semua elemen masyarakat dan disusun sendiri oleh
Bandung.
terhadap masyarakat.
5
Sasaran penerima PIPPK ini adalah :
2. Karang Taruna
sebenarnya memiliki peran dan tanggung jawab yang signifikan sebagai pembuat
ragu menggelontarkan dana yang sangat besar kepada Karang Taruna yang
pemberdayaan pada masyarakat. Berbagai peran nyata ini harus dibangun dengan
tekun dan konsisten, mulai dari lingkungan kewilayahan yang paling kecil.
dapat menjadi semakin aktif, bergerak, dan eksis dalam kiprahnya, terutama
simpul diperkuat dengan berbagai fasilitas dan program nyata yang sudah dan
Taruna dan Graha Karang Taruna, rapat kerja berkala serta Bulan Bhakti Karang
Taruna. (http//.www.kartabdg.id)
6
Bantuan PIPPK kepada Karang Taruna yaitu dengan memberi bantuan
kegiatan yaitu
1. Penguatan kelembagaan
2. Rekreasi
3. Pengabdian Masyarakat
4. Edukasi
direncanakan sesuai dengan tujuan dan sasaran agar memastikan bahwa kegiatan
anggota Karang Taruna sesuai dengan tujuan program PIPPK. Pengawasan ini
distribusi berbagai produk dan jasa, hingga ke pelosok wilayah Kota Bandung;
HR Agency, di mana anggota Karang Taruna dapat menjadi penyedia tenaga kerja
7
yang siap dilatih dan dididik hingga menjadi tenaga kerja siap pakai.
(http//www.bandungjuara.com).
pribadi yang bisa berkompenten dan mampu membuat relasi agar mempunyai
pekerjaan dan bahkan menciptakan lapangan pekerjaan, akan tetapi kendala yang
Karang Taruna Kelurahan Cipadung Kidul akan kegiatan dan tugas serta fungsi
dari keberadaan bantuan PIPPK ini. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya
bimbingan penyuluhan dari pemerintah dan partisipasi dari anggota karang taruna
daerahnya dan belum bisa termasuk anggota Karang Taruna yang aktif dan diakui
partisipasinya dapat meningkat. Oleh karena itu peneliti mengambil judul dalam
8
penelitian ini, yaitu: Hubungan Persepsi Anggota Karang Taruna Tentang
Penelitian ini sesuai dengan salah satu topik penelitian pekerjaan sosial
yang dikemukakan oleh Friedlander (1997) dalam buku Metode Penelitian Sosial
oleh Soeharto (2008:16) sebagai berikut: Studi tentang ekspetasi, tujuan dan
B. Identifikasi Masalah
1. Tujuan Penelitian
9
a. Untuk mengetahui bagaimana persepsi anggota Karang Taruna tentang kegiatan
2. Kegunaan Penelitian
a). Secara teoritis: Penelitian ini didapat bermanfaat dan memberikan sumbangan
kesejahteraan sosial
b). Secara praktis: Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dan bermanfaat
bagi pihak lain terutama karang taruna dalam menyikapi program kegiatan
pengembangan
D. Kerangka Pemikiran
yang dilakukan oleh seorang individu terhadap suatu objek atau peristiwa tertentu
yang terdapat pada sekitarnya. Persepsi akan menunjang seorang individu kepada
10
suatu partisipasi yang ada dalam lingkungannya. Menurut W.A Friedlander yang
merupakan suatu kegiatan yang terorganisir dan terarah baik itu yang diupayakan
masyarakat itu sendiri kepada arah yang lebih baik. Dalam kesejahteraan sosial
juga tidak bisa dipisahkan dengan adanya permasalahan sosial yang terjadi dan
dibutuhkan adanya suatu kebijakan sosial ataupun pelayanan sosial yang terjadi.
