Anda di halaman 1dari 18

TUGAS LINTAS MINAT

MATA KULIAH KOMUNIKASI PEMASARAN KESEHATAN


TERINTEGRASI

“Public relation dan Sponsorship”

Disusun Oleh:
Kelompok 5
1. Rizka Dara Nabilah 101611133003
2. Fairuz Haniyah R 101611133038
3. Sofina Setiawati 101611133110
4. Sufi Aulia Maghfiroh 101611133128

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ............................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................2
1.3 Tujuan ........................................................................................................2
1.4 Manfaat ......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3
2.1 Public Relation .........................................................................................3
2.1.1 Definisi Public Relation.........................................................................3
2.1.2 Fungsi Public Relation...........................................................................4
2.1.3 Peran Public Relation ............................................................................5
2.1.4 Tugas Public Relation ............................................................................7
2.1.5 Media Public Relation ...........................................................................8
2.1.6 Penerapan Public Relation dalam Kesehatan Masyarakat ...................10
2.2 Sponsorship.............................................................................................11
2.2.1 Definisi Sponsorship ............................................................................11
2.2.2 Manfaat Sponsorship ...........................................................................12
2.2.3 Sponsorship Bidang Kesehatan ...........................................................13
2.2.4 Prinsip Sponsorship Bidang Kesehatan ...............................................13
2.2.5 Penerapan Sponsorship Bidang Kesehatan ..........................................14
BAB III KESIMPULAN ......................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi ini, peran public relations sudah dianggap penting bagi
sebuah lembaga/organisasi baik pemerintah maupun swasta. Timbulnya
persaingan-persaingan yang bersifat kompetitif menuntut lembaga/organisasi
pemerintah maupun swasta tersebut untuk mampu bersaing ketat
mempertahankan serta memajukan lembaganya/organisasinya tersebut. Salah
satunya adalah dalam menjalin hubungan baik antara lembaga/organisasi
dengan masyarakat yang tidak bisa diabaikan begitu saja, karena tanpa adanya
hubungan baik antara lembaga/organisasi dengan masyarakatnya, maka tidak
akan tercipta suasana yang kondusif serta keterbukaan dan penerimaan dari
masyarakat mengenai segala hal yang berhubungan dengan lembaga/organisasi
termasuk kebijakan-kebijakan dari lembaga tersebut. Maka dari itu banyak
lembaga/organisasi pemerintah maupun swasta yang sekarang ini
membutuhkan peran public relations.
Saat ini tugas public relations sudah semakin komplek, tidak hanya
berperan membentuk citra lembaga/organisasi namun juga sebagai
komunikator yang baik bagi masyarakat ekstern maupun intern. Seorang public
relation pun dituntut tidak hanya mementingkan penampilan fisik/luarnya saja
namun yang paling penting adalah seorang public relation harus mempunyai
kemampuan berkomunikasi yang baik serta pandai bergaul dengan publik.
Public relations mendapat tempat sebagaimana mestinya sebagai lembaga yang
dekat dengan pimpinan, merupakan suatu posisi yang ideal. Meskipun seorang
public relation masih belum berwenang sebagai pengambil keputusan namun
berperan untuk menjembatani hubungan antara pimpinan dengan publik, baik
internal maupun eksternal. Sponsorship adalah alat komunikasi pemasaran yang
unik karena menyediakan media dimana perusahaan dapat bekerja sama dengan
konsumen yang mereka targetkan. Selain itu, sponsorship merupakan salah satu
cara dalam strategi pemasaran untuk dapat mencapai tujuan masing-masing
perusahaan. Sasaran Sponsorship di bidang kesehatan dapat diberikan kepada
tenaga kesehatan, kepada Institusi, organisasi fasilitas pelayanan kesehatan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi public relation?
2. Apa fungsi public relation?
3. Apa peran public relation?
4. Apa tugas public relation?
5. Apa saja media public relation?
6. Bagaimana penerapan public relation dalam kesehatan masyarakat?
7. Apa definisi dari sponsorship?
8. Apa manfaat sponsorship?
9. Bagaimana sponsorship dalam bidang kesehatan?
10. Apa prinsip sponsorship di bidang kesehatan?
11. Bagaimana penerapan sponsorship di bidang kesehatan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi public relation.
2. Mengetahui fungsi public relation.
3. Mengetahui peran public relation.
4. Mengetahui tugas public relation.
5. Mengetahui media public relation.
6. Mengetahui penerapan public relation dalam kesehatan masyarakat.
7. Mengetahui definisi dari sponsorship.
8. Mengetahui manfaat sponsorship.
9. Mengetahui sponsorship dalam bidang kesehatan.
10. Mengetahui prinsip sponsorship di bidang kesehatan.
11. Mengetahui penerapan sponsorship di bidang kesehatan?
1.4 Manfaat
a. Manfaat Bagi Pembaca
Makalah ini dapat menambah informasi pembaca terkait public relation dan
sponsorship serta implementasinya di bidang kesehatan.
b. Manfaat Bagi Penulis
Makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Pemasaran Di
Bidang Kesehatan Terintegrasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Public Relation
2.1.1 Definisi Public Relation

