Anda di halaman 1dari 21

TUGAS KELOMPOK

“ANALISIS PERENCANAAN UTILITAS PADA


GEDUNG SATE BANDUNG”
PERENCANAAN UTILITAS BANGUNAN
(21B12D406)

Dosen:
Armiwaty, ST., M.Si.
Raeny Tenriola Idrus, ST., M.Si.
Dewi Satriati Ninsyi,S.Pd.,M.Pd.

KELOMPOK 5
Desy Puspita Ekasari ( 210201601021 )

Herdin Setiawan ( 210201601027 )

Muh. Ryadh Ridwan ( 210201601024 )

D4 - TEKNIK SIPIL BANGUNAN GEDUNG

PEND. TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tercurah
kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul "Perencanaan Utilitas Bangunan Gedung Sate" dengan baik
dan tepat waktu.

Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Perencanaan Utilitas Bangunan dari Jurusan Teknik Sipil Bangunan Gedung Universitas
Negeri Makassar. Serta sarana untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi
mahasiswa Jurusan Teknik sipil.

Dalam penyusunan makalah ini banyak pihak yang telah membantu dan memberi
pengarahan, bimbingan serta dukungan moral. Kami selaku penulis menyadari, bahwa
makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan dan
tata bahasa. Mohon maaf apabila ada kesalahan baik disengaja maupun tidak. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik atau saran apapun yang sifatnya membangun
untuk dijadikan bahan evaluasi. Semoga makalah ini bisa bermanfaat dan berguna untuk
kedepannya, terima kasih.

Makassar, 28 Mei 2023

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................4
BAB 1................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.............................................................................................................5
1.1. Latar Belakang...................................................................................................5
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................6
1.3. Tujuan................................................................................................................6
BAB 2................................................................................................................................7
PEMBAHASAN................................................................................................................7
2.1. Sistem Plumbing Air Bersih dan Air Kotor........................................................7
2.2. Sistem Pencahayaan Alami dan Buatan..............................................................8
2.3. Sistem Penghawaan Alami dan Buatan............................................................10
2.4. Sistem Keamanan.............................................................................................11
2.5. Sistem Transportasi Dalam Bangunan..............................................................12
2.6. Sistem Telekomunikasi Dalam Bangunan........................................................13
2.7. Sistem Akustik.................................................................................................14
2.8. Sistem Pengelolaan Sampah atau Limbah........................................................15
BAB 3..............................................................................................................................18
PENUTUP.......................................................................................................................18
3.1. Kesimpulan......................................................................................................18
3.2. Saran................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................21
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Gambar Gedung Sate Bandung......................................................................5

Gambar 2. 1 Proses Pengolahan Air...................................................................................7


Gambar 2. 2 Instalasi Saluran Air (Plumbing)...................................................................8
Gambar 2. 3 Pemanfaatan Jendela Sebagai Pencahayaan Alami........................................9
Gambar 2. 4 Pemanfaatan Lampu Sebagai Pencahayaan Buatan.......................................9
Gambar 2. 5 Penggunaan Jendela dan Ventilasi Sebagai Sumber Penghawaan Alami.....10
Gambar 2. 6 Alat CCTV Dalam Gedung Sate..................................................................12
Gambar 2. 7 Alat Transportasi Tangga yang Digunakan Menuju Menara.......................13
Gambar 2. 8 Alat Telekomunikasi Pabx...........................................................................14
Gambar 2. 9 Tempat Sampah...........................................................................................17
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Gedung Sate merupakan salah satu bangunan bersejarah yang terletak di Kota
Bandung, Indonesia. Bangunan ini memiliki nilai budaya dan arsitektur yang
tinggi, sehingga perencanaan utilitasnya harus mempertimbangkan pelestarian
dan penghormatan terhadap warisan budaya.

Selain itu, sebagai gedung pemerintahan, Gedung Sate juga memiliki fungsi
penting dalam mendukung berbagai aktivitas administratif dan pelayanan publik.
Oleh karena itu, perencanaan utilitas harus memastikan ketersediaan infrastruktur
yang memadai untuk menjalankan fungsi-fungsi tersebut, seperti listrik, air,
sanitasi, dan komunikasi.

