Anda di halaman 1dari 28

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Masalah Semakin majunya perkembangan jaman di era globalisasi saat ini, humas sangat diperlukan baik dalam perusahaan maupun lembagalembaga pemerintahan yang berfungsi sebagai pembentuk citra sebuah perusahaan ataupun instansi pemerintahan terkait. Terciptanya citra yang baik akan sangat mendukung keberadaan instansi atau perusahaan tersebut dimata masyarakat. Humas adalah fungsi manajemen yang berkelanjutan dan terarah lewat organisasi umum maupun secara pribadi, serta berusaha memenangkan, mempertahankan pengertian, simpati, dan dukungan orangorang yang mereka inginkan. Dengan menilai pendapat umum dari sekitar mereka sendiri untuk kemudian dihubungkan sejauh mungkin dengan karsa dan tingkah lakunya, guna mencapai kerjasama yang lebih produktif, dan lebih efisien untuk memenuhi kepentingan mereka bersama, dengan suatu informasi yang direncanakan dan disebarluaskan. Humas dalam sebuah lembaga pemerintahan sangat dibutuhkan karena merupakan penghubung antara pemerintah dengan masyarakat, sehingga masyarakat juga dapat ikut berperan dalam pengawasan kinerja pemerintah, dan pemerintah dapat mengetahui apa yang menjadi keinginan masyarakat. Dengan adanya pertisipasi dari kedua belah pihak tersebut, maka roda pemerintahan akan dapat berjalan dengan baik dan lancar sehingga terjadi simbiosis mutualisme antara pemerintah dan masyarakat. Dengan terciptanya hubungan yang baik antara pemerintah dengan masyarakat, maka masingmasing pihak dapat mengetahui hak dan kewajibannya masingmasing, dan mengetahui dengan baik kegiatan-kegiatan pemerintah serta perkembangan daerah Kota Surakarta.

Melihat lingkup tugas para Anggota Dewan yang cukup luas, maka sangat tidak mungkin bagi mereka untuk menangani kegiatan humas secara langsung. Oleh sebab itu apa yang sedang dilakukan atau apa yang akan dilakukan oleh para anggota dewan tersebut yang berhubungan dengan pihak dalam maupun luar, harus dilakukan oleh bagian humas, karena inti dari tugas humas adalah untuk menciptakan goodwill antara instansi tersebut dengan masyarakatnya. Humas Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Surakarta dibagi menjadi dua sub bagian yaitu, Sub Bagian humas dan Dokumentasi dan Sub Bagian Keprotokolan. Masingmasing bagian ini mempunyai tugas dan fungsi yangt berbeda, namun saling melengkapi. Penulis memilih salah satu dari kedua sub bagian tersebut, yaitu Sub Bagian Keprotokolan yang dianggap oleh Penulis mempunyai banyak kegiatan dan tugas yang harus dilakukan, baik tugas yang berada di dalam ruangan maupun tugas lapangan. Sehingga penulis dapat mengetahui bagaimana kerja dari para karyawan humas baik saat di kantor, maupun saat melakukan tugas lapangan. Sub Bagian Keprotokolan ini mempunyai tugas yang berhubungan dengan pelaksanaan acara resmi, semi resmi, maupun acara yang tidak resmi yang diselenggarakan oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Surakarta dan selalu bertanggungjawab kepada semua acara yang nantinya akan melibatkan para Anggota Dewan. Semua kegiatan tersebut merupakan bahan publikasi untuk masyarakat sebagai aktivitas pemerintah setempat. Dari sedikit uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menulis tentang Pelaksanaan Urusan Kehumasan dan Protokol di Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kota Surakarta

B. Tujuan Praktek Kerja Komunikasi Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis memiliki tujuan sebagai berikut : 1. Mendapatkan pengetahuan tentang pelaksanaan peran dan fungsi humas Sub Bagian Keprotokolan DPRD Kota Surakarta. 2. 3. Mendapatkan pengetahuan tentang strategi humas Sub Bagian Keprotokolan DPRD Kota Surakarta. Memberikan Referensi bagi mahasiswa lain yang menganggkat tema laporan praktek kerja sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Humas Bidang humas atau public relations merupakan suatu bidang yang cakupannya sangat luas yang menyangkut berbagai pihak. Public relations tidak sama dengan sekedar relasi, namun juga personal relations yang mempunyai peranan yang sangat besar dalam kampanye public relations. Public relations bukan hanya sekedar menjual senyum, dengan tujuan memperoleh kemenangan sendiri, atau dengan mendekati pers dengan tujuan untuk memperoleh suatu pemberitaan. Lebih dari itu, public relations mengandalkan strategi, yakni agar perusahaan disukai dan dipercaya oleh pihak-pihak yang berhubungan. Menurut Kashali (2003:6), definisi tentang public relations atau humas dapat dilihat dari segi kepribadian dan elemennya, ada yang mendefinisikan dengan dilihat dari segi komunikasi dan publikasi, dari segi kepentingan manajemen, pemasaran, periklanan dan sebagian lagi dilihat dari segi entertainment dan protokoler, sebagian lagi dilihat dari segi krisis. Berikut ini merupakan definisi yang sangat umum diberikan oleh John E. Marston : Public relations is planned, persuasive communication designed to influence significant public (Renald Kashali, 2003:6). Public Relations bukanlah ilmu tradisional yang digunakan untuk menghadapi tujuantujuan sesaat. Public Relations perlu direncanakan dalam suatu pendekatan manajemen kepada targettarget publik tertentu. Public relations melakukan komunikasi dengan cara membujuk (persuasive). Oleh karena itu sering disebut sepihak bahwa profesi public relations adalah profesi pembujuk (persuaders). Menurut Assegaff (1987:12), definisi yang lain dikemukakan oleh Cyril W. Plattes berikut ini yang menyebut public relations sebagai tanggung jawab dan fungsi manajemen yang bertugas :

