Anda di halaman 1dari 18

PENGANTAR ARSITEKTUR LANDSCAPE

SENTRALITAS – MASALAH PENEMPATAN BATAS – BATAS

Dosen pengampu :
Prof . Dr. Mithen Lullulangi, M.T
Etiwu, ST., M.Ars.

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 5

MUH. AKBAR (220211502026)


A FACHRI APRIADI PUTRA (220211502029)
MUHAMMAD AGUNG NURWAHID (220211502040)
ANDI MUHAMMAD YAMIN (210211502042)
WARDA SRI ANANDA (220211500008)
ALYA ROHALIA (220211501036)
SERLIYANTI AHMAD D (220211502033)

ARSITEKTUR B(02)
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
KATA PENGANTAR

Puji Syukur sebesar - besarnya kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis
dapat menyelesaikan karya tulis berbentuk makalah ini dengan judul “Sentralitas - Masalah Penempatan
Batas - Batas” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebagai salah satu tugas UAS mata kuliah
Pengantar Arsitektur Lanskap.

Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa untuk menyelesaikan penyusunan makalah ini telah
melalui berbagai macam - macam halangan dan rintangan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini izinkan
penulis memberikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Mithen Lullulangi, M.T. Selaku Dosen Pengampuh Utama Pada Mata Kuliah Pengantar
Arsitektur Lanskap
2. Etiwu,. ST., M.Ars. Selaku Dosen Pengampuh Pada Mata Kuliah Pengantar Arsitektur Lanskap
3. Semua teman – teman kelompok 05 yang telah berpartisipasi dalam menyelesaikan penyusunan
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan baik dalam sisi penulisan
literatur maupun dari segi pembahasan. Oleh karena itu, penulis dengan segala kerendahan hati
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan yang akan
datang.

Makassar, Maret 2024

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG .........................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.....................................................................................................................1
C. TUJUAN ...........................................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................................................2
A. PERGESERAN DALAM SENTRALITAS ........................................................................................2
B. GAGASAN TENTANG SENTRALITAS ...........................................................................................2
C. TANDA – TANDA DARI SENTRALITAS BARU ..............................................................................2
BAB III PEMBAHASAAN ............................................................................................................................4
A. GAGASAN BARU TENTANG SENTRALITAS ................................................................................4
B. SENTRALITAS SEBAGAI SEBUAH PEMIKIRAN ..........................................................................5
C. KONSEP SENTRALITAS DALAM ARSITEKTUR DAN KAITANNYA DENGAN PENEMPATAN
BATAS – BATAS..............................................................................................................................5
D. STUDI KASUS .................................................................................................................................7
BAB IV PENUTUP .....................................................................................................................................13
A. KESIMPULAN ................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................................14

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Sprawl – Town ........................................................................................................................2


Gambar 3.1. Center Point of Indonesia .......................................................................................................7
Gambar 3.2. Ruko Bisnis CPI ......................................................................................................................8
Gambar 3.3. Palm Jumeirah ........................................................................................................................9
Gambar 3.5. Atlantis Aquaventure ............................................................................................................11
Gambar 3.6. The Pointe.............................................................................................................................11
Gambar 3.7. Nakheel Mall .........................................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sentralitas dalam arsitektur meliputi konsep sentralitas sebagai sebuah pemikiran dalam arsitektur
yang menggambarkan hubungan antara bangunan dan lingkungan sekitarnya. Sentralitas dapat
dilihat dari dua perspektif: dari segi fungsional dan dari segi esetual. Sentralitas dapat mempengaruhi
pembangunan di kota. Konsep sentralitas juga dapat dilihat kontes sejarah, dimana konsep
sentralitas terkait dengan pola tatanan dan hubungan antar bangunan.

Sentralitas merupakan konsep krusial dalam berbagai bidang, termasuk arsitektur, geografi, politik, dan
sosiologi. Dalam arsitektur, sentralitas merujuk pada penempatan elemen-elemen penting dalam suatu
ruang atau bangunan. Penempatan ini dapat memengaruhi fungsi, estetika, dan makna ruang tersebut.

Masalah penempatan batas - batas sendiri menjadi konsekuensi penting dari sentralitas yang dapat
berupa batas - batas fisik seperti dinding atau pagar, maupun non-fisik, seperti aturan atau norma.
Penempatan batas-batas yang tepat dapat membantu menciptakan ruang yang terstruktur dan
fungsional, namun juga dapat menimbulkan permasalahan, seperti segregasi dan eksklusivitas.

Masalah penempatan batas merujuk pada cara bagaimana batas dapat mempengaruhi hubungan
antara bangunan dan lingkungan sekitarnya, batas dapat mempengaruhi kualitas sentralitas dalam
bangunan dan bagaimana cara yang tepat untuk mengidentifikasi dan mengelola batas tersebut
untuk memperkuat kualitas sentralitas dalam bangunan tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana gagasan terkait sentralitas ?
2. Bagaimana sentralitas sebagai sebuah pemikiran ?
3. Bagaimana konsep sentralitas dalam arsitektur dan kaitannya dengan penempatan batas-batas ?

