Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PELAYANAN PRIMA

“ Publik Relations Sebagai Instrumen Pelayanan “

KELOMPOK 11 :

 Harlan Haris ( 220208501042 )

 Krisdayanti ( 220208500007 )

 Al fiisyahri Ramadhani ( 220208500015 )

Dosen Pengampuh :

Dr. Ratnawati M. Hum

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 14 Februari 2023

Kelompok 11

ii
DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 2

C. Tujuan Masalah........................................................................................................ 2

BAB II PEMBHASAN....................................................................................................... 3

A. Public Relation......................................................................................................... 3

B. Strategi Public Relation Sebaga i Instrumen Pelayanan............................................... 4

C. Kualitas Public Relation Sebagai Instrumen Pelayanan .............................................. 7

D. Tantangan Public Relation Sebagai Instrumen Pelayanan........................................... 9

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 12

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Public Relations bisa dikatakan HUMAS (Hubungan Masyarakat), di Negara


Indonesia sudah lama dipergunakan secara luas oleh Departemen, Perusahaan, Industri
Swasta dan sebagainya. Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang
terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua
khalayaknya da lam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada
saling pengertian (Jefkins, 2002:9). Cutlip dkk dalam (Nova,2009:35) mendefinisikan
public relations merupakan fungsi manajemen yang membentuk dan memelihara
hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dan masyarakat, yang menjadi
sandarankeberhasilan atau kegagalannya. Public relations dapat dikatakan sebagai
jembatan dalam perusahaan untuk menciptakan hubungan dengan siapa saja yang dapat
memberikan keuntungan bersama serta untuk kemajuan perusahaan. Public relations
mempunyai peran penting da lam segala bidang sesuai dengan fungsinya, yakni
membentuk hubungan yang baik antara organisasi dengan publiknya, baik itu publik
internal maupun publik eksternal. Public relations harus dapat memposisikan dirinya
antara perusahaan dan publiknya, peran public relations akan membayang-bayangi citra
sebuah perusahaan.

Citra perusahaan adalah hal yang penting bagi perusahaan karena menyangkut apa
yang dilihat oleh masyarakat, bisa dikatakan juga perusahaan yang mempunyai citra baik
di masyarakat tentu akan memiliki kepercayaan yang baik di mata publik eksternalnya.
Public relations mempunyai tugas untuk menyampaikan informasi kepada publik tentang
organisasi atau perusahaanya agar tetap eksis dan tetap dikenal di masyarakat, untuk
menyampaikan informasi public relations membutuhkan alat yang mendukung untuk
menyebarkan informasi.

Informasi adalah pengumpulan perumusan naskah untuk melakukan komunikasi


dan mempengaruhi target dalam upaya mendapatkan partisipatif dan tanggapan, melalui
media sebanyak mungkin akan memudahkan dan mempercepat proses komunikasi yang
sedang dijalin. Media massa adalah suatu alat untuk menyampikan pesan kepada
khalayaknya, seperti yang dituliskan oleh Darmastuti (2012) dalam bukunya Media

1
Relations. Media merupakan wadah yang sangat penting, untuk digunakan menyebarkan
informasi yang sudah dikemas dengan baik, media bisa juga digunakan untuk melakukan
analisa, mengevaluasi, mengontrol informasi baik yang keluar maupun informasi yang
masuk. Pemberitaan dari media bisa membuat presepsi masyarakat berbeda-beda, apa lagi
informasi yang berkaitan dengan suatu badan organisasi, individu, perusahaan dan
lembaga. Dengan begitu besarnya kekuatan media maka public relations harus melakukan
salah satu kegiatanya yaitu media relations atau juga sering disebut hubungan media,
karena dengan menjalin hubungan yang baik akan menambah menfaat bagi organisasi
ataupun perusahaanya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud publik relation?


2. Bagaimana strategi public relation sebagai instrumen pelayanan?
3. Bagaimana kualitas public relation sebagai instrumen pelayanan?
4. Bagaimana tantangan public relation sebagai instrumen pelayanan?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui mengenai publik relation.


