Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM PEMBERDAYAAN


MASYARAKAT

Disusun untuk Menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Psikologi Pemberdayaan Masyarakat

Dosen pengampu : Citra Marhan, S.K.M., M.A.

OLEH :
KELOMPOK 2

Nurhalisa Ramli A1R119043 Nur Maghfira Dafid A1R121039


Musdalifah A1R120027 Wa Ode Sariwulan A1R121049
Ayu Lestari A1R121003 Ayu Salsa Bilah A1R121055
Dewa Rai Karlina A1R120004 Elsya Felisha A. A1R121056
La Ode Muh. Rajab A1R121008 Muh. Toriq Huzaefah A1R121065
Nabila Dwi Nur F. A1R121013 Safriani A1R121076
Alif Faturrahman W. A1R121021 Syifa Salimar Ar B. A1R121079
Hauliani A1R121032 Tri Ayu Achiria L. A1R121080
Maya Nuriman A. A1R121036 Wa Ode Munazar K. K. A1R121081

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
SEPTEMBER 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
nikmat-Nya yang tiada terhingga khususnya kepada kami, sehingga kami selaku
penyusun dapat menyelasaikan penyusunan makalah yang membahas tentang
“Komunikasi Interpersonal dalam Pemberdayaan Masyarakat ” dalam
rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pemberdayaan Masyarakat.

Dalam makalah ini berisi pengetahuan seputar pemberdayaan masyarakat


dan komunikasi interpersonal serta peran dan strategi komunikasi interpersonal
pada pemberdayaan masyarakat yang bersumber dari beberapa jurnal. Semoga
semua pihak dapat merasakan manfaat dari makalah ini, khususnya bagi pihak
yang memiliki kepentingan dibidang ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Apabila
teradapat kesalahan atau kekeliruan dalam penulisan mohon dimaafkan, saran dan
kritik dari pembaca akan sangat kami hargai dan kami jadikan pembelajaran demi
penyempurnaan dalam tugas berikutnya. Terakhir kami mengucapkan terima
kasih bagi semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Sekian dan terima kasih.

Kendari, 16 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................3

C. Tujuan...........................................................................................................3

D. Manfaat.........................................................................................................3

E. Peta Konsep...................................................................................................4

BAB II......................................................................................................................5

PEMBAHASAN......................................................................................................5

A. Pemberdayan Masyarakat.............................................................................5

B. Komunikasi Interpersonal...........................................................................11

C. Peran Komunikasi Interpersonal Dalam Pemberdayaan Masyarakat.........15

D. Strategi Komunikasi Interpersonal dalam Pemberdayaan Masyarakat.......17

BAB III..................................................................................................................19

PENUTUP..............................................................................................................19

A. KESIMPULAN...........................................................................................19

B. SARAN.......................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemberdayaan masyarakat merupakan paradigma alternatif


pembangunan dengan tujuan membawa masyarakat kepada keberdayaan dan
kemandirian. Untuk menuju pada kemandirian masyarakat, upaya pencapaian
kesejahteraan menjadi hal yang utama. Masyarakat yang sejahtera akan
mampu mengatasi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan materiil maupun non-
materil seperti dinyatakan oleh Mardikanto (Setyowati, 2019) bahwa tujuan
pembangunan adalah perubahan yang menyeluruh mencakup beragam aspek
dan tatanan kehidupan masyarakat yang bersangkutan, baik materiil maupun
non-materiil.
Adapun pemberdayaan masyarakat merupakan kegiatan yang
memerlukan proses berkelanjutan, maka dibutuhkan komunikasi yang baik
antara inisiator program dengan masyarakat maupun antar warga masyarakat.
Proses pemberdayaan tersebut tidak akan mencapai tujuannya, jika tidak
didukung oleh proses komunikasi yang partisipatif. Dalam hal ini dibutuhkan
partisipasi aktif dari seluruh warga masyarakat untuk mewujudkan cita-cita
perubahan yang diinginkan. Partisipasi masyarakat sangat berpengaruh
terhadap terbentuknya tindakan komunikatif yang sesuai dengan karakteristik
masyarakatnya. Resistansi masyarakat dalam proses pemberdayaan masih
sering muncul karena perasaan saling curiga diantara komponen masyarakat
tentang kepentingan-kepentingan di balik upaya pemberdayaan, terutama dari
kelompok masyarakat yang tidak menjadi sasaran utama program
pemberdayaan tersebut. Walaupun resistansi terhadap upaya-upaya
pemberdayaan untuk membawa pada perubahan masyarakat cukup tinggi,
komunikasi memainkan peran yang sangat penting dalam terbentuknya
tindakan komunikatif masyarakat.