Gambar 1. 1 Gambar Gedung Sate Bandung

Selanjutnya, perencanaan utilitas juga harus memperhatikan aspek efisiensi


energi dan keberlanjutan. Dalam era yang semakin peduli terhadap lingkungan,
bangunan harus dirancang untuk menggunakan sumber daya secara bijaksana dan
mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Penggunaan teknologi terbaru
dan praktik ramah lingkungan harus dipertimbangkan dalam perencanaan utilitas
Gedung Sate.
Selain itu, pertimbangan keamanan dan keselamatan juga menjadi bagian penting
dalam perencanaan utilitas Gedung Sate. Bangunan ini harus memenuhi standar
keamanan yang ketat, termasuk perlindungan terhadap kebakaran, sistem
pencegahan kecelakaan, dan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas.

Dengan mempertimbangkan latar belakang ini, perencanaan utilitas Gedung Sate


Bandung harus menggabungkan kebutuhan historis, administratif, efisiensi
energi, keberlanjutan, keamanan, dan keselamatan. Hal ini akan memastikan
bahwa Gedung Sate dapat berfungsi dengan optimal dan memenuhi harapan
sebagai bangunan bersejarah dan pusat pemerintahan yang efisien dan
berkelanjutan.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Jelaskan sistem plumbing air bersih dan air kotor gedung sate!
2. Jelaskan sistem pencahayaan alami dan buatan gedung sate!
3. Jelaskan sistem penghawaan alami dan buatan gedung sate!
4. Jelaskan sistem keamanan gedung sate!
5. Jelaskan sistem transportasi dalam bangunan gedung sate!
6. Jelaskan sistem telekomunikasi dalam bangunan gedung sate!
7. Jelaskan sistem akustik gedung sate!
8. Jelaskan sistem pengelolaan sampah atau limbah di dalam gedung sate!

1.3. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu meliputi sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sistem plumbing air bersih dan air kotor gedung sate.
2. Untuk mengetahui sistem pencahayaan alami dan buatan gedung sate.
3. Untuk mengetahui sistem penghawaan alami dan buatan gedung sate.
4. Untuk mengetahui sistem keamanan gedung sate.
5. Untuk mengetahui sistem transportasi dalam bangunan gedung sate.
6. Untuk mengetahui sistem telekomunikasi dalam bangunan gedung sate.
7. Untuk mengetahui sistem akustik gedung sate.
8. Untuk mengetahui sistem pengelolaan sampah atau limbah di dalam gedung
sate.

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Sistem Plumbing Air Bersih dan Air Kotor


Di Gedung Sate Bandung, terdapat dua sistem plumbing utama: sistem plumbing
air bersih dan sistem plumbing air kotor.

Sistem plumbing air bersih bertujuan untuk menyediakan air yang aman dan
bersih untuk digunakan dalam keperluan sehari-hari, seperti minum, mencuci,
atau mandi. Air bersih biasanya berasal dari sumber air terpercaya, seperti sumur
atau pasokan air kota. Dalam sistem ini, pipa khusus air bersih mengalirkan air
dari sumber ke titik-titik penggunaan di gedung, seperti kran, shower, atau toilet.
Pipa ini biasanya terbuat dari bahan yang tahan karat dan aman untuk kualitas
air, dan dilengkapi dengan perlengkapan seperti katup penghentian aliran dan
filter untuk menjaga kebersihan air.

Gambar 2. 1 Proses Pengolahan Air

Sistem plumbing air kotor bertugas mengalirkan air yang telah digunakan, yang
mengandung limbah seperti air bekas cuci atau air toilet, menuju sistem
pengolahan limbah yang ada di gedung, seperti tangki septik atau saluran
pembuangan. Pipa khusus air kotor mengumpulkan air ini dari titik-titik
penggunaan dan mengalirkannya secara terpisah dari sistem air bersih. Tujuan
utamanya adalah mencegah kontaminasi air bersih dengan limbah dan menjaga
kebersihan gedung. Pipa sistem air kotor biasanya dirancang untuk menghindari
kebocoran dan memiliki perlengkapan seperti saringan atau perangkat
penghentian aliran untuk mencegah penyumbatan dan memudahkan
pemeliharaan.

