Lain halnya dengan Bisnis Brownies Amanda, Usaha Pasar Papringan justru
menggunakan content marketing dalam mempertahankan brand engagement melalui
pemanfaatan platform digital terutama instagram. Oleh sebab itu, hal terpenting dalam
bisnis ini yaitu komunikasi pemasaran dengan menekankan pada content marketingnya.
Prinsip dari conten marketing sendiri yaitu menawarkan konten di media cetak maupun
digital yang sesuai dengan target pasar. Selain itu content marketing juga harus didesain
sedemikain rupa dan memiliki fungsi yang jelas agar bisa mendorong audiens untuk
melakukan apa yang diinginkan oleh pemilik konten (usability), serta dapat diakses oleh
setiap orang tanpa ada batasan dalam mengakses konten tersebut (accessibility). Dengan
demikian, content marketing dapat menciptakan kedekatan dengan audiens sehingga lebih
mudah mencapai tujuan dalam komunikasi pemasaran. Dari Pasar Papringan sendiri,
konten yang mereka sebarkan melalui akun instagram berupa konten yang sifatnya
informatif, artinya konten tersebut hanya memberitahukan informasi mengenai tanggal
kegiatan yang akan dilakukan di Pasar Papringan. Konten seperti ini didistribusikan dua
minggu, satu minggu, atau beberapa hari sebelum kegiatan Pasar Papringan dilaksanakan.
Konten dikemas dalam bentuk teaser untuk mendorong rasa ingin tahu audiens sehingga
pesan dari konten tersebut bisa membuat tercapainya brand engagement. Tidak hanya itu,
Pasar Papringan juga mendistribusikan konten tentang jadwal hari-hari tertentu
diadakannya kegiatan Pasar Papringan serta aktivitas dari pengunjung dan pedagang di
Pasar Papringan. Dari beberapa konten yang telah didistribusikan tersebut, terlihat bahwa
Pasar Papringan belum sepenuhnya berhasil dalam mengolah content marketing. Hal ini
karena konten-konten tersebut tidak memiliki keragaman pesan. Padahal, mereka bisa
mencoba untuk menambahkan konten baru seperti kegiatan kuliner, parawisata, resep
mengolah jajanan, kegiatan pemberdayaan masyarakat desa dan sebagainya, jika detail
mengamati hal-hal unik di sekitar lingkungan mereka. Namun sayangnya, hal tersebut
belum dilakukan secara maksimal oleh Pasar Papringan dalam membangun brand
engagement.
(Review jurnal 3 : Web Series Sebagai Komunikasi Pemasaran Digital Traveloka)
Berbeda dengan Pasar Papringan, Traveloka justru memilih Youtube sebagai media
komunikasi pemasaran digitalnya. Meski keduanya sama-sama berfokus pada pemanfaatan
platform digital dalam menjalankan komunikasi pemasaran, namun Traveloka
menggunakan web series dalam menyampaikan content marketing kepada audiens. Web
series sendiri hampir sama dengan tayangan televisi, hanya saja durasi tayangnya relatif
pendek, sekitar 5-15 menit. Dalam perjalanan web seriesnya, promosi layanan Traveloka
menggunakan cara soft selling, dimana sebuah promosi disisipkan pada alur cerita.
Misalnya saja pada episode 1-6, Traveloka menyisipkan promosi tentang layanan
pembelian tiket kereta, pemesanan hotel, penjualan paket internet, layanan reschedule,
pembelian tiket pesawat dan hotel, serta pembelian tiket aktivasi dan rekreasi secara
berurutan. Dari keseluruhan web series yang ditampilkan oleh Traveloka dengan tema
“ekspansi menembus janji”, sisi promosi lebih ditekankan pada kelebihan layanan yang
disediakan oleh Traveloka. Hanya saja, tim promosi Traveloka membuat konten yang lebih
kreatif dengan menumbuhkan keterikatan antara audiens dengan brand Traveloka itu
sendiri. Hal ini dibuktikan dengan akhir cerita pada setiap episode yang selalu dibuat
menggantung sehingga melahirkan rasa penasaran audiens untuk menantikan episode
selanjutnya. Tidak hanya melalui isi kontennya saja, Traveloka juga melibatkan bloger
ternama Indonesia yaitu Arief Muhammad agar dapat mempertahankan atau bahkan
meningkatkan jumlah followers. Selain itu, sebagai usaha untuk mendapatkan interaksi
(comment, like, share) dari audiens dan menjaga jumlah penonton, tim kreatif Traveloka
menyediakan kolom komentar agar audiens bisa berpartisipasi dalam menentukan ide
cerita yang cocok untuk web series pada episode berikutnya. Dengan hal ini, maka audiens
akan merasa dilibatkan dalam pembuatan konten web series dan akan terus terhubung
dengan episode selanjutnya, sehingga Traveloka bisa mempertahankan brand engagement
guna mempengaruhi audiensnya.