1
Komunikasi interpersonal merupakan proses komunikasi yang
berlangsung antara dua orang atau lebih secara bertatap muka dimana
pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan penerima pesan
dapat menerima dan menanggapi secara langsung (Cangara dalam Anggraini
dkk, 2022). Menurut West and Turner (Anggraini, 2022) komunikasi
interpersonal atau komunikasi antarpribadi merujuk pada komunikasi yang
terjadi secara langsung antara dua orang. Komunikasi interpersonal
merupakan komunikasi yang dilakukan oleh individu untuk saling bertukar
gagasan ataupun pemikiran kepada individu lainnya (Hanani dalam
Anggraini, 2022). Komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh instruktur
dan anggota fitness merupakan salah satu kunci keberhasilan gaya hidup
sehat. Bentuk komunikasi ini dapat berupa konsultasi, tanya jawab, program
dan pola latihan hingga motivasi serta edukasi terhadap para membernya.
Komunikasi pemberdayaan masyarakat merupakan kajian komunikasi
dalam kegiatan pembangunan yang menekankan pada pentingnya pelibatan
masyarakat atau partisipasi masyarakat. Sehingga proses-proses komunikasi
dalam pemberdayaan masyarakat lebih menekankan pada proses yang bersifat
transaksional dan interaktif dari pada linear. Dalam pemberdayaan
masyarakat, berbagai kegiatan/proyek pembangunan lebih menempatkan
masyarakat sebagai subyek yang memiliki berbagai sisi kemanusiaannya,
baik berupa keinginan, cita-cita, daya, nilai-nilai, budaya dan peradaban, dan
sebagainya.
Program pemberdayaan merupakan suatu kegiatan yang memiliki
tujuan mengembangkan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat agar
dapat mandiri dan dapat mengatasi persoalan kehidupannya. Kondisi
semacam ini akan memberikan peluang besar kepada anggota masyarakat
untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitasnya dalam bidang ekonomi,
pendidikan, budaya, sosial, politik, dan lainnya dalam kehidupan bersama. Ini
semua akan memiliki implikasi terhadap peningkatan dan mengubah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki masyarakat ke arah kemajuan yang
lebih baik. Upaya ini berarti pengembangan masyarakat dari yang belum ada

2
atau memang sudah ada diperluas dan ditingkatkan baik aspek kuantitas dan
kualitasnya menjadi lebih baik dalam aspek kehidupannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pemberdayaan masyarakat?


2. Apa yang dimaksud dengan komunikasi interpersonal?
3. Bagaimana peran komunikasi interpersonal dalam pemberdayaan
masyarakat?
4. Bagaimana strategi komunikasi interpersonal dalam pemberdayaan
masyarakat?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pemberdayaan masyarakat.


2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan komunikasi interpersonal.
3. Untuk mengetahui peran komunikasi interpersonal dalam pemberdayaan
masyarakat.
4. Untuk mengetahui strategi komunikasi interpersonal dalam pemberdayaan
masyarakat.

D. Manfaat

1. Pendekatan melalui komunikasi interpersonal membantu meningkatkan


kesadaran masyarakat tentang isu-isu penting dalam kehidupan
masyarakat, termasuk pemahaman akan hak-hak, sumber daya yang dapat
dimanfaatkan, dan peluang untuk menciptakan perubahan positif.
2. Komunikasi interpersonal memungkinkan pembangunan hubungan yang
erat antara penyelenggara program dan masyarakat, menciptakan
lingkungan yang mendukung kerja sama dan partisipasi aktif dari semua
pihak.

3
3. Dengan adanya dialog dan interaksi yang berlangsung, solusi-solusi yang
cocok dengan keadaan lokal dan kebutuhan masyarakat dapat dihasilkan,
memberikan manfaat yang lebih langsung dan relevan.
4. Pentingnya komunikasi interpersonal yaitu memastikan bahwa pesan dan
informasi benar-benar dipahami oleh masyarakat, sehingga program-
program dan tindakan yang diambil menjadi lebih efektif.
5. Komunikasi interpersonal yang baik dapat membantu mengurangi konflik
dan ketegangan dalam masyarakat dengan memfasilitasi dialog yang
konstruktif dan pemecahan masalah.

E. Peta Konsep

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemberdayan Masyarakat

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat adalah konsep pembanguan ekonomi


yang merangkum nilai-nilai masyarakat untuk membangun paradigma
baru dalam pembangunan yang bersifat peoplecentered, participatory,
empowerment and sustainable (Chamber dalam Indardi, 2016). Lebih
jauh Chamber menjelaskan bahwa konsep pembangunan dengan model
pemberdayaan masyarakat tidak hanya semata-mata memenuhi
kebutuhan dasar (basic need) masyarakat tetapi lebih sebagai upaya
mencari alternative pertumbuhan ekonomi lokal.

Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu arah kebijakan yang


sangat penting dalam program penanggulangan ketertinggalan.
Penanggulan masyarakat dalam ketertinggalan bertujuan agar masyarakat
dapat mengakses peningkatan kualitas kehidupan dalam berbagai aspek,
seperti pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, dan lainnya. Upaya untuk
merealisir tujuan itu diperlukan adanya program percepatan
penanggulangan yang benar-benar dapat menyentuh kebutuhan
masyarakat. Hal ini dilihat seperti halnya yang telah dilakukan oleh
pemerintah memberikan dana stimulus melalui program-program yang
digolongkan ke dalam program percepatan penanggulangan kemiskinan,
melalui pemberian dana yang dikategorikan dana Bantuan Langsung
Masyarakat (BLM).

