Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur hendaknya kita selalu panjatkan kehadirat Allah Swt. yang
sudah melimpahkan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan karya ilmiah
yang berjudul “Kesalahan Penggunaan Bahasa Dalam Percakapan Mahasiswa
Dan Dosen Di Media Komunikasi WhatsApp’’.

Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini selain untuk memenuhi tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia,juga untuk mengetahui seberapa pentingnya penggunaan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar antara mahasiswa dan dosen di media
komunikasi WhatsApp.

Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak yang sudah mendukung


dalam penyusunan karya ilmiah ini. Mereka adalah:

1. Ibu Nirwana S.Pd.,M.Pd. selaku Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia


Universitas Khairun yang telah memberikan tugas seperti ini sehingga
pengetahuan saya tentang penulisan karya ilmiah makin baik dan tentunya
pemahaman saya tentang penggunaan bahasa semakin luas.
2. Pihak-pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang turut
membantu sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan.

Akhirnya saya menyadari, bahwa tak ada gading yang tak retak, sehingga
saran dan kritik sangat dibutuhkan dalam penyusunan karya ilmiah ini.

Ternate, Oktober 2022

M.Rizky Ramadhan

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………….ii

BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...............................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
2.1 Pengertian Komunikasi..................................................................................5
2.2 Penggunaan Bahasa Yang Baik Dalam Media Komunikasi WhatsApp.........6
2.3 Contoh Penggunaan Bahasa Yang Salah Dalam Berkomunikasi Di Media. .7
Komunikasi WhatsApp.........................................................................................7
BAB III..................................................................................................................10
PENUTUP..............................................................................................................10
3.1 Kesimpulan...................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari oleh setiap
manusia. Sebagai mahluk sosial, manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat
dan berinteraksi dengan manusia lainnya. Bahasa memegang peran penting dalam
membentuk hubungan yang baik antar sesama manusia. Untuk menjalin hubungan
yang baik dalam berkomunikasi perlu dipertimbangkan penggunaan bahasa yang
baik juga.

Saat ini teknologi komunikasi berkembang sangat pesat. Berbagai jenis


media sosial berbasis komunikasi menjamur dalam bentuk aplikasi-aplikasi.
Aplikasi media komunikasi disematkan pada alat telekomunikasi berupa
handphone (HP) yang saat ini menjadi kebutuhan pokok setiap orang. Salah satu
media sosial berbasis komunikasi yang populer saat ini adalah WhatsApp.
WhatsApp merupakan aplikasi bertukar pesan berbentuk teks, dokumen, foto,
maupun video. Penggunaan media komunikasi WhatsApp masih sering terjadi
kesalahan dalam berbahasa. Interaksi komunikasi formal antara dosen dengan
mahasiswa baik lisan maupun tulis hendaknya memperhatikan tata bahasa yang
sesuai kaidah.

Media sosial komunikasi memiliki karakteristik dalam penggunannya.


Sebelum muncul dan populernya media sosial, kebanyakan orang berkomunikasi
dengan cara SMS atau telepon menggunakan handphone. Namun sekarang,
orang-orang cenderung berkomunikasi melalui layanan obrolan (chat) atau
berkirim pesan di media sosial khusunya WhatsApp.

Seiring dengan semakin cepat dan canggihnya media sosial komunikasi


WhatsApp, para penggunanya semakin lupa pada kaidah berbahasa khususnya
bahasa tulis diruang obrolan (chat) WhatsApp. Pada media sosial ini ragam bahasa
yang digunakan adalah ragam bahasa tulis. Ragam bahasa tulis ditandai dengan
kecermatan menggunakan ejaan dan tanda baca (yang secara tepat melambangkan
intonasi), kosakata, penggunaan tata bahasa dalam pembentukan kata, penyusunan
kalimat, paragraf, dan wacana. Pedoman yang digunakan untuk mengatur bahasa
ini tertuang pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) yang saat ini istilahnya berubah menjadi Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Maka dari itu, kecermatan penggunaan bahasa
dalam chat WhatsApp harus diperhatikan karena dapat menentukan keberhasilan
suatu kegiatan komunikasi.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu komunikasi ?


