Anda di halaman 1dari 35

PERAN KOL/INFLUENCERS DALAM MENGGAUNGKAN KAMPANYE PUBLIC

RELATION BMW GROUP #DIRUMAHAJA

PROPOSAL

Diajukan sebagai syarat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Komunikasi II

Dosen Pengampu: Drs. Hamidi, S. Sos., M. Ikom

Disusun oleh :

Pradana Putra Heriarto

1870201182

Konsentrasi Public Relations / Kelas B Malam

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur
penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, serta
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Metode Penelitian
Komunikasi II yaitu mini skripsi yang berjudul “Peran KOL/Influencers dalam
menggaungkan kampanye Public Relation BMW Group #DiRumahAja” tepat pada waktunya.

Penyusunan skripsi ini semaksimal mungkin penulis upayakan dengan didukung bantuan
dari berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar proses penyusunannya. Untuk itu tidak
lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
merampungkan penulisan skripsi ini. Namun tidak lepas dari semua itu, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek
lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada penulis membuka selebar-lebarnya pintu bagi
para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki karya tulis ini.

Karya tulis ini merupakan rangkaian tugas dalam pelaksanaan diskusi yang bertujuan
untuk memajukan pengetahuan peserta tentang makalah ini. Oleh karenanya, maka penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Hamidi, S.Sos, M.Ikom
selaku dosen pengampu mata kuliah Metode Penelitian Komunikasi II atas motivasi,
dukungan, serta bimbingannya dalam menyusun karya tulis tersebut. Semoga hal tersebut
bernilai ibadah di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa.

Terima kasih juga tak lupa penulis sampaikan kepada pembaca yang sekiranya telah
meluangkan waktunya untuk membaca makalah ini seraya memajukan selangkah lagi
pengetahuan tentang isi karya tulis ini.

Tangerang, 16 Maret 2021

1
DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………………………………….
Kata Pengantar……………………………………………………………………………1
Daftar Isi…………………………………………………………………………………...2

BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang Penelitian………………………………………………………….3
B. Pertanyaan Peneliti………………………………………………………………....8
C. Tujuan Penelitian…………………………………...................................................8
D. Batasan Penelitian…………………………………………………………………..8
E. Manfaat Penelitian…………………………………………….................................8
F. Sistematika Penulisan………………………………………………………………9
BAB II Tinjauan Pustaka
A. Landasan Al-qur’an dan Hadist…………………………………………………….10
B. Penelitian Terdahulu………………………………………………………………..12
C. Landasan Teori……………………...........................................................................16
2.3.1. Komunikasi……………………………………………........................16
2.3.2. Strategi Komunikasi…………………………………...........................20
2.3.3. Public Relations………………………..................................................20
2.3.4. Strategi Public Relations…………………......................................…...26
2.4. Kerangka Berpikir…………………………………………………………………...27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………....................28
3.1.1. Subjek Penelitian……………................................................................28
3.1.2. Objek Penelitian………………………..................................................28
3.1.3. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………….29
3.2. Pendekatan dan Jenis Penelitian…………………………………………………......29
3.3. Teknik Pengumpulan Data……………………….......................................................30
3.3.1. Data Primer……………………………………………………………..30
3.3.2. Data Sekunder…………………………………………………………..31
3.4. Teknik Analisis Data…………………………………………………………………32
3.5. Teknik Keabsahan Data……………………………………………………………....33

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia tidak bisa hidup sendiri dan harus memenuhi kebutuhannya untuk bersosialisasi.
Itulah mengapa, komunikasi menjadi salah satu kebutuhan dasar manusia. Hafied Cangara
mengutip perkataan Laswell dalam bukunya, bahwa manusia pada dasarnya selektif atas
informasi yang telah didapatkannya dari komunikasi di limgkungannya. Komunikasi juga
dibutuhkan manusia sebagai alat Bantu adaptasi di lingkungannya.

Ketika kita dilahirkan ke bumi, kegiatan yang pertama kali kita lakukan adalah
komunikasi. Lalu, ketika kita mulai beranjak dewasa, komunikasi menentukan sifat dan karakter
seorang anak. Artinya bahwa, manusia sudah melakukan kegiatan komunikasi ketika dilahirkan
dan akan ditentukan kehidupannya juga oleh komunikasi. Dr. Everett Kleinjan dari East West
Center Hawaii, komunikasi sudah merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia seperti
halnya bernafas, sepanjang manusia ingin hidup maka ia perlu berkomunikasi. Menurut Ruben &
Stewart dalam Liliweri; “komunikasi merupakan suatu yang sangat esensial bagi individu, relsi,
kelompok, organisasi dan masyarakat, dia merupakan garis yang menghubungkan manusia
dengan dunia, bagaimana manusia membuat kesan tentang dan kepada dunia, komunikasi
sebagai sarana manusia untuk mengekspreasikan diri dan memengaruhi orang lain. Karena itu,
jika manusia tidak berkomunikasi maka dia tidak dapat menciptakan dan memelihara relasi
dengan sesame dalam kelompok, organisasi dan masyarakat; komunikasi memungkinkan
manusia mengkoor-dinasikan semua kebutuhannya dengan dan sesama orang lain (2011:35)”

Tentu saja dalam komunikasi, ada banyak saluran-saluran, dalam hal ini media, untuk
menyampaikan pesan. Media banyak digunakan dalam konteks komunikasi massa. Sayangnya,
media yang kita bicarakan disini bukanlah media menurut Starubhaar, Davenport dan La Rose,
melainkan kita akan berbicara tentang media dengan sentuhan perkembangan teknologi, yaitu
media elektronik.

Perkembangan internet di Indonesia cukup cepat, diawali dengan berkembangnya BWA


(Broadband Wireless Accesss). Persaingan kerap terjadi antar penyedia layanan internet atau
yang biasa disebut dengan Internet Service Provider (ISP) juga semakin kuat, ada 220 ISP di

3
Indonesia. (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia., 2012) Penggunaan internet saat ini
semakin menjaring, bahkan orang-orang pada saat ini sudah semua memiliki akun surat
elektronik atau Surel. Media social berkontribusi dalam keragaman dalam internet.

Dengan kemunculan dan kemajuan internet di Indonesia, melahirkan beberapa alat


pendukung komunikasi, dalam hal ini yang akan kita bicarakan adalah social media. Social
media muncul ke permukaan dengan banyak jenis. Instagram, path dan youtube adalah media
social yang berbasis visual. Instagram dan path mengutamakan format foto, sementara youtube
lebih mengutamakan format video. Hingga saat ini, aplikasi-aplikasi pendukung komunikasi itu
terus bertambah, hingga pada saat pandemic Covid-19 hadir TikTok, aplikasi yang sebenarnya
berbasis audio visual seperti yang lainnya. Kemunculan TikTok juga dimanfaatkan oleh
beberapa orang sebagai wadah promosi bisnis dan sumber pencaharian.

(Handika & Darma, 2018) mengatakan dalam penelitiannya dari segi bisnis dan
marketing, bahwa Influencer adalah orang yang sering berperan sebagai pemberi pengaruh
karena pandangan, nasehat atau pendapatnya dapat memengaruhi keputusan pembelian.
Sementara (Girsang, 2020), mengatakan bahwa Key Opinion Leader (KOL) atau Influencer
merupakan orang yang aktif di media social, memiliki jumlah followers yang banyak dan
memiliki pengaruh besar terhadap followersnya. Dalam hal ini, contohnya adalah actor atau
aktris, artist hingga youtuber. Dimasa ini, terbukti bahwa penggunaan Influencer atau KOL
cukup efektif untuk menyampaikan pesan atau bahkan untuk membangun Awareness kepada
khalayak terhadap brand atau campaign tertentu sehingga membuat hal ini menjadi sebuah
strategi komunikasi baru soal kehumasan dan perusahaan.

