Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Memahami ruang lingkup humas dalam pendidikan

Untuk Memenuhi Mata Kuliah


Humas Dan Layanan Publik
Dosen pembimbing:Muhammad Ainul Yaqin,M.Pd

DISUSUN OLEH:

ALFANI ENGGAR SUSILO

SAIFUL BAHRI

FATHOR ROHMAN

MUHAMMAD JUFRI

MUNDIR MUFIDI

UNIVERSITAS NURUL JADID PAITON PROBOLINGGO


TAHON AKADEMIK 2O2O/2021

I
Kata Pengantar

Puji syukur kehadiratan Allah SWT yang telah menganugerahkan


rahmat, karunia, dan ridha-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
pembuatan makalah ini yang berjudul“Humas dan layanan publik”. Adapun
tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas kelompok pada
mata kuliah “Humas dan layanan publik”.
Dalam kesempatan ini Penulis tidak lupa mengucapkan Terima Kasih kepada
Dosen pembimbing  serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam
penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
perbaikan dari semua pihak yang terkait. Sehingga kekurangan yang ada dapat
diperbaiki dan disempurnakan.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis berharap semoga makalah ini dapat
berguna dan bermanfaat sebagaimana mestinya, khususnya bagi mahasiswa.

29 Maret 2021

II
DAFTAR ISI

BAB I ..............................................................................................1

PENDAHULUAN............................................................................1

A.Latar Beelakang ................................................................1

B.Rumusan Masalah ................................................................1

C.Tujuan ..................................................................................1

BAB II .................................................................................................2

PEMBAHASAN ..................................................................................2

A. Pengertian Public relation dan manajemen humas ............2


B. Sejarah manajemen humas ................................................3
C. Kedudukan dan fungsu public relation dalam manjemen
pendidikan..........................................................................6
D. Humas sebagai alat manajemen ........................................9
E. Metode komunikasi dan kelembagaan..............................11

BAB III .................................................................................................14

KESIMPULAN.....................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................16

III
IV
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Pada dasarnya, humas (hubungan masyarakat) merupakan bidang atau


fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu organisasi yang
bersifat komersial (perusahaan) maupun organisasi yang nonkomersial. Mulai
dari yayasan, perguruan tinggi, dinas militer, sampai dengan lembaga-lembaga
pemerintah, bahkan pesantren dan usaha bersama seperti Gerakan Nasional
Orang Tua Asuh (GN-OTA) pun memerlukan humas. Kebutuhan akan
kehadirannya tidak bisa dicegah, terlepas dari kita menyukainya atau tidak,
karena humas merupakan salah satu elemen yang menentukan kelangsungan
suatu organisasi secara positif. Arti penting humas sebagai sumber informasi
terpercaya kian terasa pada era globalisasi dari “banjir informasi” seperti saat
ini.
Dalam kenyataan sehari-hari, istilah humas sering dikacaukan dengan
istilah “periklanan”, “pemasaran”, “penjualan”, “publisitas”, dan
“propaganda”. Meskipun diantara istilah-istilah ini terdapat hubungan yang
erat (sebagian aspeknya memang tumpang-tindih), namun humas merupakan
suatu entitas tersendiri yang memiliki definisi berbeda.

B.RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Public Relation(Humas) dan manajemen humas ?
2. Seperti apa Sejarah Manajemen Humas?
3. Apa saja Kedudukan dan fungsi Public Relation dalam Manajemen
pendidikan?
4. Hunas Sebagai Alat Manajemen
5. Metode Komunikasi Dan Kelembagaan
 
C.TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian Public Relation(Humas) dan manajemen
humas.
2. Untuk Mengetahui Sejarah manajemen Humas
3. Untuk Mengetahui Kedudukan dan fungsi Public Relation dalam
Manajemen pendidikan
4. Untuk Mengetahui humas sebagai alat komuniksai
5. Untuk Mengetahui metode komunikasi dan kelembagaan

