TEORI LOKASI
Dosen Pengampu:
Suprianik, SE., M.SI
Oleh :
Diana Novita Sari E20192455
Nabila Khoirol Azka E20192456
Luna Mamlul E20192457
Muhammad Lutfi Fawaid E20192459
Palupi Martaning Tyas E20192463
Puji syukur kami limpahkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya kami
bisa menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Teori Lokasi” dengan lancar. Tidak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Suprianik, SE., M.SI selaku Dosen Ekonomi Regional
serta pihak yang telah mendukung terselesaikannya makalah ini yang tentunya tidak dapat
kami sebutkan satu persatu.Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah yang kami susun
sangatlah jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami mengharapkan saran yang dapat
membangun kesempurnaan dari makalah ini. Dengan terselesaikannya makalah ini, kami
mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................1
BAB II............................................................................................................3
A. Kesimpulan................................................................................................ 15
B. Saran.........................................................................................................15
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan wilayah merupakan instrument yang dapat memberikan arah
dalam pembangunan wilayah secara menyeluruh dan terpadu. Pembangunan tersebut
terbagi dalam berbagai kegiatan baik kegiatan pertanian maupun non pertanian yang
dominan dalam kontribusi pertumbuhan wilayah suatu wilayah. Kegiatan-kegiatan
tersebut membutuhkan pengaturan lokasi yang mampu memberikan keuntungan
maksimum, efisiensi dalam aksesbilitas serta penggunaan ruang yang optimal
sehingga kegiatan-kegiatan tersebut dapat berlangsung. Penentuan lokasi kegiatan
harus mempertimbangkan berbagai faktor antara lain aksesibilitas, bahan baku
mentah, tenaga kerja, pemasaran, dsb. Berbagai pertimbangan yang deskriptif
kuantitatif dan kualitatif tersebut dikenal dengan sebutan “Teori Lokasi”.
Landasan dari teori lokasi adalah ruang. Tanpa ruang maka tidak mungkin ada
lokasi. Dalam studi tentang wilayah, yang dimaksud dengan ruang adalah permukaan
bumi baik yang ada diatasnya maupun yang ada dibawahnya sepanjang manusia
awam masih bisa menjangkaunya. Lokasi menggambarkan posisi pada ruang tersebut
(dapat ditentukan bujur dan lintangnya). Studi tentang lokasi adalah melihat
kedekatan atau jauhnya satu kegiatan dengan kegiatan lain dan apa dampaknya atas
kegiatan masing- masing karena lokasi yang berdekatan (berjauhan) tersebut.
Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegitan
ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber
yang langka, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap lokasi berbagai
macam usaha atau kegiatan lain baik ekonomi maupun social. Dalam mempelajari
lokasi berbagai kegitan, ahli ekonomi regional atau geografi terlebih dahulu membuat
asumsi bahwa ruang yang dianalisis adalah datar dan kondisinya disemua arah adalah
sama. Salah satu unsur ruang adalah jarak. Jarak menciptakan „gangguan‟ ketika
manusia berhubungan atau berpegian dari satu tempat ke tempat lainnya. Salah satu
hal yang banyak dibahas dalam teori lokasi adalah pengaruh jarak terhadap
intensitas orang bepergian dari satu lokasi kelokasi lainnya.
Walaupun teori yang menyangkut pola lokasi ini tidak berkembang tetapi telah
ada sejak awal abad ke-19. Secara empiris dapat diamati bahwa pusat-pusat
pengadaan dan pelayanan barang dan jasa yang umumnya adalah perkotaan (central
places), terdapat tingkat penyelidikan pelayanan yang berbeda-beda. Pelayanan
masing-masing kota untuk tingkat yang berbeda bersifat tumpang tindih, sedangkan
untuk yang sentingkat walaupun tumpang tindih tetapi tidak begitu besar.