Gambar 2. 2 Instalasi Saluran Air (Plumbing)

Kedua sistem ini harus terpisah dengan jelas untuk menjaga kualitas air bersih
dan mencegah kontaminasi. Perawatan dan pemeliharaan rutin pada kedua
sistem ini sangat penting untuk memastikan kinerjanya yang optimal, mencegah
kebocoran, penyumbatan, dan menjaga kualitas air yang aman dan higienis di
Gedung Sate Bandung.

2.2. Sistem Pencahayaan Alami dan Buatan


Sistem pencahayaan alami dimaksudkan untuk memanfaatkan cahaya matahari
sebanyak mungkin guna memberikan penerangan alami di dalam gedung.
Gedung Sate Bandung didesain dengan mempertimbangkan penggunaan cahaya
matahari melalui pengaturan jendela, ventilasi, dan elemen arsitektur lainnya.
Ruangan-ruangan dirancang dengan jendela yang cukup besar dan strategis
untuk memaksimalkan penyebaran cahaya matahari ke dalam gedung. Selain itu,
penggunaan atap kaca, teras, atau aula terbuka di dalam gedung dapat membantu
memaksimalkan pencahayaan alami.
Gambar 2. 3 Pemanfaatan Jendela Sebagai Pencahayaan Alami

Sementara itu, sistem pencahayaan buatan digunakan ketika pencahayaan alami


tidak mencukupi, seperti di malam hari atau dalam kondisi cuaca yang buruk.
Gedung Sate Bandung dilengkapi dengan lampu-lampu buatan yang dipasang di
seluruh gedung, termasuk di ruangan-ruangan, koridor, tangga, dan area publik
lainnya. Lampu buatan ini dirancang untuk memberikan pencahayaan yang
cukup, sesuai dengan standar keamanan dan kenyamanan, serta efisiensi energi
yang diperlukan di dalam gedung.

Gambar 2. 4 Pemanfaatan Lampu Sebagai Pencahayaan Buatan


Tujuan dari kombinasi sistem pencahayaan alami dan buatan adalah untuk
menciptakan lingkungan yang terang, nyaman, dan efisien secara energi di
Gedung Sate Bandung. Dengan memaksimalkan penggunaan pencahayaan
alami, gedung dapat mengurangi ketergantungan pada pencahayaan buatan dan
mengurangi konsumsi energi yang dibutuhkan untuk penerangan. Ini dapat
membantu mengurangi biaya operasional dan dampak lingkungan gedung.

2.3. Sistem Penghawaan Alami dan Buatan


Sistem penghawaan alami dirancang untuk memanfaatkan aliran udara segar dari
luar gedung untuk memberikan sirkulasi udara yang baik di dalam gedung.
Gedung Sate Bandung memiliki jendela yang dapat dibuka, ventilasi atap, dan
elemen arsitektur lainnya yang memungkinkan masuknya udara segar ke dalam
ruangan. Pemanfaatan jendela dan ventilasi alami ini dapat membantu mengatur
suhu dan kualitas udara di dalam gedung secara alami.

Gambar 2. 5 Penggunaan Jendela dan Ventilasi Sebagai Sumber Penghawaan Alami

Selain itu, Gedung Sate Bandung juga dapat menggunakan sistem penghawaan
buatan ketika penghawaan alami tidak mencukupi. Sistem penghawaan buatan
melibatkan penggunaan kipas atau sistem ventilasi mekanis yang dirancang
untuk menggerakkan udara di dalam gedung. Sistem ini dapat digunakan untuk
mengatur aliran udara, menjaga suhu yang nyaman, dan memastikan sirkulasi
udara yang baik di dalam gedung.

Tujuan dari kombinasi sistem penghawaan alami dan buatan adalah untuk
menciptakan kondisi udara yang sehat, nyaman, dan efisien secara energi di
Gedung Sate Bandung. Penghawaan alami membantu menyediakan sirkulasi
udara segar, mengurangi ketergantungan pada sistem penghawaan buatan, dan
mengurangi konsumsi energi. Penghawaan buatan digunakan sebagai pelengkap
ketika penghawaan alami tidak memadai atau dalam situasi khusus yang
membutuhkan pengaturan udara yang lebih terkontrol.