Public Relations adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan
berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian
antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya. Kebanyakan perusahaan besar merupakan
milik public. Public Relation disingkat (PR) sebagai alat manajemen modern, maka secara
struktural merupakan bagian integral dari suatu kelembagaan atau organisasi. Sejalan dengan
konsep PR yang berkembang kini adalah konsep yang menekankan pentingnya komunikasi dua
arah, menurut Howard Childs (Ngurah, 1999:5), fungsi dasar PR bukan untuk menampilkan
pandangan organisasi atau seni sikap publik, tetapi untuk melakukan rekonsiliasi atau

4
penyesuaian terhadap kepentingan public setiap aspek pribadi organisasi maupun perilaku
perusahaan yang punya signifikan sosial. Jadi di sini PR berfungsi membantu organisasi
melakukan penyesuaian terhadap lingkungan tempat organisasi tersebut beroperasi. Public
Relation memegang peranan penting dalam sebuah instansi. Menurut Dozier dan Broom,
peranan Hubungan Masyarakat ada empat kategori antara lain: sebagai penasehat ahli (expert
prescriber), fasilitator komunikasi (communication fasilitator), fasilitator proses pemecahan
masalah (problem solving process fasilitator), dan teknisi komunikasi (communication
technician). Peranan-peranan tersebut bisa dijadikan sebagai pedoman untuk menilai
keberhasilan program-program yang sedang dilakukan Public Relation. Public Relation dituntut
untuk menciptakan kerjasama dengan dasar hubungan baik dengan publiknya.

Memasuki era modernisasi dan globalisasi tentu memaksa kita untuk terus berinovasi dan
berkreasi. Telah disebutkan diatas tadi bahwa internet merubah segalanya di era ini, termasuk
dalam dunia pekerjaan. Public Relations yang merupakan sebuah profesi pula ikut mengalami
dan harus melakukan perubahan yang signifikan, salah satu produk modernisasi dari Public
Relation adalah Cyber PR. Menurut (Basit & Rahmawati, 2018), merupakan kegiatan kehumasan
yang dilakukan melalui media internet, mulai dari kegiatan publikasi sampai customer relations
management. Jadi, E-PR merupakan aplikasi atau penerapan dari perangkat ICT (Information
and Communication Technologies) bagi keperluan Public Relations. Artinya bahwa kegiatan
Public Relations pun di masa kini mengikuti perkembangan zaman. Hal ini perlu di lakukan
untuk bertahan di zaman kebaruan dan globalisasi ini.

E-PR adalah inisiatif PR yang menggunakan media internet sebagai sarana publisitasnya
atau disebut cyber PR. Pengertian Cyber PR sendiri berasal dari kata: E adalah electronic sama
halnya dengan E sebelum kata mail atau commerce yang mengacu pada media elektronik
internet. E-PR merupakan singkatan dari bahasa Inggris, yaitu Electronic Public Relations yaitu
yang artinya PR yang menggunakan media internet sebagai media aktifitasnya. Di Indonesia
lebih popular dengan nama Cyber Public Relations. Secara definitive, Cyber PR merupakan
Kegiatan kehumasan yang dilakukan di dunia Internet. Seluruh kegiatan kehumasan dapat
dilakukan didalam internet dari mulai melakukan kegiatan publikasi sampai melakukan customer
relations management. E-PR adalah penerapan dari perangkat ICT (Information and
Communication Technologies) untuk keperluan PR.

5
Menurut Agus Rusmana dalam makalahnya tentang “meningkatkan citra melalui Cyber
Public Relations “Cyber Public Relations adalah sebutan, istilah atau nama populer yang
diberikan untuk aktivitas Online P.R., yaitu aktivitas Public Relations yang dilakukan melalui
media dan teknologi komunikasi dan jaringan komputer. Istilah cyber yang merupakan sebutan
kondisi virtual (seolah ada) sebetulnya sudah memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia
yaitu “maya”. Namun karena sebutan maya tidak mampu menggambarkan makna sebenarnya,
maka istilah cyber lebih dianggap tepat untuk digunakan. Untuk itu pada bahasan selanjutnya,
penggunaan istilah online PR akan lebih sering digunakan agar sesuai dengan konsep yang
secara internasional udah cukup lama digunakan.

Menurut (Pertumbuhan Influencer Marketing Sosial Media Di Indonesia, t.t.), Ketika kita
lihat lebih lanjut ke statistik tersebut, 94% dari pengguna internet (175,4 juta orang dengan
tingkat penetrasi 64% dari populasi negara) memiliki smartphone, dan rata-rata waktu harian
yang dihabiskan sehari dalam penggunaan sosial medial adalah 3 jam dan 26 menit, dengan
tingkat 95% pengguna yang secara aktif terlibat atau berkontribusi pada konten di sosial media.

Dikutip dari (ID, t.t.), jumlah influencer di Indonesia disebut meningkat. Marketplace
talent dan influencer - SociaBuzz menyebutkan sebelum pandemi, kreator yang terdaftar di
perusahaannya sekitar 2.552 per bulan. Namun sejak Maret hingga saat ini, jumlahnya
meningkat hingga tiga kali lipat. "Sejak Maret hingga saat ini semuanya meningkat menjadi tiga
kali lipat yang melakukan sign-up di SociaBuzz. Jadi setiap bulannya saat ini rata-rata 7.730
yang terdaftar sebagai kreator per bulannya," kata Founder SociaBuzz, Rade Tampubolon dalam
Galaxy Creator Workshop yang digelar secara virtual (19/10). Mayoritas dari kreator
SociaBuzz tersebut merupakan generasi Z dan millennial, dimana masing-masing sekitar 51,56%
dan 45,93% menjadi creator economy - istilah untuk kreator yang menghasilkan uang
dari personal brand maupun konten. Kategori konten yang mereka produksi mencakup lifestyle,
fashion, beauty, hingga travel.“Terdapat Top 5 kategori kreator yang ada di SoziaBuzz, dan
kelima kategori tersebut sangat relevan dengan lifestyle dari Gen Y dan Gen Z. (Kontan)
Seputar lifestyle, fashion, beauty, travel, serta food and drink,” ujar Rade. 

6
Bayerische Motoren Werke yang lebih dikenal sebagai BMW, berasal dari München,
Jerman dan berhasil beroperasi di seluruh bagian dunia. Perusahaan otomotif BMW sebelumnya
merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan pesawat kelas militer
sehingga muncullah filosofi dari logo BMW dengan lingkaran garis biru dan putih yang
melambangkan perputaran baling-baling pesawat di angkasa. Masuknya mobil BMW di
Indonesia telah berdiri sejak tahun 1976 dimana PT Gaya Motor menjadi perusahaan Indonesia
pertama yang diberikan kepercayaan oleh BMW Group pusat untuk dapat memproduksi dengan
cara merakit di Indonesia. Dengan kepercayaan yang telah diberikan oleh BMW Group kepada
Indonesia untuk merakit mobil prestise BMW, hingga kini, terdapat 4 (empat) dealer resmi besar
yang dipercayakan untuk menjual mobil BMW, antara lain Tunas BMW, Bestindo Car Utama,
BMW Eurokars dan BMW Astra yang merupakan dealer resmi mobil BMW terbesar di
Indonesia. Dengan perkembangan zaman yang begitu pesat sehingga mengakibatkan pergerakan
di pasar industri otomotif, BMW Astra International telah mendapatkan jajaran penghargaan oleh
BMW Group seperti penghargaan BMW Sales Operation atas prestasi dan pencapaian BMW
Astra International yang dirayakan pada BMW Excellence – Sales Awarding Night. Penghargaan
yang diterima oleh BMW Astra Internasional bertujuan untuk memberikan apresiasi oleh karena
telah menjadi bagian dari BMW yang selalu mendorong pihak lainnya untuk terus memberikan
yang terbaik kepada seluruh pelanggan dan juga berhasil mempertahankan loyalitas para
penggemar setia BMW di Indonesia. BMW Astra International tersebar di berbagai cabang di
Indonesia khususnya Jakarta. Terdapat 3 Cabang besar di Jakarta yang mendominasi penjualan
BMW, antara lain BMW Astra Sunter, BMW Astra Pluit dan BMW Astra Serpong.

Pada tanggal 18 April 2020, BMW Indonesia secara resmi memasukkan BMW Seri 3
Touring dengan kode bodi G21. Mobil ini launching di tengah pandemic, yang mengharuskan
BMW Indonesia supaya acara peluncuran mobil ini dengan cara yang kreatif. BMW Indonesia
pun menciptakan ide yang cukup brilian, yakni meluncurkan mobil sekaligus meluncurkan
Official Store BMW Indonesia di e-commerce Tokopedia. Bukan hanya itu, mobil ini pun di
luncurkan dari dalam sebuah box. Hal ini dilakukan dalam rangka mengkampanyekan
#dirumahaja semasa pandemic. BMW Indonesia mengundang reviewer otomotif yang terkenal di
Indonesia seperti Fitra Eri, Motomobi dan Gofar Hilman. Hal yang ini yang menjadi perhatian
peneliti untuk mengetahui apa yang menjadi pertimbangan BMW Indonesia ketika menggunakan
Influencers atau KOL dalam launching produk.