Frank Jefkins (1992) mendefinisikan “Public relations adalah semua


bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara
suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-
tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian”. Hal ini berarti
bahwa tujuan public relations lebih terperinci yang tidak hanya terbatas pada
saling pengertian saja, melainkan juga berbagai macam tujuan khusus lainnya
yang berkaitan dengan saling pengertian. Tujuan khusus yang dimaksud
adalah penanggulangan masalah-masalah komunikasi yang memerlukan
suatu perubahan tertentu, misalnya mengubah sikap yang negatif menjadi
positif.

Menurut Edward Bernyas yang dikutip oleh Danandjaja (2011:14)


menyatakan “Public relations adalah memberikan informasi secara langsung
dan persuasif kepada publik agar merubah tindakan dan sikap publik dapat
berintegrasi dengan tindakan dan sikap publik dari suatu institusi”. Dari
pengertian ini jelas terlihat bahwa peran seorang public relation yaitu
memberikan informasi kepada publik. Tujuannya adalah mengajak publik
agar mau mengubah tindakan dan sikap sesuai dengan yang diinginkan oleh
seorang public relation.

Public relations adalah salah satu bentuk spesialisasi komunikasi dari


dari sekian bentuk spesialisasi yang ada, yakni bentuk spesialisasi
komunikasi persona, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa. Public
relations adalah termasuk pada bentuk spesialisasi komunikasi massa. Jika
kita lihat mengapa Public relations termasuk pada spesialisasi komunikasi
massa karena pada public relation prinsipnya, publik-publik yang
berkepentingan terhadap organisasi/badan/perusahaan tertentu, yang tentu
saja sebagai publik yang harus menjadi perhatian untuk dibina hubungan
baiknya adalah tersebar di dalam masyarakat. Oleh karena itu beralasan jika

3
Public relations termasuk ke dalam salah satu bentuk spesialisasi komunikasi
massa (Suhandang, 2004).

Secara singkat dapat disimpulkan bahwa pengertian public relations


adalah suatu aktivitas yang dilakukan dengan cara menjalin
hubunganhubungan dalam bentuk komunikasi antara organisasi dengan
keseluruhan publik baik eksternal maupun internal yang tujuannya untuk
menumbuhkan saling pengertian, goodwill, dan kerjasama antar publik
dengan jalan komunikasi timbal balik untuk mencapai tujuan bersama yang
hendak dicapai.