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Public Relation(Humas) dan manajemen humas
 Seiring dengan pesatnya pembangunan dalam berbagai bidang dan
memasuki era globalisasi, maka makin terasa pula kebutuhan peran
seorang Public Relations dalam menunjang efektifitas sebuah
organisasi. Misalnya dalam bidang industri, perusahaan, pendidikan,
pemerintahan, kerohanian, sosial, ekonomi, politik, perburuhan dan
lain sebagainya1
Public Relations (PR) menurut Frank Jefkins adalah suatu bentuk
komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara
suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai
tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. PR
menggunakan metode manajemen berdasarkan tujuan (management by
objectives). Dalam mengejar suatu tujuan, semua hasil atau tingkat
kemajuan yang telah dicapai harus bisa diukur secara jelas, mengingat
PR merupakan kegiatan yang nyata. Kenyataan ini dengan jelas
menyangkal anggapan keliru yang mengatakan bahwa PR merupakan
kegiatan yang abstrak. Sedangkan British Institute Public Relations
mendefinisikan PR adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara
terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan
memelihara niat baik (good will) dan saling pengertian antara suatu
organisasi dengan segenap khalayaknya.2
 Sedangkan pengertian Manajemen Humas dalam Pendidikan adalah
Rangkaian pengelolaan yang berkaitan dengan kegiatan hubungan
lembaga pendidikan dengan masyarakat (orang tua murid) yang
dimaksudkan untuk menunjang proses belajar mengajar di lembaga
pendidikan bersangkutan.
Tujuan humas itu sendiri adalah untuk memastikan bahwa niat
baik dan kiprah organisasi yang bersangkutan senantiasa dimengerti
oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Setiap organisasi dinilai
berdasarkann sepak terjangnya. Humas itu jelas berkaitan dengan niat
baik dan reputasi.
Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses penyampaian berita
dari suatu sumber berita kepada orang lain. Memberikan berita kepada
orang lain merupakan proses pemindahan ide, penyampaian berita
sendiri maupun ide dari orang lain.
Komponen-komponen dalam komunikasi adalah:
a. Sumber atau sumber berita
1
Dr. Arni, Muhammad., Komunikasi Organisasi, Cetakan ketujuh, (Jakarta:Bumi
Aksara,,2005)hal.40
2
Jefkins, Frank., Public Relations, Edisi Kelima, Direvisi Oleh Daniel Yadin, (Jakarta:Erlangga
2003)hal.24

2
b. Pengirim berita
c. Berita atau pesan atau isyarat
d. Media atau sarana penyampai berita
e. Penerima berita (komunikasi)
f. Tujuan komunikasi3.

B. Sejarah Manajemen Humas

Istilah Public Relations atau PR, atau disebut juga provincial, secara umum
sebagai hubungan masyarakat yang disingkat menjadi humas. Istilah PR baru
dikenal pada abad ke-20, tetapi gejalanya sudah tampak sejak abad-abad
sebelumnya, bahkan sejak zaman primitive. Para ahli public relation
mengatakan bahwa gejala public relation sudah ada sejak manusia-manusia
pertama ada, yaitu sejak adanya Adam dan Hawa.
Gejala tersebut adalah hubungan antar manusia, pemberitahuan seseorang
kepada orang lain, upaya seseorang mempengaruhi orang lain, dan
sebagainya. Unsur dasarnya adalah memberikan informasi, membujuk dan
mengintegrasikan khalayak dalam kehidupan masyarakat. Hubungan yang
diharapkan adalah hubungan yang harmonis. Harmonis dalam arti saling
pengertian dan persesuaian antara kedua belah pihak, satu sama lain saling
memperoleh keuntungan dan merasa senang.
Pada zaman purba, orang berinteraksi dengan orang lain yang berjauhan
tempatnya melalui tanda-tanda, seperti asap api diatas gunung atau tabuh-
tabuhan untuk memberitahukan sesuatu kepada oranglain atas dasar
memelihara hubungan baik dengan sesamanya.
Pada abad pertengahan, suatu langkah maju dalam kegiatan public relations
terlihat pada, yaitu timbulnya perselisihan dagang yang disebut gilda di
Eropa. Gilda saat itu merupakan organisasi yang aggotanya terdiri atas
orang-orang yang bermatapencaharian sama. Dalam organisasi ini mereka
memilih pengurus dan menentukan peraturan yang dapat menjamin
ketentraman bersama dalam bidang perniagaannya. Perkumpulan dagang
tersebut bertujuan membatasi persaingan dari dalam dan menolak persaingan
dari luar, berusaha meningkatkan hasil produksinya kepada public dengan
mengadakan penerangan atau pemberitahuan tentang kualitas, faedah, dan
manfaat barang produksinya bagi pemakai. Dengan hal tersebut,
perkumpulan dagang itu berhasil merebut pasaran bagi hasil produksinya.
Dari kegiatan tersebut, tampak adanya praktik public relations yang
terorganisasi. Oleh karena itu, sebagian besar ahli sejarah menyatakan bahwa
public relations yang terorganisasi timbul pada zaman gilda. Bahkan, tidak
hanya memulai public relations yang terorganisasi, kegiatan para gilda itu
pun memulai adanya propaganda perdagangan yang dilakukan oleh para
anggotanya.[10]