2. Untuk mengetahui bagaimana strategi public relation sebagai instrumen pelayanan.
3. Untuk mengetahui bagaimana kualitas public relation sebagai instrumen pelayanan.
4. Untuk mengetahui bagaimana tantangan public relation sebagai instrumen pelayanan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Public Relation

Public relations mempunyai dua pengertian, yakni public relations sebagai


rangkaian atau system kegiatan dan public relation sebagai perwujudan kegiatan
berkomunikasi. Dalam pengertian sebagai metode komunikasi terdapat makna bahwa
setiap pemimpin dari suatu organisasi bagaimanapun juga kecilnya dapat melaksanakan
public relations, atas dasar pengertian tersebut seorang camat dapat dan bahkan harus
melakukan public relations tanpa perlu ada seksi atau subseksi Humas di kantor
kecamatan-nya, camat sendiri yang melaksanakan public relation sebagai rangkaian atau
sistem kegiatan. Cutlip, Center dan Broom mendefinisikan public relations sebagai fungsi
manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara
seseorang atau organisasi demi kepentingan publik, serta merencanakan dan melakukan
suatu program kegiatan untuk meraih pengertian dan dukungan publik.

Fungsi public relations menurut Bertrand R Canfield dalam Musi (2020), yaitu:

1) Mengabdi kepada kepentingan umum (it should serve the public interest). Jika
tidak untuk kepentingan public baik internal maupuk eksternal, maka tidak akan
tercipta suatu hubungan yang menyenangkan, sebaliknya suatu organisasi akan
mendapatkan citra yang baik apabila segala tindakannya adalah sebagai
pengabdian kepada kepentingan umum,
2) Memelihara hubungan yang baik (maintain good communication). Seorang
pemimpin yang melakukan kegiatan public relations akan berhasil di dalam
kepemimpinannya, apabila iya ikut bergaul dengan bawahannya. Ia harus mampu
melakukan kegiatan komunikasi baik pada bawahannya maupun kepada public,
3) Menitik beratkan moral dan tingkah laku yang baik (stress good morals dan
manners). Seorang public relations yang baik dalam tingkah lakunya akan menitik
beratkan kepada moralitas, apabila moral dan tingkah lakunya tidak cacat maka ia
akan mempunyai wibawa.

Adapun tujuan dari public relations yaitu:

a) Mengembangkan citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya,

3
b) Mengupayakan tercapainya saling pengertian antara publik dengan organisasi,
c) Mengembangkan sinergi pelayanan melalui public relations

Tujuan utama public relations adalah memengaruhi perilaku orang secara


individu ataupun kelompok saat saling berhubungan, melalui dialog dengan semua
golongan, serta persepsi, sikap dan opininnya terhadap suatu kesuksesan sebuah
organisasi.

B. Strategi Public Relation Sebagai Instrumen Pelayanan

Pengertian mengenai strategi berbeda-beda sebagaimana dikemukakan oleh


beberapa ahli. Husein Umar yang mengutip dari Stephanie K. Marrus, mendefinisikan
strategi sebagai suatu proses penentuan rencana yang difokuskan pada tujuan jangka
panjang suatu organisasi dan disertai penyusunan cara atau upaya bagaimana agar tujuan
yang diinginkan dapat tercapai. Sedangkan Sedarmayanti yang mengutip dari Glueck dan
Jauch, strategi adalah rencana yang bersatu padu, yang menghubungkan keunggulan
strategi perusahaan dengan tantangan yang ada lingkungan, dan dirancang untuk
memastikan tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat
oleh suatu organisasi. Definisi lain menyebutkan bahwa strategi pada hakikatnya adalah
perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan.
Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan
yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana
taktik operasionalnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan
rencana jangka panjang disertai dengan suatu tindakan untuk mencapai tujuan
perusahaan. Sementara itu, Istilah strategi manajemen sering pula disebut rencana
strategis atau rencana jangka panjang perusahaan. Suatu rencana strategis perusahaan
menetapkan garis-garis besar tindakan strategis yang akan diambil dalam kurun waktu
tertentu ke depan. Rencana jangka panjang inilah yang menjadi pegangan bagi para
praktisi PR untuk menyusun berbagai rencana teknis, dan langkah komunikasi yang akan
diambil sehari-hari.