Sebagaimana telah dicontohkan oleh Edi Suharto (Nasor, 2016)


bahwa pemberdayaan menunjuk pada adanya kemampuan dasar yang
dimiliki orang kemudian dibantu sehingga mereka memiliki kekuatan
atau kemampuan dalam:

5
a) Memenuhi dalam mengembangkan kebutuhan dasarnya sehingga
mereka memiliki kebebasan (freedom).
b) Menjangkau sumber-sumber produktif yang memperoleh barang-
barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan.
c) Berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan
yang memengaruhi mereka.

Searah dengan ungkapan itu bahwa inti dari pemberdayaan


masyarakat adalah pertama pengembangan (enabling), kedua
mempercepat potensi atau daya (empowering), ketiga terciptanya
kemandirian. Jadi pemberdayaan seharusnya tidak pada masyarakat yang
tidak memiliki kemampuan, akan tetapi pada masyarakat yang memiliki
daya yang masih terbatas, dapat dikembangkan hingga mencapai
kemandirian.

2. Tujuan dan Tahapan Pemberdayan masyarakat


Pemberdayan masyarakat berdasarkan pada aspek tujuan, proses,
dan cara-cara pemberdayaan yaitu:
 Ife, mengemukakan pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan
kekuasaan orang-orang yang lemah atau tidak beruntung.
 Parsons, menjelaskan pemberdayaan adalah sebuah proses dengan
mana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagai
pengontrolan atas, dan memengaruhi terhadap kejadian-kejadian dan
lembaga-lembaga yang memengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan
menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan,
dan kekuasaan yang cukup untuk memengaruhi kehidupannya dan
kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya.
 Swift, menguraikan pemberdayaan menunjuk pada usaha
pengalokasian kembali kekuasaan melalui pengubahan stuktur sosial.
 Rappaport, mengatakan pemberdayaan adalah suatu cara dengan
mana rakyat, organisasi, dan komunitas.

6
Lippit (Handini dkk., 2019) dalam tulisannya tentang perubahan
yang terencana, (Planned Change) merinci tahapan kegiatan
pemberdayaan masyarakat ke dalam 7 (tujuh) kegiatan pokok yaitu:

1) Penyadaran, yaitu kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk


menyadarkan masyarakat tentang "keberadaannya", baik
keberadaannya sebagai individu dan anggota masyarakat, maupun
kondisi lingkungannya yang menyangkut lingkungan fisik/teknis,
sosial-budaya, ekonomi, dan politik. Proses penyadaran seperti itulah
yang dimaksudkan oleh Freire (Handini dkk., 2019) sebagai tugas
utama dari setiap kegiatan pendidikan, termasuk di dalamnya
penyuluhan;
2) Menunjukkan adanya masalah, yaitu kondisi yang tidak diinginkan
yang kaitannya dengan: keadaan sumber daya (alam, manusia, sarana-
prasarana, kelembagaan, budaya, dan aksesibilitas), lingkungan
fisik/teknis, sosial-budaya dan politis. Termasuk dalam upaya
menunjukkan masalah tersebut, adalah faktor-faktor penyebab
terjadinya masalah, terutama yang menyangkut kelemahan internal
dan ancaman eksternalnya;
3) Membantu pemecahan masalah, sejak analisis akar-masalah, analisis
alternatif pemecahan masalah, serta pilihan alternatif pemecahan
terbaik yang dapat dilakukan sesuai dengan kondisi internal
(kekuatan, kelemahan) maupun kondisi eksternal (peluang dan
ancaman) yang dihadapi;
4) Menunjukkan pentingnya perubahan, yang sedang dan akan terjadi di
lingkungannya, baik lingkungan organisasi dan masyarakat (lokal,
nasional, regional dan global). Karena kondisi lingkungan (internal
dan eksternal) terus mengalami perubahan yang semakin cepat, maka
masyarakat juga harus disiapkan untuk mengantisipasi perubahan-
perubahan tersebut melalui kegiatan "perubahan yang terencana";
5) Melakukan pengujian dan demonstrasi, sebagai bagian dan
implementasi perubahan terencana yang berhasil dirumuskan.

7
Kegiatan uji-coba dan demonstrasi ini sangat diperlukan, karena tidak
semua inovasi selalu cocok (secara: teknis, ekonomis, sosial-budaya,
dan politik/kebijakan) dengan.kondisi masyarakatnya. Di samping itu,
ujicoba juga diperlukan untuk memperoleh gambaran tentang beragam
alternatif yang paling "bermanfaat" dengan resiko atau korbanan yang
terkecil
6) Memproduksi dan publikasi informasi, baik yang berasal dari "luar"
(penelitian, kebijakan, produsen/pelaku bisnis, dll.) maupun yang
berasal dari dalam (pengalaman, indigenous technology, maupun
kearifan tradisional dan nilai-nilai adat yang lain). Sesuai dengan
perkembangan teknologi, produk dan media publikasi yang digunakan
perlu disesuaikan dengan karakteristik (calon) penerima manfaat
penyuluhannya;
7) Melaksanakan pemberdayaan/penguatan kapasitas, yaitu pemberian
kesempatan kepada kelompok lapisan bawah (grassroots) untuk
bersuara dan menentukan sendiri pilihan-pilihannya (voice and
choice) kaitannya dengan: aksesibilitas informasi, keterlibatan dalam
pemenuhan kebutuhan serta partisipasi dalam keseluruhan proses
pembangunan, bertanggung gugat (akuntabilitas publik), dan
penguatan kapasitas lokal.

