Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

MEDIA
RELATIONS
Mengenal Media Relations

Fakultas
Ilmu Komunikasi

Program
Studi

Hubungan
Masyarakat

Tatap
Muka

01

Kode MK

Disusun Oleh

MK42007

Ety Sujanti, M.Ikom

Abstract

Kompetensi

Modul ini menjelaskan tentang tugas


dan fungsi PRO, hubungan PRO dan
Media, dan bagaimana Media Massa
menjadi alat untuk menciptakan
sebuah citra yang baik bagi
perusahaan

Diharapkan mahasiswa dapat


memahami dan memiliki pengetahuan
dan kemampuan sebagai seorang PRO,
mengetahui dan memahami media
massa sebagai alat PR

Apa itu Media Relations?

A.

Public Relations Officer (PRO)


Suatu organisasi yang dapat memanfaatkan media massa, dapat menjadi pemenang

melalui opini publik maupun publisitas yang di ciptakan melalui media massa, setiap
organisasi perlu memahami bagaimana membina hubungan baik dengan media massa.
Setiap organisasi (melalui lembaga atau petugas Public Relations/Humas- nya), perlu
menguasai seluk beluk

media massa,

perlu

berhubungan dengan media massa.


bergantung
(PRO)

memahami prinsip-prinsip

Munculnya berita di media massa sangat

pada kepiawaian seorang petugas humas atau Public Relations Officer

dalam menyiasati media massa. PRO yang

relations

dan kiat-kiat

dan media relations

menguasai prinsip-prinsip public

yang baik mampu memanfaatkan media massa untuk

membangun citra dan reputasi yang positif, sebaliknya

PRO yang tidak memiliki

kemampuan tersebut, berakibat sebaliknya.


Banyak

orang

yang

penyelenggaraan hubungan

beranggapan

bahwa

PR

hanya

berkaitan

dengan

baik antara pihak perusahaan atau organisasi dengan

pihak pers/media massa. Namun sesungguhnya PR jauh lebih luas dari sekedar
hubungan dengan media massa. Definisi

PR menurut kamus terbitan Institut of

Public Relations (IPR) yang dikutip Anggoro (2001:2) adalah keseluruhan upaya yang
dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan

dalam rangka menciptakan

dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap
khalayaknya.

Menurut Harlow,

PR merupakan

komunikasi dua arah antara organisasi

dengan publik secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan
manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerjasama serta pemenuhan kepentingan
bersama (Ruslan, 1999:102).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa PR adalah

suatu kegiatan mengelola komunikasi antara organisasi dengan

publik-publiknya

agar

tercipta saling pengertian, pemahaman, kepercayaan dan dukungan dari mereka.


Istilah publik dalam Public Relations
keseluruhan

melainkan

(Anggoro,2001:18).

khalayak

maknanya bukan masyarakat secara

yang

dijadikan

sasaran

kegiatan

PR

Publik adalah kelompok atau orang-orang yang berkomunikasi dengan

suatu organisasi, baik secara internal maupun eksternal. Publik adalah kelompok atau
orang-orang yang penting atau berkepentingan

dengan organisasi. Renald Khasali

(1999:63) yang menyebut publik/khalayak sasaran ini dengan istilah stakeholder,


menyatakan bahwa

stakeholder adalah setiap orang/kelompok yang berada dalam

maupun di luar perusahaan yang mempunyai peran dalam menentukan keberhasilan


perusahaan, setiap orang yang mempertaruhkan hidupnya pada perusahaan,

dan

tugas PR dalam hal ini adalah membina hubungan baik dengan mereka melalui suatu
1
4

Media Relations
Ety Sujanti, M.Ikom

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

proses

komunikasi.