Keadaan ini bersifat universal dan dicoba dijelaskan oleh beberapa ahli ekonomi
atau geografi yang dirintis oleh Walter Christaller. Ahli ekonomi Von Thunen
melihat perbedaan penggunaan lahan dari sudut perbedaan jarak ke pasar yang
tercermin dalam sewa tanah. Weber secara khusus menganalisis lokasi industri.
Ketiga tokoh diatas dianggap pelopor atau pencipta landaan dalam hal teori lokasi.
Tokoh yang muncul belakangan pada umumnya memperdalam atau memodifikasi
salah satu teori atau menggabung pandangan dari tiga tokoh yang disebutkan di atas
B. Rumusan Masalah
Dalam mengkaji diskusi di atas, pemakalah merumuskan beberapa rumusan
permasalahan, antara lain:
4. Apakah yang dimaksud dengan bentuk kurva permintaan akibat jarak?
Tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan dan pemaparan makalah ini
diantaranya adalah sebagai berikut:
PEMBAHASAN
Lokasi merupakan salah satu variabel yang hampir terabaikan dalam banyak
kasus penataan ruang suatu kegiatan/aktivitas. Pada dasarnya, penataan
ruanghendaknya tidak hanya sekedar menerangkan kegiatan/aktivitas tersebut
sebagaimana adanya, melainkan harus dibuat suatu keputusan yang rasional,
bagaimana dan mengapa kegiatan/aktivitas tersebut berada di suatu tempat.
Salah satu unsur ruang adalah jarak. Jarak menciptakan “gangguan” ketika
manusiaberhubungan/bepergiandari satu tempat ke tempat lainnya. Jarak menciptakan
gangguan karena dibutuhkan waktu dan tenaga (biaya) untuk mencapai lokasi yang
satudari lokasi yang lainnya. Selain itu, jarak juga menciptakan gangguan
informasi sehingga makin jauh dari suatu lokasi makin kurang diketahui
potensi/karakter yang terdapat pada lokasi tersebut. Makin jauh jarak yang ditempuh,
makin menurun minat orang untuk bepergian dengan asumsi faktor lain semuanya
sama.Lokasi dalam hubungannya dengan pemasaran adalah tempat yang khusus dan
unik dimanalahan tersebut dapat digunakan untuk berbelanja. Maka dapat
disimpulkan bahwa lokasi yang dimaksud adalah suatu letak atau tempat yang tetap
dimana orang bisa berkunjung untuk berbelanja, tempat itu berupa daerah pertokoan
atau suatu stand atau counter bark di dalam maupun di luar gedung. Lokasi yang
strategis mampengaruhi.
Lokasi dalam hubungannya dengan pemasaran adalah tempat yang khusus dan
unik dimanalahan tersebut dapat digunakan untuk berbelanja. Maka dapat
disimpulkan bahwa lokasi yang dimaksud adalah suatu letak atau tempat yang tetap
dimana orang bisa berkunjung untuk berbelanja, tempat itu berupa daerah pertokoan
atau suatu stand atau counter bark di dalam maupun di luar gedung. Lokasi yang
strategis mampengaruhi seseorang dalam menimbulkan keinginan untuk melakukan
pembelian karena lokasinya yang strategis, terletak di arus bisnis, dan sebagainya.
Keputusan tentang lokasi, baik untuk perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa
bisa menentukan keberhasilan perusahaan Kesalahan yang dibuat pada saat ini dapat
menghambat efisiensi. Seleksi lokasi untuk perusahaan barang atau manufaktur perlu
lebih dekat ke bahan baku atau tenaga kerja, sedangkan untuk perusahaan jasa perlu
lebih dekat dengan pelanggan.
Teori lokasi adalah teori yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegiatan
ekonomi, serta menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial serta
pengaruhnya terhadap keberadaan berbagai macam usaha atau kegiatan lain, baik
ekonomi maupun sosial.3 Tujuan dari mempelajari teori lokasi adalah melihat
kedekatan atau jauhnya satu kegiatan dengan kegiatan lain dan apa dampaknya
atas kegiatan masing-masing karena lokasi yang berdekatan (berjauhan) tersebut.