3. Prinsip Pemberdayan Masyarakat


Merujuk pada pendapat Najiyati, dkk (2014), terdapat empat
prinsip yang sering digunakan dalam program pemberdayaan, yakni
prinsip kesetaraan, partisipasi, keswadayaan/kemandirian, dan
keberlanjutan.
1) Kesetaraan
Kesetaran berasal dari kata “setara” atau sederajat yang berarti
sama tingkatan, kedudukan atau pangkatnya. Kesetaraan atau
kesederajatan menunjukkan adanya tingkatan yan sama, kedudukan
yang ama, tidak lebih tinggi atau tidak lebih rendah antara satu sama

8
lain. Kesetaraan inilah salah satu prinsip dasar dalam pemberdayaan
masyarakat, yang harus dipahami secara bersama. Dalam konteks ini
kesetaraan atau kesejajaran kedudukan antara masyarakat dengan
lembaga yang melakukan program-program pemberdayaan
masyarakat maupun antara pihak-pihak yang terlibat dalam sebuah
program pembangunan. Dinamika yang dibangun adalah hubungan
kesetaraan dengan mengembangkan mekanisme berbagi pengetahuan,
pengalaman, serta keahlian satu sama lain. Masing-masing saling
mengakui kelebihan dan kekurangan, sehingga terjadi proses saling
belajar. Tidak ada arahan atau petunjuk, tidak ada atasan atau
bawahan, tidak ada guru atau murid, tidak ada pembina atau yang
dibina, serta tidak ada penguasa atau yang dikuasai. Kesalahan yang
sering terjadi dalam proses pemberdayaan adalah pendamping atau
pelaksana kegiatan memposisikan dirinya sebagai guru yang serba
tahu. Di sisi lain, masyarakat diposisikan sebagai murid yang harus
diisi dengan berbagai ilmu pengetahuan dengan cara mendengarkan
yang disampaikan dan melaksanakan apa yang diperintahkan. Ini
sering terjadi karena pendamping ingin mentransfer pengetahuan yang
dimilikinya secara cepat mengacu pada kemampuan dirinya tanpa
memahami kemampuan dan kebutuhan masyarakat.
2) Partisipatif
Esensi dari pemberdayaan masyarakat adalah partisipasi. Namun
demikian, partisipasi masyarakat belum dapat disebut sebagai
pemberdayaan apabila belum ada unsur memberikan kewenanangan
atau sebagian kewenangan dan memberikan dorongan untuk lebih
berdaya.
Selama ini praktik-praktik pemberdayaan masyarakat yang
dilakukan belum sepenuhnya memberikan kesempatan dan kebebasan
kepada masyarakat untuk menentukan nasib dirinya sendiri melalui
program-program pembangunan yang dibutuhkannya. Kebanyakan
progam-program pembangunan yang telah ditetapkan merupakan

9
program yang sudah dirancang dan ditentukan oleh para pengambil
kebijakan, baik pemerintah maupun lembaga yang mendanainya.
Keterlibatan masyarakat masih sebatas pada mobilisasi, belum pada
tahapan pasrtisipasi.
3) Keswadayaan
Dalam proses pemberdayaan, bantuan atau dukungan untuk
pengembangan kapasitas dan kemandirian, meskipun hasilnya baru
dapat dinikmati dalam jangka panjang lebih diprioritaskan dari pada
bantuan yang bersifat caritas. Dukungan dan bantuan tersebut hanya
bersifat stimulant, sedangkan sumberdaya utama untuk pengembangan
kapasitas dan kemandirian sebagian besar berasal dari masyarakat
sendiri. Upaya menumbuhkembangkan kapasitas dan kemandirian
yang berasal dari sumberdaya masyarakat sendiri inilah yang disebut
keswadayaan. Oleh karena itu, salah satu prinsip penting dalam
pemberdayaan masyarakat adalah keswadayaan.
4) Berkelanjutan
Proses pemberdayaan masyarakat bukanlah proses yang instan,
impulsive atau hanya sekedar menjalankan suatu program
pembangunan belaka. Pemberdayaan masyarakat adalah proses yang
terus-menerus, berkesinambungan dan berkelanjutan. Hal ini penting
untuk diperhatikan mengingat banyak kegiatan pemberdayaan
masyarakat yang hanya berorientasi pada program pembangunan yang
dibatasi waktu dan pendanaannya.

Prinsip memberikan power kepada yang powerless dalam proses


pemberdayaan benar-benar dapat diwujudkan. Indikator keberhasilan
penerapan prinsip-prinsip pemberdayaan sebagaimana di atas antara lain:

1) masyarakat benar-benar berperan sebagai aktor dalam pembangunan;


2) program pembangunan yang dilakukan benar-benar berbasis
partisipasi masyarakat dimana masyarakat sudah terlibat sejak

10
penetapan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan hingga pada
pengelolaan hasil-hasil pembangunan;
3) masyarakat berkontribusi sesuai dengan kapasitas dan kemampuan
yang dimiliki, baik berupa sumberdaya alam, sumberdaya manusia
ataupun sumberday financial;
4) program pembangunan yang dilakukan bukan sekedar project based,
tetapi dapat dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan.