1. Menganalisa interest public dan menetapkan sikap publik. 2. Menentukan dan menterjemahkankebijaksanaan perusahaan atau organisasi 3. Merumuskan program aksi untuk menciptakan penerimaan dan goodwill masyarakat terhadap perusahaan atau organisasi tadi. (Assegaff, 1987:12) Definisi Plattes ini adalah definisi terbaik, karena sekaligus memberikan gambaran akan fungsi public realtions atau Hubungan Masyarakat. Menurut pernyataan Asosiasi PR seluruh dunia di Mexico, Agustus 1978, yang dikenal dengan The statement of Mexico Public relations : Public relations practice is art and social science of analyzing frends, predicting their consequences, counseling organization leaders and implementing planned program of action which will serve the organizations and the public intrest. Pernyataan diatas bermaksud : Seni dan ilmu pengetahuan sosial untuk menganalisa kecenderungan, memprediksi konsekuensinya menasehati para pemimpin organisasi dan melaksanakan program yang terencana mengenai kegiatankegiatan melayani, baik kepentingan organisasi maupun kepentingan publik atau umum (Ruslan, 2002:18). Definisi profesi humas menurut Howard Stephenson dalam buku Handbook of Public relations (1971), The practice of skilled art or service based on training, a body of knowledge, and alberence to agree on standart of ethics (Ruslan, 2011:49). Pernyataan diatas bermaksud : Humas atau public relations yang dapat dinilai sebagai suatu profesi, dalam praktiknya merupakan seni, ketrampilan atau memberikan pelayanan tertentu, berdasarkan kualifikasi pendidikan dan pelatihan, serta memiliki pengetahuan memadai yang harus sesuai dengan standart etika atau profesi.

Banyak definisi Public relations yang telah diungkapkan saling berbeda, tetapi pada prinsipnya dan pengertiannya adalah sama. Paling tidak sebagai 5

acuannya dan salah satunya definisi public relations, berasal dari The British Institute of Public Relations (Ruslan, 2002:17) yang berbunyi : 1. Public Relations activity is management of communications between an organization and its publics. 2. Public Relations practice is deliberate, planned and sustain effort to establish and maintain mutual understanding between an organization and its publics. B. Peranan Humas Menurut (Ruslan,1995:34) bahwa peranan humas dibagi menjadi empat kategori dalam organisasi, yaitu sebagai berikut : 1. Expert prescriber Sebagai praktisi ahli public relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencari solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (public relationship). Hubungan praktisi PR dengan manajemen organisasi seperti hubungan dokter dengan pasiennya, sehingga pihak manajemen bertindak pasif untuk menerima atau mempercayai apa yang telah disarankan atau usulan dari ahli PR (expert prescriber) yang memiliki pengalaman dan ketrampilan tinggi dalam memecahkan serta mengatasi persoalan public relations yang tengah dihadapi oleh organisasi bersangkutan. 2. Communication fasilitator Dalam hal ini, praktisi PR bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengarkan apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya dari organisasi yang bersangkutan, sekaligus harus mampu menjelaskan keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak publiknya. Sehingga dengan komunikasi timbal balik tersebut yang dilaksanakan oleh PR yang bersangkutan dapat tercipta saling pengertian, mempercayai, menghargai dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak. 3. Problem solving process fasilitator Peranan praktisi PR dalam hal proses pemecahan persoalan public relations ini, merupakan bagian tim manajemen untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat (adviser) hingga tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan professional. Biasanya dalam menghadapi sesuatu krisis yang terjadi, maka dibentuk suatu tim posko yang dikoordinir praktisi ahli PR dengan melibatkan berbagai departemen dan keahlian dalam suatu tim khusus untuk

membantu organisasi, perusahaan dan produk yang tengah menghadapi atau mengatasi persoalan krisis tertentu. 4. Communication technician Berbeda dengan tiga peranan praktisi PR profesional sebelumnya yang jarang terkait erat dengan fungsi dan manajemen organisasi. Sedangkan dalam peranan communication technician ini sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan method of communication in organization dan sistem komunikasi dalam organisasi dari masingmasing bagian atau tingkatan (level), yaitu secara teknis komunikasi, media komunikasi dipergunakan dari tingkat pimpinan dengan bawahan akan berbeda dari bawahan kepada atasan. Begitu juga media komunikasi antara satu level, komunikasi antar karyawan satu departemen dengan lainya (employee relations and communication media model). Menurut (Ruslan,1995:18) peranan PR/humas tersebut diharapkan menjadi mata dan telinga serta tangan kanan bagi top manajemen dari organisasi atau lembaga yang ruang lingkup tugasnya antara lain : a. Membina Hubungan ke dalam (public internal) Public internal adalah public yang menjadi bagian dari unit, badan, perusahaan atau organisasi itu sendiri, dan mampu mengidentifikasi atau mengenali halhal yang menimbulkan gambaran negatif dalam masyarakat, sebelum kebijakan itu dijalankan oleh organisasi. b. Membina Hubungan ke luar (public external) Public external adalah public umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran positif publik terhadap lembaga yang diwakilinya. Jadi menurut (Ruslan, 2002:21), peranan Humas bersifat dua arah seperti yang dijelaskan diatas, yaitu berorientasi ke dalam (inward looking) dan luar (outward looking). Beberapa kegiatan dan sasaran PR sebagai pendukung fungsi manajemen perusahaan, organisasi atau lembaga, yaitu : 1. Building corporate identity and image a. Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif

b. Mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan berbagai pihak.

2.

