Anda di halaman 1dari 41

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Humas

A. Tugas Humas

Aktivitas humas dalam organisasi atau perusahaan berkaitan

dengan tugas yang harus dijalankannya. Inti tugas humas pada dasarnya

adalah sinkronisasi antara informasi dari perusahaan dengan reaksi dan

tanggapan publik sehingga mencapai suasana akrab, saling mengerti, dan

muncul suasana yang menyenangkan dalam interaksi perusahaan dengan

publik.

Oxley dalam (Iriantara, 2010) menjelaskan tugas-tugas yang

dijalankan humas terdiri atas:

1. Memberi saran kepada manajemen tentang semua perkembangan

internal dan ekternal

2. Meneliti, menafsirkan dan mengantisipasi sikap publik terhadap

organisasi

3. Menjadi penghubung antara manajemen dengan publiknya

4. Memberi laporan berkala kepada manajemen tentang semua kegiatan

yang mempengaruhi hubungan publik dengan organisasi.

Lebih detail lagi, menurut Collin Coulson-Thomas, tugas-tugas

pokok humas/ public relations adalah:

12
1. Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan perusahaan/organisasi, baik

perusahaan sendiri maupun perusahaan saingan, juga ancaman dan

peluangnya; mendiagnosis masalah-masalah yang dapat dipecahkan

melalui saran-saran publik relation; mengidentifikasi masyarakat

yang dituju dan saluran-saluran yang paling efektif digunakan untuk

menjangkau mereka;

2. Memberi nasihat kepada pihak manajemen di semua tingkatan,

terutama mengenai perkembangan intern dan ekstern, yang mungkin

dapat mempengaruhi reputasi perusahaan/organisasi dalam

hubungannya dengan kelompok-kelompok lain yang menjadi sasaran

komunikasi perusahaan/organisasi tersebar;

3. Menjadi ahli depositor karena itu harus mengetahui semua aspek

komunikasi perusahaan, baik intern maupun ekstern. Dengan cara

mempertahankan para ahli, baik yang sudah ada maupun yang baru

masuk, sehubungan dengan teknik-teknik yang relevan dan

kemudahan-kemudahan serta kontak-kontak yang mungkin

digunakan mereka;

4. Membuat kontak dengan para pengambil keputusan ekstern yang

penting. Selain itu, mengontak pula para pencetus ide dan

sumbersumber informasi lain;

5. Memastikan arus informasi yang efektif untuk kelompok-kelompok

masyarakat yang terpilih, guna memanfaatkan saluran-saluran

13
komunikasi yang cocok untuk mereka, seperti buku, majalah keluarga,

surat kabar, radio, televisi, brosur, wawancara dan lain sebagainya;

6. Membentuk komisi-komisi riset untuk proyek-proyek khusus, agar

dapat menentukan dan memperkirakan situasi dan masalah, atau untuk

mengukur efektivitas program-program dari public relations yang

telah dilaksanakan;

7. Mengevaluasi masalah-masalah dan aktivitas public relations

sehingga dapat memberikan laporan-laporan yang teratur kepada

pihak manajemen;

8. Merencanakan dan memanajemen kegiatan-kegiatan delegasi

perusahaan/ organisasi. Misalnya, pameran, kunjungan, pertemuan,

dan lain sebagainya;

9. Membantu bagian-bagian lain dengan menganalisis masalah-masalah

komunikasi, menulis dan menerbitkannya, memberikan keterangan

baik dengan audio-visual maupun sarana-sarana pendukung lain serta

bekerjasama untuk menanggulangi masalah-masalah yang telah

ditentukan;

10. Memastikan seluruh perusahaan/organisasi dan tidak melakukan

sesuatu tindakan yang dapat mencemarkan nama baik perusahaan/

oganisasi (Coulson-Thomas, 2002).

Pelaksaan tugas humas dalam suatu lembaga tentu sangat

kompleks. Salah satunya yang ada pada Sekertariat DPRD Provinsi

Sulawesi Tengah pada jurnal berjudul “Analisis Peran dan Fungsi Humas

14
Pemerintah di Era Keterbukaan Informasi pada Sekertariat DPRD Provinsi

Sulawesi Tengah”. Secara garis besar tugas humas adalah merekap

kegiatan yang dilakukan oleh DPRD, yang kemudian akan dipublikasikan

melalui mitra humas yaitu media massa yang meliputi media cetak

maupun media elektronik. Terdapat tiga tugas humas yang dilakukan

sehari-hari. Yang pertama ialah mencatat media cetak yang masuk dan

mendistribusikan pada pimpinan dewan, komisi- komisi dan sekwan.

Yang kedua menghubungi media cetak dan elektronik untuk meliput

kegiatan sidang paripurna dan sidang-sidang lainnya. Yang ketiga yaitu

memediasi pertemuan pendemo dengan anggota DPRD (Fahri & Unde,

2018).

B. Fungsi Humas

Humas dalam suatu instansi dikatakan berfungsi apabila humas itu

menunjukan kegiatan yang jelas dan dapat dibedakan dari kegiatan

lainnya. Seperti yang sudah ditulis pada latar belakang, fungsi humas

adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antar lembaga

(organisasi) dengan publiknya, internal maupun eksternal dalalm rangka

menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik

dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang

menguntungkan lembaga organisasi (Nova, 2009).

Mengenai konsep fungsional public relations, Scott M. Cutlip dan

Allen Center dalam bukunya Effective Public Relations, memberikan

penjelasan sebagai berikut:

15
1. Memudahkan dan menjamin arus opini yang bersifat mewakili dari

publik- publik suatu organisasi, sehingga kebijaksanaan beserta

operasionalisasi organisasi dapat dipelihara keserasiannya dengan

ragam kebutuhan dan pandangan publik-publik tersebut.

2. Menasehati manajemen mengenai jalan dan cara menyusun

kebijaksanaan dan operasionalisasi organisasi untuk dapat diterima

secara maksimal oleh publik.

3. Merencanakan dan melaksanakan program-program yang dapat

menimbulkan penafsiran yang menyenangkan terhadap kebijaksanaan

dan operasionalisasi organisasi.

Berdasarkan uraian mengenai ciri-ciri public relations beserta

penegasan kegiatan humas menurut Cutlip, Center, dan Bloom diatas maka

fungsi humas dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.

2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik baik itu

internal maupun eksternal.

3. Menciptakan komunikasi dua arah demi memperoleh feedback

dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan

menyalurkan opini publik kepada organisasi.

4. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi

kepentingan umum (Cutlip dkk, 2016).

Salah satu fungsi humas yang dijalankan oleh suatu lembaga adalah

pelaksanaan fungsi humas pemerintahan pada Sekertariat DPRD Provinsi

16
Sulawesi Tengah. Sekertariat DPRD lebih banyak berfungsi dalam

menciptakan komunikasi dua arah antara DPRD dengan masyarakatnya.

Mereka terlibat dalam proses unjuk rasa dan sebagai jembatan yang

mempertemukan pengunjuk rasa dengan anggota DPRD yang dapat

membantu masalah mereka.