11
satu dan lain hal yang menyebabkan tidak berjalannya mobilitas atau sosialisai
Smith (2006; 4) dalam Suharto (2013; 10) kebijakan sosial adalah apa yang
pemerintah ini masalah-masalah sosial dapat teratasi. Kebijakan sosial dibuat oleh
dalam bidang pelayanan sosial yang bertujuan untuk membantu masyarakat dalam
12
melaksanakan setiap keperluannya di dalam kehidupan bermasyarkat yang
memiliki tingkat keseriusan yang tinggi dari aparatur pemerintah itu sendiri dalam
berlangsung secara cepat dan tepat. Menurut Fahrudin (2015: 107) menyatakan:
berjalan sesuai dengan yang diinginkan dan taraf kehidupan akan semakin
peran dari seorang pekerja sosial, peran pekerja sosial dalam hal ini guna turut
yang menjadi pembeda antara profesi pekerjaan sosial dengan profesi pertolongan
13
pertolongan lainnya. Menurut Zastrow (1999) dalam Suharto (2009: 1) Pekerjaan
sosial adalah:
melakukan pertolongan yaitu dalam bentuk pelayan sosial yang didasari oleh
dan kerangka nilai ( body value) yang secara integarattf mebentuk profil dan
klien. Menurut Rakhmat (2015; 50) persepsi adalah pengalaman tentang objek,
terhadap stimulus yang didapat. Didalam suatu organisasi yaitu karang taruna
seringkali adanya persepsi yang berbeda-beda antara anggota yang satu dengan
yang lainnya, karena energi setiap orang itu berbeda sehingga perhatian seseorang
pada suatu objek pun berbeda-beda. Dalam AD/ART Karang Taruna menyatakan
14
keanggotaannya mulai dari pemuda/i berusia mulai dari 11 45 tahun dan batasan
dari anggota pasif yang dimana keanggotaan yang bersifat stelsel pasif
sampai dengan 45 tahun dan anggota anggota aktif yakni keanggotaan yang
bersifat kader dan berusia 13 sampai dengan 45 tahun, karena potensi, bakat, dan
kegiatannya. Program kegiatan atau program kerja karang taruna saat ini telah
memenuhi kubutuhan serta memfasilitasi kegiatan dalam jangka waktu satu tahun
dengan jumlah sebesar Rp. 100.000.000/kelurahan yang dimana salah satu sasaran
pelaksanaan:
1. Penguatan Lembaga
15
2. Kesenian dan Olah Raga
3. Pengabdian Masyarakat
Peran serta dalam kegiatan PIPPK ini dikatakan sebagai hasil dari
penilaian atau persepsi positif terhadap anggota karang taruna tersebut. Peran serta
anggota karang taruna dalam kegiatan PIPPK tersebut dapat dikatakan juga
dari individu ataupun masyarakat terhadap suatu kegiatan baik itu dilakukan
bentuk tenaga, biaya dan lain-lain juga setelah kegiatan dalam bentuk kegiatan
keikutsertaan masyarakat secara aktif dan sukarela baik karena alasan-alasan dari
dalam dirinya maupun dari luar dirinya dalam keseluruhan proses kegiatan yang
bersangkutan.
seseorang atau kelompok secara sadar ke dalam interaksi sosial secara aktif pada
suatu situasi tertentu karena alasan yang membangun dirinya maupun yang
membangun luar dirinya. Dengan pengertian itu, seseorang bisa berpartisipasi bila
16
dirinya menemukan hal yang dipahami atau dalam kelompok yang memahami
suatu hal dalam pemikirannya melalui berbagai proses berbagi dengan oranglain
dalam hal nilai, tradisi, perasaan, kepatuhan dan tanggung jawab bersama.
Adapun bentuk partisipasi menurut Huraerah (2008: 102) yang dikutip dari
partisipasi sosial
dari intensitas kehadirannya dalam memanfaatkan fasilitas yang ada pada kegiatan
E. Hipotesis
1. Hipotesis Utama
H0: Tdak terdapat hubungan persepsi anggota karang taruna tentang pippk
17
H1: Terdapat hubungan persepsi anggota karang taruna tentang pippk dengan
bandung
2. Sub Hipotesis
1) H0: Tidak terdapat hubungan persepsi anggota karang taruna tentang pippk
dengan partisipasinya dalam keterlibatan
2) H0: Tidak terdapat hubungan persepsi anggota karang taruna tentang pippk
dengan partisipasinya dalam proses kegiatan
F. Definisi Operasional
2. Anggota karang taruna yaitu beranggotakan pemuda dan pemudi yang diatur
keanggotaannya mulai dari pemuda/i berusia mulai dari 11 45 tahun dan
batasan sebagai pengurus adalah berusia mulai 17 35 tahun.