C. TUJUAN
1. Menjelaskan mengenai gagasan baru mengenai sentralitas.
2. Memberikan pemahaman mengenai sentralitas sebagai sebuah pemikiran.
3. Menjelaskan ap aitu konsep sentralitas dalam arsitektur dan kaitannya dengan penempatan
batas – batas.
4. Memberi dan menjelaskan contoh studi kasus terkait sentralitas dan kaitannya mengenai
masalah penempatan batas – batas.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PERGESERAN DALAM SENTRALITAS


Menurut definisi, menunjukkan perkiraan bagian tengah atau titik dari suatu hal yang menempati posisi
tengah (Lorimer dan Lechner 1996, hlm. 159). Namun, kata ini juga menunjukkan tempat di mana
aktivitas terkonsentrasi. seperti pada kasus pusat pertokoan (Lorimer dan Lechner 1996, hal. 159).
Yang luar biasa saat ini adalah penamaan sebagai 'pusat' untuk kegiatan-kegiatan yang sebenarnya
terjadi di pinggir pusat kota: pusat perbelanjaan, pusat olahraga, pusat subtropis, dan sebagainya. Apa
yang membuat mereka berfungsi sebagai 'pusat', terlepas dari lokasinya yang berada di pinggiran,
adalah akumulasi kegiatan dan lokasi strategis dan mudah diakses (meskipun sebagian besar diakses
dengan mobil) sebagai simpul dalam jaringan polisentris ruang arus. Karena kecenderungan pusat kota
untuk berada dalam posisi istimewa, dan karena kecenderungannya untuk mengucilkan ('Yang Lain'),
maka masuk akal untuk menjelajahi pusat kota melalui batas-batas atau pinggirannya. Di situlah tempat
bertemunya yang diikutsertakan dan yang tidak diikutsertakan.

B. GAGASAN TENTANG SENTRALITAS


Pusat, menurut definisi, menunjukkan perkiraan bagian tengah atau titik dari suatu hal yang menempati
posisi tengah (Lorimer dan Lechner 1996, hlm. 159). Namun, kata ini juga menunjukkan tempat di mana
aktivitas terkonsentrasi. seperti pada kasus pusat pertokoan (Lorimer dan Lechner 1996, hal. 159).
Yang luar biasa saat ini adalah penamaan sebagai 'pusat' untuk kegiatan-kegiatan yang sebenarnya
terjadi di pinggir pusat kota: pusat perbelanjaan, pusat olahraga, pusat subtropis, dan sebagainya. Apa
yang membuat mereka berfungsi sebagai 'pusat', terlepas dari lokasinya yang berada di pinggiran,
adalah akumulasi kegiatan dan lokasi strategis dan mudah diakses (meskipun sebagian besar diakses
dengan mobil) sebagai simpul dalam jaringan polisentris ruang arus. Karena kecenderungan pusat kota
untuk berada dalam posisi istimewa, dan karena kecenderungannya untuk mengucilkan ('Yang Lain'),
maka masuk akal untuk menjelajahi pusat kota melalui batas-batas atau pinggirannya. Di situlah tempat
bertemunya yang diikutsertakan dan yang tidak diikutsertakan.

C. TANDA – TANDA DARI SENTRALITAS BARU


Seiring dengan fenomena perluasan wilayah, bentuk-bentuk baru dari sentralitas telah muncul
pemikiran tentang konfigurasi baru seperti jaringan sebagai wilayah kota yang polisentris dan hibridisasi
perbedaan kota/alam dan kota/pinggiran. Judul-Judul seperti Zwischenstadt. After-Sprawl, La Città
Diffusa, dan Sprawl- town memberikan bukti akan adanya sentralitas baru tersebut dan usaha-usaha
untuk mengembangkan pendekatan-pendekatan baru dalam menghadapi realitas hibrida tersebut
(Sieverts 2003; De Geyter 2002; Indovina dik. 1990; Ingersoll 2006).

Gambar 2.1. Sprawl – Town


(Sumber : www.google.com)

2
Bentuk-bentuk kehidupan tidak lagi berhubungan denganealitas yangatau dengan realitas jarak jauh,
tetapi dengan keduanya secara bersamaan. Mereka tidak lagi berhubungan dengan lanskap alam atau
antar perkotaan. Memang,aktivitas perkotaan sekarang juga dilakukan dengan latar belakang
pedesaan:lanskap rekreasi, kelompok perumahan pedesaan (baik yang 'berpagar' atau tidak).Namun,
gagasan yang dulunya bersifat pedesaan seperti eksplorası dan penemuan di lingkungan.

Fragmen kota tersebar dalam berbagai bentuk, ukuran, dan kepadatan, termasuk pusat rekreasional,
kawasan bisnis terpencil, dan kampus universitas.Eksklusi dan segregasi terjadi di dalam fenomena
tersebut, meskipun analisisnya seringkali problematis.Fenomena baru seperti pusat perbelanjaan
pinggiran kota dan lanskap rekreasi muncul di pusat kota bersejarah, menimbulkan masalah
pemisahan dan pengucilan.Penting untuk menciptakan lingkungan yang cocok untuk warga negara
dan wisatawan tanpa menggabungkan keduanya menjadi satu entitas homogen.Keseimbangan antara
penduduk lokal dan wisatawan ditantang oleh kegiatan rekreasi "alami" di lingkungan pedesaan, yang
sering kali mengalami komersialisasi dan durbanisasi.Imperialisme ganda pariwisata dapat memiliki
konsekuensi yang merugikan, seperti yang terlihat dalam kasus Venesia.

Kota yang menyenangkan seperti Berlin, London, dan Amsterdam, serta kota kartu pos seperti Venesia
dan Bruges, cenderung mengalami homogenisasi yang mengancam keragaman budaya dan toleransi.
Konsumsi kota kartu pos terjadi ketika kota-kota yang aslinya unik menjadi tiruan yang sempurna dari
diri mereka sendiri. Pulau-pulau rekreasi homogen seperti kapal pesiar dan resor buatan semakin
populer, didorong oleh kekhawatiran akan "Yang Lain" dan dilakukan melalui kontrol akses, harga tiket,
dan pemisahan fisik. Contoh-contoh ini menunjukkan perlunya solusi terintegrasi dalam perencanaan
kota yang memperhatikan isu-isu pedesaan, perkotaan, sosial, transportasi, budaya, lingkungan,
pertanian, dan perumahan di tingkat lokal.