Selain itu humas DPRD Provinsi Sulawesi Tengah juga

menjalankan fungsi melayani publik dalam memperoleh segala informasi

dengan memfasilitasi mengundang media untuk meyebarluaskan kegiatan

DPRD secara masal dan memberitakan proses tentang isu tertentu

menggunakan media internal seperti majalah, buletin maupun website

DPRD. Humas bekerjasama dengan media eksternal seperti Radar sulteng,

Mercusuar, Media Al-Khairat, Metro Sulawesi dan Sulteng Raya. Bahkan

humas juga bekerjasama sengan media elektronik seperti TVRI dan Palu

TV (Fahri & Unde, 2018).

Secara praktis, diketahui bila berbicara mengenai fungsi dari

humas itu sendiri, tentu ada kaitannya dengan kegiatan humas. Karena

melalui kegiatan humas nantinya dapat secara jelas diketahui mengenai

fungsi apa saja yang dikakukan oleh kegiatan humas tersebut, baik internal

ataupun eksternal.

C. Peran Humas

Mewujudkan visi dan misi perusahaan untuk menjadi besar dan

maju bukanlah pekerjaan mudah, hambatan dari lingkungan internal

maupun eksternal merupakan hal-hal yang tidak dapat diduga. Oleh sebab

17
itu, humas sebagai salah satu fungsi manajemen di perusahaan yang

berperan untuk menyaring informasi yang berhubungan dengan

perusahaan dan memfasilitasi kegiatan komunikasi untuk memberikan

pemahaman kepada publik internal dan eksternalnya. Menurut (Cutlip,

dkk, 2016), peran humas terbagi atas 4 yaitu:

1. Penasehat Ahli (Expert Prescriber)

Seorang praktisi pakar public relations yang berpengalaman dan

memiliki kamampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi

dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (public

relationship).

2. Fasilitator Komunikasi (Communication Facilitator)

Dalam hal ini, praktisi PR bertindak sebagai komunikator atau

mediator untuk membantu pihak menajemen dalam hal mendengar

apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. Di pihak lain, dia

juga dituntut mampu menjelaskan kembali keinginannya, kebijakan

dan harapan organisasi kepada pihak publik. Sehingga dengan

komunikasi timbal balik tersebut dapat tercipta saling pengertian,

mempercayai, menghargai, mendukung dan toleransi yang baik dari

kedua pihak.

3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process

Fasilitator)

Peranan praktisi PR dalam proses pemecahan persoalan public

relations ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini


18
dimaksudkan untuk membantu pimpinan orgnisasi baik sebagai

penasihat (adviser) hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan)

dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara

rasional dan profesional.

4. Teknisi Komunikasi (Communication Technician)

Peran Communication Technician ini menjadiakan praktisi PR

sebagai Jurnalist in Resident yang hanya menyediakan layanan teknis

komunikasi atau dikenal dengan method of communication. Sistem

komunikasi dalam organisasi tergantung dari masing-masing bagian

atau tingkatan (level), yaitu secara teknis komunikasi, baik arus

maupun media komunikasi yang dipergunakan dari tingkat pimpinan

dengan bawahan akan berbeda dari bawahan ke tingkat atasan. Hal

yang sama juga berlaku pada arus dan media komunikasi antar

karyawan satu departemen dengan lainya (employee relations and

communication media model).

Peran humas khususnya teknisi komunikasi ada pada pelaksanaan

peran humas Sekertariat DPRD Provinsi Sulawesi Tengah. Hal ini

ditunjukan dengan implementasi tugas mereka dalam menjalankan fungsi-

fungsi publikasi seperti melakukan pemberitaan di media-media internal

maupun eksternal. Humas Sekertariat DPRD Provinsi Sulawesi Tengah

juga menjalankan peran sebagai Fasilitator Komunikasi. Hal ini ditunjukan

dengan implementasi tugas mereka dalam menjalankan fungsi-fungsi

19
fasilitator dalam menghubungkan antara masyarakat dengan Pimpinan dan

Anggota DPRD (Fahri & Unde, 2018).

Dalam kaitan menjalankan fungsi membina saling pengertian

dengan publiknya menurut Indrawadi Tamin (2004) yang dikutip oleh

Lena Satlita (2011), menyatakan ada empat peran yang dapat dimainkan

oleh PR, yaitu:

1. Interpreter atau in the middle, yaitu PR berperan sebagai sumbu antara

manajemen dengan publik internal maupun eksternal. PR harus

mampu menginterpretasikan dinamika dan kebutuhan serta perilaku

publik terhadap manajemen dan sebaliknya. Untuk bisa memikul

peran ini, PR harus punya akses pada manajemen bahkan top

manajemen.

2. Lubricant, pelumas atau pelicin untuk terciptanya hubungan internal

yang harmonis dan efisien. Peran ini memungkinkan PR mencegah

timbulnya kemungkinan friksi-friksi atau perpecahan dalam

organisasi.

3. Monitoring dan Evaluasi, Peran ini untuk mengantisipasi setiap

perubahan yang mungkin saja berdampak negatif terhadap organisasi.

4. Komunikasi, komunikasi dilakukan baik pada publik eksternal

maupun internal untuk terciptanya saling pengertian.

20
D. Tujuan dan Manfaat Humas

Menurut (Widjaja, 2010), tujuan humas yaitu untuk

mengembangkan hubungan harmonis dengan pihak lain yakni publik

(umum, masyarakat). Tujuan humas adalah untuk menciptakan, membina

dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi lembaga atau

organisasi di suatu pihak dan dengan publik di lain pihak dengan

komunikasi yang harmonis dan timbal balik.

Frank Jefkins mendefinisikan dari sekian banyak hal yang dapat

dijadikan tujuan public relations sebuah perusahaan, beberapa diantaranya

yang pokok adalah:

1. Untuk mengubah citra umum di mata khalayak/masyarakat

sehubungan dengan adanya kegiatan-kegiatan baru yang

dilakukan oleh perusahaan.

2. Untuk meningkatkan bobot kualitas calon pegawai.

3. Untuk menyebarluaskan suatu cerita sukses yang telah dicapai oleh

perusahaan kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan

pengakuan.

4. Untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas, serta

membuka pasar-pasar baru.

5. Untuk mempersiapkan dan mengkondisikan masyarakat bursa saham

atas rencana perusahaan untuk menerbitkan saham baru atas saham

tambahan.

21
6. Untuk meperbaiki hubungan antara perusahaan itu dengan

khalayak/masyarakatnya, sehubungan dengan telah terjadinya suatu

peristiwa yang mengakibatkan kecaman, kesangsian, atau salah

paham di kalangan khalayak/masyarakat terhadap niat baik

perusahaan.

7. Untuk mendidik para pengguna atau konsumen agar mereka lebih

efektif dan mengerti dalam memanfaatkan produk-produk

perusahaan.

8. Untuk meyakinkan khalayak bahwasanya perusahaan mampu

bertahan atau bangkit kembali setelah terjadinya suatu krisis.

9. Untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam

menghadapi risiko pengambilalihan (take-over) oleh pihak-pihak lain.

10. Untuk menciptakan identitas perusahaan yang baru.

11. Untuk menyebarluaskan informasi mengenai aktifitas dan partisipasi

para pimpinan perusahaan organisasi dalam kehidupan sosial sehari-

hari.

12. Untuk mendukung keterlibatan suatu perusahaan sebagai sponsor

suatu acara.

13. Untuk memastikan bahwasanya para politisi benar-benar memahami

kegiatan-kegiatan atau produk perusahaan yang positif, agar

perusahaan yang bersangkutan terhindar dari peraturan, undang-

undang, dan kebijakan pemerintah yang merugikan.

22
14. Untuk menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan

perusahaan, agar masyarakat luas mengetahui betapa perusahaan itu

mengutamakan kualitas dalam berbagai hal (Jefkins, 2004).

Adapun manfaat dari public relations menurut Frank Jefkins adalah:

1. Menciptakan dan memelihara citra yang baik dan tepat atas

organisasinya di dalam kaitannya dengan produk atau jasa yang

ditawarkan perusahaan.

2. Membantu pendapat umum mengenai segala sesuatu yang berkaitan

dengan citra, kegiatan organisasi maupun kepentingan organisasi dan

menyampaikan suatu informasi secara langsung kepada manajemen

perusahaan.

3. Memberi nasihat dan masukan kepada manajemen perusahaan

mengenai berbagai masalah komunikasi yang sedang terjadi,

sekaligus mengenai cara penanganannya.

4. Menyediakan berbagai jasa informasi kepada publik mengenai

kebijakan perusahaan, produk, jasa personil selengkap mungkin untuk

menciptakan suatu pengetahuan yang maksimal dan mencapai

pengertian publik (Jefkins, 2004).

E. Kegiatan Humas

Frida Kusumastuti mengungkapkan sasaran humas adalah publik,

yakni sekelompok orang dalam masyarakat yang memiliki karakteristik

kepentingan yang sama (Kusumastuti, 2002 dalam Hari, 2013). Publik

23
adalah kelompok atau orang–orang yang berkomunikasi dengan suatu

organisasi, baik secara internal, maupun eksternal (Jefkins, 2004).

Kegiatan humas adalah kegiatan yang ditujukan untuk publiknya.

Berdasarkan jenis publiknya kegiatan humas terbagi menjadi dua yaitu:

1. Kegiatan Internal Humas

Publik internal humas adalah salah satu bentuk dari humas

yang menitik beratkan ke dalam perusahaan itu. Istilah ke “dalam”

maksudnya, publik tersebut berlaku kepada hubungan publik yang ada

didalam instansi atau perusahaan. Publik internal mempunyai tugas

menjalin hubungan baik dan harmonis antara manajemen perusahaan

dengan karyawannya.

Menurut Griswold, “mencapai karyawan yang mempunyai

kegairahan kerja adalah tujuan internal publik” (Abdulrachman, 2001)

Seperti:

a. Hubungan dengan karyawan (Employe Relations).

b. Hubungan manusiawi (Human Relations).

c. Hubungan dengan buruh (Labour Relations).

d. Hubungan dengan pemegang saham (Stockholder).

2. Kegiatan Eksternal Humas

Kegiatan eksternal humas bertugas untuk membina hubungan

dengan orang–orang di luar perusahaan dan juga harus dapat

menciptakan citra positif perusahaan.

Publik eksternal terbagi kepada beberapa bentuk, yaitu:


24
a. Hubungan dengan pers (Press Relations).

b. Hubungan dengan media

c. Hubungan dengan pelanggan (Coustemer Relations)

d. Hubungan dengan masyarakat (Community Relations).

Salah satu tujuan ekstenal umas adalah untuk mengeratkan

hubungan dengan orang-orang diluar badan/instansi hingga

terbentuklah opini publik yang favorable terhadap badan itu.

Perhatian yang besar terhadap kepentingan publik dan

bertindak sesuai dengan kepentingan mereka akan membangkitkan

simpati dan salah satu tugas humas adalah memikirkan serta

memperhatikan kepentingan publiknya.

Di lain pihak, Public Relations Society of America (PRSA), sebuah

organisasi public relations yang terbentuk pada tahun 1947 di Amerika

pada tahun 2002 merumuskan aktivitas-aktivitas humas sebagai berikut:

a. Community Relations. Hubungan publik yang memfokuskan diri pada

komunitas yang berkaitan dengan keberlangsungan organisasi/

perusahaan.

b. Counseling. Para profesional public relations hendaklah secara rutin

memberikan masukan/pertimbangan kepada pihak manajemen

sebelum mereka mengambil keputusan, membuat kebijakan,

membangun relasi atau melakukan komunikasi dengan berbagai

macam publik. Jajaran manajemen menyatakan kepada publik “apa

yang mereka lakukan” sedangkan profesional atau bagian humas


25
membantu mendefinisikan dan mempresentasikan pesan tersebut

untuk sampai ke publik.

c. Development/Fundraising. Semua organisasi baik yang profit maupun

non-profit dapat bertahan karena ada kontribusi dari pihak lain dalam

bentuk waktu maupun uang. Peran humas yang menerjemahkan

kebutuhan-kebutuhan organisasi tersebut kepada pihak-pihak yang

memiliki peluang atau kemampuan memberikan kontribusi

d. Employee/Member Relations. Sebagai bagian inti dari jalannya

perusahaan, tugas public relations untuk menciptakan hubungan-

hubungan yang baik, tidak hanya sekedar pada para pekerja melainkan

juga kepada keluarga pekerja. Dengan demikian akan terbentuk

motivasi yang baik pula dan moral yang tinggi dari para pekerja

sehingga loyal pada perusahaan.

e. Financial Relations. Investor merupakan salah satu bagian terpenting

dari sumber pendanaan perusahaan. Peran public relations adalah

membangun jembatan komunikasi antara inverstor pemilik

perusahaan, para pemegang saham, komunitas finansial seperti bank,

dan publik.

f. Government Affairs. Inilah tipe aktivitas public relations yang

memfokuskan diri menjalin hubungan baik dengan pihak

pemerintahan. Karena sebagai perusahaan publik, tidak bisa dilepas-

pisahkan hubungan dengan pemerintah.

26
g. Industry Relations. Perusahaan tidak hanya menjalin relasi yang

terbatas pada konsumen/pelanggan semata, malainkan juga harus

menciptakan relasi yang baik dengan perusahaan lain yang secara

langsung berkaitan dengan bisnis perusahaan seperti pada supplier,

distributor, agen bahkan relasi terhadap perusahaan kompetitor

sekaligus.

h. Issues Management. Manajemen isu melibatkan publik dalam jumlah

besar demi terciptanya citra produk maupun citra perusahaan.

Aktivitas public relations untuk mengembangkan manajemen isu ini

sebagai bagian dari kekuatan perusahaan atau organisasi.

i. Media Relations. Perkembangan teknologi dan pengaruhnya terhadap

bentuk-bentuk media massa memberikan pengaruh yang berari bagi

perusahaan. Liputan yang baik di media akan memberikan pencitraan

yang baik pula bagi perusahaan, meingkatkan kepercayaan pelanggan

dalam memakai produk perusahaan, dan akhirnya menumbuhkan

minat pemodal untuk menginvestasikan modalnya pada perusahaan.

Aktivitas Public Relations inilah yang menjalin relasi dengan media

dan mendapatkan kepercayaan dari liputan media.

j. Marketing Communication. Komunisa dari aktivitas menjual produk,

servis, maupun ide. Iklan-iklan yang dilakukan melalui berbagai

media memberikan efek yang menguntungkan pada aktivitas public

relations. Bentuk kemasan produk yang unik dan bagaimana

27
memajang produk di pasar merupakan terapan dari pembentukan citra

perusahaan yang membedakan dari peusahaan lainnya.

k. Minority Relations/Multicultural Affairs. Aktivitas humas yang

memfokuskan diri pada terbentuknya relasi pada kelompok minoritas

yang secara langsung maupun tidak akan memberikan dampak

publisitas perusahaan/lembaga.

l. Public Affairs. Interaksi humas yang melibatkan para official dan

pemimpin dari berbagai bentuk organisasi atau para pemegang

kekuasaan. Relasi dengan komunitas maupun pemerintahan

merupakan fokus dari aktivitas public relations.

m. Special Event and Public Participant. Aktivitas langsung yang

melibatkan publik dan dilakukan oleh humas untuk menjalin interaksi

antara oraganisasi/lembaga dengan publik (Azam, 2017).

F. Program Humas

Menurut (Widjaja, 2010), ada 3 program humas, yaitu:

1. Program Pelayanan

Program ini berupa pelayanan data atau informasi baik secara lisan

maupun tertulis, termasuk penyelenggaraan display tetap dan

pameran.

2. Program Mediator

Program ini berupa penerbitan berbagai media massa, peyelenggaraan

konferensi pers, wisata pers, menjawab surat pembaca, menanggapi

tajuk rencana yang negatif dan lain-lain.


28
3. Program Dokumenter

Program ini berupa pembuatan dokumentasi film, foto rekaman (kaset

audio dan vidio) transkrip pidato dan lain-lain.

Salah satu contoh pelaksanaan program humas khususnya program

dokumenter terdapat pada lembaga pendidikan Universitas Jambi. Humas

memiliki dokumentasi kegiatan pada tahun 2005 tentang kegiatan program

Pekan Imunisasi Nasional (PIN) yang sedang gencar dilakukan oleh

pemerintah Indonesia. Unja turut serta dalam mensukseskan program

tersebut dengan mengadakan PIN di TK Pinang Masak Unja yang diikuti

oleh siswa TK dan masyarakat sekitar Kampus.

Kegiatan tersebut dapat diungkapkan kepada publik bahwa Unja

sudah ikut serta menjalankan program pemerintah yang peduli terhadap

masa depan anak bangsa melalui PIN. Tetapi jika diutarakan hanya dengan

menggunakan kata-kata dan `seingatnya` tentu orang tidak akan percaya

namun dengan jejak digital yang ada masyarakat akan mempercayainya,

humas akan memperlihatkan bukti tersebut dengan dokumentasi berupa

foto dan diterbitkanya di koran `Suara Unja`. Selain itu pada tahun 2008

Unja menerima kunjungan dari Sri Sultan Hamengku Buwono X pada

acara wisuda ke-51 Universitas Jambi, ini dapat dikatakan hoax jika tidak

dibuktikan dengan kumpulan foto dan koran `Suara Unja`.

29
2. Humas Pemerintah

Pada hakikatnya humas dalam pemerintahan dengan humas dalam

instansi non pemerintahan memiliki kesamaan dalam hal pengorganisasian dan

mekanisme bekerja. Tetapi tentu saja terdapat berbedaan diantara keduanya

yaitu dari ruang lingkupnya. Meski begitu hal terpenting yang perlu

diperhatikan ialah fungsi dan tercapainya tujuan humas sebagai penerapan

konsep ilmu pengetahuan.

Keberadaan humas dalam organisasi pemerintah sangat penting sebagai

penyampaian informasi atau kebijaksanaan dari pemerintah kepada publik. Hal

ini dikarenakan sebagai lembaga pemerintah, instansi-instansi pemerintah

memerlukan dukungan masyarakat untuk mendukung kebijaksanaan yang

dibuat, selain itu dukungan itu diperlukan untuk mensukseskan program

pemerintah karena tanpa dukungan maka penilaian orang tentang tindakan

pemerintah dapat merugikan pemerintah. (Susanta dalam Ade Chusnul, 2003).

Keberadaan unit humas di sebuah instansi milik pemerintah merupakan

suatu keharusan secara fungsional dan operasional dalam upaya

menyebarluaskan atau mempublikasikan tentang suatu kegiatan atau aktivitas

Instansi bersangkutan yang ditujukan baik untuk hubungan masyarakat ke

dalam, maupun kepada masyarakat luar (Ruslan, 2012).

Humas Pemerintahan memiliki dua tugas yaitu: pertama, menyebarkan

informasi secara teratur mengenai kebijaksanaan, perencanaan dan hasil yang

telah dicapai; Kedua, menerangkan dan mendidik publik mengenai perundang-

undangan dan hal-hal yang bersangkutan dengan kehidupan rakyat sehari-hari.

30
Selain itu adalah tugasnya pula menasehati pimpinan departemen dalam

hubungannya dengan reaksi atau tanggapan publik terhadap kebijaksanaan

yang dijalankan. (Effendy, 2002).

Selain membahas mengenai tugas humas pemerintah, Onong Uchjana

Effendy mengemukakan dua tugas humas pemerintahan pusat dari Sam Black,

yaitu: (1) Menyebarkan informasi secara teratur mengenai kebijaksanaan,

perencanaan, dan hasil yang telah dicapai. (2) Menerangkan dan mendidik

publik mengenai perundang-undangan, peraturan-peraturan, dan hal-hal yang

bersangkutan dengan kehidupan rakyat sehari-hari. Sedangkan untuk humas

pemerintahan daerah, Sam Black mengemukakan empat tujuan utama, yakni:

(1) Memelihara penduduk agar tahu jelas mengenai kebijaksanaan lembaga

beserta kegiatannya sehari-hari. (2) Memberikan kesempatan kepada mereka

untuk menyatakan pandangannya mengenai proyek baru yang penting sebelum

lembaga mengambil keputusan. (3) Memberikan penerangan kepada penduduk

mengenai cara pelaksanaan sistem pemerintahan daerah dan mengenai hak-hak

dan tanggungjawab mereka. (4) Mengembangkan rasa bangga sebagai warga

Negara (Effendy, 2002).

Untuk mencapai tujuannya, humas pemerintah diharapkan dapat

menjalankan fungsi-fungsinya. Fungsi-fungsi tersebut menurut Mordecai,

antara lain: (1) mengimplementasikan kebijaksanaan publik, (2) membantu

media dalam memberitakan pemerintah, (3) melaporkan pada publik mengenai

aktivitas organisasi tersebut, (4) meningkatkan kebersamaan dalam organisasi,

31
(5) meningkatkan sensivitas organisasi terhadap publiknya, (6) memberikan

dorongan kepada organisasi itu sendiri (Cutlip dkk, 2016).

Aktivitas humas pemerintahan banyak dicakup oleh istilah seperti

urusan publik, informasi publik, dan komunikasi publik telah berkembang

sebagai tanggapan politis dan administratif untuk mencapai bermacam-macam

tujuan keorganisasian. Aktivitas itu adalah komponen utama sistem

administratif, yang secara khusus dirancang untuk menjembatani jurang antara

pemerintah yang merakyat dan yang demokratis (Cutlip dkk, 2016). Untuk

dapat mencapai sasaran organisasi seefisien mungkin maka humas

mengadakan kegiatan-kegiatan. Kegiatan humas pemerintah menurut

Rachmadi adalah; (1) membina pengertian khalayak atas kebijakan

instansinya, (2) menyelenggarakan dokumentasi mengenai kegiatan-kegiatan

yang dilakukan instansinya, (3) memonitor dan mengevaluasi tanggapan dan

pendapat umum masyarakat dalam kegiatan ini, humas harus melakukan

komunikasi dan membina hubungan baik dengan masyarakat, (4)

mengumpulkan data dan informasi, (5) mengkoordinasikan lalu lintas

informasi di dalam lingkungan instansinya, (6) mengatur penyelenggaraan

konferensi pers, press tour, press interview dengan pimpinan. (Rachmadi, 1993

dalam Anggrahini dkk, 2008).

Kegiatan kehumasan yang disebutkan diatas merupakan praktek nyata

dari berbagai tugas dan fungsi humas yang dijalankan baik di suatu perusahaan

maupun di instansi/lembaga pemerintahan. Untuk menjalankan tugas humas

32
pemerintahan tersebut, hendaklah seorang humas pemerintahan harus memiliki

kemampuan sebagai berikut:

a. Mengamati dan mempelajari tentang hasrat, keinginan-keinginan dan

aspirasi yang terdapat dalam masyarakat (Learning about public desires

and aspiration).

b. Kegiatan memberikan nasehat atau sumbang saran untuk menanggapi apa

sebaiknya dilakukan oleh instansi/lembaga pemerintahan seperti yang

dikehendaki oleh pihak publiknya (Advising the publics about what is

should desire).

c. Kemampuan untuk mengusahakan terjadinya hubungan memuaskan yang

diperoleh antara hubungan publik dengan para aparat pemerintahan

(Ensuring satisfactory contact between public and government official).

d. Memberikan penerangan dan informasi tentang apa yang telah diupayakan

oleh suatu lembaga/instansi pemerintahan yang bersangkutan (Informing

and about what an agency is doing). (Ruslan, 2012).

Humas pemerintah pada dasarnya tidak mempunyai sesuatu yang

diperjual belikan, penggunaan teknik periklanan dan publisitas terbatas pada

menyadarkan masyarakat atau khalayak akan hal-hal yang berhubungan

dengan kegiatan instansi bersangkutan. (Susanto dalam Ad e Chusnul, 2003).

Pendapat di atas menjelaskan bahwa adanya perbedaan antara humas

yang terdapat pada organisasi pemerintah dengan humas pada lembaga non

pemerintah. Humas pada lembaga pemerintah bertujuan menyampaikan

informasi atau kebijaksanaan pemerintah kepada khalayak intern yaitu para

33
karyawan yang ada dalam instansi pemerintahan tersebut dan khalayak ekstern

yaitu instansi-instansi lain serta masayarakat umum, sedangkan pada humas

organisasi non pemerintah cenderung menjual produk yang ada dalam

perusahaan tersebut (Anggrahini dkk, 2008).

3. Strategi

A. Strategi Humas

Strategi dapat diartikan sebagai serangkaian keputusan dan

tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan

diimplementasikan oleh seluruh jajaran organisasi dalam rangka

pencapaian tujuan organisasi (Siagian, 2001 dalam Ratna, 2018). Secara

umum strategi diartikan sebagai alat untuk mencapai tujuan.

Strategi merupakan salah satu cara untuk membantu organisasi

mengatasi lingkungan yang selalu berubah serta membantu organisasi

untuk memecahkan masalah terpenting yang dihadapi (Bryson, 2001

dalam Ratna, 2018). Strategi adalah cara dan alat yang digunakan untuk

mencapai tujuan akhir. Strategi harus mampu membuat semua bagian dari

suatu organisasi yang luas menjadi satu kesatuan untuk mencapai tujuan

akhir (Gani dalam Jainuddin 2012). Menurut Bryson strategi dapat

dipandang sebagai pola tujuan kebijakan, program tindakan keputusan

atau alokasi sumber daya organisasi, bagaimana melakukannya, apa yang

dilakukan dan mengapa organisasi melakukannya (Bryson, 2001 dalam

Ratna, 2018).

34
Dapat dikatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang

disusun oleh manajemen puncak untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Rencana ini meliputi: tujuan, kebijakan, dan tindakan yang harus

dilakukan oleh suatu perusahaan atau organisasi. Rencana yang dibuat

dalam mencapai suatu tujuan harus mencakup baik itu tujuan jangka

pendek, tujuan jangka menengah, maupun tujuan jangka panjang. Adanya

pemikiran strategis nantinya akan digunakan untuk memprediksikan atau

mentukan tujuan masa depan yang diharapkan dapat menentukan kekuatan

apa yang akan membantu atau menghalangi upaya organisasi dalam

mengejar tujuan, dan merumuskan rencana untuk mencapai keadaan yang

diharapkan tersebut (Cutlip dkk, 2016).

Fred R. David (2002) menjelaskan bahwa strategi juga melalui

tahapan-tahapan dalam menjalani prosesnya, secara garis besar strategi

melalui tiga tahapan yakni:

1. Perumusan strategi

Perumusan strategi merupakan tahapan pertama dalam strategi.

Dalam tahapan ini para pencipta, perumus, perkonsep, harus berfikir

matang mengenai kesempatan dan ancaman dari luar perusahaan dan

menetapkan kekuatan dan kekurangan dari dalam perusahaan, serta

menentukan sasaran yang tepat, menghasilkan strategi cadangan dan

memilih strategi yang akan dilaksanakan. Dalam perumusan strategi

berusaha menemukan masalah-masalah di dalam perusahaan. Setelah

35
itu dilakukan analisis tentang langkah-langkah yang dapat diambil

untuk keberhasilan menuju tujuan strategi tersebut.

Hal-hal yang termasuk dalam perumusan strategi adalah

pengembangan tujuan, mengenai peluang dan ancaman eksternal,

penetapan kekuatan dan kelemahan secara internal, menghasilkan

strategi untuk dilaksanakan. Didalam merumuskannya di dalamnya

ada mengembangkan tujuan, mengenali peluang dan ancaman

eksternal, menetapkan kekuatan kelemahan internal, menetapkan

suatu objektivitas, menghasilkan strategi juga ditentukan suatu sikap

untuk menentukan, memperluas, menghindari atau melakukan suatu

keputusan dalam proses kegiatan. strategi dapat dilihat dari dua

prespektif yang berbeda: pertama dari perspektif mengenai apa yang

hendak dilakukan oleh sebuah organisasi, dan kedua dari apakah

tindakan sejak semula dimaksud tidak.

2. Implementasi Strategi

Implamentasi strategi atau disebut juga pelaksanaan strategi, karena

implementasi berarti memobilisasi untuk mengubah strategi yang

dirumuskan menjadi suatu tindakan. Kegiatan yang termasuk dalam

implementasi strategi adalah pengembangan budaya yang mendukung

strategi, menciptakan struktur yang efektif, mengubah arah,

menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem

informasi yang masuk agar tercapai kesuksesan strategi, maka

dibutuhkan kedisiplinan, motivasi, dan kerja keras. Selain itu

36
implementasi strategi, adalah dimana tahapan pelaksanaan strategi

yang telah ditetapkan. Pelaksanaan tersebut berupa penerapan atau

aksi strategi.

Strategi yang dimaksudkan adalah strategi yang telah direncanakan

pada tahap pertama yaitu perumusan strategi. Apabila kita telah

merumuskan dan memilih strategi yang telah ditetapkan, langkah

berikutnya adalah melaksanakan strategi yang telah ditetapkan

tersebut. Dalam hal ini tahapan pelaksanaan strategi yang telah dipilih

sangat membutuhkan komitmen dan kerja sama dari seluruh unit,

tingkat, dan anggota organisasi. Karna apabila tidak tercipta suatu

komitmen dan kerja sama dalam melaksanakan strategi, maka

formulasinya dan analisis strategi hanya akan menjadi impian yang

jauh dari kenyataan. Implementasi strategi bertumpu pada alokasi dan

perorganisasian sumber daya yang akan ditampakkan melalui

penetapan struktur organisasi dan mekanisme kepemimpinan yang

dijalankan bersama budaya perusahaan dan organisasi.

3. Evaluasi Strategi

Tahap ketiga atau tahapan terakhir ini merupakan tahapan yang sangat

diperlukan karena dalam tahapan ini keberhasilan yang telah dicapai

dapat diukur kembali untuk penetapan tujuan selanjutnya. Evaluasi

strategi adalah proses dimana manager membandingkan antara hasil-

hasil yang diperoleh dengan tingkat pencapai tujuan. Tahap akhir

dalam strategi adalah mengevaluasi strategi yang telah dirumuskan.

37
Evaluasi menjadi tolak ukur berhasil atau tidaknya maksudnya adalah

tahap ini bisa terlihat bagaiamana strategi yang dijalankan atau yang

dilaksanakan telah benar atau masih ada perbaikan.

Contohnya, dari strategi yang direncanakan awal belum tentu pada

saat penerapan situasi serta kondisinya berjalan lancar dan beriringan atau

sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Terkadang ada suatu kendala

atau halangan yang menghambat meskipun tidak banyak. Tahap ketiga

evaluasi implementasi strategi sangat diperlukan karena keberhasilan yang

telah dicapai dapat diukur kembali untuk menetapkan tujuan berikutnya.

Evaluasi menjadi tolak ukur untuk strategi yang akan dilaksanakan

kembali oleh suatu organisasi dan evaluasi sangat diperlukan untuk

memastikan sasaran yang dinyatakan telah tercapai.

Ada tiga kegiatan mendasar untuk mengevaluasi strategi, yaitu

1. Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar

strategi.

2. Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan dengan

kenyataan).

3. Mengambil tindakan kreatif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai

dengan rencana (Kurnia, 2018).

Adapun strategi humas adalah alternatif optimal yang dipilih untuk

ditempuh guna mencapai tujuan humas dalam kerangka suatu rencana

humas (Ruslan, 2012). Kaitan humas dengan strategi adalah yang

38
menjalankan strategi dan mengaturnya bersama pimpinan adalah seorang

praktisi PR. Karena sesuai fungsinya seorang praktisi PR mempunyai

pekerjaan untuk mengawasi segala macam kegiatan, baik itu ke dalam

maupun ke luar lembaga. Sehingga apabila lembaga tersebut memiliki

permasalahan praktisi PR dari lembaga tersebut yang harus mengetahui

terlebih dahulu, agar dapat menyusun strategi untuk menyelesaikan

permasalahan tersebut.

Landasan umum dalam proses penyusunan strategi public

relations, menurut Ahmad S. Adnanputra dalam makalah “PR Strategy”

(1990), yang berkaitan dengan fungsi-fungsi public relations / humas

secara integral melekat pada manajemen suatu perusahaan / lembaga, yaitu

sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi permasalahan yang muncul.

2. Mengidentifikasi unit-unit sasarannya.

3. Mengevaluasi mengenai pola dan kadar sikap tindak unit sebagai

sasarannya.

4. Mengidentifikasi tentang struktur kekuasaan pada unit sasaran.

5. Pemilihan opsi atau unsur taktikal strategi public relations.

6. Mengidentifikasi dan evaluasi terhadap perubahan kebijaksanaan atau

peraturan pemerintahan dan lain sebagainya.

7. Langkah terakhir adalah menjabarkan strategi public relations, dan

taktik atau cara menerapkan langkah-langkah program yang telah

39
direncanaan, dilaksanakan, mengkomunikasikan, dan penilaian /

evaluasi hasil kerja. (Ruslan, 2012)

Menurut Ruslan humas berfungsi menciptakan iklim yang

kondusif dalam mengembangkan tanggung jawab serta parisipasi antar

pejabat humas dan masyarakat (khalayak sebagai sasaran), fungsi tersebut

diwujudkan dengan pendekatan atau strategi humas sebagai berikut:

1. Strategi Operasional

Melalui pelaksanaan program humas yang dilakukan dengan

pendekatan kemasyarakatan (sociologi approach), melalui

mekanisme sosial kultural dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat

dari opini publik atau kehendak masyarakat terekam pada setiap berita

atau surat pembaca yang dimuat di media massa.

2. Pendekatan Persuasif dan Edukatif

Fungsi humas adalah menciptakan komunikasi dua arah (timbal balik)

dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publiknya

yang bersifat mendidik dan memberikan penerangan, maupun dengan

melakukan pendekatan persuasif, agar tercipta saling pengertian.

3. Pendekatan Tanggung Jawab

Menumbuhkan sikap tanggung jawab sosial bahwa tujuan dan sasaran

yang hendak dicapai tersebut bukan ditujukan untuk mengambil

keuntungan sepihak dari publik sasarannya, namun untuk

memperoleh keuntungan bersama.

4. Pendekatan kerjasama

40
Berupa membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan

berbagai kalangan, baik hubungan ke dalam maupun keluar untuk

menigkatkan kerja sama. (Ruslan, 2012)

Adapun tahap-tahap strategi humas dalam buku Effective Public

Relations milik Scott M. Cutlip yang biasa digunakan dalam dunia public

relations yakni:

1. Fact Finding

Langkah pertama yang sangat penting adalah pencarian data dan fakta

yang mendukung program mengenai situasi, kondisi, pendapat publik,

sikap, dan reaksi publik terhadap perusahaan. Berdasarkan data dan

fakta yang diperoleh kemudian dianalisis hingga didapatkan

interpretasi-interpretasi. Interpretasi ini akan berguna untuk

menentukan apa yang harus dilakukan. Selain itu pada tahap ini akan

ditemukan apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat

kegiatan dari perusahaan.

2. Planning

Apabila sudah diperoleh data dan fakta, pada tahap selanjutnya adalah

perencanaan mengenai langkah-langkah, perumusan tujuan, hingga

perincian waktu dan biaya yang harus dikeluarkan.

3. Actuating/Communicating

Pada tahap selanjutnya yaitu mengkomunikasikan atau pelaksanaan

kegiatan yang telah disusun pada tahap sebelumnya. Pada tahapan ini

perlu diperhatikan prinsip-prinsip proses komunikasi meliputi


41
kredibilitas, keterkaitan, kejelasan isi, saluran-saluran atau media, dan

kemampuan khalayak dalam menerima kegiatan. Faktor-faktor

tersebut perlu diperhatikan guna tercapainya tujuan yang ditetapkan.

4. Evaluating

Pada tahapan yang terakhir setelah melakukan serangkaian kegiatan

komunikasi maka dipelukan suatu penilaian dari kegiatan yang telah

dilaksanakan. Pada tahapan ini sangat penting untuk dilakukan karena

dapat memberikan suatu penilaian dari kegiatan untuk dilakukan

perbaikan-perbaikan yang berguna juga untuk melaksanakan kegiatan

pada masa mendatang (Cutlip dkk, 2016).

B. Strategi Humas Pemerintah

Menurut (Ruslan, 2012) peran taktis dan strategi kehumasan

pemerintah menyangkut beberapa hal sebagai berikut:

1. Secara taktis dalam jangka pendek, humas/PR instansi pemerintah

berupaya memberikan pesan-pesan atau informasi yang efektif kepada

masyarakat sebagai khalayak sasaran nya. Kemampuan untuk

melaksanakan komunikasi yang efektif, memotivasi dan memiliki

pengaruh terhadap opini publik sebagai upaya “menyamakan

persepsi” dengan tujuan dan maksud dari instansi/lembaga yang

bersangkutan.

2. Secara strategi (jangka panjang) humas/PR instansi pemerintah

berperan aktif dalam proses pengambilan keputusan (decision making

process), dalam memberikan sumbang saran, gagasan dan ide kreatif


42
serta cemerlang untuk menyukseskan program kerja lembaga

bersangkutan, hingga mampu menunjang keberhasilan pembangunan

nasional jangka panjang serta mendorong melalui kerjasama dan

mendapat dukungan masyarakat.

Pelaksanaan strategi humas pemerintah dalam jangka pendek

ataupun jangka panjang, sudah dilaksanakan oleh humas Kabupaten

Boyolali dalam upaya mendorong kebijakan Boyolali Pro Investasi. Secara

taktis (jangka pendek), humas Kabupaten Boyolali melakukan pendekatan

kepada masyarakat Boyolali guna mensosialisasikan kebijakan Boyolali

Pro Investasi. Adapun strategi jangka panjangnya, dalam memperkenalkan

sekaligus mensosialisasikan kebijakan Boyolali Pro Investasi kepada para

penanam modal, humas melakukan hubungan dengan menggunakan

berbagai media. Humas menganggap bahwa dengan menggunakan media,

informasi yang akan disampaikan dapat tersebar luas dalam satu waktu dan

lebih efisien. Dalam hubungannya dengan media tersebut humas

melakukan beberapa kegiatan diantaranya yaitu Press Conference, Press

release, pemberitaan ditelevisi baik lokal maupun nasional, dan juga

pemberitaan diradio-radio (Suprihatini, 2016).

Humas pemerintah harus mampu menyamakan persepsi dengan

tujuan dan maksud dari instansi/lembaga yang bersangkutan, baik itu

tujuan menciptakan, meningkatkan, mempertahankan sampai dengan

mempengaruhi pendapat publik (opini publik), dan koordinasi yang baik

dengan pihak internal maupun eksternal lembaga.

43
C. Unsur Strategi Komunikasi Humas

Dalam kegiatan humas, komunikasi memiliki peran yang sangat

dominan. Kegiatan komunikasi secara efektif ditentukan dengan strategi

komunikasi. Karenanya stategi komunikasi harus dapat menunjukan

bagaimana operasionalnya secata taktis dilakukan.

Perlu diketahui, bahwa strategi dipengaruhi oleh unsur-unsur

tertentu yang berkaitan dengan lingkungan, kondisi, visi atau arah, tujuan

dan sasaran, dari suatu pola yang menjadi dasar budaya perusahaan

bersangkutan;

1. Secara makro, lingkungan perusahaan/lembaga tersebut akan

dipengaruhi oleh unsur-unsur kebijakan umum, budaya yang dianut,

sistem perekonomian dan teknologi yang dikuasai oleh organisasi

bersangkutan.

2. Secara mikro, tergantung dari misi perusahaan, sumber-sumber yang

dimiliki (sumber daya manusia dan sumber daya guna lainnya yang

dikuasai, sistem pengorganisasian, dan rencana atau program dalam

jangka pendek atau panjang, serta tujuan dan sasarannya yang hendak

dicapai (Sari, 2012).

Perkembangan profesionalisme humas yang berkaitan dengan

pengembangan peran humas, baik secara praktisi maupun profesional

dalam suatu organisasi atau perusahaan, merupakan salah satu kunci untuk

44
memahami fungsi humas dan komunikasi organisasi (Dorier, 1992 dalam

Adeputra, 2014).

4. Covid-19

A. New Normal

Pada latar belakang telah dijelaskan sedikit mengenai new normal

yang resmi diterapkan di Indonesia mulai 1 Juni 2020. Alasan utama new

normal digaungan menjadi solusi di tengah pandemi Covid-19 yang kian

meluas, dikarenakan perekonomian mulai terguncang sehingga membuat

sejumlah negara harus mulai melonggarkan kebijakan terkait mobilitas

warganya. Hal ini dikarenakan vaksin yang menjadi satu-satunya senjata

untuk menghentikan penyebaran Covid-19 sampai saat ini masih

diupayakan untuk disempurnakan pengembangannya oleh sejumlah

ilmuwan dunia. Selama upaya tersebut belum membuahkan hasil atau

belum mendapatkan hasil terbaik yang dapat disepakati untuk digunakan

di seluruh dunia, satu-satunya cara yang dapat dilakukan adalah dengan

menjaga agar tidak tertular (Dewi, 2020). Prinsip utama yang perlu

diperhatikan dari penerapan new normal, adalah menyesuaikan dengan

pola hidup.

New normal adalah skenario untuk mempercepat penanganan

Covid-19 dalam aspek kesehatan dan sosial-ekonomi. Pemerintah telah

mengumumkan rencana untuk mengimplementasikan skenario new

normal dengan mempertimbangkan studi epidemiologis dan kesiapan

45
regional. New normal secara sederhana dapat diartikan sebagai perubahan

perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal. Masyarakat akan terus

menjalani kehidupan new normal hingga ditemukan vaksin yang dapat

digunakan untuk menangkal virus Covid-19. New normal adalah kondisi

di mana masyarakat harus berdamai dan hidup berdampingan dengan

Covid-19 karena virus itu tak akan hilang. Lebih jelas lagi Jokowi

menegaskan bahwa berdampingan bukan berarti menyerah, tetapi

menyesuaikan diri dengan bahaya Covid-19 (Nurwigati, 2020).

Setiap negara yang hendak melakukan transisi, pelonggaran

pembatasan, dan skenario new normal, WHO mengingatkan harus adanya

perhatian pada hal-hal berikut ini:

1. Bukti yang menunjukkan bahwa transmisi Covid-19 dapat

dikendalikan.

2. Kapasitas sistem kesehatan dan kesehatan masyarakat termasuk

rumah sakit tersedia untuk mengidentifikasi, mengisolasi, menguji,

melacak kontak, dan mengkarantina.

3. Risiko virus corona diminimalkan dalam pengaturan kerentanan

tinggi, terutama di panti jompo, fasilitas kesehatan mental, dan orang-

orang yang tinggal di tempat-tempat ramai.

4. Langkah-langkah pencegahan di tempat kerja ditetapkan dengan jarak

fisik, fasilitas mencuci tangan, dan kebersihan pernapasan.

5. Risiko kasus impor dapat dikelola.

46
6. Masyarakat memiliki suara dan dilibatkan dalam kehidupan new

normal (Putsanra, 2020b).

Negara yang bersiap atapun sudah menjalankan new normal seperti

Indonesia, harus memperhatikan langkah-langkah inti kesehatan

masyarakat agar terus diterapkan. Pendekatan seluruh pemerintah dan

masyarakat sangatlah penting. Seluruh kalangan masyarakat harus tetap

memerhatikan dan mengikuti aturan protokol kesehatan Covid -19. Saat ini

cara terbaik untuk melawan Covid-19 adalah mengedepankan dan

mewajibkan protokol kesehatan dengan ketat.

