DAN SAMBUNGAN
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3 DAN 4
KELAS A1
Asma ( 180130024 )
Maysarah ( 180130034 )
DOSEN PEMBIMBING
Syukriah,ST.,M.Sc
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK INDUSTRI
2019/2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang “REAKSI-REAKSI PADA TUMPUAN
DAN SAMBUNGAN”.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang reaksi-reaksi
pada tumpuan dan sambungan ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi
terhadap pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
1.4 Manfaat......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
2.1 Definisi Dan Jenis-Jenis Tumpuan............................................................4
2.2 Pengertian Sambungan..............................................................................7
2.3 Macam-Macam Sambungan......................................................................7
2.4 Sambungan Keling....................................................................................8
2.5 Sambungan Las.......................................................................................14
2.6 Sambungan Ulir.......................................................................................20
2.7 Gaya Gesekan..........................................................................................21
BAB III PENUTUP...............................................................................................26
3.1 Kesimpulan..............................................................................................26
3.2 Saran........................................................................................................26
DAFTAR ISI..........................................................................................................27
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
namun hanya beberapa di antaranya yang merupakan hubungan standar
yang telah dikembangkan pada dewasa ini dan dapat dikelompokkan
menurut perilakunya. Jenis sambungan ini terutama dipakai pada
sambungan balok ke kolom dan balok ke balok dalam konteks gedung.
Maka, dalam hal ini saya sebagai penulis mengambil judul sesuai dengan
masalah-masalah di atas. Dalam tulisan ini, penulis akan menulis makalah
dengan judul “Reaksi-Reaksi Pada Tumpuan Dan Sambungan”.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini,yaitu sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui bagaimana yang dimaksud dengan tumpuan.
2) Untuk mengetahui bagaimana jenis-jenis tumpuan.
3) Untuk mengetahui bagaimana yang dimaksud dengan sambungan.
4) Untuk mengetahui bagaimana jenis-jenis sambungan.
5) Untuk mengetahui bagaimana yang dimaksud dengan gaya gesekan.
1.4 Manfaat
Makalah ini memiliki dua manfaat, yaitu manfaat secara teoretis dan
manfaat secara praktis.
1) Secara Teoretis hasil makalah ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan yang bermanfaat untuk menambah dan mengembangkan
wawasan ilmu pengetahuan.Hasil makalah ini juga dapat digunakan untuk
menambah referensi yang dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam
pembuatan makalah selanjutnya.
2
2) Secara praktis,makalah ini bermanfaat bagi akademik sebagai khazanah
keilmuan dan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan kajian
keilmuan untuk pengembangan kegiatan pembelajaran.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Tumpuan sendi dapat menerima gaya dari segala arah tetapi tidak mampu
menahan momen. Dengan demikian tumpuan sendi hanya mempunyai dua gaya
reaksi yaitu reaksi vertical (RV) dan reaksi horizontal (RH).
Pada tumpuan ini engsel dapat menerima gaya tarik maupun gaya tekan
asalkan garis kerjanya melalui titik pusat engsel dan tumpuan ini tidak dapat
menerima momen. Tumpuan ini mampu menerima gaya sembarang sehingga
gaya-gaya reaksi berupa gaya sembarang yang malalui titik pusat engsel sehingga
dapat diuraikan menjadi komponen gaya datar dan gaya tegak.
Jenis tumpuan ini hanya dapat berotasi, namun tak dapat bertranslasi
dalam arah vertical maupun horizontal. Tumpuan sendi dapat memberikan reaksi
dalam arah horizontal maupun vertikal. Atau dalam bahasa
sederhananya, tumpuan sendi dapat melakukan perlawanan gaya secara vertical
dan horizontal (Rv dan Rh) namun tidak dapat melakukan perlawanan momen.
B. Tumpuan Rol
5
Jenis tumpuan ini bebas berotasi dan bertranslasi sepanjang permukaan rol
ini berada. tumpuan rol hanya mampu menyalurkan gaya vertical yang memiliki
arah tegak lurus terhadap bidang permukaan. Atau dalam bahasa
sederhananya, Rol hanya mampu melakukan perlawanan gaya vertical (Rv), dan
tidak melakukan perlawanan gaya horizontal dan momen.
Tumpuan rol hanya dapat menerima gaya tegak lurus, dan tidak mampu
menahan momen. Dengan demikian tumpuan rol hanya dapat menahan satu gaya
reaksi yang tegak lurus dengan RV.Tumpuan rol hanya dapat menerima gaya
tekan yang tegak lurus pada bidang perletakan rol, jadi tumpuan rol ini hanya
dapat membuat gaya reaksi yang tegak lurus pada bidang perletakan rol.