2.1.2 Fungsi Public relation

Terdapat 4 fungsi dari Public relations menurut Effendy (1992), yaitu:

1. Sebagai communicator atau penghubung antara organisasi dengan


lembaga yang mewakili dengan publiknya yaitu dalam sebuah kegiatan
komunikasi dalam sebuah organisasi pada perusaan, public
relationsosesnya berlangsung dalam dua arah timbal balik (two way traffic
recipublic relationsocal communication), dalam komunikasi ini fungsi
public relations adalah sebagai penyebaran informasi, di lain pihak
komunikasi berlangsung dalam bentuk penyampaian pesan dalam
menciptakan opini publik (Public Opinion).
2. Membina relationship, yaitu berupa membina hubungan yang positif dan
saling menguntungkan dengan pihak publiknya. Membangun dan
membina hubungan (relationship) yang positif yang baik dengan pihak
publik sebagai target sasaran, yaitu publik internal dan publik eksternal
khususnya dalam menciptakan saling mempercayai (mutually
understanding) dan saling memperoleh manfaat bersama (muttulay
symbiosis) antara lembaga/organisasi perushaan dan publiknya.
3. Peranan back up management, yakni sebagi pendukung dalam fungsi
manajemen organisasi atau perusahaan. Public relations melekat pada
fungsi manajemen, berarti tidak dapat dipisakan dengan manajemen.
Untuk mencapai tujuan tersebut dalam fungsi manajemen tersebut melalui
tahapan yang dikenal dengan POAC yaitu:

4
a. Planning (perancangan)
b. Organizing (pengorganisasian)
c. Actualiting (penggiatan)
d. Controlling (Pengawasan)

Dalam aktivitas atau operasional, public relations tersebut terkenal dengan


penemuan fakta, perencanaan, pengkomunikasian, pemantauan, serta
pengevaluasian, dalam perencanaan tersebut melihat sejauh mana
perencanaan tersebut itu berjalan sesuai dengan yang dikehendaki,
dikoordinasi dan mengkoordinasikan, serta bagaimana dalam
pelaksanaannya, dan dalam pencapaiannya, serta apa hasil yang telah
diperolehnya.

4. Membentuk Coorporate Image, artinya fungsi peranan public relations


dalam lembaga berupaya dalam membentuk dan menciptakan citra bagi
organisasi atau lembaganya. Menciptakan citra perusahaan atau lembaga
(corporate image) yang merupakan tujuan akhir dari suatu aktivitas public
relations. Peranan public relations mencakup bidang yang luas
menyangkut hubungan dengan berbagai pihak dan tidak hanya sekedar
berbentuk relations arti sempit, karena personal relations mempunyai
peranan yang cukup besar dalam cara kerja public relations.
2.1.3 Peran Public relations

Terdapat 2 peranan public relations menurut (Adhiani, 2017), diantaranya :

1. Communication Technician Role (Peran Teknisi Komunikasi)


Praktisi public relations memiliki keahlian dibidang komunikasi jurnalistik-
menulis, pengeditan, produkksi audio, visual, grafis dan produksi pesan
yang dibutuhkan untuk melaksanakan program public relations. Praktisi
public relations tidak terlibat dalam pembuatan keputusan organisasi.
Praktisi public relations yang menjalani peran ini biasanya memegang
peranan penting dalam organisasi yang mengutamakan model public
relations informasi atau keagenan pers dimana public relations membuat
relasi dengan media organisasi.