Sama seperti bagian divisi lain di dalam perusahaan, untuk memberi kontribusi
kepada rencana kerja jangka panjang itu, praktisi PR dapat melakukan langkah-langkah
sebagai berikut:

4
1. Menyampaikan fakta dan opini, baik yang beredar di dalam maupun di luar
perusahaan. Bahan-bahan itu dapat diperoleh dari kliping media massa dalam kurun
waktu tertentu, dengan melakukan penelitian terhadap naskah-naskah pidato
pimpinan, bahan yang dipublikasikan perusahaan, serta melakukan wawancara
tertentu dengan pihak-pihak yang berkepentingan atau dianggap penting;
2. Menelusuri dokumen resmi perusahaan dan mempelajari perubahan yang terjadi
secara historis. Perubahan umumnya disertai dengan perubahan sikap perusahaan
terhadap publiknya atau sebaliknya;
3. Melakukan analisis SWOT (Strength/kekuatan, Weakness/kelemahan,
Opportunities/peluang, dan Threats/ancaman). Meski tidak perlu menganalisis hal-hal
yang berada di luar jangkauannya, seorang praktisi PR perlu melakukan analisis yang
berbobot mengenai persepsi dari luar dan dalam perusahaan atas SWOT yang
dimilikinya. Misalnya menyangkut masa depan industri yang ditekuninya, citra yang
dimiliki perusahaan, kultur yang dimiliki serta potensi lain yang dimiliki perusahaan.

Public relations juga dapat memberikan kontribusinya dalam proses strategic


management melalui dua cara:

Pertama, melakukan tugasnya sebagai bagian dari strategic management keseluruhan


organisasi dengan melakukan survei atas lingkungan dan membantu mendefinisikan misi,
sarana, dan objective organisasi/perusahaan.

Kedua, public relations (humas) dapat berperan dalam strategic management dengan
mengelola kegiatannya secara strategis. Karena dalam hal ini, salah satu fungsi dari public
relations (humas) adalah fungsi manajemen. Fungsi tersebut dapat diwujudkan bila semua
kegiatan public relations dimulai dengan adanya penentuan masalah dan diakhiri dengan
evaluasi. Morissan mengutip Cutlip-Center-Broom, bahwa praktisi public relations
profesional dalam melaksanakan program kerjanya harus meliputi empat langkah kegiatan
atau yang disebut juga dengan empat langkah pemecahan masalah public relations.

Langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menentukan masalah (defining the problem)

Langkah pertama yang harus dilakukan public relations sebelum menyusun program
kerjanya adalah meliputi kegiatan untuk meneliti dan mengawasi pengetahuan,

5
pendapat, sikap dan tingkah laku pihak-pihak yang terpengaruh dan berkepentingan
oleh tindakan atau kebijakan perusahaan.

Dalam kegiatan penentuan masalah ini praktisi public relations harus


menjawab pertanyaan seperti:

Apa yang sedang terjadi saat ini?

Apa yang menjadi sumber masalah?

Kapan masalah tersebut mulai timbul?

Siapa yang terlibat atau terpengaruh dalam masalah tersebut?

Bagaimana mereka bisa terlibat atau terpengaruh?.

Sehingga dalam hal ini, praktisi public relations harus bisa mencari,
mengetahui dan memahami masalah yang sedang terjadi dan di mana titik awal
permasalahan tersebut bermula. Contohnya, public relations harus mengetahui secara
pasti bagaimana citra perusahaan di mata khalayaknya.

2. Perencanaan dan penyusunan program (planning and programming)

Langkah kedua yang harus dilakukan public relations adalah menyusun


program kerja. Dalam hal ini masalah yang telah ditentukan pada langkah pertama
digunakan sebagai acuan untuk menyusun program, tujuan, tindakan, dan strategi
komunikasi. Langkah ini mencakup tindakan untuk memasukkan temuan masalah
yang didapat ke dalam kebijakan dan program perusahaan. Sehingga public relations
harus menjawab pertanyaan: “Berdasarkan situasi yang telah kita pelajari maka apa
yang harus kita ubah, perbuat dan katakana?”.