2.4. Sistem Keamanan


Gedung Sate Bandung adalah rangkaian langkah-langkah dan teknologi yang
digunakan untuk melindungi gedung dari ancaman dan memastikan keamanan
penghuninya. Sistem keamanan Gedung Sate Bandung umumnya terdiri dari
beberapa komponen seperti:

1. Pengawasan Keamanan: Gedung Sate Bandung dilengkapi dengan personel


keamanan yang terlatih dan berpengalaman. Mereka melakukan patroli rutin
di sekitar gedung untuk memastikan keamanan dan memberikan respons
cepat terhadap situasi yang mencurigakan.
2. Sistem Pemantauan CCTV: Gedung Sate Bandung dilengkapi dengan
kamera pengawas (CCTV) yang terpasang di berbagai lokasi strategis di
dalam dan di sekitar gedung. CCTV ini memungkinkan pengawasan dan
pemantauan 24 jam terhadap aktivitas yang terjadi di sekitar gedung.
3. Akses Kontrol: Untuk mengontrol akses masuk ke gedung, sistem keamanan
Gedung Sate Bandung menggunakan teknologi akses kontrol seperti kartu
pintar atau kunci elektronik. Hanya orang-orang yang memiliki otorisasi
yang dapat memasuki area tertentu di dalam gedung.
4. Deteksi Keamanan: Sistem deteksi keamanan, seperti detektor asap dan
detektor gerak, dipasang di Gedung Sate Bandung untuk mendeteksi adanya
ancaman kebakaran atau kehadiran yang tidak diinginkan. Jika detektor
mendeteksi situasi darurat, peringatan akan diberikan kepada petugas
keamanan dan tindakan selanjutnya dapat diambil.
5. Pemadam Kebakaran: Gedung Sate Bandung dilengkapi dengan peralatan
pemadam kebakaran yang memadai, seperti hydrant, alat pemadam api
ringan, dan sistem sprinkler otomatis. Ini membantu mengatasi kebakaran
yang mungkin terjadi dan meminimalkan kerusakan yang ditimbulkan.
Gambar 2. 6 Alat CCTV Dalam Gedung Sate

Sistem keamanan Gedung Sate Bandung dirancang untuk menjaga keamanan


penghuni dan fasilitasnya. Tetap berfungsi dengan baik, sistem ini terus
dipelihara dan diperbarui sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan
keamanan yang terus berkembang.

2.5. Sistem Transportasi Dalam Bangunan


Sistem transportasi dalam Gedung Sate di Bandung adalah sistem vertikal yang
digunakan untuk mengangkut orang dan barang antara lantai-lantai gedung.
Umumnya, Gedung Sate dilengkapi dengan beberapa fasilitas transportasi
berikut:

1. Lift: Gedung Sate dilengkapi dengan lift yang berfungsi sebagai sarana
utama untuk berpindah antara lantai-lantai. Lift ini membawa penumpang
secara vertikal dengan menggunakan kabin yang naik dan turun di dalam
sumbu lift.
2. Tangga: Selain lift, Gedung Sate juga memiliki tangga sebagai alternatif
untuk berpindah antara lantai-lantai. Tangga dapat digunakan jika ada
keadaan darurat, atau bagi mereka yang ingin berjalan kaki antara lantai-
lantai yang berdekatan.
Gambar 2. 7 Alat Transportasi Tangga yang Digunakan Menuju Menara

Sistem transportasi dalam Gedung Sate Bandung didesain untuk memenuhi


kebutuhan mobilitas penghuni dan pengunjung gedung. Baik lift maupun tangga
menjadi bagian integral dari infrastruktur gedung yang memastikan akses yang
mudah dan efisien antara lantai-lantai yang berbeda.

2.6. Sistem Telekomunikasi Dalam Bangunan


Sistem telekomunikasi di Gedung Sate, Bandung, didesain untuk mendukung
komunikasi internal dan eksternal di dalam gedung tersebut. Sistem ini terdiri
dari beberapa komponen utama, termasuk jaringan telepon, jaringan data, dan
jaringan nirkabel.