7
1.2 Pertanyaan Peneliti

Dari latar belakang penelitian diatas, maka pertanyaan penelitiannya adalah sebagai
berikut: Bagaimana Peran KOL/Influencers dalam Menggaungkan Kampanye Public Relation
BMW Group #dirumahaja?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapatkan informasi
tentang. Peran KOL/Influencers dalam Menggaungkan Kampanye Public Relation BMW Group
#dirumahaja.

1.4 Batasan Penelitian

Peneliti akan melakukan penelitian mengenai peran KOL/Influencer dalam


menggaungkan kampanye public relation BMW Group #dirumahaja di dealer BMW Astra
Indonesia Serpong. Penelitian dilakukan pada Senin, 21 Mei 2020.

1.5 Manfaat Penelitian


1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi KOL dan Influencer, serta BMW
Indonesia yang terus mengutamakan kepuasan followers ataupun konsumen
b. Memberikan sumbangan ilmiah dalam ilmu Komunikasi dalam Public
Relation

2. Manfaat praktis

Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut:

a. Bagi penulis

Dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung tentang cara


meningkatkan kemampuan Public relation.

b. Bagi Influencer/KOL

Dapat menambah pengetahuan dan sumbangan pemikiran tentang cara


mengembangkan kemampuan menyampaikan pesan.

8
c. Bagi Pabrikan mobil di Indonesia

Dapat memberikan dan memicu untuk membuat ide-ide baru dalam


kampanye PR.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk lebih memudahkan pembaca dalam memahami proposal ini, maka


disusunlah sebuah sistematika penulisan yang terdiri dari tiga bab, dengan uraian sebagai
berikut:
Bab I PENDAHULUAN
Pada bab ini, penulis menggambarkan secara singkat dan jelas mengenai latar
belakang masalah penelitian, perumusan masalah dan identifikasi masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

Bab II LANDASAN TEORI


Pada bab ini dikemukakan dengan jelas, ringkas dan padat tentang hasil kajian
kepustakaan yang terkait dengan masalah penelitian untuk kemudian menguraikan
kerangka pemikiran.

Bab III METODOLOGI PENELITIAN


Pada bab ini berisi sumber data, waktu, unit analisis data, metode pengumpulan dan pemilihan
data, serta metode analisis data

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Al-Quran atau Hadist

Komunikasi memang sangat dibutuhkan dalam setiap kehidupan, terutama apabila


anda bekerja di bidang komunikasi, seperti Public Relations. Public Relation juga harus
mengedepankan kejujuran dan kecakapan dalam menjalani pekerjaannya, sehingga
pekerjaan ini juga menjadi bagian dari ibadah. Cukup banyak ayat-ayat Al-Qur’an dan
Hadist Nabi yang menjelaskan aturan-aturan komunikasi. Nabi Muhammad juga menjadi
salah satu panutan dalam melaksanakan sebuah pekerjaan komunikasi. Kepiawaian beliau
dalam menyebarkan ajaran agama islam, baik secara persuasif hingga represif yang
membuat beliau menjadi salah satu panutan.
Penjelasan Al-Qur’an mengenai komunikasi yang dijelaskan pada QS. An Nisa
ayat 63 :

ْ Q‫ ِع‬Q‫ َو‬Q‫ ْم‬Qُ‫ ه‬Q‫ ْن‬Q‫ َع‬Q‫ض‬


Q‫ ي‬Qِ‫ ف‬Q‫ ْم‬Qُ‫ ه‬Qَ‫ ل‬Q‫ل‬Qْ Qُ‫ ق‬Q‫ َو‬Q‫ ْم‬Qُ‫ ه‬Q‫ظ‬ Qْ Q‫ ِر‬Q‫ َأ ْع‬Qَ‫ ف‬Q‫ ْم‬Q‫ ِه‬Qِ‫ب‬Q‫ و‬Qُ‫ ل‬Qُ‫ ق‬Q‫ ي‬Qِ‫ ف‬Q‫ ا‬Q‫ َم‬Qُ ‫ هَّللا‬Q‫ ُم‬Qَ‫ ل‬Q‫ ْع‬Qَ‫ ي‬Q‫ن‬Qَ Q‫ ي‬Q‫َّ ِذ‬Q‫ل‬Q‫ ا‬Q‫ك‬َ ‫ ِئ‬Qَ‫ل‬QٰQ‫ُأ و‬
Q‫ ا‬Q‫ ًغ‬Q‫ ي‬Qِ‫ ل‬Qَ‫ اًل ب‬Q‫و‬Qْ Qَ‫ ق‬Q‫ ْم‬Q‫ ِه‬Q‫ ِس‬Qُ‫ ف‬Q‫َأ ْن‬
Artinya :
“Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati
mereka. karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka
pelajaran, dan katakanlah kepada mereka “Qaulan Baligha” perkataan yang
berbekas pada jiwa mereka”.

Ayat tersebut menjelaskan bahwa kita sebagai umat muslim harus betul-betul
menerapkan kebaikan dan mengatakan perkataan yang baik dan jujur tentunya. Artinya,
konsep public relation dan komunikasi sudah dari dulu diterapkan dan diamalkan oleh
Rasulullah, bahkan hingga tertulis di ayat al-qur’an. Hal tersebut sangat wajib kita

10
terapkan dalam kondisi kita sehari-hari, dimana kita selalu mengedepankan dan
berpegang teguh pada komunikasi.

َّ Q‫ل‬Q‫ ا‬Q‫ا‬Q‫و‬Qُ‫ ل‬Q‫ ِم‬Q‫ َع‬Q‫و‬Qَ Q‫ا‬Q‫و‬Qُ‫ ن‬Q‫ َم‬Q‫ آ‬Q‫ن‬Qَ Q‫ ي‬Q‫َّ ِذ‬Q‫ل‬Q‫ ا‬Q‫َو‬
َّ Q‫ل‬Q‫ ا‬Q‫ ي‬Qِ‫ ف‬Q‫ ْم‬Qُ‫َّه‬Q‫ن‬Qَ‫ ل‬Q‫ ِخ‬Q‫ ْد‬Qُ‫ن‬Qَ‫ ل‬Qِ‫ت‬Q‫ ا‬Q‫ َح‬Qِ‫ل‬Q‫ ا‬Q‫ص‬
Q‫ َن‬Q‫ ي‬Q‫ح‬Qِ Qِ‫ل‬Q‫ ا‬Q‫ص‬
Artinya :
“Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh benar-benar akan Kami
masukkan mereka ke dalam (golongan) orang-orang yang saleh”.
Berdasarkan ayat diatas, bisa kita simpulkan bahwa kepercayaan mempunyai
dimensi yang sangat luas sekali. Ketika kepercayaan memasuki dimensi keimanan
seseorang dengan Rabbnya, maka manifestasi dari kepercayaan tersebut adalah
ketundukannya kepada sang Pencipta, dengan beriman dan menjalankan segala perintah-
Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Sebagai seorang praktisi public relation atau juga sebagai KOL/Influencer, nilai
kejujuran adalah yang sangat berarti untuk kita. Karena, dengan adanya kejujuran yang
kita timbulkan akan menghasilkan kepercayaan terhadap kita. Seorang PR, KOL dan
Influencer yang professional harus meningkatkan kredibilitasnya karena akan
menghasilkan pengikut atau orang-orang yang percaya terhadap PR, KOL dan Influencer.
Tentu saja untuk meningkatkan kredibilitas, sangat perlu untuk menambahkan
effort apabila ingin menyampaikan sesuatu, baik itu berita atau hanya sekedar imbauan.
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk memberikan suatu kabar berita kepada orang
lain hendaknya dengan benar dan jelas yang mana perintah tersebut dijelaskan dalam Al-
Qur’an sur at Al-Ahzab : 70

‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُوا اتَّقُوا هّٰللا َ َوقُ ْولُ ْوا قَ ْواًل َس ِد ْيد ًۙا‬
Artinya :
“Hai orang-orang beriman bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah
perkataan yang benar”. (Q.S Al-Ahzab: 70)