3
BAB III
PEMBAHASAN

A. GAGASAN BARU TENTANG SENTRALITAS


Gagasan baru tentang sentralitas dapat melibatkan pandangan yang berbeda atau pendekatan yang
inovatif terhadap konsep sentralitas. Tradisionalnya, sentralitas mengacu pada posisi pusat atau
dominan dalam suatu sistem atau struktur. Namun, gagasan baru dapat mengajukan ide-ide yang lebih
luas atau lebih inklusif tentang sentralitas.

Salah satu gagasan baru tentang sentralitas adalah konsep sentralitas terdistribusi. Dalam konteks
teknologi, sentralitas terdistribusi mengacu pada sistem di mana tidak ada entitas tunggal yang
mengendalikan atau memiliki kekuasaan penuh atas data atau sumber daya. Sebagai gantinya,
kekuasaan dan kendali terdistribusi di antara banyak entitas atau node yang bekerja bersama untuk
menjaga keamanan dan keterandalan sistem. Contoh dari gagasan ini adalah teknologi blockchain, di
mana data disimpan dan diverifikasi oleh jaringan node yang terdesentralisasi.

Selain itu, gagasan baru tentang sentralitas juga dapat melibatkan pendekatan yang lebih inklusif
terhadap keputusan dan pengambilan keputusan. Misalnya, dalam konteks sosial atau politik,
sentralitas baru dapat berarti memberikan suara dan kekuasaan kepada kelompok-kelompok yang
sebelumnya terpinggirkan atau kurang didengar. Ini dapat mendorong partisipasi yang lebih luas dan
mewakili kepentingan yang lebih beragam dalam proses pengambilan keputusan.

Gagasan baru tentang sentralitas terus berkembang seiring dengan perubahan sosial, teknologi, dan
politik. Ini mencerminkan upaya untuk menciptakan sistem yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan.

1. Sentralitas dalam arsitektur lanskap


Sentralitas dalam arsitektur mengacu pada konsep atau prinsip desain yang menempatkan elemen
pusat atau fokus sebagai titik penting dalam suatu struktur atau ruang. Sentralitas ini dapat
mencakup berbagai aspek dalam arsitektur, seperti tata letak, penempatan elemen, dan
pengalaman pengguna.

Dalam desain arsitektur, sentralitas dapat diwujudkan melalui elemen visual yang menarik perhatian,
seperti pusat atraksi atau titik fokus yang menonjol. Elemen ini dapat berupa bangunan utama,
monumen, atau fitur arsitektur lainnya yang menonjol dan menjadi pusat perhatian dalam suatu
ruang atau lingkungan.

Sentralitas juga dapat direfleksikan dalam tata letak ruang. Desain yang mengedepankan sentralitas
dapat menempatkan ruang pusat yang menjadi titik pertemuan atau hubungan antara berbagai
fungsi atau aktivitas. Misalnya, dalam desain pusat perbelanjaan, pusat atraksi seperti plaza atau
area pertemuan dapat menjadi pusat sentralitas yang menghubungkan berbagai toko dan fasilitas.

Selain itu, sentralitas dalam arsitektur juga dapat berhubungan dengan pengalaman pengguna.
Desain yang memperhatikan sentralitas akan mempertimbangkan bagaimana pengguna
berinteraksi dengan ruang dan elemen di dalamnya. Ini dapat mencakup penempatan elemen
penting dengan jelas, penggunaan pencahayaan yang tepat, dan pengaturan ruang yang
memudahkan navigasi dan orientasi.

Sentralitas dalam arsitektur dapat menciptakan perasaan keteraturan, keterkaitan, dan fokus dalam
suatu ruang. Namun, penting untuk diingat bahwa sentralitas juga harus seimbang dengan elemen-
elemen lain dalam desain. Desain yang terlalu terpusat pada satu titik dapat mengabaikan
kebutuhan dan pengalaman pengguna di area lain.

2. Konfigurasi Spasial Baru


Sebagai respon dari pertumbuhan kota yang cepat terhadap lanskap di sekitarnya, spasial
dikembangkan untuk menghadapi fenomena baru yang disebut sprawl. Munculnya konfigurasi
spasial baru ini, dimana wilayah kota tumbuh tidak lagi secara konsentris namun secara polisentris
telah menghasilkan bentuk - bentuk sentralitas baru yang tidak dapat lagi dipahami. Di samping
sprawl yang merupakan sebuah fenomena, Soja menekankan pada kondisi pemikirannya yang

4
problematis antara pertumbuhan yang buruk, bodoh, dan merusak yang diasosiasikan dengan
sprawl dan pembangunan yang baik, cerdas, sensitif, dan berkelanjutan.

3. Munculnya Ruang Publik Baru


Bentuk-bentuk sentralitas baru dan kompleksitas baru sebagai fenomena belaka, seseorang
berisiko berakhir dalam perdebatan terpolarisasi yang terlepas dari hasil akhirnya, tampaknya akan
berakhir dengan memisahkan dan mengesampingkan realitas, Seperti yang juga ditunjukkan oleh
Soja secara tidak langsung, sentralitas sebagai sebuah pemikiran juga perlu di tekankan. Ecosophy
dari Felix Guattari mengindintifikasi adanya pilihan etis dan politis untuk keberagaman, untuk
perbedaan pendapat yang kreatif, untuk tanggung jawab terhadap perbedaan dan keanehan
(Guattari 2003), Ia berpendapat bahwa perlu adanya deteritorialisasi tambahan yang mengorganisir
kota menuju subjektivitas yang tidak segregatif namun ‘resingular’ dan yang menyebarkan kembali
nilai-nilai, selain kaya/miskin yang terpolarisasi, kemandirian/bantuan, integrasi/disintegrasi.