Pemahaman

tentang

publik

ini

amat penting

agar di dalam

berkomunikasi tidak terjadi kesalahan pahaman dikarenakan pemilihan teknik dan media
komunikasi

yang

tidak

sesuai

dengan

publik

yang menjadi sasarannya. Dalam

pandangan Baskin dan Aronof (1992), seorang PRO perlu memahami komunikasi dalam
konteks sebagai berikut:
1. Ketrampilan, yang

berkaitan dengan kemampuan dasar PRO yaitu menulis

dan berbicara. Selain itu juga perlu mengembangkan ketrampilan, melakukan riset,
merumuskan rencana mengevaluasi hasil dan ketrampilan dalam menggunakan
teknologi komunikasi.
2. Tugas-tugas, yang berkaitan dengan tugas yang harus dijalankan oleh PRO
misalnya pembuatan release, pembuatan majalah internal, laporan tahunan dan
sebagainya.
3. Sistem komunikasi, yaitu suatu usaha yang sistematis untuk mengumpulkan
informasi,

membina

hubungan

dengan

berbagai

pihak sebagai cara untuk

memperoleh masukan dan pandangan publik.


4.

Sistem Operasi, yang berkaitan dengan usaha untuk membangun sistem

komunikasi dua arah. Kegiatan


seharusnya

di

komunikasi

yang

diadakan

organisasi

(PR)

kelola dengan baik karena publik yang menjadi sasaran suatu

organisasi amat kompleks, dan tugas yang harus dijalankan amat banyak.

B. Fungsi Media Massa Bagi Organisasi


Media massa pada awalnya dikenal dengan istilah pers berasal dari bahasa
Belanda yang dalam bahasa Inggris berarti press. Secara harfiah pers berarti cetak dan
secara maknawiah berarti penyiaran secara tercetak atau publikasi secara tercetak (print
publications). Dalam perkembangannya pers mempunyai dua pengertian, yakni pers
dalam pengertian sempit dan pers dalam pengertian luas. Pers dalam arti sempit
hanya terbatas pada media massa cetak, yakni surat kbar, majalah dan buletin kantor
berita, sedangkan pers dalam arti luas meliputi segala penerbitan, termasuk media
massa elektronika, radio siaran dan televisi siaran. (Onong, 2002:145).
Bagi organisasi, media massa mempunyai peranan penting dalam penyebaran
informasi atau berita kepada masyarakat juga kepada pemerintah (pejabat-pejabat
pemerintah) dan dalam pembentukan pendapat umum.
dikutip

1
4

oleh

Diah Wardhani (2008:7)

Pemahaman tentang

Media Relations
Ety Sujanti, M.Ikom

Menurut Rachmadi yang

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

fungsi

media,

akan

memudahkan organisasi untuk memilah klasifikasi informasi yang seperti apakah yang
layak menggunakan media massa. Fungsi media massa secara umum adalah:
1.

Fungsi menyiarkan informasi (to inform): penyampai informasi yang berkaitan


dengan peristiwa, gagasan, atau pikiran orang lain, apa yang dilakukan
orang lain, apa yang dikatakan orang lain atau special event. Pesan yang
informatif adalah pesan yang bersifat baru (aktual)

berupa

data,

gambar,

fakta, opini dan komentar yang memberikan pemahaman baru/penambahan


wawasan terhadap sesuatu.
2.

Fungsi mendidik (to educate): berfungsi mendidik dengan menyampaikan


pengetahuan dalam bentuk tajuk, artikel, laporan khusus atau cerita yang
memiliki

misi

pendidikan.

Berfungsi mendidik

apabila

pesannya

dapat

menambah pengembangan intelektual, pembentukan watak, penambahan


ketrampilan/kemahiran

bagi

khalayaknya

serta

mampu

memecahkan

permasalahan yang dihadapi masyarakat.


3.

Fungsi menghibur (to entertain): memberikan pesan yang bisa menghilangkan


ketegangan pikiran masyarakat dalam bentuk berita, cerita pendek, cerita
bersambung, cerita bergambar, sinetron, drama, musik, tari dan lainnya.
Berfungsi menghibur apabila khalayak bisa terhibur atau dapat mengurangi
ketegangan, kelelahan dan bisa lebih santai.

4.