11
2.2 Penelitian Terdahulu
Sebagai acuan dan rujukan, tentu diperlukannya penelitian-penelitan dan jurnal-
jurnal terdahulu. Selain dijadikan acuan, penelitian-penelitian terdahulu ini juga
digunakan sebagai pembanding dan untuk memperkuat dengan bukti-bukti yang sama
atau hampir serupa. Penelitian sebelumnya sudah banyak yang meneliti terkait dengan
peran influencer dan KOL. Berikut ringkasan 3 jurnal indonesia hasil penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh peneliti selama melakukan penelitian:
Penelitian pertama, menggunakan Jurnal Nasional milik (Made Resta Handika
dan Gede Sri Darma, 2018). Judul dari jurnal tersebut ialah “Strategi Pemasaran Bisnis
Kuliner Menggunakan Influencer Melalui Media Sosial Instagram”. Tujuan dari
penelitian ini ialah untuk mengetahui efektifitas dari influencer terhadap pengaruh
loyalitas dan peningkatan konsumen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan The Night Market Café & Co-working Space sebagai subjek penelitiannya.
Adapun objek penilitian adalah strategi pemasaran bisnis kuliner dengan menggunakan
instagram melalui influencers. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa penggunaan
Influencer dalam media social Instagram sebagaiu strategi pemasaran cukup efektif
Penelitian kedua, menggunakan Jurnal Nasional milik (Yulianne Safitri dan Sari
Ramadanty, 2019). Judul dari jurnal tersebut ialah “Strategi Kampanye Public Relations
melalui Peran Key Opinion Leader di Indonesia”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui strategi Brand Communication dalam mengelola influencer marketing
(KOLs) dalam kampanye media social di Indonesia. Metode penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah Key Opinion Leaders (KOL’s).
Sedangkan objek pada penelitian ini adalah strategi kampanye public relation yang sesuai
dengan menggunakan KOL’s. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada beberapa
strategi yang perlu disusun untuk melancarkan kampanye PR dengan KOL’s dengan
pemilihan platform media social yang tepat. Persamaan penelitian ini dnegan penelitian
yang akan dilakukan ialah sama-sama meneliti pengaruh dan pengaturan strategi
kampanye public relation melalui KOL’s dan Influencers. Perbedaannya terletak pada
penelitian sebelumnya dilakukan di perusahaan, tempat dan waktu yang berbeda, serta

12
mengarah kepada perusahaan dan strategi pemasaran. Sedangkan pada penelitian yang
akan dilakukan mengarah kepada peran KOL’s dan Influencers dalam menggaungkan
kampanye public relation di BMW Indonesia.
Penelitian ketiga, menggunakan Jurnal Nasional milik (Jacksen, Eko Harry
Susanto, Nigar Pandrianto, 2021). Judul dari jurnal tersebut ialah “Analisis Key Opinion
Leaders di Media Sosial dalam Membentuk Opini Khalayak”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui perencanaan, ide ataupun konsep yang disiapkan seorang key opinion
leaders. Penelitian ini menggunakan teknik wawancanda. Subjek yang menjadi penelitian
penulis adalah pemilik bisnis yang terlibat langsung dalam pembuatan konten dan
seorang ahli yang bekerja sebagai pembuat konten, yaitu @imfebulous_, @diu.din,
@frelyn.shop, dan seorang Chief Marketing Officer, Marinus Fernando Ledjo Radja.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konten yang diciptakan oleh seorang key
opinion leader haruslah beragam agar dapat menarik perhatian khalayaknya.
Keberagaman konten yang dihasilkan harus memiliki tujuan yang jelas, sehingga
nantinya pesan dapat tersampaikan dengan baik dan tujuan dapat tercapai. Konten-konten
yang diciptakan dengan melibatkan pemilik bisnis secara langsung akan meningkatkan
kredibilitas pada bisnis yang dijalani. Dapat disimpulkan bahwa pembuatan sebuah
konten haruslah beragam, informatif, mengedukasi. Sedangkan konten yang melibatkan
pemilik bisnis akan meningkatkan kredibilitas yang tinggi. Persamaan penelitian ini
dengan penelitian yang akan diteliti ialah peran KOL dan bagaimana cara membuat
konten untuk mengkampanyekan sesuatu.

13
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

Judul, Nama,
Tujuan Metode
No Asal Universitas, Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
Tahun,
Strategi
Pemasaran Bisnis
Kuliner
Menggunakan
Influencer Untuk
Hasil dari penelitian
Melalui Media mengetahui ini adalah bahwa
Sosial Instagram efektifitas dari Penelitian ini
penggunaan
influencer menggunakan
Influencer dalam
1 Made Resta terhadap metode
media social
Handika dan Gede pengaruh pendekatan
Instagram sebagai
Sri Darma. loyalitas dan kualitatif.
strategi pemasaran
peningkatan
cukup efektif
Universitas konsumen
Pendidikan
Nasional, Bali.

2018.
Persamaan : Penelitian meniliti hal yang sama, yaitu penggunaan influencers.
Perbedaan : Pada penelitian sebelumnya peran influencers dalam strategi
pemasaran, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan mengarah kepada strategi
kampanye Public Relations.
2 Strategi Untuk Metode Hasil penelitian ini
Kampanye Public mengetahui penelitian ini menunjukkan bahwa
Relations melalui strategi Brand menggunakan ada beberapa strategi
Peran Key Communication pendekatan yang perlu disusun

14
Opinion Leader di dalam
Indonesia mengelola untuk melancarkan
influencer kampanye PR dengan
kualitatif dengan
Bina Nusantara marketing KOL’s dengan
jenis penelitian
University, (KOLs) dalam pemilihan platform
deskriptif.
Jakarta kampanye media social yang
media social di tepat
2019 Indonesia
Persamaan : Persamaan penelitian ini dnegan penelitian yang akan dilakukan ialah
sama-sama meneliti pengaruh dan pengaturan strategi kampanye public relation
melalui KOL’s dan Influencers
Perbedaan : Perbedaannya terletak pada penelitian sebelumnya dilakukan di
perusahaan, tempat dan waktu yang berbeda, serta mengarah kepada perusahaan dan
strategi pemasaran. Sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan mengarah kepada
peran KOL’s dan Influencers dalam menggaungkan kampanye public relation di BMW
Indonesia.
3 Analisis Key Untuk Penelitian ini Hasil penelitian ini
Opinion Leaders mengetahui menggunakan menunjukkan bahwa
di Media Sosial perencanaan, pendekatan konten yang
dalam ide ataupun kualitatif diciptakan oleh
Membentuk Opini konsep yang deskriptifdengan seorang key opinion
Khalayak. disiapkan teknik leader haruslah
seorang key pengumpulan beragam agar dapat
Jacksen, Eko opinion leaders data penelitian menarik perhatian
Harry Susanto, wawancara, khalayaknya.
Nigar Pandrianto. dokumentasi dan Keberagaman konten
observasi non yang dihasilkan harus
Universitas
partisipan memiliki tujuan yang
Tarumanegara.
jelas, sehingga
nantinya pesan dapat
2021.
tersampaikan dengan

15
baik dan tujuan dapat
tercapai
Persamaan : Sama-sama meneliti Key Opinion Leaders dan Influencers.
Perbedaan : Penelitian dilakukan di daerah dan waktu yang berbeda, serta meneliti
bagaimana konten yang dibuat oleh para kreator.
Sumber : analisis peneliti, 2021.