3. Melakukan tindakan dan berkomunikasi (taking action and communicating)

Langkah ketiga yang harus dilakukan oleh public relations adalah mencakup
kegiatan untuk melaksanakan tindakan dan melakukan komunikasi yang sudah
dirancang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pertanyaan yang harus dijawab pada
tahap ini adalah: “Siapa yang harus melakukan dan mengatakannya, kapan, di mana,
dan bagaimana caranya?”.

4. Evaluasi program (evaluating the program)

6
Langkah terakhir ini mencakup penilaian atau evaluasi atas persiapan,
pelaksanaan, dan hasil-hasil program yang telah dilaksanakan oleh praktisi public
relations. Program tersebut kemudian dapat dilanjutkan ataupun dihentikan setelah
menjawab pertanyaan seperti:

Bagaimana kita telah melakukannya?. Penyesuaian serta perbaikan terhadap


tindakan atau komunikasi yang telah dilaksanakan oleh public relations, dapat
dilakukan berdasarkan umpan balik (feedback) yang diterima. Di sisi lain, strategi
public elations atau yang lebih dikenal dengan bauran public re lations, adalah sebagai
berikut:

1) Publications (publikasi), adalah cara PR dalam menyebarkan informasi, gagasan,


atau ide kepada khalayaknya.
2) Event (acara), adalah setiap bentuk kegiatan yang dilakukan oleh PR dalam
proses penyebaran informasi kepada khalayak.
3) News (pesan/berita), adalah informasi yang dikomunikasikan kepada khalayak
yang dapat disampaikan secara langsung maupun tidak langsung.
4) Corporate Identity (citra perusahaan), adalah cara pandang khalayak kepada
suatu perusahaan terhadap segala aktivitas usaha yang dilakukan.
5) Community Involvement (hubungan dengan khalayak), adalah sebuah relasi
yang dibangun dengan khalayak (stakeholders, stockholder, media, masyarakat
di sekitar perusahaan dan lain-lain).
6) Lobbying and Negotiation (teknik lobi dan negosiasi), adalah sebuah rencana
baik jangka panjang maupun jangka pendek yang dibantu oleh PR dalam rangka
penyusunan budget yang dibutuhkan.
7) Social Responsibility, wacana ini digunakan oleh perusahaan dalam rangka
mengambil peran untuk secara bersama melaksanakan aktivitasnya dalam rangka
mensejahterakan masyarakat di sekitarnya.

C. Kualitas Public Relation Sebagai Instrumen Pelayanan

1. Pengertian kualitas

Kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktivitas atau kegiatan yang


dilakukan oleh perusahaan atau pemilik jasa yang ditunjukkan melalui sikap dan sifat
dalam memberikan pelayanan guna memenuhi harapan konsumen. Dalam hal ini yang

7
menjadi fokus utama adalah mengenai kepuasan para penerima layanan. Kualitas
pelayanan sendiri tidak dilihat dari sudut pandang pihak penyedia layanan, akan tetapi
dilihat dari sudut pandang pihak penerima layanan tersebut. Konsumen atau
pelangganlah yang mengkonsumsi atau merasakan pelayanan yang diberikan, jadi
mereka pulalah yang seharusnya memberikan penilaian dan menetukan kua litas
pelayanan itu berdasarkan persepsi masing-masing. Sehingga, kualitas pelayanan akan
dapat diketahui dengan cara membandingkan pendapat (persepsi) dari masingmasing
konsumen mengenai pelayanan yang didapatkan dengan pelayanan yang sebenarnya
mereka harapkan. Jika jasa yang diterima sesuai yang diharapkan konsumen bahkan
melampaui harapan mereka, maka dapat dikatakan kualitas pelayanan sangat baik dan
memuaskan. Akan tetapi, jika jasa yang diterima tidak sesuai dengan harapan
konsumen, maka kualitas pelayanan tersebut dipersepsikan buruk.