B. SENTRALITAS SEBAGAI SEBUAH PEMIKIRAN


Sentralitas dalam pemikiran adalah konsep yang menggambarkan hubungan antara pusat-pusat
pelayanan dan wilayah mereka. Dalam konteks pemikiran Aristoteles, manusia merupakan sentralitas
pemikiran, yang menjadi pusat pemikiran manusia1. Dalam konteks pemikiran filsuf klasik, seperti
Aristoteles, pemikiran ini menggambarkan hubungan antara negara dan warga negara, serta
hubungan antara negara dan negara lain. Dalam konteks pemikiran modern, seperti pemikiran
Descartes, sentralitas manusia merupakan dasar peradaban pencerahan yang menempatkan
manusia sebagai pelaku otonom untuk memaknai, memberi arti lewat kesadaran rasionalitas.

Sentralitas dalam konteks pemikiran manusia merupakan konsep yang menggambarkan hubungan
antara pusat-pusat pelayanan dan wilayah mereka. Dalam pemikiran Aristoteles, manusia merupakan
sentralitas pemikiran, yang menjadi pusat pemikiran manusia. Dalam konteks pemikiran filsuf klasik,
seperti Aristoteles, pemikiran ini menggambarkan hubungan antara negara dan warga negara, serta
hubungan antara negara dan negara lain. Dalam konteks pemikiran modern, seperti pemikiran
Descartes, sentralitas manusia merupakan dasar peradaban pencerahan yang menempatkan
manusia sebagai pelaku otonom untuk memaknai, memberi arti lewat kesadaran rasionalitas.

Sentralitas, dalam konteks arsitektur dan desain, mengacu pada penempatan elemen-elemen penting
dalam suatu ruang atau bangunan. Elemen-elemen ini dapat berupa fisik, seperti ruang publik, atau
non-fisik, seperti makna simbolis. Penempatan elemen-elemen sentral dapat memengaruhi fungsi,
estetika, dan makna ruang tersebut.

Sentralitas sebagai pemikiran melampaui penempatan elemen-elemen fisik semata. Pemikiran ini
mengeksplorasi bagaimana sentralitas dapat :
1. Mengorganisir Ruang : Sentralitas membantu mendefinisikan hierarki ruang dan mengatur
pergerakan orang. Elemen-elemen sentral dapat menjadi titik fokus, landmark, atau tempat
pertemuan.
2. Menciptakan Identitas : Sentralitas dapat mencerminkan nilai-nilai dan budaya suatu komunitas.
Elemen-elemen sentral dapat menjadi simbol identitas dan kebanggaan.
3. Memperkuat Interaksi : Sentralitas dapat mendorong interaksi sosial dan komunitas. Elemen-elemen
sentral dapat menjadi tempat berkumpul, bertukar informasi, dan membangun hubungan.

Sentralitas merupakan pemikiran penting dalam arsitektur dan desain. Pemikiran ini dapat membantu
menciptakan ruang yang fungsional, estetis, dan bermakna. Namun, penting untuk mempertimbangkan
berbagai aspek dan tantangan dalam menerapkan pemikiran sentralitas.

C. KONSEP SENTRALITAS DALAM ARSITEKTUR DAN KAITANNYA DENGAN PENEMPATAN


BATAS – BATAS
Dalam konteks arsitektur, konsep sentralisasi mengacu pada penempatan elemen penting atau
keputusan yang diambil di satu titik pusat atau otoritas tunggal. Dalam arsitektur komputer, sentralisasi
mengacu pada penempatan sumber daya komputasi, seperti server, di satu lokasi fisik.

5
Sentralisasi dalam arsitektur dapat memiliki kaitan dengan penempatan batas-batas. Batas-batas
dalam konteks ini mengacu pada pembatasan atau pengaturan akses terhadap sumber daya atau
keputusan yang sentral. Dengan sentralisasi, batas-batas dapat diterapkan untuk mengatur siapa yang
memiliki akses ke sumber daya atau siapa yang dapat mengambil keputusan.

Sebagai contoh, dalam arsitektur jaringan sentralisasi, server pusat dapat digunakan untuk menyimpan
data dan aplikasi yang dapat diakses oleh klien atau pengguna dari berbagai lokasi. Dalam hal ini,
batas-batas dapat diterapkan untuk mengatur akses ke server pusat, seperti penggunaan otentikasi
dan otorisasi.

Penerapan sentralisasi dan penempatan batas-batas dapat membantu dalam pengelolaan sumber
daya secara efisien, meningkatkan keamanan, dan memudahkan pengambilan keputusan. Namun,
juga penting untuk mempertimbangkan kelemahan sentralisasi, seperti risiko kegagalan satu titik pusat
yang dapat berdampak pada seluruh sistem.