2.3 Landasan Teori


2.3.1 Komunikasi
2.3.1.1 Definisi Komunikasi
Komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin communis yang berarti
'sama'. Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama (make
to common). Secara sederhana komuniikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara
penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi
bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya
(communication depends on our ability to understand one another).
Menurut Harold Lasswell dalam bukunya Rismawaty dkk, Pengantar Ilmu
Komunikasi mengemukakan bahwa komunikasi sebagai berikut:
“Komunikasi Pada dasarnya ialah suatu proses menjelaskan siapa, mengatakan
apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dan dengan akibat apa” (Rismawaty,
Desayu Eka Surya, Sangra Juliano 2014:67)

Definisi komunikasi menurut Deddy Mulyana menjelaskan bahwa:


“Kata Komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata
Latin communis yang berarti “sama”, communico, comunicatio, atau communicare yang
berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah
yang paling sering disebut sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari
kata-kata latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu
makna, atau suatu pesan dianut secara sama”. (Mulyana, 2007: 4)
Sedangkan Menurut Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid yang dikutip oleh
Wiryanto (2004: 6) dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Komunikasi,
mendenifisikan komunikasi sebagai proses untuk melakukan pertukaran informasi yang

16
dilakukan dua orang atau lebih untuk menciptakan saling pengertian. Suatu pemahaman
populer mengenai komunikasi manusia adalah komunikasi yang mengisyaratkan
penyampaian pesan dari seseorang (atau suatu lembaga) kepada seseorang (sekelompok
orang) lainnya, baik secara langsung (tatap muka) ataupun melalui media, seperti surat
(selebaran), surat kabar, majalah, radio, atau televisi.
“Komunikasi sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai proses
penyampaian pernyataan antar manusia dengan menggunakan lambang berarti.
Lambangberarti dalam hal ini dapat berbentuk bahasa lisan, tulisan, dan bahasa isyarat”.
(Danandjaja, 2011: 45)
Menurut Carl. I. Hovland yang dikutip oleh Mulyana (2007: 68) dalam buku Ilmu
Komunikasi Suatu Pengantar, komunikasi adalah sebuah proses menyampaikan
rangsangan yang bertujuan untuk mengubah perilaku orang lain.
Sedangkan menurut Gerald A. Miller yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy
menjelaskan bahwa :
“In the main, communication has as its central interest those behavioral
situations in which a source transmits a message to a receiver (s) with conscious
intent to affect the latte’s behavior” (Pada pokoknya, komunikasi mengandung
situasi keperilakuan sebagai minat sentral, dimana seseorang sebagai sumber
menyampaikan suatu kesan kepada seseorang atau sejumlah penerima yang secara
sadar bertujuan mempengaruhi perilakunya)”. (Miller dalam Effendy, 2005: 49)

Berdasarkan definisi dari beberapa para pakar di atas dapat dijelaskan bahwa
komunikasi merupakan suatu proses dimana seorang komunikator menyampaikan
stimulinya atau perangsang yang biasanya berupa lambang bahasa kepada komunikan
dan bukan hanya sekedar memberitahu sesuatu tetapi juga berusaha untuk mempengaruhi
seseorang atau sejumlah orang tersebut untuk melakukan tindakan tertentu atau merubah
perilakunya.

2.3.1.2 Unsur-unsur Komunikasi


Untuk melihat sebuah proses komunikasi secara lebih lengkap, seperti yang
diungkapkan Laswel dimana komunikasi merupakan sebagai sebuah proses penyampaian
pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek
tertentu (Rismawaty, Desayu Ekas Surya dan Sangra Jualiano, (2014:96).

17
Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku yang berjudul Dinamika
Komunikasi, unsur-unsur komunikasi adalah:
1. Komunikator (sumber) yaitu orang yang menyampaikan pesan.
2. Pesan yaitu pernyataan yang didukung oleh lambang.
3. Komunikan yaitu orang yang menerima pesan.
4. Media atau saluran yaitu sarana yang mendukung pesan bila komunikan jauh
tempatnya atau banyak jumlahnya.
5. Efek yaitu dampak sebagai pengaruh dari pesan. (Effendy, 2008: 6)
Kelima unsur diatas merupakan unsur-unsur penting yang ada dalam komunikasi,
sehingga dengan adanya unsur-unsur tersebut maka akan terjalin sebuah komunikasi yang
efektif.

2.3.1.3 Proses Komunikasi


Proses komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy, proses terbagi menjadi dua
tahap yaitu, “proses komunikasi secara primer dan proses komunikasi secara sekunder”.
(Effendy,2005:11) Berikut adalah penjelasan mengenai proses komunikasi menurut
Effendy (2005) yang menjelaskan:
1. Proses komunikasi secara primer adalah sebuah proses penyampaian pikiran
atau perasaan kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol)
sebagai media primer seperti bahasa, isyarat, gambar, dan sebagainya.
2. Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan dengan
menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang
sebagai media pertama. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio,
televisi, film, adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.
Sedangkan Menurut Courtland L. Bovee dan John V. Thil yang dikutip oleh
Purwanto (2003: 11-14) menjelaskan bahwa proses komunikasi (communication process)
terdiri atas enam tahap, yaitu :
1. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan
Pengirim harus mempersiapkan gagasan yang ingin disampaikan kepada
khalayak. Hal ini dilakukan sebelum proses penyampaian pesan dilakukan oleh
pengirim pesan.

18
2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan
Proses komunikasi dimulai dengan adanya ide dalam pikiran, yang
kemudian diubah ke dalam bentuk pesan-pesan untuk disampaikan kepada orang
lain. Pengirim pesan harus memperhatikan beberapa hal agar ide dapat diterima
dengan baik, yaitu subjek, maksud, audiens, gaya personal, dan latar belakang
budaya.
3. Pengirim menyampaikan pesan.
Tahap berikutnya adalah menyampaikan pesan melalui berbagai saluran
kepada penerima pesan.
4. Penerima menerima pesan
Komunikasi akan terjalin ketika pengirim pesan telah menyampaikan isi
pesannya kepada penerima (komunikan).
5. Penerima menafsirkan pesan
Pesanyang disampaikan pengirim harus mudah dimengerti oleh penerima
pesan.
6. Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada pengirim.
Umpan balik (feedback) adalah penghubung akhir dalam komunikasi. Hal
ini sebagai bentuk tanggapan penerima pesan yang memungkinkan pengirim
untuk menilai efektivitas suatu pesan. Umpan balik memegang peranan penting
dalam proses komunikasi, untuk menilai efektivitas suatu pesan. Adanya umpan
balik dapat menunjukan adanya faktor -faktor penghambat komunikasi.

2.3.1.4 Fungsi Komunikasi

Komunikasi menurut Effendi Gazali dalam buku karangan Ngalimun (2017, h.


20), terdapat empat fungsi utama komunikasi, yaitu:

1) To inform, memberikan infromasi kepada orang lain tentang suatu peristiwa, masalah,
pendapat, pikiran,segala tingkah laku orang lain dan apa yang disampaikan kepada
orang lain.

2) To educate, sebagai sarana pendidikan.

19
3) To entertain, memiliki tujuan untuk menghidupkan dan menyengkan hati orang lain.

4) To influence, sebagai sarana menyampaikan informasi, pendidikan, serta sarana


menghibur dengan tujuan memberikan pengaruh kepada orang lain.

2.3.2 Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi merupakan penentu berhasil tidaknya kegiatan komunikasi


secara efektif baik secara makro (plammed multi-media strategi) maupun secara mikro
(single communication medium strategi) mempunyai fungsi ganda (Effendy, 2000 : 300)
yaitu:

 Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif dan


instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil optimal.
 Menjembatani “cultural gap” akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan
dioperasionalkannya media massa yang begitu ampuh yang jika dibiarkan akan
merusak nilai-nilai budaya.Seperti halnya dengan strategi dalam bidang apapun,
strategi komunikasi harus didukung oleh teori, karena teori merupakan
pengetahuan berdasarkan pengalaman yang sudah diuji kebenarannya.

2.3.3 Public Relations


2.3.3.1 Definisi Public Relations

Public Relation merupakan suatu ilmu yang mempunyai peran penting dalam
kelangsungan sebuah perusahaan. Mengapa dikatakan demikian, karena Public Relation
fungsinya yaitu untuk menciptakan hubungan yang baik antara organisasi atau corporate
dengan publinya baik publik internal maupun Publik Eksternal demi mencapai suatu
tujuan bersama. Tujuan seorang Public Relations yaitu untuk membentuk opini publik
yang nantinya akan berubah menjadi image terhadap organisasi atau perusahaannya.

Berdasarkan pemikiran tersebut, maka suatu organisasi atau perusahaan sangat


membutuhkan keberadaan Public Relations dalam melakukan berbagai aktivitasnya

20
untuk mencapai tujuan bersama. Dengan adanya Public Relations ini berbagai aktivitas
yang dilakukan menjadi fleksibel dan dinamis,dengan kata lain tidak terkesan kaku. Hal
ini sangat berpengaruh kepada kinerja karyawan sehingga mereka akan lebih termotivasi
lagi untuk memajukan perusahaan atau organisasi tempat dia bekerja juga memperkuat
etos kerja dikalangan manajer papan atas. Dengan memahami ilmu tentang Public
Relation maka kinerja karyawan akan semakin baik dalam membina hubungan baik
antara perusahaan dengan konsumen atau pelanggan. Karyawan akan semankin mengerti
bagaimana membina hubungan yang baik dengan konsumen dan dapat meningkatkan
penjualan perusahaan tersebut. Maka banyak perusahaan yang lebih mengutamakan
tenaga kerja yang mempunyai keahlian di bidang Public Relation.