Teori lokasi adalah suatu teori yang dikembangkan untuk melihat dan
memperhitungkan pola lokasional kegiatan ekonomi termasuk industri dengan
cara yang konsisten dan logis, dan untuk melihat dan memperhitungkan bagaimana
daerah- daerah kegiatan ekonomi itu saling berhubungan (interrelated).
Ketiga, memilih lokasi tertentu. Pertimbangan utama pada langkah ini adalah
soal tanah. Adakah tanah yang cukup longgar untuk bangunan, halaman, tempat
parker dan tidak boleh dilupakan adanya kemungkinan untuk perluasan.
K=3: pusat pelayanan berupa pasar yang selalu menyediakan kebutuhan bagi
daerah sekitarnya, sering disebut situasi pasar optimal. Selain
mempengaruhi wilayahnya sendiri, wilayah ini juga mempengaruhi sepertiga bagian
dari masing- masing wilayah tetangganya. Christaller menyebut system ini sebagai
asas pasar, yang artinya semua daerah harus dilengkapi dengan barang-barang
yang diperlukan dan lokasi tempat sentral harus sesedikit mungkin.
Menganalisa pusat pelayanan dan kegiatan ekonomi yang sudah ada terhadap
daerah di sekitarnya
Merencanakan suatu lokasi kegiatan.
2. Hierarki tempat sentral dengan kawasan pengaruhnya (Hierarki K=3)
Hierarkinya adalah 6 x 1/3 ditambah 1 ( kawasannya sendiri ), sehingga K= 2
+1 = 3. Menurut asas pasar, semua daerah harus dilengkapi dengan barang
yang diperlukan dan lokasi tempat sentral harus diusahakan seminimal
mungkin.Christaller berpendapat bahwa fungsi utama yaitu sebagai suatu pusat
dari suatu wilayah yang memiliki fungsi tertentu seperti administrasi, pendidikan,
industri, dll. Teori ini memiliki berberapa hal yang perlu menjadi catatan:
o Teori ini dapat digunakan di daerah atau suatu pemukiman yang memilki
topografi datar.
o Teori ini mengasumsikan bahwa setiap orang yang terdapat di suatu daerah
memilki aspek yang sama, baik dari segi selera maupun pendapatan.
o Teori ini mengasumsikan bahwa setiap orang akan membeli barang
kebutuhannya di tempat terdekat dari asalnya.
o Teori ini dapat digunakan jika pasar yang terdapat dalam suatu daerah adalah
pasar persaingan sempurna, dimana permintaan dan penawaran suatu barang
atau jasa memiliki sifat yang cenderung dominan dalam penentuan harga di
pasar persaingan sempurna.8
B. Konsentrasi Produsen atau Pedagang
Proses adalah suatu cara, metode maupun teknik untuk penyelenggaraan atau
pelaksanaan dari suatu hal tertentu, sedangkan produksi adalah kegiatan
untuk mengetahui penambahan manfaat atau penciptaan faedah, bentuk, waktu dan
tempat atas faktor-faktor produksi yang bermanfaat bagi pemenuhan konsumen .Suatu
proses produksi yang bertujuan memberi nilai suatu barang dapat dilihat pada proses
produksi yang mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
Sedangkan proses produksi yang bertujuan untuk menambah nilai atau kegunaan
suatu barang atau jasa dapat dilihat pada proses produksi yang merubah barang
setengah jadi menjadi barang jadi.Untuk menghasilkan suatu produk dapat
dilakukan melalui beberapa cara, metode dan teknik yang berbeda-beda. Walaupun
proses produksi sangat banyak, tetapi secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua
jenis yaitu:
Proses Produksi Terus Menerus : adalah suatu proses produksi dimana
terdapat pola urutan yang pasti dan tidak berubah-ubah dalam pelaksanaan
produksi yang dilakukan dari perusahaan yang bersangkutan sejak dari bahan
baku sampai menjadi bahan jadi.