Fungsi

mempengaruhi

(to

influence):

fungsi

mempengaruhi

pendapat,

pikiran, dan bahkan perilaku masyarakat inilah yang merupakan hal paling
penting dalam kehidupan masyarakat. Karena itulah, media yang memiliki
kemandirian (independent) akan mampu bersuara atau berpendapat, dan
bebas

melakukan pengawasan sosial (social control). Beberapa

pakar

komunikasi media massa juga menambahkan fungsi lain seperti sosialisasi


yaitu pewarisan suatu nilai-nilai, norma, budaya, juga membentuk khalayak
memahami

fungsi

sosialnya

sehingga mampu bertindak dan berperilaku

sebagai anggota masyarakat yang efektif. Masih ada pula penambahan lain
seperti berfungsi integrasi, motivasi, diskusi dan sebagainya. Namun pada
intinya dirangkum menjadi empat sebagaimana disebutkan di atas.

Grunig berpendapat bahwa perusahaan akan lebih mudah melakukan komunikasi


dengan publik yang aktif, karena publik aktif melakukan pencarian informasi daripada

1
4

Media Relations
Ety Sujanti, M.Ikom

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

publik pasif yang hanya menerima informasi saja. Di lain pihak, publik yang aktif juga
tidak dengan serta merta mudah dibujuk. Mereka tidak hanya mencari informasi dari
satu pihak, melainkan dari sejumlah pihak. Tentu saja organisasi perlu memberi
informasi danmenyebarkan pada sumber yang mempunyai kredibilitas untuk membela
kepentingannya.
Apa saja yang ditampilkan oleh pihak media akan mempengaruhi reputasi
organisasi. Dengan demikian untuk dapat mengetahui karakter dan ciri dari suatu media
dalam hal meliput, perlu dibangun hubungan antara pihak organisasi dengan media.
Tujuan pokok dari hubungan yang dibangun adalah

menciptakan

pengetahuan,

pemahaman, bukan hanya menyebarkan informasi atau pesan demi citra yang indah
saja kepada masyarakat. Arti penting dan popularitas organisasi bergantung pada
sejauh

mana

peranan dan

keberadaan

media

massa

itu

sendiri

serta

tingkat

pemahaman masyarakat. Analisis terhadap isi liputan media dapat digunakan untuk melihat
kualitas pesan, sehingga tren liputan media dapat dideteksi (Dozier dan repper dalam
Grunig, 1992:81)

C. Media Massa dan Media Relations


Upaya untuk mempublikasikan informasi organisasi tidaklah mudah, bila
tidak

mempunyai

nilai

berita

dan

bermanfaat

bagi

masyarakat

luas.

Dibutuhkan suatu strategi tertentu, dan juga upaya-upaya konkrit dalam


menjalin hubungan baik antara organisasi dan media massa dalam hubungan
media atau
Jefkins

media relations.

adalah

maksimum

usaha

atas

suatu

untuk

Pengertian

media

mencapai

publikasi

pesan

atau

informasi

relations

menurut Frank

atau

penyiaran

humas

dalam

yang
rangka

menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi


atau perusahaan yang bersangkutan (Jefkins, 2000:98). Jefkins menjelaskan
mengenai target media relations adalah pencapaian publikasi atau penyiaran
maksimal atas informasi organisasi. Publikasi yang maksimal tidak hanya dari
sisi jumlah media yang memuat, melainkan juga penyampaian informasi
yang lengkap, serta berada di posisi yang strategis atau mudah dibaca,
didengar atau ditonton oleh pemirsa.
Sementara itu Sam Black dan Melvin L. Sharpe menjelaskan media
relations lebih kepada hubungan antara organisasi dengan media. Definisinya
adalah hubungan antara suatu organisasi dengan pers, radio dan televisi secara
1
4

Media Relations
Ety Sujanti, M.Ikom

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

dua arah atau dua pihak. (Black dan Sharpe, yang dikutip oleh Diah Wardhani,
2008:9).

Hal ini berarti bahwa media relations tidak hanya terkait dengan

kepentingan sepihak, organisasi atau media massa saja, melainkan kedua pihak
memiliki kepentingan yang sama. Dengan demikian akan membuat hubungan
kerjasama menjadi hubungan yang sama-sama menguntungkan bagi kedua
belah pihak. Berdasarkan pemahaman tersebut, maka pengertian

Media

Relations adalah: aktivitas komunikasi untuk menjalin pengertian dan hubungan


baik dengan media massa dalam rangka pencapaian publikasi organisasi yang
maksimal serta berimbang (balance).
Organisasi

yang

menajalankan

program

media

relations,

pada

umumnya adalah organisasi yang sangat membutuhkan media massa dalam


pencapaian

tujuan

organisasi.