Definisi Public Relation Menurut Scott M. Cutlip dan Allen H, Center, dalam
Ruslan (2013 : 6):

Public Relation merupakan fungsi manajemen yang menilai sikap publik,


mengidentifikasikan kebijksanaan dan tata cara seseorang atau organisai demi
kepentingan publik, serta merencanakan dan melakukan suatu program untuk
meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya.
Dari definisi diatas dapat dijelaskan bahwa Public Relation berperan sebagai
manajemen yang dapat menilai sikap publik itu sendiri. Bahkan Public Relation dapat
mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara seseorang demi kepentingan publik.
Dengan ini melalui pengetahuan akan Public Relation kita dapat menilai sikap publik
bagaimana dan dapat menyesuaikan dengan program untuk meraik pengertian,
pemahaman dan dukungan dari publiknya untuk melaksanakan program yang diinginkan
perusahaan. Pesan akan tercapai ke konsumen disertai dengan komunikasi yang baik dan
benar.

Menurut Jefkins (2007:10) Public relations adalah “semua bentuk komunikasi


yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua
khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada
saling pengertian.

Menurut Cutlip, Center, Broom dalam Rachmat (2012:5) Public relations adalah
fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan

21
bermanfaat antara organisasi dengan publik yang memengaruhi kesuksesan atau
kegagalan organisasi tersebut.

Penjelasan diatas merupakan beberapa penjelasan mengenai Public Relation


menurut beberapa ahli. Namun bila dirangkumkan dari penjelasan beberapa ahli diatas,
dapat dijelaskan bahwa Public Relation banyak melingkupi pelayanan yang
mengutamakan kepentingan orang atau banyak golongan. Ada juga yang menjelaskan
Public Relation berguna untuk menjalin kepercayaan suatu lembaga dengan lembaga
lain. Ada juga yang menjelaskan Public Relation berguna dalam menjalin kepercayaan
antara lembanga dengan konsumen, lembaga dengan pelanggan, perusahaan dengan
konsumen bahkan perusahaan dengan perusahaan sekalipun.

2.3.3.2 Fungsi Public Relations

Menurut Rachmat (2012:21) secara garis besar fungsi public relations adalah :

1. Memelihara komunikasi yang harmonis antara perusahaan dengan publiknya


(maintain good communication)
2. Melayani kepentingan publik dengan baik (serve public’s interest)
3. Memelihara perilaku dan moralitas perusahaan dengan baik (maintain goodmorals &
manners).

2.3.3.3 Tugas Public Relations

Pada subbab sebelumnya telah membahas tentang definisi dan peranan Public
Relation, pada subbab kali ini akan membahas tentang tugas Public Relation. Tugas
merupakan sesuatu hal yang wajib atau harus dilaksanakan oleh seseorang atau lembaga
yang telah dipercayakan mengerjakannya. Sama halnya dengan Public Relation yang
juga mempunyai tugas-tugas yang harus dilaksanakan guna melengkapi peran seorang
Public Relation tersebut yang sudah dijelaskan dalam bab sebelumnya.

Tugas seorang Public Relation menurut Cutlip & Center (2011:26) dalam
Kusumastuti:

22
a) Mendidik suatu publik melalui kegiatan non profit untuk menggunakan
barang/jasa instansinya.
b) Mengadakan usaha untuk mengatasi salah paham antara instansi dengan publik.
c) Meningkatkan penjualan barang dan jasa.
d) Meningkatkan kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat
sehari-hari.
e) Mendidik dan meningkatkan tuntutan serta kebutuhan masyarakat akan barang
dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
f) Mencegah pergeseran penggunaan barang atau jasa yang sejenis dari pesaing
perusahaan oleh konsumen

Tugas seorang Public Relation merupakan mendidik suatu publik melalui


kegiatan agar dapat menerima pesan yang disampaikan atau yang diinginkan seorang
instansi atau lembapa agar publik tersebut mengerti isi pesan tersebut. Public Relation
juga bertugas untuk meningkatkan atau membuat kegiatan yang berhubungan dengan
promosi yang bertujuan untuk menyampaikan pesan yang diinginkan oleh perusahaan.

2.3.3.4 Tujuan Public Relations

Public Relation merupakan kegiatan yang mempunyai unsur untuk membina


hubungan baik antara lembaga dengan lembaga antara lembaga dengan khalayak antara
perusahaan dengan perusahaan antara perusahaan dengan karyawan antara perusahaan
dengan konsumen khususnya yang akan dibahas lebih mendalam lagi. Pada hakekatnya
Public Relation juga mempunyai sasaran untuk mencapai sebuah tujuan. Dalam subbab
ini akan dibahas mengenai tujuan dari mempelajari Public Relation.

Berikut ini tujuan Public Relations secara umum menurut Ruslan (2013:20:21)
mengatakan bahwa tujuan dari Public Relations, yaitu :

a) Menyebarluaskan informasi dan kebijakan yang dikeluarkan oleh perusahaan atau


organisasi kepada publiknya secara terbuka dan jujur.
b) Untuk menciptakan dan memelihara hubungan kerjasama yang harmonis antara pihak
perusahaan dengan pihak internal maupun eksternal sehingga dapat menjaga serta
memelihara saling percaya antara perusahaan atau organisasi dengan publiknya.

23
c) Membntu perusahaan untuk menemukan jalan keluar yang baik apabila perusahaan
atau organisasi mengalami suatu krisis yang terjadi di dalam maupun krisis yang
terjadi di luar perusahaan atau organisasi

Public Relation mempunyai tujuan untuk menyebarkan informasi mengenai


kebijakan perusahaan kepada publiknya. Dalam hal ini juga tujuan Public Relation
mempunyai tujuan untuk menciptaan dan menjaga hubungan kerja sama dengan berbagai
pihak dalam perusahaan tersebut.

Secara teoritis adapun tujuan berdasarkan kegiatan Public Relation dapat


dijelaskan oleh Rumanti (2013:67) melalui bukunya yang berjudul Dasar-dasar Public
Relation Teori dan Praktik sebagai berikut:

a) Tujuan Internal Public Relation, tujuan berdasarkan kegiatan Public Relation


kedalam perusahaan diperlukan utuk memupuk adanya suasana yang menyenangkan
diantara para karyawannya, komunikasi antara bawahan dan pimpinan atau atasan
terjalin dengan akrab dan tidak kaku, serta meyakini rasa tanggung jawab akan
kewajibanya terhadap perusahaan.
b) Tujuan eksternal Public Relation, selain menjalankan kegiatan internal Public
Relation, suatu perusahaan perlu menjalankan kegiatan eksternal Public Relation.
Tujuan eksternal Public Relation adalah untuk mengeratkan hubungan dengan orang-
orang diluar perusahaan hingga terbentuklah opini publik yang baik terhadap
perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, eksternal Public Relation harus melakukan
tugas untuk memperoleh dukungan, pengertian dan kepercayaan dari masyarakat luas.

Dalam pembahasan kali ini, tujuan dari Public Relation dapat dibedakan menjadi
dua yakni internal dan eksternal. Untuk yang internal, lebih membahas tujuan tentang
bagian dalam perusahaan sedangkan untuk internal lebih membahas tentang membahas
kegiatan internal untuk segera disebarluaskan kepada publik.

Pada dasarnya tujuan setiap perusahaan adalah memperoleh laba yang maksimal,
dan ini hanya dapat dicapai apabila perusahaan cukup berhasil dalam menjalankan
kegiatanya. Adapun tujuan dilaksanakanya Public Relation adalah untuk memberikan
informasi kepada masyarakat tentang kegiatan perusahaan dengan cara mengembangkan

24
sikap saling menghargai dan memperoleh opini publik yang mendukung atau
menciptakan kerja sama berdasarkan hubungan kedalam maupun keluar. Dari semua
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa banyak sekali tujuan dari seorang Public
Relation itu sendiri dan sebagian besarnya menjelaskan tentang menciptakan kegiatan
dan usaha yang baik antara internal perusahaan dengan ekternal yakni khalayak atau
konsumen.