Proses Produksi Terputus-putus : adalah proses produksi dimana terdapat
beberapa pola atau urutan pelaksanaan produksi dalam perusahaan yang
bersangkutan sejak bahan baku sampai menjadi bahan jadi.
Christaller meyatakan bahwa produsen berbagai jenis barang untuk orde yang
sama cendrung berlokasi pada titik sentraml di wilayah nya dan hal ini mendorong
terciptanya kota. Dalam dunia nyata threshold secara ruang bisa menyusut lebih dari
separohnya karena kepadatan penduduk cukup tinggi dipusat kota dan makin rendah
apabila makin menjauh dari pusat kota. Hal ini berate bila pengusaha menambah jenis
barang yang diproduksi /dijualnya , ia memperkecil threshold dan usahanya . akan
tetapi hal ini hanya berlaku sampai batas tertentu antara lain biaya tetapnya
tidak/belum naik, belum perlu melakukan investasi tambahan, dan tidak ada
factor pembatas lainnya dalam berproduksi. Hal ini dapat menjelaskan mengapa
di kota terdapat banyak pedagang yang menjual barang dari berbagai jenis dan
memilih berlokasi berdekatan dipasar dan bukan menyebar.Uraian tentang range dan
threshold dapat menjelaskan mengapa terjadi konsentrasi dari berbagai jenis usaha
pada satu lokasi tetapi konsep itu tidak dapat menjelaskan mengapa dipasar juga ada
kecendrungan bahwa pedagang dari komoditi sejenis juga memilih untuk berlokasi
secara berkonsentrasi/berdekatan.konsep threshold tidak memungkinkan produsen
/pedagang sejenis berada berdekatan karena pada satu ruang threshold hanya boleh
ada satu produsen/pedagang. Apabila berdekatan harus ada yang gulung tikar dan
yang tersisa hanya satu produsen/pedagang.
Dalam dunia nyata harga pokok masih dapat diturunkan dengan menerapkan
teknologi produksi yang lebih efisien atau jumlah produksi mencapai skala
berproduksi yang ekonomis (economic of scale). Economi of scale mendorong
terciptanya specialisasi dna sebaliknya. Specialisasi menciptakan efisiensi dalam
berproduksi. Walaupun usaha untuk meningkatkan jumlah produksi dan
menggunakan distributor dapat memperluas jangkauan pemaaran (range), tetapi
jangkauan pemasaran tetap ada batasanya. Range pemasaran dibatasi oleh berbagai
factor seperti ongkos transportasi yang semakin mahal, barang yang tidak tahan lama
diperjalanan, dan lain sebagainya.
Teori market area disusun atas dasar beberapa asumsi utama yaitu:
3. Ongkos angkut untuk setiap kesatuan produksi dan jarak adalah sama.
R = Y ( p − c ) – Yfm
Keterangan:
R= sewa tanah;
m= jarak ke pasar
Model Von Thunen mengenai tanah pertanian ini dibuat sebelum era
industrialisasi. 7 asumsi yang dikeluarkan oleh Von Thunen dalam uji
laboratoriumnya:
1. Terdapat suatu daerah terpencil yang terdiri atas daerah perkotaan dengan
daerah pedalamannya dan merupakan satu-satunya daerah pemasok kebutuhan
pokok yang merupakankomoditipertanianisolatedstated.
6. Satu-satunya angkutan yang terdapat pada waktu itu adalah angkutan
darat berupa gerobagk yang dihela oleh kuda one moda transportation.
7. Biaya angkutan ditanggung oleh petani dan besarnya sebanding dengan
jarak yang ditempuh. Petani mengangkut semua hasil dalam bentuk
segar. Equidistant.
Dengan asumsi tersebut maka daerah lokasi berbagai jenis pertanian akan
berkembang dalam bentuk lingkaran tidak beraturan yang mengelilingi
daerah pertanian.
