Program Tatap
Fakultas Kode MK Disusun Oleh
Studi Muka
Ilmu Public 01 P05172000 Rizky Oktarina Costa, M.Ikom
Komunikasi Relations 9
Abstract Kompetensi
Istilah “Hubungan Masyarakat” yang disingkat “Humas” sebagai terjemahan dari istilah
Public Relations, di Indonesia sudah benar-benar memasyarakatkan dalam arti kata telah
dipergunakan secara luas oleh departemen, jawatan, perusahaan, badan, lembaga dan lain-lain
organisasi kekaryaan. Karena Public Relations menyangkut kepentingan setiap organisasi,
baik itu bersifat komersial maupun yang nonkomersial, maka kehadirannya sangat
dibutuhkan.
Diterjemahkannya Public Relations yang merupakan metode komunikasi dan objek studi
ilmu komunikasi itu menjadi hubungan masyarakat (Humas). Hingga awal tahun 1970-an
tercatat tidak kurang dari dua ribu definisi mengenai Public Relations atau hubungan
masyarakat yang dapat dijumpai dalam buku-buku, majalah-majalah ilmiah, atau berkala-kala
lainnya. Definisi-definisi tersebut diketengahkan oleh para ahli hubungan masyarakat dengan
titik pandangan dari berbagai sudut, ada yang dari sudut manajemen, sudut ekonomi dan lain-
lain.
Karena banyaknya definisi hubungan masyarakat tersebut, maka para pemraktek hubungan
masyarakat sedunia yang terhimpun dalam The International Public Relations Associations
bersepakat untuk merumuskan sebuah definisi yang diharapkan dapat diterima oleh semua
pihak. Definisinya adalah sebagai berikut:
(Hubungan Msayarakat adalah Fungsi manajemen dari ciri yang dijalankan secara
berkesinambungan dan berencana, dengan mana organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga
yang bersifat umum dan pribadi berusaha memperoleh dan membina pengertian, simpati dan
dukungan dari mereka yang ada sangkut pautnya atau yang mungkin ada sangkut pautnya –
Pada Agustus 1978, telah diadakan Pertemuan asosiasi-asosiasi PR seluruh dunia di Mexico
City, dan kemudian menghasilkan pernyataan mengenai definisi PR sebagai berikut: “Praktek
kehumasan adalah suatu seni sekaligus suatu disiplin ilmu sosial yang menganalisis berbagai
kecenderungan, memperkirakan setiap kemungkinan kosekuensi darinya, memberi masukan
dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi, serta menerapkan program-program
tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan atau kepentingan
khalayaknya”. (Frank Jefkins, 1995)
Dari sebagian pengertian tentang Public Relations diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
Public Relations adalah suatu fungsi manajemen yang berperan sebagai jembatan komunikasi
antara lembaga dengan publik, baik internal maupun eksternal organisasi. Eksternal
organisasi yaitu memberikan informasi kepada khalayak di luar lingkungan. Sedangkan
kedalam yaitu berupaya memberikan saran-saran kepada publik internal. Serta mampu
menerapkan program-program yang telah direncanakan dan mampu mengatasi masalah yang
akan terjadi. Sehingga akan terbentuk kerjasama dan loyalitas baik dari publik internal
maupun eksternal organisasi.
Tujuan Humas
Humas pada hakikatnya adalah aktivitas, maka sebenarnya tujuan humas dapat dianalogikan
dengan tujuan komunikasi, yakni adanya penguatan dan perubahan kognisi, afeksi dan
perilaku komunikannya. Bila kita bawa ke dalam tujuan humas, maka tujuan humas adalah
Mengacu pada tiga tujuan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa setelah
pengetahuan/pikiran di buka, emosi/kepercayaan disentuh maka selanjutnya perilaku
positif dapat diraih. Pada akhirnya, semua itu kembali pada tujuan yang lebih besar, yakni
terbentuknya citra yang positif terhadap organisasi lembaga dimana humas berada. (frida
Kusumastuti, 2002.)
Fungsi Humas
Sementara menurut Cutlip dan Center mengatakan bahwa fungsi PR meliputi hal-hal berikut:
1. Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi.
2. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan informasi
dari lembaga kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada organisasi.
3. Melayani publik dan memberikan nasihat kepada pimpinan organisasi untuk
kepentingan umum.
4. Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dan publik, baik internal
maupun eksternal.(Frida Kusumastuti, 2002)
Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi dari Humas bagi organisasi
adalah pertama, fungsi konstruktif yaitu dengan cara menunjang kegiatan serta mencapai
tujuan dari suatu organisasi, mampu berkomunikasi baik internal maupun eksternal
organisasi, melayani publik sesuai dengan kebutuhan dan keinginan, dan mampu membina
hubungan harmonis. Sedangkan untuk fungsi kedua adalah fungsi korektif. Fungsi korektif
ini berperan saat suatu organisasi ataupun lembaga telah mengalami masalah-masalah krisis
sehingga humas berperan untuk mengatasi terselesaikannya masalah yang sedang terjadi.
Proses Humas
Hubungan Masyarakat menjalankan fungsi dan tugas penerangan di dalam jajaran masing-
masing. Perannya sebagai wahana komunikasi di dalam maupun keluar organisasi. Dalam
organsasi berusaha menyelenggarakan komunikasi internal perusahaan. Dan keluar
memberikan informasi kepada masyarakat. Maka
dengan begitu dibutuhkan proses humas yang tepat dalam menjalankan tugasnya, yaitu
sebagai berikut : (menurut Cutlip dan Center)
1. Fact Finding (Pengumpulan data)
2. Planning (Perencanaan)
Dalam tahap ini PRO melakukan penyusunan daftar masalah. Dengan adanya daftar itu maka
akan dapat diambil suatu pemikiran yang cepat untuk mengatasinya serta menentukan orang-
orangnya yang akan menggarap pelaksanaannya. Perencanaan ini perlu disusun dengan
matang, mengingat kegiatan ini merupakan salah satu tahap yang turut menentukan
suksesnya pekerjaan Humas secara keseluruhan.
3. Communicating (Komunikasi)
Tidak lepas dari perencanaan tentang bagaimana mengkomunikasikan dan apa yang
dikomunikasikan sebenarnya dapat diperoleh dari tujuan yang diharapkan dapatt dihasilkan
dari kegiatan Public Relations. Efektifitas komunikasi selain ditentukan isi pesan serta teknik
penyebaran, ditentukan khususnya oleh Predisposisi (keadaan mudah terpengaruh) untuk
menerima isi tersebut.
4. Evaluation (Penilaian)
Setelah fase komunikasi, maka suatu organisasi ingin mengetahui akibat dan pengaruhnya
terhadap publik. Hal ini dilakukan melalui evaluasi. Tujuan utama dari evaluasi adalah untuk
mengetahui apakah kegiatan public relations benar-benar dilaksanakan menurut rencana
berdasarkan hasil penelitian atau tidak. Maka, penilaian sangat lah penting, tanpa adanya
penilaian tidak akan diketahui sampai dimana kelancaran kegiatan public relations yang telah
berlangsung. (Bambang Siswanto, 1985. Hal 15-22)
Ruang Lingkup Hubungan Masyarakat (Humas) dalam menjalankan tugas adalah meliputi
antara lain :
a. Pengumpulan data
b. Penerangan
Penerangan mempunyai tugas mempersiapkan pemberian penerangan kepada masyarakat
tentang kebijakan dan pelaksanaan kegiatan lembaga melalui media massa. Yaitu rincian
tugas sebagai berikut :
1) Menyebarkan informasi, dengan jelas :
a) Menyediakan dan mengumpulkan bahan informasi
b) Memberikan paket informasi.
c) Memberikan bahan berita (release) baik yang tertulis maupun foto.
c. Publikasi
Publikasi mempunyai tugas mengurus publikasi tentang kebijakan dan pelaksanaan kegiatan
lembaga. Berikut perincian tugas dari publikasi :
1) Menerbitkan warta harian, mingguan, majalah bulanan dan folder (leaflet).
2) Menerbitkan buku kerja.