B. Komunikasi Interpersonal

1. Pengertian Komunikasi Interpersonal


Komunikasi interpersonal secara umum adalah komunikasi antara
orang-orang secara tatap muka, masing-masing orang yang terlibat dalam
komuniasi tersebut saling mempengaruhi persepsi lawan komunikasinya.
Bentuk khusus komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi diadik.
DeVito berpendapat bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi
yang terjadi diantara dua orang yang telah memiliki hubungan yang jelas,
yang terhubungkan dengan beberapa cara.
Alexander menjelaskan bahwa melakukan komunikasi dengan
orang lain akan memiliki arti efektif dan bermakna harus diciptakan
sistem bahasanya sama. Proses komunikasi berjalan kapan dan di mana
saja manusia itu berada dan akan selalu membutuhkan komunikasi serta
tidak semua orang dapat secara trampil berkomunikasi secara efektif,
oleh karena itu perlu memahami cara penyampaian pesan secara efektif
dalam komunikasi interpersonal.
Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi antar individu
melalui upaya dan cara, serta teknik penyampaian gagasan, dan
keterampilan-keterampilan yang berasal dari pihak yang memprakarsai
dan ditujukan kepada seseorang. Kegiatan tersebut bertujuan agar
masing-masing individu yang dituju dapat memahami, menerima, dan
berpartisipasi dalam melaksanakan gagasan-gagasan dengan sebaik-

11
baiknya. Onong menjelaskan komunikasi interpersonal (interpersonal
communication) adalah komunikasi antar komunikator dengan seorang
komunikan bersifat dialogis berupa percakapan. Komunikasi
interpersonal merupakan komunikasi yang berlangsung antara dua orang
terjadi secara atau bersifat tatap muka dan biasanya bersifat spontan dan
informal.

2. Ciri-ciri Komunikasi Interpersonal


Delapan aspek yang merupakan ciri-ciri dari komunikasi
interpersonal yaitu (Liliweri, 1997:14):
a) Komunikasi interpersonal biasanya terjadi secara spontan.
b) Komunikasi interpersonal berkaitan dengan masalah penetapan tujuan.
c) Komunikasi interpersonal merupakan kebetulan dan identitas peserta.
Melalui pembicaraan secara interpersonal, hubungan dan identitas
seseorang akan dapat diketahui.
d) Komunikasi interpersonal merupakan bentuk akibat. Akibat disini
yang dimaksud adalah hasil dari pembicaraan komunikasi
interpersonal. Komunikasi interpersonal mempunyai akibat yang
disengaja dan tidak disengaja.
e) Komunikasi interpersonal sifatnya berbalas-balasan Salah satu ciri
khas dari komunikasi interpersonal adalah adanya timbal balik
bergantian dan saling memberi maupun menerima informasi antara
komunikator dan komunikan secara bergantian sehingga tercipta
suasana dialogis.
f) Komunikasi interpersonal berkaitan dengan msalah jumlah orang,
suasana dan pengaruh. Manusia suka berkomunikasi dengan manusia
lain, oleh karena itu tiap-tiap orang selalu berusaha agar mereka lebih
dekat satu sama lain.
g) Komunikasi interpersoanl berkaitan dengan masalah hasil. h.
Komunikasi interpersonal merupakan pesan lambang-lambang
bermakna.

12
3. Fungsi Komunikasi Interpersonal
Komunikasi intrapersonal memiliki beberapa fungsi, yaitu:
a) Kesadaran diri. Komunikasi intrapersonal memungkinkan orang untuk
menyadari setiap aspek kepribadian mereka sendiri. Dengan
introspeksi, orang akan menjadi sadar akan kualitas yang membantu
membentuk kepribadiannya yang pada gilirannya membuatnya sadar
akan motivasi, aspirasi, dan harapannya kepada dunia. Jika
pemahaman diri seseorang mutlak, akan membantu
mengkomunikasikan keinginan dan kebutuhannya kepada orang lain
dengan mudah.
b) Rasa percaya diri. Sadar diri membuat seseorang merasa aman dan
meningkatkan kepercayaan diri.
c) Manajemen diri. Fakta bahwa seseorang sadar akan kekuatan dan
kekurangan yang dimilikinya, ia melengkapi dirinya untuk mengelola
urusan sehari-hari secara efisien dengan menggunakan kekuatannya
secara maksimal yang pada gilirannya mengkompensasi
kelemahannya.
d) Motivasi diri. Pengetahuan mutlak tentang apa yang seseorang
inginkan dari kehidupan dan memungkinkan orang tersebut berusaha
mencapai tujuan dan sasaran tersebut sambil terus memotivasi diri
mereka sendiri.
e) Terfokus. Kualitas motivasi diri dan manajemen diri akan membantu
mengembangkan konsentrasi yang lebih dalam mengarahkan fokusnya
pada tugas yang ada.
f) Kemandirian. Kesadaran diri memungkinkan orang untuk mandiri.
g) Kemampuan beradaptasi. Orang akan sangat mudah beradaptasi
dengan lingkungannya karena pengetahuan tentang kualitasnya sendiri
memungkinkannya untuk percaya diri dan dengan tenang mengambil
keputusan dan mengubah pendekatannya sesuai dengan respon
terhadap stimulus situasional.