2. Bagaimana penggunaan bahasa yang baik dalam berkomunikasi di media
komunikasi WhatsApp ?
3. Penggunaan bahasa yang salah dalam berkomunikasi di media komunikasi
WhatsApp antara dosen dan mahasiswa ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apa itu komunikasi.


2. Untuk mengetahui bagaimana cara menggunakan bahasa yang baik dalam
berkomunikasi di media WhatsApp.
3. Memberikan contoh penggunaan bahasa yang salah dalam berkomunikasi
di media komunikai WhatsApp antara dosen dan mahasiswa.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah hubungan kontak antara manusia baik individu maupun


kelompok. Komunikasi juga dapat diartikan sebagai suatu proses penyampaian
informasi baik pesan, maupun gagasan dari satu pihak kepada pihak lain yang
dilakukan secara lisan maupun verbal. Pentingnya komunikasi bukan hanya
informatif atau sebagai cara penyampaian pesan tapi sebagai salah satu bentuk
dalam menjalin hubungan, baik individual, maupun kelompok. Forsdale (1981)
yang dikutip oleh Muhammad (2009) berbunyi “Komunikasi adalah proses
individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah
tingkah laku orang lain’’. Komunikasi sangat efektif dalam mempermudah
seseorang dalam memahami suatu pesan atau informasi, sehingga permasalahan
seperti kesalahpahaman dapat dicegah dengan komunikasi interpersonal baik.
Komunikasi tidak mungkin terjadi tanpa bahasa. Dengan bahasa pesan apapun,
betapapun rumitnya dapat disampaikan.

Riset yang ada mengidentifikasikan bahwa komunikasi yang buruk paling


sering dijadikan sumber-sumber konflik antar personal. Karena individu
menghabiskan hampir 70% dari waktu mereka untuk berkomunikasi. Komunikasi
membangun kontak-kontak manusia dengan menunjukkan keberadaan dirinya dan
berusaha memahami kehendak, sikap dan perilaku orang lain.

Bahasa merupakan salah satu sarana komunikasi antar individu. Komunikasi


dapat berupa lisan maupun tulis. Seseorang yang mempunyai kemampuan
berkomunikasi yang baik akan lebih mudah bergaul dengan lingkungan
masyarakat. Komunikasi tidak lepas dari kegiatan berbicara, maka dari itu
keterampilan berbicara dapat menunjang dalam berkomunikasi.

Komunikasi ada beberapa fungsi, pertama yaitu fungsi isi, untuk


menyelesaikan tugas-tugas yang penting. Kedua fungsi hubungan yang bertujuan
untuk menciptakan dan juga memupuk hubungan dengan orang lain.

Pendapat dari Wiliam I. Gorden mengemukakan empat fungsi dari


komunikasi sebagai berikut (Mulyana, 2010:5).

1. Komunikasi Sosial, fungsi komunikasi sosial yang mengisyaratkan


bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita,aktualisasi
diri, untuk keberlangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan,
terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang
menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain. Maksud dari
fungsi ini kita dapat mengetahui bagaimana seseorang mampu
bersosalisasi dan beradaptasi dengan lingkungannya. (Mulyana, 2010:6-
24)
2. Komunikasi Ekspresif, dalam fungsi ini pun saling berkaitan dengan
komunikasi sosial, komunikasi ekspresif yang dapat kita lakukan baik
sendirian ataupun dalam kelompok. Fungsi komunikasi ini tidak
spenuhnya bertujuan untuk mempengaruhi orang lain, tetapi dapat
dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrument untuk
menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. (Mulyana,2010:24-27)
3. Komunikasi Ritual, fungsi ini juga berkaitan dengan komunikasi
ekspresif, komunikasi ritual yang biasanya dilakukan secara kolektif.
Salah satu contoh dari komunikasi ritual adalah kelahiran, sunatan, idul
fitri/adha atau pernikahan. Dalam acara-acara orang biasanya
mengucapkan kata-kata atau menampilkan perilaku simbolik.
Komunikasi ritual juga sering bersifat ekspresif, menyatakan perasaan
terdalam kepada seseorang. Kegiatan ritual memungkinkan para
pesertanya berbagi komitmen emosional dan menjadi perekat bagi
kepanduan mereka, juga bisa menjadi sebagai pengabdian kepada
kelompok. (Mulyana, 2010:27-33)
4. Komunikasi Instrumental, Ada beberapa tujuan umum dari komunikasi
instrumental yaitu menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah
sikap dan keyakinan, mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan
dan juga menghibur. Sebagai instrument, komunikasi tidak saja kita
gunakan untuk menciptakan dan membangun hubungnan, namun juga
untuk menghancurkan hubungan tersebut. (Mulyana, 2010:33-38)