2. Pengukuran Kualitas Pelayanan

Untuk mengukur kualitas pelayanan seperti yang diharapkan oleh pelanggan,


perlu diketahui kriteria (dimensi) yang dipakai oleh pelanggan dalam menilai
pelayanan tersebut. Dengan adanya kriteria (dimensi) yang selalu diperhatikan oleh
perusahaan, maka akan menimbulkan kepuasan pada pelanggan serta mampu
menciptakan dan meningkatkan kualitas pelayanan di perusahaan itu sendiri. Di sisi
lain dengan peningkatan kualitas pelayanan, sudah barang tentu akan menguntungkan
bagi perusahaan itu sendiri, karena akan menimbulkan citra positif di hadapan
publiknya.

Rahman Mulyawan yang mengutip dari Parasuraman, Zeithaml, dan Berry,


ada lima dimensi yang digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan, yakni:

a. Tangibles atau bukti fisik, yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam


menunjukkan keberadaannya pada pihak eksternal. Penampilan dari segi
sarana dan prasarana fisik serta keadaan lingkungan di sekitar perusahaan
merupakan suatu bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa,
ini meliputi fasilitas fisik seperti gedung, gudang, peralatan dan perlengkapan
yang digunakan, serta penampilan pegawainya. Secara singkat dapat diartikan
sebagai penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil, dan materi komunikasi.
b. Reliability atau keandalan, yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan
pelayanan sesuai yang dijanjikan secara tepat, teliti dan terpercaya. Pelayanan

8
tersebut harus sesuai dengan harapan pelanggan, yaitu kinerja yang tepat
waktu, pelayanan tanpa kesalahan, sikap simpatik dan dengan akurasi tinggi.
Secara singkat dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk
memberikan layanan yang dijanjikan secara akurat, tepat waktu, dan dapat
dipercaya.
c. Responsiveness atau ketanggapan, yaitu suatu kemauan untuk membantu dan
memberikan pelayanan yang cepat (responsive) dan tepat kepada pelanggan,
dengan penyampaian informasi yang jelas. Dalam hal ini, tidak membiarkan
konsumen menunggu tanpa alasan yang jelas, sehingga menimbulkan persepsi
yang negatif dalam kualitas pelayanan. Secara singkat dapat diartikan sebagai
kemauan untuk membantu pelanggan dengan memberikan layanan yang baik
dan cepat.
d. Assurance, atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan, kesopan santunan,
dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya
pelanggan kepada perusahaan. Terdiri dari komponen komunikasi
(communication), kredibilitas (credibility), keamanan (security), kompetensi
(competence), dan sopan santun (courtesy). Secara singkat dapat diartikan
sebagai pengetahuan dan keramahtamahan personil dan kemampuan personil
untuk dapat dipercaya dan diyakini oleh pelanggan.
e. Empathy, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau
pribadi yang diberikan kepada pelanggan dengan berupaya memahami
keinginan konsumen. Dalam hal ini perusahaan diharapkan memiliki suatu
pengertian dan pengetahuaan tentang pelanggan, memahami kebutuhan
pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman
bagi pelanggan. Secara singkat dapat diartikan sebagai usaha untuk
mengetahui dan mengerti kebutuhan pelanggan secara individual.

D. Tantangan Public Relation Sebagai Instrumen Pelayanan

Tantangan Public Relation setiap pekerjaan tentu mempunyai tantangan tersendiri.


Begitu juga dengan pekerjaan di bidang public relation ini. Umumnya, tantangan yang
ada di dalam jenis pekerjaan ini menyangkut mengenai bisnis dan perusahaan.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pemberitaan saat ini berjalan dengan sangat cepat.
Terlebih dengan adanya situs berita online yang s udah marak. Public relation tentu harus
mengikuti tren berita dengan teliti dan memanfaatkan berita-berita tersebut saat muncul.

9
Kemudian mengirimkan berita tersebut kepada jurnalis. Oleh sebab itu, seorang public
relation juga dituntut untuk dapat berpikir dengan cepat. Namun sayangnya, kadang kala
tantangan lain muncul saat kita tidak bisa mengendalikan berita tersebut. Walaupun
klarifikasi berulang kali telah kirim kepada media tersebut.