Sentralisasi dalam arsitektur memiliki beberapa manfaat yang dapat meningkatkan efisiensi
pengelolaan sumber daya. Berikut adalah beberapa manfaat sentralisasi dalam arsitektur :
1. Pengelolaan yang lebih efisien: Dengan sentralisasi, sumber daya seperti server, data, dan aplikasi
dapat dikelola secara terpusat. Ini memungkinkan administrator sistem untuk dengan mudah
mengelola, memantau, dan melakukan pemeliharaan terhadap sumber daya tersebut dari satu titik
pusat. Hal ini mengurangi kebutuhan akan pengelolaan terpisah di setiap lokasi atau unit,
menghemat waktu dan tenaga.
2. Peningkatan keamanan: Dalam arsitektur sentralisasi, kebijakan keamanan dan akses dapat
diterapkan dengan lebih mudah dan konsisten. Administrator sistem dapat mengatur batasan akses,
mengelola izin pengguna, dan menerapkan protokol keamanan sentral untuk melindungi sumber
daya yang sensitif. Ini membantu mengurangi risiko kebocoran data atau serangan keamanan.
3. Pemantauan dan analisis yang lebih baik: Dengan sentralisasi, data yang dihasilkan oleh sumber
daya dapat dikumpulkan dan dianalisis secara terpusat. Ini memungkinkan administrator sistem
untuk memantau kinerja, mengidentifikasi masalah, dan mengambil tindakan perbaikan dengan
lebih efektif. Pemantauan yang terpusat juga memungkinkan identifikasi tren dan pola yang dapat
membantu dalam pengambilan keputusan strategis.
4. Skalabilitas yang lebih baik: Sentralisasi memungkinkan untuk meningkatkan skalabilitas sumber
daya dengan lebih mudah. Dalam arsitektur sentralisasi, penambahan atau pengurangan sumber
daya dapat dilakukan di satu titik pusat, dan perubahan tersebut akan mencerminkan pada seluruh
sistem. Ini memudahkan perluasan atau pengurangan kapasitas sesuai dengan kebutuhan bisnis.

Dalam konteks arsitektur, sentralisasi mengacu pada penempatan elemen penting atau keputusan
yang diambil di satu titik pusat atau otoritas tunggal. Sentralisasi memungkinkan pengelolaan yang
lebih efisien, peningkatan keamanan, pemantauan dan analisis yang lebih baik, serta skalabilitas yang
lebih baik.

Dalam arsitektur sentralisasi, penempatan batas-batas berperan penting. Batas-batas mengacu pada
pembatasan atau pengaturan akses terhadap sumber daya atau keputusan yang sentral. Penempatan
batas-batas membantu dalam mengatur prioritas akses pengguna dan memastikan bahwa akses yang
diberikan sesuai dengan otorisasi yang tepat.

Dengan penempatan batas-batas, pengaturan akses dapat dilakukan dengan lebih baik. Pengguna
harus melewati proses autentikasi dan otorisasi sebelum mereka dapat mengakses sumber daya yang
sentral. Hal ini membantu menjaga keamanan dan privasi data yang tersimpan di sumber daya sentral.

Selain itu, penempatan batas-batas juga membantu dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang
penting dan strategis dapat ditempatkan di satu titik pusat, seperti pusat pengambilan keputusan atau
manajemen. Dengan adanya batas-batas yang jelas, pengguna dapat mengikuti kebijakan dan
pedoman yang telah ditetapkan oleh otoritas sentral.

Pengelolaan sumber daya juga menjadi lebih efisien dengan penempatan batas-batas. Administrator
sistem dapat mengatur dan mengelola penggunaan sumber daya secara terpusat. Batas-batas dapat
digunakan untuk membagi sumber daya secara adil dan efisien antara pengguna atau departemen

6
yang berbeda. Hal ini membantu dalam mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan mencegah
penyalahgunaan atau pemborosan.

Terkait dengan sentralisasi dalam arsitektur, penempatan batas - batas memiliki peran penting yang
mengacu pada pembatasan atau pengaturan akses terhadap sumber daya atau keputusan yang
sentral.

D. STUDI KASUS
1. Center Point of Indonesia – Makassar

Gambar 3.1. Center Point of Indonesia


(Sumber : https://www.facebook.com/CPI.CenterPoinOfIndonesia.Makassar/ )

Sentralitas yang ada di CPI (Center Point of Indonesia) kota Makassar terkait dengan pembangunan
kota Makassar sebagai pusat bisnis global terpadu. CPI dibangun di kawasan reklamasi seluas 157
hektar yang menghadap langsung ke laut lepas Selat Makassar. Tujuan utama dari pembangunan
CPI (Center Point of Indonesia) di Kota Makassar adalah untuk menjadikan kota Makassar sebagai
pusat bisnis global terpadu. Dengan pembangunan CPI, diharapkan dapat menciptakan lingkungan
yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi
masyarakat serta pelaku bisnis di kota Makassar dan sekitarnya. Selain itu, pembangunan CPI juga
bertujuan untuk menarik investasi dalam skala besar ke kota Makassar. Dengan adanya CPI,
diharapkan dapat menarik minat investor dalam dan luar negeri untuk berinvestasi di kota Makassar,
sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan
menggerakkan perekonomian daerah. Secara keseluruhan, tujuan utama pembangunan CPI di Kota
Makassar adalah untuk mengembangkan kota Makassar sebagai pusat bisnis yang kompetitif,
modern, dan berdaya saing tinggi, serta sebagai pusat pertumbuhan ekonomi Indonesia Timur.

Adanya sentralitas di CPI (Center Point of Indonesia) Makassar memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap perkembangan kota Makassar dan sekitarnya. Sentralitas di CPI Makassar akan menjadi
pusat bsinis yang menarik bagi perusahaan lokal maupun internasional. Hal ini akan menghasilkan
pertumbuhan ekonomi yang signifikan di kota Makassar. Adanya beragam sektor bisnis yang
berkembang akan meningkatkan pendapatan masyarakat dan menggerakkan perekonomian
daerah.