3
Morissan, Manajemen Publik Relation Strategi menjadi Humas Profesional, (Jakarta:
Perdana Media Group,2008)hal,85

3
Dari gejala public relations tersebut kemudian menjadi suatu konsep dan
selanjutnya menjadi sebuah profesi. Hal ini terjadi berkat kegiatan yang
dilakukan oleh para pelopor public relations, antara lain: Ivy L. Lee, Paul
Garret, T.J. Ross, Eric Johnston, Arthur W. Page, Carl Byoir dan Verne
Burnett. Diantara tokoh-tokoh tersebut Ivy Ledbetter Lee dianggap sebagai
“The Father of Public Relations”, yang pada tahun 1906 berhasil
menanggulangi kelumpuhan industry batu bara di Amerika Serikat dengan
sukses.
1. Public Relations di Indonesia
Public relations secara konseptual dalam pengertian “state of being” di
Indonesia baru dikenal pada tahun 1950-an, dan pengembangan secara
akademik sejak awal decade 1960. Dalam pengertian state of being, public
relations di Indonesia menggunakan hubungan masyarakat atau “humas”
sebagai terjemahan dari public relations. Dengan demikian, maka di berbagai
instansi dapat dijumpai Direktorat Hubungan Masyarakat atau Biro
Hubungan Masyarakat atau Bagian Hubungan Masyarakat, tergantung dari
besar kecilnya organisasi dan luas sempitnya ruang lingkup yang dijangkau.

Pada public relations melekat dua aspek yang hakiki yang tidak bisa tidak
ada. Apabila tidak ada kedua aspek tersebut. Maka nama lembaga atau nama
kegiatan itu bukanlah public relations. Kedua aspek tersebut adalah:
a) Sasaran public relations adalah public intern (internal public) dan public
ekstern (external public).
Public intern adalah orang-orang yang berada atau tercakup oleh organisasi,
seluruh pegawai mulai dari staf sampai karyawan bawahan )dalam
perusahaan termasuk pemegang saham). Sedang public ekstern adalah orang-
orang yang berada di luar organisasi yang ada hubungannya dan yang
diharapkan ada hubungannya.
b) Kegiatan public relations adalah komunikasi dua arah timbal balik
(reciprocal two way traffic communication).
Yang berarti bahwa dalam penyampaian informasi, baik ke public intern
maupun public ekstern harus terjadi umpan balik. Dengan demikian Public
Relations Officer yang melakukan kegiatan tersebut mengetahui opini public
(public opinion) sebagai efek dari komunikasi yang ia lakukan. Sudah tentu
opini public yang menyenangkan (favourable) yang diharapkan. Apabila
yang terjadi sebaliknya, maka ia harus berusaha agar yang negative menjadi
positif.4

2. Kedekatan dengan Teori Zaman Public Relation/Humas


Sebagai ilmu pengetahuan, public relations masih relative baru bagi
masyarakat Indonesia. Public relations merupakan gabungan berbagai ilmu

4
Onong Uchjana Effendy, Human Relations dan Public Relations, (Bandung: Mandar Maju),
1993, hal. 98.

4
dan termasuk dalam jajaran ilmu-ilmu social, seperti halnya ilmu politik,
ekonomi, sejarah, psikologi, sosiaologi, komunikasi, dan lain-lain.
Dalam kurun waktu 100 tahun terakhir ini, public rwlations mengalami
perkembangan yang sangat cepat. Akan tetapi, perkembangan public
relations disetiap Negara tidaklah sama dalam bentuk ataupun kualitasnya.
Proses perkembangan public relations lebih banyak ditentukan oleh situasi
masyarakat yang kompleks.

Berikut adalah perkembangan sejarah public relations kontemporer


berdasarkan teori Gunig dan Hunts.
a) Zaman Publisitas (Tahun 1800-an)
Zaman ini fokus pada penyebaran info dan mendapat perhatian. Komunikasi
bersifat satu arah. Penelitian: kegunaan saat ini: dunia hiburan, olahraga,
marketing.

Pada tahun 1820, Amos Kendall, seorang penulis dan editor dari Kentucky
yang kemudian menjasi asisten Presiden Andrew Jackson, memiliki
pengaruh paling besar pada zaman publisitas. Pada tahun 1829 ia menjadi
sekretaris pers Gedung Putih pertama. Ia menulis pidato, Koran, dan siaran
berita kenegaraan, mengadakan angket tentang opini masyarakat, dan
mengembangkan surat kabar milik pemerintah.