13
Komunikasi interpersonal dilakukan dengan melibatkan dua orang
dan berlangsung berhadap-hadapan secara fisik. Karena keberadaannya
seperti itu masing-masing individu saling berinteraksi untuk melakukan
komunikasi. Dalam proses komunikasi interpersonal dilakukan secara
tatap muka dan sistem distribusi berpartsipasinya sangat personal
memiliki keberuntungan tersendiri. Menurut Wright komunikasi ini
membawa keuntungan: adanya keakraban, flesibilitas, berhubungan
langsung, saling menghormati, dan mencapai hasil tanpa membujuk,
penjelasannya sebagai berikut:
a. Kontak antarpribadi bersifat kausal (sepintas) yang kelihatannya sulit
dihindari daripada komunikasi massa.
b. Komunikasi antarpribadi memungkinkan fleksibilitas yang lebih besar
dalam isi pesan.
c. Hubungan yang langsung dalam komunikasi antarpribadi dapat
meningkatkan gagasan dan ganjaran buat penerima pesan atau
argumen dan hukuman buat penolaknya.
d. Sebagian orang lebih cenderung kepada pertimbangan dan pandangan
orang-orang yang mereka kenal dan mereka hormati daripada
komunikator massa yang impersonal.
e. Dengan kontak antarpribadi komunikator dapat mencapai maksudnya
tanpa membujuk khalayak untuk menerima gagasan baru.

4. Hambatan Komunikasi Interpersonal


Faktor-faktor yang dapat menghambat komunikasi adalah sebagai
berikut:
a. Komunikator komunikator gagap (hambatan biologis), komunikator
tidak kredibel/tidak berwibawa dan kurang memahami karakteristik
komunikan (tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin, dan lain-lain) atau
komunikator yang gugup (hambatan psikologis), perempuan tidak

14
bersedia terbuka terhadap lawan bicaranya yang laki-laki (hambatan
gender).
b. Komunikan yang mengalami gangguan pendengaran (hambatan
biologis), komunikan yang tidak berkonsentrasi dengan pembicaraan
(hambatan psikologis), seorang perempuan akan tersipu malu jika
membicarakan masalah seksual dengan seorang lelaki (hambatan
gender).
c. Komunikator dan komunikan kurang memahami latar belakang sosial
budaya yang berlaku sehingga dapat melahirkan perbedaan persepsi.
d. Komunikator dan komunikan saling berprasangka buruk yang dapat
mendorong ke arah sikap apatis dan penolakan.
e. Komunikasi berjalan satu arah dari komunikator ke komunikan secara
terus menerus sehingga komunikan tidak memiki kesempatan
meminta penjelasan.
f. Komunikasi hanya berupa penjelasan verbal/kata-kata sehingga
membosankan.
g. Tidak digunakannya media yang tepat atau terdapat masalah pada
teknologi komunikasi (microphone, telepon, power point, dan lain
sebagainya).
h. Perbedaan bahasa sehingga menyebabkan perbedaan penafsiran pada
simbolsimbol tertentu.

C. Peran Komunikasi Interpersonal Dalam Pemberdayaan Masyarakat

Komunikasi interpersonal sangat penting dan dibutuhkan dalam


pemberdayaan masyarakat. Manakala jenis komunikasi ini diterapkan dengan
baik memiliki keistimewaan dan efektivitas tersendiri untuk meraih hasil
secara maksimal. Keistimewaannya akan terjadi interaksi antara
masingmasing individu berjalan dengan baik dan akan dipahami secara pasti
adanya kemauan/keinginan seseorang. Dengan komunikasi jenis ini
kehidupan manusia, kapanpun, dan di manapun akan dilakukan tukar

15
menukar informasi antar invidu dalam kehidupan sosialnya. Dalam
kegiatannya masing individu akan mengemukakan keinginan dan
problemanya sehingga akan terjadi proses komunikasi yaitu proses
komunikasi antar personal atau komunikasi langsung antara individu dengan
individu lain.
Manakala dilihat eksistensi pemberdayaan sangat penting dalam
kehidupan bermasyarakat. Melalui pemberdayaan ini diharapkan
menghantarkan dan memperkuat masyarakat secara aktif dan kreatif dalam
mengembangkan diri mereka menuju kehidupan yang sejahtera. Diharapkan
juga akan mengalami perkembangan ilmu pengetahuan dan ketrampilannya
dalam kehidupan bermasyarakat, yang pada gilirannya akan tercipta,
membangun, dan memelihara perubahan yang berkesinambungan. Kebijakan
pemberdyaan ini tidak hanya dalam bidang makanan, juga mencakup bidang
kesehatan, pendidikan, perumahan, dan lainnya.
Strategi yang dapat dikembangkan melalui komunikasi interpersonal
menurut Ayub M. Padangaran dalam pemberdayaan/pengembangan
masyarakat adalah:
a. Strategi empiris rasional,
b. Strategi perubahan pola hidup lama pada pola hidup baru, dan
c. Strategi mengikuti arah perubahan yang dapat meningkatkan
kesejahteraan.