Sentralitas di CPI akan menjadi daya tarik bagi investor dalam dan luar negeri dengan adanya
infrastruktur dan fasilitas yang lengkap, investor akan melihat potensi bisnis yang menjanjikan dan
peluang untuk mengembangkan usaha mereka. Investasi yang masuk akan memberikan manfaat
jangka panjang bagi perkembangan ekonomi dan pembangunan infrastruktur di kota Makassar.
Sentralitas di CPI Makassar juga akan berdampak positif pada sektor pariwisata. Dengan adanya
fasilitas hiburan, hotel, restoran, dan pusat perbelanjaan di CPI, kota Makassar akan menjadi tujuan
wisata yang menarik bagi wisatawan lokal maupun internasional.

7
Di kawasan CPI (Center Point of Indonesia) Makassar, terdapat beberapa sentralitas yang menjadi
pusat aktivitas dan daya tarik bagi pengunjung. Berikut adalah beberapa sentralitas yang terdapat
di kawasan CPI Makassar :
a. Pusat Bisnis: CPI Makassar merupakan pusat bisnis yang lengkap dengan beragam perkantoran,
pusat perdagangan, dan fasilitas bisnis lainnya. Di sini, terdapat gedung-gedung perkantoran
modern yang menjadi markas perusahaan-perusahaan besar dan institusi keuangan. Sentralitas
ini menarik perusahaan-perusahaan untuk beroperasi di CPI Makassar dan menciptakan iklim
bisnis yang berkembang.

Gambar 3.2. Ruko Bisnis CPI


Sumber : https://www.lamudi.co.id/ruko-bisnis-park-citraland-cpi-makassar.html

b. Pusat Perbelanjaan: Di CPI Makassar, terdapat pusat perbelanjaan modern dan eksklusif yang
menawarkan berbagai macam produk dan merek terkenal. Pengunjung dapat menikmati
pengalaman berbelanja yang nyaman dan lengkap di pusat perbelanjaan ini. Sentralitas ini
menjadi tujuan utama bagi para pecinta belanja dan menciptakan suasana yang hidup di kawasan
CPI Makassar.

c. Pusat Hiburan: Kawasan CPI Makassar juga menawarkan berbagai fasilitas hiburan yang
menarik. Terdapat bioskop, tempat karaoke, pusat rekreasi, dan tempat-tempat hiburan lainnya
yang membuat pengunjung dapat bersantai dan menikmati waktu luang mereka. Sentralitas ini
memberikan variasi aktivitas hiburan bagi pengunjung CPI Makassar.

Penempatan batas-batas sentralitas memberikan identitas yang jelas bagi kawasan CPI Makassar.
Dengan adanya batas-batas yang terdefinisi dengan baik, kawasan ini menjadi lebih terorganisir dan
mudah dikenali oleh masyarakat. Identitas yang kuat membantu dalam membangun citra positif dan
daya tarik CPI Makassar sebagai pusat bisnis dan hiburan. Penempatan batas sentralitas ini
membantu dalam mengarahkan fokus pembangunan di CPI Makassar. Dengan menetapkan batas-
batas yang jelas, pengembang dan pemerintah dapat mengalokasikan sumber daya dan investasi
dengan lebih efektif. Hal ini memungkinkan pengembangan infrastruktur, fasilitas, dan layanan yang
lebih terarah dan sesuai dengan kebutuhan kawasan.

8
Penempatan batas-batas sentralitas di CPI Makassar membantu dalam mengkonsentrasikan
aktivitas bisnis, perbelanjaan, hiburan, dan lainnya. Dengan adanya sentralitas yang terpusat,
pengunjung dan pelaku bisnis dapat dengan mudah mengakses berbagai fasilitas dan layanan yang
tersedia. Konsentrasi aktivitas ini menciptakan kehidupan kawasan yang sibuk dan ramai, serta
meningkatkan daya tarik dan kegiatan ekonomi di CPI Makassar. Penempatan batas-batas
sentralitas di CPI Makassar juga membantu dalam efisiensi penggunaan lahan. Dengan mengatur
batas-batas yang jelas, pengembang dapat memaksimalkan penggunaan lahan yang tersedia untuk
membangun gedung-gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, dan fasilitas lainnya. Hal ini
meningkatkan produktivitas lahan dan memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi kawasan
CPI Makassar.

Konsentrasi aktivitas di CPI Makassar menciptakan lingkungan bisnis yang dinamis dan produktif.
Dengan adanya berbagai sektor bisnis yang terkonsentrasi di satu lokasi, seperti perkantoran, pusat
perbelanjaan, dan fasilitas hiburan, tercipta sinergi antara pelaku bisnis dan konsumen. Hal ini
berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang signifikan di kawasan CPI Makassar dan sekitarnya.
Konsentrasi aktivitas di CPI Makassar menciptakan peluang kerja yang lebih banyak bagi
masyarakat setempat. Dengan adanya berbagai perusahaan, pusat perbelanjaan, dan fasilitas
hiburan yang terkonsentrasi di satu kawasan, terdapat permintaan tenaga kerja yang tinggi. Hal ini
memberikan kesempatan bagi penduduk setempat untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik
dan meningkatkan taraf hidup mereka.

Konsentrasi aktivitas di CPI Makassar juga berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat.
Dengan adanya berbagai sektor bisnis yang terkonsentrasi di satu kawasan, terdapat potensi
peningkatan pendapatan bagi para pekerja dan pelaku bisnis. Pendapatan yang lebih tinggi juga
berdampak pada peningkatan daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi yang lebih luas.