2.2 Penggunaan Bahasa Yang Baik Dalam Media Komunikasi WhatsApp

Bahasa yang digunakan dalam kegiatan komunikasi atau berinteraksi akan


mengalami kesalahan apabila mengalami suatu penyimpangan. Dalam bahasa
Indonesia dikenal dengan adanya istilah kata, kalimat, dan paragraph. Ketiga
istilah tersebut sanat berhubungan erat dan menjadi satu kesatuan. Sebuah kata
akan membentuk kelompok kata. Kelompok kata akan tersusun menjadi kalimat.
Kalimat akan menjadi sebuah paragraf.

Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan
yang mengungkapkan pikiran, perasaan, gagasan, dan ide yang utuh. Dalam
wujud tulisan, kalimat dituntut kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk tata
bahasa ataupun susunan kalimat, ketetapan pemilihan kata (diksi), kebenaran
penggunaan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), dan penggunaa tanda baca dalam
mengunkapkan ide. Kaidah-kaidah bahasa yang harus digunakan pada kalimat
dalam ragam tulis lebih ketat jika dibandingkan dengan kaidah bahasa dalam
ragam lisan. Setiap kosa kata dan aspek tata bahasa yang ditulis harus sesuai
dengan kaidah-kaidah yang telah disepakati bersama. Aspek bahasa tersebut dapat
dilihat dari aspek ejaan, morfologis, diksi, semantik, dan sintaksis. Kalimat yang
telah mematuhi kaidah-kaidah bahasa tersebut dinamakan kalimat baku.

Pada ragam bahasa chatting media komunikasi daring memang tidak secara
kaku diterapkan kaidah tata bahasa baku. Namun tetap memperhatikan tata bahasa
dan etika berbahasa dalam media komunikasi. Penggunaan bahasa chatting
WhatsApp tidak boleh meninggalkan kaidah-kaidah tata bahasa Indonesia.

2.3 Contoh Penggunaan Bahasa Yang Salah Dalam Berkomunikasi Di Media

Komunikasi WhatsApp

Pada saat berkirim pesan, penggunaan bahasa sering terjadi penyimpangan


penggunaan bahasa sehingga menghambat kelancaran komunikasi. Hal ini lebih
dikenal dengan kesalahan berbahasa. Menurut Tarigan (1997:29) “Kesalahan
berbahasa yaitu penggunaan bahasa yang menyimpang dari faktor-faktor penentu
berkomunikasi dan kaidah bahasa, baik secara lisan maupun tulisan’’.

Analisis kesalahan berbahasa sangat diperlukan. Hal ini bertujuan untuk


mengetahui apakah bahasa yang diucapkan, ditulis, dan disusun sudah sesuai
dengan kaidah tata bahasa yang berlaku atau belum. Menurut Corder (dalam
Pateda, 1989:32) “Kesalahan dalam kajian analisis kesalahan berbahasa dapat
diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu kesalahan (error) dan kekeliruan
(mistakes)’’. Kesalahan (error) merupakan kesalahan yang dibuat oleh pengguna
bahasa bersifat sistematis yang disebabkan karena tidak memiliki kompetensi
berbahasa yang memadai. Sedangkan, kekeliruan (mistakes) merupakan kesalahan
yang terkait dengan ketidakmampuan dalam menghasilkan ujaran berbahasa
yangbtidak disengaja. Kekeliruan bukan merupakan hasul dari kurangnya
kompetensi berbahasa yang dimiliki oleh pengguna bahasa. Kekeliruan ini bersifat
tidak sistematis, sehingga ketika pengguna bahasa menyadari kekeliruan tersebut
dapat segera diperbaiki.

Klasifikasi Kesalahan Berbahasa menurut Tarigan (1996/1997: 48-49):


a) Berdasarkan tataran linguistic, kesalahan berbahasa dapat diklasifikasikan
menjadi: kesalahan berbahasa fonologi, morfologi, sintaksis,frasa, klausa,
kalimat, semantik, dan wacana.;
b) Berdasarkan kegiatan berbahasa atau keterampilan berbahasa dapat
diklasifikasikan menjadi kesalahan berbahasa dalam menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis;
c) Berdasarkan sarana atau jenis bahasa yang digunakan dapat berwujud
kesalahan berbahasa secara lisan dan secara tertulis;
d) Berdasarkan penyebab kesalahan tersebut terjadi dapat diklasifikasikan
menjadi kesalahan berbahasa karena pengajaran dan kesalahan berbahasa
karena interfensi; dan
e) Kesalahan berbahasa berdasarkan frekuensi terjadinya dapat
diklasifikasikan atas kesalahan berbahasa yang paling serirng, sedang,
kurang, dan jarang terjadi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:358) ejaan didefinisikan


sebagai kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan
sebagainya) dalam bentuk tulisan seta penggunaan tanda baca. Pada konteks
ejaan, chatting WhatsApp ini berkaitan dengan cara mengatur penulis huruf
menjadi satuan yang lebih besar, misalnya kata, kelompok kata, atau kalimat.
Kecuali itu, ejaan berkaitan pula dengan penggunaan tanda baca satuan-satuan
huruf tersebut.

Ada beberapa kesalahan berbahasa dalam penerapan kaidah Ejaan Bahasa


Indonesia yang ditemukan dalam chatting WhatsApp mahasiswa dan dosen.
Temuan-temuan kesalahan berbahasa sebagai berikut:

Contoh temuan:

1. Ass…Wr…Wb Ibuk mau nanya kalo besok ngumpulinnya gimana yak


soalnya aq baru ada acara pernikahan saudara, jadi sekiranya kalok besok
bisa langsung dikumpulkan diruang berapa Makasih.
2. Selamat siang Bu, ini Safwan. Nanti ad wktu gak Bu, kalau ad waktu saya
mau konsultasi proposal skripsi Bu.
3. Selamat malam, bu. Ini muz. bu, untuk ujian semantik, besok open book
apa tidak? Terimakasih
4. Pagi,bu… .ini Rahmat…. Bu, hari ini pak kaprodi ada di kampus apa
tidak?? Kalau ada, saya hari ini ingin bertemu…..
5. Bu mau nanya bole g buu??
6. Okeeeeee bukkkkkk terimakasih
7. Saya kan belajar tentang cara menulis daftar pustaka kan bu Nah itukan
ada yg dr artikel, surat kabar, tesis Dan lain lain Jd hrus mngkuti yang
mana bu?
8. Slmt sore pak…. mau nanya pak nilaiku kurangnya di mna bapak??
Makanya ngga bisa dapat A pak
9. Maaf mengganggu wktunya pak. pak sy mau nnya tentang nilai sy
bukannya mau protespak, sy mau nanya nilai sya dpt B kekurangannya
dmn pak, soal IPK sy tda sampe 3 mohon pengertiannya pak
10. Pak mau nanya pak napa nilai saya C pak???

Temuan-temuan diatas merupakan cuplikan pesan WhatsApp yang dikirim


mahasiswa pada dosen yang diambil secara acak. Kesalahan pemakaian bahasa
Indonesia dalam bidang ejaan pada contoh diatas, menyangkut beberapa
pemakaian tanda baca, seperti: tanda koma (,), tanda tanya (?), tanda hubung (-),
dan tanda titik (.). Selain tanda baca,kesalahan pemakaian bahasa Indonesia dalam
bidang ejaan juga menyangkut penulisan kata pada huruf, penulisan huruf kapital,
dan penulisan kata yang dipisah. Selain itu, juga terdapat banyak kata yang tidak
baku. Pada tataran struktur kalimat juga ditemukan banyak kesalahan.

Analisis ejaan menjadi prioritas temuan karena ejaan berfungsi sebagai:

1. Alat pembantu tata bahasa.


2. Lanadasan pembakuan kosakata, dan peristilahan.
3. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa asing.

Mustakim (1991:2) mengatakan bahwa “Penyesuain ejaan dianggap penting


dalam penggunaan aspek kebahasaan, karena sesuatu yang dapat dilakukan dalam
penggunaan bahasa secara lisan tidak selalu dapat direalisasikan dalam bahasa
tulis, oleh karena itu kita memerlukan ejaan khususnya tanda koma dan
pelambangannya’’.