3. PIPPK merupakan suatu program Dinsos dan Dispora Kota Bandung yang
dimana salah satu penerima programnya adalah karang taruna dengan
memberikan bantuan dana Rp.100.000.000/Kelurahan yang meliputi
pelaksanaan kegiatan:
a. Penguatan Lembaga
18
b. Kesenian dan Olah Raga
c. Pengabdian Masyarakat
dan sukarela baik karena alasan-alasan dari dalam dirinya maupun dari luar
Tabel 1.1
Operasional Variabel
4. Pengadaan alat
dokumentasi
5. Sepak bola
2. Pengadaan
Olaharga dan 6. Futsal
kesenian
7. Bola voli
8. Bulu tangkis
9. Menyanyi/olah
19
vokal
10. Menari
14. Penyelenggaraan
bimtek
15. Pameran
5. Usaha ekonomi unggulan
produktif masyarakat
17. Pelatihan
pemasaran usaha
20
Variabel Y: 1. Keterlibatan 1. Keterlibatan dan 21. Seberapa sering
Partisipasi Anggota dan keikutsertan hadir di didalam
Karang Taruna keikutsertaan langsung dalam kegiatan PIPPK
dalam pelaksanaan pelaksanaan untuk Karang
kegiatan PIPPK kegiatan PIPPK Taruna
23. Memajukan
Karang Taruna
setempat dalam
PIPPK
25. Mensosialisasikan
program kepada
pemuda ataupun
masyarakat lain
26. Memberikan
saran atau
masukan kepada
panitia PIPPK dan
Karang Taruna
28. Bekerjasama
dengan sesama
anggota
29. Bekerjasama
dengan pihak
stakeholder
masyarakat
21
G. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Penelitian
kuantitatif yang bersifat deskriftif yaitu suatu metode yang berujuan untuk
analisis yaitu objek yang akan diteliti. Populasi yang dijadikan sasaran penelitian
ini adalah Anggota Karang Taruna di Kelurahan Cipadung Kidul Kota Bandung
yang menjadi Anggota Karang Taruna aktif dalam PIPPK yang terdiri dari
pengurus dan anggota sebanyak 173 orang diambil dari 6 RW. Mengingat jumlah
remaja lebih dari 100, maka sampel yang diambil 30% seperti yang diungkap oleh
Untuk sekedar acer-acer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih
22
Sample menurut Soehartono (2011: 57), yaitu Suatu bagian dari
populasinya. Pada penelitian ini yang dijadikan sample adalah Anggota Karang
Tabel 1.2
2 03 23 23x30% 6,9
3 05 37 37x30% 11,1
4 08 46 46x30% 13,8
5 11 18 18x30% 5,4
6 13 25 25x30% 7,5
Pembangunan dan Pemberdayaan Keluarga) adalah 170 dari 6 RW, maka jumlah
pupulasi 170 orang diambil 30% sehingga sampel menjadi 51 orang dan ini
dijadikan responden.
23
1. Alat Ukur Penelitian
Skala Ordinal, yaitu skala berjenjang atau skala bentuk tingkat. Pengertian Skala
diketahui lebih tinggi atau lebih rendah tingkatannya dari pada golongan
yang lain.
yaitu skala yang mempunyai nilai peringkat setiap jawaban atau tanggapan yang
dijumlahkan sehingga mendapat nilai total. Skala ini terdiri atas sejumlah
pernyataan yang semuanya menunjukkan sikap terhadap suatu objek tertentu yang
akan diukur. Skala Likert bisa dengan cara membuat kategori pada setiap item
24
e. Kategori jawaban sangat rendah diberi nilai 1
yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik non parametik dengan
sebagai berikut :
masing-masing variabel.
b. Memberikan ranking pada variabel x dan variabel y, mulai dari satu sampai
(1n).
n2
tr
1 r2
Keterangan :
N : Jumlah responden
25
rs
x y di
2 2 2
2 x y 2 2
3 3
= =
12 12
h. Jika tabel <t hitung maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis (H1) diterima.
1. Lokasi Penelitian
penelitian.
26
2. Waktu Penelitian
Tabel 1.3
Waktu Penelitian
Waktu Pelaksanaan
No Jenis Kegiatan 2016-2017
Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei
Tahap Pra Lapangan
1 Penjajakan
2 Studi Literatur
3 Penyusunan Proposal
4 Seminar Proposal
Penyusunan Pedoman
5
Wawancara
Tahap Pekerjaan Lapangan
6 Pengumpulan Data
7 Pengolahan & Analisis Data
Tahap Penyusunan Laporan Akhir
8 Bimbingan Penulisan
Pengesahan Hasil Penelitian
9
Akhir
10 Sidang Laporan Akhir
Sumber Tabel: Hasil Penelitian 2017 2018
27