Facing Crisis Menangani komplain dan menghadapi krisis yang terjadi dengan membentuk manajeman krisis dan PR recovery of image, memperbaiki; lost of image and damage

Dari definisi hubungan masyarakat menurut Cyril W. Plattes, maka dapat kita ketahui bahwa humas juga mempunyai fungsi ganda, yakni tidak saja ditujukan kepada masyarakat umum diluar tetapi juga masyarakat atau publik dalam perusahaan atau organisasi itu sendiri. Dapat dikatakan humas memiliki fungsi baik ke luar maupun ke dalam. Usaha public relations ke dalam ini sering disebut employee relations atau internal communication. Untuk usaha ke luar sering disebut dengan external communication. C. Fungsi Humas Menurut Ali (1985:24) fungsi public relations atau humas pada umumnya adalah: 1. Menjalin hubungan yang harmonis antara lembaga dengan masyarakat baik internal maupun eksternal. 2. Menciptakan saling pengertian (mutual understanding) antara lembaga dengan masyarakat, demi terwujudnya public understanding (pengertian umum). Public confidence (kepercayaan umum), public support (bantuan umum) dan public cooperation (kerjasama umum). 3. Membentuk pendapat umum yang favourable (menguntungkan bagi lembaga atau organisasi). Fungsi humas yang lain dikemukakan oleh Bertrand R. Canfield dalambukunya Public relations, Principle and Problem (Siswanto, 1992:17) . Menyebutkan adanya tiga fungsi Humas yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Mengabdi pada kepentingan umum Kegiatan benarbenar dicurahkan kepada kepentingan umum ke dalam dan ke luar. Memelihara komunikasi yang baik Seorang Public Relations Officer adalah perantara antara pimpinan dengan publik, Public Relations Officer harus dapat membina komunikasi yang terarah dan efektif. Menitik beratkan pada moral dan tingkah laku yang baik Seorang Public Relations Officer harus mampu menjadi teladan dan mempunyai wibawa.

Eksistensi Humas pada setiap instansi atau lembaga merupakan suatu keharusan fungsional dalam rangka memperkenalkan kegiatan dan aktifitas kepada masyarakat. Jika dirasakan suatu keterbatasan wewenang humas, mungkin hal ini disebabkan kedudukan bagian atau unit humas dalam suatu organisasi. Memperhatikan betapa peranan humas pada suatu lembaga, instansi, seyogyanya kehadiran humas bukan merupakan unit struktural yang kaku karena diikat oleh prosedur dan birokrasi yang ada, tetapi pada tempatnya berada langsung di bawah pimpinan atau sekurangkurangnya ada hubungan langsung pada pimpinan tersebut. Sebaliknya Public Relations Officer pun harus mempunyai kemampuan untuk menguasai segala permasalahan yang dihadapkan kepadanya. D. Humas Pemerintahan Keberadaan bagian humas dalam suatu lembaga atau instansi pemerintah merupakan suatu keharusan, baik secara fungsional maupun operasional yang mampu bertindak sebagai public informations, public affair dan public communication dalam upaya menyebarluaskan atau mempublikasikan tentang kegiatan dan program kerja pembangunan pada instansi yang bersangkutan, baik ditujukan kepada public internal maupun public eksternal (masyarakat). Pada umumnya, maka peranan humas pemerintahan dapat merupakan bagian dari suatu alat atau saluran instansi pemerintah (the public relations are functional as a tools or channels of government publication activity), yaitu untuk memperlancar proses interaksi positif dan penyebarluasan informasi mengenai publikasi pembangunan nasional atau daerah dan provinsi melalui kerjasama dengan pihak media massa/pers, baik menggunakan saluran media elektronik maupun media cetak lainnya, hingga menggunakan alat komunikasi tradisional lainnya, seperti pementasan wayang atau wayang kulit maupun pementasan musik. Humas pemerintah merupakan merupakan satu kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, niat baik, kepercayaan dan penghargaan dari, dan, kepada masyarakat luas kepada instansi terkait. E. Fungsi Humas Pemerintahan 9

Menurut (Ruslan, 2002:67), perbedaan utama antara fungsi dan tugas humas yang terdapat di instansi pemerintah dengan lembaga non pemerintah (perusahaan komersial swasta) yaitu : Tidak ada sesuatu yang diperjual belikan, baik berbentuk produk barang maupun jasa pelayanan yang ditawarkan kepada pihak yang membutuhkan secara komersial. Pemerintah lebih menekankan pada public service atau public utilities demi kepentingan palayanan kepentingan umum Menurut John D. Millet, dalam bukunya, management in public service the quest for effective performance (Ruslan, 2002:93), yang artinya peran humas/PR dinas instansi atau lembaga kepemerintahan terdapat beberapa hal dalam melaksanakan tugas atau kewajiban utamanya, yaitu sebagai berikut : 1. Mengamati dan mempelajari hasrat, keinginankeinginan dan aspirasi yang terdapat dalam masyarakat (learning about public desires and aspiration). 2. Kegiatan untuk memberikan nasihat atau sumbangan saran dalam menanggapi untuk apa sebaiknya dapat dilakukan instansi/lembaga pemerintah seperti yang dikehendaki oleh publiknya (advertising the public about what is should desire). 3. Kemampuan untuk mengusahakan terciptanya hubungan memuaskan yang diperoleh dari antara hubungan publik dengan para pejabat pemerintah (ensuring satisfactory contact between public and government official). 4. Memberikan penerangan dan informasi tentang apa yang telah diupayakan oleh suatu lembaga/instansi pemerintah yang bersangkutan (informing and about what agency is doing). Menurut (Ruslan, 2002:939), pada umumnya tugas dan kewajiban dari pihak humas lembaga pemerintahan yaitu : 1. Berupaya memberikan penerangan dan informasi kepada masyarakat tentang pelayanan masyarakat (public service), kebijakan serta tujuan yang akan dicapai oleh pihak pemerintah dalam melaksanakan program kerja pembangunan tersebut. 2. Mampu menanamkan keyakinan dan kepercayaan, serta mengajak masyarakat dalam partisipasinya untuk melaksanakan program pembangunan di berbagai bidang, seperti sosial, ekonomi, hokum dan politik serta menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban nasional. 3. Keterbukaan dan kejujuran dalam memberikan pelayanan serta pengabdian dari aparatur pemerintah bersangkutan perlu dijaga atau dipertahankan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya masingmasing secara konsisten serta professional.