Secara rinci tujuan media relations bagi

organisasi adalah:
1. Untuk memperoleh publisitas seluas mungkin mengenai kegiatan serta
langkah lembaga/organisasi yang baik untuk diketahui umum.
2. Untuk

memperoleh

laporan,

ulasan,

(balance)

tempat
tajuk

dalam

yang

mengenai

pemberitaan

wajar,

hal-hal

media

(liputan,

obyektif

dan

seimbang

yang

menguntungkan

lembaga/organisasi.
3. Untuk memeroleh umpan balik dari masyarakat mengenai upaya dan
kegiatan lembaga/organisasi.
4. Untuk melengkapi data/informasi bagi pimpinan lembaga/organisasi
bagi

keperluan

mengenai

pembuatan

situasi

penilaian (assesment)

atau

permasalahan

yang

secara

tepat

mempengaruhi

keberhasilan kegiatan lembaga/perusahaan.


5. Mewujudkan

hubungan

yang

stabil

dan

berkelanjutan

yang

dilandasi oleh rasa saling percaya dan menghormati. (Rachmadi,


yang dikutip oleh Diah Wardhani, 2008:13).
Melalui aktifitas media relations, maka hubungan antara organisasi
dengan media diharapkan akan lebih baik dan positif. Dengan demikian manfaat
Media Relations dapat dirasakan oleh kedua pihak. Manfaat media relations
antara lain adalah:

1
4

Media Relations
Ety Sujanti, M.Ikom

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

1. Membangun pemahaman mengenai tugas, dan tanggung jawab


organisasi dan media massa.
2. Membangun

kepercayaan

timbal

balik

dengan

prinsip

saling

menghormati dan menghargai, kejujuran serta kepercayaan.


3. Penyampaian/perolehan informasi yang akurat, jujur dan mampu
memberikan pencerahan bagi publik.

Diharapkan

dengan

adanya

hubungan media, maka akan mempermudah kedua pihak saling


memahami situasi dan kondisi kerja masing-masing. Selain itu, bisa
saling mendiskusikan hal-hal terbaik untuk kerjasama antara kedua
pihak.

Aktivitas media relations pada umumnya dijalankan oleh Departemen


Public

Relations

dalam

suatu

organisasi,

dan

bentuk-bentuk kegiatannya

adalah :
1. Pengiriman siaran pers/pers release
2. Menyelenggarakan konferensi pers
3. Menyelenggarakan media gathering
4. Menyelenggarakan perjalanan pers
5. Menyelenggarakan special event
6. Menyelenggarakan wawancara khusus
7. Menjadi narasumber media
Pemahaman tentang media perlu dilakukan dalam membina hubungan
baik

dengan

media,

terutama

pemahaman

terhadap

karakteristik media,

mekanisme dan cara kerja wartawan masing-masing media, serta sistem


media yang berlaku. Ada 5 prinsip utama dalam membina hubungan baik
dengan media menurut Diah Wardhani yakni:
1. Kejujuran

dan

sepenuhnya

kredibiltas,

kepada

sehingga

petugas

public

wartawan

akan

percaya

relations

dalam

sebuah

organisasi. Selain itu, praktisi PR dapat memberikan informasi untuk

1
4

Media Relations
Ety Sujanti, M.Ikom

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

memberikan

ide

kepada

wartawan

dalam

mengembangkan

pemberitaannya.
2. Memberikan pelayanan informasi atau data lain (foto, gambar dan lain-lain)
dengan cepat, paling pasti, dengan data yang palling benar, kapan pun juga
tanpa batas waktu dan tempat.
3. Jangan memohon atau melakukan tekanan kepada pihak media agar
mereka mau memuat tulisan mengenai perusahaan. Pihak media memiliki
ketentuan mengenai kualitas informasi yang akan mereka muat atau tayangkan
di media mereka.
4. Jangan menyembunyikan atau mencoba menghilangkan suatu cerita yang
merugikan perusahaan. Hal itu merupakan pelanggaran terhadap kebebasan
media dan dianggap suatu kejahatan.
5. Jangan banjiri media dengan informasi.( Diah Wardhani, 2008:15)