Jaringan telepon di Gedung Sate digunakan untuk komunikasi suara antara


pengguna di dalam gedung. Terdapat pabx (Private Branch Exchange) yang
mengelola panggilan telepon internal dan menyediakan nomor ekstensi bagi
pengguna gedung. Pabx ini terhubung ke jaringan telepon umum untuk
memungkinkan komunikasi eksternal.
Gambar 2. 8 Alat Telekomunikasi Pabx

Selain itu, Gedung Sate juga dilengkapi dengan jaringan data yang
menghubungkan komputer dan perangkat lainnya di dalam gedung. Jaringan
data ini memungkinkan pengguna untuk berbagi informasi, mengakses internet,
dan melakukan komunikasi data.

Untuk mendukung konektivitas nirkabel, Gedung Sate memiliki jaringan Wi-Fi


yang mencakup area publik dan beberapa ruangan tertentu. Jaringan Wi-Fi ini
memungkinkan pengguna untuk terhubung ke internet secara nirkabel dengan
menggunakan perangkat seperti laptop, smartphone, atau tablet.

Sistem telekomunikasi di Gedung Sate, Bandung, dirancang untuk memberikan


konektivitas yang handal dan memadai bagi pengguna di dalam gedung. Ini
memastikan bahwa komunikasi suara dan data dapat dilakukan dengan efektif
dan efisien di seluruh gedung tersebut.

2.7. Sistem Akustik


Sistem akustik Gedung Sate di Bandung adalah serangkaian fitur dan teknik
yang digunakan untuk mengendalikan kualitas suara di dalam gedung tersebut.
Tujuan utama sistem akustik ini adalah untuk mencapai kenyamanan
pendengaran, penyebaran suara yang merata, serta pengurangan pantulan dan
distorsi suara.
Berikut adalah beberapa komponen dan metode yang biasanya digunakan dalam
sistem akustik Gedung Sate:

1. Peredam Suara: Dalam ruangan-ruangan yang memerlukan isolasi suara,


peredam suara seperti panel dinding khusus, langit-langit berstruktur, dan
penutup lantai dapat digunakan untuk mengurangi kebocoran suara dan
gangguan dari luar.
2. Penyerapan Suara: Material penyerap suara seperti panel akustik atau kain
yang dipasang di dinding, langit-langit, dan lantai dapat mengurangi
pantulan suara dan menghindari terjadinya echo di dalam ruangan. Ini
membantu meningkatkan kejelasan dan kejernihan suara.
3. Pengendalian Pantulan: Dalam ruangan dengan permukaan yang keras dan
reflektif, langit-langit berstruktur, panel difusor, dan penghalang akustik
dapat digunakan untuk mengendalikan pantulan suara. Ini membantu
mengurangi pantulan berlebihan dan meningkatkan kualitas akustik.
4. Perancangan Bentuk Ruangan: Bentuk ruangan yang baik dengan
penggunaan proporsi yang tepat dapat membantu dalam meminimalkan
resonansi dan pembentukan mode suara yang tidak diinginkan. Penempatan
dinding paralel dan sudut yang melengkung dapat mengurangi efek echo dan
memastikan penyebaran suara yang merata.
5. Sistem Penguat Suara: Penggunaan sistem penguat suara yang tepat dengan
pengaturan yang sesuai memungkinkan distribusi suara yang merata ke
seluruh ruangan. Pemasangan speaker, mikrofon, dan peralatan audio
lainnya yang baik juga menjadi bagian penting dari sistem akustik.

Dengan menerapkan kombinasi yang tepat dari peredam suara, penyerap suara,
pengendalian pantulan, perancangan bentuk ruangan, dan sistem penguat suara,
Gedung Sate di Bandung dirancang untuk memberikan lingkungan akustik yang
optimal untuk berbagai kegiatan di dalamnya.