5
2. Communicatons manager role (Peran Manajer Komunikasi)
Praktisi public relations secara sistematis merencanakan dan mengatur
program public relations sebuah organisasi, memberikan masukan pada
manajemen perusahaan, dan membuat kebijaksanaan komunikasi. Mereka
terlibat dalam dalam semua unsur pembuatan kebijaksanaan public relations
dan secara teratur mengadakan riset atau mengevaluasi kerja mereka. pihak
manajemen memberikan wewenang bagi praktisi public relations untuk
mengelola sendiri kegiatannya. Peran ini menuntut praktisi memiliki
keahlian melakukan riset, pola pikir stratejik, dan kecendrungan untuk
berpikir mengenai hasil atau dampak aktivitas public relations. Mereka
menjalankan environmental scanning dan intelejensi organisasi, negosiasi,
dan membangun koalisi, mengelola isu dan krisis, mengevaluasi program,
dan memberikan counselling bagi manajemen puncak. Communication
manager role terdiri atas tiga sub peran:
a. Expert prescriber, manajer public relations berperan sebagai “seorang
ahli” dan mendefenisikan masalah public relations, membuat program
dan bertanggung jawab atas pelaksanaan program
b. Communication facilitator, praktisi public relations berperan sebagai
perantara yang menjaga kualitas dan kuantitas alur komunikasi dua
arah antara organisasi dengan publiknya. Communicatyin facilitator
berfungsi sebagai liaison, interpreter, dan mediator yang berusaha
menghilangkan hambatan komunikasi. Tujuannya adalah
menyediakan informasi yang di butuhkan oleh pihak manajemen dan
publik untuk membuat keputusan yang saling menguntungkan
c. Problem-solving process facilitator, praktisi public relations
membantu pihak manajemen organisasi untuk untuk mencari solusi
dari masalah komunikasi dan relasi organisasi. Peran ini melibatkan
anggota dari bidang lain dalam perusahaan atau klien organisasi jika
fasilitator bekerja untuk sebuah biro public relations, dan membantu
merencanakan dan melaksanakan secara rasional program public
relations mereka. Peran problem-solving process facilitator berbeda
dengan peran expert prescriber, keterlibatan manajemen bersifat

6
pasif, sedangkan peran problem-solving process facilitator bekerja
sama dengan pihak manajemen secara hati-hati untuk menyelesaikan
masalah organisasi bisa jadi memakan waktu yang lama. Meskipun
demikian, untuk jangka panjang cara penyelesaian dengan melibatkan
pihak manajemen lebih baik karena mereka akan memiliki komitmen
dengan program yang telah ditetapkan. Peran ini sangat penting dalam
organisasi yang mempraktekkan model public relations komunikasi
dua arah simetris (two-way symmetric model).
2.1.4 Tugas Public relations

Public relations untuk mencapai tujuan perusahaan/organisasi harus


disertai dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan (Wahyuni, 2014).
Menurut Cutlip & Center yang dikutip oleh Wahyuni (2014), menyatakan tugas
public relations adalah:

1. Mendidik melalui kegiatan nonprofit suatu publik untuk menggunkan


barang/jasa instansinya.
2. Mengadakan usaha untuk mengatasi salah paham antara instansi dengan
publik.
3. Meningkatkan penjualan barang atau jasa.
4. Meningkatkan kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan
masyarakat sehari-hari.
5. Mendidik dan meningkatkan tuntutan serta kebutuhan masyarakat akan
barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
6. Mencegah pergeseran penggunaan barang atau jasa yang sejenis dari
pesaing perusahaan oleh konsumen.

Berdasarkan pendapat tersebut, bahwa seorang public relations harus memiliki


pengetahuan dan ketrampilan yang luas ketika menjalankan tugasnya terhadap
suatu kegiatan/agenda perusahaan. Selain itu juga, kreativitas sangat diperlukan.
Karena dengan begitu, akan memunculkan ide-ide/gagasan baru tentang tugas
apa yang harus dikerjakan atau kegiatan apa yang harus dilaksanakan untuk lebih
meningkatkan kualitas perusahaan di mata masyarakat dalam memenuhi
kebutuhannya.

7
Tugas public relations harus dapat dilaksanakan oleh seorang public
relation secara berkesinambungan. Selain itu juga, pemahaman, pengetahuan,
ketrampilan, dan kekreativitasan seorang public relations dalam menjalankan
tugasnya dan memunculkan ide-ide/gagasan baru sangatlah diperlukan untuk
mencapai tujuan perusahaan/organisasi yang telah ditetapkan. Target/sasaran
utama public relations adalah publik baik internal maupun eksternal. Maka
secara singkat, tugas public relations adalah ikut serta dalam aktivitas
manajemen perusahaan/ organisasi yang berorientasi pada kepentingan publik,
mengamati aktivitas dan respon masyarakat terhadap suatu kegiatan serta
menjembatani penyampaian informasi (sebagai komunikan) dari publik ke
perusahaan/organisasi atau sebaliknya.