Dalam teori von Thunen ini, terdapat beberapa asumsi yang sudah tidak
relevan lagi, diantaranya adalah:
1. Jumlah Pasar : Di daerah pengamatan tidak hanya ada 1 market centre, tetapi 2
pusat dimana petani dapatmenjualkomoditinya.
2. Topografis : Kondisi Topografi dan kesuburan tanah tidak selalu sama, pada
dasarnya kondisi ini selalu berbeda untuk tiap-tiap wilayah pertanian. Jadi untuk
hasil pertanian yang akan diperoleh juga akan berbeda pula.
3. BiayaTransportasi : Keseragaman biaya transportasi ke segala arah dari pusat
kota yang sudah tidak relevan lagi, karena tergantung dengan jarak pemasaran
dan bahan baku, dengan kata lain tergantung dengan biaya transportasi itu
sendiri (baik transportasi bahan bakudandistribusibarang).
4. Petani tidak semata-mata „profit maximization‟ : Petani yang berdiam dekat
dengan daerah perkotaan mempunyai alternative komoditas pertanian yang lebih
banyak untuk diusahakan. Sedangkan petani yang jauh dari perkotaan
mempunyai pilihan lebih terbatas.
1. Petani yang berada di lokasi jauh dari pusat kota, harus menempuh jarah yang
cukup jauh untuk menjual hasil panennya, ini menunjukkan mahalnya kota
sebagai pusat pasar
2. Harga sewa lahan pertanian berbeda-beda nilainya tergantung tata guna
lahannya, jika dekat pusat pasar maka akan lebih mahal karena jarak yang
jauh akan meningkatkan biaya transportasi.14
Adapun nilai positif dan negative dari pemikiran Von Thunen adalah sebagai
berikut:
1. Positif : Konsepsinya tentang nilai tanah dan lokasi usaha tani masih sangat
relevan sampai saat ini, bahkan menjadi bagian dari konsepsi pengembangan
agribisnis modern saat ini.
2. Negative : Konsepnya terbatas usaha pertanian. Mengabaikan faktor soil
condition lahan dalam menentukan nilai ekonomi lahan. Padahal terdapat
jenis tanah yang mampu memberikan hasil maksimal secara ekonomi
meskipun dilakukan perlakuan teknologi pertanian seperti saat ini
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori lokasi adalah teori yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegiatan
ekonomi, serta menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial
serta pengaruhnya terhadap keberadaan berbagai macam usaha atau kegiatan lain,
baik ekonomi maupun sosial. Tujuan dari mempelajari teori lokasi adalah melihat
kedekatan atau jauhnya satu kegiatan dengan kegiatan lain dan apa dampaknya
atas kegiatan masing-masing karena lokasi yang berdekatan (berjauhan) tersebut.
B. Saran
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis
miliki, untuk kedepannya semoga penulis akan lebih detail dan fokus dalam
menjelaskan tentang isi makalah dan dengan sumber-sumbernya yang lebih banyak
lagi yang dapat dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Warsito, Teguh. 2019. Ilmu Ekonomi Perkotaan Suatu Pengantar. Jawa Timur:
Uwais Inspirasi Indonesia
Tarigan, Robinson. 2006. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Bumi
Aksara Abdurachmat, Idris dan Maryani, E. 1997. Geografi Ekonomi: Bandung
Astriyanto, Teguh. 2010. Analisis Lokasi Usaha sector informal bidang perdagangan
dan jasa di lingkungan kampus universitas Negeri Semarang desa Sekaran Kecamatan
Gunungpati kota Semarang. Semarang: Skripsi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang
Tim Ganesha Operation. 2019. Pasti Bisa Geografi untuk SMA/MA Kelas XII.
Jakarta: Penerbit Duta
Teori Tempat Sentral - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, diakses Pada 22
September 2021 Pukul 22.40