Pada tahun 1896 kampanye kepresidenan Bryan-Mckinley untuk pertama


kalinya mengerahkan semua usaha untuk mendapat opini public, yakni
dengan menggunakan poster, pamphlet, rilis berita, pidato, dan pertemuan
langsung dengan public di setiap pemberitahuan kereta di seluruh pelosok
Negara.

b) Zaman Informasi (Awal Tahun 1900-an)


Zaman ini focus pada kejujuran dan akurasi dari penyebaran info.
Komunikasi bersifat satu arah. Penelitian: kegunaan saat ini: pemerintahan,
lembaga nonprofit, dan lembaga bisnis.

Pada zaman informasi, ditemukan banyak kantor dan departemen humas


yang didirikan untuk menyediakan informasi yang akurat, jujur, dan disukai
secara berkala pada public mengenai sebuah lembaga. Tokoh yang sangat
penting pada zaman ini adalah Ivy Ledbetter Lee. Konstribusinya bagi
humas, antara lain Declaration of Principles yang disebutkannya sebagai
komunikasi yang jujur pada public.

c) Zaman Advokasi (Pertengahan Tahun 1900)


Zaman ini focus pada mengubah sikap dan memengaruhi perilaku.
Komunikasi bersifat dua arah. Penelitian: sikap dan opini. Kegunaan pada
saat ini: lembaga bisnis yang bersaing, penyebab, dan pergerakan.

5
Teori advokasi bisa digunakan pada banyak situasi. Biasanya kantor PR
memberikan layanan advokasi, terutama untuk klien yang produk atau
jasanya memiliki pesaing. Teori ini lazim digunakan dalam politik public
relations.

Sepanjang pertengahan dan akhir abad ke-20, banyak penelitian dan praktik
PR dibuat dengan teori advokasi, yaitu organisasi mecoba untuk
memengaruhi siakp dan perilaku public. Pada masa ini banyak penelitian
yang berhubungan dengan propaganda, pencucian otak, dan manipulasi
social. Setelah perang selesai, banyak praktisi dan peneliti melanjutkan
penjelajahan mereka ka komunikasi persuasi.

d) Zaman Hubungan (Akhir Tahun 1900-Sekarang)


Zaman ini focus pada pemahaman bersama dan penyelesaian konflik.
Komunikasi bersifat dua arah. Penelitian: persepsi, nilai. Kegunaan pada saat
ini: perusahaan, pemerintah, lembaga nonprofit.

Pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21, lahir pendekatan baru terhadap
public relations, melengkapi tiga teori sebelumnya mengenai publisitas,
informasi public, dan advokasi. Teori ini berdasarkan prinsip komunikasi
sebagai kegiatan mendengarkan dan menyelesaikan masalah untuk
keuntungan dua belah pihak, baik lembaga maupun public. Teori hubungan
ini dipandang sebgai penyelesaian, dalam dunia religious, gerakan kristiani
dan komunikasi antaragama menjadi contoh teori hubungan ini. Dalam dunia
bisnis, rekaan public dan perekrutan consumer menjadi contoh teori ini.5

C. Kedudukan dan fungsi Public Relation dalam Manajemen pendidikan

Pada dasarnya humas atau public relation sangat di butuhkan dalam


sebuah perusahaan untuk membangun image yang positif.Namun tidak hanya
dalam sebuah perusahaan,pada sebuah lembaga soasial seperti lembaga
pendidika yang merupakan tempat untuk menyalurkan ilmu paada generasi
penerus bangsa juga memerlukan fungsi manajemen humas.
Humas dalam sebuah lembaga pendidikan berperan untuk memasarkan
dan membangun image yang baik,agar masyarakat mampu percaya pada
lembaga pendidikan tersebut.Selain itu humas dalam lembaga pendidikan
juga berperan untuk membina dan mengelola hubungan yang baik dengan
publik internal seperti antar kareawan karena hubungan yang baik dalam
publik inteernal sangat di butuhkan untuk membangun dan menjaga lembaga
pendidikan itu sendidri.Selain dengan publik inernal,humas dalam lembaga
pendidikan juga berperan untuk membina dan menjaga hunungan yanga baik

5
Zainal Mukarom & Muhibudin Wijaya laksana,manajemen public relation panduan efektif,
(Bandung: Pustaka Setia). 2015.hal. 19.