2.1.5 Media Public relations

Dalam menjalankan tugasnya, seorang public relation membutuhkan


media sebagai alat pendukung untuk terciptanya komunikasi atau penyampaian
pesan yang efektif (Wahyuni, 2014). Menurut Oemi Abdurrachman dalam
Wahyuni (2014) media public relations dibagi menjadi dua yaitu:

1. The Printed Word (Kata-kata tercetak)


a. Majalah
Penerbitan majalah diperuntukkan bagi para staf, pegawai, maupun
karyawan dan keluarganya (internal publik), publik keseluruhan, dan
untuk publik khusus.
b. Buklet dan Pamflet
Tujuan dibuatkannya buklet dan pamflet adalah agar dapat digunakan
sebagai pedoman mengenai peraturan-peraturan, memberikan dorongan
kepada para pembaca untuk mewujudkan sebuah tim yang kompak
dalam bekerja, dan sebagainya. Buklet juga dapat berisi mengenai
institusi yang membuat, mengenai layanan diberikan atau kegiatan yang
dilaksanakan.
c. Pedoman
Adapun isi dari pedoman ini adalah berupa keterangan-keterangan
tentang rencana kegiatan-kegiatan dari tiap bagian

8
organisasi/perusahaan. Dengan adanya pedoman akan mempermudah
publik yang berkepentingan untuk mendapatkan informasi yang lebih
lengkap mengenai salah satu kegiatan yang telah direncanakan.
d. Surat dan Buletin
Surat digunakan untuk menghubungi publik tertentu secara langsung.
Adapun manfaat menggunakan surat dalam berkomunikasi yaitu
langsung, terlihat penting, intim, dan informal. Biasanya isi surat/ buletin
itu mengenai laporan rapat, kesejahteraan pegawai, undanganundangan
untuk pertemuan, dan sebagainya.
e. Papan Pengumuman, Poster, Papan Reklame
Papan pengumuman dan poster banyak digunakan dikampus-kampus,
diinstansi-instansi, dan pabrik-pabrik. Maksud dan tujuan penyampaian
informasi menggunakan papan pengumuman adalah agar semua
informasi dengan segera dapat sampai kepada internal publik dan untuk
menjaga adanya kesimpang siuran informasi. Poster merupakan pesan
pada publik yang “personalize”, kata-kata atau kalimat yang tertulis pada
poster harus mengandung arti yang tidak mudah dilupakan oleh orang-
orang yang melihatnya. Sedangkan papan-papan reklame merupakan alat
yang efisien dalam public relations. Dibatas-batas kota misalnya, sering
ditemukan papan-papan reklame dengan kalimat yang mengandung
aspek yang baik.
f. Iklan
Media iklan banyak digunakan dalam surat-surat kabar, majalah, radio,
televisi, maupun bioskop-bioskop (slide). Informasi yang disampaikan
menggunakan iklan dapat dijamin tidak akan berubah. Karena pihak yang
mengiklankan membayar tempat atau ruangan untuk penempatan
pesan/informasi tersebut. Iklan harus disajikan secara terang, adil, jujur,
langsung, menyeluruh, faktual, dan menggunakan bahasa yang mudah
dipahami/baku.
2. The Spoken Word (Kata-kata lisan)
a. Rapat, Pertemuan, Konferensi