Hubungan yang baik dengan media, perlu juga dilandasi oleh rasa pengertian
dan pemahaman yang tulus serta kepercayaan penuh. Media massa dipahami memiliki
banyak nara sumber dari berbagai kalangan, baik organisasi, kelompok maupun tokohtokoh individu lainnya. Oleh karena itu, organisasi yang sama tidak akan mungkin
terus menerus mendapat publikasi, kecuali informasinya memang sangat penting dan
memiliki nilai berita yang sangat tinggi. Untuk itu diperlukan program publikasi yang
direncanakan dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang secara
berkesinambungan. Dengan senantiasa menyampaikan informasi yang mempunyai nilai
berita, akan membuat media bersedia memuat berita tersebut. Di samping itu, ketika
organisasi telah memberikan informasi kepada media massa, maka kepercayaan yang
penuh kepada mereka harus dilakukan. Hal ini ditujukan agar organisasi tidak perlu turut
campur dalam pekerjaan mereka, sehingga organisasi tidak perlu mendikte dengan
meminta apalagi memohon agar mereka memuat berita organisasi. Dengan demikian
prinsip media relations yang baik adalah bagaimana mengemas isu yang sedang hangat
dibicarakan di masyarakat dan dikaitkan pada aktivitas organisasi.

Namun

demikian,

organisasi tidak hanya sekedar menyebarkan isu atau membangun pencitraan, melainkan
tetap munjukkan bukti kegiatan positif mereka di publik yang luas dan media massa pun
turut diajak untuk menyaksikan berbagai kemajuan yang ada di perusahaan untuk
membantu atau mendukung terbangunnya reputasi yang baik atau positif mengenai
perusahaan di masyarakat.
Secara teknis, membangun media relations menurut Frank Jefkins adalah:

1
4

Media Relations
Ety Sujanti, M.Ikom

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

1. Memahami media: yaitu dengan menngetahui karakteristik masing-masing


media,

kekuatan

dan

kelemahannya,

bagaimana memproduksi

berita,

program di radio dan televisi. Caranya dengan pengamatan, melakukan


kunjungan ke meddia, melakukan wawancara melalui telepon mengenai halhal yang terkait dengan upaya untuk lebih mengenali media.

2. Memahami hal penting tentang media sebagai berikut: a) Kebijakan editorial, b)


frekuensi penerbitan, c) tanggal terbit, d) proses percetakan/produksi, e)
daerah sirkulasi/siaran, f) jangkauan pembaca/pendengar/pemirsa, g) metode
distribusi untuk media cetak (langganan/eceran), metode kerjasama dengan
radio/tlevisi dalam pembuatan program acara.
3. Memahami

dan

melaksanakan

prinsip-prinsip

hubungan

baik

yaitu: a)

memahami dan melayani media, b) membangun reputasi sebagai orang


yang bisa dipercaya, c) menyediakan salinan naskah berita (press release),
foto, rekaman suara (untuk radio), dan rekaman gamabr (untuk televisi), d)
bekerjasama dalam penyajian materi (wawancara, konferensi pers, program
siaran langsung untuk radio, talkshow untuk televisi, dan lain-lain), e)
menyediakan fasilitas verifikasi atau pembuktian akan kebenaran materi
yang mereka terima misalnya dengan kunjungan ke perusahaan (open
house), kunjungan

ke

pabrik,

lapangan,

pusat-pusat

industri/aktifitas

organisasi lainnya, f) membangun hubungan personal yang kokoh dan


positif.
4. Memahami tanggung jawab dan loyalitas yang saling bertentangan antara
praktisi humas yang mewakili kepentingan organisasi dan wartawan yang
mewakili perusahaan/industri media. (Jefkins: 2000:hal.100-102).
Dalam prakteknya melaksanakan media relations bukanlah hal yang mudah, bahkan
sering terdapat beberapa kasus perselisihan antara individu, organisasi/perusahaan dengan
media yang terkait dengan publikasi. Perusahaan atau organisasi mengeluh mengenai isi
pemberitaan media yang cenderung bersifat negatif. Kasus-kasus tersebut bisa saja terjadi
mengingat adanya perbedaan tanggung jawab dan loyalitas antara praktisi Public
Relations

yang

membawa

nama

organisasi/perusahaan

mewakili media massa.