Keahlian yang Diperlukan oleh Public Relation Jika melihat dari definisi, tugas,
tanggung jawab, dan juga tantangan public relation, tak heran jika skill atau keahlian
yang dibutuhkan public relation cukup beragam, antara lain:

1. Komunikasi

Komunikasi merupakan keterampilan yang sangat esensial dan harus dimiliki


oleh seseorang yang berprofesi sebagai public relation. Oleh karena itu, seorang
public relation harus hebat dalam melakukan komunikasi verbal, yang meliputi
presentasi, interview, dan juga public speaking. Tak hanya itu saja, public relation
juga harus lincah dalam berkomunikasi non verbal. Mulai dari bisa membuat press
release, tulisan di web perusahaan, editing, dan juga tata bahasa.

2. Riset

Pakar public relation bekerja dengan banyak klien dari berbagai jenis
keperluan. Sehingga mereka harus bisa melakukan riset terkait kebutuhan klien
dengan cepat dan tepat. Tidak heran jika seorang public relation harus bisa melakukan
berbagai riset mengenai tata cara berpikir induktif, deduktif, penelitian pustaka,
wawancara, sampai browsing.

3. Mampu Berpikir dan Bisa Bahasa Asing

Globalisasi bisnis telah memaksa seorang public relation untuk bisa


menguasai banyak bahasa. Mengapa bahasa asing sangat perlu dipelajari? Sebab,
klien public relation juga mungkin saja berasal dari luar negeri atau bisa juga mereka
bekerja di perusahaan multinasional dengan keberagaman budaya dan bahasa di
dalamnya. Sehingga, untuk membuat sebuah strategi bisnis perusahaan, pastinya kita
harus memahami komunikasi mereka. Selain itu, sekarang ini bahan-bahan dari riset
juga banyak yang berasal dari luar negeri. Maka tak heran jika keterampilan bahasa
menjadi sangat penting.

4. Mengerti Media Sosial

10
Keahlian selanjutnya yang menjadi salah satu nilai tambah dari public relation
adalah terbiasa dengan berbagai platform media sosial yang ada sekarang ini. Bahkan
jika perlu juga harus disertai dengan pengetahuan analitik dari media sosial tersebut.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa ada banyak sekali jenis media sosial yang ada.
Mulai dari Instagram, Facebook, LinkedIn, Twitter, Medium, dan lain sebagainya.

Sementara itu, keterampilan lain yang juga tidak kalah penting untuk dikuasai
oleh para public relation adalah berpikir kreatif, problem solving, mudah bergaul, dan
mempunyai manajemen waktu yang bagus. Sebab hal tersebut akan sering dihadapkan
dengan deadline. Jadi, setelah mengetahui seluk beluk profesi public relation, maka
kita juga akan mengetahui bagaimana tugas dan juga kewajiban mereka.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Public relations mempunyai dua pengertian, yakni public relations sebagai


rangkaian atau system kegiatan dan public relation sebagai perwujudan kegiatan
berkomunikasi. Dalam pengertian sebagai metode komunikasi terdapat makna bahwa
setiap pemimpin dari suatu organisasi bagaimanapun juga kecilnya dapat melaksanakan
public relations. Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen
(management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut,
strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan
harus mampu menunjukka n bagaimana taktik operasionalnya.

Kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktivitas atau kegiatan yang dilakukan
oleh perusahaan atau pemilik jasa yang ditunjukkan melalui sikap dan sifat dalam
memberikan pelayanan guna memenuhi harapan konsumen. Setiap pekerjaan tentu
mempunyai tantangan tersendiri, seorang public relation juga dituntut untuk dapat
berpikir dengan cepat. Namun sayangnya, kadang kala tantangan lain muncul saat kita
tidak bisa mengendalikan berita tersebut.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ardial, H. Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2015.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta,

2006.

Barata, Atep Adya. Dasar-Dasar Pelayanan Prima: Persiapan Membangun Budaya

Pelayanan Prima untuk Meningkatkan Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan. Jakarta:


PT. Elex Media Komputindo, 2003.

Basrowi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Chairunnisak, Syarifah. “Strategi Public Relations Officer dalam Meningkatkan Kualitas

Pelayanan Informasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Zainoel Abidin di Banda
Aceh”. Universitas Sumatera Utara, 2019.