10

Selain fungsifungsi diatas fungsi pokok humas yang mendasar (Ruslan, 2002:93) adalah sebagai berikut: 1. 2. Mengamankan kebijakan dan program kerja pemerintah yang diwakilinya Memberikan pelayanan, menyebarluaskan pesanpesan dan informasi mengenai kebijakan, hingga mempu mensosialisasikan programprogram pembangunan baik secara nasional maupun daerah kepada masyarakat. Menjadi komunikator dan sekaligus mediator yang proaktif dalam upaya menjebatani kepentingan instansi pemerintah disatu pihak, dan menampung aspirasi atau opini public (masyarakat), serta memperhatikan keinginankeinginan masyarakat dilain pihak. Berperan serta secara aktif dalam menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis, demi mengamankan stabilitas dan program pembangunan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

3.

4.

F.

Strategi Humas Pemerintah Komunikasi antara pemerintah dengan publiknya menjadi penting, humas harus bisa menjembatani antara pemerintah dengan publiknya. Komunikasi yang efektif, meliputi analisis situasi dan merancang strategi yang tepat. Dalam merancang suatu strategi yang tepat, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu, tujuan dari komunikasi, audiens, situasi manajemen dan si pengirim pesan yang juga berpengaruh pada pemilihan media. Arti dari kata strategi adalah kegiatan dalam lingkungan organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ada atau aksi dalam organisasi untuk mencapai penampilan terbaiknya. Mengurus sesuatu secara besar, luas, panjang dan menyeluruh. (Priyogutomo, 2003 : 79). Hal tersebut juga bersumber dari definisi pengertian manajemen oleh George R. Terry dalam Ruslan, (1998 : 1) dijabarkan sebagai berikut : Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakantindakan : Perencanaan, pengorganisasian, penggiatan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditetapkan mulai pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.

11

Dalam mencapai tujuan yang akan dicapai, apapun kegiatanya memerlukan startegi yang tepat. Istilah strategi itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti kepemimpinan (leadership). Sehingga dapat dikatakan, Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan mencapai suatu tujuan. (planning), manajemen (management) untuk Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak

berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya, (Effendy, 1993 : 300). Kemudian mengenai pengertian lain tentang strategi, menurut M. Cutlip, et.al dalam bukunya Effektive Public Relations. Strategi adalah, the determinations of the basic long term goals and objectives of an enterprise and the adoption of course of action and the allocation of resources necessary for carrying out these goals.. Yaitu Strategi memerlukan perencanaan jangka panjang dan pemograman dalam banyak area seperti kebijakan publik dan masalah sosial. (Cutlip, 2000 : 21). Proses perencanaan strategi tersebut, diperlukan untuk menjalankan fungsi strateginya dalam mengelola hubungan komunikasi. Didalam proses perencanaan, juga terdapat tahapan yang dimulai dengan menggabungkan semua pengetahuan dalam menganalisis masalah. Berikut empat tahap proses Pemecahan masalah (Cutlip, 2000 : 320) : 1. Mendefinisikan problem (atau peluang). Pada tahap ini mencakup penyelidikan dan memantau pengetahuan, opini, sikap dan perilaku pihakpihak yang terkait dengan dan dipengaruhi oleh tindakan dan kebijakan organisasi. Pada dasarnya ini adalah fungsi intelegen organisasi. Fungsi ini menyediakan dasar untuk semua langkah dalam proses perencanaan problem dengan menentukan Apa yang terjadi saat ini?. 2. Perencanaan dan pemograman. Pada tahap ini dilakukan pengabungan informasi untuk membuat keputusan tentang program publik, strategi tujuan, tindakkan dan komunikasi. Tahap ini akan mempertimbangkan temuan dari langkah dalam membuat kebijakan dan program organisasi. Tahap ini menjawab berdasarkan apa kita tahu tentang situasi, dan apa yang harus kita lakukan atau apa yang harus kita ubah, dan apa yang harus kita katakan?.

12

3. Mengambil tindakkan dan berkomunikasi. Tahap ketiga merupakan pelaksanaan program dan desain komunikasi yang telah dirancang sebelumnya untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Pertanyaan yang muncul pada tahap ini. Siapa yang harus melakukan dan menyampaikannya, dan kapan, dimana, dan bagaimana caranya. 4. Mengevaluasi program. Pada tahap akhir ini dibuat suatu penilaian atas persiapan, pelaksanaan dan hasil yang dicapai. Penyesuaian akan dilakukan sembari program yang dilaksanakan dan didasarkan pada evaluasi atas umpan balik tentang bagaimana program itu berhasil atau tidak. Keputusan apakah program bisa dilanjutkan ataupun dihentikan setelah kita menjawab pertanyaan, Bagaimana keadaan kita sekarang atau seberapa baik langkah yang telah kita lakukan?. Pada dasarnya startegi mengandung banyak unsur yaitu kesadaran akan pentingnya memahami siapa publik yang bertindak dan sasaran yang menjadi tujuan dari proses strategi. Strategi dalam hal ini, membantu dalam mengirimkan pesan. Pesan yang disampaikan oleh komunikan lalu diterima oleh publik (masyarakat). Setelah pesan diterima oleh publik maka pesan tersebut akan diserap dan diterapkan oleh publik sehingga menimbulkan efek yang dapat mengubah prilaku masyarakat terhadap permasalahan yang muncul. Dapat dijelaskan bahwa komponen sasaran adalah para steakholder dan publik yang memiliki kepentingan yang sama. Sasaran umum tersebut, secara struktural dan formal dipersempit melalui upaya segmentasi. Yang menjadi landasan segmentasi adalah seberapa jauh sasaran itu menyandang opini bersama, mengandung potensi kontroversial bagi masa depan organisasi atau lembaga, nama perusahaan serta produk yang menjadi perhatian sesaran khusus. Maksud sasaran khusus ini adalah yang disebut publik sasaran (target public). Sedangkan komponen Sarana dimensi yang menguntungkan adalah pada strategi pola dasar Public Relations mengukuhkan berfungsi untuk menggarap ketiga kemungkinan tersebut, kearah posisi atau melalui yaitu (convervation), mengubah (change) dan mengkristalisasi (cristallization), (Ruslan, 1998: 108).