C. Tumpuan Jepit
6
Tumpuan jenis ini dapat menahan gaya dalam arah vertikal (Rv),
horizontal (Rh), serta momen (Mx). Jenis tumpuan jepit tidak mengalami rotasi
dan translasi, sehingga sering disebut tumpuan kaku (rigid).Tumpuan jepit dapat
menahan gaya ke segala arah dan dapat menahan momen. Dengan demikian
tumpuan jepit mempunyai tiga reaksi yaitu reaksi vertikal RV, reaksi
horisontal RH dan reaksi momen RM.
7
2.4 Sambungan Keling
Sambungan keling adalah sambungan yang digunakan untuk menyambung
plat dan batang profil. Untuk membuat sambungan ini digunakan PAKU KELING
yang dibuat di pabrik khusus dengan kepala terpasang yang dilantak.
8
Paku Keling Kepala Bulat paling banyak dipakai karena jenis paku
keling ini paling mudah dipakai.Bahan yang digunakan untuk membuat paku
keling antara lain Baja Kenyal, Baja Paduan, Tembaga, Loyang dan
Aluminium.
9
Cara melakukan sambungan dengan Keling
10
Kampuh ini dibuat untuk sambungan yang tidak mendapat gaya
tarik terlalu besar.
11
sambungan keling Kampuh Berimpit (Kampuh Bilah Tunggal dikeling
tunggal) adalah sebagai berikut:
Di mana:
F = beban dalam kg
n = jumlah paku
D = diameter paku dalam cm
σg = tegangan geser dalam kg/cm²
Untuk menentukan ukuran plat yang sesuai yaitu :
Bila tebal plat (s) dan lebar plat (b), maka plat tersebut akan putus tertarik, bila
tidak mampu menahan gaya luar yang diberikan. Sehingga tegangan yang
terjadi pada penampang plat yaitu tegangan tarik.
12
Di mana :
σt = tegangan tarik izin
F = gaya luar yang bekerja
A = luas penampang plat yang akan putus.
Untuk luas penampang yang kemungkinan akan putus adalah : A=
( b – D ). s
Di mana :
b = lebar plat ,
s = tebal plat
Maka untuk menentukan Lebar Plat(b) adalah sbb:
13
Keuntungan sambungan Las dibanding dengan Sambungan Keling dan
Sambungan Baut:
Kampuh las lebih ringan, hanya sekitar 1 - 1,5% dari berat konstruksi.
Untuk sambungan Keling & Baut mempunyai berat 2,5 – 4 % dari
berat konstruksi.
Bagian yang akan dilas pada umumnya tidak perlu diberi lapisan lagi,
misalnya dengan bahan pelat atau yang sejenis.
Lebih efisien, terutama terhadap tegangan tarik, sebab tidak ada lubang
yang melemahkan penampang batang tarik
Kekurangan pada sambungan las :
kualitas sambungan las sangat tergantung pada keahlian juru las.
A. Metode Mengelas
Adapun beberapa metode mengelas,yaitu ebagai berikut :
Las Tempa
Las Otogin (Las Gas)
Las Listrik
Keterangan
1) Las Tempa
Pada metode Las Tempa, kedua bagian ujung yang akan
disambung dipanaskan mendekati suhu lebur, ditempelkan lalu ditempa
atau dipukul berkali-kali sehingga menjadi satu sambungan yang
homogen. Untuk sambungan Las Tempa ini tidak menggunakan logam
pengisi atau tidak menggunakan bahan tambah.
14
2) Las Otogin (Las Gas)
Pada metode dengan Las Otogin, kedua bagian yang akan
disambung dipanaskan sampai mendekati titik leburnya menggunakan api
yang berasal dari campuran gas asetilin dan gas asam, kemudian pada
bagian yang hampir meleleh tersebut diisi dengan lelehan kawat las
15
3) Las Listrik
Las busur listrik umumnya disebut las listrik adalah salah satu cara
menyambung logam dengan jalan menggunakan nyala busur listrik yang
diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung.
Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair,
demikian juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair
pada ujungnya dan merambat terus sampai habis.
Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan
disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan
disambung, kemudian membeku dan tersambunglah kedua logam tersebut.