Cutlip, Scott M. et al. Effective Public Relations. Terj: Tri Wibowo. Jakarta: Kencana, 2006.

Darmastuti, Rini. Media Relations: Konsep, Strategi dan Aplikasi. Yogyakarta: CV Andi

Offset, 2012.

Effendy, Onong Uchjana. Human Relations & Public Relations. Bandung: CV. Mandar

Maju, 2009.

---------. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001.

Ghony, M. Djunaidi. Fauzan Almanshur. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media, 2012.

Hadiati S, Nikmah. Public Relations Perspektif Teoritis dalam Menjalin Hubungan dengan

13
Publik. Pasuruan: Lunar Media, 2011.

Irwandy. Efisiensi dan Produktifitas Rumah Sakit: Teori dan Aplikasi Pengukuran dengan

Pendekatan Data Envelopment Analysis. Makasar: CV. Social Politic SIGn, 2019.

Kriyantono, Rachmat. Teori Public Relations Perspektif Barat dan Lokal: Aplikasi Penelitian
dan Praktik. Jakarta: Prenadamedia Group, 2014.

Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia, 2011.

Mamik. Metododologi Kualitatif. Sidoarjo: Zifatama Publisher, 2015.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.

Morissan. Manajemen Public Relations: Strategi Menjadi Humas Profesional. Jakarta:

Kencana, 2008.

Mu’ah. Kualitas Layanan Rumah Sakit: Terhadap Emosi dan Kepuasan Pasien . Sidoarjo:
Zifatama Publisher, 2014.

Mulyawan, Rahman. Birokrasi Dan Pelayanan Publik. Bandung: UNPAD Press, 2016.

Nadie, Lahyanto. Media Massa dan Pasar Modal: Strategi Komunikasi bagi Perusahaan Go

Public. Jakarta: Media Center, 2018.

Nawawi, Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 2007.

Nova, Firsan. Crisis Public Relations: Strategi PR Menghadapi Krisis, Mengelola Isu,

14
Membangun Citra, Dan Reputasi Perusahaan. Jakarta: Rajawali Press, 2011.

Nugrahani, Farida. Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian Pendidikan Bahasa.

Surakarta: Cakra Books, 2014.

Nurtjahjani, Fullchis. Shinta Maharani Trivena. Public Relations: Citra dan Praktek. Malang:
Polinema Press, 2018.

Pitaloka, Pradika Ayu. “Hubungan Mobilisasi Dini dengan Penyembuhan Luka SC di RSU

Muslimat Ponorogo”. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 2015.

Raco, J. R. Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya.

Jakarta: PT Grasindo, 2010.

Ruslan, Rosady. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada, 2010.

Sedarmayanti. Manajemen Strategi. Bandung: PT Refika Aditama, 2014.

Setyawati, Diana. “Strategi Public Relations dalam Mempertahankan Citra Halal

Tourism di Syariah Hotel Solo”. Institut Agama Islam Negeri Surakarta, 2017.

Soemirat, Soleh. Elvinaro Ardianto. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2012.

Trisna, Lusia. “Strategi Public Relations (PR) dalam Meningkatkan Image Kualitas
Pelayanan Kepada Pasien di Rumah Sakit Permata Hati Duri”. Universitas Islam

Negeri Sultan Syarif Kasim, 2013.

15
Umar, Husein. Strategic Management in Action. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2001.

Dokumentasi RSU Muslimat Ponorogo

https://rs-muslimatponorogo.com/profil, diakses tanggal 5 Maret 2020.

https://rs-muslimatponorogo.com/artikel, diakses 5 Maret 2020.


https://www.gramedia.com/literasi/public-relation-
adalah/#A_Pengertian_Public_Relation=&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.gramedia.com
%2Fliterasi%2Fpublic-relation-
adalah%2Famp%2F%23A_Pengertian_Public_Relation%3D%26ampshare%3Dhttps%253A
%252F%252Fwww.gramedia.com%252Fliterasi%252Fpublic-relation-
adalah%252Fhttps://jurnal.uai.ac.id/index.php/commline/article/download/609/482

16

Anda mungkin juga menyukai