13

Didalam proses maupun tahapan strategi bertujuan untuk menciptakan saling pengertian, penghargaan, mempercayai dan tolerasi demi tercapainya dukungan publik atau memperoleh citra positif bagi lembaga yang bersangkutan. Sehingga sangatlah penting bagi perusahaan atau organisasi/lembaga untuk menetapkan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan yang akan dicapai. Poin utamanya adalah bahwa strategi dipilih untuk mencapai hasil tertentu, sebagaimana dinyatakan dalam tujuan. G. Keprotokolan 1. Definisi Keprotokolan Pengertian atau definisi dari keprotokolan sering kali disalah artikan, yaitu dianggap sama sebagai MC (master of ceremony). Untuk memahami dan mengetahui pengertian yang sebenarnya dari protokol dapat dilihat dari penjelasan berikut. Istilah protokol berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata protokolum, dimana protos yang berarti pertama; dan kolum atau kolla berarti perekat atau lem. Kita perhatikan batasan pengertian mengenai protokol sebagaimana dirumuskan di dalam Websters New Ideal Dictionary, yang berbunyi, Protocol is a premilinary memorandum of diplomatic negotiation. (Websters New Ideal Dictionary, second edition, Meriem Webster Inc, Springfield, Massachusettss, USA 1989, hal 416). Yaitu protokol adalah suatu dokumen pendahulu dari perundingan diplomatik, (Januharso,1990: 3). Istilah protokol pada awalnya digunakan pertama kali pada pada waktu itu, bagi lembar pertama suatu gulungan papyrus atau kertas tebal yang diletakkan. Negara Yunani yang pertama menggunakan istilah tersebut. Selanjutnya pengertian protokol dipergunakan untuk seluruh gulungan tersebut yang merupakan tempat dicatatnya semua dokumen penting Negara yang menyangkut nasional maupun internasional.

14

Tahap berikutnya istilah protokol dipakai bagi isi persetujuanpersetujuan itu sendiri dalam arti luas, tidak terbatas perundingan Negara. Tahap berikutnya dipakai pula untuk dokumendokumen penting yang merupakan data tambahan dari sebuah persetujuan atau perjanjian utama, selanjutnya mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan jaman. Menurut (Januharso, 1990:3) Sekarang ini protokol diartikan sebagai : a. Suatu pedoman yang berisi Tata Cara Internasional. b. Pemberian pelayanan kepada pimpinan, tamu, massa public, peserta rapat dan lainlain yang terkait di dalam kegiatan resmi. c. Tolak ukur bagi suatu Pemerintah Daerah beserta unitunit kerjanya.

2. Kedudukan Protokol Seperti di Negara lain, maka di Negara Kesatuan Republik Indonesia keprotokolan pada dasarnya mempunyai kedudukan dua segi, yaitu : a. Keprotokolan yang berkisar hubungan dengan luar negeri, disebut juga keprotokolan diplomatik. b. Keprotokolan yang menyangkut dalam negeri, disebut juga Keprotokolan Resmi. Instansi tertinggi yang merupakan pengelola utama kegiatan keprotokolan di Indonesia adalah Direktorat Jendral Protokol dan Konsuler Departemen Luar Negeri, jabatan Direktur Jendral Protokol dan Konsuler tersebut berkedudukan sebagai Protokol Negara. Seluruh tugas dan fungsi keprotokolan Dalam Negeri dan Luar Negeri berpusat pada instansi tersebut. Dalam pelaksanaannya ia berkedudukan sebagai instansi resmi yang selalu mengadakan koordinasi dengan instansi lain dalam menjalankan fungsi dan tugasnya. Jika kita lihat dari fungsi dan tugasnya maka, tampak bahwa petugas protokol akan sangat berpengaruh atas berhasil atau tidaknya penyelenggaraan suatu acara, untuk itu seorang yang ditugasi dalam keprotokolan akan selalu meletakkan perhatian dan kemampuannya secara maksimal dengan tetap menjunjung tinggi nilainilai kebudayaan, norma adat istiadat yang relevan, sehingga fungsi dan tugas keprotokolan dapat dilaksanakan dengan sempurna dan suatu acara tersebut dapat dikatakan berjalan dengan sukses dan sempurna. 15

3. Pedoman Protokol Menurut (Januharso, 1990:8), pada umumnya petugas protokol hanya dianggap sebagai orang yang berpakaian lengkap dan menyibukkan diri untuk mengatur acara yang sedang berlangsung. Anggapan tersebut memang benar tetapi belum menggambarkan arti sebenarnya tentang protokol. Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, protokol mempunyai pedoman sebagai berikut : a. Memiliki sikap ramah tamah (Courtesy) b. Perlu ketelitian dalam segala hal (Correct) c. Tanamkan rasa percaya diri (Self confident) Setiap protokol harus juga memahami akan : a. Tata Cara b. Tata Krama c. Aturan umum, rumus, dalil dan prinsip umum. 4. Fungsi Protokol Tugas dan fungsi protokol tidak hanya bertanggung jawab atas keberhasilan suatu acara, namun perlu diperhatikan lebih lanjut bahwa seorang protokol juga dituntut untuk menyadari keberadaannya sebagai penyelenggara dan pendukung keberhasilan untuk mencapai sasaran yang dikehendaki seperti tujuan semula (Januharso, 1990:18). Protokol pada pokoknya mencakup enam fungsi, yaitu : a. Fungsi Perencanaan Kegiatan ini mencakup memilih dan mengaitkan fakta guna menciptakan dan menformulasikan serangkaian kegiatan yang diusulkan bersama untuk mencapai tujuan semula. Manfaat dari fungsi perencanaan ini adalah seluruh kegiatan dapat diarahkan pada tujuan tertentu, menurut tata urutan yang tepat sehingga akan dicapai keberhasilan. Fungsi ini juga dapat menghindari terjadinya kerugian antara lain; pemborosan waktu, tenaga dan biaya. Sehingga kita hanya akan menyelenggarakan kegiatan yang penting dan yang diperlukan saja.

b. Fungsi Pengorganisasian

16

Kegiatan yang termasuk fungsi ini adalah pembagian tugas menurut sub bagian masingmasing. Kegiatan ini dianggap penting untuk melimpahkan wewenang dan tanggung jawab kepada orang yang tepat, sehingga dapat terlaksana dengan baik. Manfaat dari fungsi ini adalah: a. Setiap petugas protokol mengetahui tugas apa yang harus dilakukan. b. Hubungan kerja antara petugas dapat ditentukan secara jelas. c. Kegiatan apa, petugas terkoordinasikan, terarah dan menghasilkan kesatuan tindak. d. Para petugas beserta peralatan yang tersedia dapat didayagunakan dan mencapai hasil-guna yang optimal. c. Fungsi Pergerakan Kegiatan ini dimaksudkan untuk dapat mencapai tujuan yang tepat sesuai dengan fungsi perencanaan, pengorganisasian sebagaimana telah dilakukan oleh pimpinan. Manfaat dari kegiatan ini sangat penting, karena berprinsip meletakkanperhatian hanya pada orangorang yang tekait disekeliling. Sebab orang dapat memiliki kepribadian, dapat berpikir, percaya diri, berpengawasan atas pekerjaannya sendiri. d. Fungsi Pengawasan Kegiatan pengawasan adalah penentuan sesuatu hal yang telah dilaksanakan, menilai dan bila perlu mengambil langkahlangkah perbaikan agar pelaksanaan suatu tugas/pekerjaan dapat berjalan sesuai rencana semula, setelah fungsi perencanaan, pengorganisasian dan pergerakan berjalan dengan baik, maka fungsi ini akan dirasa kurang berperan, namun dalam pelaksanaannya akan ditemukan kekurangan dalam menjalankan fungsifungsi sebelumnya, sehingga diperlukan beberapa perbaikan. e. Fungsi Pengkoordinasian Kegiatan dalam fungsi ini merupakan upaya petugas dalam penyerasian kualitas, kuantitas, waktu, personil maupun pengarahannya sehingga menghasilkan tindakan yang serasi dan tepat pada sasaran dan sesuai dengan tujuan. Manfaat dari fungsi ini adalah dapat menghindari pemborosan dalam bentuk apapun. Wewenang dan tanggung jawab yang diberikan juga dapat terlaksana dengan baik tanpa adanya tumpang tindih (Over Lapping). f. Fungsi Pengambilan Keputusan Kegiatan pokok dalam fungsi ini adalah, memilih satu tindakan diantara beberapa kemungkinan untuk bertindak (alternative) dalam berbagai keadaan dalam melaksanakan kegiatan tertentu.

BAB III 17

DESKRIPSI LEMBAGA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SURAKARTA A. Sejarah dan Dasar Hukum Berdirinya Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD) Kota Surakarta berlokasi di Jalan Adisucipto No. 143 A Surakarta. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surakarta merupakan pembangunan kedua setelah Balaikota Surakarta mengalami kebakaran Pada Era Reformasi Pada Tahun 1998. DPRD Kota Surakarta berdiri semenjak berdirinya pemerintah Kota Surakarta yakni disebutkan dalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 1950 Tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota besar dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Kota Yogyakarta, maka di bentuklah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD ) Kota Surakarta. DPRD Kota Surakarta merupakan unsur penyelenggaraan pemerintah daerah. B. Dasar Hukum dan Kedudukan DPRD kota Surakarta Kinerja sebuah lembaga legislatif, dapat diukur dan dinilai dengan mendasarkan kepada pencapaian tujuannya. Sementara keberadaan lembaga legislatif adalah sebagai lembaga yang diharapkan mampu menjadi kekuatan pengawas dan penyeimbang (check and balance) atas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah oleh badan eksekutif daerah (pemerintah kota). Tujuan yang dimaksud adalah penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan menuju terwujudnya masyarakat yang sejahtera dalam dimensi luas. Pemilu tahun 2004 menghasilkan anggota Legislatif secara demokratis dan dapat merubah sistem pemerintahan yang sentralistik menjadi desentralistik melalui pembuatan beberapa Undang-Undang, dua diantaranya Undang-Undang nomor 22 Tahun 2003 Tentang Susunan Dan Kedudukan MPR, DPR, DPD Dan DPRD dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, yang menjadi dasar hukum keberadaan, Kedudukan dan Tugas DPRD Kota Surakarta. 18 18