2.8. Sistem Pengelolaan Sampah atau Limbah


Sistem pengelolaan sampah dan limbah dalam Gedung Sate di Bandung
melibatkan beberapa komponen dan proses untuk memastikan pengelolaan yang
efisien dan bertanggung jawab terhadap limbah yang dihasilkan. Berikut adalah
beberapa elemen yang biasanya terlibat dalam sistem tersebut:
1. Pemilahan Sampah: Di Gedung Sate, pemilahan sampah menjadi fraksi yang
berbeda merupakan langkah penting. Biasanya terdapat kontainer atau
tempat sampah terpisah untuk sampah organik, sampah kertas, sampah
plastik, dan sampah non-organik lainnya. Pemilahan ini memungkinkan
limbah dapat diproses secara terpisah sesuai dengan karakteristik dan
pengelolaan yang sesuai.
2. Pengurangan dan Daur Ulang: Upaya pengurangan limbah menjadi hal
penting dalam sistem pengelolaan sampah Gedung Sate. Dengan
mempromosikan pengurangan penggunaan bahan sekali pakai dan
mendorong penggunaan kembali atau daur ulang bahan, gedung ini dapat
mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan. Penggunaan produk yang ramah
lingkungan juga dianjurkan.
3. Penanganan Limbah Berbahaya: Gedung Sate perlu memiliki sistem khusus
untuk mengelola limbah berbahaya yang dihasilkan. Limbah berbahaya,
seperti baterai, cat, bahan kimia, dan lampu pijar, harus dikumpulkan secara
terpisah dan dikelola sesuai dengan peraturan lingkungan yang berlaku.
Pengolahan limbah berbahaya dilakukan dengan aman dan sesuai dengan
standar yang ditetapkan.
4. Sistem Pengumpulan dan Transportasi: Gedung Sate harus memiliki sistem
pengumpulan sampah yang efisien dan terjadwal. Tempat sampah terpisah
perlu ditempatkan di berbagai lokasi strategis di dalam gedung, dan jadwal
pengangkutan sampah ke fasilitas pengolahan atau tempat pembuangan
akhir harus ditentukan. Hal ini membantu mencegah penumpukan sampah
dan memastikan pengelolaan yang teratur.
5. Edukasi dan Kesadaran: Penting untuk menyertakan program edukasi dan
kesadaran kepada penghuni dan pengguna Gedung Sate. Ini melibatkan
penyuluhan tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik, manfaat dari
daur ulang, dan cara-cara untuk berpartisipasi dalam sistem pengelolaan
sampah dan limbah yang berkelanjutan.
Gambar 2. 9 Tempat Sampah

Melalui sistem pengelolaan sampah dan limbah yang komprehensif, Gedung


Sate di Bandung dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan,
mempromosikan praktik yang bertanggung jawab terhadap limbah, dan
mengarah pada keberlanjutan yang lebih baik dalam penggunaan sumber daya.
BAB 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari perencanaan utilitas Gedung Sate dapat bervariasi tergantung
pada konteks spesifik perencanaan tersebut. Namun, beberapa kesimpulan
umum yang dapat ditarik adalah sebagai berikut:
1. Efisiensi Energi: Perencanaan utilitas Gedung Sate harus berfokus pada
efisiensi energi untuk mengurangi konsumsi energi yang berlebihan dan
dampak negatifnya terhadap lingkungan. Penggunaan sistem pencahayaan
yang hemat energi, pemanfaatan energi terbarukan, isolasi termal yang baik,
dan peralatan efisien energi merupakan faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan.
2. Keandalan dan Ketersediaan: Perencanaan utilitas harus memastikan
keandalan dan ketersediaan pasokan utilitas yang memadai. Sistem listrik,
air, dan pendingin harus dirancang untuk dapat diandalkan dalam
operasional harian dan mampu mengakomodasi kebutuhan Gedung Sate
yang beragam.
3. Keselamatan dan Keamanan: Perencanaan utilitas harus mempertimbangkan
aspek keselamatan dan keamanan, seperti instalasi kebakaran, sistem
pemadam kebakaran, pengamanan bangunan, dan tindakan darurat lainnya.
Sistem tersebut harus sesuai dengan standar keamanan yang berlaku dan
memenuhi persyaratan hukum yang relevan.
4. Kelayakan Lingkungan: Perencanaan utilitas Gedung Sate harus
mempertimbangkan dampak lingkungan dari kegiatan operasionalnya. Ini
melibatkan pengelolaan limbah, penggunaan bahan ramah lingkungan, dan
praktik yang berkelanjutan untuk mengurangi jejak karbon dan dampak
negatif lainnya.
5. Kapasitas Masa Depan: Perencanaan utilitas harus memperhitungkan
kebutuhan dan pertumbuhan masa depan Gedung Sate. Infrastruktur utilitas
harus dirancang dengan mempertimbangkan kemungkinan perluasan,
peningkatan kapasitas, atau perubahan fungsi gedung.
Kesimpulan perencanaan utilitas Gedung Sate akan sangat tergantung pada
sejauh mana faktor-faktor di atas telah dipertimbangkan dan diimplementasikan
dalam rancangan dan konstruksi gedung tersebut.