2.3.3.5 Dimensi Public Relations

Cutlip dan Center yang mengemukakan pendapat tentang dimensi teori public
relation dalam rangka mekanisme kerja humas, ada empat tahapan – tahapan kerja humas
yaitu sebagai berikut:

1. Fact Finding (Penemuan fakta)


Petugas Humas berkewajiban mencari data dan fakta yang berkaitan dengan suatu
kegiatan. Pengumpulan informasi tersebut sangat berguna untuk mengetahui hal – hal
apa saja yang akan dilakukan. Lalu mengumpulkan kritik 28 dan saran, agar kegiatan
yang akan dilaksanakan selanjutnya dapat berjalan dengan baik. Kegiatan tersebut
dikatakan “what our problem”.
2. Planning (Perencanaan)
Dalam kegiatan ini rencana kerja dibuat berdasarkan data dan fakta yang ada
sebagai penopang kegiatan agar dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan
rencana semula. Kegiatan tersebut dikatakan “Here’s what we can do”.
3. Communicating (Komunikasi)
Setelah data dan fakta terkumpul, kemudian dibuat suatu rencana kerja. Lalu
langkah selanjutnya diadakan suatu pemberitahuan / pengumuman atau seiring
disebut mengkomunikasikan keputusan yang diambil publik internal dan eksternal.
Istilah dalam kegiatan tersebut “what we did and why”.
4. Evaluating (Penilaian)
Setelah tiga tahapan di atas terlaksana maka langkah selanjutnya adalah
mengadakan evaluasi terhadap segala kegiatan yang sudah terlaksana. Hasil evaluasi
ini akan sangat berguna untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan yang sudah berlalu.

25
Dengan demikian kekurangan yang ada dapat diatasi pada kegiatan selanjutnya.
Kegiatan tersebut dapat dikatakan “how did we do” (Oemi,2005:31).
2.3.4 Strategi Public Relations

Dalam menyusun strategi memerlukan proses seperti yang dikemukakan oleh


Scoot M. Cutlip &Allen H. Center yang menyatakan bahwa proses perencanan program
kerja public relations yang menjadi landasan atau acuan untuk melakukan pelaksanaan.
(Rosady Ruslan, 2010: 148-149)
1. Defining the problem
Mengkaji, memantau pengetahuan, opini, sikap, dan perilaku yang terkait dengan
tindakan dan kebijakan organisasi. Langkah ini menentukan “Apa yang sedang terjadi
sekarang?”
2. Planning and programming
Informasi yang terkumpul pada langkah pertama digunakan untuk membuat
keputusan mengenai publik, sasaran, tindakan dan strategi komunikasi, taktik dan
tujuan program.
3. Taking action and communicating
Langkah ketiga melibatkan implementasi program dari tindakan dankomunikasi
yang telah didesain untuk mencapai tujuan spesifik bagi setiap publik untuk mencapai
sasaran program.
4. Evaluating the program
Langkah terakhir dalam proses ini melibatkan kesiapan penilaian,implementasi,
dan hasil dari program tersebut. Penyesuaian telah dibuat sejak program
terimplemetasi, berdasarkan umpan balik evaluasi mengenai bagaimana program
tersebut berhasil atau tidak.
Kesimpulan dari pembahasan teori ini, strategi kehumasan adalah strategi yang
dilakukan oleh pelaku kehumasan dengan menganalisa, mengindentifikasi permasalahan
yang muncul, dan melakukan tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut serta
melakukan evaluasi dari hasil tindakan, apakah sudah tercapai sesuai tujuan yang
diharapkan atau belum.

26
2.4 Kerangka Pemikiran

Uma Sekaran dalam bukunya Business Research, 1992 dalam (Sugiyono, 2010)
mengemukakan bahwa, kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang teladiidentifikasi
sebagai masalah yang penting. Berdasarkan dari pengertian di atas maka penulis
akan mengemukakan kerangka pemikiran untuk mempermudah dalam memahami
hubungan antara variabel independen dan dependen yang akan penulis teliti.

INFLUENCERS/KOL
PROPOSAL

KAMPANYE BMW GROUP


#DIRUMAHAJA

LAUNCHING PRODUK
KAMPANYE PEMERINTAH
BMW SERI 3 TOURING
#DIRUMAHAJA
(G20)

INOVASI LAUNCHING
MOBIL 27
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode Studi Kasus. Penelitian studi kasus
akan terpusatkan pada satu objek tertentu dan akan dipelajari secara komprehensif. Dengan
menggunakan metode ini, peneliti akan menggali tentang peran influencers/KOL dalam
menggaungkan kampanye public relation BMW Group #DirumahAja. Arikunto (2002)
menjelaskan bahwa metode studi kasus merupakan salah satu jenis pendekatan deskriptif dan
diteliti secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap individu, lembaga, gejala tertentu, atau
subjek yang sempit.
3.1 Deskripsi Subjek, Objek, Lokasi dan Waktu Penelitian
3.1.1 Subjek dan Informan Penelitian
Subjek penelitian merupakan orang yang menjadi sasaran penelitian dan secara
tidak langsung terkait dengan objek penelitian (Bungin, 2006:78). Dalam penelitian ini,
kriteria yang dapat di jadikan acuan dalam memilih subjek penelitian adalah sebagai
berikut :

1. Influencers/KOL yang terlibat langsung dalam kampanye public relation BMW Group
#DirumahAja

2. Dewan Direksi dan petinggi BMW Group

3. Orang yang memerhatikan Kampanye PR Bmw Group #DirumahAja

4. Followers dan subscribers dari Influencers/KOL terkait

3.1.2 Objek Penelitian


Objek penelitian yaitu masalah apa yang hendak diteliti atau masalah penelitian
yang disajikan oleh peneliti, pembatasan yang dipertegas dalam penelitian (Amirin,
1995). Sedangkan Menurut Sugiyono (2016), “Objek penelitian adalah sasaran ilmiah

28
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang semua hal objektif,
valid dan reliable tentang suatu hal.
Objek dalam penelitian ini adalah peran KOL/influencers dalam menggaungkan
kampanye public relation bmw group #dirumahaja. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana peran influencers/KOL dalam mengkampanyekan #DirumahAja
milik BMW Group, serta impactnya terhadap masyarakat

3.1.3 Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian ini dilakukan di PT. Astra International Tbk yang beralamat di
Lantai 21, The Plaza, Jalan M.H. Thamrin No.28 - 30, RT.9/RW.5, Gondangdia, RT.9,
RT.9/RW.5, Gondangdia, Menteng, Central Jakarta City, Jakarta 10350.
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret - Juli 2021. Alasan peneliti
memilih BMW sebagai bahan penelitian, karena BMW merupakan brand mobil di kelas
premium yang paling banyak diminati di Indonesia. BMW memutuskan untuk membuat
kampanye perusahaan dengan melakukan peluncuran (lauching) sebuah mobil dengan
konsep paket, serta dapat dilakukan unboxing dimana hal tersebut sangat jarang sekali
kita lakukan apabila membeli sebuah mobil. Ditambah lagi, upaya BMW Group
menggunakan Influencers/KOL dalam mengkampanyekan hal tersebut. Penelitian ini
mendeskripsikan peran Influencers/KOL membantu Public Relation dalam hal
mengkampanyekan #DirumahAja pada brand BMW Group.

3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah
dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2007). Penyajian dan pengumpulan
data pada penelitian ini berupa kata-kata bukan angka. Sehingga, Pada penelitian ini yang lebih
ditekankan adalah persoalan kedalaman atau kualitas data, bukan banyaknya (kuantitas) data. Jenis
penelitian ini memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan,
perasaan, dan perilaku individu atau sekelompok orang. Semua data yang dikumpulkan memiliki
kemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti, dimana penelitian ini akan
mengembangkan pertanyaan-pertanyaan kepada subjek penelitian.

29
Penelitian deskriptif kualitatif studi kasusnya mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan
mendalam mengenai potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di
lapangan studinya. (Sutopo, 2002:111)

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan studi kasus. Menurut
Rober K. Yin, studi kasus adalah suatu proses memperoleh data dengan cara bertanya dengan
pertanyaan yang ilmiah, sehingga menghasilkan jawaban empiris yang menyelidiki fenomena di
dalam konteks kehidupan nyata, bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tidak tampak
dengan tegas dan dimana multi sumber bukti dimanfaatkan (Yin, 1996). Penggunaan studi kasus pada
penelitian ini dikarenakan untuk memperoleh pengertian yang mendalam mengenai situasi dan makna
suatu subjek yang diteliti. Studi kasus dibagi menjadi 3 jenis penelitian, yaitu:

3.3 Teknik Pengumpulan Data


3.3.1 Data Primer

Data Primer adalah data utama, diperoleh langsung dari subjek penelitian dan
berhubungan langsung dengan subjek penelitian. Data primer dapat berupa opini objek secara
individual maupun kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda, kejadian atau kegiatan, serta
hasil pengujian. Data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari hasil wawancara dan
observasi kepada pihak public relations PT Astra International Tbk.