6
dengan publik eksternal yaitu dengan masyarakat.untuk mendapatkan
kepercaan diri masyarakat humas harus mampu menjaga hubungan baik
tersebut.Humas juga harus mampu mendengar keinginan dan opini
masyarakat.
Peran humas di lembaga pendidikan ke depan antara lain :
1. Membina hubungan harmonis kepada public internal (dalam
lingkungan lembaga pendidikan, seperti : dosen/guru, tenaga
administrasi dan siswa) dan hubungan kepada public eksternal
(di luar lembaga pendidikan, seperti : orang tua siswa dan diluar
lembaga pendidikan)
2. Membina komunikasi dua arah kepada public internal (
dosen/guru, karyawan dan mahasiswa/siswa) dan public
eksternal (lembaga luar/instansi, masyarakat dan media massa)
dengan menyebarkan pesan, informasi dan publikasi hasil
penelitian dan berbagai kebijakan-kebijakan yang ditetapkan
pimpinan
3. Mengidentifikasi dan menganalisis suatu opini atau berbagai
pesoalan, baik yang ada di lembaga pendidikan maupun yang ada
di masyarakat
4. Berkemampuan mendengar keinginan atau aspirasi-aspirasi yang
terdapat dalam masyarakat
5. Bersikap terampil dalam menterjemahkan kebijakan-kebijakan
pimpinan dengan baik.

Fungsi humas menurut Irving Smith Kogan dalam artikelnya Public


Relations mengatakan bahwa fungsi pokok humas antara lain adalah “fungsi
manajemen sebagai peneliti dan penilai selera dan sikap masyarakat,
menyelaraskan kebijakan organisasi dengan kepentingan umum, serta
merumuskan dan melaksanakan suatu program kerja untuk mendapatkan
dukungan dan kepercayaan masyarakat.6
Agar lembaga pendidikan dapat mengantisipasi berbagai persoalan
global, khususnya mengantisipasi masalah opini negatif terhadap suatu
lembaga pendidikan diperlukan fungsi humas sebagai alat manajemen pada
suatu lembaga pendidikan. Artinya fungsi humas tidak terpisahkan dengan
fungsi kelembagaan pendidikan tersebut. Sehingga fungsi humas dalam
lembaga pendidikan bersifat melekat pada manajemen organisasi di institusi
tersebut. Humas menyelenggarakan komunikasi dua arah (timbal balik)
antara lembaga pendidikan yang diwakilinya dengan publik (masyarakat).
Artinya fungsi ini turut menentukan sukses tidaknya visi dan misi dari suatu
lembaga pendidikan.7
6
Rachmadi, Public Relations dalam Teori dan praktek cetakan ke-3. PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 1994.Hal. 19
7
Zulkarnain Nasution,Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan : UMM Press,Malang,2010.
Hal. 22

7
Fungsi-fungsi manajemen humas dalam kegiatan pada lembaga
pendidikan antara lain :

1. Mampu sebagai mediator dalam menyampaikan komunikasi secara


langsung (komunikasi tatap muka) dan tidak langsung (melalui media
pers) kepada pimpinan lembaga dan publik intern ( dosen/guru, karyawan,
dan mahasiswa/siswa)
2. Mendukung dan menunjang kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
mempublikasi lembaga pendidikan. Dalam hal ini humas bertindak
sebagai pengelola informasi kepada publik intern dan publik ekstern,
seperti :
menyampaikan informasi kepada pers, dan promosi.
3 Menciptakan suatu citra yang positif terhadap lembaga pendidikannya
Ada 3 (tiga) alasan mendasar pentingnya peran humas pada lembaga
pendidikan, antara lain :8

1. Pengelolaan lembaga pendidikan masa yang akan datang


semakin otonom, sehingga pimpinan selalu menghasilkan
kebijakan yang terkait dengan kelembagaannya. Dalam hal ini
diperlukan suatu bagian yang dengan intensif dan terprogram
mensosialisasikan kebijakan tersebut kepada masyarakat baik di
tingkat internal maupun eksternal.
2. ini diperlukan suatu bagian yang dengan intensif dan terprogram
mensosialisasikan kebijakan tersebut kepada masyarakat baik di
tingkat internal maupun eksternal.
3. Perkembangan media massa di daerah semakin meningkat, baik
media televisi swasta lokal (daerah), radio maupun media cetak,
khususnya, sudah pasti selalu mencari informasi yang aktual di
perguruan tinggi, untuk itu perlu membina hubungan yang
harmonis dengan media massa tersebut agar informasi atau
beritaberita tentang lembaga pendidikan selalu baik dan positif.