3) Menerbitkan kalender kerja.
4) Ikut serta menyelenggarakan pameran, antara lain pameran
pembangunan.
Setiap lembaga maupun organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkannya terlebih dahulu. Seberapa jauh berhasil atau tidak tergantung
dari usaha serta kemampuan pengelola lembaga dan organisasi itu sendiri, khususnya peranan
Humas juga sangat diperlukan. Hal ini dapat dilihat dari fungsi humas dalam suatu kegiatan.
Dengan adanya devisi humas diharapkan suatu kegiatan dapat berjalan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya. Salah tugas humas yang harus diperhatikan
dalam suatu kegiatan adalah Dokumentasi.
Dokumentasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Setelah
mendapatkan data dari suatu kegiatan maka langkah selanjutnya adalah membuat
dokumentasi kegiatan. Dalam membuat dokumentasi kegiatan lembaga meliputi dokumentasi
foto, rekaman pidato, sambutan-sambutan serta siaran langsung youtube atau cloud meeting.
a. Dokumentasi Foto
Kekuatan gambar yang melebihi kata-kata. Foto selalu memberi dampak otentik. Meskipun
foto dapat direkayasa, seperti halnya statistik, orang biasanya mudah menerima bukti berupa
foto daripada kata-kata.
Dalam humas foto, foto sangat diperlukan sebagai bahan publikasi, laporan, berita,
iklan,maupun untuk kepentingan arsip/dokumentasi. Oleh karena itu, humas harus dapat
b. Dokumentasi Sambutan-sambutan
Seseorang yang berprofesi humas di lembaga pemerintahan atau perusahaan swasta dalam
peristiwa-peristiwa tertentu dituntut untuk bisa menulis naskah pidato bagi atasannya.
Sistematika naskah pidato, pada dasarnya terdiri dari :
1. Pendahuluan, berisi penjelasan singkat dan latar belakang tentang tujuan substansi
yang dipidatikan supaya terbentuk hubungan berfikir dengan khalayak pendengar.
2. Inti materi pidato yaitu uraian yang berisi tentang argumentasi yang mengacu kepada
topik pidato yang telah dipilihnya dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.
3. Kesimpulan berisi saripati dari keseluruhan materi yang dipidatokan. (Soleh Soemirat
dan Elvinaro Ardiant, 2005. Hal 75- 76)
Sesuai dengan kegunaan Press Release untuk mempublikasikan kegiatan, maka press release
juga dapat digunakan sebagai data untuk dijadikan bukti telah terlaksananya suatu acara.
Dokumentasi PR
Pengertian dokumentasi yaitu dalam arti luas adalah yang berkaitan dengan
kegiatan menghimpun, mengolah, menyeleksi, dan menganalisa yang kemudian
mengevaluasi seluruh data, informasi dan dokumen tentang suatu kegiatan, peristiwa,
atau pekerjaan tertentu yang dipublikasikan baik melalui media elektronik maupun
cetak dan kemudian disimpan secara teratur dan sistematis. Pengertian umum lainnya
mengenai kegiatan pendkomentasian dalam administrasi perkantoran, yaitu dikenal
Kekurangan Publisitas
Tidak dapat dikontrol (no control over the message). Karena sifatnya tidak membayar
atas pemberian, maka public relations tidak mempunyai wewenang untuk menentukan
agar dimuat, kapan informasi itu disiarkan, di mana dimuatnya, dan bagaimana cara
memuatnya. Bisa saja informasi yang dikirim public relations itu tidak dimuat karena
menurut media massa tidak mengandung nilai berita.
Tidak dapat mengontrol jenis informasi yang dimuat. Setiap berita di media menimbulkan
konsekuensi (dampak) publisitas bagi perusahaan, terlepas apakahpublic relations secara
sengaja mengirim informasi ke media atau tidak. Media bisa saja mencari sendiri.
Dampak Publisitas
Daftar Pustaka
Onggo, Bob Julius. (2004). Cyber Public Relations. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
http://aatmandai.blogspot.co.id/2012/05/penerapan-pr-di-dunia-cyber.html