Disusun Oleh
Raja Firdaus (2021160015)
Hendri Budi (2021160010)
Hidayatul Rizki (20121160002)
Dosen Pembimbing
Tisi Maulidia Putri, S.sos.I., M.sos.I
Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan anugerah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas kelompok Mata Kuliah
Pengantar Humas.
Makalah yang berjudul “Humas dan Komunikasi Eksternal” ini kami buat dalam
rangka menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Ibu selaku Dosen Tisi Maulidia Putri Mata
Kuliah Pengantar Humas.
Kami sadar makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca agar kedepannya makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir
kata semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kami khususnya dan bagi para pembaca
umumnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Komunikan disini ialah penerima pesan yang akan menerima efek dari komunikator
yang menyampaikan pesan. Komunikasi telah menjadi komoditi kegiatan yang sangat
menjanjikan. Kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat kita selalu berkomunikasi untuk
menjalin sebuah hubungan. Komunikasi sendiri merupakan salah satu cara membuka pikiran
untuk melangkah kedalam dunia yang lebih maju kaya akan informasi. Dimana informasi
tersebut menjadi kebutuhan yang sangat potensial untuk berbagai tujuan.
Oleh karena itu maka peran seorang humas sangatlah penting dalam menjelaskan
opini yang berkembang dimasyarakat. Pentingnya komunikasi bagi manusia tidak dapat
dipungkiri begitu saja. Dalam prosesnya pun, komunikasi terkadang tidak selalu efektif atau
berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang kita maksud. Hal ini dikarenakan kita
menganggap bahwa proses komunikasi itu sederhana. Dalam proses komunikasi sehari-hari
pun tidak jarang terjadi kesalah pahaman, menumbuhkan kekecewaan, dan lain sebagianya.
Disinilah kegiatan public Relations dibutuhkan. Salah satu tujuan public relation (Humas)
secara umum adalah untuk menciptakan, memelihara, menigkatkan, meningkatkan dan
memperbaiki citra lembaga atau organisasi maupun perusahaan dimata publik. Dalam upaya
tersebut, praktisi humas harus selalu berusaha untuk menjaga keharmonisan hubungan
dengan publiknya baik internal maupun eksternal.
1.2 Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Humas adalah fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan
secara berkesinambungan, yang oleh organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga umum atau
pribadi yang dipergunakan untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati dan
dukungan dari merekayang ada hubungan nadan diduga akan ada kaitannya dengan
organisasi tersebut, dengan cara menilai opini publik mereka, dengan tujuan sedapat mungkin
menghubungkan kebijaksanaan dan ketatalaksanaan, guna mencapai kerja sama yang lebih
produktif dan memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan
penerangan yang terancana dan tersebar luas ( Rosady Ruslan, 2003 :23).
Peran humas yaitu membina hubungan baik dengan pihak-pihak terkait melalui
proses komunikasi. Pihak-pihak tersebut adalah khalayak yang menjadi sasaran seorang
humas dan stakeholders. Stakeholders adalah setiap kelompok yang berada didalam maupun
luar perusahaan yang mempunyai peran dalam menentukan keberhasilan suatu Pemerintahan
(Kasali, 1994:63). Stakeholders dikelompokan menjadi dua, yaitu stakeholders internal dan
juga stakeholders eksternal.
Maka dari itu humas mempunyai peran penting terhadap perusahaan agar dapat
membina hubungan saling percaya, baik dengan pihak luar maupun pihak dalam
pemerintahan. Kegiatan hubungan masyarakat ( Humas ) atau public relations (PR)
merupakan perpaduan antara ilmu sosial dan seni yang mampu menganalisis kecenrungan
serta mengamalkan akibat yang akan ditimbulkan dikemudian hari.
Definisi berikutnya, Humas adalah suatu filsafat sosial dan manajemen yang
dinyatakan dalam kebijaksanaan beserta pelaksanaannya, yang melalui interpretasi yang peka
mengenai peristiwa berdasarkan pada komunikasi dua arah dengan publiknya, berusaha untuk
memperoleh saling pengertian dan itikad baik.