Fungsi humas lembaga pendidikan dalam hal ini praktisi humas


dituntut selalu profesional dalam mengelola informasi sehingga
terwujudnya citra positif lembaga. Sebab peran komunikasi yang
dibangun melalui jaringan informasi kehumasan sangat penting bagi
lembaga pendidikan

D.Humas Sebagai Alat Manajemen


8
Ibid.25

8
Humas sebagai alat manajemen berarti secara struktural humas merupakan
bagian dari organisasi yang bertugas membuat program secara integral. Humas
mempunyai fungsi yang melekat pada manajemen perusahaan secara dua arah,
yaitu antara lembaga dan publiknya. Dari fungsi tersebut humas mempunyai
peran dalam menentukan sukses atau tidaknya visi, misi, serta tujuan sebuah
organisasi atau perusahaan.
Peran strategis humas dalam manajemen organisasi terlihat dengan adanya
beberapa aktivitas pokok kehumasan yaitu:
1) Mengevaluasi opini publik
2) Mengidentifikasikan kebijakan dan prosedur organisasi untuk
kepentingan publik
3) Merencakan dan melaksanakan program kegiatan
4) Menciptakan dan mengembangkan persepsi baik bagi organisasi,
perusahaan, lembaga, atau produknya terhadap masyarakat yang akan
menimbulkan dampak positif.

 MANAJEMEN HUMAS SECARA OPERASIONAL


Dikaitkan dengan fungsi Public Relations dalam Manajemen Humas
(Cutlip et. Al. 2000: 5) secara operasional teknisnya yaitu sebagai berikut:

Public Relations berfungsi melaksanakan:


a. Penelitian (research)
Baik untuk memperoleh data primer dan sekunder, maupun penelitian
bersifat opinion research, secara kualitatif dan kuantitatif. Penelitian
bersifat riset motivasi yang tertuju pada jiwa manusia yang berkaitan
dengan kebutuhan dan keinginan (needs and wants) yang paling
mendasar. Data-data tersebut digunakan untuk menyusun program
yang dilaksanakan oleh praktisi dalam kegiatan humas.
b. Perencanaan (planning)
Penyusunan suatu program acara (event) atau agenda setting dan
program kerja humas berdasarkan fakta di lapangan, kebijakan,
prosedur, tema dan kemampuan dana serta dukungan dari pihak terkait.
c. Pengkoordinasian (coordinating)
Mengkoordinasi suatu tim kerja dengan menentukan kerjasama dan
keterlibatan bagian atau divisi lainnya dalam satu koordinasi tim yang
solid sebagai upaya pencapaian tujuan perusahaan.
d. Administrasi (administration)
Menyangkut masalah administrasi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,
dokumentasi, sistem pengarsipan dan pencatatan keluar atau yang
masuknya uang, dan sekaligus merupakan suatu bukti tertulis/tercatat
dalam sistem administrasi yang baik.

9
e. Produksi (production)
Bentuk produksi yang dihasilkan oleh humas berupa produk publikasi
dan promosi dalam upaya mendukung perluasan pemasaran produk
yang berpengaruh pada perusahaan.

f. Partisipasi khalayak atau komunitas (community participation)


Mempunyai arti partisipasi humas dalam melakukan suatu komunikasi
timbal balik bagi kepentingan organisasi juga publiknya. Misalnya
dalam kegiatan CSR, kegiatan peduli bidang social marketing dan
social care.

g. Nasehat (advisory)
Diharapkan humas dapat memberikan sumbangan saran kepada
pimpinan berkenaan dengan penyesuaian kebijakan demi kepentingan
publik eksternal/internal, maupun berdasarkan hasil pengidentifikasian
keinginan dan reaksi opini publik terhadap perusahaan.

· 
E.Metode Komonikasi dan Kelembagaan

10
Metode berasal dari bahasa yunani”Mithodos”yang berarti cara atau jalan
yang di tempuh.Secara ilmiah mitode adalah kerangka untuk melakukan
tindakan,atau suatu kerangka berfikir menyusun gagasan,yang
beraturan,terarah dan terkonteks,yang relevan dengan maksud dan
tujuan.Secara ringkas metode adlah suatu sustem untuk melakukan suatu
tindakan untuk mencapai suatu tujuan.
Sedanglan komunikasai adalah satu-satunya alat untuk dapat
berhubungandengan orang lain di lingkunganya adalh komuniksai baik secara
verbal maupun non verbal(bahasa tubuh dan isyart yang baik banyk di
mengerti oleh suku bangsa).
Metode komuniksai adalah korekasi antara ilmu dan komuniksi dengan
organisasi yang tefokus pada manusia-manusiayang terlibat dalam pencapaian
tujuan organisasiyang berfokus pada teknik,media,proses dan faktor-faktor
yang menjadi penghambat perosess komuniksai organisasi.
Dalam hal penyampaian pesan dan komunikator kepada komunikan
terdapat banyak cara(metode)yang dapat di gunakan,hal ini tergantung pada
macam-macam tingkat pengetahuan,pendidikan,sosial budaya dan latar
belakang dari komunikasi sehingga komunikator harus dapat melihat metode
atau cara yang akan di pakai supaya pesan yang di sampaikan mengeniai
sasaran.Metode atau cara tersebut antara lain;
1. Komunikator mengirim pesan lamsung kepada
komunikansehingga timbul kemungkinan terjadi proses atau arah.
2. Komunikator dalam menyampaikan pesannya tidak langsung
kepada komunikan,tetapi melalu orang-orang tertentudan
kemudian mereka ini keneruskan pesan kepada komunikan
3. Dalam meyampaikan pesan,komunikator melakukan dengan cara-
cara yang lain,tidan selalu menggunakan komuniksai satu arah dan
komunikai dua arah,akan tetapi dengan cara yang lain,yaitu melalu
berbagai tahap.