1
4

Media Relations
Ety Sujanti, M.Ikom

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

dengan

wartawan yang

Berdasarkan pengalamannya sebagai juru bicara dari beberapa organisasi


pemerintah Amerika Serikat, Marguerite H. Sullivan memberikan masukan apa yang harus
dilakukan dan yang tidak dilakukan ketika berhubungan dengan media. Menurut
Sullivan yang harus dilakukan adalah antara lain:
1. Harus selalu menyampaikan kebenaran
2. Harus jujur dan akurat. Kredibilitas dan reputasi anda tergantung pada hal ini.
3. Harus segera meralat kesalahan. Katakan bahwa sebelumnya anda tidak
memberikan jawaban yang memadai dan anda ingin memberi penjelasan.
4. Harus seterbuka mungkin dengan media
5. Harus menghubungi wartawan yang tulisannya kurang akurat. Tunjukkan
kesalahannya dengan sopan dan ralatlah.
6.

Harus berusaha memberikan informasi yang diminta wartawan, walaupun itu

membuat anda bekerja ekstra, seperti

bekerja sampai larut atau mengantar

sendiri materi yang dibutuhkan.


Sedangkan yang tidak boleh dilakukan antara lain adalah: jangan sekali-kalipun
berbohong, jangan sekali-kalipun mengatakan no comment, jangan bilang of the
record setelah anda membuat pernyataan, jangan berimprovisasi, berspekulasi dan
menebak-nebak dan jangan mengumumkan apapun bila informasinya belum ada
ditangan anda.

1
4

10

Media Relations
Ety Sujanti, M.Ikom

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Daftar Pustaka
Aceng Abdullah. 2000. Press Relations, Kiat Berhubungan Dengan Media Massa.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Argenti, Paul A. 1998. Corporate Communication. Boston: Irwin McGraw Hill Co.
Baskin, O. & Aronof. 1992. Public Relations: the Profession and the Practice. Edisi
ketiga. Dubuque, IA:Wm.C.Brown.
Diah Wardhani. 2008. Media Relations: Sarana Membangun reputasi Organisasi.
Yogyakarta. Graha Ilmu.
Dowling, Grahame R. 1994. Corporate Reputation: Strategies for Developing the
Corporate Brand.London: Kogan Page.
Jefkins, Frank. 1996. Public Relations (terjemahan Haris Munandar). Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Goldhaber, Gerald M. 1990. Organizational Communication 5th ed.Dubuge, IA:
Wm C brown Publisher.
Grunig, J.E. and Hunt, T.1992. Excelence Public Relations &Communication
Management. Hillsdale, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associate Inc.
Lesly, Philip. 1991. Leslys Handbook of Public Relations and Communications.
Chicago, Illinois: Probus Publishing Company.
Macnamara, Jim. 1999. Strategi Jitu Menjinakkan Media (terjemahan). Jakarta: Mitra
Media.
M. Lingar Anggoro. 2001. Teori dan Profesi Kehumasan. Jakarta: Bumi Aksara
Nurudin, Muhammad Syaifullah. 2004. Media Relations. Jogyakarta: Pustaka Pelajar
Onong Uchjana Effendy, 2007. Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung.PT.
Remaja
Rosdakarya.
Rhenald Khasali.1999. Manajemen Public Relations.Jakarta:Grafiti.
Rosady Ruslan. 1999. Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi. Jakarta: PT
1
4

11

Media Relations
Ety Sujanti, M.Ikom

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Raja Grafindo Persada.


Smith, kim.A. 1987. Newspaper Coverage on Public Concern About Community
Issues dalam Journalism Monograph. Volume 1, Nomor 1.
Sullivan, H.Marguerite.(tanpa tahun). Dinas Penerangan Yang Bertanggung Jawab,
(terjemahan).Panduan Internal. Office of International Programs, U.S
Department of State.

1
4

12

Media Relations
Ety Sujanti, M.Ikom

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai