KELOMPOK 11 :
Krisdayanti ( 220208500007 )
Dosen Pengampuh :
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 11
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah........................................................................................................ 2
BAB II PEMBHASAN....................................................................................................... 3
A. Public Relation......................................................................................................... 3
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Citra perusahaan adalah hal yang penting bagi perusahaan karena menyangkut apa
yang dilihat oleh masyarakat, bisa dikatakan juga perusahaan yang mempunyai citra baik
di masyarakat tentu akan memiliki kepercayaan yang baik di mata publik eksternalnya.
Public relations mempunyai tugas untuk menyampaikan informasi kepada publik tentang
organisasi atau perusahaanya agar tetap eksis dan tetap dikenal di masyarakat, untuk
menyampaikan informasi public relations membutuhkan alat yang mendukung untuk
menyebarkan informasi.
1
Relations. Media merupakan wadah yang sangat penting, untuk digunakan menyebarkan
informasi yang sudah dikemas dengan baik, media bisa juga digunakan untuk melakukan
analisa, mengevaluasi, mengontrol informasi baik yang keluar maupun informasi yang
masuk. Pemberitaan dari media bisa membuat presepsi masyarakat berbeda-beda, apa lagi
informasi yang berkaitan dengan suatu badan organisasi, individu, perusahaan dan
lembaga. Dengan begitu besarnya kekuatan media maka public relations harus melakukan
salah satu kegiatanya yaitu media relations atau juga sering disebut hubungan media,
karena dengan menjalin hubungan yang baik akan menambah menfaat bagi organisasi
ataupun perusahaanya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Public Relation
Fungsi public relations menurut Bertrand R Canfield dalam Musi (2020), yaitu:
1) Mengabdi kepada kepentingan umum (it should serve the public interest). Jika
tidak untuk kepentingan public baik internal maupuk eksternal, maka tidak akan
tercipta suatu hubungan yang menyenangkan, sebaliknya suatu organisasi akan
mendapatkan citra yang baik apabila segala tindakannya adalah sebagai
pengabdian kepada kepentingan umum,
2) Memelihara hubungan yang baik (maintain good communication). Seorang
pemimpin yang melakukan kegiatan public relations akan berhasil di dalam
kepemimpinannya, apabila iya ikut bergaul dengan bawahannya. Ia harus mampu
melakukan kegiatan komunikasi baik pada bawahannya maupun kepada public,
3) Menitik beratkan moral dan tingkah laku yang baik (stress good morals dan
manners). Seorang public relations yang baik dalam tingkah lakunya akan menitik
beratkan kepada moralitas, apabila moral dan tingkah lakunya tidak cacat maka ia
akan mempunyai wibawa.
a) Mengembangkan citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya,
3
b) Mengupayakan tercapainya saling pengertian antara publik dengan organisasi,
c) Mengembangkan sinergi pelayanan melalui public relations
Sama seperti bagian divisi lain di dalam perusahaan, untuk memberi kontribusi
kepada rencana kerja jangka panjang itu, praktisi PR dapat melakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
4
1. Menyampaikan fakta dan opini, baik yang beredar di dalam maupun di luar
perusahaan. Bahan-bahan itu dapat diperoleh dari kliping media massa dalam kurun
waktu tertentu, dengan melakukan penelitian terhadap naskah-naskah pidato
pimpinan, bahan yang dipublikasikan perusahaan, serta melakukan wawancara
tertentu dengan pihak-pihak yang berkepentingan atau dianggap penting;
2. Menelusuri dokumen resmi perusahaan dan mempelajari perubahan yang terjadi
secara historis. Perubahan umumnya disertai dengan perubahan sikap perusahaan
terhadap publiknya atau sebaliknya;
3. Melakukan analisis SWOT (Strength/kekuatan, Weakness/kelemahan,
Opportunities/peluang, dan Threats/ancaman). Meski tidak perlu menganalisis hal-hal
yang berada di luar jangkauannya, seorang praktisi PR perlu melakukan analisis yang
berbobot mengenai persepsi dari luar dan dalam perusahaan atas SWOT yang
dimilikinya. Misalnya menyangkut masa depan industri yang ditekuninya, citra yang
dimiliki perusahaan, kultur yang dimiliki serta potensi lain yang dimiliki perusahaan.
Kedua, public relations (humas) dapat berperan dalam strategic management dengan
mengelola kegiatannya secara strategis. Karena dalam hal ini, salah satu fungsi dari public
relations (humas) adalah fungsi manajemen. Fungsi tersebut dapat diwujudkan bila semua
kegiatan public relations dimulai dengan adanya penentuan masalah dan diakhiri dengan
evaluasi. Morissan mengutip Cutlip-Center-Broom, bahwa praktisi public relations
profesional dalam melaksanakan program kerjanya harus meliputi empat langkah kegiatan
atau yang disebut juga dengan empat langkah pemecahan masalah public relations.
Langkah pertama yang harus dilakukan public relations sebelum menyusun program
kerjanya adalah meliputi kegiatan untuk meneliti dan mengawasi pengetahuan,
5
pendapat, sikap dan tingkah laku pihak-pihak yang terpengaruh dan berkepentingan
oleh tindakan atau kebijakan perusahaan.
Sehingga dalam hal ini, praktisi public relations harus bisa mencari,
mengetahui dan memahami masalah yang sedang terjadi dan di mana titik awal
permasalahan tersebut bermula. Contohnya, public relations harus mengetahui secara
pasti bagaimana citra perusahaan di mata khalayaknya.
Langkah ketiga yang harus dilakukan oleh public relations adalah mencakup
kegiatan untuk melaksanakan tindakan dan melakukan komunikasi yang sudah
dirancang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pertanyaan yang harus dijawab pada
tahap ini adalah: “Siapa yang harus melakukan dan mengatakannya, kapan, di mana,
dan bagaimana caranya?”.
6
Langkah terakhir ini mencakup penilaian atau evaluasi atas persiapan,
pelaksanaan, dan hasil-hasil program yang telah dilaksanakan oleh praktisi public
relations. Program tersebut kemudian dapat dilanjutkan ataupun dihentikan setelah
menjawab pertanyaan seperti:
1. Pengertian kualitas
7
menjadi fokus utama adalah mengenai kepuasan para penerima layanan. Kualitas
pelayanan sendiri tidak dilihat dari sudut pandang pihak penyedia layanan, akan tetapi
dilihat dari sudut pandang pihak penerima layanan tersebut. Konsumen atau
pelangganlah yang mengkonsumsi atau merasakan pelayanan yang diberikan, jadi
mereka pulalah yang seharusnya memberikan penilaian dan menetukan kua litas
pelayanan itu berdasarkan persepsi masing-masing. Sehingga, kualitas pelayanan akan
dapat diketahui dengan cara membandingkan pendapat (persepsi) dari masingmasing
konsumen mengenai pelayanan yang didapatkan dengan pelayanan yang sebenarnya
mereka harapkan. Jika jasa yang diterima sesuai yang diharapkan konsumen bahkan
melampaui harapan mereka, maka dapat dikatakan kualitas pelayanan sangat baik dan
memuaskan. Akan tetapi, jika jasa yang diterima tidak sesuai dengan harapan
konsumen, maka kualitas pelayanan tersebut dipersepsikan buruk.
8
tersebut harus sesuai dengan harapan pelanggan, yaitu kinerja yang tepat
waktu, pelayanan tanpa kesalahan, sikap simpatik dan dengan akurasi tinggi.
Secara singkat dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk
memberikan layanan yang dijanjikan secara akurat, tepat waktu, dan dapat
dipercaya.
c. Responsiveness atau ketanggapan, yaitu suatu kemauan untuk membantu dan
memberikan pelayanan yang cepat (responsive) dan tepat kepada pelanggan,
dengan penyampaian informasi yang jelas. Dalam hal ini, tidak membiarkan
konsumen menunggu tanpa alasan yang jelas, sehingga menimbulkan persepsi
yang negatif dalam kualitas pelayanan. Secara singkat dapat diartikan sebagai
kemauan untuk membantu pelanggan dengan memberikan layanan yang baik
dan cepat.
d. Assurance, atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan, kesopan santunan,
dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya
pelanggan kepada perusahaan. Terdiri dari komponen komunikasi
(communication), kredibilitas (credibility), keamanan (security), kompetensi
(competence), dan sopan santun (courtesy). Secara singkat dapat diartikan
sebagai pengetahuan dan keramahtamahan personil dan kemampuan personil
untuk dapat dipercaya dan diyakini oleh pelanggan.
e. Empathy, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau
pribadi yang diberikan kepada pelanggan dengan berupaya memahami
keinginan konsumen. Dalam hal ini perusahaan diharapkan memiliki suatu
pengertian dan pengetahuaan tentang pelanggan, memahami kebutuhan
pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman
bagi pelanggan. Secara singkat dapat diartikan sebagai usaha untuk
mengetahui dan mengerti kebutuhan pelanggan secara individual.
9
Kemudian mengirimkan berita tersebut kepada jurnalis. Oleh sebab itu, seorang public
relation juga dituntut untuk dapat berpikir dengan cepat. Namun sayangnya, kadang kala
tantangan lain muncul saat kita tidak bisa mengendalikan berita tersebut. Walaupun
klarifikasi berulang kali telah kirim kepada media tersebut.
Keahlian yang Diperlukan oleh Public Relation Jika melihat dari definisi, tugas,
tanggung jawab, dan juga tantangan public relation, tak heran jika skill atau keahlian
yang dibutuhkan public relation cukup beragam, antara lain:
1. Komunikasi
2. Riset
Pakar public relation bekerja dengan banyak klien dari berbagai jenis
keperluan. Sehingga mereka harus bisa melakukan riset terkait kebutuhan klien
dengan cepat dan tepat. Tidak heran jika seorang public relation harus bisa melakukan
berbagai riset mengenai tata cara berpikir induktif, deduktif, penelitian pustaka,
wawancara, sampai browsing.
10
Keahlian selanjutnya yang menjadi salah satu nilai tambah dari public relation
adalah terbiasa dengan berbagai platform media sosial yang ada sekarang ini. Bahkan
jika perlu juga harus disertai dengan pengetahuan analitik dari media sosial tersebut.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa ada banyak sekali jenis media sosial yang ada.
Mulai dari Instagram, Facebook, LinkedIn, Twitter, Medium, dan lain sebagainya.
Sementara itu, keterampilan lain yang juga tidak kalah penting untuk dikuasai
oleh para public relation adalah berpikir kreatif, problem solving, mudah bergaul, dan
mempunyai manajemen waktu yang bagus. Sebab hal tersebut akan sering dihadapkan
dengan deadline. Jadi, setelah mengetahui seluk beluk profesi public relation, maka
kita juga akan mengetahui bagaimana tugas dan juga kewajiban mereka.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktivitas atau kegiatan yang dilakukan
oleh perusahaan atau pemilik jasa yang ditunjukkan melalui sikap dan sifat dalam
memberikan pelayanan guna memenuhi harapan konsumen. Setiap pekerjaan tentu
mempunyai tantangan tersendiri, seorang public relation juga dituntut untuk dapat
berpikir dengan cepat. Namun sayangnya, kadang kala tantangan lain muncul saat kita
tidak bisa mengendalikan berita tersebut.
12
DAFTAR PUSTAKA
Ardial, H. Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2015.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta,
2006.
Pelayanan Informasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Zainoel Abidin di Banda
Aceh”. Universitas Sumatera Utara, 2019.
Cutlip, Scott M. et al. Effective Public Relations. Terj: Tri Wibowo. Jakarta: Kencana, 2006.
Darmastuti, Rini. Media Relations: Konsep, Strategi dan Aplikasi. Yogyakarta: CV Andi
Offset, 2012.
Effendy, Onong Uchjana. Human Relations & Public Relations. Bandung: CV. Mandar
Maju, 2009.
---------. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001.
Media, 2012.
Hadiati S, Nikmah. Public Relations Perspektif Teoritis dalam Menjalin Hubungan dengan
13
Publik. Pasuruan: Lunar Media, 2011.
Irwandy. Efisiensi dan Produktifitas Rumah Sakit: Teori dan Aplikasi Pengukuran dengan
Pendekatan Data Envelopment Analysis. Makasar: CV. Social Politic SIGn, 2019.
Kriyantono, Rachmat. Teori Public Relations Perspektif Barat dan Lokal: Aplikasi Penelitian
dan Praktik. Jakarta: Prenadamedia Group, 2014.
Kencana, 2008.
Mu’ah. Kualitas Layanan Rumah Sakit: Terhadap Emosi dan Kepuasan Pasien . Sidoarjo:
Zifatama Publisher, 2014.
Mulyawan, Rahman. Birokrasi Dan Pelayanan Publik. Bandung: UNPAD Press, 2016.
Nadie, Lahyanto. Media Massa dan Pasar Modal: Strategi Komunikasi bagi Perusahaan Go
Nawawi, Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 2007.
Nova, Firsan. Crisis Public Relations: Strategi PR Menghadapi Krisis, Mengelola Isu,
14
Membangun Citra, Dan Reputasi Perusahaan. Jakarta: Rajawali Press, 2011.
Nurtjahjani, Fullchis. Shinta Maharani Trivena. Public Relations: Citra dan Praktek. Malang:
Polinema Press, 2018.
Pitaloka, Pradika Ayu. “Hubungan Mobilisasi Dini dengan Penyembuhan Luka SC di RSU
Tourism di Syariah Hotel Solo”. Institut Agama Islam Negeri Surakarta, 2017.
Trisna, Lusia. “Strategi Public Relations (PR) dalam Meningkatkan Image Kualitas
Pelayanan Kepada Pasien di Rumah Sakit Permata Hati Duri”. Universitas Islam
15
Umar, Husein. Strategic Management in Action. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2001.
16