9
Dengan menggunakan media tersebut publik dapat berkomunikasi secara
langsung dengan berhadapan muka, selain itu publik yang berkumpul
merupakan audiens yang terpilih.
b. The Grapevine (Desas-desus)
Cara penyampaian pesannya yaitu dari mulut ke mulut. Desas-desus ini
merupakan channel yang dalam penyampaian informasinya lebih bersifat
penuh kegairahan daripada bersifat kebenaran. Desas-desus ini kadang
merugikan, misalnya saja tentang ketidakberesan administrasi instansi,
informasi itu akan dapat tersebar luas dan semakin luas penyebaran
informasi itu akan semakin subyektif sifatnya.
c. Televisi
Media ini fungsinya sebagai media pendidikan, penerangan, dan sebagai
hiburan. Televisi merupakan salah satu media yang efektif dalam
penyampaian pesan oleh seorang public relation, karena pasti di era yang
teknologi terus berkembang ini semua orang memiliki televise dan dapat
setiap saat menyaksikan acara di televisi.
d. Pameran
Harus diperhatikan ketika menyelenggarakan pameran, memastikan para
pengunjung merasa tertarik untuk memperhatikan setiap tampilan,
pameran merupakan suatu dorongan bagi para pengunjung untuk
mengadakan sesuatu kegiatan, hal-hal yang dipamerkan dengan cara
yang istimewa, dan pameran memberikan ide-ide baru.
e. Sandiwara, Wayang (Komunikasi tradisional)
Dengan media ini informasi/pesan yang disampaikan kepada public
dapat dengan cara-cara humoris, kritis, sindiran, dan lain-lain. Media ini
dapat digunakan dalam usaha-usaha penerangan, pendidikan, persuasi,
dan propaganda. Dalam pelaksanaannya harus disesuaikan dengan
keadaan, tempat, dan publik.
2.1.6 Penerapan Public relations dalam Kesehatan

Public relations selalu ada disetiap organisasi, yang biasa disebut


dengan hubungan masyarakat atau biasa disingkat humas. Tidak luput, setiap
organisasi kesehatan, salah satunya Rumah Sakit. Manajemen kehumasan

10
rumah sakit harus solid dan mempunyai pengetahuan, keterampilan dan sikap
dalam berkomunikasi dengan masyarakat dan media. Selain itu, adanya strategi
dalam pengelolaan humas yang tepat tentunya akan meningkatkan citra produk
dan layanan rumah sakit dan akan meningkatkan kepercayaan masyarakat
terhadap rumah sakit sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal bagi
masyarakat ataupun pengelola rumah sakit. Dengan adanya humas yang baik,
maka proses “marketing” Rumah Sakit akan menjadi lebih mudah karena
masyarakat akan lebih terbangun kepercayaannya karena sebuah citra Rumah
Sakit yang baik. Humas bertugas untuk mewujudkan visi dan misi Rumah Sakit
dan menggambarkannya kepada masyarakat.

2.2 Sponsorship

2.2.1 Definisi Sponsorship

Sponsorship adalah alat komunikasi pemasaran yang populer yang


digunakan dalam komunikasi pemasaran untuk berkomunikasi dengan
konsumen. Sponsorship dapat didefinisikan sebagai kegiatan pemasaran
dimana organisasi mendapatkan hak untuk menggunakan perusahaan, produk
atau merek nama dan logo dengan kontrak pemberian moneter dan dukungan
lain kepada organisasi (Lamb et al., 2004:446). Sponsorship adalah alat
komunikasi pemasaran yang unik karena menyediakan media dimana
perusahaan dapat bekerja sama dengan konsumen yang mereka targetkan.
Dengan menggunakan sponsorship, perusahaan dapat mencapai konsumen
yang mereka targetkan dan menambah pengetahuan konsumen tentang merek
perusahaan itu sendiri. Dengan meningkatnya perusahaan yang sejenis cara
pemasaran dalam setiap perusahaan masing-masing berbeda-beda dan
sponsorship merupakan salah satu cara dalam strategi pemasaran untuk dapat
mencapai tujuan masing-masing perusahaan.

Pengertian sponsorship menurut Duncan (2008:613) “Sponsorship is


financial support of an organization, person, or activity in exchange for brand
publicity and association.” Hal tersebut dapat diartikan sebagai sponsorship
adalah dukungan keuangan dari sebuah organisasi, orang, atau kegiatan dalam
pertukaran untuk publisitas sebuah merek dan asosiasi merek.

11
Dalam public relations definisi mengenai sponsorship mempunyai
makna yang berbeda-beda pada setiap artinya. Berikut merupakan beberapa
definisi dari sponsorship (Harrison, 2011:650) :

1. “Sponsorship is the purchase of the right to associate the sponsor’s name,


products or services with the sponsored organization’s service, product or
activity in return for negotiated commercial benefits.”
2. “Sponsorship is an investment in sport, the arts, a community event,
individual, venue, broadcast, institution, program or cause, which yields a
commercial return for the sponsor.”
3. “Sponsorship is the relationship between a sponsor and a property, in which
the sponsor pays a cash or in-kind fee in return for access to the exploitable
commercial potential associated with the property.”

Hal ini diartikan sebagai berikut:

1. Sponsorship adalah pembelian hak untuk mengasosiasikan nama sponsor,


produk atau servis dengan servis, produk atau aktivitas organisasi yang
disponsori dengan timbal balik manfaat komersil yang sesuai dengan
negosiasi.
2. Sponsorship adalah sebuah investasi dalam olahraga, seni, sebuah event
komunitas, individual, tempat, penyiaran, institusi, atau program yang
menghasilkan timbal balik komersial untuk sponsor.
3. Sponsorship adalah hubungan antara sebuah sponsor dan sebuah properti,
yang didalamnya sponsor membayar uang atau dengan cara in-kind untuk
mendapatkan timbal balik akses ke dalam potensi komersial yang dapat
dieksploitasi yang terasosiasi dengan properti tersebut.
2.2.2 Manfaat Sponsorship
Sponsorship memiliki beberapa manfaat, diantaranya adalah:

1. Meningkatkan kesadaran merek melalui penyampaian pesan sesuai dengan


target audience yang dituju.

12
2. Untuk memungkinkan anggota khalayak sasaran untuk melihat sponsor
tidak langsung melalui pihak ketiga misal (efek negatif yang terkait dengan
media massa tradisional) dan berpeluang membangun persuasi langsung.
3. Sponsor memberikan sponsor dengan kesempatan untuk berbaur berbagai
alat dalam bauran komunikasi dan menggunakan sumber daya secara lebih
efisien dan bisa dibilang lebih efektif.

2.2.3 Sponsorship bagi Tenaga Kesehatan

Sponsorship bagi tenaga kesehatan di Indonesia telah diatur oleh


Kementrian Kesehatan RI dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 58 Tahun 2016 Tentang Sponsorship Bagi Tenaga
Kesehatan. Pengaturan Sponsorship bagi Tenaga Kesehatan dalam Peraturan
Menteri ini bertujuan untuk mendukung peningkatan pengetahuan dan/atau
keterampilan serta pengembangan profesi tenaga kesehatan.
Sasaran Sponsorship di bidang kesehatan dapat diberikan kepada
tenaga kesehatan, kepada Institusi, organisasi fasilitas pelayanan kesehatan
dan/atau Organisasi Profesi sebagai penyelenggara. Untuk sponsorship yang
diberikan kepada tenaga kesehatan dapat berstatus sebagai Pegawai ASN,
nonpegawai ASN/pegawai swasta, dan tenaga kesehatan praktik perorangan.
2.2.4 Prinsip Sponsorship di Bidang Kesehatan

Sponshorship yang diberikan kepada Tenaga Kesehatan harus


memenuhi prinsip:

a. Tidak mempengaruhi independensi dalam pemberian pelayanan


kesehatan;
b. Tidak dalam bentuk uang atau setara uang;
c. Tidak diberikan secara langsung kepada individu;
d. Dengan bidang keahlian;
e. Diberikan secara terbuka; dan
f. Dikelola secara akuntabel dan transparan.

Setara uang sebagaimana dimaksud pada huruf b antara lain cek, giro,
atau billyet. Sponsorship dapat diberikan berupa uang atau setara uang untuk

13
honor bagi pembicara dan/atau moderator. Sponsorship oleh
perusahaan/industri farmasi, alat kesehatan, alat laboratorium kesehatan
dan/atau perusahaan/industri lainnya harus dilakukan secara terbuka dan tidak
boleh ada konflik kepentingan. Sponsorship yang dilakukan secara terbuka dan
tidak ada konflik kepentingan dimaksudkan agar tidak mempengaruhi
independensi seperti penulisan resep, anjuran penggunaan barang atau terkait
produk Sponsorship. Sponsorship bagi Tenaga Kesehatan diberikan melalui
Institusi. Institusi wajib mengumumkan secara terbuka dan berkala terhadap
Tenaga Kesehatan yang menerima Sponsorship, paling sedikit 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) tahun.

2.2.5 Penerapan Sponsorship di Bidang Kesehatan

Contoh penerapan dan besaran sponsorship untuk pelayanan kesehatan


telah diatur juga dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 58 Tahun 2016 pada pasal 8 dan pasal 9. Berikut adalah rangkuman dari
kedua pasal tersebut:

a) Sponsorship kepada Tenaga Kesehatan dapat diberikan sebagai peserta,


narasumber atau moderator.
b) Sponsorship yang diterima oleh Institusi, organisasi fasilitas pelayanan
kesehatan dan/atau Organisasi Profesi sebagai penyelenggara dapat
digunakan untuk penyelenggaraan seminar dan/atau pertemuan ilmiah
serta pendidikan dan/atau pelatihan.
c) Besaran Sponsorship yang diterima oleh Tenaga Kesehatan sebagai
peserta, narasumber atau moderator sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan atau unit cost yang berlaku pada
asosiasi/perusahaan pemberi Sponsorship.
d) Besaran Sponsorship yang diterima oleh Institusi, organisasi fasilitas
pelayanan kesehatan dan/atau Organisasi Profesi sebagai penyelenggara
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan atau unit cost
yang berlaku pada asosiasi/perusahaan pemberi Sponsorship.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Public relations adalah suatu aktivitas yang dilakukan dengan cara
menjalin hubunganhubungan dalam bentuk komunikasi antara organisasi
dengan keseluruhan publik baik eksternal maupun internal yang tujuannya
untuk menumbuhkan saling pengertian, goodwill, dan kerjasama antar publik
dengan jalan komunikasi timbal balik untuk mencapai tujuan bersama yang
hendak dicapai. Terdapat 2 peran dalam public relation diantaranya adalah
peran teknisi komunikasi dan peran manager komunikasi. Adanya strategi
dalam pengelolaan public relation di bidang kesehatan yang tepat tentunya
akan meningkatkan citra produk dan layanan rumah sakit dan akan
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit sehingga dapat
memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat ataupun pengelola rumah
sakit.

Sponsorship merupakan salah satu cara dalam strategi pemasaran untuk


dapat mencapai tujuan masing-masing perusahaan. Sponsorship bagi tenaga
kesehatan di Indonesia telah diatur oleh Kementrian Kesehatan RI dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2016
Tentang Sponsorship Bagi Tenaga Kesehatan. Sasaran Sponsorship di bidang
kesehatan dapat diberikan kepada tenaga kesehatan, kepada Institusi,
organisasi fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau Organisasi Profesi sebagai
penyelenggara.

15
DAFTAR PUSTAKA

Adhiani, S. 2017. Peran Humas Rumah Sakit Islam Ibnu Sina dalam
Melaksanakan Misi Pelayanan Kesehatan Yang Prima dan Islami di Pekanbaru.
Jom Fisip, 4(1), pp. 1–15.
Danandjaja. 2011. Peranan Humas dalam Perusahaan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Effendy, Uchjana. 1992. Humas Suatu Kromonologis, Remaja Rosdakarya.
hal 17.
Jefkins, Frank. 1992. Public relations. Jakarta: Erlangga
Kementrian Kesehatan RI dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 58 Tahun 2016 Tentang Sponsorship Bagi Tenaga Kesehatan.
Suhandang, Kustadi. 2004. Public relations Perusahaan (Kajian Public
relations program Implementasi). Bandung: Nuaansa. Hal 44.
Wahyuni, V. 2014. Tugas Dan Fungsi Public relation Dalam Organisasi.
Fungsi PTBBN, pp. 1–82. Available at:
http://www.batan.go.id/index.php/id/program-dan-kegiatan-ptbbn.

16

Anda mungkin juga menyukai