OLEH :
KELOMPOK 2
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
nikmat-Nya yang tiada terhingga khususnya kepada kami, sehingga kami selaku
penyusun dapat menyelasaikan penyusunan makalah yang membahas tentang
“Komunikasi Interpersonal dalam Pemberdayaan Masyarakat ” dalam
rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pemberdayaan Masyarakat.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Apabila
teradapat kesalahan atau kekeliruan dalam penulisan mohon dimaafkan, saran dan
kritik dari pembaca akan sangat kami hargai dan kami jadikan pembelajaran demi
penyempurnaan dalam tugas berikutnya. Terakhir kami mengucapkan terima
kasih bagi semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Sekian dan terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Tujuan...........................................................................................................3
D. Manfaat.........................................................................................................3
E. Peta Konsep...................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
A. Pemberdayan Masyarakat.............................................................................5
B. Komunikasi Interpersonal...........................................................................11
BAB III..................................................................................................................19
PENUTUP..............................................................................................................19
A. KESIMPULAN...........................................................................................19
B. SARAN.......................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Komunikasi interpersonal merupakan proses komunikasi yang
berlangsung antara dua orang atau lebih secara bertatap muka dimana
pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan penerima pesan
dapat menerima dan menanggapi secara langsung (Cangara dalam Anggraini
dkk, 2022). Menurut West and Turner (Anggraini, 2022) komunikasi
interpersonal atau komunikasi antarpribadi merujuk pada komunikasi yang
terjadi secara langsung antara dua orang. Komunikasi interpersonal
merupakan komunikasi yang dilakukan oleh individu untuk saling bertukar
gagasan ataupun pemikiran kepada individu lainnya (Hanani dalam
Anggraini, 2022). Komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh instruktur
dan anggota fitness merupakan salah satu kunci keberhasilan gaya hidup
sehat. Bentuk komunikasi ini dapat berupa konsultasi, tanya jawab, program
dan pola latihan hingga motivasi serta edukasi terhadap para membernya.
Komunikasi pemberdayaan masyarakat merupakan kajian komunikasi
dalam kegiatan pembangunan yang menekankan pada pentingnya pelibatan
masyarakat atau partisipasi masyarakat. Sehingga proses-proses komunikasi
dalam pemberdayaan masyarakat lebih menekankan pada proses yang bersifat
transaksional dan interaktif dari pada linear. Dalam pemberdayaan
masyarakat, berbagai kegiatan/proyek pembangunan lebih menempatkan
masyarakat sebagai subyek yang memiliki berbagai sisi kemanusiaannya,
baik berupa keinginan, cita-cita, daya, nilai-nilai, budaya dan peradaban, dan
sebagainya.
Program pemberdayaan merupakan suatu kegiatan yang memiliki
tujuan mengembangkan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat agar
dapat mandiri dan dapat mengatasi persoalan kehidupannya. Kondisi
semacam ini akan memberikan peluang besar kepada anggota masyarakat
untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitasnya dalam bidang ekonomi,
pendidikan, budaya, sosial, politik, dan lainnya dalam kehidupan bersama. Ini
semua akan memiliki implikasi terhadap peningkatan dan mengubah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki masyarakat ke arah kemajuan yang
lebih baik. Upaya ini berarti pengembangan masyarakat dari yang belum ada
2
atau memang sudah ada diperluas dan ditingkatkan baik aspek kuantitas dan
kualitasnya menjadi lebih baik dalam aspek kehidupannya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
3
3. Dengan adanya dialog dan interaksi yang berlangsung, solusi-solusi yang
cocok dengan keadaan lokal dan kebutuhan masyarakat dapat dihasilkan,
memberikan manfaat yang lebih langsung dan relevan.
4. Pentingnya komunikasi interpersonal yaitu memastikan bahwa pesan dan
informasi benar-benar dipahami oleh masyarakat, sehingga program-
program dan tindakan yang diambil menjadi lebih efektif.