1) Wawancara
Wawancara (Interview) adalah bentuk komunikasi verbal atau percakapan yang
bertujuan memperoleh informasi (Nasution, 2000). Percakapan yang dilakukan antara
peneliti dengan narasumber yang berhadapan langsung secara fisik guna memperoleh
data-data yang berkaitan dengan kegiatan public relations dari PT. Astra International
Tbk dalam menjalankan kegiatan public relations terkait program kampanye
#DiRumahAja. Tipe yang digunakan dalam wawancara ini ialah dengan menggunakan
“depth interview” atau wawancara mendalam, dimana wawancara akan dilakukan dengan
sangat intens dan juga dikemas dalam pertanyaan yang komprehensif, mulai dari hal yang
menyeluruh hingga mengkerucut pada satu jawaban Sementara itu narasumber yang akan

30
diteliti adalah pihak-pihak yang berada dalam divisi public relations PT. Astra
International Tbk.

2) Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati, mencermati, melakukan pencatatan data
atau informasi yang sesuai dengan konteks penelitian, serta juga bisa dijadikan bahan
acuan dan keakuratan hasil wawancara. Observasi menjabarkan lagi secara luas dan rinci
masalah - masalah yang dihadapi karena data observasi berupa deskripsi yang faktual,
cermat, dan terinci mengenai keadaan lapangan. Kegiatan manusia, dan sistem sosial,
serta konteks tempat kejadian itu terjadi (Nasution, 1996).
Metode observasi dipilih karena peneliti bisa melihat secara langsung pihak
divisi public relations dalam menjalankan kampanyenya terkait kebijakan pemerintah
tentang penghentian penyebaran Covid-19, juga inovasi baru peluncuran produk dikala
pandemi. Peneliti juga dapat melihat secara langsung apakah kampanye yang dilakukan
oleh divisi public relations dengan menggandeng influencers/KOL berhasil atau tidak
dengan cara memperhatikan peningkatan minat beli produk BMW di kala pandemi.

3.3.2 Data Sekunder

Data Sekunder atau data penunjang ini kami peroleh melalui sumber tertulis. Sumber
tertulis ini didapat melalui buku, jurnal ilmiah, arsip, dokumen pribadi, dan lain-lain yang dengan
topik yang relevan dan berkaitan dengan penelitian. Data sekunder berperan untuk mendukung
dan memperkuat data hasil temuan di lapangan.

Dalam penelitian ini peneliti memperoleh data sekunder dari survey yang ada di kolom
komentar influencers/KOL yang bekerjasama dengan BMW Group serta kolom komentar yang
ada di media social BMW Group terkait minat membeli dan tersampainya pesan kampanye, dan
dari beberapa penelitian terdahulu yang ada di jurnal-jurnal yang berkaitan dengan strategi public
relations dalam mengkampanyekan suatu produk.

1) Dokumentasi

31
Dokumen tertulis dan arsip merupakan sumber data yang sering memiliki posisi
penting dalam penelitian kualitatif, terutama bila sasaran kajian mengarah pada latar
belakang atau berbagai peristiwa yang terjadi di masa lampau yang sangat berkaitan
dengan kondisi atau peristiwa masa kini yang sedang diteliti (Sutopo, 2006).
Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan informasi yang mendukung, kemudian
dokumentasi dilakukan dengan menyimpan data-data yang telah dikumpulkan oleh
peneliti terkait dengan penelitian ini. Data dokumentasi bersumber dari arsip perusahaan,
dan sumber berita internet yang berhubungan dengan judul peneliti.
2) Kepustakaan
Teknik kepustakaan yaitu cara mengumpulkan data dengan cara mencari atau
menggali informasi atau pengetahuan yang berhubungan dengan penelitian ini melalui
literatur buku, atau sumber bacaan lain yang berhubungan dengan penelitian yang
sifatnya ilmiah dan sudah valid atau teruji.

3.4 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses pengorganisasian dan mengurutkan data kedalam pola,
kategori dan satuan uraian dasar. Tujuan dari analisis data yaitu untuk menyederhanakan data
kedalam bentuk yang mudah diimplementasikan dalam penelitian. Penulis dalam hal ini
menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk menganalisis data pada penelitian. Komponen -
komponen analisis data yang mencakup (reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan) secara
interaktif saling berhubungan selama dan sesudah pengumpulan data. Karakter yang demikian
menjadikan analisis data kualitatif disebut pula sebagai model interaktif.

Proses analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman yang dikutip dalam buku
(Sugiyono, 2013) melalui tiga tahap, yaitu :

1. Tahap Reduksi Data (Data Reduction)


Pada tahap ini, peneliti memusatkan perhatian pada data lapangan yang telah
terkumpul. Data lapangan tersebut selanjutnya dipilih, dalam arti menentukan derajat
relevansinya dengan maksud penelitian. Selanjutnya data terpilih di sederhanakan dalam arti
mengklarifikasi data atas dasar tema-tema memadukan data yang tersebar, menelusuri tema
untuk merekomendasikan data tambahan, melakukan abstraksi data kasar tersebut menjadi
uraian singkat dan ringan.
2. Tahap Penyajian Data (Data Display)

32
Pada tahap ini, peneliti mengelola informasi melalui bentuk teks naratif terlebih
dahulu. Selanjutnya teks naratif tersebut diringkas dalam bagan yang menggambarkan alur
proses perubahan kultur, dari monokultururasi ke interkultularis. Masing-masing diantara
peneliti menyajikan informasi hasil penelitian pada susunan yang telah di abstraksi dalam
bagan tersebut.
3. Tahap Verifikasi (Conclusion Drawing)
Pada tahap ini, peneliti melakukan uji kekerabatan setiap makna yang muncul dari
data-data yang tertuang dalam bagan, klarifikasi kembali, baik dengan informan dilapangan
maupun melalui diskusi sejawat. Apabila hasil klarifikasi memperkuat kesimpulan atas data
maka pengumpulan untuk komponen tersebut siap dihentikan.

3.5 Teknik Keabsahan Data

Teknik keabsahan data pada dasarnya, selain digunakan untuk menyanggah balik yang
dituduhkan kepada penelitian kualitatif yang mengatakan tidak ilmiah, juga merupakan sebagai unsur
yang tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif (Moleong, 2007). Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan teknik triangulasi dalam melakukan teknik keabsahan data.

Metode pengujian kualitas data pada penelitian ini menggunakan metode triangulasi, yaitu
gabungan atau kombinasi berbagai metode yang digunakan untuk mengkaji fenomena yang saling
terkait dari sudut pandang dan perspektif yang berbeda. Triangulasi pada hakikatnya merupakan
pendekatan yang dilakukan peneliti pada saat mengumpulkan dan menganalisis data. Ide dasarnya
adalah bahwa fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan baik sehingga diperoleh kebenaran
tingkat tinggi jika didekati dari berbagai sudut pandang. Oleh karena itu, triangulasi adalah usaha
mengecek kebenaran data atau informasi yang diperoleh peneliti dari berbagai sudut pandang yang
berbeda dengan cara mengurangi sebanyak mungkin bias yang terjadi pada saat pengumpulan dan
analisis data. Triangulasi terbagi menjadi 3 yaitu:

1) Triangulasi sumber, yakni dengan mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa
sumber. Setelah mendapatkan kesimpulan dari data yang didapat, selanjutnya dimintakan
kesepakatan dengan tiga sumber data.
2) Triangulasi teknik, yakni dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan
teknik yang berbeda. Jika data yang didapatkan saat wawancara terdapat data yang berbeda,
maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan untuk
memastikan data mana yang dianggap benar.

33
3) Triangulasi waktu, yakni melakukan pengecekan data dalam waktu atau situasi yang berbeda.
Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang sampai
ditemukan kepastian datanya.

Pada penelitian ini, peneliti memilih metode triangulasi waktu dengan cara memastikan
kepada informan terkait data yang telah diambil sebelumnya. Pengecekan ini dilakukan dalam kurun
waktu yang berbeda

34

Anda mungkin juga menyukai