2. Palm Jumeirah – Dubai

Gambar 3.3. Palm Jumeirah


(Sumber : Offshore Urbanism id.pdf )

Palm Jumeirah di Dubai adalah sebuah pulau buatan yang memiliki kaitan dengan sentralitas karena
menjadi salah satu destinasi wisata, tempat tinggal, dan pusat kegiatan di Dubai. Pulau ini memiliki
bentuk seperti pohon palem dan terdiri dari tiga bagian utama: Trunk (batang), Fronds (daun), dan
Crescent (bulan sabit). Palm Jumeirah menawarkan berbagai atraksi, aktivitas, dan hotel untuk
pengunjung. Di sini, Anda dapat menikmati pantai, spa, belanja, dan kehidupan malam yang sesuai
dengan selera dan anggaran Anda. Pulau ini juga merupakan rumah bagi beberapa selebriti
terkenal, termasuk David dan Victoria Beckham.

Selain itu, Palm Jumeirah memiliki aksesibilitas yang baik dengan Palm West Beach sebagai pantai
yang paling mudah dijangkau untuk pengunjung biasa. Pantai ini menawarkan pasir putih yang
indah, berbagai pilihan tempat makan, dan rekreasi yang menyenangkan. Jika Anda mengunjungi
Atlantis Aquaventure, Anda juga dapat menggunakan pantainya sebagai tempat istirahat di antara

9
aktivitas lainnya. Palm Jumeirah juga menjadi salah satu pulau buatan terbesar di dunia dan
dibangun pada awal abad ke-21 dengan pendanaan yang didapatkan dari pendapatan minyak bumi
Dubai yang besar.

Adanya sentralitas di Palm Jumeirah Dubai memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
perkembangan dan pertumbuhan Dubai sebagai tujuan wisata dunia. Palm Jumeirah menjadi salah
satu pusat pariwisata terkenal di Dubai. Pulau ini menawarkan berbagai atraksi dan aktivitas wisata,
termasuk hotel mewah, restoran, pusat perbelanjaan, pantai indah, dan taman hiburan. Keberadaan
sentralitas di Palm Jumeirah telah meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Dubai, yang pada
gilirannya berdampak positif pada ekonomi Dubai. Palm Jumeirah juga menjadi tempat tinggal bagi
banyak orang. Dengan adanya sentralitas di pulau ini, penghuni dapat menikmati gaya hidup yang
nyaman dan fasilitas yang lengkap. Rumah-rumah mewah, apartemen, dan vila yang ada di Palm
Jumeirah menawarkan pemandangan laut yang spektakuler dan akses mudah ke fasilitas umum
seperti sekolah, pusat perbelanjaan, dan fasilitas rekreasi.

Palm Jumeirah menawarkan berbagai fasilitas rekreasi dan hiburan, seperti taman air Atlantis
Aquaventure, spa mewah, klub malam, dan pantai yang indah. Sentralitas pulau ini memungkinkan
pengunjung dan penduduk untuk menikmati waktu luang mereka dengan berbagai aktivitas yang
menarik dan menyenangkan. Sentralitas Palm Jumeirah juga menciptakan peluang bisnis yang
signifikan. Banyak perusahaan, restoran, dan toko ritel terkenal membuka cabang mereka di pulau
ini untuk menjangkau pengunjung dan penduduknya. Hal ini menciptakan lapangan kerja baru dan
meningkatkan aktivitas ekonomi di daerah sekitar Palm Jumeirah. Palm Jumeirah telah menjadi ikon
Dubai dan menjadi salah satu daya tarik utama bagi wisatawan dan penduduk setempat. Sentralitas
pulau ini telah mengubah wajah Dubai dan memberikan dampak positif pada ekonomi, pariwisata,
dan gaya hidup di kota ini.

Di kawasan Palm Jumeirah Dubai, terdapat beberapa sentralitas yang menarik dan dapat dinikmati
oleh pengunjung. Berikut adalah beberapa sentralitas yang terdapat di Palm Jumeirah :
a. Pantai Palm West Beach: Pantai Palm West Beach adalah pantai yang paling mudah
dijangkau untuk pengunjung biasa. Pantai ini menawarkan 1,6 km pasir putih yang indah dan
berbagai pilihan tempat makan dan rekreasi. Ini adalah tempat yang sempurna untuk
menghabiskan waktu santai dan menikmati pemandangan laut.

Gambar 3.4. Palm West Beach


Sumber : https://focus.hidubai.com/sneak-peek-first-look-at-palm-west-beach/

b. Atlantis Aquaventure: Atlantis Aquaventure adalah taman air yang terkenal di Palm Jumeirah.
Di sini, Anda dapat menikmati berbagai atraksi air, seperti seluncuran air, kolam renang, dan
pantai buatan. Ini adalah tempat yang sempurna untuk bersenang-senang dan menciptakan
kenangan yang tak terlupakan.

10
Gambar 3.5. Atlantis Aquaventure
Sumber : Atlantis Aquaventure Water Park | Shore Day Pass (shoreexcursionsgroup.com)

c. The Pointe: The Pointe adalah pusat hiburan dan belanja yang terletak di ujung Palm
Jumeirah. Di sini, Anda dapat menemukan berbagai restoran, toko, dan tempat hiburan. The
Pointe juga menawarkan pemandangan indah ke arah Atlantis dan menampilkan
pertunjukan air yang menakjubkan.

Gambar 3.6. The Pointe


Sumber : https://www.myloveuae.com/attractions/dubai-the-pointe-music-festival

d. Nakheel Mall: Nakheel Mall adalah pusat perbelanjaan yang terletak di awal Palm Jumeirah.
Di sini, Anda dapat menemukan berbagai merek terkenal, restoran, dan pusat hiburan.
Nakheel Mall menawarkan pengalaman berbelanja yang unik dengan pemandangan laut
yang menakjubkan.

11
Gambar 3.7. Nakheel Mall
Sumber : https://www.dubaireview.ae/listing/nakheel-mall/

e. Restoran dan Bar: Palm Jumeirah juga memiliki berbagai restoran dan bar yang menawarkan
berbagai masakan dan minuman. Beberapa restoran terkenal di Palm Jumeirah termasuk
Restoran Maiden Shanghai, Restoran Social by Heinz Beck, dan Restoran Quattro Passi.