Humas eksternal adalah segenap kegiatan humas yang diarahkan pada khalayak di
luar perusahaan, (masyarakat, agen, konsumen, pemerintah, media dan sebagainya), bukan
kalangan dalam perusahaan/organisasi yang bersangkutan atau humas internal, yakni segenap
kegiatan humas yang secara khusus diarahkan pada pihak-pihak dalam lingkungan
organisasi/perusahaan (pegawai/anggota, pimpinan, pemilik saham, dan sebagainya).
Pada sarasehan para konglomerat di Bali yang mencetuskan Deklarasi Jimbaran di
tahun 1994, ada hal yang perlu dicermati oleh para praktisi PR di Indonesia. Ketika itu juru
bicara para konglomerat, Sofyan Wanandi mengeluhkan betapa rekan-rekannya sering kali
dipojokkan media massa (Republika,20/8/95) dan bahkan ia sendiri pernah dibuat “tidak
happy” oleh pemberitaan di sebuah media ibukota (Media Minggu, 3/9/95). Menanggapi
keluhan tersebut, tiga pemimpin redaksi media ibukota, Karni Ilyas (Forum Keadilan), Herry
Komar (Gatra), dan Ninok Laksono (Kompas), menyarankan agar konglomerat
meningkatkan fungsi dan peran bagian hubungan masyarakat atau PR-nya guna mengatasi
masalah ketidakselarasan’ hubungan tersebut (Republika, 30/9/95).
Tanggapan ketiga pimpinan redaksi media ibu kota tersebut menurut Rumanti OSF di
sebut dengan komunikasi eksternal atau komunikasi dengan publik luar dari kegiatan humas
eksternal, di mana kegiatan tersebut lebih banyak dilakukan oleh PR. Pimpinan organisasi
baru tampil pada hal-hal yang tidak bisa diwakilkan kepada orang lain yang menyangkut
kebijakan organisasi. Komunikasi eksternal dilakukan menurut kelompok sasaran relasi yang
harus dibangun, harus dibina secara terus menerus, yaitu:
1. Hubungan dengan lingkungan
2. Hubungan dengan instansi pemerintah
3. Hubungan dengan pers
Komunikasi eksternal terdiri dari dua jalur secara timbal balik, yaitu komunikasi dari
organisai ke publik dan publik ke organisasi. Komunikasi dari publik umumnya
bersifat informatif, yang dibuat sedemikian rupa sehingga publik merasa ada
keterlibatan. Setidak-tidaknya terjadi hubungan batin ( Rumanti OSF, 2004: 97-98)
Humas dan mitranya media massa atau pers,tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.
Keduanya saling membutuhkan, membentuk sinergi yang positif. Humas menjadi
sumber berita bagi media, sedang media menjadi sarana publisitas bagi humas
perusahaan agar lebih dikenal oleh publik atau masyarakat. Kedau belah pihak, humas
dan media harus saling memiliki kepercayaan bahwasanya humas bukan “bulan-
bulanan” media dan media tidak boleh diperalat oleh humas, sehingga memuat
pemberitaan yang mencerminkan kebohongan kepada publik.
Artinya Public Relations (PR) menjalin hubungan harmonis dengan pers atau berbagai
perusahaan media, baik cetak, daring, maupun elektronik.
Artinya public relations menjalin hubungan baik dan harmonis dengan pemasok,
yakni pihak yang bertugas memasok berbagai kebutuhan organisasi. Contohnya, pemasok
bahan baku, pemasok peralatan dan perlengkapan kantor, dan lainnya.
Kegiatan external public relations ini ditujukan untuk membina hubungan baik
dengan institusi pendidikan, sebagai upaya membentuk atau meningkatkan citra positif
perusahaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Humas adalah fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan
secara berkesinambungan, yang oleh organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga umum atau
pribadi yang dipergunakan untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati dan
dukungan dari merekayang ada hubungan nadan diduga akan ada kaitannya dengan
organisasi tersebut, dengan cara menilai opini publik mereka, dengan tujuan sedapat mungkin
menghubungkan kebijaksanaan dan ketatalaksanaan, guna mencapai kerja sama yang lebih
produktif dan memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan
penerangan yang terancana dan tersebar luas.