Kelembagaan berasal dari kata lembaga, yang berarti aturan dalam


organisasi atau kelompok masyarakat untuk membantu anggotanya agar dapat
berinteraksi satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan yang diingnkan.
Selain itu lembaga juga dapat diartikan sebagai aturan dalam sebuah kelompok
social yang sangat dipengaruhi oleh factor-faktor social, politk dan ekonomi.

Lembaga dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu lembaga formal dan
non-formal. Lembaga formal adalah kumpulan dua orang atau lebih yang
memiliki hubungan kerja rasional dan mempunyai tujuan bersama, biasaya
mempunyai struktur organisasi yang jelas, contohnya perseroan terbatas,
sekolah, pertain politik, badan pemerintah, dan sebagainya. Lembaga nono-
formal adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai tujuan

11
bersama dan biasanya hanya memiliki ketua saja. Contohnya arisan ibu-ibu
rumah tangga, belajar bersama, dan sebagainya. Lembaga formal memiliki
struktur yang menjelaskan hubungan-hubungan otoritas,kekuasaan
akuntabilitas dan tanggung jawab serta bagamaina bentuk saluran komunikasi
berlangsung dengan tugas-tugas bagi masing-masing anggota. Lembaga
formal bersifat terencana dan tahan lama, karena ditekankan pada aturan
sehingga tidak fleksibel. Pada lembaga non-formal biasanya sulit menentukan
untuk waktu nyata seorang untuk menjadi anggota organisasi, bahkan tujuan
dari organisasi tidak terspesifikasi dengan jelas. Lembaga nono-formal dapat
dialihkan menjadi lembaga formal apabila kegiatan dan hubungan yang terjadi
di dalam di lakukan secara terstruktur atau memiliki struktur organisasi yang
lengkap dan terumuskan.

Kelembagaan adalah suatu hubungan dan tatanan antara anggota


masyarakat atau organisasi yang melekat, di wadahi dalam suatu jaringan atau
organisasi, yang dapat menentukan suatu hubungan antara manusia atau
organisasi dengan ditentukan oleh faktor-faktor pembatas dan pengikat brupa
norma, kode etik atau aturan formal dan non-formal untuk berkerjasama demi
mencapai tujuan yang diinginkan, menurut bulkis, kelembagaan berarti
seperangkat peraturan yang mengatur tingakah laku masyarakat untuk
mendapatkan tujuan hidup mereka. Kelembagaan berisi sekelompok orang
yang bekerjasama dengan pembagian tugas tertentu untuk mencapai suatu
tujuan yang diinginkan. Tujuan peserta kelempok dapat berebeda, tetapi dalam
organisasi menjadi satu kesatuan. Kelembagaan lebih ditekankan pada aturan
main (the rules) dan kegiatan kolektif (collective action) untuk mewujudkan
kepentingan umum atau bersama. Kelembagaan menurut beberapa ahli,
sebagian dilihat dari kode etik dan aturan main. Sedangkan sebagian lagi
dilihat pada organisasi dengan struktur, fungsi dan menejemennya. Saat ini
kelembagaan biasanya dipadukan antara organisasi dengan aturan main.
Kelembagaan merupakan suatu unit sosialn yang berusaha untuk mencapai
tujuan tertentu dan menyebabkan lembaga tunduk pada kebutuhan tersebut.

Beberapa unsur penting dalam kelembagaan adalah isntitusi, yang


merupakan landasan untuk membangun tinkah laku sosial masyarakat, norma
tingkah laku yang telah mengakar pada kehidupan masyarakat dan telah
diterima untuk mencapai tujuan tertentu, peraturan dengan penegakan aturan,
aturan dalam masyarakat yang memberikan wadah koordinasi dan kerjasama
dengan dukungan hak dan kewajiban serta tingkah laku anggota, kode etik,
kontrak, pasar, hak milik, organisasi, insentif. Kelembagaan lokal dan area
aktifitasnya terbagi menjadi tiga kategori, yaitu kategori sektor publik
(administrasi lokal dan pemerintah lokal), kategori sektor suka rela (organisasi
keanggotaan dan koperasi), organisasi swasta (organisasi jasa dan bisnis
swasta

12
Berdasarkan beberapa teori diatas dapat diketahui pengertian kelembagaan
adalah suatu pola hubungan antara anggota masyarakat yang saling mengikat,
diwadahi dalam suatu jaringan atau organisasi dengan ditentukan oleh faktor-
faktor pembatas dan pengikat berupa norma, kode etik aturan formal dan
nono-formal untuk bekerjasama demi mencapai tujuan yang diinginkan.

