DISUSUN OLEH :
Laila Dyah Pitaloka (2221190001)
Tiara Junita (2221190005)
Anis Setiawati (2221190032)
Tiara Rizkia (2221190044)
Lestari Rosmaladewi (2221190049)
Atikah Dwi Lestari (2221190060)
Puspita Dwi Yatmoko (2221190076)
2021
2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah mata kuliah Komunikasi Sosial dan Pembangunan.
Shalawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW
yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk
keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah di program studi
Pendidikan Non Formal Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Ibu Herlina Siregar, M. Pd selaku dosen pengampu Mata
Kuliah Komunikasi Sosial dan Pembangunan yang telah memberikan bimbingan
serta arahan selama penulisan makalah ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
D. Operasional Partisipasi..................................................................................8
F. Komunikasi Partisipatori.............................................................................13
A. Kesimpulan.................................................................................................19
B. Saran............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah Komunikasi Pembangunan Partisipatif (Kombangpar) mungkin
masih terasa asing, bahkan di kalangan akademis dan praktisi komunikasi
pembangunan sendiri di Indonesia. Sebab sekalipun konsep, model, dan
penerapannya sudah di kembangkan beberapa decade lalu namun wacana
tentang Kombangpar masih belum dilakukan secara meluas dan intens sampai
saat ini. Momentum setengah abad embrio lahirnya Komunikasi
Pembangunan, sejak pertama kali Daniel Lerner mempublikasikan hasil
penelitiannya pada tahun 1958 (The Passing of Traditional Society :
Modernizing the Middle East) dapat pula di jadikan sebagai tionggak penting
untuk mulai memahami, mengkaji dan mencari relevaansinya bagi
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Indonesia yang sampai saat ini
masih belum beruntung karena struktur sosial dan sistem yang kurang
berpihak kepada mereka.
1
2
Seperti diakui oleh Rogers sendiri, tokoh pencetus teori Difusi Inovasi,
paradigm pembangunan yang diterapkan pada dasa warsa 60-an ternyata tidak
memberikan dampak yang diharapkan, karena hanya sedikit saja yang telah di
capai. “Penampilan yang mengecewakan dari paradigm yang dominan
selama satu dasa warsa membawa kita untuk mempertimbangkan berbagai
konsepsi alternative mengenai komunikasi dalam pembangunan,” demikian
ungkap Rogers (1976). Pada masa itulah mulai pengakuan yang meluas di
antara praktisi dan perencanaan pembangunan bersamaan dengan menguatnya
isu-isu pemerataan, pengentasan kemiskinan, desentralisasi, lingkungan
hidup, dan keadilan. Komunikasi pembangunan partisipatif di yakini sebagai
“sebuah pendekatan yang paling menjanjikan untuk mengurangi
ketergantungan, membangun rasa percaya diri dan kemampuan sendiri
masyarakat” (Rajasunderam, 1996). Munculnya Kombangpar dipicu pula
oleh mulai bergesernya kebijakan pembangunan yang menitikberatkan pada
ekonomi kepada pembangunan yang berpusat pada manusia yang di
promosikan oleh PBB dan sudah di adopsi secara meluas (Korten & Klauss,
1984, Cernea, 1988). Ukuran keberhasilan pembangunan pun tidak lagi hanya
dilihat dari pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita, tetapi juga di
lengkapi dengan indeks pembangunan manusia (Human development index).
B. Rumusan Masalah
4
5
D. Operasional Partisipasi
internalnya tidak konsisten, abstrak dan ambigu dalam ilmu sosial. Usaha
operasionalisasi dalam bagian ini menggerser paradigm dominan yang
berinkarnasi secara halus. Partisipasi diartikan sebagai pendekatan kepada
bagian yang merupakan asli representasi dari perkara untuk paradigm
kebutuhan dasar, partisipasi sebagai sebuah akhir pendekatan.
“Partisipasi sebagai sebuah akhir dari pendekatak” telah mendapat
dukungan dari para ahli dan administrator serupa (Tehranian, Alamgir,
Bamberger, Diaz-Bordenave, dalam Melkote,1991). Mereka berpendapat
bahwa partisipasi harus dikenali sebagai hak dasar manusia yang
seharusnya diterima dan didukung. (Kothari, Melkote, 1991) kebutuhan
akan berpikir, mengekspresikan diri sendiri, memiliki kelompok, diakui
sebagai individu, dihargai dan dihormati adalah hal penentu krusial yang
berpengaruh atas kehidupan seseorang, yang merupakan esensi
pembangunan individu seperti halnya pada makan, minum, dan tidur
(Diaz-Bordenave, dalam Melkote, 1991). Dan partisipasi dalam aktivitas
bermakna adalah sebuah alat yang mengantarkan kebuthan-kebutuhan
diatas terpnenuhi. Diaz-Bordenave (dalam Melkote, 1991)
menyimpangkan secara menyakinkan bahwa partisipasi bukanlah
kepentingan yang harus ditepikan sehingga tidak ada satu pun wewenang
yang bisa menyangkal dan menghalanginya bahkan konsensi yang diakui
oleh hak dasar manusia sekalipun.
Partisipasi sebagai sebuah proses pemberian kuasa kepada
masyarakat sehingga mereka diberikan wewenang agar dapat mengatur
dan berpendapat demi pembangunannya sendiri. meski secara politiknya
sedikit berisiko kepada kuasa yang lebih tinggai, tetapi juga merupakan
konseskuensi yang ideal dari partisipasi. Disini individual aktif dalam
program dan proses pembangunan, mereka berkontribusi, mengambil
inisiatif, mengartikulasikan kebutuhan dan permasalahan mereka, dan
menonjolakan otonomi masing-masing (Ascroft dan Masilela, dalam
Melkote, 1991).
10
F. Komunikasi Partisipatori
Menurut Freire seperti dikutip dalam Nair dan White (2004), semua
individu memiliki kapasitas untuk melakukan refleksi, kapasitas untuk
berpikir abstrak, untuk membuat konseptualisasi, mengambil keputusan,
memilih alternative dan merencanakan perubahan sosial. Aksi dan refleksi
bukan merupakan aktifitass yang terpisah akan tetapi sebagai keseluruhan
14
organ dan dialektikal ini saling mempengaruhi aksi dan refleksi yang
merupakan conscitizacao (Conscientization). Berdasarkan Freire,
partisipasi asli (autentik) adalah sebuah pengalaman emansipatori yang
menghasilkan kebebasan actual.
A. Kesimpulan
20
21
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata
kuliah Komunikasi Sosial dan Pembangunan dengan mengambil bahan
dari kajian buku pustaka dan internet. Kami sadar hanya manusia biasa
yang tak pernah lepas dari khilaf, jadi jika ada salah penulisan dan
kekurangan materi kami mohon saran dan kritik yang konstributif demi
kebaikan dan kelancaran perkuliahan kita bersama dan kami ucapkan
terimakasih atas apresiasinya.
DAFTAR PUSTAKA
23
24
http://lib.unika.ac.id/index.php?p=fstream-pdf&fid=3698&bid=48553913