B. Protokol Kesehatan

Protokol kesehatan menjadi aturan yang disebutkan dalam

implementasi new normal, yakni dengan jarak fisik, fasilitas mencuci

tangan, dan kebersihan pernapasan (menggunakan masker). Perlu adanya

perubahan-perubahan seperti rajin mencuci tangan, rutin olahraga,

menghindari berdekatan dengan orang atupun berkumpul.

Implementasi new normal diatur dalam Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan

Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan

Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi

Pandemi, Adapun sebagai berikut:

1. Perusahaan wajib membentuk Tim Penanganan Covid -19 di tempat

kerja yang terdiri dari pimpinan, bagian kepegawaian, bagian K3 dan

47
petugas Kesehatan yang diperkuat dengan surat keputusan dari

pimpinan tempat kerja.

2. Pimpinan atau pemberi kerja memberikan kebijakan dan prosedur

untuk pekerja melaporkan setiap ada kasus dicurigai Covid -19 (gejala

demam atau batuk/pilek/nyeri tenggorokan/sesak napas) untuk

dilakukan pemantauan oleh petugas kesehatan.

3. Tidak memperlakukan kasus positif sebagai suatu stigma.

4. Pengaturan bekerja dari rumah (work from home) dengan menentukan

pekerja esensial yang perlu tetap bekerja/datang ke tempat kerja dan

pekerja yang dapat melakukan pekerjaan dari rumah.

5. Di pintu masuk tempat kerja lakukan pengukuran suhu dengan

menggunakan thermogun, dan sebelum masuk kerja terapkan Self

Assessment Risiko Covid-19 untuk memastikan pekerja yang akan

masuk kerja dalam kondisi tidak terjangkit Covid-19.

6. Pengaturan waktu kerja tidak terlalu panjang (lembur) yang akan

mengakibatkan pekerja kekurangan waktu untuk beristirahat yang

dapat menyebabkan penurunan sistem kekebalan/imunitas tubuh.

7. Jika memungkinkan tiadakan shift 3 (waktu kerja yang dimulai pada

malam hingga pagi hari). Bagi pekerja shift 3 atur agar yang bekerja,

terutama pekerja berusia kurang dari 50 tahun.

8. Mewajibkan pekerja menggunakan masker sejak perjalanan dari/ke

rumah, dan selama di tempat kerja.

48
9. Mengatur asupan nutrisi makanan yang diberikan oleh tempat kerja,

pilih buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C seperti jeruk,

jambu, dan sebagainya untuk membantu mempertahankan daya tahan

tubuh. Jika memungkinkan pekerja dapat diberikan suplemen vitamin

C.

10. Memastikan seluruh area kerja bersih dan higienis dengan melakukan

pembersihan secara berkala menggunakan pembersih dan desinfektan

yang sesuai (setiap 4 jam sekali). Terutama pegangan pintu dan

tangga, tombol lift, peralatan kantor yang digunakan bersama, area

dan fasilitas umum lainya.

11. Menjaga kualitas udara tempat kerja dengan mengoptimalkan

sirkulasi udara dan sinar matahari masuk ruangan kerja, pembersihan

filter AC.

12. Menyediakan hand sanitizer dengan konsentrasi alkohol minimal 70

persen di tempat-tempat yang diperlukan (seperti pintu masuk, ruang

meeting, pintu lift, dll).

13. Menyediakan sarana cuci tangan (sabun dan air mengalir). Kemudian

memberikan petunjuk lokasi sarana cuci tangan. Lalu memasang

poster edukasi cara mencuci tangan yang benar.

14. Physical distancing dalam semua aktivitas kerja. Pengaturan jarak

antar-pekerja minimal satu meter pada setiap aktivitas kerja

(pengaturan meja kerja/workstation, pengaturan kursi saat di kantin,

dll).

49
15. Mengampanyekan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)

melalui Pola Hidup Sehat dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) di tempat kerja seperti makanan seimbang dan olahraga

teratur.

16. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Mendorong pekerja mencuci

tangan saat tiba di tempat kerja, sebelum makan, setelah kontak

dengan pelanggan/pertemuan dengan orang lain, setelah dari kamar

mandi, setelah memegang benda yang kemungkinan terkontaminasi.

17. Hindari penggunaan alat pribadi secara bersama seperti alat shalat,

alat makan, dan lain lain (Idris, 2020).

Selain itu Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menerbitkan

Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/382/2020

tentang Protokol Kesehatan bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas

Umum.

Tempat dan fasilitas umum yang dimaksud dalam Keputusan

Menteri Kesehatan tersebut antara lain pasar dan sejenisnya,

mall/pertokoan dan sejenisnya, hotel/penginapan/homestay/asrama dan

sejenisnya, rumah makan/restoran dan sejenisnya, sarana dan kegiatan

olahraga, moda transportasi, stasiun/terminal/pelabuhan/bandar udara,

lokasi daya tarik wisata, jasa perawatan kecantikan/rambut dan sejenisnya,

jasa ekonomi kreatif, kegiatan keagamaan di rumah ibadah, jasa

penyelenggaraan event/pertemuan.

50
Protokol kesehatan berlaku bagi siapa saja yang terlibat atau berada

di tempat dan fasilitas umum. Prinsipnya protokol kesehatan di tempat dan

fasilitas umum harus memuat perlindungan kesehatan individu seperti

memakai masker, cuci tangan dengan sabun, jaga jarak fisik dengan orang

lain, dan meningkatkan daya tahan tubuh dengan perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS).

Dalam penerapan protokol kesehatan harus melibatkan peran

pihak-pihak yang terkait, termasuk aparat yang akan melakukan

penertiban dan pengawasan. Protokol kesehatan yang telah dibuat harus

terus disosialisasikan secara masif kepada masyarakat (Menkes RI, 2020).

5. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan peneliti dalam

melakukan penelitian sehingga peneliti dapat memperkaya teori yang

digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian

terdahulu, peneliti tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti

judul penelitian peneliti. Namun peneliti mengangkat beberapa penelitian

sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian. Berikut

merupakan penelitian terdahulu berupa Skripsi terkait dengan penelitian yang

dilakukan peneliti.

51
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Peneliti & Judul
Hasil Penelitian Perbedaan
Penelitian

Ismitaru Nurilla Hasil dari penelitian ini dapat penelitian Ismitaru


Sujianti, 2018 diketahui tidak ada Nurilla Sujianti
(Strategi Humas pembaruan strategi oleh mengkaji strategi
dalam humas sekretariat DPRD humas dalam
Meningkatkan Citra Kota Malang pasca kasus meningkatkan citra
Positif DPRD Kota korupsi mantan ketua DPRD positif DPRD Kota
Malang Kota Malang periode 2014- Malang.
Studi pada Humas 2019. Selain itu, tidak ada Sedangkan, pada
Sekretariat DPRD tindakan mengelola penelitian peneliti
Kota Malang) manajemen krisis oleh humas mengkaji strategi
sekretariat DPRD Kota humas Pemkab
Malang. Humas sekretariat Lamongan dalam
DPRD Kota Malang hanya menginformasikan
menggunakan strategi humas seputar Covid-19 di
dalam bentuk open house era new normal.
maupun publikasi kinerja
melalui media sosial.

52

Anda mungkin juga menyukai