5. Komunikasi interpersonal yang baik dapat membantu mengurangi konflik
dan ketegangan dalam masyarakat dengan memfasilitasi dialog yang
konstruktif dan pemecahan masalah.
E. Peta Konsep
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemberdayan Masyarakat
5
a) Memenuhi dalam mengembangkan kebutuhan dasarnya sehingga
mereka memiliki kebebasan (freedom).
b) Menjangkau sumber-sumber produktif yang memperoleh barang-
barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan.
c) Berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan
yang memengaruhi mereka.
6
Lippit (Handini dkk., 2019) dalam tulisannya tentang perubahan
yang terencana, (Planned Change) merinci tahapan kegiatan
pemberdayaan masyarakat ke dalam 7 (tujuh) kegiatan pokok yaitu:
7
Kegiatan uji-coba dan demonstrasi ini sangat diperlukan, karena tidak
semua inovasi selalu cocok (secara: teknis, ekonomis, sosial-budaya,
dan politik/kebijakan) dengan.kondisi masyarakatnya. Di samping itu,
ujicoba juga diperlukan untuk memperoleh gambaran tentang beragam
alternatif yang paling "bermanfaat" dengan resiko atau korbanan yang
terkecil
6) Memproduksi dan publikasi informasi, baik yang berasal dari "luar"
(penelitian, kebijakan, produsen/pelaku bisnis, dll.) maupun yang
berasal dari dalam (pengalaman, indigenous technology, maupun
kearifan tradisional dan nilai-nilai adat yang lain). Sesuai dengan
perkembangan teknologi, produk dan media publikasi yang digunakan
perlu disesuaikan dengan karakteristik (calon) penerima manfaat
penyuluhannya;
7) Melaksanakan pemberdayaan/penguatan kapasitas, yaitu pemberian
kesempatan kepada kelompok lapisan bawah (grassroots) untuk
bersuara dan menentukan sendiri pilihan-pilihannya (voice and
choice) kaitannya dengan: aksesibilitas informasi, keterlibatan dalam
pemenuhan kebutuhan serta partisipasi dalam keseluruhan proses
pembangunan, bertanggung gugat (akuntabilitas publik), dan
penguatan kapasitas lokal.
8
lain. Kesetaraan inilah salah satu prinsip dasar dalam pemberdayaan
masyarakat, yang harus dipahami secara bersama. Dalam konteks ini
kesetaraan atau kesejajaran kedudukan antara masyarakat dengan
lembaga yang melakukan program-program pemberdayaan
masyarakat maupun antara pihak-pihak yang terlibat dalam sebuah
program pembangunan. Dinamika yang dibangun adalah hubungan
kesetaraan dengan mengembangkan mekanisme berbagi pengetahuan,
pengalaman, serta keahlian satu sama lain. Masing-masing saling
mengakui kelebihan dan kekurangan, sehingga terjadi proses saling
belajar. Tidak ada arahan atau petunjuk, tidak ada atasan atau
bawahan, tidak ada guru atau murid, tidak ada pembina atau yang
dibina, serta tidak ada penguasa atau yang dikuasai. Kesalahan yang
sering terjadi dalam proses pemberdayaan adalah pendamping atau
pelaksana kegiatan memposisikan dirinya sebagai guru yang serba
tahu. Di sisi lain, masyarakat diposisikan sebagai murid yang harus
diisi dengan berbagai ilmu pengetahuan dengan cara mendengarkan
yang disampaikan dan melaksanakan apa yang diperintahkan. Ini
sering terjadi karena pendamping ingin mentransfer pengetahuan yang
dimilikinya secara cepat mengacu pada kemampuan dirinya tanpa
memahami kemampuan dan kebutuhan masyarakat.
2) Partisipatif
Esensi dari pemberdayaan masyarakat adalah partisipasi. Namun
demikian, partisipasi masyarakat belum dapat disebut sebagai
pemberdayaan apabila belum ada unsur memberikan kewenanangan
atau sebagian kewenangan dan memberikan dorongan untuk lebih
berdaya.
Selama ini praktik-praktik pemberdayaan masyarakat yang
dilakukan belum sepenuhnya memberikan kesempatan dan kebebasan
kepada masyarakat untuk menentukan nasib dirinya sendiri melalui
program-program pembangunan yang dibutuhkannya. Kebanyakan
progam-program pembangunan yang telah ditetapkan merupakan
9
program yang sudah dirancang dan ditentukan oleh para pengambil
kebijakan, baik pemerintah maupun lembaga yang mendanainya.
Keterlibatan masyarakat masih sebatas pada mobilisasi, belum pada
tahapan pasrtisipasi.
3) Keswadayaan
Dalam proses pemberdayaan, bantuan atau dukungan untuk
pengembangan kapasitas dan kemandirian, meskipun hasilnya baru
dapat dinikmati dalam jangka panjang lebih diprioritaskan dari pada
bantuan yang bersifat caritas. Dukungan dan bantuan tersebut hanya
bersifat stimulant, sedangkan sumberdaya utama untuk pengembangan
kapasitas dan kemandirian sebagian besar berasal dari masyarakat
sendiri. Upaya menumbuhkembangkan kapasitas dan kemandirian
yang berasal dari sumberdaya masyarakat sendiri inilah yang disebut
keswadayaan. Oleh karena itu, salah satu prinsip penting dalam
pemberdayaan masyarakat adalah keswadayaan.
4) Berkelanjutan
Proses pemberdayaan masyarakat bukanlah proses yang instan,
impulsive atau hanya sekedar menjalankan suatu program
pembangunan belaka. Pemberdayaan masyarakat adalah proses yang
terus-menerus, berkesinambungan dan berkelanjutan. Hal ini penting
untuk diperhatikan mengingat banyak kegiatan pemberdayaan
masyarakat yang hanya berorientasi pada program pembangunan yang
dibatasi waktu dan pendanaannya.
10
penetapan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan hingga pada
pengelolaan hasil-hasil pembangunan;
3) masyarakat berkontribusi sesuai dengan kapasitas dan kemampuan
yang dimiliki, baik berupa sumberdaya alam, sumberdaya manusia
ataupun sumberday financial;
4) program pembangunan yang dilakukan bukan sekedar project based,
tetapi dapat dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan.
B. Komunikasi Interpersonal
11
baiknya. Onong menjelaskan komunikasi interpersonal (interpersonal
communication) adalah komunikasi antar komunikator dengan seorang
komunikan bersifat dialogis berupa percakapan. Komunikasi
interpersonal merupakan komunikasi yang berlangsung antara dua orang
terjadi secara atau bersifat tatap muka dan biasanya bersifat spontan dan
informal.
12
3. Fungsi Komunikasi Interpersonal
Komunikasi intrapersonal memiliki beberapa fungsi, yaitu:
a) Kesadaran diri. Komunikasi intrapersonal memungkinkan orang untuk
menyadari setiap aspek kepribadian mereka sendiri. Dengan
introspeksi, orang akan menjadi sadar akan kualitas yang membantu
membentuk kepribadiannya yang pada gilirannya membuatnya sadar
akan motivasi, aspirasi, dan harapannya kepada dunia. Jika
pemahaman diri seseorang mutlak, akan membantu
mengkomunikasikan keinginan dan kebutuhannya kepada orang lain
dengan mudah.
b) Rasa percaya diri. Sadar diri membuat seseorang merasa aman dan
meningkatkan kepercayaan diri.
c) Manajemen diri. Fakta bahwa seseorang sadar akan kekuatan dan
kekurangan yang dimilikinya, ia melengkapi dirinya untuk mengelola
urusan sehari-hari secara efisien dengan menggunakan kekuatannya
secara maksimal yang pada gilirannya mengkompensasi
kelemahannya.
d) Motivasi diri. Pengetahuan mutlak tentang apa yang seseorang
inginkan dari kehidupan dan memungkinkan orang tersebut berusaha
mencapai tujuan dan sasaran tersebut sambil terus memotivasi diri
mereka sendiri.
e) Terfokus. Kualitas motivasi diri dan manajemen diri akan membantu
mengembangkan konsentrasi yang lebih dalam mengarahkan fokusnya
pada tugas yang ada.
f) Kemandirian. Kesadaran diri memungkinkan orang untuk mandiri.
g) Kemampuan beradaptasi. Orang akan sangat mudah beradaptasi
dengan lingkungannya karena pengetahuan tentang kualitasnya sendiri
memungkinkannya untuk percaya diri dan dengan tenang mengambil
keputusan dan mengubah pendekatannya sesuai dengan respon
terhadap stimulus situasional.
13
Komunikasi interpersonal dilakukan dengan melibatkan dua orang
dan berlangsung berhadap-hadapan secara fisik. Karena keberadaannya
seperti itu masing-masing individu saling berinteraksi untuk melakukan
komunikasi. Dalam proses komunikasi interpersonal dilakukan secara
tatap muka dan sistem distribusi berpartsipasinya sangat personal
memiliki keberuntungan tersendiri. Menurut Wright komunikasi ini
membawa keuntungan: adanya keakraban, flesibilitas, berhubungan
langsung, saling menghormati, dan mencapai hasil tanpa membujuk,
penjelasannya sebagai berikut:
a. Kontak antarpribadi bersifat kausal (sepintas) yang kelihatannya sulit
dihindari daripada komunikasi massa.
b. Komunikasi antarpribadi memungkinkan fleksibilitas yang lebih besar
dalam isi pesan.
c. Hubungan yang langsung dalam komunikasi antarpribadi dapat
meningkatkan gagasan dan ganjaran buat penerima pesan atau
argumen dan hukuman buat penolaknya.
d. Sebagian orang lebih cenderung kepada pertimbangan dan pandangan
orang-orang yang mereka kenal dan mereka hormati daripada
komunikator massa yang impersonal.
e. Dengan kontak antarpribadi komunikator dapat mencapai maksudnya
tanpa membujuk khalayak untuk menerima gagasan baru.
14
bersedia terbuka terhadap lawan bicaranya yang laki-laki (hambatan
gender).
b. Komunikan yang mengalami gangguan pendengaran (hambatan
biologis), komunikan yang tidak berkonsentrasi dengan pembicaraan
(hambatan psikologis), seorang perempuan akan tersipu malu jika
membicarakan masalah seksual dengan seorang lelaki (hambatan
gender).
c. Komunikator dan komunikan kurang memahami latar belakang sosial
budaya yang berlaku sehingga dapat melahirkan perbedaan persepsi.
d. Komunikator dan komunikan saling berprasangka buruk yang dapat
mendorong ke arah sikap apatis dan penolakan.
e. Komunikasi berjalan satu arah dari komunikator ke komunikan secara
terus menerus sehingga komunikan tidak memiki kesempatan
meminta penjelasan.
f. Komunikasi hanya berupa penjelasan verbal/kata-kata sehingga
membosankan.
g. Tidak digunakannya media yang tepat atau terdapat masalah pada
teknologi komunikasi (microphone, telepon, power point, dan lain
sebagainya).
h. Perbedaan bahasa sehingga menyebabkan perbedaan penafsiran pada
simbolsimbol tertentu.
15
menukar informasi antar invidu dalam kehidupan sosialnya. Dalam
kegiatannya masing individu akan mengemukakan keinginan dan
problemanya sehingga akan terjadi proses komunikasi yaitu proses
komunikasi antar personal atau komunikasi langsung antara individu dengan
individu lain.
Manakala dilihat eksistensi pemberdayaan sangat penting dalam
kehidupan bermasyarakat. Melalui pemberdayaan ini diharapkan
menghantarkan dan memperkuat masyarakat secara aktif dan kreatif dalam
mengembangkan diri mereka menuju kehidupan yang sejahtera. Diharapkan
juga akan mengalami perkembangan ilmu pengetahuan dan ketrampilannya
dalam kehidupan bermasyarakat, yang pada gilirannya akan tercipta,
membangun, dan memelihara perubahan yang berkesinambungan. Kebijakan
pemberdyaan ini tidak hanya dalam bidang makanan, juga mencakup bidang
kesehatan, pendidikan, perumahan, dan lainnya.