Dalam konteks pekerjaan sosial strategi pemberdayaan masyarakat


dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:

a. Pemberdayaan dengan cara Aras Mikro yaitu pemberdayaan terhadap klien


secara individu melalui bimibingan konseling yang bertujuan
membimbing/ melatih dalam menjalankan tugasnya,
b. Pemberdayaan dengan cara Aras Mezzo yaitu pemberdayaan dilakukan
terhadap sekolompok klien tujuannya meningkatkan kesadaran,
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap-sikap klien agar memiliki
kemampuan memecahkan permasalahan,

16
c. Pemberdayaan dengan cara Aras Makro yaitu pemberdayaan dalam skala
besar agar klien memiliki komtensi untuk memahami perubahan pada
sistem lingkungan yang lebih luas.

D. Strategi Komunikasi Interpersonal dalam Pemberdayaan Masyarakat

Strategi komunikasi diperlukan terkait dengan tujuan dari


pemberdayaan masyarakat, yaitu untuk mengubah perilaku. Menurut Wayne
Pace, Brent D, Peterson, dan M. Dallas Burnett dalam bukunya Techniques
for Effective Communication (Uchjana dalam Visnu, 2014), tujuan strategi
komunikasi adalah:
a) To secure understanding. Strategi komunikasi bertujuan untuk memastikan
terciptanya saling pengertian dalam berkomunikasi dan untuk memberikan
pengaruh kepada komunikan melalui pesan-pesan yang disampaikan untuk
mencapai tujuan tertentu dari organisasi.
b) To establish acceptance. Strategi komunikasi disusun agar saling
pengertian dan penerimaan tersebut terus dibina dengan baik.
c) To motive action. Strategi komunikasi memberikan dorongan, memotivasi
perilaku atau aksi. Komunikasi selalu memberi pengertian yang
diharapkan dapat memengaruhi atau mengubah perilaku komunikan agar
sesuai dengan keinginan komunikator.
d) To reach the goals which the communicator sought to achieve. Strategi
komunikasi memberikan gambaran cara bagaimana mencapai tujuan yang
telah ditetapkan oleh pihak komunikator dari proses komunikasi tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Khiril (2011)
mengemukakan dalam kaitannya dengan strategi komunikasi pemberdayaan
masyarakat maka ditemukan beberapa pendekatan yaitu;
1) Pendekatan melalui stategi komunikasi antarpribadi
Dalam kaitannya dengan proses penyelesaian konflik, pendekatan
melalui komunikasi antar pribadi (interpersonal) misalnya ditempuh
melalui musyawarah atau perundingan yang dilakukan secara langsung

17
diantara para pihak, juga melaluipihak ketiga netral yang disebut
sebagaimediator atau arbiter yang didasarkanatas prinsip sukarela
(voluntary) diantara para pihak, termasuk dalamhal memilih mediator
harus dengan kesepakatan dua belah pihak. Proses perundingan, negosiasi,
musyawarah dan bentuk pertemuan tatap muka lainnya yang disesuaikan
dengan kondisi local merupakan inti pendekatan komunikasi antar pribadi.
2) Pendekatan melalui stategi komunikasi antar kelompok dan organisasi
Stategi komunikasi dalam proses pemberdayaan masyarakat berbasis
pluralisme agama dan budaya kaitannya dengan komunikasi
kelompok dan organisasi.
3) Pendekatan melalui strategi komunikasi massa
Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang
ditujukan kepada seluruh khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim
melalui media cetak atau elektronis sehingga pesan yang sama dapat
diterima secara serentak dan sesaat. Perkataan ìdapatî dalam definisi ini
menekankan pengertian bahwa jumlah sebenarnya penerima komunikasi
massa pada saat tertentu tidaklah esensial. Media massa dapat dipahami
sebagai suatu alat transmisi informasi, seperti koran, majalah, televisi,
radio, atau kombinasi bentuk dari bentukbentuk media tersebut. Media
massa dapat mengukuhkan norma-norma budaya dengan informasi-
informasi yang disampaikannya, media massa juga dapat mengaktifkan
perilaku tertentu, apabila informasi yang disampaikannya sesuai dengan
kebutuhan individu serta tidak bertentangan dengan norma budaya yang
berlaku, bahkan media massa dapat menumbuhkan norma budaya baru
dalam perilaku selama norma tersebut tidak dihalangi oleh hambatan-
hambatan sosial budaya.

18
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pemberdayaan masyarakat adalah konsep pembanguan ekonomi yang


merangkum nilai-nilai masyarakat untuk membangun paradigma baru dalam
pembangunan yang bersifat peoplecentered, participatory, empowerment and
sustainable. Pembangunan dengan model pemberdayaan masyarakat bukan
hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar namun juga untuk sebagai upaya
mencari alternatif pertumbuhan ekonomi lokal. Terdapat tujuh tahapan
kegiatan pemberdayaan masyarakat yaitu penyadaran, menunjukan adanya
masalah, membantu pemecahan masalah, menunjukan pentingnya perubahan,
melakukan pengujian dan demonstrasi, memproduksi dan publikasi informasi
dan melakukan pemberdayaan/penguatan kapasitas. Dalam program
pemberdayaan masyarakat terdapat empat prinsip yang sering digunakan
yaitu prinsip kesetaraan, partisipasi, keswadayaan/kemandirian, dan
berkelanjutan.