16
17
B. Bentuk-Bentuk Kampuh Las
Kampuh las adalah bentuk persiapan pada suatu sambungan.
Umumnya hanya ada pada sambungan tumpul, namun ada juga pada beberapa
bentuk sambungan sudut tertentu, yaitu untuk memenuhi persyaratan kekuatan
suatu sambungan sudut.
Bentuk kampuh las yang banyak dipergunakan pada pekerjaan las dan
fabrikasi logam adalah :
Kampuh I (open square butt)
Kampuh V (single Vee butt)
Kampuh X (duoble Vee butt)
Kampuh U (single U butt)
Kampuh K/ sambungan T dengan penguatan pada kedua sisi
(reinforcemen on T-butt weld )
kampuh J/ sambungan T dengan penguatan satu sisi (single J-butt weld ).
18
2.6 Sambungan Ulir
A. Pengertian Sambungan Ulir ( Screw Joined )
Sambungan ulir adalah sambungan yang menggunakan konstruksi ulir
untuk mengikat dua atau lebih komponen mesin. Sambungan ini termasuk ke
dalam golongan sambungan tidak tetap, tergolong tidak tetap, karena pada
sambungan ini menggunakan baut dan mur, sehingga mudah untuk membuka
sambungan tersebut. Sambungan ulir terdiri dari 2 bagian, yaitu menggunakan
Baut atau biasa disebut dengan Bolt dan Mur atau biasa disebut dengan NUT.
[ CITATION Muh14 \l 1033 ]
19
tanpa merusak bagian mesin. Kemudian ¾ bagiannya lagi untuk memegang
dan menyesuaikan dalam bentuk prakitan.
20
permukaan kedua bidang yang bersentuhan, jadi semakin kasar permukaan
suatu bidang maka nilai gaya geseknya akan semakin besar. [ CITATION
Stu19 \l 1033 ]
21
(karena arah gaya yang diberikan dengan arah gaya gesek selalu berlawanan).
Jadi, benda akan dapat bergerak jika gaya yang diberikan lebih besar dari
nilai GGS.
b enda tetap diam.
b enda mulai bergerak
2. Gaya Gesek Kinetis (GGK)
Gaya gesek kinetis adalah gaya yang bekerja saat benda bergerak. Saat
benda diam hingga tepat akan bergerak, gaya yang berkerja adalah GGS. Lalu,
saat benda mulai bergerak maka gaya yang bekerja adalah GGK. Jika tidak
terdapat GGK, maka suatu benda yang diberi gaya akan selalu melaju dan
tidak akan berhenti karena tidak ada gaya gesek yang melambatkannnya,
seperti di luar angkasa.
Sama seperti GGS, nilai GGK merupakan hasil perkalian antara
koefisien geseknya dengan gaya normal benda. Koefisien gesek kinetis
dinotasikan dengan . Biasanya, nilai koefisien gesek kinetis selalu lebih
kecil dari koefisien gesek statis untuk material yang sama.
Persamaan GGK:
.
.
22
Kemudian kita identifikasi komponen-komponen yang diketahui,
Agar kita mengetahui apakah benda tersebut dapat bergerak atau tidak,
maka kita hitung nilai GGSnya:
.
, maka benda bergerak.
Kita tentukan GGK yang bekerja:
23
Lalu, dapat kita cari percepatannya:
.
Jika tidak terdapat gaya gesek, percepatannya pasti akan lebih besar.
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun beberapa kesimpulan dari makalah ini,yaitu sebagai berikut:
1) Tumpuan adalah tempat bersandarnya konstruksi dan tempat
bekerjanya reaksi.
2) Ada tiga macam tumpuan,yaitu tumpuan sendi,tumpuan rol dan
tumpuan jepit.
3) Sambungan adalah hasil dari penyatuan beberapa bagian atau
konstruksi dengan menggunakan suatu cara tertentu
4) Sambungan terbagi menjadi dua,yaitu sambungan tetap dan
sambungan tidak tetap.
5) Gaya gesekan adalah gaya yang berlawanan arah dengan arah gerak
benda.gaya ini terbagi menjadi dua,yaitu gaya gesek statis dan gaya
gesek kinetis.
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang masalah di atas
dengan sumber-sumber yang lebih lengkap sehingga dapat digunakan sebagai
bahan literatur bagi para peneliti lainnya.
25
DAFTAR ISI
Blogger. (2019). Belajar Ilmu Kontruksi Ilmu Bangunan. pengertian dan jenis
jenis tumpuan.
26