Strategi yang dapat dikembangkan melalui komunikasi interpersonal
menurut Ayub M. Padangaran dalam pemberdayaan/pengembangan
masyarakat adalah:
a. Strategi empiris rasional,
b. Strategi perubahan pola hidup lama pada pola hidup baru, dan
c. Strategi mengikuti arah perubahan yang dapat meningkatkan
kesejahteraan.
16
c. Pemberdayaan dengan cara Aras Makro yaitu pemberdayaan dalam skala
besar agar klien memiliki komtensi untuk memahami perubahan pada
sistem lingkungan yang lebih luas.
17
diantara para pihak, juga melaluipihak ketiga netral yang disebut
sebagaimediator atau arbiter yang didasarkanatas prinsip sukarela
(voluntary) diantara para pihak, termasuk dalamhal memilih mediator
harus dengan kesepakatan dua belah pihak. Proses perundingan, negosiasi,
musyawarah dan bentuk pertemuan tatap muka lainnya yang disesuaikan
dengan kondisi local merupakan inti pendekatan komunikasi antar pribadi.
2) Pendekatan melalui stategi komunikasi antar kelompok dan organisasi
Stategi komunikasi dalam proses pemberdayaan masyarakat berbasis
pluralisme agama dan budaya kaitannya dengan komunikasi
kelompok dan organisasi.
3) Pendekatan melalui strategi komunikasi massa
Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang
ditujukan kepada seluruh khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim
melalui media cetak atau elektronis sehingga pesan yang sama dapat
diterima secara serentak dan sesaat. Perkataan ìdapatî dalam definisi ini
menekankan pengertian bahwa jumlah sebenarnya penerima komunikasi
massa pada saat tertentu tidaklah esensial. Media massa dapat dipahami
sebagai suatu alat transmisi informasi, seperti koran, majalah, televisi,
radio, atau kombinasi bentuk dari bentukbentuk media tersebut. Media
massa dapat mengukuhkan norma-norma budaya dengan informasi-
informasi yang disampaikannya, media massa juga dapat mengaktifkan
perilaku tertentu, apabila informasi yang disampaikannya sesuai dengan
kebutuhan individu serta tidak bertentangan dengan norma budaya yang
berlaku, bahkan media massa dapat menumbuhkan norma budaya baru
dalam perilaku selama norma tersebut tidak dihalangi oleh hambatan-
hambatan sosial budaya.
18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
19
Komunikasi interpersonal memiliki keistimewaan yang diantaranya
ketika terjadi interaksi antara masing-masing individu akan berjalan dengan
baik dan akan dipahami secara pasti adanya kemauan/keinginan seseorang.
Komunikasi interpersonal berperan sangan penting dalam pemberdayaan
masyarakat. Melalui pemberdayaan masyarakat diharapkan menghantarkan
dan memperkuat masyarakat secara aktif dan kreatif dalam mengembangkan
diri mereka menuju kehidupan yang sejahtera. Diharapkan juga akan
mengalami perkembangan ilmu pengetahuan dan keterampilannya dalam
kehidupan bermasyarakat, yang pada gilirannya akan tercipta, membangun,
dan memelihara perubahan yang berkesinambungan.
B. SARAN
20
luas. Makalah ini jauh dari kesempurnaan. Kritik dan masukan dari pembaca
dapat menambah kesempurnaan dari makalah ini.
21
DAFTAR PUSTAKA
Angraini, C., Ritonga, D. H., Kristina, L., Syam, M., & Kustiawan, W. (2022).
Komunikasi Interpersonal. Jurnal Multidisiplin Dehasen, 1(3), 337-342.
22
Visnu, D. S., & Rejeki, N. S. (2014). Strategi Komunikasi Pemberdayaan
Masyarakat (Studi Kasus Kelompok Swadaya Wanita di Yayasan Sosial
Bina Sejahtera Cilacap). Doctoral dissertation. UAJY.
23