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara


tatap muka, masing-masing orang yang terlibat dalam komunikasi tersebut
saling mempengaruhi persepsi lawan komunikasinya. Terdapat keuntungan
komunikasi interpersonal menurut Wright yaitu adanya keakraban,
flesibilitas, berhubungan langsung, saling menghormati, dan mencapai hasil
tanpa membujuk. Selain keuntungan, dalam berkomunikasi interpersonal juga
memiliki hambatan yaitu komunikator yang gagap, komunikan yang
mengalami gangguan pendengaran, komunikator dan komunikan tidak saling
memahami latar belakang sosial sehingga terjadi kesalahpahaman dan
prasangka buruk, serta perbedaan bahasa sehingga menyebabkan perbedaan
penafsiran pada simbol-simbol tertentu.

19
Komunikasi interpersonal memiliki keistimewaan yang diantaranya
ketika terjadi interaksi antara masing-masing individu akan berjalan dengan
baik dan akan dipahami secara pasti adanya kemauan/keinginan seseorang.
Komunikasi interpersonal berperan sangan penting dalam pemberdayaan
masyarakat. Melalui pemberdayaan masyarakat diharapkan menghantarkan
dan memperkuat masyarakat secara aktif dan kreatif dalam mengembangkan
diri mereka menuju kehidupan yang sejahtera. Diharapkan juga akan
mengalami perkembangan ilmu pengetahuan dan keterampilannya dalam
kehidupan bermasyarakat, yang pada gilirannya akan tercipta, membangun,
dan memelihara perubahan yang berkesinambungan.

Strategi komunikasi diperlukan terkait dengan tujuan dari


pemberdayaan masyarakat, yaitu untuk mengubah perilaku. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh Khiril (2011) mengemukakan dalam
kaitannya dengan strategi komunikasi pemberdayaan masyarakat maka
ditemukan beberapa pendekatan salah satunya yaitu pendekatan melalui
stategi komunikasi antarpribadi. Dalam kaitannya dengan proses penyelesaian
konflik, pendekatan melalui komunikasi antarpribadi (interpersonal) misalnya
ditempuh melalui musyawarah atau perundingan yang dilakukan secara
langsung diantara para pihak.

B. SARAN

Berdasarkan dari sumber-sumber referensi sebelumnya, maka penulis


menyadari masih terdapat banyak keterbatasan dan kekeliruan yang ada
dalam makalah ini. Namun dengan makalah ini, diharapkan dapat
memberikan kontribusi yang bermanfaat. Dan bagi penulis selanjutnya
diharapkan dimasa yang akan datang dapat digunakan sebagai salah satu
sumber rujukan mengenai komunikasi interpersonal dalam pemberdayaan
masyarakat lebih lanjut berdasarkan informasi yang lebih lengkap dan lebih

20
luas. Makalah ini jauh dari kesempurnaan. Kritik dan masukan dari pembaca
dapat menambah kesempurnaan dari makalah ini.

21
DAFTAR PUSTAKA

Angraini, C., Ritonga, D. H., Kristina, L., Syam, M., & Kustiawan, W. (2022).
Komunikasi Interpersonal. Jurnal Multidisiplin Dehasen, 1(3), 337-342.

Handini, S., Sukesi, & Astuti, H. K. (2019). Pemberdayaan Masyarakat Desa


dalam Pengembangan UMKM di Wilayah Pesisir. Surabaya: Universitas
Dr. Soetomo.

Indardi. (2016). Komunikasi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: UNPAD


Press.

Khairil, M. (2011). Strategi Komunikasi dalam Pemberdayaan Masyarakat


Korban Konflik Poso. Jurnal Ilmu Komunikasi, 9(3), 266-278.

Najiyati, S. (2014). Pemberdayaan Masyarakat di Lahan Gambut. Bogor:


Wetlands International- Indonesia Programme.

Nasor, M. (2016). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Komunikasi Interpersonal.


Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama, 11(1), 17-35.

Rahmiana. (2019). Komunikasi Intrapersonal dalam Komunikasi Islam. Jurnal


Peurawi, 2(1).

Ropiani, M. (2017). Komunikasi Interpersonal Tenaga Pendidik Terhadap


Keberhasilan Belajar Siswa pada MIS Assalam Martapura dan MIN
Sungai Sipai Kabupaten Banjar. Nalar: Jurnal Peradaban dan Pemikiran
Islam, 1(2), 110-123.

Setyowati, Y. (2019). Komunikasi Pemberdayaan Sebagai Perspektif Baru


Pengembangan Pendidikan Komunikasi Pembangunan di Indonesia.
Jurnal Komunikasi Pembangunan, 17(2).

Suryani, A. I. (2020). Strategi Komunikasi Interpersonal Kepala Desa dalam


Menyosialisasikan Bantuan Sosial Kepada Masyarakat di Tengah Pandemi
Covid-19 di Desa Sei Rotan. Skripsi. UIN Sumatera Utara Medan.

22
Visnu, D. S., & Rejeki, N. S. (2014). Strategi Komunikasi Pemberdayaan
Masyarakat (Studi Kasus Kelompok Swadaya Wanita di Yayasan Sosial
Bina Sejahtera Cilacap). Doctoral dissertation. UAJY.

23

Anda mungkin juga menyukai