13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Public telation adalah suatu bentuk komunikasi yang terencana, baik itu
ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua
khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang
berlandaskan pada saling pengertian.
Sedangkan pengertian Manajemen Humas dalam Pendidikan adalah
Rangkaian pengelolaan yang berkaitan dengan kegiatan hubungan lembaga
pendidikan dengan masyarakat (orang tua murid) yang dimaksudkan untuk
menunjang proses belajar mengajar di lembaga pendidikan bersangkutan.
Istilah Public Relations atau PR, atau disebut juga provincial, secara
umum sebagai hubungan masyarakat yang disingkat menjadi humas. Istilah
PR baru dikenal pada abad ke-20, tetapi gejalanya sudah tampak sejak
abad-abad sebelumnya, bahkan sejak zaman primitive. Para ahli public
relation mengatakan bahwa gejala public relation sudah ada sejak manusia-
manusia pertama ada, yaitu sejak adanya Adam dan Hawa.
Humas dalam sebuah lembaga pendidikan berperan untuk memasarkan
dan membangun image yang baik,agar masyarakat mampu percaya pada
lembaga pendidikan tersebut.Selain itu humas dalam lembaga pendidikan
juga berperan untuk membina dan mengelola hubungan yang baik dengan
publik internal seperti antar kareawan karena hubungan yang baik dalam
publik inteernal sangat di butuhkan untuk membangun dan menjaga
lembaga pendidikan itu sendidri.Selain dengan publik inernal,humas dalam
lembaga pendidikan juga berperan untuk membina dan menjaga hunungan
yanga baik dengan publik eksternal yaitu dengan masyarakat.untuk
mendapatkan kepercaan diri masyarakat humas harus mampu menjaga
hubungan baik tersebut.Humas juga harus mampu mendengar keinginan
dan opini masyarakat.
Fungsi-fungsi manajemen humas dalam kegiatan pada lembaga
pendidikan antara lain :

1.Mampu sebagai mediator dalam menyampaikan komunikasi secara


langsung (komunikasi tatap muka) dan tidak langsung (melalui media pers)
kepada pimpinan lembaga dan publik intern ( dosen/guru, karyawan, dan
mahasiswa/siswa)
2.Mendukung dan menunjang kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
mempublikasi lembaga pendidikan. Dalam hal ini humas bertindak sebagai
pengelola informasi kepada publik intern dan publik ekstern, seperti :
menyampaikan informasi kepada pers, dan promosi.
3. Menciptakan suatu citra yang positif terhadap lembaga pendidikannya.

14
humas dalam manajemen organisasi terlihat dengan adanya beberapa
aktivitas pokok kehumasan yaitu:
1) Mengevaluasi opini publik
2) Mengidentifikasikan kebijakan dan prosedur organisasi untuk
kepentingan publik
3) Merencakan dan melaksanakan program kegiatan
4) Menciptakan dan mengembangkan persepsi baik bagi organisasi,
perusahaan, lembaga, atau produknya terhadap masyarakat yang akan
menimbulkan dampak positif.

15
DAFTAR PUSTAKA
 Dr. Arni, Muhammad., Komunikasi Organisasi, Cetakan ketujuh,
Penerbit PT Bumi Aksara, Jakarta, 2005
 Jefkins, Frank., Public Relations, Edisi Kelima, Direvisi Oleh Daniel
Yadin, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2003
 Rachmadi. 1994. Public Relations dalam Teori dan praktek cetakan
ke-3. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama
 Nasution Zulkarnain. 2010. Manajemen Humas di Lembaga
Pendidikan : Konsep, Fenomena dan Aplikasinya. Malang. UMM
Press
 Effendy, Onong Uchjana. Human Relations dan Public Relations.
(Bandung: Mandar Maju). 1993.
 Mukarom, Zainal & Laksana, Muhibudin Wijaya. Manajemen Public
Relation panduan efektif pengelolaan hubungan masyarakat,
(Bandung: Pustaka Setia). 2015

        

16

Anda mungkin juga menyukai