Salah satu yang sering diabaikan, mahasiswa pengguna WhatsApp dalam


menulis teks pesan adalah penggunaan tanda baca (pungtuasi). Padahal, tanda
baca dapat membantu orang dalam memahami isi teks atau percakapan. Tanda
baca berfungsi menuntun pembaca atau penerima pesan untuk memahami bagian-
bagian dari kalimat atau isi teks.

Kesalahan yang berdasarkan aspek linguistiknya adalah adanya kesalahan


sintaksis. Menurut Tarigan (1978:199) adalah “Kesalahan atau penyimpangan
struktur frase, klausa dan kalimat serta ketidaktepatan partikel’’. Kesalahan
berbahasa pada tataran struktur kalimat atau sintaksis dapat ditemukan dalam
temuan chatting WhatsApp mahasiswa. Sintaksis merupakan bidang ilmu
linguistic yang mempelajari tentang kata, frase, kalimat, tata letak, dan pola
kalimat. Pola struktur kalimat yang baik dapat membuat teks pesan dalam chatting
WhatsApp mudah dipahami oleh penerima pesan.

Menurut Setyawati (2010: 84-102), “Kesalahan berbahasa dalam bidang


kalimat dapat disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya: kalimat yang tidak
bersubjek, kalimat yang tidak berpredikat, kalimat yang buntung, kalimat yang
ambiguitas, penghilangan konjungsi yang berlebihan, penggandaan subjek, antara
predikat dan objek yang tersisipi, kalimat yang tidak logis, urutan kalimat yang
tidak paralel, penggunaan istilah asing, penggunaan kata tanya yang tidak perlu’’.
Sebagia besar kesalahan yang terdapat pada temuan teks WhatsApp mahasiswa,
kelengkapan unsur penulisan teks komunikasi, misalnya tidak menggunakan
kalimat pembuka, kesalahan penerapan PUEBI meliputi pemakaian tanda baca,
kata depan dan kata sandang, penggunaan kalimat tidak efektif, dan struktur
kalimat, salah satunya karena pengaruh bahasa ibu.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari oleh setiap
manusia. Sebagai mahluk sosial, manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat
dan berinteraksi dengan manusia lainnya. Bahasa memegang peran penting dalam
membentuk hubungan yang baik antar sesama manusia. Untuk menjalin hubungan
yang baik dalam berkomunikasi perlu dipertimbangkan penggunaan bahasa yang
baik juga.

Kesalahan konstruksi sintaksis atau struktur kalimat pada pesan teks


WhatsApp mahasiswa terdiri dari kesalahan konstruksi frase dan kesalahan
konstruksi kalimat. Penyebab kesalahan konstruksi frase dan kalimat lebih
didominasi oleh penguasaan gramatikal mahasiswa yang masih kurang. Secara
gramatikal, kesalahan konstruksi sintaksisdisebabkan oleh penggunaan konstruksi
frase dan kalimat yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa baku Indonesia.
Karena itulah sebaiknya pembelajaran bahas Indonesia di perguruan tinggi
harus lebih ditingkatkan. Kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang tercantum pada
KBBI dan EYD/PUEBI harus terus disosialisasikan melalui berbagai bentuk
media. Karena dalam lingkup akademik pengunaan bahasa Indonesia formal dan
baku merupakan suatu keharusan. Dengan demikian, kualitas berbahasa Indonesia
khususnya pada konteks komunikasi mahasiswa dan dosen di media komunikasi
dapat semakin baik.

DAFTAR PUSTAKA

Mustakim. 1994. Membina Kemampuan Berbahasa. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama

Pateda, Mansoer. 1989. Analisis Kesalahan. Ende Plores: Nusa Indah

Setyawati, Nunik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia. Surakarta:

Yuma Pustaka

Tarigan, Djago Lilies Sulistyaningsih. 1996/1997. Analisis Kesalahan Berbahasa.

Jakarta:

Forsdale. Muhammad. 1981. Pengertian Komunikasi. Jakarta:

Mulyana. 2010. Fungsi Komunikasi. Jakarta:

Anda mungkin juga menyukai