3.2. Saran
Berikut adalah beberapa saran perencanaan utilitas untuk Gedung Sate:
1. Analisis Kebutuhan Energi: Lakukan analisis mendalam tentang kebutuhan
energi Gedung Sate, termasuk pemakaian listrik, sistem pendingin, pemanas,
pencahayaan, dan lain-lain. Identifikasi area-area yang membutuhkan energi
terbesar dan fokuskan upaya perencanaan pada pengurangan konsumsi
energi di area tersebut.
2. Sistem Pencahayaan Efisien: Gunakan sistem pencahayaan yang efisien
energi, seperti lampu LED yang hemat energi. Pertimbangkan penggunaan
sensor gerak atau sensor cahaya untuk mengatur pencahayaan secara
otomatis dan menghindari pemborosan energi.
3. Penggunaan Energi Terbarukan: Pertimbangkan pemanfaatan energi
terbarukan, seperti panel surya atau sistem tenaga angin, untuk memenuhi
sebagian kebutuhan energi Gedung Sate. Hal ini akan membantu
mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil dan mengurangi emisi
karbon.
4. Sistem HVAC Efisien: Rancang sistem pendingin, pemanas, dan ventilasi
(HVAC) yang efisien energi. Gunakan peralatan yang memiliki rating
efisiensi tinggi dan perhatikan pengaturan suhu yang tepat untuk
meminimalkan konsumsi energi.
5. Manajemen Air yang Efisien: Pertimbangkan penggunaan peralatan dan
teknologi hemat air, seperti kran dan toilet hemat air, serta sistem
pengumpulan dan penggunaan kembali air hujan untuk keperluan non-
potable.
6. Sistem Pemadam Kebakaran yang Tersertifikasi: Pastikan sistem pemadam
kebakaran Gedung Sate memenuhi standar keamanan yang ditetapkan dan
terus menjalani pemeliharaan yang rutin. Perencanaan juga harus mencakup
pemasangan peralatan pemadam kebakaran yang memadai di lokasi yang
strategis.
7. Sistem Monitoring dan Pengendalian: Pertimbangkan penggunaan sistem
monitoring dan pengendalian yang terintegrasi untuk memantau dan
mengoptimalkan penggunaan energi dan utilitas lainnya dalam Gedung Sate.
8. Pemeliharaan dan Pemantauan Berkala: Tetapkan jadwal pemeliharaan rutin
dan pemantauan berkala untuk memastikan sistem utilitas beroperasi dengan
baik dan efisien. Identifikasi indikator kinerja kunci untuk memantau
konsumsi energi dan utilitas, dan lakukan langkah-langkah perbaikan yang
diperlukan.
9. Edukasi dan Kesadaran: Lakukan program edukasi dan kesadaran bagi
penghuni Gedung Sate tentang praktik hemat energi, pengelolaan limbah,
dan penggunaan sumber daya secara berkelanjutan. Dukung penghuni
Gedung Sate untuk berpartisipasi dalam upaya penghematan energi dan
lingkungan.

Saran-saran ini diharapkan dapat membantu dalam perencanaan utilitas Gedung


Sate yang efisien energi, ramah lingkungan, dan sesuai dengan standar
keamanan.
DAFTAR PUSTAKA

https://ojs.unud.ac.id/
https://prezi.com/4ofot7g-ztnn/perancangan-pencahayaan-gedung-sate/
https://repository.unimal.ac.id/
https://www.academia.edu/25163995/
SANDI_DAN_TELEKOMUNIKASI_DI_GEDUNG_SATE
https://www.constructionplusasia.com/id/fakta-konstruksi-gedung-sate/

Anda mungkin juga menyukai