Dasar hukum kedudukan DPRD Kota Surakarta diatur dalam UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 40 yang secara tegas tertulis DPRD merupakan Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah dan Berkedudukan sebagai Unsur penyelenggara Pemerintah Daerah. Dan Undang-Undang Nomor 22 tahun 2003 pasal 76 secara eksplisit tertulis, DPRD Kabupaten Kota merupakan Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah yang berkedudukan sebagai Lembaga Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. C. Visi dan Misi Visi dan misi DPRD Kota Surakarta tertuang dalam Rencana Kerja DPRD pada tiap Masa Bhakti 5 tahun sekali adalah sebagai berikut: 1. Visi DPRD Kota Surakarta adalah : a. Aspiratif, adalah keberpihakan kepada masyarakat, mengutamakan dan memperjuangkan kepentingan masyarakat Kota Surakarta. b. Responsif, adalah cepat dan tanggap dalam menjawab permasalahanpermasalahan yang terjadi di masyarakat. c. Profesional, adalah dalam melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan keahlian dan kewenangan yang dimiliki. d. Bertanggung Jawab, adalah berani dan konsekuen melaksanakan fungsi yang diemban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. e. Berwawasan Budaya, adalah mendasar pada cipta, rasa, etika, dan estetika. 2. Misi DPRD Kota Surakarta adalah : a. Memperjuangkan b. Meningkatkan Keadilan dan dan Kesejahteraan kepedulian masyarakat Kota Surakarta dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. kepekaan dalam menyelesaikan permasalahanpermasalahan yang terjadi di masyarakat kota Surakarta c. Meningkatkan profesionalisme DPRD Kota Surakarta sesuai tugas dan fungsi. d. Membangun Komunikasi dan Kemitraan DPRD dengan pemerintah Kota Surakarta, Masyarakat, akademis, pers dan lembaga lainnya. 19

e. Meningkatkan daya pikir, nilai rasa, perilaku yang bermartabat dan hasil karya yang berguna untuk Kesejahteraan masyarakat Kota Surakarta. D. Lambang Pemerintah Kota Surakarta

1. Arti Lambang : Warna hijau berarti hidup, warna-warna putih, kuning, merah, dan hitam melukiskan nafsu diantara beberapa nafsu manusia. Semuanya berarti hidup harus dapat menguasai nafsunya. 2. Makna dari lukisan : a. Perisai mewujudkan lambang perjuangan dan perlindungan. b. Tugu lilin menyala melukiskan kebangunan dan kesatuan kebangsaan. c. Keris melambangkan kejayaan dan kebudayaan. d. Panah berarti selalu waspada. e. Jalur mendatar berombak berarti Bengawan Sala. f.Bintang kanan kiri melukiskan bintang dilangit dan berarti kesejahteraan. g. Bambu runcing menggambarkan perjuangan rakyat. h. Kapas dan padi melukiskan pakaian dan makanan yang berarti : Do'a kearah kemakmuran. i. Jumlah 6 dari daun, bunga dan buah kapas berarti bulan 6, jumlah 16 dari buah padi berarti tanggal 16.

20

j. Kain adalah hasil kerajinan terpenting dari Kota Besar Surakarta dan Sidomukti mengandung arti do'a keluhuran. E. Kedudukan dan Tugas Pokok Sekretariat DPRD kota Surakarta Perubahan yang sangat mendasar dengan telah berlakunya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1999 adalah terjadinya perubahan kedudukan Badan Legislatif sebagai mitra kerja yang sejajar dengan Badan Eksekutif. Dengan demikian telah terjadi perubahan yang signifikan dengan peran dan fungsi DPRD, dengan adanya perubahahan tersebut proses kegiatan kesekretariatan Dewan mengharuskan adanya mekanisme yang sangat intens agar senantiasa tercipta kesatuan gerak dan langkah dalam mata rantai kerja yang harmonis. Dengan demikian kegiatan pelayanan yang menjadi tugas pokok dari Sekretariat Dewan dapat dilaksanakan dengan optimal. Sekretariat DPRD Kota Surakarta mempunyai kedudukan, tugas pokok dan fungsi yang diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 pasal 5. Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa, Sekretariat DPRD merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD yang dipimpin oleh seorang Sekretaris DPRD yang berkedudukan secara teknis operasional berada dibawah dan bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD dan secara administratif bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Tugas-tugas pokok dari Sekretariat DPRD adalah, antara lain : 1. Menyelenggarakan administrasi kesekretariatan. 2. Menyelenggarakan administrasi keuangan. 3. Mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD. 4. Menyediakan serta mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan DPRD sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana hal tersebut diatas, Sekretariat DPRD menyelenggarakan fungsi : 1. Penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD. 2. Penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD. 3. Penyelenggaraan rapat-rapat DPRD. 21

4. Penyediaan dan pengoordinasi tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD. Dalam upaya meningkatkan kinerja DPRD sebagai unsur perwakilan rakyat daerah dalam menjalankan fungsi penganggaran, fungsi perundangan, fungsi pengawasan dan fungsi keperwakilannya. Sekretariat DPRD dituntut untuk mampu berperan sebagai fasilitator dan mediator. Untuk itu Sekretariat DPRD harus mampu dan harus profesional dalam menjalankan tugas dan fungsinya serta mampu memberikan dukungan yang optimal kepada DPRD agar dalam menjalankan tugas dan wewenangnya dapat melaksanakannya secara efektif dan efisien.

F. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat DPRD kota Surakarta Sekretariat DPRD terdiri dari 4 sub bagian, dan tiap-tiap Sub bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian. Struktur Organisasi DPRD Surakarta berdasarkan pada PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-A TAHUN 2009, tentang Pedoman Uraian Jabatan Struktural Pada Sekretariat DPRD adalah sebagai berikut:

22

1. Struktur Organisasi SEKRETARIS DPRD

Bagian Legislasi

Bagian Keuangan

Bagian Humas dan Protokol Subbagian Anggaran Subbagian Humas dan Dokumentasi

Bagian Umum

Subbagian Rapat dan Risalah Subbagian Penyusunan Peraturan

Subbagian Tata Usaha

Subbagian Perbendaharaan

Subbagian Protokol

Subbagian Evaluasi dan Pelaporan

Subbagian Akuntansi

Subbagian Rumah Tangga dan Perlengkapan

23

2. Uraian Tugas-Tugas Jabatan Struktural di Sekretariat DPRD Kota Surakarta : a. Sekretaris DPRD Mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, dan menyediakan serta mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. Dengan beberapa uraian sebagai berikut : 1) Menyusun rencana strategis dan rencana kerja Sekretariat DPRD. 2) Memberikan petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada bawahan. 3) Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan Badan sesuai dengan bidang tugas. 4) Menyelenggarakan sistem pengendalian intern pelaksanaan kegiatan agar efektif dan efisien sesuai peraturanpeerunddaangan yang berlaku. 5) Menerapkan Standar Pelayanan Prima. 6) Melaksanakan pengelolaan Kesekretariatan, meliputi : Perencanaan, Evaluasi, Pelaporan, Keuangan, Umum dan Kepegawaian. 7) Menyusun laporan hasil pelaksanaan rencana strategis, rencana kerja, LAKIP, LKPJ dan EKPPD Sekretariat DPRD. 8) Menyusun kebijaksanaan teknis di bidang Legislasi, keuangan, Humas dan Protokol dan Umum. 9) Menyusun rencana, penelaah dan pengkoordinasi perumusan kebijakan Pimpinan DPRD. 10) Menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian teknis urusan kesekretariatan DPRD.

24

b. Bagian Legislasi Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pelaksanaan dan pelayanan administrasi dibidang Rapat dan Risalah, Penyusunan peraturan, dan evaluasi dan pelaporan peraturan. 1) Sub bagian Rapat dan Risalah Mempunyai tugas penyiapan pelaksanaan dan pelayanan administrasi di bidang Rapat dan Risalah, meliputi: pelaksanaan persipan rapat-rapat dan penyusunan risalah guna mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD. 2) Sub bagian Penyusunan Peraturan Mempunyai tugas melakukan penyiapan konsep pelaksanaan dan pelayanan administrasi di bidang penyusunan perundang-undangan, meliputi : Menyiapkan bahan peraaturan perundang-undangan, menyusun rancangan keputusan pimpinan DPRS dan keputusan DPRD serta rancangan peraturan daerah inisiatif DPRD dan pengelolaan sistem jaringan dokumentasi dan informasi hukum. 3) Sub bagian Evaluasi dan Pelaporan Mempunyai tugas melakukan penyiapan penyusunan konsep rencana kerja dan penyusunan evaluasi dan pelaporan peraturan, meliputi : Menyiapka bahan-bahan raperda yang akan dilakukan pembahasan dan pelaksanaan pengkajian terhadap produk hukum dan pelaporan perda-perda yang sudah ditetapkan. c. Bagian Keuangan Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pelaksanaan dan pelayanan administrasi dibidang perencanaan dan anggaran, akuntansi, dan perbendaharaan untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD. 1) Sub Bagian Anggaran Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan dan pelayanan administrasi di bidang perencanaan dan anggaran, meliputi: penyusunan program kerja, penyusunan anggaran dan penyusunan LAKIP.

2) Sub Bagian Perbendaharaan 25

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan dan pelayanan administrasi di bidang Perbendaharaan, meliputi : pembayaran keuangan pegawai, Pimpinan dan Anggota DPRD, dan kegiatan operasional sekretarit Dewan serta verifikasi atas Pertanggung jawaban keuangan. 3) Sub Bagian Akuntansi Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan dan pelaksanaan administrasi di bidang Akuntansi, meliputi : pengendalian keuangan, dan Pembukuan Keuangan. d. Bagian Humas dan Protokol Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pelaksanaan dan pelayanan administrasi di bidang Humas, Dokumentasi dan Protokol, penyerapan aspirasi masyarakat dan perjalanan dinas. 1) Subbagian Humas dan Dokumentasi Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan dan pelayanan administrasi di bidang Humas dan Dokumentasi, meliputi : pelaksanaan kegiatan Kehumasan, hubungan antar lembaga, penyerapan aspirasi masyrakat, dokumentasi dan Perjalanan Dinas. 2) Sub Bagian Protokol Mempunyai tugas melakukan penyiapan pelaksanaan dan pelayanan administrasi di bidang protokol meliputi: menyiapkan pelayanan kegiatan keprotokolan dan, penerimaan tamu dan penyiapan sambutan-sambutan. e. Bagian Umum Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pelaksanaan dan pelayanan administrasi di bidang tata usaha, kepegawaian, Rumah Tangga, dan perlengkapan di lingkungan Sekretariat DPRD. 1) Sub Bagian Tata Usaha Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan dan pelayanan administrasi di bidang Tata Usaha, meliputi : Organisasi dan Tatalaksana, ketatausahaan, kearsipan dan kepegawaian. 2) Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan

26

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan dan pelayanan administrasi di bidang Rumah Tangga dan perlengkapan, meliputi : Pelaksanaan dan pelayanan Teknis penyelenggaraan rapat, pemeliharaan, perawatan gedung dan kantor, kesehatan dan olahraga, dan keamanan lingkungan gedung dan kantor dan analisis kebutuhan dan pengadaan, Inventarisasi, perlengkapan, pemeliharaan dinas.

LAPOARAN PRAKTEK KERJA KOMUNIKASI

27

PELAKSANAAN URUSAN KEHUMASAN DAN PROTOKOL DI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SURAKARTA

Disusun Oleh NAMA NIM : ALI MAQFUR : 2008071019

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI DAN MANAJEMEN UNIVERSITAS SAHID SURAKARTA 2011

28

Anda mungkin juga menyukai