Sentralitas ini membuat Palm Jumeirah menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi. Pengunjung dapat
menikmati pantai yang indah, berbelanja di pusat perbelanjaan yang mewah, menikmati makanan lezat,
dan bersenang-senang di taman air. Semua ini menjadikan Palm Jumeirah sebagai destinasi wisata yang
populer di Dubai.

Palm Jumeirah di Dubai terdiri dari tiga bagian utama: Trunk (batang), Fronds (daun), dan Crescent (bulan
sabit). Bagian batang Palm Jumeirah adalah bagian tengah yang menghubungkan pulau dengan daratan
utama Dubai. Di sini terdapat jalan raya yang memungkinkan akses ke berbagai properti dan fasilitas di
pulau ini. Bagian daun Palm Jumeirah adalah cabang-cabang yang menjorok ke laut. Di sini terdapat
berbagai vila, apartemen, dan rumah mewah yang menawarkan pemandangan laut yang indah. Bagian
bulan sabit Palm Jumeirah adalah lingkaran besar yang mengelilingi bagian luar pulau. Di sini terdapat
berbagai hotel, restoran, dan fasilitas rekreasi yang menawarkan pemandangan laut yang spektakuler.

Konsentrasi aktivitas di Palm Jumeirah Dubai menciptakan pusat ekonomi yang kuat di kawasan tersebut.
Dengan adanya berbagai bisnis, seperti restoran, hotel, toko, dan fasilitas rekreasi, kawasan ini menarik
banyak pengunjung dan penduduk. Hal ini berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi, menciptakan
lapangan kerja baru, dan meningkatkan pendapatan bagi bisnis yang beroperasi di kawasan tersebut.
Konsentrasi aktivitas di Palm Jumeirah Dubai juga berdampak pada peningkatan nilai properti di kawasan
tersebut. Properti di Palm Jumeirah yang terletak di dekat pusat aktivitas dan memiliki akses yang mudah
ke fasilitas-fasilitas penting memiliki nilai yang tinggi. Konsentrasi aktivitas ini menciptakan permintaan
yang tinggi dan meningkatkan nilai investasi bagi pemilik properti di kawasan tersebut.

Konsentrasi aktivitas di Palm Jumeirah Dubai telah menjadikannya salah satu tujuan wisata terkenal di
dunia. Dengan adanya berbagai atraksi wisata seperti pantai, taman hiburan, taman air, dan restoran
mewah, kawasan ini menarik banyak wisatawan dari berbagai negara. Peningkatan pariwisata membawa
manfaat ekonomi yang signifikan, seperti peningkatan pendapatan dari sektor pariwisata, pembangunan
infrastruktur, dan peningkatan kesadaran akan Dubai sebagai destinasi wisata. Konsentrasi aktivitas di
Palm Jumeirah Dubai juga mendorong pengembangan infrastruktur yang lebih baik di kawasan tersebut.
Dalam rangka mendukung pertumbuhan dan kebutuhan pengunjung serta penduduk, pemerintah dan
pengembang telah melakukan investasi dalam pembangunan jalan, transportasi umum, fasilitas umum,
dan layanan publik lainnya. Ini meningkatkan kualitas hidup dan kenyamanan bagi mereka yang tinggal
dan mengunjungi kawasan tersebut.

12
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sentralitas merupakan konsep yang melibatkan konsentrasi aktivitas dan fungsi dalam suatu wilayah.
Penempatan batas-batas sentralitas yang tepat sangat penting untuk mempengaruhi perkembangan
ekonomi, perkembangan sosial, dan kualitas hidup di suatu kawasan. Masalah penempatan batas-
batas sentralitas dapat mengakibatkan konsekuensi sosial, ekonomi, dan lingkungan yang mungkin
merugikan. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor seperti aksesibilitas,
keberlanjutan, dan kebutuhan masyarakat dalam menentukan batas-batas sentralitas.

Dalam rangka mencapai perkembangan yang berkelanjutan dan keseimbangan yang baik antara
kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan, penempatan batas-batas sentralitas haruslah menjadi
perhatian utama. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang sentralitas dan masalah penempatan
batas-batas, kita dapat menciptakan kawasan yang dinamis, berkelanjutan, dan berkembang dengan
baik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Attahmid, Andi Nur Achsanuddin Usdyn. "Pengaruh Pembangunan Center Point of Indonesia (CPI)
Terhadap Perekonomian Masyarakat Pesisir di Kecamatan Mariso Kota Makassar." Jurnal
Economic Resource 1.1 (2018): 60-70.

Surya, Batara, et al. "Spatial Transformation of new city area: Economic, social, and environmental
sustainability perspective of Makassar City, Indonesia." Journal of Southwest Jiaotong
University 55.3 (2020).

Kaunang, Nissia EM, Loudy MB Kalalo, and Esli D. Takumansang. "PENENTUAN CENTRAL PLACE
KAWASAN AGROPOLITAN KLABAT." SPASIAL 11.1 (2023): 80-88.

Kasikoen, Ken Martina. "Analisis Index Centralitas Terbobot Untuk Penentuan Sistem Hirarki Wilayah."

Suhardi, Suhardi. "Analysis of the Center Point of Indonesia (CPI) Reclamation Policy of Makassar City in
the Environmental Political Perspective." International Journal of Multicultural and Multireligious
Understanding 8.10 (2021): 12-23.

Giovanni Maciocco. (2008). "Urban and Landscape Perspectives"

14

Anda mungkin juga menyukai